Jumat, 28 November 2014

RI siap galang dukungan internasional sikat nelayan asing ilegal




Ilustrasi kapal nelayan. ©2012 Merdeka.com/aris andrianto


CB - Pemerintah bertekad memprioritaskan pencegahan dan pemberantasan keberadaan nelayan ilegal serta aksi pencurian ikan di Tanah Air. Penindakan serupa yang dilakukan pada nelayan asal Malaysia, Filipina, atau Thailand, akan terus dijalankan sesuai regulasi internasional.
Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib mengatakan pencurian ikan oleh nelayan asing masuk kategori kejahatan lintas negara. Oleh sebab itu, RI ingin mengangkat isu ini secara lebih keras di forum-forum global.
"Upaya pengarusutamaan kriminalisasi isu-isu ini di tingkat internasional akan diperjuangkan oleh Indonesia menjelang pelaksanaan Crime Congress di Doha, Qatar tanggal 12-19 April 2015 mendatang," ujarnya dalam keterangan pers diterima merdeka.com, Kamis (27/11).
Pengalaman Indonesia sebagai Presiden Konferensi sesi keenam UNTOC tahun 2012-2014 menjadi modal untuk semakin memperkuat peran Indonesia dalam kerja sama internasional untuk memberantas kejahatan transnasional terorganisir yang menjadi prioritas nasional.
Kerja sama multilateral pemberantasan kejahatan transnasional terorganisir di bawah payung UNTOC menjadi landasan Post-2015 Development Agenda.
Selain melingkupi kejahatan lingkungan seperti pencurian ikan, Konvensi ini juga menangani pencegahan dan pemberantasan penyelundupan manusia dan perdagangan orang, pencegahan dan pemberantasan korupsi, perlindungan benda dan cagar budaya dari perdagangan ilegal, pencegahan tindak pidana pencucian uang dan pemeliharaan keamanan siber.
Untuk diketahui, pekan lalu TNI AL menangkap 524 nelayan dari pelbagai kewarganegaraan, di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Operasi penangkapan ratusan nelayan itu dilaksanakan patroli gabungan aparat pada 16 dan 17 November 2014.
Pemerintah memastikan tidak ada aturan hukum internasional yang dilanggar dari penahanan ratusan nelayan asing tersebut.
Kemlu juga telah memfasilitasi pertemuan petugas konsuler dari Kedutaan Besar Negara terkait dengan para nelayan yang tertangkap dan melakukan konsultasi erat dalam memastikan status kewarganegaraan dan status keimigrasian mereka.
Pemanggilan Duta Besar negara-negara terkait telah dilakukan Kemlu untuk menyelesaikan permasalahan di atas.

Credit Merdeka.com

Indonesia Coba Bawa Masalah Ilegal Fishing ke PBB

Indonesia Coba Bawa Masalah Ilegal Fishing ke PBB
Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Indonesia, Hasan Kleib (Kemlu) 

JAKARTA CB - Pemerintah Indonesia nampaknya benar-benar serius untuk mengatasi masalah ilegal fishing di wilayah RI. Indonesia dikabarkan akan mencoba membawa masalah ini ke forum-forum terkait di PBB.

“Indonesia akan memprioritaskan pencegahan dan pemberantasan ilegal, unregulated, unreported fishing, perdagangan satwa liar dan hasil hutan, serta pembalakan liar, dalam kerangka kerja sama multilateral di bawah payung Konvensi PBB Menentang Kejahatan Transnasional Terorganisir (UNTOC),” ucap Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Indonesia, Hasan Kleib dalam rilis tertulis yang diterima Sindonews pada Kamis (27/11/2014).

Hal tersebut disampaikan Kleib saat berbicara di Seminar Nasional Refleksi Presidensi Indonesia pada Konferensi Para Pihak pada Konvensi PBB Menentang Kejahatan Transnasional Terorganisir Serta Tantangan dan Proyeksi ke Depan, yang diadakan di Jakarta semalam.

“Upaya pengarusutamaan kriminalisasi isu-isu ini di tingkat internasional akan diperjuangkan oleh Indonesia menjelang pelaksanaan Crime Congress di Doha tanggal 12-19 April 2015 mendatang,” Kleib menambahkan.

Kerja sama multilateral pemberantasan kejahatan transnasional terorganisir di bawah payung UNTOC menjadi landasan dan modal bagi agenda pembangunan dunia melalui Post-2015 Development Agenda.

Selain melingkupi kejahatan lingkungan, Konvensi ini juga menangani pencegahan dan pemberantasan penyelundupan manusia dan perdagangan orang, pencegahan dan pemberantasan korupsi, perlindungan benda dan cagar budaya dari perdagangan ilegal, pencegahan tindak pidana pencucian uang dan pemeliharaan keamanan siber.


Credit SINDONews

Pertamina-NOC ASEAN Bersinergi




CB - ASEAN perlu konektivitas dan integrasi pasar energi agar kawasan tersebut dapat mencapai ketahanan energi, aksesibilitas, daya beli, dan keberlanjutan pasokan energi. Kerja sama yang belum terwujud ialah pembentukan cadangan minyak regional dalam kerangka perjanjian keamanan minyak (ASEAN Petroleum Security Agreement/APSA). PT Pertamina (persero) bersama 10 perusahaan migas nasional (national oil company/ NOC) negara-negara Asia Tenggara sepakat untuk memperkuat konektivitas energi di kawasan.

Hal itu menjadi tema besar pembicaraan NOC ASEAN yang tergabung dalam Ascope (ASEAN Council on Petroleum) dalam pertemuan ke-40 yang digelar 25 November 2014 hingga kemarin di Kuta, Bali."Sektor energi akan memiliki peranan penting bagi terciptanya proses integrasi kawasan melalui agenda besar Masyarakat Ekonomi ASEAN," ujar Plt Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen. Untuk memperkuat sektor energi di kawasan, kata dia, diperlukan konektivitas dan integrasi pasar energi sehingga ASEAN dapat mencapai ketahanan energi, aksesibilitas, daya beli, dan keberlanjutan pasokan.

"Sejalan dengan ini, NOC ASEAN, termasuk Pertamina, berkomitmen mewujudkan ketahanan energi di kawasan ASEAN sehingga memudahkan setiap negara untuk mendapatkan akses sumber energi guna memperkuat ketahanan energi nasional," terang Husen. Sejatinya, kerja sama energi telah mencakup berbagai lini, mulai rencana stok minyak regional, jaringan pipa gas bersama, transmisi listrik, hingga pengeboran migas. 'Yang sudah berjalan itu pengeboran bersama, seperti proyek tripartit di blok migas Randugunting, Blora (Jawa Tengah). Di sana Pertamina menggandeng Petronas Malaysia dan Tan Dung Vietnam berbagi saham, 40% Pertamina dan masing-masing 30% untuk kedua NOC tetangga itu," kata dia. Sebaliknya, Pertamina mendapat saham 30% di blok 10/11.1 milik Vietnam dan blok SK 305 di Malaysia.

Pertemuan itu juga membahas penyusunan peta Trans ASEAN Gas Pipeline (TAGP) yang telah memiliki jaringan transportasi gas sekitar 3.377 km dan dilengkapi dengan informasi baru berupa terminal gas alam cair (LNG) di beberapa negara ASEAN. "Untuk TAGP sudah lebih maju daripada di dalam negeri karena sesungguhnya jalur pipa dari Jakarta sudah terhubung dengan Singapura-Kuala Lumpur-Bangkok dan nantinya ke Filipina.Nantinya bisa perdagangan gas lewat pipa. Targetnya sesegera mungkin terwujud," urainya.

Salah satu kerja sama yang hingga kini belum terwujud ialah pembentukan cadangan minyak regional dalam kerangka perjanjian keamanan minyak (ASEAN Petroleum Security Agreement/APSA).Namun, hingga kini perjanjian itu belum berjalan lantaran perbedaan pendapat soal konsep keamanan energi nasional setiap anggota.Segera kelola Mahakam Di kesempatan yang sama, Husen menegaskan kembali kesiapan Pertamina untuk mengelola wilayah kerja Mahakam 100% setelah habis masa berlaku kontrak Total E&P pada 31 Desember 2017. "Sejauh ini Total cukup kooperatif. Pertamina siap terima Total sebagai mitra secara business to business bila mereka berminat dan diizinkan pemerintah karena pengalaman Total mengelola Mahakam selama 50 tahun akan membantu operasional Pertamina saat menjadi operator Blok Mahakam."

