Tampilkan postingan dengan label PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Agustus 2015

Indonesia tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015. Lalu?


Indonesia tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015. Lalu?
Ilustrasi. Mendikbud Anies Baswedan (kanan) didampingi budayawan Goenawan Mohammad (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu Presiden Joko Widodo dan sejumlah media massa Jerman di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/6). Pertemuan tersebut membahas pemilihan Indonesia yang menjadi tamu kehormatan dalam ajang sastra dan kebudayaan internasional di Jerman bertajuk Frankfurt Book Fair yang berlangsung 14-18 Oktober 2015. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Apa yang kita harapkan dari Indonesia adalah keterbukaan, 120 negara akan mengikuti ajang ini. Kami ingin melihat apa yang berbeda dari Indonesia, apa yang terjadi di Indonesia saat ini, apa yang akan terjadi di Indonesia di masa depan...."
Jakarta (CB) - Frankfurt Book Fair (FBF) merupakan pameran buku yang tertua dan terbesar di dunia yang diselenggarakan di Kota Frankfurt, Jerman.

Pelaksanaan FBF 2015 menjadi momentum istimewa bagi Indonesia karena didaulat sebagai Tamu Kehormatan (Guest Of Honour). Tentu saja menjadi Tamu Kehormatan pada FBF 2015 merupakan sebuah kebanggaan tersendiri mengingat Indonesia hanya memerlukan waktu lima 5 tahun untuk menjadi tamu kehormatan, sementara negara lainnya membutuhkan waktu yang lama.

Sebut saja Finlandia yang merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, harus sabar menanti selama sekitar 26 tahun untuk bisa menjadi Tamu Kehormatan pada FBF.

Adalah sebuah kehormatan sekaligus kesempatan yang langka menjadi Tamu Kehormatan di Festival Book Fair (FBF) 2015, sehingga tentu saja pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pengelola dan penyandang sebagian dana keikutsertaan Indonesia di FBF 2015 melakukan berbagai persiapan optimal.

Mendikbud Anies Baswedan mengatakan terpilihnya Indonesia sebagai Tamu Kehormatan pada FBF 2015 adalah suatu kehormatan dan merupakan kesempatan yang langka.

"Bila kita melihat negara lain luar biasa usahanya untuk menjadi Guest of Honour (Tamu Kehormatan). Ini adalah blessing untuk Indonesia karena dunia akan melihat kita sebagai negara penuh keberagaman yang harus diperhatikan," kata Anies Baswedan.

Kemendikbud ingin menjadikan Frankfurt Book Fair 2015 sebagai pameran peradaban Indonesia.

Rangkaian kegiatan FBF 2015 sendiri telah dilakukan sejak Maret 2015 hingga puncak acara FBF pada 14-18 Oktober 2015 di Frankfurt, Jerman.

Pada 12-15 Maret 2015 Indonesia telah ambil bagian dalam pameran buku internasional di Jerman, Leipzig Book Fair, dan kini menjadi Negara Tamu dalam Festival Museum Uferfest 2015.

Festival Museum Uferfest atau kerap dikenal dengan Festival Tepi Sungai di Frankfurt, Jerman, merupakan festival budaya terbesar di Eropa yang menampilkan berbagai pertunjukan budaya, musik, dan seni rupa dari seluruh dunia.

Acara pertunjukan seni budaya akbar tahunan itu rata-rata dihadiri sekitar 2 juta orang selama tiga hari. Festival Museum Uferfest akan berlangsung di sepanjang Sungai Main, Frankfurt, persis di seberang deretan museum-museum di tepi sungai yang penuh nilai eksotika itu.

Pada tahun ini, Festival Tepi Sungai ini akan berlangsung pada 28-30 Agustus 2015. Indonesia sebagai negara Guest of Honour (GoH) atau Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair 2015, juga akan menjadi Guest Country atau Negara Tamu dalam salah satu festival budaya terbesar di Eropa itu.

Ratusan kamera televisi Eropa diprediksi bakal menyorot festival tersebut dan Indonesia tampaknya juga akan mendapat sorotan utama di festival itu.

Ketua Komite Nasional Indonesia Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 Goenawan Mohamad mengatakan Indonesia akan mendapat panggung seluas 800 meter persegi di sana dengan posisi yang cukup istimewa karena diunggulkan.

Rencananya, Komite Nasional FBF 2015 akan mendatangkan rombongan Barong Banyuwangi, musikus Dwiki Darmawan yang akan tampil beserta para musisi Eropa, Kua Etnika pimpinan seniman Djaduk Ferianto, dan sejumlah seniman dan artis lainnya.

Menurut Goenawan Mohamad, grup musik Kua Etnika akan memadukan musik etnik tradisional dengan warna musik barat, serta penampilan dari para penyanyi dan musisi dangdut sebagai salah satu genre musik khas Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga akan menyajikan beberapa jenis kuliner. Dua buah kereta angkringan untuk berjualan bakso dan sate, misalnya, khusus dibuat untuk itu.

