NEW YORK
- Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengungkap sebuah laporan
yang menuduh Israel mengubur limbah nuklir radioaktif di Dataran Tinggi
Golan, wilayah Suriah yang diduduki selama lebih dari lima dekade.
Guterres
dilaporkan akan menyerahkan laporan, yang didasarkan pada dakwaan
Suriah terhadap Israel, kepada di sesi ke-40 panel Dewan Hak Asasi
Manusia PBB (UNHRC), yang akan berlangsung di Jenewa, Swiss.
"Suriah
mencatat bahwa Israel terus mengubur limbah nuklir dengan konten
radioaktif di 20 wilayah berbeda yang dihuni oleh warga Suriah Golan
Suriah yang diduduki, khususnya di sekitar Gunung al-Sheikh," bunyi
laporan itu.
"Praktek
ini telah membahayakan jiwa dan kesehatan warga Suriah di Golan Suriah
yang diduduki, dan merupakan pelanggaran serius terhadap Konvensi Jenewa
Keempat," sambungnya, seperti dilansir PressTV pada Senin (25/2).
Israel
adalah satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah, tetapi
kebijakannya adalah untuk tidak mengkonfirmasi atau menyangkal memiliki
bom atom. Rezim tersebut diperkirakan memiliki 200 hingga 400 hulu ledak
nuklir di gudang senjatanya.
Tel Aviv juga bukan anggota
Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) nuklir, yang tujuannya adalah
untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi senjata.
Israel
sendiri merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah saat Perang Enam Hari
pada 1967 dan terus menduduki dua pertiga wilayah penting yang strategis
sejak itu.
Selama beberapa dekade terakhir, Israel telah
membangun puluhan permukiman di Dataran Tinggi Golan yang bertentangan
dengan seruan internasional pada rezim untuk menghentikan kegiatan
konstruksi ilegal.
CB, Jakarta - Ada cukup banyak senjata nuklir
di dunia untuk menyebabkan bencana global yang menghancurkan dunia
dalam sekejap. Menurut para ilmuwan, tidak ada negara yang dapat
menembakkan lebih dari 100 hulu ledak nuklir tanpa menimbulkan
kehancuran sedemikian rupa sehingga warga negara mereka sendiri yang
pulang akan terbunuh.
Sebagian besar negara nuklir yang diakui
oleh Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir, yakni Prancis,
Rusia, Inggris dan Amerika Serikat, telah mulai mengurangi persenjataan
mereka.
Cina
merupakan pengecualian. Jumlah pasti hulu ledak negara ini tidak
diketahui, tetapi banyak analis mengatakan persediaannya secara perlahan
semakin meningkat.
Sebaliknya, Korea Utara, walaupun terkenal sulit diprediksi, pada
akhirnya dapat mengurangi program nuklirnya jika pemulihan hubungan
diplomatiknya dengan Barat terus berlanjut.
Negosiasi mengenai
perlucutan senjata nuklir secara politis sulit. Tetapi ketika
kesepakatan tercapai, para ilmuwan dan insinyur dapat menyediakan
berbagai alat untuk membongkar beberapa senjata buatan manusia yang
paling mematikan dan menyimpan atau menggunakan kembali bahan nuklir
berbahaya.
Pelucutan senjata nuklir adalah proses yang
terkoordinasi, yang melibatkan politisi, ilmuwan dan insinyur, seperti
dalam laporan Inside Science, insidescience.org, dikutip pada 25
Februari 2019.
Semuanya dimulai dengan cetak biru yang digunakan para desainer untuk membuat senjata di tempat pertama, menurut para ahli.
"Ini
seperti jenis mesin lainnya," jelas Robert Rosner, ketua Buletin Badan
Ilmuwan dan Keamanan Atom. "Ini adalah proses membongkar sepotong demi
sepotong."
Bom
"Priscilla" meledak dengan energi 37 kiloton TNT di Situs Uji Nevada
pada 24 Juni 1957. [Situs Keamanan Nasional Nevada/Wikipedia/Business
Insider]
Untuk membongkar senjata nuklir, para insinyur
perlu mengetahui urutan yang tepat di mana potongan-potongan itu awalnya
disatukan.
"Desain bom atom adalah apa yang saya sebut rahasia
terbuka. Tidak banyak cara mendesainnya, jadi jika orang Amerika harus
berurusan dengan bom Korea Utara misalnya, itu tidak akan menjadi
misteri bagi mereka," kata Rosner.
Tetapi bom hidrogen yang lebih
canggih dan destruktif yang dimiliki oleh Amerika Serikat, Inggris,
Cina, Prancis, dan Rusia adalah cerita lain.
"Ada banyak desain
yang berbeda sehingga pembongkarannya sangat sulit. Anda harus sangat
berhati-hati," kata Rosner. "Dari sudut pandang insinyur mesin, mereka
seperti arloji Swiss yang sangat diciptakan dengan rumit. Mereka adalah
karya seni mekanis dengan desain yang sangat pintar."
Para ahli lain sepakat bahwa membongkar desain nuklir adalah bagian yang paling menantang dari proses denuklirisasi.
"Ini
lebih sedikit tentang bahan nuklir dan lebih banyak tentang teknik,"
kata Tom Plant, direktur Proliferasi dan Kebijakan Nuklir di Royal
United Services Institute for Defence and Security Studies, sebuah think
tank independen di Inggris.
Ini akan jauh lebih sulit dan oleh
karena itu lebih kecil kemungkinannya bahwa tim insinyur dapat
membongkar bom hidrogen tanpa mengetahui urutan desain yang tepat,
tetapi secara teknis masih tidak mungkin.
"Sangat tidak mungkin
meledak jika ada kesalahan dalam proses pembongkaran, kecuali jika
dirancang untuk meledak pada kemungkinan itu, yang mungkin saja terjadi
meskipun mustahil," kata Rosner.
Plant setuju bahwa skenario
terburuk adalah peledakan tidak disengaja, tetapi ada risiko lain yang
mungkin terjadi jika pembongkaran salah. Orang-orang yang melakukannya
dapat tersengat listrik atau terkena bahan nuklir atau bahan kimia
beracun lainnya.
Tetapi suatu negara, yang mengetahui desainnya sendiri, harus dapat membongkar senjata nuklir modernnya sendiri.
Mengalihkan Sisa Plutoniun atau Uranium
Pada 2014, AS telah membongkar 85 persen dari cadangan senjata
nuklirnya yang dipublikasi sejak 1967 ketika AS memiliki lebih dari
31.000 hulu ledak nuklir siap-perang, menurut Departemen Luar Negeri AS.
Bahkan
sebelum pembongkaran nuklir dilakukan, suasana politik yang benar perlu
diwujudkan, kata Plant. Dia masih tidak optimis bahwa dialog saat ini
antara Korea Utara dan Amerika Serikat memiliki cukup kemauan politik
untuk melihat semenanjung Korea yang bebas nuklir.
Setelah
komponen senjata dibongkar, proses selanjutnya berurusan dengan sisa
plutonium atau uranioan entah itu menggunakan teknologi bom yang lebih
tua dan lebih canggih.
Satu solusi yang mungkin adalah menggunakan
kembali bahan radioaktif, baik plutonium atau uranium, untuk
menghasilkan listrik. Untuk membuat unsur ini cocok untuk pembangkit
listrik, bahan perlu diencerkan dengan versi yang kurang diperkaya.
Mematikan
limbah radioaktif dan menjaganya tetap aman adalah ilmu tersendiri.
Uranium atau plutonium yang diekstraksi akan mengandung isotop yang
berbeda, varian dari keduanya memiliki massa atom yang berbeda, yang
berarti radioaktivitas-nya meluruh pada tingkat yang berbeda.Isotop
yang sangat radioaktif memiliki waktu paruh pendek, yang berarti mereka
meluruh lebih cepat daripada yang kurang radioaktif, dan itu
menghasilkan banyak panas.