Credit MediaIndonesi.Com

Demi Penelitian, Ilmuwan Rela Jual Medali Nobel


Demi Penelitian, Ilmuwan Rela Jual Medali Nobel  
Ilmuwan James Watson akan menjual medali Nobel yang diterimanya pada 1962 untuk mendanai penelitian. (Dok. Wikipedia)
 
Jakarta, CB -- James Watson (86 tahun), ilmuwan yang menemukan struktur asam nukleat (DNA), akan menjual medali emas Nobel Kedokteran dan Fisiologi yang diraihnya pada 1962 untuk mendanai penelitian.

Medali itu bakal dijual pada 4 Desember mendatang di New York oleh perusahaan lelang Christie's. Medali memorabilia ilmiah itu diprediksi bisa terjual antara US$ 2,5 juta sampai US$ 3,5 juta.

Medali Nobel ini merupakan yang pertama kali dijual oleh pemiliknya yang masih hidup.

Watson akan menyumbangkan sebagian dari hasil penjualan medali ini kepada organisasi yang mendukung penelitian ilmiah, serta lembaga akademi dan amal.

"Saya akan memberikan sebagai hadiah kepada Cold Spring Harbor Laboratory, University of Chicago, dan Clare College Cambridge," ujar Watson.

Selain medali, lelang tersebut juga akan menjual sebuah naskah pidato yang ditulis tangan oleh Watson ketika ia menerima Hadiah Nobel dalam upacara pada 10 Desember 1962 di Stockholm, Swedia. Naskah ini diperkirakan laku antara US$ 300 sampai US$ 400.

Watson menerima Nobel berkat jasanya menemukan struktur dasar kehidupan, asam nukleat yang berupa pita ganda. Ia berbagi penghargaan itu dengan dua rekan, yaitu Maurice Wilkins dan Francis Crick.

Penemuan ini dianggap sebagai penemuan ilmiah paling penting dari abad ke-20, memunculkan ilmu biologi molekuler dan memajukan bidang kedokteran.

Credit CNN Indonesia

'Nelayan asing' genggam mata uang ringgit

Ikan di pelabuhan
Indonesia menyatakan tekad memberantas penangkapan ikan secara ilegal sehingga nelayan tidak dirugikan.
CB - Di antara 544 nelayan asing yang ditangkap di Berau, Kalimantan Timur, didapati sejumlah orang yang membawa uang ringgit, surat pegadaian Malaysia dan mengaku berasal dari wilayah Malaysia.
Namun bukti-bukti tersebut belum bisa dijadikan landasan untuk menentukan kewarganegaraan mereka. Mereka juga tidak memegang kartu identitas diri.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi dalam wawancara dengan BBC Indonesia melalui telepon, Kamis (27/11).
"Memang sampai saat ini tim Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan tim lainnya belum menemukan dokumen-dokumen yang langsung terkait dengan kewarganegaraan mereka.
"Namun kami sudah menemukan beberapa bukti-bukti kecil mengenai di mana mereka bertempat tinggal, keluarga mereka di mana, uang apa yang digunakan dan sebagainya," kata menteri luar negeri.

'Surat gadai'

Ratusan orang yang diduga nelayan asing ditangkap di Kabupaten Berau menyusul kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pekan lalu.
Mereka diketahui hidup berpindah, menghabiskan sebagian waktunya di atas laut dan diduga melakukan penangkapan di wilayah perairan Indonesia.
"Misalnya, dari verifikasi yang kita lakukan, mereka mengatakan bahwa mereka memiliki keluarga di Samporna dan Bangau Bangau. Kemudian mata uang yang mereka miliki adalah mata uang ringgit," kata Retno Lestari Priansari Marsudi.
Samporna dan Bangau Bangau terletak di timur negara bagian Sabah, Malaysia.
"Kemudian ada surat gadai yang mereka miliki yang juga surat gadai dari Samporna."
Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan berdasarkan pemeriksaan awal ratusan nelayan tersebut tidak bisa berbahasa Melayu dan tidak memiliki kartu identitas Malaysia.
Disebutkan Kementerian Luar Negeri Malaysia juga akan terus menjalin komunikasi dengan Indonesia untuk memverifikasi kewarganegaraan mereka.
Proses verifikasi masih terus dilakukan, menurut Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, sebelum pemerintah Indonesia menentukan bagaimana penangangan 544 nelayan itu, termasuk perempuan dan anak-anak.

Credit BBCIndonesia

Laut di China Berubah Warna Merah

 
 Laut di China Berubah Warna Merah
 Laut di China Berubah Warna Merah. (Foto: Mirror)

SHENZHEN CB – Pemandangan aneh terlihat di pantai China. Warga pun menjadi ketakutan menemukan laut berubah menjadi warna merah.
Seperti diberitakan Mirror, Jumat (28/11/2014), gelombang merah terlihat terhampar di pinggir pantai Shenzhen, di Provinsi Guangdong.
Sebagian masyarakat percaya percaya perenang telah dibunuh oleh hiu atau, mungkin, hari kiamat telah tiba. Teks Alkitab memperingatkan bahwa darah laut merah merupakan salah satu dari 10 hal yang menandai Akhir Dunia.
Namun, warga sekitar tidak perlu khawatir. Penyebab utama laut itu berubah menjadi merah terungkap. Ribuan tanaman laut, ganggang, menjadi coklat merah atau gelap ketika mereka berkembang biak dalam satu area dalam jumlah besar.
Meski demikian, pejabat lingkungan setempat Kang Ts'ai melarang warganya untuk melakukan kegiatan di laut sementara waktu. Selain berenang, warga juga dilarang memancing.
"Meskipun tidak berbahaya, kami tetap melarang warga berenang atau olahraga air di daerah ini sampai ganggang kembali ke laut,” katanya.
Pakar Pemantauan Pusat untuk Lingkungan Laut dan ahli Resources di Shenzhen mengharapkan tumbuhan itu akan hilang, ketika suhu air menurun. Ganggang merupakan sebuah tumbuhan yang bisa berkembang di laut dan air tawar.

Credit OkeZone

Satelit LAPAN-A2 siap awasi perairan Indonesia 2015


... akan mengunjungi Indonesia 14 kali dalam satu hari...
Bogor (CB) - Satelit LAPAN-A2 dengan Sistem Identifikasi Otomatis-nya (Automatic Identification System) untuk mendeteksi kapal laut, diperkirakan sudah siap mengawasi perairan Indonesia pada semester pertama 2015. 

Dengan sistem ini, dari layar monitor, kapal-kapal yang melayari perairan bisa langsung dideteksi, mulai dari nama dan bendera di mana dia terdaftar, jenis dan tipe kapal, dimensi fisik dan tonase kapal, rute yang dipilih dan rute sejati yang ditempuh, pelabuhan bertolak dan pelabuhan tujuan, dan sebagainya.  

"Konfirmasi dari pihak India untuk (satelit) A2 semester pertama 2015 sudah bisa diluncurkan. Kalau yang (satelit) A3 baru akhir 2015," kata Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rika Andiarti, di Rumpin, Bogor, Kamis.

Kedua satelit mikro yang telah ditingkatkan kemampuannya tersebut, menurut dia, dapat mendeteksi kapal laut (LAPAN-A2) dan memprediksi produksi beras berdasarkan area penanaman (LAPAN-A3).

Khusus untuk satelit mikro A2 yang dilengkapi sensor canggih berupa receiver AIS, muatan radio amatir melalui Automatic Position Reporting System (APRS), dan kamera video analog dan digitak yang lebih baik, Rika mengatakan akan memiliki kemampuan jangkauan lebar karena ditempatkan di ekuatorial.

"Satelit ini akan mengunjungi Indonesia 14 kali dalam satu hari," ujar dia.

Sementara itu, Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, mengatakan, lembaganya akan membantu pemerintah dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemantauan kemaritiman dengan beberapa teknologi yang telah ada dan maupun yang sedang dikembangkan.

Dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh, ia mengatakan LAPAN dapat membantu memantau wilayah pantai untuk pengembangan potensi sumber daya laut, termasuk di dalamnya informasi zona penangkapan ikan sehingga membantu nelayan lebih efektif menangkap ikan.

Untuk mengidentifikasi kapal-kapal yang terkait pencurian ikan di perairan Indonesia, satelit LAPAN-A2 dan pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) yang dikembangkan LAPAN dapat dimanfaatkan, kata Djamaluddin.

