Ilustrasi Liga Arab. (AFP Photo/Khaled Desouki)
Pernyataan itu dilaporkan kantor berita pemerintah Mesir, MENA, sebagaimana dikutip Reuters pada Selasa (5/12). Sekretariat Jenderal Liga Arab, dalam laporan yang sama, juga mengecam gerakan Houthi sebagai "organisasi teroris" dan meminta masyarakat internasional menyamakan pandangan.
"Semua cara mesti digunakan untuk menyelamatkan warga Yaman dari mimpi buruk ini," ujarnya, merujuk kepada para pemberontak Houthi.
Sementara itu, AFP melaporkan ketua Liga Arab Abul Gheit menyebut pembunuhan Saleh menggambarkan "sifat dasar jahat" para pemberontak Houthi.
"Pembunuhan (Saleh) dan cara mereka melakukannya menunjukkan kepada semua orang sifat dasar jahat tanpa rasa kemanusiaan dari kelompok bersenjata tersebut, yang jadi alasan utama kehancuran di negara tersebut," kata Gheit dalam pernyataannya.
Kelompok pemberontak Houthi langsung bergerak dengan cepat untuk mengonsolidasi kendali di Sanaa setelah bentrokan mematikan berlangsung selama sepekan dengan para loyalis Saleh.
|
Saleh, yang sempat menguasai Yaman selama tiga dekade, bergabung dengan Houthi pada 2014 dan merebut sebagian besar wilayah negara itu, termasuk ibu kota.
Namun, aliansi itu hancur dalam sepekan terakhir, berujung pada kematian puluhan orang. Peristiwa ini dipicu oleh pembelotan Saleh ke koalisi pimpinan Arab Saudi yang telah membombardir kelompok Houthi sejak 2015 lalu.
Credit cnnindonesia.com
Koalisi pimpinan Saudi serang ibu kota Yaman
Sanaa (CB) - Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Arab
Saudi menyerang ibu kota Yaman yang dikuasai pemberontak sebelum fajar
Selasa menurut warga, setelah pemberontak menewaskan mantan presiden Ali
Abdullah Saleh saat dia hendak melarikan diri dari kota itu menyusul
runtuhnya koalisi mereka.
Pemberontak Houthi bergerak cepat untuk mengonsolidasikan kendali mereka atas Sanaa setelah bentrokan mematikan selama hampir sepekan dengan loyalis Saleh.
Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang diasingkan menyeru rakyat Yaman bersatu melawan pemberontak yang didukung Iran.
Sedikitnya tujuh serangan menghantam istana kepresidenan di kawasan perumahan padat penduduk di jantung kota Sanaa menurut para saksi mata. Belum ada kabar mengenai korban jiwa akibat serangan itu.
Jalan-jalan dikosongkan sebelum gelap pada Senin, saat pesawat koalisi menukik rendah di atas kota itu.
Terjadi beberapa bentrokan kecil antara pemberontak Houthi dan pendukung Saleh di distrik selatan yang setia kepada mantan presiden tersebut.
Tapi tidak ada pengulangan pertempuran yang mengguncang Ibu Kota lima malam sebelumnya, kata warga.
Saleh, yang memerintah Yaman selama tiga dekade, bersekutu dengan pemberontak Houthi pada 2014 ketika mereka menguasai sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota.
Namun, aliansi tersebut runtuh pekan lalu, dengan puluhan orang dilaporkan tewas dalam sejumlah bentrokan saat mantan presiden itu menjangkau koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi sejak September 2015.
Houthi mengumumkan kematian Saleh dalam saluran televisi Al-Masirah, mendeklarasikan "akhir krisis milisi" -- merujuk pada pendukung bersenjatanya yang sering ditawari amnesti oleh pemerintah.
Perang Yaman sudah menewaskan ribuan orang sejak meletus tahun 2015, memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan meningkatkan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran, demikian menurut siaran kantor berita AFP.
Pemberontak Houthi bergerak cepat untuk mengonsolidasikan kendali mereka atas Sanaa setelah bentrokan mematikan selama hampir sepekan dengan loyalis Saleh.
Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang diasingkan menyeru rakyat Yaman bersatu melawan pemberontak yang didukung Iran.
Sedikitnya tujuh serangan menghantam istana kepresidenan di kawasan perumahan padat penduduk di jantung kota Sanaa menurut para saksi mata. Belum ada kabar mengenai korban jiwa akibat serangan itu.