"Bahan itu harus diletakkan di kolam
air selama sekitar setengah dekade untuk mendinginkan batang saat mereka
meluruh," kata Rosner. "Kemudian baru bisa menggunakan limbah tingkat
rendah yang relatif lebih sedikit radioaktif-nya."
Isotop yang kurang radioaktif lebih lambat meluruh, yang menimbulkan masalah tersendiri.
"Mereka
memiliki nukleus yang lebih berat, sehingga mereka memiliki paruh yang
sangat panjang bisa sampai jutaan tahun dan Anda masih harus melakukan
tindakan tambahan. Anda tidak bisa membiarkan mereka disimpan begitu
saja," kata Rosner.
Batang radioaktif ini harus disimpan dalam
wadah yang dirancang khusus, yang disebut "tong kering". Tanki ini
biasanya terbuat dari baja dan ditutup rapat untuk mencegah kebocoran.
Masing-masing tong kemudian dibungkus dalam cangkang baja lain dan
kemudian di lapisan beton tebal untuk mencegah radiasi.
"Jika Anda berdiri di luar wadah maka Anda tidak akan dapat mendeteksi radiasi," jelas Rosner.
Tetapi
bahkan opsi penyimpanan ini memiliki kekurangan seperti biaya
pembangunan, pemeliharaan dan pemantauan fasilitas-fasilitas ini tidak
akan pernah hilang selama batang di dalam menghasilkan radiasi.
Selain
itu, ada keamanan nasional untuk dipertimbangkan, kata Plant.
"Pemerintah akan menyimpannya di tempat yang aman jika mereka ingin
menggunakannya kembali atau seandainya ada teroris yang berusaha
mendapatkannya."Itulah mengapa opsi ketiga yang disebut "pelucutan sebagian" menjadi lebih populer dalam beberapa tahun terakhir.
Pelucutan sebagian akan menyimpan zat radioaktif sambil menghilangkan peluang untuk bom yang akan digunakan.
"Jika Anda menghilangkan pelatuknya, maka apa yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai bom," kata Rosner.
Tetapi
pelucutan sebagian bersifat reversibel, artinya pemicu dapat dipasang
kembali dan karena itu hulu ledak dapat diaktifkan kembali."Anda
tidak bisa mengembalikannya dalam hitungan jam sehingga mereka tidak
bisa siaga. Anda berbicara tentang minggu untuk melakukannya," kata
Rosner.
Jika Korea Utara setuju untuk melakukan denuklirisasi,
Korut memiliki beberapa pilihan untuk dipertimbangkan dan jangka
panjang, tetapi ketika negara-negara pemilik senjata nuklir bekerja sama untuk mengendalikan persenjataan mereka, maka dunia akan menjadi tempat yang lebih aman, kata Plant.
CB, Jakarta - Badan Pengawas Nuklir PBB mengatakan Iran telah mematuhi poin perjanjian nuklir 2015 dengan membatasi aktivitas nuklirnya.
Laporan
yang dirilis oleh Badan Atom Internasional (IAEA), seperti dilaporkan
Aljazeera, 23 Februari 2019, Republik Islam Iran membatasi pengayaan
uranium pada tingkatan yang disepakati pada kesepakatan yang
ditandatangani di Wina, Austria, pada 2015.
Inspektur IAEA juga
bertanggungjawab atas akses yang diberikan ke seluruh situs nuklir di
Iran, untuk memeriksa kepatuhan Iran terhadap perjanjian.
Menurut perjanjian yang digagas bersama AS, Iran, Inggris, Prancis,
Jerman, Rusia, Cina dan Uni Eropa, Iran telah menurunkan pengayaan
uraniumnya dan berjanji tidak akan mengembangkan senjata nuklir untuk
menghapus sanksi internasional.
IAIE yang bermarkas di Wina,
berulangkali mengkonfirmasi Iran mematuhi kesepakatan yang disebut
Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA). Iran menyatakan penggunaan
nuklirnya hanya untuk energi sipil semata.
Iran
telah membuka kembali fasilitas UF6 di provinsi tengah Isfahan yang
ditutup pada 2009 karena kurangnya "kue kuning", bahan baku yang
digunakan untuk pengayaan nuklir.[Tehrantimes]
Laporan
terbaru IAEA pada hari Jumat berpotensi mengurungkan tekanan AS terhadap
Uni Eropa, yang mendesak blok tersebut membatalkan perjanjian.
Donald Trump mengatakan Iran masih mengembangkan senjata nuklir, meskipun dibantah oleh intelijennya.
Bulan lalu, Direktur CIA Gina Haspel mengatakan, Iran secara teknis mematuhi JCPOA.
Sejalan
dengan Trump, Mike Pence juga meminta Prancis, Jerman dan Inggris untuk
menekan Iran secara diplomatik dan ekonomi demi kebaikan rakyat Iran
dan keamanan global.
Namun
Inggris, Prancis dan Jerman tidak menunjukkan akan meninggalkan
kesepakatan nuklir Iran. Ketiganya bahkan berjanji menyediakan insentif
ekonomi untuk menyelamatkan Iran dengan platform khusus bernama INSTEX, yang bertujuan menghindari sanksi ekonomi AS terhadap Iran.
WASHINGTON
- Seorang bocah berusia 12 tahun asal Amerika Serikat (AS) dilaporkan
menjadi manusia termuda di dunia yang berhasil menciptakan reaksi
nuklir.
Konsorsium Penelitian Sumber Terbuka Fusor, sebuah
kelompok sosial berdasarkan hobi, telah mengakui pencapaian Jackson
Oswalt, dari Memphis, Tennessee, ketika ia berusia 12 tahun pada
Januari 2018 lalu.
"Bagi mereka yang belum melihat postingan saya
baru-baru ini, akan mengejutkan bahwa saya bahkan akan menganggap
percaya bahwa saya telah menciptakan fusi nuklir," tulis Oswalt di forum
Fusor.net.
“Selama
sebulan terakhir saya telah membuat banyak kemajuan. Saya sekarang
memiliki hasil yang saya yakini sangat layak," imbuhnya seperti dikutip
dari The Guardian, Sabtu (23/2/2019).
Oswalt menuturkan
untuk menjalankan proyeknya, ia mengubah ruang bermain tua di rumah
orangtuanya menjadi laboratorium nuklir. Ia kemudian membeli sejumlah
peralatan senilai USD10.000 yang menggunakan 50.000 volt listrik untuk
memanaskan gas deuterium dan menyatukan inti nuklir untuk melepaskan
energi.
"Awal dari proses itu hanya belajar tentang apa yang
telah dilakukan orang lain dengan reaktor fusi mereka," terang Jackson
kepada Fox.
“Setelah itu, saya mengumpulkan daftar bagian yang
saya butuhkan. Saya mendapatkan bagian-bagian itu dari eBay dan
seringkali bagian-bagian yang berhasil saya dapatkan dari eBay tidak
persis seperti yang saya butuhkan. Jadi saya harus memodifikasinya untuk
dapat melakukan apa yang perlu saya lakukan untuk proyek saya,"
tuturnya.
Ayahnya,
Chris Oswalt, yang bekerja di sebuah perusahaan peralatan medis,
mengatakan kepada USA Today: "Saya pikir ada rasa tidak percaya yang
besar sampai mereka benar-benar melihatnya."
Namun, para ilmuwan
cenderung tetap skeptis sampai pekerjaan Oswalt di verifikasi oleh
organisasi resmi dan diterbitkan dalam jurnal akademik.