"Saat ini kita masih menggunakan teknologi asing untuk satelit. Kita harus mandiri nanti, bisa nanti dimulai dengan (mengembangkan satelit) penginderaan jauh sumber daya alam," ujar dia.
 
Credit ANTARA News

Menlu: Kapal Asing Harus Ditenggelamkan karena Kedaulatan Negara Dilanggar



Ilustrasi: Kapal nelayan asing yang disita.

JAKARTA, CB - Ketegasan pemerintah menghadapi kapal asing ilegal yang masuk dan mencuri ikan di perairan Indonesia menuai berbagai reaksi berbeda. Bagi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti serta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, ketegasan tersebut adalah upaya pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa kedaulatan negeri ini tidak bisa dibeli.
"Masalah kita sekarang, seolah (negara) bisa dibeli. Keinginan komitmen pemerintah saat ini untuk menegakkan law enforcement tanpa bisa dibeli sebenarnya merupakan titik awal awal bisa dihormati oleh bangsa lain," ujar Retno.
Dia menambahkan, "Masalah kedaulatan merupakan masalah yang tidak bisa ditawar!"
Dalam Sidang Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN) di Gedung Mina Bahari I Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (27/11/2014), Retno menceritakan bahwa beberapa hari ini pewarta kerap memertanyakan kebijakan pemerintah mengenai tindak tegas kepada kapal asing ilegal.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Retno menjawab bahwa sebenarnya langkah yang diambil jajarannya itulah yang seharusnya dilakukan pemerintah.
"Intinya sebenarnya yang kita lakukan adalah sesuatu yang dilakukan semua negara mengenai law enforcement. Ini tidak begitu saja. Ini merupakan hal yang harus dilakukan semua negara. Negara akan dihormati jika bisa menegakkan hukumnya," pungkas Retno.
Hal serupa dialami pula oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Senada dengan Retno, Susi juga tegas menyatakan bahwa pihaknya hanya melakukan apa yang seharusnya selama ini sudah dilakukan.
"So, we just do what we have to do as a country. Ibu menteri luar negeri bilang, kedaulatan itu tidak boleh dibeli. Saya bilang, kedaulatan itu tidak ada harganya, tidak dijual dan tidak dapat (dibeli). Dan kalau untuk kedaulatan, anything necessary to do to be done, it has to be done. Nothing else. So?" ucap Susi di pelataran Gedung KKP.
Susi kemudian mengeluhkan wartawan yang bertanya kepadanya. Menurut hemat Susi, seharusnya yang dipertanyakan adalah seberapa perlunya nelayan Indonesia ditangkap dan kapalnya ditenggelamkan di Malaysia dan Australia.
"Anda harus bilang, oh tidak, sekarang kita bangkit sebagai bangsa yang berdaulat!" ujar Susi.
Lantas, mengenai potensi konflik yang terjadi antara Indonesia dengan negara asing akibat keputusan pemerintah, Susi pun tidak ambil pusing. Sekali lagi, dia menekankan bahwa kedaulatan negara tidak boleh dilecehkan oleh negara lain.
"Kalau karena kedaulatan kita bentrok dengan negara tetangga ya kenapa tidak? Kan tidak boleh kedaulatan dilecehkan oleh negara," pungkasnya.

Credit  KOMPAS.com

Media Malaysia Sebut Jokowi Angkuh






Mereka menyayangkan pernyataan Jokowi soal penenggelaman kapal asing.

  Presiden RI Joko Widodo menerima PM Malaysia Najib Razak di Istana Negara, Senin (20/10/2014)
 Presiden RI Joko Widodo menerima PM Malaysia Najib Razak di Istana Negara, Senin (20/10/2014)



CB - Media online dari surat kabar berpengaruh di Negeri Jiran, Utusan Malaysia, pada Minggu, 23 November 2014 menurunkan sebuah pemberitaan dengan nada keras. Dalam tulisan berjudul "Maaf Cakap, Inilah Jokowi", media tersebut menyebut Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin yang sedikit angkuh. 

Dikutip dari laman online Utusan, mereka melabeli mantan Gubernur DKI Jakarta itu demikian, lantaran kebijakan tegasnya untuk menenggelamkan kapal-kapal nelayan asing, termasuk dari Malaysia, yang terbukti melanggar teritori Indonesia. Kebijakan Jokowi itu, dianggap Utusan, sebagai pendekatan yang kurang bijak dalam mengelola isu antar negara. 

Mereka lantas, meminta publik kembali menelaah mengenai kalimat "bangsa serumpun" dalam konteks masalah tersebut. 

"Ini tampaknya, memperlihatkan Jokowi memilih pendekatan konfrontasi dengan gambaran yang diberikan sebelumnya," tulis Utusan

Mereka juga menyayangkan berkembangnya permasalahan ini, karena dimulai dari pernyataan Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto, kepada kantor berita Reuters. Saat diwawancarai, Andi mengatakan akibat invasi nelayan asing, Indonesia dirugikan sebesar US$25 miliar setiap tahunnya.

Andi menyebut, dengan kebijakan tegas Jokowi yang menenggelamkan kapal-kapal asing bisa memberikan pesan serius kepada negara tetangga, termasuk Malaysia. 

Dalam pandangan Utusan, pernyataan Andi itu dianggap sebagai sebuah ancaman serius. Malaysia, tulis Utusan, tidak mempermasalahkan, benar atau tidak berita penahanan ratusan orang yang diduga merupakan nelayan dari Negeri Jiran. 

"Yang menjadi masalah bagi kami, sikap seorang pemimpin dalam menangani isu penerobosan wilayah oleh nelayan tidak sama seperti aksi pelanggaran pendatang asing tanpa izin yang dialami oleh Malaysia," kata mereka.

Mereka kemudian mulai membandingkan penerobosan wilayah laut yang diduga dilakukan Malaysia dengan fenomena banyaknya pendatang gelap asal Indonesia ke Negeri Jiran.

Menurut Utusan Online, Malaysia, akan menggunakan pendekatan berbeda dan tidak akan melakukan sesuatu yang bersifat di luar batas kemanusiaan terhadap imigran ilegal asal Indonesia. Utusan turut menyoroti dampak yang diakibatkan oleh para imigran gelap tersebut, di antaranya menyebabkan masalah keamanan dan sosial di Indonesia. 

"Justru Malaysia yang seharusnya bersikap tegas, karena para imigran ilegal dari Indonesia turut berkontribusi terhadap masalah sosial dan merampas keamanan di negara ini," tulis Utusan

Oleh sebab itu, Utusan meminta kepada Jokowi, sebelum memberikan pernyataan ke publik, agar membaca terlebih dahulu Nota Kesepahaman yang diteken oleh Indonesia dan Malaysia tahun 2011 silam. Di dalam MoU itu, tertulis kedua negara sepakat membebaskan nelayan tradisional yang membawa kapal berukuran kurang dari 10 ton jika tersesat di perairan kedua negara. 

Artinya, kata Utusan, jika ada nelayan tradisional yang berhasil ditangkap, maka mereka hanya akan diusir. 

"Menenggelamkan perahu atau menghancurkan harta benda nelayan, tidak ada dalam ketentuan itu," tulis mereka.
 
 
Credit   VIVAnews

Kamis, 27 November 2014

Lion Air perkuat cengkeraman di Malaysia dan Thailand


 Lion Air perkuat cengkeraman di Malaysia dan Thailand
CEO Lion Air Group Rusdi Kirana (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Kita mau main di Malaysia, di Thailand, dan satu negara lainnya
Roma (CB) - Maskapai nasional swasta terbesar Indonesia, PT Lion Air, berencana memperkuat operasi dan layanan penerbangan intra kawasan di Asia Tenggara dengan mendatangkan lagi 40 unit pesawat kecil turboprop dua mesin, ATR 72 seri 600.

"Kita mau main di Malaysia, di Thailand, dan satu negara lainnya," kata CEO Lion Group Rusdi Kirana dalam perbincangan santai dengan wartawan di Roma, Italia.

Rusdi enggan mengungkapkan satu negara lainnya yang akan dilayani pesawat regional jarak pendek ini, namun akan segera memublikasikannya dalam waktu dekat.

40 pesawat ATR baru yang akan segera ditandatangani di Roma, Italia, Kamis sore waktu setempat nanti (Kamis malam WIB) tersebut akan melengkapi 60 pesawat sejenis yang telah dan akan dimiliki Lion Air Group berdasarkan kontrak sebelumnya.  Dengan demikian, grup Lion Air akan memiliki 100 pesawat ATR.

