Tampilkan postingan dengan label TNI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TNI. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 April 2018

Diresmikan KRI Ardadedali-404,Menhan: KRI Ardadedali-404 tambah daya gentar Indonesia


Menhan: KRI Ardadedali-404 tambah daya gentar Indonesia
Menhan Ryamizard Ryacudu (kanan) dalam acara penamaan kapal dan penyerahan KRI Ardadedali-404 di galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Okpo, Korea Selatan, Rabu 25/04/2018. (ANTARA/Dyah Dwi Astuti)



Okpo, Korea Selatan (CB) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan adanya kapal selam Ardadedali-404 meningkatkan kemampuan pertahanan nasional dan menambah daya gentar Indonesia di kawasan.

"Diresmikannya KRI Ardadedali-404, maka kekuatan TNI Angkatan Laut akan semakin bertambah serta memberikan efek gentar," ujar Menhan dalam acara penamaan kapal dan penyerahan KRI Ardadedali-404 di galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Okpo, Korea Selatan, Rabu.

Meningkatnya kemampuan pertahanan nasional tersebut, kata Menhan, akan menjadi momentum penting pembangunan kekuatan pertahanan negara di laut ke depan.

Selain itu, Ryamizard Ryacudu menuturkan bertambahnya kapal selam meningkatkan optimisme pada kemampuan dan kekuatan pertahanan negara di laut menuju pertahanan dasar minimum.

"Pada prinsipnya tidak akan pernah terjadi sebuah pertahanan negara yang kuat tanpa ditopang oleh alutsista yang kuat pula," ucap Menhan.

Menhan didampingi istri, Nora Ryamizard Ryacudu, Dirjen Perencanaan Pertahanan Tata Endrataka, Dirjen Potensi Pertahanan Bondan Tiara Sofyan dan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan Agus Setiadji.

Dalam kesempatan tersebut, ibu kandung kapal selam kedua dari kerja sama dengan Korea Selatan itu, istri Menhan, Nora Ryamizard Ryacudu meresmikan penamaan kapal selam KRI Ardadedali-404.

Komandan kapal selam KRI Ardadedali-404 Letkol Laut (P) Widya Poerwandanu beserta awak kapal sebanyak sembilan perwira, 16 bintara, dan 15 tamtama juga dikukuhkan.

Kapal selam KRI Ardadedali-404 diperkirakan akan sampai di Pangkalan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya kurang dari 20 hari sejak diberangkatkan hari ini.

Tahun lalu, kapal selam pertama, hasil kerja sama RI dan Korsel, yang diberi nama KRI Nagapasa 403 dan dikomandani oleh Letkol Laut (P) Harry Setyawan, tiba di Pangkalan Koarmatim Surabaya, pada 28 Agustus 2017 setelah berlayar selama 16 hari dari DSME.

Sementara itu, kapal selam pertama yang dinamakan KRI Nagapasa-403 telah tiba di Tanah Air pada Agustus 2017, dan satu lagi kapal selam sedang dirakit di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur.

Berdasarkan kontrak pengadaan kapal selam DSME 209 antara Kementerian Pertahanan RI dengan pihak DSME, pembangunan tiga unit kapal selam dimulai sejak Januari 2013.

Kapal tersebut masing-masing memiliki bobot 1.400 ton, panjang 61,3 meter dan lebar 7,6 meter dengan kecepatan 21 knot di bawah air.

Kapal dengan kapasitas 40 personel dan bisa berlayar lebih dari 50 hari itu dilengkapi peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan yang merupakan modernisasi armada kapal selam TNI AL.





Credit  antaranews.com





Selasa, 24 April 2018

Lewat Ruang Udara Singapura, Panglima TNI Dikawal Empat F-16


Lewat Ruang Udara Singapura, Panglima TNI Dikawal Empat F-16
Pengawalan dilakukan saat rombongan Panglima TNI melintasi kawasan ruang udara atau Flight Information Region Natuna yang kini dipegang otoritas Singapura. (REUTERS/Hamad I Mohammed)


Jakarta, CB -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan rombongan melakukan kunjungan kerja ke Natuna, Kepulauan Riau. Mereka dikawal empat pesawat tempur F-16 ketika melintasi Perairan Natuna.

Hadi dan rombongannya menumpang pesawat Boeing 737-400 VIP TNI Angkatan Udara. Sementara empat pesawat tempur yang mengawal berasal dari Skuadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Noerjadin.

Pesawat tempur buatan Amerika Serikat itu mengawal rombongan Panglima TNI saat berada di ketinggian 15.000 kaki hingga mendarat di Pangkalan Udara (Lanud) Raden Sadjat, Rinai.



Pengawalan dilakukan lantaran rombongan tersebut melintasi kawasan ruang udara atau Flight Information Region (FIR) Natuna di sektor A yang saat ini masih dipegang otoritas Singapura.

Selama ini pemerintah melalui Menko Kemaritiman telah membentuk tiga tim untuk mengambil alih FIR dari Singapura. Tim terdiri dari tim teknis mencakup Airnav, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) dan tim regulasi dan tim diplomasi untuk berunding dengan Singapura.

Hari ini, Panglima TNI melakukan kunjungan kerja ke wilayah Natuna untuk meninjau pembangunan kekuatan militer.


Selain bersama Ketua DPR, ikut pula Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Pangkostrad Letjen Agus Kriswanto, Danjen Kopassus Mayjen Eko Margiono, Dankoar Mayjen (Mar) Bambang Suswantono, Dankorpaskhas Marsda TNI Seto Purnomo, anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni, dan para Asisten Panglima TNI dan Mabes Angkatan.

Saat mendarat di Pangkalan Udara Raden Sadjat Ranai, Kepulauan Natuna, Hadi beserta rombongan bergerak menuju Pulau Sekatung dengan menggunakan Helly EC-725. Mereka meninjau pos pengamanan pulay terluar dan mes prajurit.

Selanjutnya, mereka juga menuju Tanjung Datuk dan mendarat di helipad, Jalan Teluk Buton dengan ETA 10.45, kemudian menuju Rai Armed.

Sementara, Helikopter Mi-7 VIP TNI AD dari Ranai ETA Jalan Teluk Buton selanjutnya bergerak ke Rai Armed dengan menggunakan Bus VIP untuk menunggu rombongan Panglima TNI.

Rencananya, Hadi juga akan meninjau Yon Komposit TNI AD di Sepempang, Natuna, kemudian rombongan yang menggunakan dua unit heli (EC-725 dan Mi-17) juga menuju ke Selat Lampa untuk meninjau fasilitas pelabuhan milik TNI Angkatan Laut dan beberapa tempat lainnya.





Credit  cnnindonesia.com




Menyangkut Kedaulatan, FIR Natuna Wajib Dikuasai Indonesia



https: img.okeinfo.net content 2018 04 23 337 1890562 menyangkut-kedaulatan-fir-natuna-wajib-dikuasai-indonesia-wkLqYKZcOJ.jpg
Panglima TNI saat kunjungi Natuna (Foto: Ist)

NATUNA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menegaskan kawasan ruang udara (Flight Information Region) Natuna harus sepenuhnya dipegang Indonesia untuk memperkuat pengawasan kegiatan di ruang udara perbatasan.
Politisi Golkar dengan panggilan Bamsoet ini mengungkapkan, saat inj FIR Natuna masih dipegang oleh otoritas Singapura. Selain untuk pengawasan perbatasan, FIR di Natuna ditegaskan Bamsoet juga menyangkut kedaulatan negara.
“FIR Natuna ini harus secepatnya dikuasai oleh Indonesia. Masalah FIR ini tidak hanya menyangkut keselamatan penerbangan saja, tetapi juga menyangkut kedaulatan negara,” tegas Bamsoet saat melakukan kunjungan kerja bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, ke Natuna, Kepulauan Riau, Senin (23/04).
Bamsoet menjelaskan, hingga kini wilayah perbatasan saat ini terus menjadi prioritas dalam pembangunan nasional. Paradigma pembangunan di wilayah perbatasan harus didasarkan kepada dua hal, yaitu keamanan dan kesejahteraan.
"Keamanan wilayah Indonesia salah satunya ditentukan kondisi keamanan di wilayah perbatasan. Karena itu, keberadaan pangkalan militer di Natuna, Kepulauan Riau sangat penting. Selain di Natuna, tak menutup kemungkinan kita juga akan bangun dan perkuat pangkalan militer di berbagai pulau terluar wilayah Indonesia," terang Bamsoet.
Bamsoet mengagumi masterplan pembangunan pangkalan militer yang rencananya akan dilengkapi berbagai peralatan tempur super canggih. Hal ini menurutnya membuktikan keseriusan pemerintah dalam menguatkan sistem pertahanan dan keamanan negara.
"Tentu pembangunan pangkalan militer tak akan mengesampingkan pembangunan berbasis kesejahteraan di wilayah Natuna, Kepulauan Riau. Disini sudah ada Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Selat Lampa, dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2016,” ucap Bamsoet.
“Dengan total luas lahan 16,8 hektar, saya yakin SKPT mampu mendongkrak kesejahteraan penduduk Natuna yang banyak berprofesi sebagai nelayan," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama Bamsoet menekankan bahwa DPR RI sangat serius membangun wilayah perbatasan di berbagai pulau terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). DPR kata Bamsoet, sudah mempunyai Tim Pengawas Pembangunan Daerah Perbatasan.
"Dalam berbagai kajian dan hasil kunjungan ke wilayah perbatasan Indonesia, Tim telah menelaah berbagai permasalahan yang ada. Kita juga sedang mengkaji usulan apakah Badan Nasional Pengelola Perbatasan yang kini satu atap dengan Kementerian Dalam Negeri, bisa dilepas menjadi badan tersendiri. Sehingga bisa lebih fokus dalam pembangunan wilayah perbatasan," ujar Bamsoet.
Lebih lanjut Mantan Ketua Komisi III DPR ini menjelaskan, dalam realisasi APBN 2017, DPR RI setidaknya telah menggelontorkan Rp 1,61 triliun dengan melibatkan 18 kementerian dan lembaga setingkat kementerian untuk menyukseskan berbagai program terpadu daerah perbatasan. 
“Problematika wilayah perbatasan memang sangat kompleks. Namun semua itu tidak akan menyurutkan langkah dalam membangun dan memperkuat wilayah perbatasan kita. Dengan kerjasama yang solid antara DPR RI dan pemerintah, saya yakin pembangunan di berbagai wilayah perbatasan dapat terlaksana secara cepat dan tepat," paparnya.
Kedatangan Bamsoet bersama Panglima TNI dan rombongan menumpangi pesawab Boeing 737-400 VIP TNI Angkatan Udara dengan pengawas empat pesawat tempur F- 16. Keempat pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau mengawal di sisi kanan dan kiri pesawat VIP begitu masuk wilayah Perairan Kepulauan Natuna hingga mendarat di Lanud Raden Sadjat Ranai, Kepulauan Natuna.