Ketua Komite Pertunjukan, Pameran dan Seminar Slamet Rahardjo Djarot menambahkan Festival Museum Uferfest sebenarnya merupakan agenda di luar Frankfurt Book Fair yang akan berlangsung Oktober 2015.

Namun, karena Indonesia adalah Tamu Kehormatan di FBF 2015, pihak panitia pun akhirnya memberi dukungan kepada Indonesia. "Bahkan kita jadi tamu utama di Uferfest," kata Slamet Rahardjo yang juga aktor kawakan Indonesia.

Dalam festival tersebut, Indonesia akan menyuguhkan tema yang seragam seperti halnya panggung Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015 yakni "17.000 Islands of Imagination", yang menampilkan keanekaragaman dan kemajemukan seni budaya Indonesia.

Slamet menuturkan, seniman Indonesia akan menampilkan karya-karya yang menginformasikan bahwa Indonesia ini negara yang sangat kaya dan bisa menginspirasi.

Oleh karena itu, bukan hanya seni budaya tradisional seperti grup musik Kua Etnika yang akan tampil, tetapi juga karya musik kontemporer seperti penampilan musisi Dwiki Darmawan, serta penyanyi muda Dira Sugandi dan Bonita.

Tidak ketinggalan, sejumlah penyanyi dangdut dari Yogyakarta juga akan diboyong ke Festival Tepi Sungai untuk menyuguhkan lantunan musik khas Indonesia itu sekaligus dengan goyangannya.

Tradisi arak-arakan di Indonesia juga akan tampak dengan penampilan Barong Banyuwangi. "Barong itu singa perkasa yang melindungi masyarakat dari berbagai macam bahaya. Kita membawa inspirasi itu ke sana," ujar Slamet Rahardjo.

Ia menegaskan tujuan utama pementasan itu adalah memopulerkan seni dan budaya Indonesia yang penuh keberagaman.

Sementara itu, ketika ditemui saat melakukan sesi latihan di Teater Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, para personel grup musik Kua Etnika dan Barong Banyuwangi terlihat serius berlatih.

Selain melatih kekompakan penampilan kelompok masing-masing, mereka juga serius menyusun rangkaian materi penampilan agar menjadi sajian yang menarik bagi para penonton.


FBF 2015

Sementara itu, Frankfurt Book Fair (FBF) di Jerman memang dikenal sebagai ajang rimba buku, di mana para profesional industri buku dunia, baik format cetak maupun digital, berkumpul untuk menampilkan kreasi-kreasi terbaru mereka.

Mulai dari penerbit, penjual, agen, produser film sampai penulis buku turut berpartisipasi di pameran buku tertua dan terbesar di dunia ini. FBF sudah digelar sejak abad ke-15, seiring diciptakannya mesin tik untuk pertama kali oleh Johannes Gutenberg.

President of Frankfurt Book Fair (FBF) Juergen Boos, saat hadir di Jakarta pada Februari 2015, menyatakan sebagai tamu kehormatan, Indonesia diharapkan menunjukkan identitas dirinya yang dimanifestasikan dalam musik, tarian, literatur, atau pameran seni lainnya.

Dikatakannya, FBF 2015 yang akan berlangsung 14-18 Oktober ingin menyajikan budaya Indonesia dalam peta literatur, dan rakyat Jerman serta para pengunjung dari negara lain di pameran tersebut tentu akan sangat penasaran dengan apa yang akan ditampilkan dari peradaban Indonesia.

"Apa yang kita harapkan dari Indonesia adalah keterbukaan, 120 negara akan mengikuti ajang ini. Kami ingin melihat apa yang berbeda dari Indonesia, apa yang terjadi di Indonesia saat ini, apa yang akan terjadi di Indonesia di masa depan. Ini bukan sekadar ajang menampilkan budaya tapi juga untuk saling bertukar budaya," kata Juergen Boos.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pada puncak FBF 2015, Indonesia juga akan menampilkan sejumlah kegiatan seperti pameran naskah kuno, arsitektur, fotografi, festival film, pertunjukan seni tradisi dan kontemporer, serta acara seminar tentang perkembangan peradaban Indonesia.

"Kami juga akan memamerkan karya instalasi bambu dari Joko Dwi Avianto, fotografi oleh fotografer senior LKBN Antara Oscar Matuloh, tarian oleh Eko Supriyanto, serta karya mural," kata Goenawan Muhamad.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri telah menganggarkan dana sebesar 10 juta euro atau sekitar Rp146 miliar untuk kegiatan FBF 2015.

Selain pemerintah, banyak pula pihak swasta yang turut membantu dan mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut.

Credit  ANTARA News

Selasa, 18 Agustus 2015

IPB Kalahkan UI Jadi Universitas Terbaik, Ini Sebabnya


IPB Kalahkan UI Jadi Universitas Terbaik, Ini Sebabnya
Logo Universitas IPB Bogor, para mahasiswa bergandengan tangan dalam aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD. Bogor, 19 Maret 2015. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
 
 
CB, Jakarta - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi merilis hasil klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi di Indonesia. Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti Patdono Suwignjo mengatakan pemeringkatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia.