Jalan-jalan dikosongkan sebelum gelap pada Senin, saat pesawat koalisi menukik rendah di atas kota itu.
Terjadi beberapa bentrokan kecil antara pemberontak Houthi dan pendukung Saleh di distrik selatan yang setia kepada mantan presiden tersebut.
Tapi tidak ada pengulangan pertempuran yang mengguncang Ibu Kota lima malam sebelumnya, kata warga.
Saleh, yang memerintah Yaman selama tiga dekade, bersekutu dengan pemberontak Houthi pada 2014 ketika mereka menguasai sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota.
Namun, aliansi tersebut runtuh pekan lalu, dengan puluhan orang dilaporkan tewas dalam sejumlah bentrokan saat mantan presiden itu menjangkau koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi sejak September 2015.
Houthi mengumumkan kematian Saleh dalam saluran televisi Al-Masirah, mendeklarasikan "akhir krisis milisi" -- merujuk pada pendukung bersenjatanya yang sering ditawari amnesti oleh pemerintah.
Perang Yaman sudah menewaskan ribuan orang sejak meletus tahun 2015, memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan meningkatkan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran, demikian menurut siaran kantor berita AFP.
Credit antaranews.com
Putra Mantan Presiden Yaman yang Tewas Serukan Balas Dendam
Hingga saat ini pernyataan tersebut tidak dapat segera diverifikasi keasliannya. "Saya akan memimpin pertempuran sampai Houthi terakhir keluar dari Yaman, darah ayah saya akan menjadi neraka di telinga Iran," ujar Ahmed Ali Saleh, Selasa (5/12).
Dia meminta pendukung ayahnya mengambil kembali Yaman dari milisi Houthi. Saleh tewas dalam serangan pada Senin setelah beralih pihak, meninggalkan sekutu Houthi untuk mendukung sebuah aliansi yang dipimpin oleh Saudi.
Kematian Saleh memperdalam kompleksitas perang yang melibatkan berbagai pihak. Mayoritas bergantung pada kesetiaan masa depan loyalisnya.
Koalisi pimpinan Saudi mengandalkan Saleh untuk memberi mereka keunggulan dalam konflik tersebut. Saleh memiliki banyak pengikut di Yaman, termasuk perwira militer dan pemimpin suku bersenjata yang pernah bertugas di bawahnya, dan pendukungnya mungkin masih memberi dampak pada perang tersebut.
Ahmed Ali telah tinggal di bawah tahanan rumah di Uni Emirat Arab, tempat dia pernah menjabat sebagai duta besar sebelum bergabung dengan sekutu Arab Saudi untuk berperang melawan Houthi, yang sampai minggu ini telah memerintah sebagian besar Yaman bersama Saleh.
Beberapa sumber politik mengatakan dia telah ditahan tanpa komunikasi dengan siapa pun dan dijaga di sebuah vila di ibu kota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi. Pernyataan publik pertamanya yang dilaporkan kemungkinan menunjukkan mantan tentaranya dalam koalisi melepaskannya dari Houthi.
Uni Emirat Arab adalah anggota kunci dari aliansi Teluk Arab yang sebagian besar melihat Houthi sebagai perwakilan dari musuh bebuyutan mereka, Iran, namun telah berjuang mencapai keuntungan melawan aliansi Houthi-Saleh meskipun ada ribuan serangan udara yang didukung oleh persenjataan dan intelijen Amerika Serikat dan negara-negara Barat.
Ahmed Ali, mantan komandan militer terkuat Garda Republik elit Yaman, tampaknya telah dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya, dan dia mungkin merupakan kesempatan terakhir keluarga tersebut untuk mendapatkan pengaruhnya kembali.
Keberadaan kerabat kunci Saleh lainnya, yang telah memimpin pertempuran jalanan enam hari melawan Houthi di ibu kota Sanaa sebelum kekalahan mereka pada Senin, hingga kini tidak diketahui.
Warga melaporkan pertempuran telah mereda, namun gerilyawan yang dipimpin oleh Arab Saudi menyerang beberapa sasaran, termasuk istana kepresidenan di mana sebuah badan pemerintahan yang dipimpin oleh politisi Houthi-Saleh rutin berkumpul.
Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, memuji kematian Saleh dalam sebuah pidato pada Senin sebagai kemenangan melawan konspirasi pengkhianatan oleh musuh-musuh Yaman di Saudi dan menyerukan sebuah demonstrasi massal pada Selasa di sebuah pawai di dekat lokasi serangan udara.