Turut serta dalam kunjungan ini antara lain Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, Kapuspen TNI Mayjen Sabrar Fadhilah, Danjen Kopassus Mayjen TNI Eko Margiyono serta Pangkostrad Letjen TNI Agus Kriswanto.        




Credit  okezone.com







Selasa, 10 April 2018

Rencana Strategis TNI AU untuk Memperkuat Pertahanan Udara Indonesia


https: img-k.okeinfo.net content 2018 04 09 337 1884133 rencana-strategis-tni-au-untuk-memperkuat-pertahanan-udara-indonesia-gMI9mlvjTG.jpg
KSAU Marsekal Yuyu Sutisna mengecek pasukan saat upacara HUT ke 72 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur (Galih/Antara)


JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Yuyu Sutisna mengatakan, TNI AU merencanakan terus membangun kekuatan udara pada rencana strategis (Renstra) IV pertahanan 2020-2024.
"Kita akan mengganti pesawat Hawk 100/200 dengan pesawat tempur yang lebih modern, pengadaan pesawat tanker dan pesawat Awacs, serta melanjutkan pengadaan radar GCI dan membangun Network Centric Warfare," kata KSAU dalam amanatnya pada Peringatan HUT Ke-72 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (9/4/2018).

Saat ini, TNI AU berada pada dua tahun diakhir Renstra III (2015-2019) dan kebijakan MEF Tahap II, TNI AU terus berusaha mewujudkan terpenuhinya pengadaan alutsista, seperti pesawat tempur pengganti F-5 dengan pesawat tempur generasi 4,5, pesawat angkut berat, pesawat multipurpose amphibious, pesawat helikopter angkut berat, pesawat tanpa awak (UAV), radar GCI, senjata udara dan rudal penangkis serangan udara serta fasilitas sarana dan prasarana lainnya.
"Dengan demikian, di penghujung Renstra IV, TNI AU akan mampu memantapkan jatidiri sebagai tentara profesional dengan peralatan dan alutsista modern, untuk siap dihadirkan dimana saja dan kapan saja," kata Yuyu.
Menurut KSAU, membangun kekuatan udara tidak bisa dilakukan dalam waktu sekejap dan tidak mungkin menunggu sampai musuh datang menyerang atau mengeksplorasi potensi yang ada di wilayah dirgantara Indonesia.
Mantan Pangkoopsau I ini menjelaskan perlu sebuah konsep strategis dengan elemen yang terkait dengan tujuan, kepentingan dan sasaran kebijakan, komitmen dan program yang realisti serta berkesinambungan.
"Kebijakan minimum essential force (MEF) merupakan jawaban yang tepat dan terus dilaksanakan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, KSAU mengutip pernyataan Presiden Soekarno pada peringatan lima tahun AURI, 9 April 1951. Soekarno mengatakan, "Jika Angkatan Perang kita hendak berdiri setaraf, setinggi, sederajat dengan angkatan perang dunia internasional, kita harus mempunyai Angkatan Udara yang sebaik-baiknya".
"Pernyataan Presiden pertama tersebut, menggambarkan keberadaan Angkatan Udara dalam angkatan bersenjata yang bertugas menjaga kedaulatan negara, memiliki makna strategis dan penting dalam "effect ditterent" di bidang pertahanan sebuah negara," kata Yuyu.
Ia menambahkan, perkembangan lingkungan strategis dan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan, memicu bentuk ancaman baru dan menyebabkan tantangan yang dihadapi TNI AU kedepan makin berat.
Oleh karena itu, kata Yuyu, seluruh personel TNI AU dalam melaksanakan tugas agar membuat perencanaan yang baik, saling bersinergi dan bekerja sama dengan segenap komponen bangsa dan rakyat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

"Tunjukkan bahwa personel TNI AU adalah insan dirgantara yang mengerti dan memahami akan tugas dan tanggung jawabnya dalam menjaga pertahanan negara di udara," ucapnya.





Credit  okezone.com




Senin, 09 April 2018

Melihat Prajurit TNI AL Beraksi di Kapal Selam KRI Ardadedali-404


Panglima TNI di Kapal Selam KRI Ardadedali-404.
Panglima TNI di Kapal Selam KRI Ardadedali-404. (Foto: Dok. Puspen TNI)
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengunjungi Kapal Selam KRI Ardadedali-40 di Galangan DSME, Okpo, Korea Selatan. Pada kesempatan itu Hadi meninjau sejumlah prajurit TNI AL yang mengawaki kapal selam tersebut.
Menurut Hadi prajurit-prajurit TNI Angkatan Laut yang menjadi awak kapal selam tersebut merupakan prajurit pilihan, sebab tidak semua prajurit TNI AL memiliki kesempatan untuk bisa melaksanakan operasi bawah laut.
Hadi menyampaikan, prajurit TNI AL yang terpilih menjadi awak kapal selam perlu kualifikasi yang benar-benar mumpuni terutama memiliki ketabahan.
"Moto Kapal Selam RI 'Tabah Sampai Akhir'. Moto itu mudah diucapkan namun susah dilaksanakan pada saat melaksanakan operasi bawah laut yang dapat memakan waktu cukup lama,” ujar Hadi pada saat memberikan pengarahan kepada prajurit TNI AL yang mengawaki Kapal Selam KRI Ardadedali-404 dalam rangkaian kunjungan kerja di Galangan DSME, Okpo, Korea Selatan, Jumat (6/4) dalam keterangan dari Puspen TNI.
Panglima TNI di Kapal Selam KRI Ardadedali-404.
Panglima TNI di Kapal Selam KRI Ardadedali-404. (Foto: Dok. Puspen TNI)
Selain itu, Hadi menambahkan prajurit di Kapal Selam RI mempunyai ketabahan luar biasa, karena berpisah dengan keluarga selama berbulan bulan.
“Ketabahan yang dimiliki oleh awak Kapal Selam RI memiliki satu tujuan utama dalam rangka melaksanakan tugas menegakkan kedaulatan NKRI,” kata Hadi.

Panglima TNI di Kapal Selam KRI Ardadedali-404.
Panglima TNI di Kapal Selam KRI Ardadedali-404. (Foto: Dok. Puspen TNI)
Panglima TNI juga menyampaikan bahwa kapal selam memiliki nilai yang sangat strategis dan sekaligus memberi efek deterens yang sangat kuat bagi negara.
"Oleh karena itu kita harus memiliki prajurit terlatih untuk mengawaki kapal selam dalam rangka memperkuat Armada TNI AL,” katanya.
Hadi mengatakan pemerintah RI mengapresiasi seluruh prajurit yang menjadi awak Kapal Selam RI dengan memberikan perhatian kesejahteraan serta memberikan tunjangan khusus kepada mereka.
Panglima TNI di Kapal Selam KRI Ardadedali-404.
Panglima TNI di Kapal Selam KRI Ardadedali-404. (Foto: Dok. Puspen TNI)
Hadi dalam kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan profesionalisme seluruh awak KRI Ardadedali-404 yang telah menjalani pelatihan selama 12 bulan dalam rangka mengoperasikan kapal selam.
Rencananya pelayaran penyeberangan dari Korea Selatan ke Indonesia akan dimulai pada tanggal 23 April 2018 mendatag. KRI Ardadedali-404 di bawah Komandan Letkol Laut (P) Widya Poerwandanu beserta awak kapal sejumlah 9 Perwira, 16 Bintara dan 15 Tamtama.
Panglima TNI di Kapal Selam KRI Ardadedali-404.
Panglima TNI di Kapal Selam KRI Ardadedali-404. (Foto: Dok. Puspen TNI)
Turut hadir dalam rangkaian kunjungan kerja Panglima TNI, Asintel Panglima Mayjen Benny Indra Pujihastono, Aslog Panglima Laksda Bambang Naryono, Kapuspen TNI Mayjen M Sabrar Fadhilah, Kapuskersin Laksma Tatit Eko Witjaksono, Kadisadal Laksma Prasetya Nugraha, dan Marsma TNI Khairil Lubis.
Dalam rangkaian kunjungan kerja Panglima TNI di Korea Selatan ini juga didampingi oleh Duta besar Luar Biasa RI H.E. Mr. Umar Hadi dan Atase Pertahanan RI untuk Korea Selatan Kolonel Laut (E) Oka Wirayudha serta, Komandan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Selam Laksma TNI Iwan Isnurwanto.





Credit  kumparan.com




Selasa, 03 April 2018

Kerahkan Alat Tempur, TNI AL Gelar Latihan di Laut Natuna


Kerahkan Alat Tempur, TNI AL Gelar Latihan di Laut Natuna
Koarmabar menggelar latihan tempur laut di Perairan Natuna, pekan lalu. Latihan ini digelar dalam rangka menghadapi dan mengantisipasi kontijensi. (Foto/Muhammad Bunga Ashab/Koran SINDO/Dok)


TANJUNGPINANG - Komando Armada Kawasan Barat (Koarmabar) menggelar latihan tempur laut di Perairan Natuna, Kepulauan Riau, pekan lalu. Latihan ini digelar dalam rangka menghadapi dan mengantisipasi kontijensi.

Latihan ini TNI AL melibatkan unsur lima KRI dan satu helikopter serta pangkalan dibawah jajaran Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IV Tanjungpinang. Latihan ini digelar selama empat hari dari tanggal 27-30 Maret 2018.

Latihan tempur laut tersebut melibatkan 5 unsur KRI Koarmabar antara lain KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, KRI Cut Nyak Dien-375, KRI Lemadang-632, KRI Clurit-641 dan KRI Alamang-644.