Dalam daftar pemeringkatan yang dirilis Kementerian, posisi teratas diraih Institut Teknologi Bandung, kemudian Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Indonesia.


Patdono berujar, hasil pemeringkatan ini diperoleh dari empat kriteria, yakni kualitas dosen atau sumber daya manusia, kualitas manajemen dan organisasi, kualitas kegiatan kemahasiswaan, serta kualitas penelitian dan publikasi ilmiah. Jadi, ucap dia, universitas yang paling rajin memasukkan data-data soal kondisi universitasnya mungkin yang masuk dalam kriteria terbaik ini.

"Kami juga ingin mendorong perguruan tinggi mengembangkan kapasitas akademik dan nonakademiknya dengan adanya pemeringkatan ini," tuturnya saat dihubungi, Senin, 17 Agustus 2015.

Patdono menjelaskan, hasil riset ini diambil berdasarkan data yang didapat dari laporan perguruan tinggi Indonesia di Pangkalan Data Perguruan Tinggi dan data eksternal Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) per Desember 2014. Kementerian memberi skor dari skala 1 sampai 4 terhadap pemeringkatan ini.

"Pada dasarnya, pemeringkatan ini dibuat agar Kementerian lebih mudah mengembangkan program pembinaan agar tepat sasaran untuk universitas yang ada di Indonesia, baik negeri maupun swasta," kata Patdono.

Berikut ini daftar sebelas perguruan tinggi terbaik di Indonesia beserta skornya:
1. Institut Teknologi Bandung (3,743)
2. Universitas Gadjah Mada (3,690)
3. Institut Pertanian Bogor (3,490)
4. Universitas Indonesia (3,412)
5. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (3,289)
6. Universitas Brawijaya (3,217)
7. Universitas Padjadjaran (3,075)
8. Universitas Airlangga (3,064)
9. Universitas Sebelas Maret (3,035)
10. Universitas Diponegoro (2,983)
11. Universitas Hasanuddin (2,978)


Credit  TEMPO.CO

Rabu, 05 Agustus 2015

Universitas Indonesia-Swiss Kolaborasi Penelitian Sektor Kemaritiman


Universitas Indonesia. [Google] Universitas Indonesia. [Google]


[DEPOK] Universitas Indonesia bekerja sama dengan Swiss Business Hub ASEAN berkolaborasi dalam memperkenalkan hasil penelitian inovasi dan teknologi kemaritiman di bidang arsitektur perkapalan.
"Kolaborasi antara Universitas Indonesia dan perusahaan dari Swiss yang mempunyai teknologi paling mutakhir sangat penting untuk memastikan bahwa 'output' yang kami hasilkan dapat diandalkan," kata staf pengajar senior Program Studi Teknik Perkapalan Universitas Indonesia Hadi Tresno di kampus UI Depok, Jabar, Rabu (5/8).
Swiss Business Hub ASEAN membawa dua perusahaan pembuatan kapal dari Swiss, Helvetic Creative Technologies SA dan Hydros Inovation SA, memperkenalkan teknologi perkapalan yang bisa diterapkan dalam konsep poros maritim Indonesia dalam seminar sehari yang dihadiri oleh praktisi pendidikan dan mahasiswa UI.
Pucuk Pimpinan Manajamen Hydros Innovation SA Jeremie Laggarigue memperkenalkan inovasi teknologi pembuatan kapal yang bisa menghemat bahan bakar dan berkecepatan tinggi.
"Desain kapal dan perangkat lunak kami dapat mengurangi pemakaian bahan bakar sebesar 50 persen untuk jenis kapal tertentu seperti feri, dan 10 kali lebih ringan dari kapal penumpang biasa," tutur Jeremie.
Jeremie menjelaskan secara singkat sejumlah teknik dan teknologi yang diterapkan dalam pembuatan kapal di perusahaan Hydros.
 "Alasan saya ada di sini adalah untuk mentransfer teknologi, dari kapal berkecepatan tinggi (yang dimiliki Hydros) menjadi kapal untuk kepentingan sektor kemaritiman," kata dia.
Selain itu, Jeremie juga memaparkan tentang teknologi efisiensi energi dalam perkapalan dan sumber energi seperti pemanfaatan gelombang laut.
Dalam kesempatan yang sama, Universitas Indonesia juga memperkenalkan teknologi pembuatan kapal yang diciptakan oleh mahasiswa dan dosen Program Studi Teknik Perkapalan UI.
Kapal yang diperkenalkan antara lain kapal penangkapan ikan, kapal pelayaran rakyat, kapal patroli, dan kapal barang untuk "tol laut".

Credit  beritasatu.com

Selasa, 14 Juli 2015

Unpad Gratiskan Mahasiswa Kedokteran 2016, Siapa yang Bayar?


Unpad Gratiskan Mahasiswa Kedokteran 2016, Siapa yang Bayar?
Kampus Universitas Padjajaran, Bandung.
 
 
CB, Bandung - Biaya kuliah di Fakultas Kedokteran selama ini menjadi yang termahal ketimbang mahasiswa dari fakultas lainnya. Di Universitas Padjajaran (Unpad) misalnya, biaya kuliahnya Rp 13 juta per semester. Urutan kedua adalah Fakultas Farmasi dan Teknik, yakni Rp 10 juta.

