CB, Karachi – Militer Pakistan telah mengerahkan sistem rudal jarak menengah anti-serangan udara buatan Cina di sejumlah kota dan markas militer.
Ini dilakukan untuk mencegah aksi serangan udara lintas batas oleh angkatan udara India, yang pernah melakukan ini pada Februari 2019 ke Kota Balakot untuk menyasar kamp pelatihan milisi Jaish-e-Mohammed.
Ada lima unit sistem rudal darat ke udara LY-80 (HQ-16) dan unit radar pemantauan serangan udara IBIS – 150, yang diaktifkan.
“Sistem rudal anti-serangan udara ini dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah dan menembak jatuh target begerak dalam radius 40 kilometer,” begitu dilansis media DNA India dan dikutip RT pada Sabtu, 23 Maret 2019.
Mengutip seorang pejabat intelijen India, media DNA India melansir militer Pakistan mengerahkan sistem anti-serangan udara untuk mengantisipasi serangan yang lebih besar dari India di masa depan.
Sistem HQ-16 itu diproduksi oleh China Precision Machinery Import and Export Corporation atau CPMIEC.
Sistem anti-serangan udara LY-80 ini dilengkapi dengan baterai radar IBIS – 150, yang merupakan sistem radar pelacak 3 dimensi.
“Sistem ini bisa melacak target bergerak dari jarak 150 kilometer,” begitu dilansir DNA India. Tiap radar bisa melacak enam target bergerak sekaligus.
Mengutip sumber intelijen India, media ini juga melansir Cina bakal memperkuat dukungan kepada Pakistan dengan menjual drone jarak jauh Rainbow CH-4 dan CH-5. Drone ini bakal digunakan untuk pemantauan di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan dan perbatasan line of control.
Drone CH-4 dapat membawa 400 kilogram bahan peledak dan terbang selama 40 jam dan menjangkau wilayah sejauh 5000 kilometer. Sedangkan CH-5 dapat membawa 1000 kilogram bahan peledak dan terbang selama 60 jam diketinggian 17 ribu kaki. Saat ini, India dan Pakistan mulai menurunkan ketegangan.
Ini dilakukan untuk mencegah aksi serangan udara lintas batas oleh angkatan udara India, yang pernah melakukan ini pada Februari 2019 ke Kota Balakot untuk menyasar kamp pelatihan milisi Jaish-e-Mohammed.
Ada lima unit sistem rudal darat ke udara LY-80 (HQ-16) dan unit radar pemantauan serangan udara IBIS – 150, yang diaktifkan.
“Sistem rudal anti-serangan udara ini dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah dan menembak jatuh target begerak dalam radius 40 kilometer,” begitu dilansis media DNA India dan dikutip RT pada Sabtu, 23 Maret 2019.
Mengutip seorang pejabat intelijen India, media DNA India melansir militer Pakistan mengerahkan sistem anti-serangan udara untuk mengantisipasi serangan yang lebih besar dari India di masa depan.
Sistem HQ-16 itu diproduksi oleh China Precision Machinery Import and Export Corporation atau CPMIEC.
Sistem anti-serangan udara LY-80 ini dilengkapi dengan baterai radar IBIS – 150, yang merupakan sistem radar pelacak 3 dimensi.
“Sistem ini bisa melacak target bergerak dari jarak 150 kilometer,” begitu dilansir DNA India. Tiap radar bisa melacak enam target bergerak sekaligus.
Mengutip sumber intelijen India, media ini juga melansir Cina bakal memperkuat dukungan kepada Pakistan dengan menjual drone jarak jauh Rainbow CH-4 dan CH-5. Drone ini bakal digunakan untuk pemantauan di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan dan perbatasan line of control.
Drone CH-4 dapat membawa 400 kilogram bahan peledak dan terbang selama 40 jam dan menjangkau wilayah sejauh 5000 kilometer. Sedangkan CH-5 dapat membawa 1000 kilogram bahan peledak dan terbang selama 60 jam diketinggian 17 ribu kaki. Saat ini, India dan Pakistan mulai menurunkan ketegangan.
Credit tempo.co