Namun,
bocah itu sekarang mungkin telah merebut pemegang rekor sebelumnya,
Taylor Wilson, sebagai manusia termuda yang menciptakan fusi di usia 14
tahun setelah melakukan penelitian energi nuklir.
CB, Jakarta - Pejabat senior pemerintahan Donald Trump yang memaksakan penjualan teknologi nuklir ke Arab Saudi diyakini bisa menguntungkan keluarga Jared Kushner.
Mengutip
whistleblower di dalam pemerintah AS, laporan oleh Dewan Pengawas dan
komite reformasi yang dipimpin Demokrat menuduh "tindakan tidak normal"
di Gedung Putih mengenai proposal untuk membangun lusinan reaktor nuklir
di seluruh kerajaan Saudi.
Dikutip dari The Independent, 21
Februari 2019, Komite DPR pada hari Selasa membuka penyelidikan atas
tuduhan, yang mencakup kekhawatiran apakah pejabat Gedung Putih pada
bulan-bulan awal pemerintahan Trump berusaha untuk memperbaiki prosedur
keamanan nasional, dan memaksakan kesepakatan dengan Arab Saudi yang
dapat secara finansial menguntungkan pendukung dekat presiden Trump.
Menurut laporan itu, upaya nuklir didorong oleh mantan penasihat
keamanan nasional Michael Flynn, yang dipecat pada awal 2017 dan sedang
menunggu hukuman karena berbohong kepada FBI dalam penyelidikan Rusia.
Derek
Harvey, seorang pejabat Dewan Keamanan Nasional yang dibawa oleh Flynn,
terus mengerjakan proposal tersebut, yang masih dalam pertimbangan oleh
pemerintahan Trump.
Mengandalkan keterangan whistleblower,
komunikasi email dan dokumen lainnya, laporan komite merinci bagaimana
Dewan Keamanan Nasional (NSC) dan pejabat etika berulang kali
memperingatkan tindakan Flynn dan seorang pembantu senior bisa
bertabrakan dengan konflik kepentingan federal dan undang-undang yang
mengatur transfer teknologi nuklir untuk kekuatan asing.
Laporan
itu juga mencatat salah satu produsen pembangkit listrik yang dapat
mengambil manfaat dari kesepakatan seperti itu termasuk Westinghouse
Electric, anak perusahaan dari Brookfield Asset Management, sebuah
perusahaan yang membuat kesepakatan pada bulan Agustus untuk
menyelamatkan menara 666 Fifth Avenue milik keluarga Kushner di
Manhattan yang terlilit hutang besar.
Laporan juga mengungkap
bahwa Kushner, menantu dan penasihat presiden, diduga tetap terlibat
langsung dengan upaya-upaya itu, dan ia akan melakukan perjalanan ke
Arab Saudi pada akhir Februari untuk berbagi poin-poin rencana ekonomi
AS dan proposal perdamaian di Timur Tengah.
Gedung Putih dan Kushner tidak segera menanggapi laporan ini.
Presiden
Donald Trump bersama dengan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman di
Gedung Putih, Washington, 20 Maret 2018. REUTERS/Jonathan Ernst/File
Photo
Laporan itu muncul pada saat anggota parlemen
semakin gelisah dengan hubungan dekat antara pemerintahan Trump dan Arab
Saudi, yang telah menimbulkan kekhawatiran bahkan di antara anggota
partai Republik di Kongres.
Anggota
parlemen dari kedua belah pihak telah menyatakan keprihatinan bahwa
Arab Saudi dapat mengembangkan senjata nuklir jika teknologi AS
ditransfer tanpa perlindungan yang tepat.
Trump telah menjadikan
kerajaan Saudi sebagai pusat kebijakan luar negerinya di Timur Tengah
untuk menekan Iran, meskipun Trump berulangkali mengecam pembunuhan
kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi dan peran Saudi dalam perang di
Yaman.
Para penyelidik kongres juga menyelidiki peran Tom
Barrack, seorang pendukung proposal nuklir yang menjalankan komite
pelantikan presiden Trump, yang berada di bawah penyelidikan terpisah
oleh jaksa federal di New York. Rick Gates, mantan karyawan dan
kooperator Barrack dalam investigasi Mueller, juga terlibat dalam
advokasi untuk proposal nuklir.
Juru
bicara Tom Barrack mengatakan ia akan bekerja sama dengan penyelidikan
DPR. Sementara Harvey belum berkomentar terkait hal ini.Menurut
laporan itu, pelapor datang ke komite karena mereka memiliki
kekhawatiran tentang upaya di dalam Gedung Putih untuk mempercepat
transfer teknologi nuklir AS yang sangat sensitif ke Arab Saudi, karena berpotensi melanggar Undang-Undang Energi Atom dan tanpa tinjauan oleh Kongres.
CB, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir
Putin mengatakan setiap langkah AS menempatkan rudal baru di Eropa bisa
mengancam Moskow dalam waktu 10-12 menit jika timbul skenario terburuk.
Skenario itu akan membuka kemungkinan Rusia terkena serangan nuklir sebelum rudalnya bisa mencapai wilayah AS.
Dikutip
dari laporan Reuters, 21 Februari 2019, rudal darat Rusia yang saat ini
menargetkan Amerika Serikat didasarkan pada wilayah Rusia dan oleh
karena itu waktu penerbangan ke pusat-pusat populasi AS akan lebih lama
daripada rudal AS yang dikerahkan di Eropa.
Putin
tidak mengkonfirmasi bagaimana, secara teknis, Rusia akan mengerahkan
rudal dengan waktu serangan yang lebih singkat. Opsi yang mungkin adalah
menempatkan rudal di tanah sekutu dekat wilayah AS, menyebarkan rudal
lebih cepat di kapal selam, atau menggunakan salah satu senjata
hipersonik yang menurut Moskow sedang dikembangkan.
Presiden Rusia Vadlimir Putin menyampaikan pidato tahunannya kepada Majelis Federasi Rusia, 20 Februari 2019.[TASS]
Dalam
pidatonya pada hari Rabu di depan Majelis Federasi Rusia, Putin
mengatakan bahwa kapal selam yang mampu membawa drone bawah laut terbaru
dengan kemampuan serangan nuklir, yang disebut Poseidon, akan
diluncurkan pada musim semi ini, dan juga berbicara tentang keberhasilan
pengembangan rudal hipersonik baru bernama Tsirkon.
Televisi
pemerintah Rusia pada hari Rabu menyiarkan rekaman Poseidon sedang
diuji untuk pertama kalinya, menurut laporan kantor berita RIA.Pernyataan
Vladimir Putin ini menandai ketegangan baru kedua negara setelah
Amerika Serikat keluar dari perjanjian INF, yang menuding Rusia melanggar pakta dengan membuat jangkauan rudal yang dilarang.
CB, Jakarta - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia akan
mengerahkan rudal berhulu ledak nuklirnya semakin dekat ke wilayah
Amerika Serikat. Putin juga mengancam akan mengerahkan nuklir dalam
waktu yang lebih singkat, langsung mengarah ke jantung Amerika.
Sementara
di Washington, Departemen Luar Negeri AS Mike Pompeo menolak komentar
Putin, dengan mengatakan ancaman Putin "sebagai propaganda yang
dirancang untuk mengalihkan perhatian dari pelanggaran Rusia terhadap
Perjanjian Pengawasan Senjata Nuklir (INF)."
Dari
laporan Reuters, 21 Februari 2019, Putin mengatakan Rusia tidak mencari
konfrontas, dan tidak akan mengambil langkah pertama untuk mengerahkan
rudal sebagai tanggapan atas keputusan Washington untuk mundur dari INF
bulan ini.