Menurut Rusdi, pembiayaan untuk mendatangkan pesawat baru ini akan berasal dari sindikasi bank multinasional yang di antaranya melibatkan Bank Pembangunan Jepang (DBJ), bank pembiayaan ekspor Italia SACE, dan lembaga pembiayaan ekspor Kanada EDC.

Rusdi memberikan alasan mengapa lembaga-lembaga keuangan Prancis, Italia dan Kanada turut dalam konsorsium pembiayaan pesawat ATR baru ini, karena Prancis dan Italia adalah dua negara yang membuat serta mengembangkan pesawat ATR, sedangkan Kanada menjadi tempat dibuatnya mesin salah satu pesawat turborprop paling populer di dunia ini.

"Porsi (pembiayaan) adalah 85 sampai dengan 90 persen, sedangkan sisanya akan diambil dari dana internal atau lewat bekerjasama dengan bank lainnya," sambung Rusdi.

Lion Air sendiri, menurut Rusdi, sudah mengoperasikan lebih dari 40 pesawat jenis itu untuk penerbangan jarak pendek baik di Indonesia maupun Thailand dan Malaysia.  Namun sebagian besar dioperasikan untuk anak perusahaan utamanya, Wings Air.

40 pesawat ATR baru yang rencananya akan segera ditandatangani hari ini di hadapan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi itu diharapkan masuk armada Grup Lion Air mulai 2015.

Kontrak besar pesawat terbang komersial di Roma nanti ini akan menjadi kabar menghebohkan ketiga yang dilakukan Lion Air dalam tiga tahun terakhir ini.

Pada November 2011, di hadapan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Lion Air menempuh langkah fantastis pertamanya dengan menandatangani kontrak pembelian 230 pesawat Boeing 737.

Dua tahun kemudian, langkah tak kalah fantastisnya dilakukan Lion dengan menggandeng Airbus, kali ini di hadapan Presiden Prancis Francois Hollande, untuk mendatangkan 234 Airbus A320 dan A321.

Waktu itu, baik Obama maupun Hollande menyebut perikatan bisnis antara maskapai nasional Indonesia dengan industri pesawat komersial mereka itu telah membantu perekonomian AS dan Prancis karena menciptakan ribuan lapangan kerja baru.

Lion Air yang didirikan pada Oktober 1999 ini memiliki lima anak perusahaan, yakni Batik Air, Thai Lion Air, Malindo Air, Wings Air dan Lion Bizjet yang khusus memberi layanan carter jet.

ATR (Aerei da Trasporto Regionale) adalah pesawat turbotrop jarak pendek yang dibuat bersama Prancis dan Italia, hasil konsorsium Aeropspatiale, Prancis dan Aeritalia, Italia.

Produk utamanya adalah ATR 42 dan ATR 72.  ATR 42 berkapasitas duduk 40-50 penumpang, sedangkan ATR 72 yang akan dibeli Lion Air berkapasitas 74 penumpang yang dioperasikan dua pilot.


Credit ANTARA News

Industri Penerbangan Supersonik Dibangun Lagi

Ilustrasi rekaan pesawat penumpang supersonik Lockheed N+2.
Ilustrasi rekaan pesawat penumpang supersonik Lockheed N+2. (sumber: CNN Money)


CB - Kaum superkaya mungkin akan menjadi kaum supersonik tak lama lagi.
Puluhan tahun setelah pesawat Concorde melakukan penerbangan lintas Atlantik untuk terakhir kalinya, sejumlah perusahaan mulai menggarap kembali pesawat penumpang supersonik next generation yang bisa terbang dua kali lebih cepat dari pesawat-pesawat komersil yang ada sekarang.
Pesawat-pesawat yang mampu terbang melebihi kecepatan suara ini mungkin akan muncul pertama kali di pasar jet pribadi dan korporat, bukan maskapai penerbangan umum.
Sedikitnya dua perusahaan sedang menggarap proyek ini sekarang. Aerion, yang bermarkas di Reno, Nevada, sedang mengembangkan pesawat jet 12 penumpang yang mampu menembus kecepatan 1,6 Mach atau lebih dari 1.900 kilometer per jam! Dengan demikian, waktu tempuh New York - London bisa dipangkas dari tujuh jam menjadi empat jam lebih sedikit.
"Ada bisnis dan permintaan untuk pesawat ini. Orang-orang ingin bepergian lebih cepat," kata Jeff Miller, kepala marketing dan komunikasi Aerion.
Perusahaan itu telah menerima uang muka dari puluhan pelanggan dan baru-baru ini meneken perjanjian untuk mendapat bantuan teknis dari Airbus – perusahaan yang membangun Concorde. Mereka menargetkan pengiriman pesawat pertama pada 2022.
Spike Aerospace yang berbasis di Boston juga menggarap proyek serupa yang akan mengangkut para pengusaha dengan kecepatan 1,6 Mach. Dalam situsnya, perusahaan mengklaim bahwa terbang dengan pesawatnya "akan membuat pesawat jet lain seperti pesawat baling-baling."
Pesawat-pesawat generasi terbaru ini akan menutupi kekurangan Concorde di era 1960an berkat perbaikan dalam aerodinamika, mesin dan bahan komposit yang menghemat bahan bakar dan uang. Kecepatan pesawat itu akan sedikit lebih lambat dibandingkan Concorde untuk menekan ongkos.
Sampai sejauh ini, rute yang dapat ditempuh adalah yang sebagian besar melintasi laut.
Hambatan utama pesawat supercepat adalah ledakan sonik atau sonic boom – yaitu suara memekakkan telinga yang muncul ketika pesawat mencapai kecepatan supersonik. Ledakan ini sekeras petir, dan terus mengikuti pesawat selama dia terbang melebihi kecepatan suara. Karena alasan tersebut penerbangan supersonik sejak lama dilarang di sebagian besar wilayah udara Amerika Serikat dan di banyak negara lain.
Produsen pesawat ternama Lockheed Martin dan Boeing tengah menjalin kerjasama dengan Badan Antariksa Nasional AS (NASA) untuk mengurangi kebisingan sonic boom. NASA optimistis telah membuat kemajuan di bidang ini, dan setelah 2022 nanti tingkat kebisingannya di atas daratan mungkin bisa diterima. Dengan demikian, akan lebih banyak rute yang bisa ditempuh pesawat supersonik.
Lockheed sudah punya rancangan pesawat jenis ini, dengan nama N+2, yang juga memiliki kecepatan 1,6 Mach namun ditujukan untuk maskapai komersil, bukan jet pribadi atau korporat. Waktu tempuh New York - Los Angeles bisa dipangkas dari lima ke 2,5 jam.
Tetap saja pesawat seperti ini membidik orang kaya, dengan layanan (dan tentu harga) kelas satu di rute-rute terbatas yang dipilih.
Andrew Goldberg, CEO perusahaan investasi Metropolis Group yang fokus pada industri dirgantara, mengatakan dalam 20-25 tahun ke depan sektor ini akan lebih meningkat lagi, di mana pesawat bisa menembus 2 Mach atau lebih, setara dua kali kecepatan suara. Waktu tempuh New York -Beijing hanya 3,5 jam dengan ongkos seperti pesawat biasa.
Teknologi untuk terbang sekencang itu jelas sudah ada. Lockheed belum lama ini malah sudah menjajal pesawat tanpa awak HTV-2 yang bisa menembus 20 Mach atau 20.800 km per jam! Dengan kecepatan pesawat eksperimen ini, waktu tempuh New York dan Los Angeles hanya 12 menit.
Rekor kecepatan yang pernah ditempuh manusia dipegang oleh para astronot Apollo 10, yang menembus kecepatan 24.791 mil (39.675 km) per jam dalam perjalanan pulang ke bumi dari bulan. Nah, kalau yang ini baru terbang dengan kecepatan 1.900 km per jam rasanya seperti naik pesawat baling-baling.

Credit BeritaSatu.Com

Kenangan Capt Sumarwoto Menjadi Test Pilot dalam First Flight N250

Sedih, Pesawat Kebanggaan Itu Kini Mangkrak

PILOT PILIHAN: Capt Sumarwoto menunjukkan foto dirinya saat menerbangkan perdana pesawat N250. 