Untuk unsur udara melibatkan 1 Pesawat Patroli Udara Maritim jenis Cassa P-852 serta Pangkalan TNI AL yang terdiri dari Lantamal IV Tanjungpinang, Lanal Batam, Lanal Ranai dan Lanal Tarempa.

Panglima Komando Armada Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Yudo Margono menjelaskan bahwa latihan tempur laut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan unsur-unsur Koarmabar dalam menghadapi kontijensi yang sewaktu-waktu dapat terjadi di wilayah kerja Koarmabar.

Selain itu, hal ini dilaksanakan untuk menguji Komando dan pengendalian (Kodal) unsur-unsur dalam pelaksanaan operasi serta uji kemampuan dan kesiapan pangkalan dalam mendukung operasional KRI di daerah Operasi.

"Semua ini perlu diuji, mengingat wilayah perairan barat Indonesia memiliki tantangan dan permasalahan yang kompleks dan dinamis," ujar Pangarmabar dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Senin (2/4/2018).

"Sehingga kecepatan dan kesiapsiagaan unsur-unsur Koarmabar baik KRI maupun pangkalan dalam mendukung tugas pokok Koarmabar menjadi hal mutlak yang harus dipenuhi. Selain itu, koordinasi dinamis antar satuan kerja dalam mendukung tugas pokok menjadi kunci utama keberhasilan dalam operasi," tanbahnya.

Dalam Latihan Tempur Laut tersebut, Lanal Batam dijadikan sebagai pangkalan awal dalam pelaksanaan operasi, dimana unsur-unsur KRI yang terlibat selama pelayaran  melaksanakan serial-serial latihan untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan serta naluri tempur para prajurit dan kerja sama taktis dalam sebuah operasi.

Latihan tersebut antara lain latihan melewati medan ranjau, latihan pertahanan udara, latihan komunikasi taktis, latihan manuver taktis, latihan air joining prosedur dengan pesawat Cassa TNI AL, Latihan Pek Nubika peperangan anti kapal permukaan, peperangan anti udara, simulasi VBSS serta latihan penembakan meriam.

Selanjutnya seluruh unsur-unsur KRI bergerak menuju Lanal Ranai sebagai pangkalan aju dalam rangka melaksanakan bekal ulang logistik untuk melanjutkan operasi.
Pangarmabar menjelaskan, dipilihnya Lanal Ranai sebagai pangkalan aju dikarenakan situasi Laut Natuna Utara yang dinamis dimana terjadinya konflik  Laut Cina Selatan oleh beberapa negara kawasan yang menjadikan Laut Natuna rawan kejadian pelanggaran wilayah.

"Sehingga perlunya penegakkan kedaulatan dan hukum di perairan laut yuridiksi Indonesia khususnya Laut Natuna Utara dengan kehadiran unsur-unsur KRI dalam melaksanakan patroli dan upaya legal yang secara persuasif melakukan pengusiran terhadap nelayan-nelayan asing dari wilayah ZEEI," ucapnya.

"Indikasi-indikasi tersebut yang menjadikan Koarmabar harus lebih tanggap dan cepat dalam meresponnya, sehingga kesiapan dan kecepatan unsur-unsur Koarmabar baik KRI, pesawat udara dan pangkalan harus senantiasa diuji dan didadak. Sehingga kita mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang menjadi titik lemah dalam mendukung operasi," tegas Pangarmabar. 


Dalam kesempatan tersebut, Pangarmabar mengikuti dan memimpin secara langsung   latihan di atas kapal markas KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dengan didampingi Danguspurlabar, Asintel Pangarmabar, Asops Pangarmabar, Asintel Guspurlabar dan Asintel Lantamal IV.



Credit  sindonews.com




Senin, 19 Februari 2018

Sukhoi Su-35 Tiba di Indonesia Oktober Mendatang

Wow! Pesawat Siluman Sukhoi Su-35 Tiba di Indonesia Oktober Mendatang
Indonesia akan miliki pesawat tempur canggih buatan Rusia, Sukhoi Su-35 di bulan Oktober mendatang. Foto : SINDOnews


JAKARTA - Tidak lama lagi langit Indonesia akan kedatangan pesawat tempur canggih buatan Rusia, Sukhoi Su-35. Jika tidak ada aral melintang maka pesawat ini tiba bulan Oktober mendatang.

Kepastian kedatangan Sukhoi setelah Kementerian Pertahanan (Kemhan) menandatangani kontrak pengadaan pesawat itu dengan Rusia, Rabu, (14/02/2018).

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna menyambut baik penandatanganan kontrak pengadaan Sukhoi. "Saya senang sekali karena sesuai dengan harapan dan program saya untuk mempercepat proses pengadaan alutsista (alat utama sistem persenjataan-red) yang tertunda," ujarnya kepada SINDOnews.

Mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional ini mengatakan, keberadaan Sukhoi Su-35 akan menambah kekuatan opersional TNI AU.

Seperti diketahui, pembelian pesawat Sukhoi Su-35 ini bertujuan untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah tidak layak terbang. Indonesia membeli 11 pesawat Sukhoi Su-35 full combat.

Pesawat bermesin ganda ini dianggap sebagai pesawat generasi ke lima karena kelebihan yang dimilikinya. Bagaimana tidak, pesawat turunan dari Su-27 ini mampu melakukan manuver yang tidak bisa dilakukan oleh pesawat tempur lainnya yakni, berhenti seketika di udara, mampu terbang cepat di ketinggian dan bisa membawa banyak rudal udara ke udara.

Berdasarkan data yang dihimpun Sindonews, pesawat dengan tempat duduk tunggal ini juga dilengkapi sistem avionik canggih dan memiliki kecepatan supersonik sekitar 1,5 mach yakni dua kali kecepatan suara dan dianggap mampu melampaui pesawat tempur siluman generasi kelima F-22 Raptor buatan Amerika Serikat

Kelebihan lainnya, pesawat Su-35 ini memiliki sistem pencarian dan pelacakan inframerah termasuk sensor non elektromagnetik untuk pendeteksian jarak jauh. Serta peralatan jamming yang mampu menurunkan kemampuan radar pesawat musuh. Termasuk radar untuk mendeteksi sinyal dari belakang guna menembakkan peluru kendali SARH.

Su-35 juga bisa melesat hingga 2.390 km/jam dan mampu menempuh jarak hingga 4.500 km, sedangkan kecepatan maksimal F-22 mencapai 2.410 km/jam dengan jarak tempuh 2.000 km. Kedua pesawat ini dilengkapi dua buah tangki bahan bakar.





Credit  sindonews.com





Kemhan RI Sudah Meneken Kontrak Pembelian 11 Sukhoi SU-35


Kemhan RI Sudah Meneken Kontrak Pembelian 11 Sukhoi SU-35
Kemhan memastikan pembelian 11 unit Sukhoi sudah lengkap dengan persenjataan sesuai kebutuhan TNI AU. (AFP PHOTO / Vasily Maximov / MOY)

Jakarta, CB -- Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian 11 unit pesawat tempur Sukhoi SU-35 dengan Rusia. Penandatanganan itu dilakukan pada Rabu (14/2) lalu di Jakarta.

"Sudah tanggal 14 Februari kemarin," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Totok Sugiarto lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (16/2).

Kontrak tersebut ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksamana Muda TNI Agus Setiadji dengan Yuri, delegasi dari Rostec.



Totok memastikan pembelian 11 unit Sukhoi tersebut sudah lengkap dengan persenjataan sesuai dengan kebutuhan TNI AU. "Full combat," ujarnya.

Totok menyampaikan usai penandatanganan kontrak tersebut, kini Indonesia tinggal menunggu proses pembuatan Sukhoi saja untuk kemudian dikirim ke Indonesia.

Nantinya pengiriman Sukhoi ke Indonesia akan dilakukan dalam tiga tahap.




Tahap pertama, akan dikirim dua unit pada Agustus 2019, dengan catatan kontrak efektif per Agustus 2018.

Tahap kedua, enam unit akan dikirim 18 bulan setelah kontrak efektif. Dan, tiga unit sisanya akan dikirim setelah 23 bulan dari kontrak.

Total pengadaan 11 unit Sukhoi SU-35 lengkap dengan senjata dan persenjataannya mencapai US$1,14 miliar dengan sistem imbal beli.




Credit  CNN Indonesia




Rabu, 27 Desember 2017

TNI AL LAKSANAKAN UJI KELAIKAN KN TANJUNG DATU 1101 BAKAMLA


 
 
TNI Angkatan Laut melaksanakan uji kelaikan kapal yang akan digunakan oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla), yaitu KN Tanjung Datu-1101 pada 16 sampai dengan 22 Desember 2017, di wilayah perairan sekitar Batam. KN Tanjung Datu 1101 merupakan kapal produksi dalam negeri yaitu PT Palindo Marine Shipyard. 
Dalam kegiatan ini, TNI AL menerjunkan Tim Kelaikan Materiel dari Dinas Kelaikan Materiel Angkatan Laut (Dislaikmatal) yang dipimpin oleh Letkol Laut (T) Hilman Panungkuran, beserta tiga orang personel tim lainnya yaitu, Mayor Laut (T) Ir. Dwi Suprihantono Putro spesialis bidang platform, Mayor Laut (E) Richard Martin, S.T., M.T., dibantu oleh Serka MES Wiwit Sudiatmoko yang menangani bidang navigasi dan SEWACO (Sensor, Weapon and Command).
Uji kelaikan yang dilaksanakan oleh TNI AL dari tim Dislaikmatal ini, merupakan permintaan langsung Bakamla RI guna memberikan rasa aman atas keselamatan baik personel, materiel, maupun lingkungan selama kapal tersebut dioperasionalkan.
KN Tanjung Datu - 1101 merupakan kapal jenis patroli terbesar yang pernah dibangun di Indonesia. Kapal ini memiliki kecepatan maksimum 18 knot, dengan Panjang 110 M, Lebar 15.5 M dan Tinggi main deck 6.90 M. Kapal ini memiliki kecepatan jelajah 15 knot, dengan kecepatan ekonomis 10 knot. Lambung kapal terbuat dari steel marine grade A, dan Kapal ini akan diawaki sejumlah 76 personel.
Nama KN Tanjung Datu sendiri diambil dari nama daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Kelurahan Temajuk Kecamatan Paloh, Kab. Sambas, Prov. Kalbar, dimana terdapat mercusuar setinggi 43 meter di kawasan hutan lindung lereng Gunung Datu sebagai penanda batas kepemilikan wilayah RI.
Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan Laut. 