Namun dalam sambutannya tentang kemungkinan perlombaan senjata baru,
dia mengatakan reaksi Rusia terhadap kebijakan AS sangat tegas. Putin
mengatakan pembuat kebijakan AS harus menghitung risiko apapun sebelum
mengambil tindakan menyebar sistem rudalnya di Eropa.
"Adalah
hak mereka untuk memikirkan apa yang mereka inginkan. Tetapi bisakah
mereka memperhitungkannya? Saya yakin mereka bisa. Biarkan mereka
menghitung kecepatan dan jangkauan sistem senjata yang kami kembangkan,"
kata Putin di hadapan Majelis Federasi Rusia, 20 Februari 2019.
Vladimir Putin melihat uji coba rudal hipersonik Avangard dari Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow.[Sky News]
"Rusia
akan dipaksa untuk membuat dan menggunakan jenis-jenis senjata yang
dapat digunakan tidak hanya pada wilayah dari mana ancaman langsung
terhadap kita berasal, tetapi juga wilayah-wilayah di mana pusat-pusat
pengambilan keputusan berada," kata Putin.
"Senjata-senjata
ini, dengan spesifikasi taktis dan teknis, termasuk waktu penerbangan
mereka ke pusat komando yang saya bicarakan, akan sepenuhnya sesuai
dengan ancaman yang akan diarahkan terhadap Rusia."
Departemen
Luar Negeri AS mengatakan Washington tidak mengembangkan sistem
pengiriman senjata nuklir baru yang mutakhir, dan mengulangi klaimnya
bahwa Rusia melanggar perjanjian INF sementara Amerika Serikat tidak.
"Pernyataan
Presiden Putin adalah kelanjutan dari upaya propaganda Rusia untuk
menghindari tanggung jawab atas tindakan Rusia yang melanggar Perjanjian
INF," tambah seorang juru bicara Departemen Luar Negeri, yang enggan
disebut identitasnya.
Rudal nuklir Rusia sudah menargetkan Amerika Serikat dan sebaliknya.
Pernyataan
Putin kemungkinan akan membangkitkan ingatan akan Krisis Misil Kuba
pada tahun 1962 ketika Uni Soviet menanggapi penyebaran rudal AS di
Turki dengan mengirim rudal balistik ke Kuba, memicu kebuntuan yang
membawa dunia nyaris menuju perang nuklir.Amerika Serikat
mengatakan bulan ini mereka tidak akan mematuhi kewajiban perjanjian INF
1987, dan akan mengembangkan rudal tandingan, setelah menuding Rusia melanggar poin perjanjian INF.
Ilustrasi Kota Namie, Jepang, yang terdampak kebocoran reaktor nuklir Fukushima. (REUTERS/Toru Hanai)
Jakarta, CB -- Pengadilan Distrik Yokohama memerintahkan pemerintah Jepang
dan perusahaan Tokyo Electronic Power Corporation (TEPCO) membayar
ganti rugi sebesar US$4 juta (sekitar Rp56,1 miliar) kepada para warga
Fukushima yang baru-baru ini mengungsi. Mereka pergi karena wilayahnya
ikut terdampak radiasi akibat kerusakan reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir akibat gempa bumi pada 2011 silam.
Seperti dilansir AFP,
Rabu (20/2), pengadilan memerintahkan pemerintah Jepang dan TEPCO
membayarkan ganti rugi itu kepada 152 penduduk yang terdampak kebocoran
reaktor nuklir PLTN Fukushima. Ini adalah perintah pengadilan kelima
terhadap pemerintah Jepang terkait bencana itu.
Dalam amar putusannya, Hakim Ken Nakadaira menyatakan pemerintah dan
TEPCO sebenarnya bisa menghindari bencana kebocoran reaktor nuklir jika
memperhitungkan ancaman gempa dan tsunami yang memicu kejadian itu.
Pada
Maret lalu, Pengadilan Kyoto menyatakan pemerintah Jepang dan TEPCO
bertanggung jawab atas kebocoran nuklir, dan meminta mereka membayar
ganti rugi sebesar JPY110 juta (hampir Rp14 miliar) kepada 110 penduduk.
Meski
demikian, pada pada September 2017 Pengadilan Chiba memutuskan hanya
TEPCO yang harus bertanggung jawab penuh dan membayar seluruh ganti
rugi.
Sekitar 12 ribu orang penduduk Fukushima yang mengungsi
setelah kebocoran reaktor nuklir mengajukan gugatan kepada pemerintah
Jepan dan TEPCO. Bentuknya melalui perorangan ataupun class-action.
Gempa dengan magnitudo 9,1 pada 11 Maret 2011 lalu memicu tsunami besar
di Jepang. Lindu juga merusak sistem pendinginan reaktor dan membuat
seluruhnya meleleh sehingga radiasi menyebar. Bencana ini dianggap
sebagai peringkat kedua yang terbesar, selain kebocoran reaktor nuklir
Chernobyl pada 1986 di Pripyat, Ukraina ketika masih menjadi bagian Uni
Soviet.
CB, Jakarta - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh AS munafik karena diduga berusaha menjual teknologi nuklir ke Arab Saudi secara terburu-buru, ketika Washington mencoba merusak program nuklir Iran.
Komentar
Zarif di Twitter pada hari Rabu muncul setelah laporan pemerintahan
Presiden Donald Trump berusaha memajukan penjualan pembangkit listrik
tenaga nuklir ke Arab Saudi tanpa izin Kongres.
"Hari
demi hari menjadi lebih jelas bagi dunia apa yang selalu jelas bagi
kami: baik hak asasi manusia maupun program nuklir tidak menjadi
perhatian nyata AS," tulis Zarif, dikutip dari laporan Aljazeera, 21
Februari 2019.
"Mula-mula seorang jurnalis yang dimutilasi; penjualan ilegal
teknologi nuklir ke Arab Saudi sekarang sepenuhnya mengekspos
#Hypocrisy," tambah Zarif, merujuk pada pembunuhan penulis Saudi Jamal
Khashoggi di tangan agen-agen Saudi, dan laporan baru oleh komite
kongres AS tentang penjualan teknologi nuklir ke Saudi.
Upaya
untuk menjual teknologi nuklir ke Arab Saudi melanggar undang-undang AS
yang menjaga transfer teknologi, kata laporan kongres itu.
Berita
tentang penjualan yang direncanakan itu diterima dengan kekhawatiran
oleh para analis keamanan yang mengatakan transfer teknologi nuklir AS
yang sangat sensitif dapat membuka jalan bagi produksi senjata nuklir di
kerajaan Saudi.
Komite
DPR AS yang dipimpin Demokrat sekarang sedang menyelidiki upaya
perusahaan-perusahaan tenaga nuklir AS untuk memenangkan persetujuan
pemerintahan Trump untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di
Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya.
Sasaran utama
penyelidikan komite adalah upaya IP3 International, konsorsium produsen
tenaga nuklir yang mulai melobi selama transisi Trump pada akhir 2016
dan awal 2017 untuk memenangkan persetujuan presiden Trump untuk
mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir di Arab Saudi.
CB, Jakarta - Para pejabat Gedung Putih terus mendorong upaya mengekspor teknologi nuklir
ke Arab Saudi, meskipun ada puluhan peringatan dari pejabat Dewan
Keamanan Nasional (NSC) tentang etika dan legalitas proposal yang
membuat Demokrat curiga.
Kecurigaan ini terungkap dari dokumen kongres Demokrat terkait proposal mantan Penasihat Keamanan Nasional Michael Flynn.
Rinciannya,
dalam laporan staf sementara yang dikeluarkan oleh anggota DPR Elijah
Cummings, kepala Komite Pengawas DPR, menyebut bahwa pemerintahan
terburu-buru dengan proposal ini dan peran Derek Harvey, seorang
direktur senior di Dewan Keamanan Nasional dan ajudan Flynn.