Dia juga memberikan bantuannya ke partai politik Saleh dan mengatakan bahwa gerakannya tidak berseteru dengannya, menggarisbawahi pengaruh yang dimiliki sekutunya di Yaman.
Di kota selatan Aden, warga memadati acara kembang api dan menyatakan kegembiraannya. Saleh hampir secara universal dibenci di seluruh Yaman selatan setelah dia melancarkan perang untuk menyatukan negara tersebut pada 1994, melontarkan misil balistik ke kota tersebut.
Tapi peninggalan kepemimpinannya bercampur aduk. Dia masih dicintai di sebagian besar wilayah utara dan banyak pendukungnya akan menaruh dendam terhadap pembunuhnya.
Credit REPUBLIKA.CO.ID
Eks Presiden Yaman Tewas, AS Minta Semua Pihak Berunding
AS Meminta semua pihak di Yaman mulai kembali
berunding, menyusul tewasnya eks Presiden Ali Abdullah Saleh.
(REUTERS/Khaled Abdullah/File Photo)
Pejabat AS yang enggan disebutkan namanya itu kepada Reuters, Selasa (5/12), mengatakan klaim pemberontak Houthi soal peluncuran peluru kendali ke Abu Dhabi menunjukkan "betapa perang ini mengganggu stabilitas kawasan dan bagaimana rezim Iran mengeksploitasi perang untuk ambisi politiknya sendiri.
Sementara itu, sejumlah analis mengatakan kematian Saleh bakal jadi dorongan moral untuk pemberontak Houthi yang beraliansi dengan Iran. Alasannya, Saleh telah berpindah haluan dan meninggalkan Houthi untuk membela koalisi pimpinan Arab Saudi.
Saleh tewas dalam serangan tepi jalan pada Senin waktu setempat dan di sisi lain, kematiannya bisa menjadi pukulan telak bagi koalisi Saudi yang mengintervensi peperangan untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Pemerintahan Hadi yang diakui masyarakat internasional sempat diusir dari Sanaa oleh aliansi Houthi-Saleh sebelum mantan presiden itu membelot ke Saudi.
Pembelotan Saleh sempat diharapkan menjadi titik balik dalam pertempuran melawan pemberontak Houthi dan mengakhiri blokade Saudi yang membuat jutaan orang terancam kelaparan serta penyakit. Namun, harapan itu kini sirna.
Sekarang, koalisi dihadapkan pada dua pilihan: melanjutkan perang dan melancarkan serangan ke daerah-daerah yang dikuasai Houthi, atau berkompromi dan mengajak para pemberontak ke meja perundingan.
Sejumlah sumber di kelompok bersenjata Houthi mengatakan pasukannya menghentikan kendaraan lapis baja yang ditumpangi Saleh menggunakan granat berpeluncur roket sebelum mengeksekusinya.
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan jenazah Saleh yang bersimbah darah muncul dari balik selimut merah dan diangkut ke bak truk. Peristiwa ini terjadi hanya selang beberapa hari setelah ia mengakhiri aliansi dengan Houthi setelah tiga tahun berperang melawan koalisi Saudi.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, pemimpin Houthi Abdul Malek al-Houthi menyebut peristiwa ini sebagai kemenangan melawan blok pimpinan Saudi, mengucapkan selamat kepada warga Yaman atas "hari bersejarah yang sangat baik di mana konspirasi pengkhianatan telah gagal."
Dia mengatakan kelompok Houthi yang menganut aliran Syiah akan mempertahankan sistem republik Yaman dan tidak akan membalas dendam kepada partai Saleh.
Credit CNN Indonesia
Dalam Sepekan, Pertempuran Yaman Tewaskan 234 Orang
Direktur Regional ICRC untuk Timur Tenghah Robert Mardini mengatakan, saat ini pihaknya sedang berupaya untuk menyelamatkan dan merawat para korban akibat pertempuran tersebut. "Tim ICRC kami sekarang melakukan semua yang mereka bisa untuk memasokl rumah sakit dengan obat-obatan, material bedah, dan bahan bakar," ujar Mardini pada Selasa (5/12).
Jumlah korban tewas akibat pertempuran di Sanaa meningkatkan hampir 100 persen hanya dalam jangka waktu satu hari. Sebelumnya, pada Senin (4/12), ICRC mengatakan, jumlah korban tewas akibat pertempurann di Sanaa berjumlah 125 orang, sedangkan korban luka mencapai 238 orang.