Credit  tnial.mil.id


KN.Tanjung Datu Bakamla RI



IMG-20171223-WA0026.jpg


Jakarta, CB  - Dalam memaksimalkan tugas utama Bakamla RI yaitu melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan laut, Bakamla RI memproduksi patroli terbesar yang dimiliki saat ini dengan ukuran 110 meter.
Sesuai dengan tahapan proses pembuatannya, Bakamla RI dan PT. Palindo Marine Shipyard bersama-sama melaksanakan pengawasan dan pengamatan manajemen muti terhadap pembangunan kapal 110 meter tersebut. Hal yang paling menentukan adalah hasil dari serangkaian uji kapal yang dilangsungkan di galangan kapal PT. Palindo Marine Shipyard, Batam, Sabtu (23/12/2017).
Terdapat beberapa hal yang menjadi tolak ukur dalam penjaminan mutu suatu kapal, antara lain penggunaan material, peralatan, dan perlengkapan kapal yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia atau bahkan berstandar internasional.
Selain itu, proses pengerjaan pemasangan peralatan dan perlengkapan kapal juga harus dilakukan oleh tenaga yang kompeten sehingga kapal yang dibangun memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Bakamla RI.
Pelaksanaan pengawasan dan pengamatan itu sendiri  melalui beberapa tahapan, yaitu tahap pembangunan dan pengujian kapal. Tahap pembangunan kapal sudah selesai dengan sangat baik, ditandai dengan launching kapal dimana pertama kalinya kapal diapungkan di air.
Tahap pengujian kapal dilaksanakan dalam tiga tahap.
  1. Adalah tahap Factory Acceptance Test (FAT/Uji Kelaikan Pabrik) yang dilaksanakan oleh galangan dalam rangka uji seluruh peralatan dan kesiapan kapal setelah selesai pembangunan.
  2. Yaitu uji Harbour Accepted Test (HAT/Uji Kelaikan Dermaga), adalah pelaksanaan uji fungsi seluruh peralatan pokok kapal meliputi peralatan keselamatan dan peralatan kapal yang tergabung pada kondisi teknis dan kelaikan material dalam melaksanakan fungsi kemampuan keselamatan, kemampuan apung, kemampuan gerak, kemampuan layar dan kemampuan fungsi asasi.
  3. Tahap terakhir yaitu pelaksanaan pengujian Sea Accepted Test (SAT/Uji Kelaikan Laut), yang merupakan pengujian puncak meliputi pengujian keseluruhan materi HAT di laut dengan ditambahkan dengan materi–materi olah gerak kapal/manuver.
Pelaksanaan uji HAT dan SAT pada kapal 110 meter menggunakan jasa dari Dinas kelaikan TNI AL (Dislaikmatal) dengan pertimbangan fungsi dari kapal 110 meter adalah melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan di laut.
Pelaksanaan uji HAT dan SAT ini dihadiri dan diawasi oleh beberapa pejabat Bakamla RI diantaranya Kepala Biro Sarana dan Prasarana Laksma TNI Tugas Eko, Staf Ahli Bidang Operasi Laksda TNI (Purn) Busran Kadri, Kasubdit Operasi Laut Kolonel Laut (P) Imam hidayat, dan Tim Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) Ujang Rusmana, S.Si. Selain itu, terdapat pula Tim Uji Kelaikan Kapal dari Dislaikmatal yang dipimpin oleh Letkol Laut (T) Hilman.
Selanjutnya, kapal 110 meter akan memasuki tahap pemasangan senjata dan peralatan khusus.
Pemilihan nama KN. Tanjung Datu merupakan representasi tugas yang diemban oleh Bakamla RI yang turut menjangkau pulau-pulau terluar di wilayah Indonesia. Sebagaimana diketahui, Tanjung Datu merupakan daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Di kawasan hutan lindung lereng Gunung Datu terdapat menara mercusuar setinggi 43 meter, yang sekaligus menandakan batas kepemilikan wilayah NKRI.
Dengan segala daya dan upaya yang dimiliki, Bakamla RI akan berjuang untuk mengamankan lautan nusantara. Raksamahiva Camudresu Nusantarasya - Kami Penjaga Lautan Nusantara




Credit  harianumum.com





Rabu, 20 Desember 2017

Heli Serang AH-64 Apache Guardian Perkuat TNI, Ini Persenjataannya



Heli Serang AH-64 Apache Guardian Perkuat TNI, Ini Persenjataannya

CB - Dua unit dari delapan helikopter tempur tercanggih AH-64 Apache Guardian milik TNI sudah tiba Tanah Air, Sabtu (16/12/2017) malam.
Heli ini diangkut pesawat angkut C-17 Globemaster III, mendarat di lapangan udara Ahmad Yani Semarang, base Korps Penerbang TNI Angkatan Darat (Penerbad).
Foto-foto yang diposting akun Markava Malik Hakim memperlihat heli serang ini diangkut dan dirakit kembali di Indonesia.


Dua Apache yang diterima satu konfigurasi dilengkapi dengan radar Longbow yang berbentuk seperti bakpau di atas rotor utama Apache, dan yang lainnya tanpa radar.
Kehadiran AH-64 Apache Guardian bakal menambah kekuatan TNI dan menjadikan Indonesia negara kedua yang memiliki heli canggih ini, setelah Singapura.
Foto Markava Malik Hakim.
Saat ini Singapura sudah memiliki 20 unit Apache.

Mengutip rilis DSCA (Defence Security Cooperation Agency), pesanan AH-64E Apache Guardian TNI AD sudah dilengkapi dengan 3 mesin T-700-GE-710D sebagai cadangan di luar 16 unit yang terpasang, 1 unit MTADS (Modern Target Acquisition and Designation Sight) cadangan di luar 8 unit yang terpasang di helikopter, 10 unit AAR-57(V)3/5 CMWS (Common Missile Warning Systems) yang bertugas memberikan peringatan apabila Apache disasar oleh rudal berpemandu radar atau infra merah, sehingga dapat melepaskan suar untuk mengacaukan rudal tersebut.


Heli Apache milik TNI AD dirakit di Penerbad Ahmad Yani Semarang
Heli Apache milik TNI AD dirakit di Penerbad Ahmad Yani Semarang (apache)




Foto Markava Malik Hakim.
Foto Markava Malik Hakim.
Foto Markava Malik Hakim.
foto-foto: fb markava malik halim
Sementara untuk sistem radar Longbow yang berbentuk seperti bakpau, TNI AD hanya memesan 4 unit berikut komponennya seperti AN/APG-78 FCR (Fire Control Radar) dan Radar Electronic Unit. Hal ini bisa dipahami karena tidak perlu semua helikopter dilengkapi dengan Longbow, heli yang tidak dilengkapi radar tersebut bisa berbagi informasi dari helikopter yang dilengkapi radar Longbow.
Untuk sistem persenjataan, ada 32 unit rak M299A1 Hellfire Missile Launcher, artinya diasumsikan kedelapan Apache masing-masing bisa dilengkapi empat rak dengan kapasitas total 32 unit rudal Hellfire, walaupun pada prakteknya pasti akan lebih banyak membawa tabung peluncur roket FFAR 70mm. Untuk rudalnya, Indonesia memesan 140 unit rudal AGM-114R3 Hellfire dengan sistem pemandu laser.
Sementara untuk mengarahkan kanon 30mm M230E1 yang terpasang di dagu Apache Guardian, Indonesia memesan 24 unit helm IHDSS-21 (Integrated Helmet and Display Sight Systems) yang bisa mengarahkan kanon hanya dengan menolehkan kepala saja.

Selain helikopter dan persenjataan, Indonesia juga memesan perangkat latih dan simulator yang lengkap, berikut suku cadang, kendaraan penunjang, pendukung, latihan awak, dan dukungan logistik lainnya, dengan total nilai pengadaan senilai US$ 1,42 miliar.



Credit  TRIBUN-MEDAN.COM







Tiga Helikopter AH-64E Apache Milik TNI AD Tiba di Indonesia



Tiga unit helikopter serang AH-64E Apache buatan Amerika Serikat tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani, Semarang, Senin (18/12/2017).
  Tiga unit helikopter serang AH-64E Apache buatan Amerika Serikat tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani, Semarang, Senin (18/12/2017).(Dok. Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad).)


JAKARTA, CB - Tiga unit helikopter serang AH-64E Apache buatan Amerika Serikat tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani, Semarang, Senin (18/12/2017).
"Tiga unit pertama dikirim dengan pesawat C-17 Globe Master tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani tanggal 18 Desember 2017," ujar Wakil Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) Brigjen Eko kepada Kompas.com, Selasa (19/12/2017).
Eko menuturkan, tiga heli tersebut termasuk dalam program pembelian delapan unit melalui program Foreign Military Sales (FMS) untuk menjamin kesiapan alutsista secara maksimal.
Pengiriman helikopter dilaksanakan dalam dua gelombang. Pengiriman tiga unit pertama dikirim dengan pesawat C-17 Globe Master.

Kemudian, lima unit berikutnya dikirim dengan kapal laut dan diperkirakan tiba di Semarang pada Maret



Selanjutnya, helikopter yang sudah tiba di Semarang akan disiapkan untuk mendukung kesiapan operasional TNI AD.
"Pada fase awal, helikopter akan diuji kelaikudaraannya, setelah dinyatakan lulus kemudian akan dipakai untuk pelatihan penerbang dan semua awak pesawat," ucap Eko.
Pengumuman pembelian delapan helikopter Apache dilakukan pada tahun 2012 oleh Menteri Luar Negeri AS saat itu, Hillary Clinton, setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Washington pada 20 September 2012. Kontrak pengadaan mencapai 295,8 juta dollar AS.



Credit  KOMPAS.com












Kamis, 14 Desember 2017

Empat Pesawat F16 Hibah dari AS Tiba di Lanud Iswahjudi


Empat Pesawat F16 Hibah dari AS Tiba di Lanud Iswahjudi
Ilustrasi. Foto/SINDOnews


MAGETAN - Empat pesawat tempur F16 milik Amerika Serikat (AS) yang dihibahkan ke Indonesia,  tiba di Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur (Jatim).

Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal mengatakan, empat pesawat tersebut F-16 jenis C tiba setelah terbang dari AS sejak Senin 11 Desember 2017. Samsur Rizal menjelaskan, empat pesawat yang datang merupakan bagian dari 24 pesawat bantuan AS.

"Seharusnya ada enam pesawat yang tiba. Lantaran ada permasalahan mesin saat mendarat di Hawai, maka dua pesawat harus menunggu perbaikan dulu," kata Samsul Rizal saat penerimaan empat pesawat tempur bantuan, Selasa (12/12/2017)

Datangnya empat pesawat ini menambah pesawat tempur F16 bantuan AS di TNI AU menjadi 22 unit. "Dua pesawat lainnya masih menunggu konfirmasi dari Hawai terkait perbaikan apa yang diperlukan sehingga pesawat siap diterbangkan," ucap Samsul.

Sedangkan untuk penempatannya, pesawat F16 akan dibagi dua untuk skuadron 16 di Pekanbaru dan skuadron 3 di Lanud Iswahjudi. 



Credit  sindonews.com


Empat pesawat F-16 hibah datang dari Amerika


Empat pesawat F-16 hibah datang dari Amerika
Komandan Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal (kiri) berbincang dengan para pilot tempur Amerika Serikat F-16 Figting Falcon Shelter Skadron Udara 3 sesaat setelah mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, Selasa (12/12/2017). Sebanyak empat unit pesawat tempur F-16 yang tiba di Lanud Iswahjudi merupakan bagian dari 24 pesawat tempur F-16 C/D hibah dari Amerika Serikat. Rencananya pesawat-pesawat tempur F-16 tersebut akan melengkapi Skuadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skuadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)



Magetan (CB) - Sebanyak empat unit pesawat tempur F-16 "Fighting Falcon" yang merupakan hibah dari Amerika Serikat mendarat di Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, Selasa (12/12).

Empat unit pesawat tempur F-16 Fighting Falcon masing-masing dipiloti para penerbang tempur Letkol Gregory Gaff, Major David Torres, Letkol Martin C Meyer, dan Kapten Andrew R Branson. Pesawat-pesawat tersebut merupakan bagian dari enam pesawat F-16 tipe C yang semula direncanakan kedatangannya Senin (11/12), namun karena alasan faktor cuaca tertunda Selasa.

"Rencana semula hari ini tiba enam pesawat F-16. Namun karena ada permasalahan mesin di Hawai, maka dua pesawat terpaksa menunggu perbaikan terlebih dahulu," ujar Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal.

Sedangkan empat pesawat lainnya, lanjut Danlanud Samsul Rizal mengutip penjelasan empat pilot yang menerbangkannya, semua pesawat yang tiba di Lanud Iswahjudi dalam kondisi baik.

"Menurut para pilot yang menerbangkan empat pesawat tadi semuanya dalam kondisi baik 100 persen, tidak ada masalah sedikitpun, sehingga bisa langsung dioperasikan," kata Danlanud Samsul Rizal.

Samsul Risal menambahkan, Indonesia menerima hibah 24 unit pesawat tempur F-16, yang rencananya akan melengkapi Skuadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skuadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru. Dari jumlah tersebut tinggal dua unit yang belum terkirim.

Menurut dia meskipun pesawat tempur F-16 Fighting Falcon tipe C dan D tersebut merupakan pesawat bekas, namun kemampuannya melebihi pesawat F-16 sebelumnya yang pernah dimiliki TNI AU yaitu tipe A dan B.

"Pesawat hibah ini memang bekas penggunaan dari Amerika Serikat. Namun telah dilengkapi avionik dan sistem persenjataan yang lebih baik. Sehingga memiliki kemampuan melebihi aslinya," kata Samsul Rizal.

Dengan kedatangan empat unit pesawat tempur F-16 tipe C dan D kali ini, maka diharapkan akan semakin menambah kekuatan militer Indonesia khususnya alutsista TNI AU dalam melindungi dan mempertahankan NKRI.




Credit  antaranews.com











Senin, 11 Desember 2017

Hadi Tjahjanto, dari Penerbang Pesawat Angkut Jadi Panglima TNI



Hadi Tjahjanto, dari Penerbang Pesawat Angkut Jadi Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berfoto bersama usai Upacara Serah Terima Jabatan Panglima TNI di Lapangan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, 9 Desember 2017. Tempo/Fakhri Hermansyah

CB, Jakarta - Mantan Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) Marsekal Pertama (Purn) Dwi Badarmanto mengungkap kisah sebelum Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto mencapai puncak karirnya sebagai Panglima TNI. Dwi Badarmanto menyebut bahwa karir Hadi Tjahjanto biasa-biasa saja sebelum menjabat sebagai perwira tinggi bintang satu.
Dulu, Hadi hanya bertugas sebagai pilot pesawat angkut Cassa, salah satu jenis pesawat angkut ringan. "Siapa yang menyangka jika seorang penerbang pesawat angkut bisa jadi Panglima TNI, mekanik mesin pun mungkin tak menyangka," kata Dwi Badarmanto dalam sebuah diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu, 9 Desember 2017.

Sebagai mantan Kadispen TNI-AU, Dwi menceritakan, karir Hadi mulai menanjak saat dia diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah pada 2010. Ketika itu, Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Saya kira ini seperti takdir yang sudah dipertemukan, padahal saat itu Hadi di tengah dilema antara Lanud Husein Sastranegara. Ini seperti kehendak Tuhan karena saat itu Jokowi jadi Wali Kota," kata dia.
Sejak saat itu, lanjut Dwi, karir Hadi semakin meroket tajam. Pada Juli 2015, Hadi diangkat menjadi Sekretariat Militer Presiden Republik Indonesia Presiden Joko Widodo dan pangkatnya naik menjadi Marsekal Muda. Selang setahun, November 2016, Hadi dilantik menjadi Irjen Kementerian Pertahanan. Tiga bulan setelah menjabat sebagai Irjen Kemenhan, Hadi terpilih menjadi Kepala Staf Angkatan Udara, tepatnya 18 Januari 2017 menggantikan Agus Supriatna.

Hingga akhirnya, Hadi Tjahjanto dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo menjadi Panglima TNI menggantikan Jendral Gatot Nurmantyo. Setelah disetujui DPR, Hadi Tjahjanto resmi dilantik pada tanggal 8 Desember 2017 di Istana Kepresidenan oleh Presiden Joko Widodo.



Credit  TEMPO.CO


Jadi Panglima TNI, Ini Sejumlah Tantangan Bagi Hadi Tjahjanto



Jadi Panglima TNI, Ini Sejumlah Tantangan Bagi Hadi Tjahjanto
Marsekal Hadi Tjahjanto menyapa wartawan dan undangan jelang dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, 8 Desember 2017. TEMPO/Subekti.

CB, Jakarta- Marsekal Hadi Tjahjanto telah resmi menjabat sebagai Panglima TNI setelah upacara serah terima jabatan dari Jenderal Gatot Nurmantyo. Dalam pidatonya, Hadi mengatakan berbagai tantangan yang harus dihadapinya selama memimpin TNI.
"Tantangan tugas TNI ke depan tidak semakin ringan. Namun, kami harus yakin dengan kebersamaan seluruh prajurit TNI serta dengan dukungan rakyat Indonesia TNI akan bertugas baik," kata Hadi dalam pidatonya saat upacara sertijab di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Sabtu, 9 Desember 2017.

Hadi menjelaskan, deretan tantangan tersebut adalah dampak tatanan dunia baru, terorisme, perang siber, serta kerawanan keamanan perbatasan laut. Menurut dia, Indonesia juga kerap mengalami keresahan dari tindakan penyelundupan barang, manusia, senjata serta narkoba.
Hadi mengatakan, seluruh jajaran TNI harus siap dalam menghadapi potensi konflik dalam tubuh TNI pada 2018 dan 2019 yang merupakan tahun politik. Menurut dia, periode pemilihan kepala daerah serentak dan pemilihan presiden itu dapat menggoyahkan netralitas TNI. "TNI harus memegang teguh netralitasnya dari tingkat atas hingga satuan bawah TNI," ujarnya.

Serah terima jabatan ini dilakukan setelah Presiden Joko Widodo melantik Hadi di Istana Negara pada Jumat, 8 Desember 2017. Acara itu turut dihadiri oleh Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso, beserta para menteri, duta besar negara sahabat, kepala staf angkatan serta pejabat utama TNI.
Jenderal Gatot Nurmantyo yang telah menyerahkan jabatannya kepada Hadi Tjahjanto enggan memberikan pesan atau nasiha kepada juniornya itu. Menurut dia, Hadi saat ini sudah menjadi atasannya sehingga tidak etis apabila dirinya memberikan pesan atau nasihat.
"Saya tidak memberi pesan apa-apa. Mengapa? Karena Pak Hadi sekarang adalah atasan saya. Sejak tadi disampaikan dalam Keputusan Presiden, sejak ditandatangani surat ini, maka secara resmi (Panglima TNI) adalah Pak Hadi, maka tidak etis saya memberikan nasihat ke Pak Hadi karena saya adalah sekarang perwira tinggi Mabes TNI," kata Gatot.