Dikutip dari CNN, 21 Februari 2019, laporan itu mengatakan Harvey
mengabaikan peringatan staf NSC dan mempromosikan proyek nuklir yang
diajukan oleh IP3 International, sebuah perusahaan swasta yang didirikan
oleh mantan jenderal AS.
Flynn sebelumnya menyarankan anak
perusahaan IP3, IronBridge Group. Laporan Demokrat juga mengklaim bahwa
wakil Flynn, KT McFarland, terus menaikkan proposal bahkan setelah
peringatan ini.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan bekas penasehat keamanan nasional, Michael Flynn. USA Today
Seorang
juru bicara untuk Partai Republik di Komite Intelijen DPR, di mana
Harvey sekarang adalah seorang staf, menanggapi surat itu dengan
mengatakan laporan berisi "teori konspirasi konyol yang digerakkan oleh
media partisan."
Keterlibatan Flynn dalam upaya untuk menengahi
kesepakatan pembangunan reaktor nuklir yang didukung AS dengan Arab
Saudi sebelumnya telah terungkap.
Namun, laporan Demokrat
memberikan informasi dari pelapor yang menggambarkan bagaimana salah
satu dari proposal ini beredar di antara pejabat keamanan nasional Trump
yang baru ditunjuk di Gedung Putih, dan sejauh mana penanganan internal
oleh staf NSC dan petugas hukum yang mencoba untuk menutup proyek.
ProPublica
sebelumnya melaporkan bahwa staf NSC khawatir rencana itu melewati
proses tetapi kemajuannya terus berlanjut meskipun ada keberatan.
Staf NSC berkonsultasi dengan pegawai dan anggota politik yang lebih senior dari Harvey dan mengungkapkan kekhawatiran mereka.
Seorang
pejabat senior, yang disebut dalam laporan mengatakan bahwa proposal
tersebut bukan rencana bisnis tetapi skema untuk para jenderal ini untuk
menghasilkan uang.
Laporan, yang mengandalkan kutipan dari
pelapor anonim, tidak menyebut apakah kutipan yang dirujuk berasal dari
dokumen atau transkrip wawancara. Laporan ini tidak dapat diverifikasi
secara independen oleh CNN.
Demokrat yang curiga mulai membuka
investigasi. Namun dokumen 24 halaman yang mencakup periode empat bulan
di Gedung Putih yang berakhir pada April 2017, tidak lengkap.
"Whistleblower
yang muncul telah memperingatkan tentang konflik kepentingan di antara
penasihat utama Gedung Putih yang dapat berimplikasi pada undang-undang
pidana federal," kata anggota DPR Elijah Cummings, ketua komite
Demokrat, dikutip dari Aljazeera.
Komite
Pengawasan DPR meluncurkan penyelidikan, untuk menentukan apakah
tindakan pemerintahan Trump mengajukan proyek ini untuk kepentingan
keamanan nasional AS atau digunakan pihak tertentu untuk memperoleh
keuntungan finansial, sebagai akibat dari perubahan potensial dalam
kebijakan luar negeri AS akhir-akhir ini.
Hubungan
pemerintahan Trump dengan Arab Saudi telah mendapat sorotan karena
transaksi bisnis pribadi Presiden Donald Trump di Arab Saudi, dan
penolakan Trump untuk menerima temuan badan intelijennya terkait
pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.
Flynn adalah orang yang
paling mendukung rencana IP3 untuk menjual pembangkit listrik tenaga
nuklir ke Arab Saudi pada periode transisi setelah Trump memenangkan
pemilihan AS dan ketika ia bergabung dengan Gedung Putih sebagai
penasihat keamanan nasional, menurut pelapor anonim yang dikutip dalam
laporan tersebut, seperti dilaporkan Aljazeera.
Ketika
Trump menjabat pada awal 2017, Bud McFarlane, mantan penasihat keamanan
nasional Presiden Ronald Reagan dan sekarang menjadi penasihat IP3,
mengirim email ke Flynn draf dokumen untuk tanda tangan presiden yang
menguraikan "Rencana Marshall untuk Timur Tengah" yang baru, yang
berpusat pada pengembangan puluhan pembangkit listrik tenaga nuklir
sipil oleh perusahaan-perusahaan AS.Di bawah hukum AS, kesepakatan apa pun untuk menjual teknologi energi nuklir
Arab Saudi memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari Kongres, antara
AS dan Arab Saudi untuk menempatkan bahan fisi di bawah pengawasan dan
kontrol Badan Energi Atom Internasional PBB.
MOSKOW
- Presiden Vladimir Putin telah mengonfirmasi bahwa Rusia sedang
mengembangkan rudal hipersonik baru yang dapat diluncurkan dari kapal
perang atau kapal selam. Misil yang diberi nama Tsirkon ini diklaim bisa
melakukan perjalanan dengan kecepatan hampir 2 mil per detik.
Hal itu disampaikan Putin dalam pidato kenegaraan tahunan di Moskow, Rabu (20/2/2019).
"Ini
adalah rudal hipersonik yang disebut Tsirkon. Ia akan memiliki
kecepatan mach 9, ia memiliki jangkauan 1.000 kilometer (620 mil) dan
dapat mengenai target angkatan laut atau darat," katanya, dikutip CNBC, Kamis (21/2/2019).
Pemimpin Rusia itu menambahkan rudal tersebut akan memakan biaya rendah karena kecocokannya dengan sistem rudal Kalibr yang ada.
Pada bulan Desember, CNBC
mengetahui bahwa laporan Intelijen AS telah menyoroti pengujian sistem
hipersonik Tsirkon. Menurut catatan intelijen AS, sudah lima tes
dilakukan oleh militer Rusia sejak 2015.
Putin sebelumnya
menggambarkan kecanggihan senjata hipersonik Rusia sebagai "yang tak
terkalahkan"."Mereka yang telah memicu perlombaan senjata selama 15
tahun terakhir akan gagal mengendalikan Rusia," ujarnya.
Dalam pidato untuk publik itu, ia sekali lagi melakukan "pukulan keras" terhadap Barat dan khususnya Amerika Serikat.
"AS
pernah mencari dominasi global melalui program misilnya. Mereka harus
meninggalkan ilusi, kami akan selalu merespons dengan respons timbal
balik," kata Putin.
Pada bulan Februari tahun ini, AS dan Rusia
mengkonfirmasi bahwa mereka akan menangguhkan partisipasi dalam
Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987. Perjanjian
berumur puluhan tahun itu melarang rudal jarak menengah yang diluncurkan
dari darat dengan jangkauan 310-3.400 mil.
Pemerintah AS, yang
mundur lebih dulu, mengatakan telah mengambil langkah menyusul penolakan
Rusia untuk menerima bahwa rudal SSC-8-nya secara langsung bertentangan
dengan perjanjian era Perang Dingin tersebut. NATO menyerukan Rusia
untuk mematuhi perjanjian itu.
Putin dalam pidatonnya, mengatakan Rusia tidak mengancam siapa pun dan peningkatan militernya adalah langkah defensif.
"Kami
tidak ingin konfrontasi dengan kekuatan global, terutama seperti AS,
tetapi tampaknya AS tidak melihat bagaimana dunia berubah," katanya,
yang menambahkan bahwa ia siap untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut
mengenai perjanjian kontrol senjata."Tetapi, kita tidak akan terus
mengetuk pintu yang terkunci," sindir Putin pada AS.
Sekarang
kedua negara telah resmi menangguhkan perjanjian INF. Perjanjian itu
akan berakhir pada Agustus jika Washington dan Kremlin tidak menemukan
kesepakatan.