Foto: Dian Wahyudi/Jawa Pos
PILOT PILIHAN: Capt Sumarwoto menunjukkan foto dirinya saat menerbangkan perdana pesawat N250. Foto: Dian Wahyudi/Jawa Pos

Pesawat N250 bikinan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) punya arti tersendiri bagi Sumarwoto. Sebab, dialah test pilot yang menerbangkan perdana pesawat karya anak bangsa tersebut. Sayangnya, pesawat itu kini tinggal kenangan karena Indonesia tidak mampu memproduksinya.
KETEGANGAN mulai terasa ketika mesin Allison N250 dan baling-baling di kedua sayap pesawat menderu kencang. Bukan hanya tim penerbangan perdana di sekitar landasan pacu Lanud Husein Sastranegara, Bandung, yang waswas. Tapi, Presiden Soeharto bersama Ibu Tien serta para undangan juga ikut gelisah.
Kekhawatiran N250 gagal terbang memuncak ketika dua pesawat perintis, CN235 dan Sokogaleb, lepas landas lebih dulu. Seiring dengan itu, roda N250 mulai bergerak pelan menuju runway. Sejumlah mobil pemadam kebakaran berjaga di sekitar landasan pacu.
Semua mata tertuju pada pesawat tercanggih di kelasnya saat itu yang mulai menyusuri landasan tersebut. Dirut IPTN B.J. Habibie, yang sejak awal kedatangan presiden ke-2 RI di lokasi aktif memberikan sejumlah penjelasan mengenai N250 dan first flight yang akan dilaksanakan, juga tampak terdiam dan fokus. Orang paling berpengaruh dalam pembuatan N250 itu berdiri tepat di samping kanan Soeharto.
Setelah sampai di ujung landasan dan berputar 180 derajat, pesawat mengambil posisi take-off. Roda pesawat kemudian mulai bergerak. Semakin lama semakin kencang. Akhirnya, pesawat dengan berat kosong 13.660 kg itu benar-benar terbang. Sontak, tepuk tangan dan sorak gembira menyertai penerbangan perdana pesawat kebanggaan tersebut.
Wajah para anggota tim terlihat begitu lega. Sementara itu, di tower pemantau, Soeharto menyalami B.J. Habibie dan memeluknya. Begitu pula Ibu Tien dan Ainun Habibie. 
’’Kami yang di dalam kokpit (pesawat) biasa saja waktu itu, seperti terbang biasa. Meski itu penerbangan perdana N250, kami sangat percaya diri pesawat akan terbang dengan baik,’’ kata Capt Sumarwoto saat ditemui di tempat tinggalnya, kawasan Cibubur, Jakarta Timur, dua pekan lalu (17/11).
Kepercayaan diri itu bukan tanpa alasan. Sebab, Sumarwoto bersama temannya, Capt Erwin Danuwinata (alm) yang bertindak sebagai test pilot, terlibat dalam proyek prestisius itu sejak awal 1990-an. Yakni, sejak ’’nyawa’’ N250 kali pertama disimulasikan di-in-flight simulator di Calspan, perusahaan swasta di Amerika Serikat yang memiliki fasilitas simulasi kelayakan rancangan sebuah pesawat lewat rekayasa komputer. 
Dalam tahap itu, peran test pilot menjadi sangat sentral. Dari data di Calspan, sejumlah kelemahan rancangan awal sebuah pesawat bisa diketahui untuk kemudian diperbaiki. Tidak hanya sekali ’’nyawa’’ N250 harus masuk ke Calspan sebelum akhirnya dinyatakan layak diproduksi.
’’Waktu itu, saya jadi tahu bahwa engineer kita itu luar biasa, pinter-pinter. Pesawat N250 itu bagus lho,’’ tegas pria kelahiran Jogjakarta, 12 Desember 1950, itu. 
Tidak cukup di situ, Sumarwoto dan Erwin juga sempat dikirim ke AS untuk menguji dua pesawat yang mirip dengan rancangan N250. Yaitu, pesawat ATR72 buatan Prancis yang memiliki kemiripan bentuk dan pesawat SAAB2000 buatan Swedia yang memiliki kemiripan pemakaian mesin.
Khusus untuk ATR, dua pilot Indonesia itu sempat menguji kemampuan stall pesawat yang kini menjamur di hampir seluruh dunia tersebut. Produsen sebenarnya sangat membatasi tes yang tergolong membahayakan itu. Sebab, ketika daya dorongnya sengaja dilebihkan, pada titik tertentu, hidung pesawat bisa berada di atas dan kehilangan kecepatan. Jika seorang pilot tidak segera bisa menguasai kembali, pesawat bisa jatuh dengan pola spiral atau yang dikenal dengan istilah deep stall.
Namun, karena kebutuhan untuk mendapatkan data performa pesawat secara lebih lengkap, Sumarwoto tetap melaksanakan tes itu. ’’Kami tetap stall dan ternyata tidak deep stall. Pilot Indonesia memang gendeng-gendeng,’’ ujarnya mengenang masa-masa indah itu lalu tersenyum. 
Tahap membangun kepercayaan terhadap performa pesawat sebelum N250 benar-benar terbang terus dilakukan. Misalnya, pengujian kestabilan pesawat lewat sejumlah rangkaian tes high speed taxi run. Pesawat dipacu dengan kecepatan tinggi di landasan seperti balapan, kemudian di-refresh.
Tes terakhir dilakukan pada dua hari sebelum terbang pertama. Saat itu, kemampuan terbang awal N250 dicoba, mirip dengan penerbangan perdana yang sesungguhnya. Setelah pesawat melaju di landasan, switch take-off,lalu diangkat sedikit. Bedanya, pesawat harus segera di-landing-kan lagi ketika sudah terangkat sedikit. Begitu terus dilakukan berulang-ulang mirip anak burung yang baru belajar terbang.
’’Semua harus belajar dari hal-hal kecil, tidak boleh langsung mabur. Tapi, yakinlah, N250 itu pesawat hebat. Sayang, sekarang malah mangkrak,’’ kata Sumarwoto menyesalkan.
Dia menceritakan pengalamannya membawa N250 dalam sejumlah air show di luar negeri. Salah satunya, demo penerbangan di Paris, Prancis. Setelah take-off, pesawat penumpang berkapasitas 50 orang yang diterbangkannya itu langsung bermanuver. Mulai wing over dengan jarak pendek, dilanjutkan dengan over head.
’’Pokoknya, saya tekuk-tekuk itu N250 membentuk seperti Jembatan Semanggi dan ternyata pesawat itu bisa. Semua tepuk tangan kagum dengan performance pesawat itu,’’ bebernya.
Sayangnya, krisis moneter pada 1997–1998 membuat proyek N250 dihentikan. Padahal, saat itu, pesawat yang seluruhnya merupakan karya anak-anak bangsa tersebut mulai dipesan. ’’Kami sangat sedih, prihatin. Tapi, mau bagaimana lagi?’’ katanya.
Yang jelas, kepercayaan yang diperoleh Sumarwoto untuk menerbangkan perdana N250 itu tidak didapat dengan mudah. Berbeda dengan Erwin, Sumarwoto memulai karir terbang dari jalur TNI-AU. Mengikuti jejak orang tuanya yang juga prajurit TNI-AU, bapak tiga anak itu memulai karir militer dari tingkat prajurit tamtama. 
Namun, karena berprestasi, dia dikirim untuk mengikuti seleksi masuk pendidikan Akabri (kini Akmil) dan lulus. Setelah menyelesaikan pendidikan di Magelang, Sumarwoto terpilih dalam seleksi untuk menjadi calon penerbang. Dalam pendidikan tersebut, catatan sebagai yang terbaik kembali diraih. Dari 25 orang angkatannya, dia mendapat trofi sebagai lulusan terbaik. 
Dari situ, Sumarwoto kemudian mengikuti penjurusan untuk spesialisasi. Dia pun terpilih masuk sebagai penerbang fighter (pesawat tempur). Sebuah spesialisasi yang membutuhkan kemampuan khusus, terutama terkait dengan reaksi cepat tanggap menghadapi berbagai keadaan. 
Setelah melewati proses, pada 1991, Sumarwoto yang sudah berstatus komandan flight mendapat tawaran untuk bertugas di IPTN. Lewat Mabes TNI-AU, perusahaan BUMN yang bergerak di dunia penerbangan itu meminta bantuan agar dikirim pilot TNI untuk memegang pesawat kawal uji (chasser). ’’Waktu itu, mabes mencari orang fighter yang paling pas. Ya sudah, saya akhirnya masuk,’’ ungkapnya.
Saat itu Sumarwoto belum menjadi seorang test pilot. Untuk menjadi pilot uji, seseorang perlu tahapan khusus. Sebab, bukan hanya kemampuan terbang prima yang dibutuhkan, tapi kemampuan analisis terhadap problem-problem pesawat juga harus dimiliki.  
Dia baru resmi menjadi test pilot setelah lulus dalam pendidikan selama delapan bulan di National Test Pilot School (NTPS), California. Sampai kemudian, dia dipercaya sebagai test pilot untuk N-250 ketika first flight.
”Saat itu, terus terang, rasanya bangga sekali, ibaratnya nggak makan sehari nggak apa-apa asal bisa menerbangkan pesawat kebanggaan Indonesia tersebut,” kata Sumarwoto. 
Dia merasa bersyukur atas apa yang didapatnya selama ini. Apalagi jika mengingat nasib tragis yang menimpa rekannya, Capt Erwin. Test pilot lulusan Stuttgart, Jerman, tersebut mengalami kecelakaan saat menjalankan tugas. Pesawat CN-235 yang sedang dia tes jatuh di Lapangan Gorda, Serang, Jawa Barat. Saat itu dia sedang melakukan uji dropping barang.
”Alhamdulillah, sampai usia segini kemampuan terbang saya masih dibutuhkan, meski tidak untuk menjadi test pilot seperti waktu muda dulu,” kata kapten pilot yang kini sudah memasuki usia 63 tahun itu. 
Lepas dari IPTN, Sumarwoto pernah bergabung dengan sejumlah maskapai yang melayani penerbangan carter. Mulai Deraya Airlines hingga kini di Ekspress Airlines.
”Yah, lumayan untuk tambahan-tambahan biaya kuliah anak,” tuturnya sambil tersenyum.
Dia masih menyimpan harapan bahwa suatu hari nanti industri penerbangan tanah air bisa bangkit kembali. Syukur-syukur, N-250 bisa dihidupkan lagi. ”Pesawat ini diyakini teknologi dan kelayakannya masih akan bisa bersaing sampai 30 tahun nanti,” katanya.
Dia menambahkan, saham perusahaan sebesar Fokker yang memproduksi produk sejenis dengan N-250 langsung jatuh ketika pesawat N-250 yang sudah menggunakan teknologi fly-by-wire itu keluar. Bahkan, tidak lama kemudian akhirnya tutup.
”Jadi, mau tidak mau memang harus ada dukungan pemerintah karena dana yang diperlukan (untuk membangunan IPTN/PT DI) memang tidak sedikit,” tandasnya.
Menurut dia, situasi sekarang ini sangat memprihatinkan. Orang-orang IPTN/PT DI berkualitas yang dulu menggawangi produksi N-250 kini telah menyebar ke mana-mana. Banyak yang akhirnya ditampung perusahaan-perusahaan penerbangan besar seperti Airbus atau Boeing.
”Ini kan miris, anak-anak kita yang buat, tapi kita masih harus beli ketika mau menggunakannya,” tandas Sumarwoto.