Credit  TEMPO.CO




Rabu, 06 Desember 2017

4 Pesawat Militer Rusia Mendarat di Biak Numfor, Ada Apa?



Pesawat bomber Rusia Tupolev TU-95 MS yang memiliki bentang sayap hingga 50 meter. (Wikipedia)



BIAK, CB — Pemandangan berbeda tampak di Bandara Internasional Frans Kaisiepo, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, Selasa (5/12/2017). Empat pesawat Rusia yang mengangkut 110 personel militer Rusia mendarat di bandara tersebut.
Empat pesawat tersebut terdiri dari dua pesawat angkut jenis Ilyushin-76/78813 dan Ilyushin -76/78810, serta dua Bomber Tupolev TU-95 MS yang merupakan jenis pesawat pengebom strategis bermesin turboprop empat yang memiliki panjang 46,2 meter dan sayap 50,10 meter.
Komandan Lanud Manuhua Kolonel PNB Fajar Adriyanto mengungkapkan, keempat pesawat dengan 110 personel itu diterima langsung beberapa pejabat TNI AU yang ada di Biak.
Fajar menjelaskan, kedatangan pesawat Rusia tersebut untuk melaksanakan misi Navigasi Exercises atau latihan penentuan kedudukan (position) dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta dan juga untuk wisata alam di Indonesia, khususnya di Biak.
“Mereka datang untuk melaksanakan misi latihan navigasi jarak jauh dari Angkatan Udara Rusia. Kabupaten Biak dipilih sebagai lokasi titik akhir navigasi yang sudah dikaji oleh staf ahli Mabes TNI dan Rusia. Ini merupakan program kerja staf Mabes TNI dan Mabes AU,” kata dia.
Dalam kegiatan ini, lanjut Fajar, tidak ada unsur lain, kecuali hanya terbang navigasi yang didahului pesawat angkut Ilyushin -76 sebanyak dua pesawat yang telah mendarat dini hari di Biak dan disusul oleh dua


“Dua pesawat Bomber ini datang tanpa dilengkapi dengan amunisi dan kamera intai, jadi murni hanya terbang navigasi. Terbang navigasi itu sendiri adalah terbang dari poin ke poin dengan mengandalkan ketepatan koordinat yang tidak melenceng arahnya dengan melewati spesifik daratan dan lautan serta mencoba pertama kali untuk terbang melintas garis khatulistiwa. Untuk misi penerbangan ke sini tidak ada unsur ancaman ataupun misi lain,” ujar dia.
Menurut Fajar, pendaratan militer rusia ke Biak ini merupakan kesempatan bagi warga di Kabupaten Biak untuk mengenalkan kesenian tari yosipancar, adat dan budaya Papua, serta tidak kalah pentingnya sebagai destinasi wisata alam dari Dinas Pariwisata Biak untuk mereka yang selama ini mencari daerah panas yang eksotik.
"Mereka akan berada di Biak selama lima hari dan akan dibawa ke tempat wisata. Mereka terbang dari Rusia dengan suhu –37 derajat celsius dan landing di Biak dengan suhu 37 derajat celsius, perbedaan suhu yang signifikan antara suhu Rusia sebagai home base mereka dan suhu di Indonesia, khususnya di Biak. Sekaligus kesempatan bagi mereka untuk menguji kesiapan dan ketahanan pesawat mereka yang selama ini hanya terbang di daerah bersuhu dingin," tutur Fajar.



Credit  KOMPAS.com


Bawa 4 Pesawat, Militer Rusia 'Numpang' Latihan Navigasi di Papua


Bawa 4 Pesawat, Militer Rusia Numpang Latihan Navigasi di Papua
Militer Rusia dan TNI AU (Wilpret Siagian/detikcom)

Jayapura - Militer Rusia akan melaksanakan latihan di Biak, Papua. Mereka membawa 4 pesawat untuk 'numpang' latihan navigasi di Papua selama 5 hari.

Dua pesawat yang dibawa Rusia sudah tiba di Bandara Frans Kaisepo pada Selasa (5/12/2017). Dua pesawat itu mengangkut 81 tentara Rusia.

"Kehadiran tentara Rusia itu dalam rangka Uji Navigasi Pesawat serta Wisata di wilayah Kabupaten Biak Numfor," kata Danlanud Manuhua Biak Numfor, Kolonel Pnb Fajar Adriyanto, dalam press release, Selasa (5/12).

Pesawat militer Rusia tiba di Bandara Frans Kaisepo, Biak
Pesawat militer Rusia tiba di Bandara Frans Kaisepo, Biak (Wilpret Siagian/detikcom)
Fajar mengatakan personel militer Rusia itu akan berada di Biak pada 4-9 Desember 2017. "Mereka hanya akan tinggal di Biak untuk berwisata, mereka tidak akan pergi ke tempat lain," ujar Fajar.

Selain dua pesawat angkut berat Rusia jenis Ilyushin-76 itu, akan ada dua pesawat Rusia lagi yang datang ke Biak, yaitu pesawat bomber Tupolev TU-95. Nantinya ada total 110 personel militer Rusia yang akan tiba di Biak.

Fajar menjelaskan kedatangan pesawat Rusia itu merupakan bagian dari kolaborasi antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan mitranya dari Rusia yang memilih Biak sebagai lokasi latihan. Penerbangan ini akan menjadi latihan pertama pesawat militer Rusia melintas di Khatulistiwa.

"Pesawat terbang langsung dari Rusia selama 12 jam, dan ini akan menjadi pertama kalinya mereka terbang di dekat Khatulistiwa. Pesawat Rusia tidak dilengkapi dengan radar, amunisi, atau kamera karena latihan navigasi hanya akan mencakup pengecekan keakuratan jarak jauh yang melayang di atas lautan," tambahnya.

Pesawat militer Rusia parkir di Bandara Frans Kaisepo, Biak
Pesawat militer Rusia parkir di Bandara Frans Kaisepo, Biak (Wilpret Siagian/detikcom)


Secara terpisah, Kadispen AU Marsma TNI Jemi Trisonjaya mengatakan Angkatan Udara (AU) Rusia juga akan unjuk kebolehan bermanuver di angkasa. Warga Biak juga diberi kesempatan untuk melihat pesawat militer Rusia dari jarak dekat.

"Di samping itu, pihak AU Rusia juga akan melaksanakan static show, dan memberikan kesempatan kepada warga Biak untuk bisa melihat dari dekat pesawat mereka mulai Rabu hingga Jumat (8/12) mendatang," kata Jemi.

Jemi berharap kerja sama di antara kedua negara bisa meningkatkan wawasan militer kedirgantaraan. Selain itu, kerja sama ini dinilai membawa nilai positif bagi pariwisata Indonesia.

"Diharapkan kegiatan kunjungan AU Rusia ini dapat meningkatkan kerja sama angkatan udara kedua negara dan mengenalkan potensi wisata di Indonesia. Di samping itu, kunjungan tersebut dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tambahan bagi personel TNI AU tentang kemampuan operasional pesawat-pesawat Rusia melalui interaksi dengan personel AU Rusia," pungkasnya.                





Credit  detik.com







Panglima TNI Mutasi 85 Perwira Tinggi


Panglima TNI Mutasi 85 Perwira Tinggi
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.Foto/Dok/SINDOnews


JAKARTA - Sebanyak 85 perwira tinggi (Pati) di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dimutasi. Mutasi ini berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/982/XII/2017 yang ditandatangani Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pada 4 Desember 2017.

Mutasi Jabatan 85 Perwira Tinggi TNI, terdiri dari 46 perwira tinggi TNI Angkatan Darat, 28 perwira tinggi TNI Angkatan Laut, dan 11 perwira tinggi TNI Angkatan Udara. Mutasi jabatan di lingkungan TNI ini untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier Perwira Tinggi TNI, guna mengoptimalkan tugas-tugas TNI yang semakin kompleks dan dinamis.

Dari 46 perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang dimutasi, yaitu Letjen TNI Edy Rahmayadi dari Pangkostrad menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pension dini). Jabatan Pangkostrad diisi Mayjen TNI Sudirman yang semula menjabat Asops Kasad.
Lalu, Mayjen TNI AM Putranto dimutasi dari Pangdam II/Sriwijaya menjadi Asops Kasad. Kemudian, Mayjen TNI Subiyanto dari Aspers Kasad menjadi Pangdam II/Sriwijaya.

Sedangkan dari 28 perwira tinggi TNI Angkatan Laut yang dimutasi, antara lain Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono dari Dankormar menjadi Dankodiklat TNI, Brigjen TNI (Mar) Hasanudin dari Kas Kormar menjadi Dankormar, Brigjen TNI (Mar) Nur Alamsyah dari Danpasmar II Kormar menjadi Kas Komar, dan Kolonel Mar Edi Juardi dari Asops Kormar menjadi Danpasmar II Kormar.

Adapun 11 perwira tinggi TNI Angkatan Udara yang dimutasi, antara lain Marsda TNI Imran Baidirus dari Pangkoopsau I menjadi Pangkohanudnas, Marsma TNI Nanang Santoso dari Kadisopslatau menjadi Pangkoopsau I, Marsma TNI Tamsil Gustari Malik dari Kas Kohanudnas menjadi Kadisopslatau, dan Marsma TNI Heraldy Dumex Dharma dari Pangkosek Hanudnas IV Bik menjadi Kas Kohanudnas. 






Credit  sindonews.com










Senin, 04 Desember 2017

Jokowi Ajukan KSAU Hadi Tjahjanto sebagai Calon Panglima TNI


Jokowi Ajukan KSAU Hadi Tjahjanto sebagai Calon Panglima TNI
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) melihat maket pesawat angkut CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero) yang dipajang dalam Pameran Dirgantara 2017 di Terminal Selatan, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 20 April 2017. ANTARA FOTO

CB, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengajukan nama Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo. Menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon, mereka sudah menerima surat dari Menteri Sekretariat Negara Pratikno terkait dengan calon Panglima TNI tersebut.
"Mensesneg Pratikno hari ini menyampaikan surat dari Presiden tentang rencana pemberhentian dengan hormat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo," kata Fadli saat ditemui di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Senin, 4 Desember 2017.


Surat itu, kata Fadli, akan segera diserahkan kepada pelaksana tugas Sekretaris Jenderal DPR, Damayanti, untuk segera diproses, lalu pimpinan DPR akan menggelar rapat bersama dengan pimpinan fraksi. "Rapat Badan Musyawarah akan digelar siang nanti," tuturnya.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bakal pensiun pada Maret 2018. Penggantian Panglima TNI akan ditempuh melalui pertimbangan dan persetujuan DPR.
Kandidat Panglima TNI, sesuai dengan tradisinya, disyaratkan harus berpangkat bintang empat dan pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.

Sebelumnya, koalisi sipil mendesak Presiden Joko Widodo segera menentukan nama calon Panglima TNI pengganti Gatot Nurmantyo yang akan pensiun. Mereka juga mendesak Jokowi menerapkan sistem rotasi dalam pemilihan Panglima TNI. Nama KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto diusulkan banyak pihak untuk menggantikan Gatot. 