Pertempuran di Sanaa berkecamuk setelah insiden pembunuhan mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Saleh merupakan presiden pertama Yaman yang juga sekutu milisi Houthi.
Ia merupakan tokoh yang berjasa menyatukan Yaman Utara dan Yaman Selatan pada 1990. Pada 2011, setelah sekitar 33 tahun berkuasa, rakyat Yaman beruduyun-duyun turun ke jalan menuntut pengunduran dirinya. Saleh dituding melakukan korupsi, penggelapan uang, dan pemerasan. Masa-masa itu Yaman mengalami pergolakan ekonomi terbesar. Inflasi meningkat, pun dengan angka pengangguran.
Gelombang demonstrasi yang kian merebak akhirnya memaksa Saleh meninggalkan jabatannya. Pada 2012, ia digantikan oleh calon presiden tunggal Yaman, yang juga wakilo Saleh, yakni Abd Rabbou Mansour Hadi. Berdasarkan kesepakatan dengan Dewan Kerja Sama Teluk, Hadi dipercaya menjadi presiden Yaman hingga dua tahun berikutnya.
Pada momen ini, pemberontak Houthi dan simpatisan Saleh yang sakit hati atas pelengseran pemimpinnya bekerja sama untuk melawan pasukan loyalis Hadi. Pada September 2014, Houthi yang didukung Iran mengambil alih ibu kota Yaman, Sanaa.
Arab Saudi, sebagai negara yang bertetangga langsung dengan Yaman merasa terancam dengan berkembangnya pengaruh Iran di negara tersebut. Saudi pun mulai menggempur Yaman untuk menumpas Houthi.
Peperangan antara Houthi dan pasukan koalisi pimpinan Saudi mengakibatkan Yaman dilanda krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Jutaan orang mengungsi, kelaparan, tak memiliki akses terhadap air bersih, serta terserang penyakit kolera.
Setelah perang memporak-porandakan negara tersebut, awal Desember lalu, Saleh, sebagai salah satu tokoh yang telah bersekutu dengan Houthi, menyatakan bersedia untuk bernegosiasi dengan Saudi guna mengakhiri peperangan dan blokade. Houthi menganggap Saleh sebagai pengkhianat dan kemudian membunuhnya.
Credit REPUBLIKA.CO.ID
Putra Abdullah Saleh akan Balas Dendam ke Houthi dan Iran
Niatan balas dendam tersebut, dia ungkapkan dalam sebuah siaran televisi yang yang dimiliki Pemerintah Arab Saudi. Dalam kesempatan itu dia juga mengajak seluruh pengikut setia ayahnya untuk berjuang bersama mengambil alih Yaman dari tangan milisi Houti dan Iran.
"Saya akan memimpin peperangan sampai Houti terakhir keluar dari Yaman. Darah ayahku akan menjadi neraka di telinga Iran," kata Ahmed Ali Saleh dalam siaran siaran televisi Selasa (5/12).
Ahmed Ali Saleh merupakan mantan pemimpin militer elite di Yaman. Dia dinilai sebagai satu-satunya kesempatan terakhir dari keluarganya untuk kembali mengambil pengaruh di kawasan konflik tersebut.
Sebelum kematian Ali Abdullah Saleh, Ahmed Ali Saleh merupakan seorang tahanan rumah di Uni Emirat Arab. Dia sebelumnya adalah seorang duta besar.
Pemimpin pemberontak Houthi, Abdul Malik al-Houthi mengatakan, militannya membunuh Saleh karena telah berkhianat. Ia juga mengucapkan selamat kepada orang-orang Yaman atas hari bersejarah ini yang menunjukkan gagalnya sebuah persekongkolan dan pengkhianatan.
Tanpa menyebutkan nama Saleh, Houthi mengatakan dia mengetahui komunikasi yang dilakukan oleh Saleh dengan koalisi pimpinan Arab Saudi untuk melawan kelompok Houthi. Houthi juga mengatakan, dia telah mengirim beberapa peringatan kepada Saleh
Kematian Ali Abdullah Saleh, dirayakan oleh sejumlah warga di kawasan selatan Aden. Masyarakat menyalakan kembang api untuk mengungkapkan kesenangan atas kematian tersebut. Kebencian warga dikawasan itu dipicu operasi militer dan peluncuran rudal pada 1994 allu.
Kendati, kematian Saleh dirasakan berbeda oleh masyarakat di kawasan utara Yaman. Warga merasa kehilangan dan menyimpan dendam dengan pelaku pembunuhan Saleh.
Credit REPUBLIKA.CO.ID