Gedung Putih dan Departemen Pertahanan AS tidak segera menanggapi permintaan CNBC untuk berkomentar terkait pidato Putin.
MOSKOW
- Kementerian Pertahanan Rusia untuk pertama kalinya merilis video uji
lapangan Poseidon selam berkemampuan nuklir, Rabu (20/2/2019). Senjata
ini sebelumnya dikenal dengan kode nama Status-6.
Cara kerja Status-6 adalah torpedo uber
strategis diseret ke dalam wadah transportasi, yang meniru kompartemen
penyimpanan kapal selam yang sebenarnya. Senjata itu kemudian dikerahkan
keluar dari wadah di bawah air laut.
Poseidon selam tersebut
merupakan bagian dari kemampuan pencegahan nuklir strategis Rusia di
masa depan. Senjata yang juga kerap disebut sebagai drone selam ini dimaksudkan untuk dibawa oleh kapal selam berawak biasa dan digunakan jika perlu.
Senjata itu menggunakan reaktor nuklir mini on-board
untuk secara perlahan mendekati wilayah musuh dengan kecepatan rendah
di dalam air. Jika mendeteksi target musuh, senjata itu dapat sangat
meningkatkan kecepatannya dengan mengorbankan kebisingan dan hanya
berlari lebih cepat dari pengejarnya sebelum kembali ke mode siluman.
Begitu
mencapai sasaran, ia dapat meledakkan muatan nuklir, menghancurkan aset
musuh yang berharga seperti pangkalan angkatan laut atau kelompok kapal
induk.
Rusia secara terbuka mengakui pengembangan sistem senjata
seperti itu pada tahun lalu ketika Presiden Vladimir Putin mengumumkan
proyek beberapa sistem senjata strategis yang dimaksudkan untuk melawan
upaya Amerika Serikat guna melemahkan kemampuan pencegahan nuklir Rusia.
Kementerian Pertahanan, seperti dikutip Russia Today,
Rabu (20/2/2019) juga mengumumkan bahwa fase yang disebut uji lapangan
dari sistem senjata itu berhasil diselesaikan. Kapal induk pura-pura
untuk target Poseidon adalah kapal selam 09851/09853.
Presiden Rusia, vladimir Putin. (REUTERS/Jorge Silva)
Jakarta, CB -- Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan tak segan balas membidik Amerika Serikat menggunakan peluru kendalinya jika negara seterunya itu berani menyiagakan Peluru Kendali Nuklir Jarak Menengah (INF) di negara Eropa.
Di
hadapan pejabat Rusia, Putin mengatakan tidak ingin berkonfrontasi dan
tidak akan mengerahkan rudalnya, meski AS memutuskan keluar dari
perjanjian mengenai pengendalian peluru kendali jarak menengah Perang
Dingin pada bulan ini. Dia mengatakan Rusia tak ragu merespons setiap
penyebaran senjata yang dilakukan AS.
Dia mengatakan para pembuat kebijakan Negeri Paman Sam harus memperhitungkan risiko sebelum mengambil langkah apa pun.
"Itu
adalah hak mereka (AS) untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
Tetapi, apakah mereka menghitung (risikonya)? Saya yakin mereka juga
bisa memperhitungkan kecepatan dan jarak tempuh senjata yang kami
(Rusia) kembangkan," kata Putin pada Rabu (20/2) seperti dikutip Reuters.
"Rusia akan terus didorong mengembangkan dan menggunakan jenis-jenis
senjata yang dapat digunakan mencapai wilayah ancaman berasal dan juga
wilayah asal para pemegang keputusan yang memerintahkan ancaman
tersebut," ujar Putin.
Putin menuduh AS kerap menuding negaranya
membangun senjata berbahaya sebagai alasan agar bisa mundur dari
Perjanjian Rudal Nuklir Jarak Menengah (Intermediate-Range Nuclear Force).
Baru-baru
ini, Putin juga menuturkan Rusia akan keluar dari traktat tersebut dan
kembali memulai pengembangan sistem senjata baru yang tidak diatur
perjanjian tersebut.
Sejumlah pihak menganggap keluarnya AS dan Rusia dari INF menandakan era perlombaan senjata baru.
INF disepakati pada 1987 lalu oleh Presiden AS Ronald Reagan dan
Pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, demi membendung Perang Dingin.
MOSKOW
- Rudal jelajah nuklir baru Rusia, Burevestnik 9M730, telah memasuki
tahap akhir pengembangan menyusul laporan uji coba yang berhasil. Para
pejabat Moskow mengatakan Burevestnik (Storm Petrel) akan memiliki jangkauan yang tidak terbatas dan tidak bisa dicegat oleh sistem pertahanan musuh.
Media setempat, Russia Today,
pada hari Minggu (17/2/2019), mengutip sumber militer melaporkan unit
tenaga nuklir rudal itu berhasil diuji kembali pada Januari lalu.
"Tahap
penting pengujian ini menegaskan bahwa reaktor memungkinkan rudal untuk
melakukan perjalanan ke jangkauan yang tidak terbatas," kata sumber
militer tersebut. Media tersebut menjuluki Burevestnik 9M730 sebagai
"Tomahawk-nya Rusia".
Militer
Rusia tidak secara resmi mengonfirmasi laporan tersebut. Belum jelas di
mana dan kapan tes terakhir misil Burevestnik 9M730 dilakukan.
Namun,
video yang dirilis oleh tim pengembangan rudal Rusia sebelumnya
menunjukkan bagaimana para insinyur, berpakaian serba putih dan
mengenakan topeng keselamatan, dengan hati-hati memeriksa prototipe di
lokasi yang tidak diungkapkan. Senjata itu sendiri sebagian tertutup.
Konsep
senjata yang ambisius ini diresmikan oleh Presiden Vladimir Putin
selama pidato kenegaraannya Maret tahun lalu. Burevestnik 9M730—oleh
NATO dinamai SSC-X-9 Skyfall—dirancang sebagai rudal jelajah antarbenua
bertenaga nuklir dan berhulu ledak nuklir yang mampu melakukan jangkauan
tak terbatas. Misil itu bahkan diklaim dapat mengelilingi dunia selama
berhari-hari, jika diperlukan.
Militer mengatakan bahwa
kemampuannya untuk melintasi hampir semua jarak akan digabungkan dengan
kemampuan manuver tanpa batas yang sama mengejutkannya. Ini akan membuat
rudal sangat sulit untuk dicegat saat menembus sistem pertahanan musuh.
"Jika
senjata itu berstatus operasional penuh, Moskow akan dapat meluncurkan
rudal Burevestnik 9M730 dari daratan Asia, memprogramnya untuk melintasi
Pasifik, mengelilingi Amerika Selatan, dan menembus wilayah udara AS
dari Teluk Meksiko," tulis Popular Mechanics, dalam ulasannya.
Pekan lalu, media yang berbasis di Washington DC, The Diplomat,
melaporkan bahwa rudal itu melewati tes yang sebagian besar berhasil
pada 29 Januari di sebuah situs di Rusia selatan. Laporan itu, yang
mengutip sumber-sumber pemerintah AS, mencatat bahwa tidak ada negara
hingga saat ini yang telah menggunakan rudal jelajah bertenaga nuklir
karena tantangan teknik dan masalah keamanan.
Dari
segi tujuan, misil Burevestnik 9M730 memang mirip dengan rudal jelajah
jarak jauh Tomahawk Angkatan Laut AS, kecuali bahwa jangkauan
maksimumnya terbatas hingga 2.500 km (1.550 mil).
Proyek "saudara" dari rudal Rusia, drone
selam Poseidon bertenaga nuklir juga akan menjalani uji coba di laut
pada musim panas ini. Proyek ini dilaporkan mengalami pengujian unit
tenaga nuklir yang juga berhasil. Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa
drone, yang digambarkan sebagai torpedo berkemampuan nuklir besar, akan
dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga 200km/jam (125 mph)
dan menyelam sejauh 1 km.