Mahasiswa baru Unpad kini boleh bernafas lega setelah Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad berencana menggratiskan biaya kuliah mahasiswa Fakultas Kedokteran program sarjana pada 2016.

"Nantinya biaya kuliah ditanggung bersama berbagai pihak yang membutuhkan tenaga dokter, misalnya pemerintah daerah dan rumah sakit," ujar Tri, mantan Dekan Fakultas Kedokteran Unpad.

Menurut Tri, penggratisan biaya kuliah mahasiswa kedokteran program S-1 tersebut telah dirancang sejak 2012. Selama ini, katanya, pihak rumah sakit terutama swasta, sangat diuntungkan.



Tanpa berkontribusi terhadap biaya kuliah mahasiswa kedokteran, mereka tinggal menarik para lulusan Fakultas Kedokteran. "Dengan berani bayar sedikit lebih mahal dibanding rumah sakit lain, mereka dapat tenaga dokter," ujarnya.

Kondisi itu yang ingin diubah dengan cara mengajak pemerintah daerah dan rumah sakit untuk berinvestasi menghasilkan tenaga dokter. Adapun mahasiswa kedokteran yang berminat kuliah gratis itu tetap harus lolos Seleksi Nasional atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN atau SBMPTN).

Nantinya, mahasiswa kedokteran harus tunduk pada persyaratan seperti penempatan kerja. "Semacam ikatan dinas, setelah lulus mereka langsung ditempatkan," ujar Tri.

Mereka telah membuat pemetaan dokter serta tenaga medis lain yang dibutuhkan di tiap daerah. Dari data itu, mahasiswa kedokteran akan ditempatkan sesuai kebutuhan dan populasi warga. Unpad hanya akan menerima calon mahasiswa kedokteran yang menyetujui syarat penempatan di daerah tersebut.

Tri mengatakan cara tersebut sebagai solusi kurangnya tenaga kesehatan dan tidak meratanya tenaga kesehatan di daerah. Selain Fakultas Kedokteran, kelak secara bertahap Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Ilmu Keperawatan juga diminta untuk menerapkan skema serupa. "Teknik Geologi juga, karena perlu banyak tenaga untuk mengelola sumber daya alam yang besar," kata dia.

Kuota mahasiswa baru program S-1 Fakultas Kedokteran Unpad sebanyak 250 orang. Sebanyak 54 peminat di antaranya merupakan kuota khusus untuk lulusan SMA sederajat di Jawa Barat.



Credit  TEMPO.CO


Jumat, 05 Juni 2015

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Tak akan Bela Anggotanya yang Terlibat Ijazah Palsu

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Tak akan Bela Anggotanya yang Terlibat Ijazah PalsuIlustrasi 
CB, JAKARTA - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) mengaku kesal dengan adanya penerbitan ijazah palsu dari berbagai universitas. Pasalnya hal tersebut membuat semua universitas yang masuk daftar pembuat ijazah palsu, menjadi tercoreng namanya.

"Itu praktik bukan hanya memuakkan, menjijikkan dan tidak pantas keluar dari komunitas akademik," ujar Ketua Umum APTISI Edy Suandi Hamid di kantor Kadin, Kamis (4/6/2015).

Edy menegaskan pihaknya tidak akan membantu anggotanya yang terlibat dalam praktik ijazah palsu. Semua universitas swasta yang terlibat, harus berurusan dengan pihak hukum yang terkait.

"Kami tidak akan membela anggota kami yang melakukan itu," ungkap Edy.

Edy pun mengaku praktek ijazah palsu sudah terjadi lebih dari 20 tahun. Namun praktik penerbitan ijazah abal-abal
tersebut belum semarak saat ini.

"Kita bergerak lambat, karena ijazah palsu masih kita peroleh," papar Edy.

Edy menambahkan sebaiknya pihak kepolisian segera menindak hal tersebut, sebelum praktik ijazah palsu semakin banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

"Seharusnya polisi sudah turun tangan. Kami mendorong menterinya untuk tidak mundur dengan memberantas praktik-praktik yang menjijikkan ini," tegas Edy.


Credit  TRIBUNNEWS.COM


Kamis, 28 Mei 2015

Ilmuwan Ini Sebut Penghapus adalah 'Instrumen Setan'


CB, London - Kita mengenal penghapus atau setip sebagai perlengkapan alat tulis yang diciptakan insinyur Inggris Edward Naime pada tahun 1770. Namun, seorang ilmuwan kognitif, sekaligus dosen tamu di Kings College London, Guy Claxton menyebutnya sebagai 'an instrument of the devil'. Instrumen setan.

Claxton bahkan menyerukan agar eksistensi penghapus dari bahan karet diharamkan di kelas-kelas. Sontak pernyataannya itu memicu kontroversi. Apa salah sepotong penghapus?

Sang ilmuwan mengatakan, penghapus karet menciptakan sebuah 'budaya' menganggap kesalahan adalah hal yang tabu. Anak-anak merasa harus menanggung malu jika melakukan tindakan salah.