Credit jpnn.com

Rusia Kirim 14 Jet Tempur ke Crimea, NATO Ketir-ketir

Rusia Kirim 14 Jet Tempur ke Crimea, NATO Ketir-ketir
Sejumlah pesawat jet tempur tipe Su-27 yang dikerahkan Rusia ke Crimea. | (Reuters) 

MOSKOW (CB) - Rusia telah mengirim 14 pesawat jet tempur ke Crimea. NATO ketir-ketir dengan langkah militerisasi Rusia itu, karena bisa membuat Kremlin menguasai seluruh Laut Hitam.

Lusinan pesawat jet tempur itu telah dikirim Rusia ke Belbek, sebuah pangkalan udara di Sevastopol, Crimea. Pengerahan kekuatan militer itu baru pertama kali dilakukan Rusia setelah mencaplok Crimea dari Ukraina pada Maret 2014 lalu.

Juru bicara Armada Laut Hitam Rusia, Kapten Vyacheslav Trukhachev, membenarkan pengerahan 14 pesawat jet tempur ke Crimea. Ke-14 pesawat jet tempur Rusia itu, terdiri dari 10 pesawat jet tempur Sukhoi Su-27SM dan empat pesawat jet pembom Su-30.

Sebelum ini, Rusia telah mengirim pesawat jet pencegat paling canggih, Mikoyan MiG-31, ke sebuah pangkalan udara di wilayahnya yang sangat dekat dengan Ukraina timur.

Menurut kantor berita Rusia, Itar-Tass, semalam, Rusia akan menempatkan 24 pesawat tempur untuk siaga dan enam pesawat tempur untuk latihan di Belbek. Latihan akan dimulai 1 Desember 2014.

Sementara itu, komandan NATO, Jenderal Philip Breedlove, memperingatkan, bahwa langkah militeriasi Rusia ke Crimea bisa berdampak besar. “Itu memiliki efek terhadap hampir seluruh wilayah Laut Hitam,” katanya. (Baca: NATO Waswas Jika Rusia Kuasai Seluruh Laut Hitam)

Rusia telah memasukkan Crimea dalam peta negaranya, setelah rakyat Crimea memisahkan diri dari Ukraina Maret 2014 lalu. Namun, kebanyakan negara-negara anggota PBB tidak mengakui Crimea sebagai bagian dari Rusia. Gara-gara pencaplokan Crimea dari Ukraina itu, negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia.


Credit SINDOnews

Liaoning (Varyag) Aircraft Carrier


20300000821754134859081994485

China purchased the unfinished ex-Soviet Navy aircraft carrier Varyag from Ukraine in 1998 and the vessel was delivered to China in 2002. After receiving some extensive refurbishments at the Dalian Shipyard, the vessel was commissioned by the PLA Navy in September 2012 and renamed Liaoning. The primary role of the vessel is for training and evaluation, ahead the commission of indigenous carriers.
Key Facts
Builder Nikolayev South Shipyard, Russia
Refit CSIC Dalian Shipyard, China
Laid down 6 December 1985
Launched 4 December 1988
Completed 2011
Commissioned 25 September 2012
Displacement 53,050 tonnes (standard)
Aircraft carried Shenyang J-15 (Flanker-D) carrier-based fighter X24
Changhe Z-8 ASW X6
Kamov Ka-31 (Helix) AEW X4
Harbin Z-9G SAR X2
History
Varyag is the second hull of the Soviet Navy Project 1143.5 (Admiral Kuznetsov class) aircraft carrier. The 67,500-tonne vessel was laid down at the Nikolayev South Shipyard (formerly Shipyard 444) in Nikolayev on 6 December 1985 and was launched on 4 December 1988. In July 1990, the vessel was renamed Varyag. After the dissolution of the Soviet Union in 1991, the ownership of the vessel was transferred to Ukraine. Construction stopped by 1992 due to a lack of funding. By then, 70% of the construction had been finished. The vessel was structurally completed but without weapons, electronics, or propulsion.
China first expressed interest in purchasing Varyag in 1992 and Chinese officials inspected the vessel stationed at the dock of the Nikolayev South Shipyard. However, the two sides could not agree on the price. The unfinished Varyag remained at the dock unattended for six years. In the late 1990s, the vessel was put up for auction and it was bought by a Macau-based Chinese company for US$20 million for conversion into a floating Casino and amusement park. The contract with Ukraine prohibited the buyer from using the carrier for military purposes. Before handing the ship over, the Ukrainians removed any equipment onboard Varyag that could be used to turn the vessel into a commissionable warship.
Varyag left the dock of the Nikolayev South Shipyard in 1999, towed by several high-power tug boats. However, the Turkish government refused the vessel to pass through the Bosporus Strait on the ground that the unpowered vessel posed too much risk for other ships as well as facilities in the strait. The vessel was stationed near the strait for three years until the Chinese government intervened and handed the Turkish government US$1 million as a guarantee bond.
Varyag towed by tugs crossing the Bosporus Strait
Varyag towed by tugs crossing the Bosporus Strait
Varyag during its voyage to China.  It arrived at the Dalian Shipyard in March 2002
Varyag during its voyage to China. It arrived at the Dalian Shipyard in March 2002
Varyag arrived in the Dalian Shipyard in northern China in March 2002 and was stationed there under tight security. By then it became apparent that the vessel was not going to be turned into an amusement park. Instead, it was handed to the PLA Navy for research and restoration. Along with the vessel, Ukraine also handed to China all of the vessel’s blueprints and design documents. In 2005, the vessel was moved to a dry dock in the Dalian Shipyard painted in the PLA Navy grey, with scaffoldings erected around.
The restoration work was completed in late 2006. The aircraft was then moved to another dry dock in April 2009 to install engines and other heavy equipment. System installation commenced in late 2010. By March 2011 the island of the aircraft carrier was almost complete, with painting finished and scaffolding removed.
Varyag under refit at the Dalian Shipyard
Varyag under refit at the Dalian Shipyard
In June 2011, the PLA Chief of Staff General Chen Bing-de confirmed that China was building an aircraft carrier, making the first official acknowledgement of the ship’s existence. On 27 July, the Chinese Ministry of National Defence announced that it was refitting a second-hand aircraft carrier for ‘scientific research, experiment, and training purposes”. The first four-day sea trial began in August, followed by a second set of trials in December.
On 25 September 2012, the aircraft carrier was officially commissioned by the PLA Navy, with a new name Liaoning and hull number 16. In November, the Ministry of National Defence confirmed that Chinese navy J-15 fighters had successfully performed touch-and-go and arrested landings on the Liaoning. Chinese press estimated that crew training would continue for 4 to 5 years before the aircraft carrier reaches its full capacity.
Varyag was commissioned by the PLA Navy on 25 September 2012 and renamed Liaoning
Varyag was commissioned by the PLA Navy on 25 September 2012 and renamed Liaoning
Liaoning aircraft carrier
Liaoning aircraft carrier
Liaoning aircraft carrier in sea trial
Liaoning aircraft carrier in sea trial
J-15 fighter taking off from the ski-jump deck of Liaoning
J-15 fighter taking off from the ski-jump deck of Liaoning
Two elevators lift the aircraft between the flight deck and the aircraft hangar
Two elevators lift the aircraft between the flight deck and the aircraft hangar
Aircraft elevator on the Liaoning
Aircraft elevator on the Liaoning