MUNICH
- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuturkan, Washington
mengambil langkah-langkah tidak bermoral untuk mengerahkan
sekutu-sekutunya untuk mempersalahkan berakhirnya Perjanjian Pasukan
Nuklir Jangka Menengah (INF) pada Moskow.
Berbicara jelang
Konferensi Keamanan di Munich, Jerman, Lavrov menuturkan Amerika Serikat
(AS) adalah pihak yang ingin membatalkan perjanjian itu. Namun,
Washington bermain sebagai korban dan kemudian memobiliasasi sekutunya
untuk menyalahkan Rusia akan pembatalan ini.
"Kembali pada bulan
Oktober, para pejabat AS mengatakan kepada kami bahwa Presiden AS,
Donald Trump mengumumkan penarikan dari perjanjian itu. Ini bukan
undangan untuk dialog tetapi keputusan akhir," kata Lavrov.
"Setelah
itu, mereka tidak terlalu tertutup untuk memobilisasi sekutu untuk
menyalahkan kami karena membatalkan perjanjian penting ini," sambungnya
dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Minggu (17/2).
Lavrov
kemudian mengatakan bahwa Moskow tidak ragu bahwa Washington
memperingatkan para pejabat NATO agar tidak menghadiri briefing yang
diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan
Rusia tentang rudal jelajah 9M729. Rudal ini menjadi alasan AS
meninggalkan kesepakatan yang diteken pada era Perang Dingin tersebut.
"Kami
telah memprakarsai presentasi rudal yang diyakini Amerika sebagai
pelanggaran perjanjian itu. Ada pesanan. Kami tidak ragu bahwa AS
memberi tahu anggota NATO untuk tidak menghadiri pertemuan yang kami
selenggarakan," tukasnya.
WARSAWA
- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence menyerukan agar
negara-negara Eropa turut menarik diri dari perjanjian nuklir Iran. Dia
juga mendesak sekutu untuk mendukung sanksi AS terhadap Teheran.
AS,
seperti diketahui telah mundur dari kesepakatan itu dari tahun lalu dan
menghidupkan kembali seluruh sanksi terhadap Iran. Namun, sayangnya
langkah AS ini tidak mendapat sokongan dari sekutu-sekutu mereka di
Eropa.
Berbicara dalam konferensi internasional di Warsawa,
Polandia, untuk membahas situasi di Timur Tengah, Pence menyebut Iran
sebagai ancaman terhadap dunia dan juga umat manusia saat ini.
"Iran
adalah ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan di Timur Tengah
dan rezim Teheran sedang merencanakan "Holocaust baru" dengan ambisi
regionalnya," kata Pence dalam pertemuan tersebut, seperti dilansir Al
Arabiya pada Jumat (15/2).
Wakil Donald Trump itu menyesalkan
bahwa Inggris, Prancis dan Jerman bukannya mengikuti langkah AS untuk
memberikan tekana melalui sanksi, namun ketiga negara itu justru
menciptakan mekanisme keuangan khusus untuk membantu bisnis Iran di
tanah Eropa.
Pence menilai apa yang dilakukan tiga negara itu
adalah pelanggaran terhadap sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Iran. Di
mana Washington akan menghukum siapapun yang melakukan hubungan dagang
dan juga melakukan transaksi keuangan dengan Teheran
TEHERAN - Seorang pejabat terkemuka Iran menegaskan bahwa Negeri Mullah itu tidak akan pernah "tergerak" untuk mengembangkan bom atom.
Ayatollah Ahmad Khatami sebelumnya mengatakan Iran memiliki kemampuan untuk membuat untuk membangun senjata nuklir. Namun ia kemudian mengklarifikasi komentarnya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita nasional negara itu, IRNA.
"Pernyataan
saya dalam upacara keagamaan adalah hal yang sama yang telah berulang
kali dikatakan oleh otoritas Iran," jelas Khatami seperti disitir dari
Newsweek, Rabu (13/2/2019).
"Iran memiliki formula untuk membuat
bom atom, tetapi apa yang kami setujui adalah fatwa (fatwa agama) yang
dikeluarkan oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Sayyid Ali Khamenei,"
katanya, menunjukkan bahwa bom nuklir jelas-jelas bertentangan dengan
Islam.
Mengutip sebuah hadis, Khatami mengatakan bahwa dilarang menggunakan senjata pemusnah massal dalam bentuk apa pun.
Anggota
senior Majelis Pakar Iran itu kembali mengklarifikasi bahwa negaranya
tidak berniat membuat senjata seperti itu karena akan membahayakan warga
sipil, bertentangan dengan ajaran Islam. Selain itu hal tersebut juga
akan bertentangan dengan dekrit agama pemimpin tertinggi negara Teluk
Persia itu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sangat menentang Iran sejak duduk di Gedung Putih. Dia menarik AS dari perjanjian nuklir Iran
yang ditandatangani 2015. Perjanjian itu sepakat untuk mengurangi
sanksi dan memungkinkan investasi asing di negara Teluk Persia dengan
imbalan membatasi program nuklirnya.
LONDON - Seorang ilmuwan nuklir Iran diam-diam bekerja untuk dinas intelijen Israel, Mossad. Ilmuwan itu telah diselundupkan ke Inggris karena khawatir ketahuan dan ditangkap aparat rezim Teheran.
Penyelundupan sang ilmuwan merupakan operasi bersama yang melibatkan Mossad, CIA Amerika Serikat dan MI6 Inggris. The Sunday Express
melaporkan, operasi penyelundupan itu memanfaatkan krisis migran yang
berlangsung sekitar Desember 2018 hingga Tahun Baru 2019 lalu.
MI6
dan CIA telah mengorek informasi tentang program nuklir Iran dan
rencana masa depannya dari ilmuwan tersebut. Setelah itu, sang ilmuwan
diterbangkan ke Amerika Serikat demi keselamatannya.
Nama ilmuwan itu dirahasiakan, namun The Sunday Express
menyebut usianya sekitar 47 tahun. Dia adalah aset Mossad selama
bertahun-tahun dan telah membantu merencanakan pembunuhan terhadap
Mostafa Ahmadi Roshan tahun 2012. Roshan adalah seorang ilmuwan dan
direktur nuklir di fasilitas pengayaan uranium Natanz, Iran.
Mossad tentu saja telah mengorek banyak informasi darinya sebelum dia diselundupkan ke Inggris.
"Ini
bukan tanpa tantangan. Ketidakhadirannya dicatat dengan cepat, dan kami
diberi tahu bahwa unit khusus Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah
dikirim," kata seoran sumber Inggris yang mengetahui operasi
penyelundupan tersebut kepada The Sunday Express, 10 Februari.
Inggris,
kata sumber itu, tidak ingin terlihat membantu ilmuwan nuklir Iran yang
berkhianat itu, karena masih menandatangani kesepakatan nuklir Iran
2015. Sebelum masuk Inggris, ilmuwan itu masuk ke Prancis.
"Kami
tidak bisa sekadar menerbangkannya. Meskipun tidak biasa, itu ditentukan
melalui penyusupan ke dalam sekelompok rekan migran yang bersiap untuk
menyeberangi Selat dengan kapal," kata sumber tersebut.
Dia bergabung dengan 11 migran lain naik kapal yang mendarat di sebuah pantai sekitar 30 mil dari Dover pada 31 Desember 2018.
“Untuk
bagian kami, kami diyakinkan selama wawancara bahwa Iran tampaknya
berpegang teguh pada persyaratan JCPOA. Ini kabar baik," imbuh sumber
itu. JCPOA adalah singkatan dari Joint Comprehensive Plan of Action,
nama resmi perjanjian nuklir 2015 antara Iran dengan enam kekuatan
dunia (Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).