"Itu (setip) adalah cara untuk membohongi dunia. Seakan mengatakan bahwa seseorang tak pernah melakukan kesalahan. Bahwa ia benar sejak awal," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari BBC Magazine, Kamis (28/5/2015).

Menurut Claxton, adalah lebih baik untuk mengakui kesalahan, termasuk di lembaran soal ujian atau ulangan para siswa. Sebab, dia menambahkan, itulah yang terjadi di dunia nyata. Bahwa manusia pasti melakukan kesalahan.

Hal itu sekaligus akan menyingkirkan anggapan, nilai adalah yang paling penting, bukan proses.

Claxton menambahkan, dengan menganggap kesalahan sebagai keniscayaan, bahkan teman juga guru. "Pada Abad ke-21 ini, semua orang akan menjadi desainer, arsitek, dan kurator dari proses pembelajaran dirinya sendiri."

Penulis buku, 'Educating Ruby', itu menambahkan, "sekolah seharusnya bukan menjadi tempat untuk mendapatkan jawaban yang benar demi lulus tes. Namun, menjadi tempat yang menyiapkan anak didik mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan nyata."

Lantas, apakah penghapus harus dilarang di ruang kelas?

Tak semua sepakat soal itu. "Saya berpendapat, pelarangan penghapus justru adalah tindakan kejam," kata John Coe, juru bicara National Association for Primary Education (NAPE).

"Namun, dalam beberapa kesempatan, penghapus memang sebaiknya tak digunakan," kata Coe.

Misalnya, dalam pelajaran matematika. "Saya ingin melihat bagaimana cara mereka mengerjakannya," kata dia. Tak hanya bahwa jawaban salah atau benar, melainkan prosesnya.

Apalagi, fakta membuktikan, bejajar dari kesalahan adalah pembelajaran yang penting bagi anak-anak. "Pengamatan di titik mana anak melakukan kesalahan adalah hal yang penting dalam proses mengajar yang baik," kata Coe. "Guru perlu mengamati upaya anak muridnya menyelesaikan sejumlah perintah."

Claxton berargumen, penghapus akan membuat anak-anak menyangkal telah melakukan kesalahan. Dan itu adalah indikasi kegagalan orangtua dan lingkungan untuk mempersiapkan mereka ke dunia nyata.

"Bagi anak-anak, mengakui kesalahan yang ia perbuat adalah sebuah langkah besar," kata Dr Anthony Williams, ahli psikologi anak dari University of Sheffield. "Bahkan orang dewasa kerap menyangkal dan tak mengakui kesalahannya."

Seandainya pelarangan penghapus seperti yang diusulkan Claxton dilakukan, apakah itu akan menyelesaikan masalah?

"Kini, lebih banyak kelas menggunakan teknologi informasi (IT)," kata Williams. "Apakah kita juga harus menyingkirkan tombol 'delete'? Bayangkan jika itu dilakukan."

Menurut dia, 'Bahkan di dunia nyata, kita selalu membuat kesalahan kecil, merevisi, mengubah."




Credit  Liputan6.com


Selasa, 26 Mei 2015

Mendikbud ingin naskah kuno menjadi warisan dunia


Mendikbud ingin naskah kuno menjadi warisan dunia
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah Anies Baswedan (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
 
Jakarta (CB) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan pemerintah ingin semua naskah kuno yang ada di Tanah Air bisa menjadi warisan dunia melalui pengukuhan dari UNESCO.

"Saat ini, ada sekitar 10.300 naskah kuno yang usianya sudah ratusan tahun," ujar Anies usai acara penyerahan piagam pengukuhan di Perpusnas di Jakarta, Senin.

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk melestarikan dan harus dimanfaatkan untuk proses pembelajaran.

"Naskah kuno ini menunjukkan tradisi tulis-menulis sudah ada sejak dahulu kala."

Anies menginginkan agar naskah-naskah kuno tersebut dapat dikukuhkan menjadi warisan budaya dunia.

"Kami juga ingin merangsang proses kreatif. Memunculkan nilai dalam konteks kekinian yang dikembangkan dari naskah kuno," jelas dia.

Anies Baswedan menyerahkan piagam pengukuhan Negarakertagama dan Babad Diponegoro sebagai warisan dokumenter atau ingatan dunia (MoW) Badan Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) kepada Kepala Perpustakaan Nasional.

MoW atau disebut dengan warisan dokumen diartikan dengan ingatan manusia dari peradaban kuno dan modern serta sebagian besar warisan budaya dunia.

Negarakertagama dan Babad Dipanegara merupakan naskah kuno beraksara dan berbahasa Jawa.

Negarakertagama dan Babad Dipanegara dikukuhkan sebagai oleh warisan dokumenter melalui sidang UNESCO di Korea Selatan 18 - 21 Juni 2013.

Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca pada lembaran lontar, yang berisi kesaksian pemerintahan Majapahit pada masa Raja Hayam Wuruk (abad ke-14).