Aircraft
The Liaoning features a short take-off but arrested recovery (STOBAR) arrangement. Aircraft take-off is assisted by a bow ski-jump angled at 14°. The flight desk is fitted with arresting wires. Two starboard lifts carry the aircraft from the hangar to the flight deck.
The Liaoning is expected to operate 24 Shenyang J-15 (Flanker-D) multirole fighters, 4 Kamov K-31 (Helix) or Changhe Z-18 AEW helicopters, 6 Changhe Z-8 ASW helicopters, and 2 Harbin Z-9G SAR helicopters.
See also: PLA Navy use JL-9 for carrier pilot training
J-15 fighter preparing to take off
J-15 fighter preparing to take off
Z-18 airborne early warning helicopter was based on the Changhe Z-8 (Aérospatiale SA 321 Super Frelon)
Z-18 airborne early warning helicopter was based on the Changhe Z-8 (Aérospatiale SA 321 Super Frelon)
Z-8 transport helicopter is used to ferry pilots and officers between land base and the carrier
Z-8 transport helicopter is used to ferry pilots and officers between land base and the carrier

Weapons
The Varyag was originally to be fitted with a Granit (SS-N-9 Shipwreck) anti-ship missile system. The missile launcher was removed before the vessel was sold to China. The launcher base was removed during the refit to give a larger aircraft hangar space.
For short-range air defence, the Liaoning is fitted with four HQ-10 (FL-3000N) air-defence missile systems, each with an 18-cell missile launcher. The missile launcher is similar to the U.S. Navy RIM-116 in arrangement. Derived from the TY-90 short-range air-to-air missile, the HQ-10 is fitted with a dual passive radar-/infrared-homing seeker and has a maximum range of 9,000 m. An improved variant is reportedly fitted with an independent active infrared seeker, with a maximum range of 10,000 m.
HQ-10 short-range air-defence missile system. The Liaoning is equipped with four 18-cell launchers.
HQ-10 short-range air-defence missile system. The Liaoning is equipped with four 18-cell launchers.
There are also two Type 1030 close-in weapon system (CIWS), which is the 10-barrel version of the Type 730 CIWS. The weapon system has a 10-barrel 30-mm cannon, which is fed by two ammunition boxes each holding 500 rounds of ready-to-use ammunition. One magazine would typically hold armour piercing discarding sabot and the other high explosives. The empty cartridge cases are ejected forwards out of the lower part of the mount. The cannon is driven by external power, with a maximum cyclic rate of fire of 3,500~6,000 rounds/min. The cannon has a maximum range of 3,000 metres, but targets are typically engaged at a distance of 1,000~1,500 metres.
Type 1030 close-in weapon system, two of which are installed on the Liaoning
Type 1030 close-in weapon system, two of which are installed on the Liaoning

Sensors
Sensors spotted on the Liaoning include a Type 382 Sea Eagle S/C air-search radar and a set of four active electronically scanned array (AESA) radar panels. The Sea Eagle S/C radar is capable of tracking 10 targets simultaneously.
Propulsion
The Liaoning is conventionally powered, possibly using a propulsion system similar to that of the Russian Navy Kuznetsov, consisting of eight boilers and four steam turbines (50,000hp each). The vessel is fitted with four shafts with fixed-pitch propellers.
Specifications
DIMENSIONS
Length 304.5 m
Beam 75 m
Draft 8.97 m
Displacement 53,050 t (standard)
59,100 t (full-load)
PERFORMANCE
Powerplant Steam turbines
Speed N/A
Range N/A
Endurance N/A
Complement 1960 crew
626 air group
ARMAMENTS
Guns Type 1030 CIWS X3
Missiles FL-3000N SAM (18-cell) X3
AIRCRAFT
Fixed-wing Shenyang J-15 X24
Helicopters Changhe Z-8 ASW X6
Kamov Ka-31 AEW X4
Harbin Z-9G SAR X2






Credit SinoDefence

Ekskavasi Menguak Jejak Bangunan Kuno ( peradaban Mataram Kuno) di Situs Liyangan

 
 Tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan ekskavasi lanjutan di Situs Liyangan, kaki Gunung Sindoro di Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Minggu (23/11/2014). Dalam ekskavasi kali ini ditemukan reruntuhan rumah hunian yang diperkirakan berasal dari abad ke-6.

CB  — Tim arkeolog kembali menemukan jejak peradaban Mataram Kuno berharga di situs Liyangan, Temanggung, Jawa Tengah. Lewat ekskavasi, tim menemukan fitur arkeologi berupa lubang-lubang yang menjadi tempat kayu atau bambu bagian struktur bangunan kuno.

"Tidak sengaja ketemu. Saya kaget juga tadi," ungkap Sugeng Riyanto, arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta, yang memimpin proyek penelitian situs Liyangan.

"Pertama kita temukan dua lubang. Setelah saya amati, kok ternyata sejajar dengan batu di sekitarnya. Saya coba ukur dengan jengkal, ternyata ketemu lagi lubang-lubang yang lain," urainya saat ditemui di sela proses penggalian pada Minggu (23/11/2014).

Pada spit penggalian yang sama dengan tempat ditemukannya fitur lubang, arkeolog juga menemukan tulang, kepingan keramik, arang bekas kayu yang terbakar, dan batu candi.

Yang menarik, walaupun terletak pada satu spit, fitur lubang dan temuan lain tidak berkaitan satu sama lain. Arang, kepingan, keramik, dan tulang bukan merupakan bagian dari bangunan yang berdiri di atas fitur lubang.

Sebab, arang dan lainnya berasal dari lapisan erupsi, lapisan vulkanik, dan material lain yang terbakar akibat erupsi Sindoro yang memendam Liyangan satu milenium lalu.

Sementara itu, lubang berada di bawah lapisan erupsi. Lubang pada lapisan itu terkuak setelah arkeolog mengupas lapisan erupsi setebal 3-10 cm pada spit penggalian yang berukuran 2 x 2 meter.

Dua jejak peradaban yang berasal dari dua lapisan dan dua zaman dalam satu spit menjadi daya tarik tersendiri secara arkeologis.

Sugeng mengungkapkan, "Rencananya, saya dan Balar (Balai Arkeologi) akan tetap biarkan begitu saja. Untuk sementara, ini akan ditutup dengan plastik. Nanti kita ganti dengan kaca, dan dipamerkan, disertai dengan keterangan."