BERLIN
- Menteri Ekonomi dan Energi Jerman, Peter Altmaier menuturkan, dia
belum mengesampingkan akan adanya perlombaan senjata baru sebagai dampak
dari berakhirnya Perjanjian INF antara Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Dalam
sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Welt am Sonntag, Altmaier
menyatakan harapannya bahwa pada akhirnya, Rusia dan AS akan mencapai
konsensus mengenai perjanjian tersebut.
"Tetapi, akan salah untuk
mengesampingkan gagasan akan adanya perlombaan senjata baru, sesuatu
yang akan melemahkan posisi negosiasi kita," ucapnya, seperti dilansir
Sputnik pada Minggu (10/2).
Menurut
Altmaier, jika orang Eropa dan AS menunjukkan tekad dan kemampuan
mereka untuk bertindak, baru Moskow akan siap untuk mempertimbangkan
kekhawatiran Barat. Dia berpendapat bahwa jika pihaknya akhirnya
menginginkan perlucutan senjata nyata, mereka seharusnya tidak secara
kategoris mengesampingkan semua opsi yang ada.
Sementara itu,
sebelumnya Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov mengatakan, AS
ingin merusak arsitektur kontrol senjata internasional, dengan menarik
diri dari Perjanjian INF.
"AS
bertujuan untuk menghancurkan arsitektur kontrol senjata yang telah
dibangun selama bertahun-tahun antara kedua negara. Kami melihat dalam
upaya ini untuk menciptakan ruang bagi diri mereka sendiri untuk
mengejar ilusi untuk mencapai dominasi militer global. Perlu dikatakan
secara langsung, upaya seperti itu bukan tidak mungkin untuk
dilaksanakan," ucap Antonov.
CB, Jakarta - Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan akan memulai riset peluncur hipersoniknya
sendiri dan menguji coba prototipe perangkat senjata hipersonik pada
tahun 2021, setelah Rusia dan Cina sukses menguji peluncur mereka dan AS
mulai mengembangkannya.
Paris rupanya juga berambisi menggelar
proyek militer yang ambisius dan berpotensi sangat mahal di mana
hipersonik diklaim sebagai rudal yang tidak mampu dicegat oleh sistem
pertahanan manapun karena saking cepatnya.
"Kami
telah memutuskan untuk mengeluarkan kontrak untuk demonstran peluncur
hipersonik," kata Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan
pada akhir Januari, seperti dikutip dari Russia Today, 10 Februari 2019.
Parly mengungkapkan proyek ini bernama V-Max (Experimental Manuvering
Vehicle).
Vladimir Putin melihat uji coba rudal hipersonik Avangard dari Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow.[Sky News]
Sistem
persenjataan hipersonik telah benar-benar menjadi hal panas di antara
kekuatan utama negara-negara dunia baru-baru ini, dengan beberapa dari
mereka berhasil menguji perangkat tersebut atau setidaknya, memulai
program penelitian dan pengembangan.
Maret 2018 lalu, Rusia
meluncurkan seluruh jajaran senjata yang sama sekali baru, termasuk dua
perangkat hipersonik, rudal yang diluncurkan dari udara bernama Kinzhal
dan peluncur hipersonik Avangard.
Kinzhal,
diklaim mampu terbang setidaknya 10 kali lebih cepat dari suara, telah
dikerahkan ke Angkatan Udara Rusia. Sementara The Avangard, yang mampu
mencapai kecepatan Mach 27, berhasil diuji akhir tahun lalu. Sistem ini
diluncurkan di atas rudal balistik antarbenua (ICBM) dan berfungsi
sebagai kendaraan pengiriman untuk hulu ledak nuklir.
Cina juga
telah melakukan serangkaian tes yang sukses pada kendaraan peluncur
hipersonik sejak 2014. Perangkat ini dikatakan mampu mencapai kecepatan
hingga Mach 10.
Rudal hipersonik Boeing X 51 .[Business Insider]
Amerika
Serikat mengakui bahwa mereka tengah mengembangkan teknologi serupa. AS
buru-buru meluncurkan program untuk merancang persenjataan seperti itu.
Pada saat yang sama, AS memulai mempelajari kelayakan sistem pencegat
berbasis ruang dalam upaya untuk melawan sistem senjata asing, yang
secara luas diyakini tidak terkalahkan terhadap sistem pertahanan rudal
konvensional.
Batas waktu tiga tahun yang dijanjikan untuk menguji
terbang peluncur hipersonik Prancis, pada kenyataannya, adalah jangka
yang sangat pendek yang dihadapi para pengembang. Rincian dari perangkat
yang akan datang masih tetap menjadi misteri.
Mengingat
fakta bahwa Prancis menghentikan pasukan nuklirnya di darat pada
1990-an, dapat diasumsikan bahwa uji coba kemungkinan akan menjadi
perangkat yang diluncurkan melalui udara. Prancis tentu memiliki
beberapa pengalaman dalam membangun rudal cepat seperti rudal jelajah
berujung nuklir utama, ASMP, mampu terbang hingga Mach 3. Untuk dianggap
hipersonik, perangkat baru harus mampu terbang setidaknya lima kali
kecepatan suara.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Persenjataan
Perancis (DGA) mengakui bahwa negara itu memiliki "pengalaman yang
relatif sedikit" di bidang hipersonik.
Avangard menghancurkan target dengan jarak 5.954 kilometer di Timur Jauh Rusia.[Sky News]
Sekretariat
Pertahanan dan Keamanan Nasional (SGDSN) mengingatkan pada 2017 bahwa
perangkat buatan lokal yang pertama kemungkinan akan kurang “dalam hal
muatan, waktu penerbangan, dan ketepatan” - dalam semua aspek utama.
Tetapi
jika perangkat baru itu memang sebuah rudal yang diluncurkan melalui
udara, itu tetap menjadi pertanyaan terbuka pesawat mana yang akan dapat
membawanya. Jet Prancis utama, Dassault Rafale dan Mirage 2000, tidak
mungkin mampu membawa sesuatu yang besar seperti Kinzhal Rusia. Ini
berarti para desainer harus datang dengan sesuatu yang lebih ramping
atau Perancis harus mengembangkan pesawat baru serta glider.
"Mengenai
kemampuan republik kelima untuk membuat persenjataan hipersonik,
Prancis memiliki semua teknologi," Mikhail Khodarenok, seorang ahli
militer Rusia, mengatakan kepada Russia Today, menambahkan bahwa seluruh
pertanyaannya adalah tentang berapa banyak waktu yang akan dihabiskan
negara untuk merancangnya.
Upaya Prancis, di samping Jerman dan
Spanyol, untuk mengembangkan jet tempur generasi keenam jelas
menunjukkan kemampuan mereka, kata Khodarenok. Itu sama rumitnya dengan
proyek hipersonik.
Pesawat
yang akan datang, bagaimanapun, diharapkan siap pada pertengahan tahun
2020 dan dioperasikan tidak lebih cepat dari tahun 2040.Terlepas
dari keinginan Prancis untuk mendapatkan teknologi itu, karena
persenjataan nuklir yang menua. Karena hulu ledak nuklir Prancis
dipasang baik untuk rudal jelajah yang diluncurkan udara atau yang
berbasis balistik bawah laut, Paris kemungkinan berusaha untuk menopang
komponen pertama.
Menurut Khodarenok, Prancis berupaya memanfaatkan senjata hipersonik
sebagai pembawa persenjataan nuklirnya untuk memberikan daya gertak
yang lebih baik daripada peluncur nuklir konvensional yang sudah usang.