Dalam kitab tersebut, dijabarkan mengenai ide modern tentang keadilan sosial, kebebasan beragama, keamanan pribadi, dan kesejahteraan rakyat dijunjung tinggi.

Naskah itu juga memberi kesaksian mengenai sikap demokratis dan keterbukaan otoritas di depan rakyat pada zaman yang masih menganut keabsolutan rakyat.

Negarakertagama hilang bersama reruntuhan Majapahit hingga akhirnya ditemukan kembali oleh seorang Belanda yang kemudian dibawa ke Belanda untuk dipelajari.

Di Belanda, kitab disimpan di perpustakaan Universitas Leiden dan dikembalikan ke Indonesia pada 1973.

Babad Dipanegara diajukan sebagai MoW pada 2010. Babad Dipanegara berisi biografi yang ditulis sendiri oleh seorang bangsawan Jawa, pahlawan nasional dan pejuang Islam dari Yogyakarta, Pangeran Diponegoro (1785-1855). Babad Dipanegara ditulis sendiri oleh Pangeran Diponegoro selama masa pengasingan di Sulawesi Utara (1831-1832).

Babad Dipanegara adalah sebuah dokumen pertama dalam sastra Jawa modern yang memperlihatkan kepekaan yang mendalam pada kondisi dan keadaan lokal pada masa itu.



Credit  ANTARA News



Senin, 25 Mei 2015

Bocah AS Raih 3 Gelar Sarjana dalam Usia 11 Tahun


 
USA Today Tanisqh Abraham, dalam usia 11 tahun sukses lulus kuliah dan menyabet tiga gelar di bidang matematika, sains dan studi bahasa asing.

SACRAMENTO, CB - Luar biasa. Tak ada kata lain yang bisa disematkan untuk Tanishq Abraham (11), yang menjadi sarjana termuda yang lulus dari American River College di Sacramento.

Hebatnya, Tanishq tak hanya lulus dengan satu gelar sarjana. Bocah ini memborong tiga gelar sekaligus yaitu dari fakultas matematika, sains dan bahasa asing.

Pada Kamis (21/5/2015), Tanishq diwisuda bersama 1.800 mahasiswa lainnya. Sebagian kalangan yakin Tanisq adalah orang termuda yang bisa lulus dari sebuah universitas di Amerika Serikat.

"Saya merasa senang bisa lulus dengan tiga gelar," kata Tanishq kepada stasiun televisi KXTV sambil menambahkan bahwa prestasinya itu tidaklah terlalu istimewa.

Bukan kali ini saja Tanishq menjadi perhatian. Tahun lalu, dia juga menjadi buah bibir setelah lulus SMA saat baru berusia 10 tahun. Stasiun televisi KCRA melaporkan Tanishq menjalani model home schooling setelah dia merasa bosan menjalani sistem sekolah reguler.

"Kami asumsikan dia (Tanishq) adalah lulusan universitas termuda sepanjang sejarah sekolah ini," kata Scott Crow, juru bicara American River College kepada NBC Bay Area.

"Namun, kami tak memiliki arsip lengkap untuk benar-benar mengkonfirmasi asumsi ini. Namun yang jelas tahun ini dialah yang termuda," lanjut Crow.

Meski sudah meraih tiga gelar, Tanishq nampaknya belum puas. Pada musim panas ini bocah tersebut sudah berencana untuk melanjutkan studi dengan mengambil mata kuliah Calculus II.




credit  KOMPAS.com


Jumat, 15 Mei 2015

Cerita di Balik Terpilihnya Kampus di Surabaya Ini Sebagai Pusat Desain Kapal Perang


BERSAING: Triwilaswandio di antara miniatur kapal hasil rancangan Nasdec ITS. (Guslan Gumilang/Jawa Pos)
BERSAING: Triwilaswandio di antara miniatur kapal hasil rancangan Nasdec ITS. (Guslan Gumilang/Jawa Pos)
(CB) SEBAGAI kampus teknik dengan fokus kemaritiman, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mendapat mandat baru. Kampus tersebut ditunjuk Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk menjadi Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Perang Indonesia sejak Maret.
Kepala Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Perang ITS Ir Triwilaswandio Wuruk Pribadi mengatakan, sebelumnya Kemenhan punya empat kandidat. Yaitu, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL), PT PAL, UPT Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika, serta ITS yang diwakili National Ship Design & Engineering Center (Nasdec). ’’Lalu, kami (Nasdec) yang ditunjuk,’’ ucap dosen jurusan teknik perkapalan tersebut.
Triwilas dari awal optimistis ITS yang dipilih. Alasannya, mereka memiliki banyak ahli di bidang tersebut. Fakultas Teknologi Kelautan ITS memiliki tujuh guru besar. Yakni, 3 dari jurusan teknik kelautan, 1 dari teknik sistem perkapalan, dan 3 dari teknik perkapalan.
Selain itu, sebelum penunjukan, Triwilas dan pakar perkapalan ITS yang lain sering diundang Kemenhan untuk berdiskusi. Khususnya mengenai pengadaan kapal. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang membuat tiga unit kapal selam. Dua dibuat di Korea Selatan dan satu di PT PAL. ”Kapal selam kita kan tinggal dua. Satunya pun sudah dimuseumkan di Monkasel,” ucapnya, lantas tersenyum.
Padahal, perairan Indonesia yang luas membutuhkan lebih dari satu kapal selam. ”Yang juga sedang dibuat adalah kapal korvet atau kapal patroli kawal rudal (PKR),” jelasnya.
Itu merupakan jenis kapal perang yang mampu melakukan operasi sergap dan serbu secara mandiri. ’’Ada tiga PKR yang dibuat di Belanda dan di PT PAL,’’ ucap Triwilas yang menempuh master di bidang ship production di The Universityof Strathclyde, Glasgow, Inggris Raya, tersebut.
Nasdec ITS sudah biasa terlibat dalam pendiskusian pembuatan kapal. Dari situ muncul gagasan supaya Indonesia mulai membuat kapal sendiri. Sudah banyak sumber daya manusia yang mumpuni. Bayangkan, bila dihitung, untuk pembuatan satu kapal selam, biasanya dibutuhkan USD 350 juta (sekitar Rp 4,6 triliun). Ongkos engineer biasanya 4 persen dari harga kapal.
”Empat persen dari USD 350 juta itu sudah berapa. Dengan dana sebesar itu, kalau kita kerjakan sendiri kapalnya, bisa mengembangkan keilmuan lewat berbagai riset, membantu dosen kuliah, dan banyak hal lainnya,” papar laki-laki asal Purwokerto tersebut.
 