Temuan lubang dan material vulkanik serta penyajiannya bisa memberikan gambaran tentang sejarah peradaban Liyangan.

"Orang nantinya nggak cuma tahu candi, tetapi bisa tahu bagaimana nenek moyangnya hidup dulu," katanya. Untuk bangunan yang berdiri di atas fitur lubang sendiri, Sugeng belum mengetahuinya dengan pasti. Bangunan tersebut bisa jadi merupakan rumah ataupun pagar.


 
KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT Bangunan candi di teras 3 Situs Liyangan, kaki Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Sabtu (22/11/2014). Ekskavasi lanjutan dari Balai Arkeologi Yogyakarta di situs ini mengungkap temuan baru yaitu permukiman kuno yang diperkirakan berasal dari abad ke-6.

Situs Liyangan ditemukan pada tahun 2008. Sejak saat itu, penggalian terus dilakukan hingga menemukan bangunan seperti candi dan sisa-sisa rumah masa lalu.

Terletak pada ketinggian 1.200 meter di lereng Sindoro, Liyangan merupakan situs berharga dari masa Mataram Kuno. Liyangan yang menurut arkeolog adalah sebuah "desa metropolitan" adalah kompleks permukiman pertama dan terlengkap terkait Mataram Kuno.

 Credit KOMPAS.com

Nasib 544 Manusia Perahu Belum Jelas

 Nasib 544 Manusia Perahu Belum Jelas
 Manusia perahu di Berau tidur dengan alas di penampungan lapangan Bulalung, Derawaran.

CB, TANJUNG REDEB - Keberadaan manusia perahu di Tanjung Batu, Kecamatan Derawan Kabupaten Berau menjadi soroton berbagai pihak. Sudah puluhan pejabat negara yang datang meninjau lokasi penampungan, mulai dari Kementerian Kelautan Perikanan, Kementerian Pertahanan, Kemneterian Luar Negeri, Panglima Kodam VI Mulawarman hingga terakhir Danrem Aji Suryanata juga ikut meninjau keberadaan orang asing tersebut.
Namun hingga kini, belum ada keputusan definitif mengenai penanganan orang asing. Hingga nasib 544 orang asing di tempat penampungan tak juga jelas. Padahal belasan wanita asing itu sedang hamil, puluhan lainnya adalah anak-anak bayi dan kondisi kesehatan mereka semakin menurun.
Menurut keterangan dr Oktavianus yang diperbantukan untuk memberikan layanan kesehatan bagi ratusan warga asing tersebut, sebelumnya hanya sekitar 90-an orang yang mengalami gangguan kesehatan. Hanya berselang sehari sudah lebih dari 100 orang asing yang mengalami gangguan kesehatan, mulai dari ISPA, grastisis hingga penyakit kulit.
Ketua KNPI Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Edy Djumantara mempertanyakan hasil kunjungan para petinggi negara tersebut.
"Sudah puluhan pejabat negara mulai dari kementerian sampai pejabat-pejabat tinggi TNI yang datang, tapi belum menghasilkan keputusan apa-apa," ujarnya.
Dari pantauan Tribun Kaltim (Tribunnews.com Network) di lokasi penampungan, para pejabat tinggi tersebut hanya meninjau dan melakukan dialog dengan beberapa warga asing, bahkan di antaranya hanya ber-selfie ria dengan background ratusan orang asing yang kondisinya memprihatinkan. Setelah itu mereka pulang ke tempat asalnya tanpa mengambil keputusan apapun.

Credit TRIBUNNEWS.COM

Mutasi Kepala Staf TNI Harus Bebas dari Politik

 Headline


CB, Jakarta - Pengamat militer Universitas Padjadjaran, Jawa Barat, Muradi mengatakan ada lima kriteria sosok Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) ke depan.

Pertama, calon Kasal dan Kasau harus memahami benar poros maritim dunia. Sebab cita-cita Presiden Jokowi yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia terletak pada kekuatan pertahanan AL dan AU yang mumpuni dan disegani negara lain.

"Kedua, calon Kasal dan Kasau haruslah figur yang tidak tersandera dengan problem sebelumnya, atau memiliki persoalan di masa lalu. Misal dalam kasus penimbunan BBM di Batam oleh oknum AL, calon KSAL bukan bagian dari yang melindungi, dan memerintahkan penimbunan tersebut," kata Muradi, Rabu (26/11/2014).

Menurutnya, sosok Kasal dan Kasau haruslah orang baru yang terbebas dari rezim kepemimpinan TNI saat ini. Sebab para jenderal bintang tiga saat ini masih bagian dan produk politik rezim SBY.

Sementara, para jenderal bintang dua belum terpengaruh politik dan kepentingan politis pemerintahan SBY.

Selain itu, Muradi mengatakan, visi poros maritim dunia yang diimpikan Jokowi harus dikerjakan oleh kasal dan Kasau baru nanti. Salah satunya dengan menindak maraknya illegal fishing dan kasus-kasus lain dengan cepat.

"Karena hal itu persoalan pertahanan negara, dan jadi kewenangan serta tanggung jawab presiden sebagai panglima tertinggi TNI," kata Muradi.

Muradi tak memungkiri bila para jenderal bintang tiga 'ramai-ramai' mendekat ke parpol atau elite parpol untuk meraih dukungan politik agar dipilih sebagai kepala staf.
Sikap mereka itu, katanya, sudah melanggar dan mencederai jiwa korsa dan UU TNI. "Harus ditegaskan bahwa TNI bebas dari politisasi praktis. TNI itu tidak boleh berpolitik praktis," katanya.

Karenanya, terbuka kemungkinan Kasal dan Kasau bisa dipilih dari mereka yang masih berbintang dua. Pasalnya, para jenderal berbintang dua masih bersih dari pengaruh parpol, dan kepentingan politis.

"Kalau sudah parah (para jenderal bintang tiga yang politik praktis), ya ambil dari bintang dua saja. Sangat mungkin, karena itu kewenangan presiden. Kalau bintang tiga tidak ada yang layak, tidak bersih dari parpol, punya kepentingan politis dan miliki masalah masa lalu, dipilih saja dari bintang dua. Kan pernah di era SBY, Kapolri diangkat dari bintang dua," ucap Muradi.

Sebagaimana diketahui, 3 Desember 2014 mendatang Kasal Laksamana Marsetio akan memasuki masa pensiun. Sementara Februari 2015 Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia juga akan memasuki masa pensiun.

Sejauh ini nama-nama yang layak antara lain dari AL, yakni Agus Purwoto, Widodo, dan Djoko Teguh. Sedang dari AU, yakni Syaugi, Agus Supriatna, Sudipo.

Credit INILAHCOM

Cegah kerusuhan lanjutan, keamanan Ferguson diperketat

Pasukan keamanan ditambah tiga kali lipat mencegah kerusuhan lebih lanjut.

CB - Negara bagian Missouri di Amerika Serikat meminta tambahan pasukan keamanan di Ferguson untuk mengatasi kerusuhan yang terjadi setelah seorang polisi dinyatakan bebas dari dakwaan pembunuhan Michael Brown.
Gubernur Jay Nixon mengatakan 2.200 Garda Nasional akan dikirim di dalam dan sekitar wilayah St Louis, Selasa (26/11).
Jumlah ini meningkat dari 700 pasukan pada hari sebelumnya, yang ternyata gagal mencegah kerusuhan besar yang diklaim "terburuk" di wilayah itu.


Sejumlah bangunan dan kendaraan dibakar dan polisi menangkap puluhan orang.
Brown, 18, ditembak beberapa kali oleh polisi Darren Wilson pada 9 Agustus di Ferguson, memicu demonstrasi selama berminggu-minggu.

 
Sejumlah mobil dibakar setelah juri memutuskan polisi Darren Willson bebas dakwaan. 

 
Sejumlah toko dijarah dan beberapa bangunan juga dibakar. 
 
Untuk pertama kalinya dalam wawancara bersama ABC News, polisi Darren Wilson mengatakan dia menembak Brown dengan "pikiran yang jernih".
Pengacara Brown kecewa dengan keputusan juri yang menyatakan Wilson bebas dari dakwaan dan menganggap keputusan "tidak adil".
Sementara itu di Chicago pada Selasa (25/11), Presiden Obama mengatakan "tidak ada alasan" yang bisa diterima untuk melakukan tindakan kriminal dan anarkis.
Dia menegaskan bahwa siapa pun yang melakukan hal itu harus diproses hukum.

Credit BBCIndonesia