Credit  TEMPO.CO





Kapal Patroli KRI Sibarau 847 Tenggelam di Perairan Selat Malaka



Kapal Patroli KRI Sibarau 847 Tenggelam di Perairan Selat Malaka
Tiga kapal patroli terbaru milik TNI AL



CB, MEDAN - Kapal patroli TNI Angkatan Laut, KRI Sibarau 847 tenggelam di perairan Selat Malaka, Sumatera Utara.
Menurut informasi, tenggelamnya kapal karena cuaca buruk hingga membuat lambung kapal bocor.

Kepala Dinas Penerangan Lantamal I Belawan, Mayor Mar Jayusman yang dikonfirmasi Tribun Medan tak banyak memberikan keterangan.
Dia mengatakan tenggelamnya kapal akibat cuaca buruk.
"Akibat cuaca buruk pak," jawab Mayor Jayusman, Sabtu (2/12/2017).
Ia mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Semua awak kapal selamat.
Dari informasi di lapangan, kejadian berawal saat KRI Sibarau berlayar di perairan Tanjung Tiram pada 29 November lalu.

Saat berada di posisi 03.45.38 U - 098.57.55 T, kapal mengalami mati listrik karena cuaca yang sangat buruk.

Mendapat laporan itu, sejumlah kapal termasuk SAR KAL Siba datang berusaha memberikan pertolongan.
Namun upaya gagal. Pompa Alkon di KRI Sibarau tidak berfungsi.

Buruknya cuaca membuat KRI Sibarau terombang-ambing di tengah lautan.
Sejumlah awak kapal menyelamatkan diri ke kapal lain yang datang ke lokasi.
Pada pukul 21.00 WIB saat kejadian, KRI Sibarau akhirnya tenggelam. Sekitar sembilan orang awak kapal menyelamatkan diri ke atas KAL Siba.

"Informasi lanjut nanti akan disampaikan oleh Kadipenal pusat. Hanya itu saja yang bisa kami sampaikan sejauh ini," ungkap Jayusman.








Credit  TRIBUNNEWS.COM








Rabu, 29 November 2017

Malaysia Minta TNI AD Latih Prajuritnya Menembak


Malaysia Minta TNI AD Latih Prajuritnya Menembak
KSAD TNI Jenderal Mulyono saat memberikan penghargaan kepada kontingen TNI AD yang meraih juara umum pada AARM 2017 di Singapura, 6-22 November 2017. Foto/SINDOnews/Sucipto


JAKARTA - Angkatan Darat (AD) Malaysia meminta TNI AD melatih petembaknya guna menghadapi lomba tembak Angkatan Darat negara-negara ASEAN atau ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2018 di Malaysia.

Permintaan tersebut tidak lepas dari keberhasilan kontingen TNI AD menjadi juara umum sekaligus memecahkan rekor dalam AARM 2017 di Singapura, 6-22 November 2017.

Pada perhelatan tersebut, Indonesia berhasil meraih sembila trofi,31 medali emas, 10 medali perak dan 10 medali perunggu. "Ke depan Malaysia juga minta dilatih karena tahun depan Malaysia menjadi tuan rumah. Tentunya sebagai tuan rumah tidak ingin juga dia malu di negaranya. Atau dia kalah," ujar Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono saat memberikan bonus dan hadiah rumah kepada kontingen petembak TNI AD di Mabes AD, Jakarta Pusat, Selasa 28 November 2017.

Dia menilai, sebagai tuan rumah lomba tembak tersebut, Malaysia tidak ingin kalah dan malu di depan publik negaranya sendiri. "Minimal kan (Malaysia-red) harus mendapatkan trofi atau pun medali. keinginannya seperti itu. Sehingga sudah bicara dengan saya kemarin minta bagaimana dilatih. Kalau mengalahkan Indonesia, tidak mungkin tapi setidaknya dapat medali," tuturnya.

Selain Malaysia, ada beberapa negara ASEAN yang juga minta dilatih menembak. "Mungkin mereka kagum sekali dengan Indonesia sampai sekian kali juara terus. Mereka berpikir bagaimana caranya mengalahkan Indonesia. Ada beberapa negara yang minta dilatih negara kita. Yang sudah Brunei, Laos sudah," kata dia.

Adanya permintaan untuk melatih menembak, kata dia, menunjukkan negara lain mengakui kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI AD dalam menembak.

Terkait permintaan tersebut, mantan Pangkostrad ini mengaku bersedia memberikan pelatihan kepada prajurit AD Malaysia. "Tentunya sebagai persahabatan, kita akan berikan (pelatihan-red) kepada mereka," ucapnya.

Dia mengaku menerima ucapan selamat dari seluruh KSAD negara-negara ASEAN atas prestasi yang diraih kontingen Indonesia sebagai juara umum diajang tersebut. 


Credit  sindonews.com



Juara Lomba Tembak, Prajurit TNI AD Dapat Bonus Uang dan Rumah


Juara Lomba Tembak, Prajurit TNI AD Dapat Bonus Uang dan Rumah
Kontingen TNI AD sedang berhormat kepada bendera merah putih setelah memenangkan lomba tembak di ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2017 di SIngapura, 22 November 2017. Foto/dok Puspen TNI


JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono memberikan bonus dan hadiah bagi para prajurit yang telah berhasil meraih juara umum dalam ajang ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2017 di Singapura, 6-22 November 2017. 

"Sebagai wujud kebanggaan saya dan tali asih atas prestasinya, saya memberikan apresiasi sebuah rumah tipe 45," kata Mulyono di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2017).

Hadiah tersebut diberikan kepada Lettu Inf Syafrin Sihombing yang telah berpartisipasi dalam AARM sebanyak 10 kali dan tahun ini mendapatkan trofi Individual Championship untuk materi pistol putra dan Serka Priyanta yang telah berpartisipasi dalam AARM sebanyak 12 kali.

Pada tahun ini Serka Priyanta juga mendapat trofi Individual Championship untuk materi senjata otomatis. "Semoga ini menjadi ukiran kenangan atas prestasi saudara dalam membela nama baik TNI AD dan bangsa Indonesia di mata dunia," katanya.

Selain memberikan hadiah rumah, KSAD Jenderal TNI Mulyono juga memberikan bonus sebesar Rp851 juta kepada kontingen petembak tersebut. "Saudara telah memecahkan rekor dalam sejarah pelaksanaan AARM dengan memperoleh 9 trofi, 31 medali emas, 10 medali perak dan 10 medali perunggu," katanya.

Prestasi yang ditorehkan kontingen TNI AD tersebut jauh melampaui dari kontingen negara lain sehingga akhirnya mampu menyabet gelar juara umum untuk yang ke 12 kalinya dari 27 kali lomba tembak Angkatan Darat (AD) negara-negara ASEAN.

"TNI AD menjadi kontingen paling banyak menjuarai lomba tembak AARM. Hal yang dibanggakan adalah diraihnya juara tersebut berturut-turut sejak 2008 hingga 2014. Pada 2015 kita kalah dengan Thailand, tetapi 2016 dan 2017 kita raih kembali," katanya.

Mantan Pangkostrad ini berharap, tradisi juara ini bisa dipertahankan pada event-event yang akan datang. "Saya menaruh harapan 2018 di Malaysia, agar dapat bisa mempertahankan juara umum  dan bisa menambah raihan tropi dan medali yang telah diraih di AARM 2017 di Singapura," ucapnya.  




Credit  sindonews.com








Senin, 27 November 2017

Jadi Juara Umum, TNI AD Pecahkan Rekor ASEAN


Jadi Juara Umum, TNI AD Pecahkan Rekor ASEAN
Prajurit TNI kembali mengharumkan nama Indonesia dalam ajang lomba tembak Angkatan Darat (AD) negara-negara ASEAN atau AARM 2017 di Singapura. Foto/Sucipto/Koran SINDO


JAKARTA - Prajurit TNI kembali mengharumkan nama Indonesia dalam ajang lomba tembak Angkatan Darat (AD) negara-negara ASEAN atau The ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2017 di Singapura.

Dalam kejuaraan yang digelar selama sepuluh hari sejak 14-23 November tersebut, TNI AD berhasil menjadi juara umum dengan menyabet 9 tropi, 31 medali emas, 10 perak dan 10 perunggu.

Danjen Kopassus Mayjen TNI Madsuni dalam amanatnya yang dibacakan Wakil Danjen Kopassus Brigjen TNI Richard TH Tampubolon mengatakan, prestasi ini merupakan manifestasi kerja keras kontingen TNI AD sehingga mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

"Kontingen TNI AD meraih prestasi terbaiknya dalam sepanjang penyelenggaraan AARM dan memecahkan rekor baru ASEAN," ujarnya, kemarin.

Sedangkan peringkat kedua diraih Thailand dengan 3 tropi; 7 emas; 12 perak dan 6 perunggu. Peringkat ketiga diduduki Filiphina dengan raihan 1 tropi; 3 emas; 8 perak dan 7 perunggu. Sementara tuan rumah Singapura meraih peringkat keempat dengan 2 emas: 9 perak dan 13 perunggu.

"Saya atas nama Danjen Kopassus dan keluarga besar Angkatan Darat mengucapkan selamat atas yang dicapai. Yang terpenting adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan prestasi itu di tahun-tahun yang akan datang. Tingkatkan terus kemampuan kalian karena mempertahankan sebagai juara akan lebih sulit daripada memperolehnya," katanya.

Dia menjelaskan, lomba tembak ini telah digelar sebanyak 27 kali sejak 1991 silam dan diikuti oleh negara-negara ASEAN seperti, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filiphina, Singapura, Vietnam, Myanmar, Laos, Brunnei Darusalam, dan Timor Leste.

Adapun kategori yang dipertandingkan di antaranya, senapan, karaben, pistol putra dan putri serta senapan otomatis atau machine gun. Untuk mengikuti ajang tersebut, TNI AD mengirimkan 62 personel terdiri dari 37 petembak Kopassus: Kostrad, Kodam II/Sriwijaya, Kodam V/Brawijaya, Kodam VI/Mulawarwan, Kodam IV/Hasanuddin dan Kodam XVI/Pattimura serta Pusdikku Kodiklat TNI AD.

"Lomba ini merupakan momentum yang sangat strategis untuk menunjukkan kredibilitas dan kapabilitas prajurit TNI AD di kancah internasional," ujar Kepala Penerangan (Kapen) Kopassus Letkol Inf. Joko Tri Hadimantoyo.