Gayung bersambut. Kemenhan menunjukkan kemauan untuk mulai membuat kapal. Menurut Triwilas, memang tidak ada kendala lain selain kemauan. Bila tidak ada kemauan untuk berkomitmen, bisa jadi selamanya Indonesia bergantung pada negara lain dalam hal pembuatan kapal. Padahal, Indonesia punya banyak ahli membuat kapal. Memang bukan kapal perang, namun dengan berjalannya proses, Triwilas yakin Indonesia akan menghasilkan kapal-kapal yang bisa bersaing dengan negara pembuat kapal seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Nasdec ITS yang merupakan pusat desain kapal nasional berdiri sejak 2007 di bawah Kementerian Perindustrian. Sejak itu Nasdec banyak menerima order kapal niaga. Yaitu, kapal yang digunakan mengangkut barang-barang antarpulau. Pada 2009 Nasdec diambil alih ITS.
Triwilas mengaku, karena yang diminta Kemenhan adalah kapal perang, dirinya mengajukan standar supaya dilakukan perekrutan pegawai tetap. Para ahli tetap bekerja sebagai konseptor. Tapi, pekerjaan teknis tetap harus dibantu tim sendiri. ”Karena menyangkut rahasia negara, sebaiknya pegawainya dari PNS,” paparnya.
Karena itu, sekarang Kemenhan sedang menyiapkan perekrutan tim khusus. Yang dibutuhkan untuk tahap awal sekitar 25 orang. Triwilas dan Kemenhan bahkan sudah mempersiapkan ruang kerja untuk calon pegawai tersebut.
Pastinya, yang dibutuhkan adalah lulusan jurusan teknik perkapalan, teknik sistem perkapalan, lulusan STTAL, atau engineer dari PT PAL. Kendati fokus utama adalah kapal perang, Nasdec tetap akan membuat kapal niaga. Sebab, menurut Triwilas, Nasdec telah dikenal sebagai pembuat kapal niaga. ”Kami sudah membabat alas dalam kapal niaga, sekarang waktunya babat alas area kapal perang,” paparnya.



Credit  JPNN.com





Rabu, 03 Desember 2014

Mendikbud Batalkan Penerapan K-13 untuk Semua Sekolah





Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah, Anies Baswedan
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah, Anies Baswedan (sumber: Antara/Andika Wahyu)

Jakarta (CB) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan menggelar pertemuan dengan tim evaluasi Kurikulum 2013 (K-13), Rabu (3/12) pagi. Pertemuan itu menyimpulkan K-13 tidak akan diterapkan di semua sekolah sebagaimana rencana awal, melainkan dibatasi kepada sekolah-sekolah yang sudah siap saja.
Mendikbud akan menyaring kesiapan sekolah berdasarkan sejumlah kriteria. Untuk sekolah-sekolah yang belum siap, mendikbud mengizinkan kembali kepada Kurikulum 2006.
"Menteri minta supaya kita mengembangkan bagaimana kriteria siap untuk sekolah-sekolah yang akan melaksanakan Kurikulum 2013 karena opsinya melanjutkan tapi selektif, sambil membenahi," kata Ketua Tim Evaluasi K-13 Prof Suyanto di Jakarta, Rabu.
Menurut Suyanto, Mendikbud Anies akan membuat sekolah-sekolah prototipe atau sekolah model untuk K-13. Sekolah prototipe terdiri atas sekolah-sekolah yang melaksanakan K-13 pada tahap pertama (tahun 2013), yaitu sebanyak 6.326 sekolah, ditambah dengan sebagian sekolah pelaksana K-13 di tahap kedua (tahun 2014) yang dinilai sudah siap.
Suyanto mengatakan keputusan mendikbud sebenarnya sama dengan implementasi K-13 pada tahap pertama tahun 2013. Ketika itu, K-13 hanya diterapkan secara terbatas kepada "sekolah inti".
"Kemauan Pak Menteri membuat prototipe sekolah-sekolah, bukan hanya mengirimkan konsep kurikulum tapi aplikasi kurikulum ke sekolah-sekolah yang baru menerapkan," katanya.
Suyanto menambahkan opsi "selected school" merupakan opsi paling moderat di antara dua opsi lainnya.
Sebelumnya, tim evaluasi K-13 mengajukan tiga opsi terkait kelanjutan K-13, yaitu, pertama, K-13 akan dihentikan sama sekali. Kedua, K-13 diterapkan di sekolah-sekolah terpilih yang sudah sangat siap dari berbagai aspek. Ketiga, K-13 dijalankan seperti saat ini tapi dilakukan pembenahan sehingga hasilnya lebih baik.
"Itu opsi paling moderat di antara tiga opsi. Ada pro dan kontra dalam K-13 maka diwadahi dalam pilihan itu. Jangan sampai pro kontra tajam sekali," ujar Suyanto.
Menurutnya, sekolah-sekolah prototipe nantinya akan mempermudah sekolah-sekolah lain untuk melaksanakan K-13. Sebab, pada akhirnya, semua sekolah harus melaksanakan K-13.
"Jadi dibuat prototipe lalu dikloning. Bupati-bupati nanti diminta mengkloning untuk ambil model dari sekolah-sekolah yang sudah baik itu," katanya.
Sementara itu, Mendikbud Anies Baswedan, saat ditemui seusai pertemuan dengan tim evaluasi hari Rabu pagi, enggan membeberkan hasil pertemuan. Dia mengatakan semua informasi akan diberikan lengkap pada Rabu sore.
"Saya sudah putuskan nanti dibikin detailnya. Lebih baik ngomong-nya sudah lengkap termasuk konsekuensi-konsekuensinya," kata Anies yang terburu-buru karena akan mengikuti sidang kabinet.
Di pihak lain, anggota tim evaluasi K-13, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Hamid Hasan mengatakan keputusan mendikbud adalah melanjutkan K-13 namun secara terbatas dengan menunjuk sekolah-sekolah prototipe. Menurutnya, tim evaluasi masih menyiapkan kriteria sekolah-sekolah yang dianggap siap untuk melaksanakan K-13.
"Jadi mirip model Cianjur saat pelaksanaan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Jadi diterapkan di sekolah-sekolah tahun pertama yang menjadi sekolah inti dan ada juga sekolah-sekolah yang melaksanakan di tahun kedua, lalu disebarkan ke yang lain," ujar Hamid.
Hamid belum bisa memastikan jumlah sekolah yang dinilai siap. Namun, salah satu kriterianya adalah akreditasi sekolah.

Credit BeritaSatu.Com

Selasa, 02 Desember 2014

Kemdikbud evaluasi pelaksanaan Ujian Nasional

Kemdikbud evaluasi pelaksanaan Ujian Nasional
Anies Baswedan (ANTARA/Wahyu Putro A)

Jakarta (CB) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah mengevaluasi pelaksanaan ujian nasional untuk mencari mekanisme yang lebih baik dan memadai dalam menentukan kelulusan siswa.

"Saat ini sedang dicari cara agar siswa memiliki standar yang baik dan memadai, tapi pada sisi lain pelaksanaan ujian tersebut bukan proses yang menakutkan, membebani dan mengubah orientasi belajar," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan di Jakarta, Senin.

Ia menyampaikan hal itu saat bersilaturahim dengan sekitar 650 kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten dan kota se-Indonesia di Aula Ki Hajar Dewantara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anies mengatakan selama ini ketika siswa SMP dan SMA memasuki kelas tiga semua berubah karena semua aktivitas belajar hanya difokuskan pada persiapan ujian.

"Pertanyannya kita ingin anak hanya terpaku pada pelajaran yang akan diuji pada ujian nasional atau menjadi pembelajar sejati," kata dia.

Ia mengatakan kalau hanya sekadar mendorong anak menjadi seorang yang belajar maka cukup melatihnya bisa menyelesaikan soal ujian nasional dengan baik.

Padahal di masa depan kalau sudah memasuki dunia kerja tidak pernah ada yang bertanya berapa nilai yang diperoleh ketika ujian nasional, katanya.

"Memang Waktu pelaksanaan ujian nasional, nilai amat menentukan tapi dalam perjalanan hidup dan kesuksesan karier banyak faktor lain yang jadi penentu," katanya.

Karena itu, lanjut Anies, ini akan dievaluasi sebab yang paling penting adalah bagaimana mengubah orientasi belajar siswa tidak hanya terfokus untuk menjawab soal pada ujian nasional semata.

"Jadi aturan yang akan dibuat bertujuan untuk membentuk prilaku belajar yang baik dan tidak fokus hanya kepada ujian nasional," kata dia.


Credit ANTARA News