Selain itu, lomba ini juga sebagai ajang interaksi antar sesama prajurit Angkatan Darat negara-negara ASEAN sekaligus menunjukkan profesionalitas prajurit TNI di mata dunia.
Komandan Kontingen Mayor Inf Nur Wahyudi mengaku bersyukur kontingen petembak TNI AD kembali ke Tanah Air dengan mengharumkan nama baik Indonesia di pentas internasional.

"Dengan 9 tropi ini merupakan rekor dengan medali emas 31. Perolehan 9 tropi pernah terjadi pada 2006, 2011, 2015, dan sekarang 2017 dengan keunggulan emas. Ini merupakan prestasi yang luar biasa," katanya.

Menurut dia, selain kerja keras kontingen, keberhasilan petembak dalam menjuarai lomba ini tidak lepas dari soliditas dan kekompakan tim disemua kategori baik senapan, pistol, karaben dan sebagainya. Dia menyebutkan, ada 11 petembak baru dan 26 petembak lama yang ikut dalam lomba ini. "Persiapannya sekitar setahun. Yang paling kuat menurut kami adalah Thailand sejak awal berdirinya AARM, Thailand selalu berada di nomor dua," katanya.

Kesulitan yang dihadapi dalam lomba tembak kali ini adalah perubahan lapangan tembak untuk kategori pistol putra dan putri dari outdoor menjadi indoor di Singapura. 

"Ini kesulitan yang luar biasa. Semua negara alami kesulitan, Saya yakin itu triknya dari Singapura, tapi Alhamdulilah kita bisa mengimbangi dan mendapatkan tropi dari kategori pistol putra dan putri," kata dia.

Direktur Bisnis Produk Hankam PT Pindad Wijayanto menilai, kegiatan ini merupakan bentuk manifestasi dukungan industri pertahanan dalam negeri kepada TNI.

"Ternyata senjata buatan putra putri Indonesia tidak mengecewakan bahkan jadi juara umum. Mereka menggunakan senjata dan amunisi buatan pindad. Ke depan kita masih meningkatkan kualitas dan endurance. Ini masukan penting bagi kami," katanya.

Hasil menembak ini akan jadi masukan bagi PT Pindad bagaimana membuat senjata yang bagus buat pasukan organik dan senjata kompetisi. "Atas keberhasilan ini kami tentu akan memberikan apresiasi dalam bentuk material," ucapnya.

Salah seorang petembak, Letnan Satu Safrin Sihombing menuturkan, sebagai peserta untuk kategori petembak pistol putra mengakui produk buatan PT Pindad cukup baik. Kami menggunakan peluru dari Pindad, kalau pistol belum. Prestasi  ini buat adalah cobaan apakah besok masih bisa," katanya.

Dia mengakui, ada perubahan dalam kategori tembak pistol dimana lapangannya cukup gelap karena indoor sehingga menyulitkan petembak. Peraih lima medali emas ini mengaku, sempat mempertanyakan perubahan tersebut, namun tuan rumah Singapura beralasan karena keterbatasan lahan.

"Rata-rata kita turun sepuluh poin untuk kategori yang kita mainkan, tetapi ternyata walaupun tuan rumah Singapura menguasai lapangan itu, Alhamdulillah kita masih bisa menguasai walaupun hanya sehari latihan dengan sepuluh butir (peluru) untuk mencoba lapangan," katanya.

Hal senada dikatakan petembak pistol putri Sertu Pratiwi Kartika Sari mengaku terharu dengan prestasi yang diraih kontingen Indonesia. "Banyak negara peserta tapi Indonesialah yang selalu mengibarkan bendera (Merah Putih)," ucapnya.

Anggota Kopassus yang baru pertama mengikuti lomba tembak ini mengatakan, ada enam petembak putri dari kontingen TNI AD yang terlibat. Meski baru pertama dirinya berhasil meraih 1 perak dan 2 perunggu. "Kondisi di sana jauh lebih sulit, lapangannya gelap sekali. Kami tidak boleh mengeluh tapi Alhamdulilah kita bisa melewati itu semua," kata dia.




Credit  sindonews.com





Senin, 20 November 2017

Bebaskan Sandera di Papua, 5 Perwira TNI Tolak Kenaikan Pangkat


Bebaskan Sandera di Papua, 5 Perwira TNI Tolak Kenaikan Pangkat
Para prajurit TNI yang terlibat pembebasan sandera KKB di Tembagapura (Foto: dok. Kodam III Siliwangi)

Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan lima perwira TNI yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera di Tembagapura, Timika, Papua, menolak kenaikan pangkat. Alasan penolakan itu karena merasa membebaskan sandera adalah tanggung jawab mereka.

"Lima perwira diwakili komandan upacara menyampaikan keberhasilan adalah milik anak buah, kegagalan adalah tanggung jawab para perwira sehingga secara halus mereka menolak kenaikan pangkat," kata Gatot dalam rekaman video yang diunggah akun Twitter Kodam III SIliwangi, Minggu (19/11/2017).

Kenaikan pangkat itu diberikan kepada 62 prajurit dari satuan gabungan yang membebaskan sandera. Karena menolak kenaikan pangkat, kelima perwira itu kemudian diberi latihan khusus mendahului rekan setingkatnya.

"Saya ulangi para perwira meminta menjelaskan keberhasilan adalah milik anak buahnya. Apabila kegagalan adalah tanggung jawab para perwira, maka sepantasnya yang mendapatkan kenaikan pangkat hanya anak buahnya maka 5 perwira tidak menerima kenaikan pangkat tapi diberikan latihan khusus mendahului rekan-rekannya," ujar Gatot.

Gatot menyatakan kebanggaannya dengan sikap kelima perwira tersebut. Dia mengapresiasi sikap para prajurit yang dengan sigap menyelamatkan para sandera.

"Ini adalah contoh dan teladan prajurit yang tidak mengutamakan kepetingan pribadi tapi hanya untuk kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1300 lebih tersandera tapi dengan senyap, cepat bisa memisahkan dan mengisolasi sehingga 347 sandera bisa selamat semuanya tanpa luka sedikit pun. Kemudian pangdam datang ke tempat sasaran dan semuanya bisa didamikan dengan selamat," paparnya.

Sebelumnya diberitakan sekitar 500-an warga lokal dan pendatang, yang sebelumnya menolak, kini bersedia dievakuasi. Rencananya, mereka akan dievakuasi menggunakan bus antipeluru pada Senin (20/11) mendatang.



Credit  detik.com

Perwira Pembebas Sandera Tolak Kenaikan Pangkat, TNI AD: Luar Biasa




Perwira Pembebas Sandera Tolak Kenaikan Pangkat, TNI AD: Luar Biasa

Para prajurit TNI yang terlibat membebaskan sandera KKB. Foto: dok. Kodam III Siliwangi


Jakarta - Lima perwira TNI AD yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera di Tembagapura, Timika, Papua, menolak kenaikan pangkat luar biasa. TNI AD angkat topi terhadap kelima prajuritnya itu.

"TNI AD mengapresiasi sikap dan keputusan lima perwira itu. Mereka pasti sulit untuk mengambil keputusan menolak kenaikan pangkat itu," ujar Kadispen TNI AD Brigjen Alfret Denny Tuejeh dalam perbincangan, Senin (20/11/2017).

Menurutnya, kenaikan pangkat luar biasa merupakan prestasi bagi prajurit. Bagi setiap personel TNI, kata Denny, kenaikan pangkat luar biasa itu merupakan sebuah kebanggaan.


Perwira Pembebas Sandera Tolak Kenaikan Pangkat, TNI AD: Luar Biasa
Foto: dok. Kodam III Siliwangi
"Tapi sikap mereka menjadi contoh untuk prajurit yang lain, bahkan mungkin bagi masyarakat Indonesia, bahwa mereka melaksanakan tugas dengan sangat baik, tanpa pamrih," ucapnya.

Lima perwira itu menolak kenaikan pangkat karena merasa apa yang dilakukannya sudah merupakan tugas mereka sebagai prajurit. Ada 62 orang dari satuan gabungan yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa atas upayanya membebaskan warga yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

"Mereka menunjukkan sikap keperwiraan yang luar biasa. Secara pribadi saya pun menaruh hormat dengan mereka. Sebetulnya tidak berlebihan kalau mereka mendapatkan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa itu," sebut Denny.


"Karena keberhasilan mengendalikan anak buah sehingga berhasil membebaskan sandera dalam jumlah sebesar itu dan itu tidaklah mudah," imbuhnya.

Kelima perwira yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera tersebut dinilai Denny sudah melakukan kerjanya dengan sangat baik. Apalagi selama proses pembebasan sandera, tak ada satu pun korban dari sisi warga atau pun pasukan.

"Mereka melakukan dengan baik tanpa adanya korban di pihak pasukannya dan warga yang disandera. Akhirnya mereka memilih sekolah, artinya kenaikan pangkat bukan hal utama bagi mereka, tapi lebih mengutamakan peningkatan kualitas diri," urai Denny.


"Mereka mengutamakan peningkatan profesionalisme, dan sesungguhnya mereka sudah menunjukkan sikap yang profesional. TNI AD bangga dengan mereka. Semoga mereka akan menjadi pemimpin yang hebat di masa depan," sambung dia.

Pemberian kenaikan pangkat luar biasa kepada pasukan yang terlibat dalam operasi pembebasan sandera dilakukan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Papua, Minggu (19/11). Gatot mengungkap alasan kelima perwira itu menolak kenaikan pangkat.

"Para perwira meminta menjelaskan keberhasilan adalah milik anak buahnya. Apabila kegagalan adalah tanggung jawab para perwira, maka sepantasnya yang mendapatkan kenaikan pangkat hanya anak buahnya maka 5 perwira tidak menerima kenaikan pangkat tapi diberikan latihan khusus mendahului rekan-rekannya," papar jenderal Gatot.

Lima perwira TNI AD yang menolak kenaikan pangkat itu adalah:

1. Kapten Inf SSP (Taipur)
2. Lettu Inf AZ (Taipur)
3. Lettu Inf AD (Kopassus)
4. Lettu Inf SPA (Kopassus)
5. Lettu Inf SAF (Yonif RK 751/VJS)





Credit  detik.com