Tampilkan postingan dengan label NASIONAL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NASIONAL. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Desember 2018

Menanti Palapa Ring sambungkan seluruh Indonesia ke internet

Catatan akhir tahun 


DISKUSI PROYEK PALAPA RING Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberikan pemaparan mengenai proyek Palapa Ring Paket Barat, Tengah dan Timur dalam diskusi bersama media di Jakarta, Senin (19/11/2018). Proyek Palapa Ring merupakan salah satu proyek kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan skema "Availability Payment" untuk pengembangan jaringan "backbone" yang dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan sistem komunikasi kabel laut dan sistem komunikasi serat optik ke 57 kota atau kabupaten yang belum terjangkau jaringan telekomunikasi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Jakarta (CB) - Kabar baik untuk infrastruktur jaringan telekomunikasi di Indonesia tahun ini dimulai pada Maret 2018 lalu, Palapa Ring Paket Barat sudah selesai sepenuhnya dapat beroperasi.

Setelah selesai, Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Aksesibiitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) menggelar uji coba jaringan kepada operator yang berminat selama tiga bulan. Setelah uji coba, pada September lalu BAKTI mengumumkan tarif layanan bagi operator seluler yang ingin memakai kabel serat optik tersebut.

Palapa Ring, proyek jaringan infrastruktur telekomunikasi dengan menggelar kabel serat optik, memiliki misi untuk menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia dengan internet cepat. Pembangunan Palapa Ring difokuskan pada daerah tertinggal, terdepan dan terluar atau biasa disebut daerah 3T.

Palapa Ring dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan letak geografis Indonesia, yaitu Paket Barat, Paket Tengah dan Paket Timur. Seluruh paket Palapa Ring ini diharapkan untuk menjangkau 440 kabupaten/kota, dengan total panjang kabel sekitar 13.000 kilometer di darat dan laut.

Palapa Ring Paket Barat
Paket Barat telah selesai sejak Maret lalu, tidak lama kemudian, Kominfo mengadakan uji coba dan mengumumkan tarif layanan bagi operator yang ingin menggelar jaringan di sana.

Direktur Utama BAKTI, Anang Latif menyatakan saat ini sudah ada dua operator yang memanfaatkan Palapa Ring Paket Barat, yaitu Telkomsel dan Smartfren.

"Sudah Telkomsel. Smartfren sudah. Butuh waktu untuk membangun, bagaimana pun, mereka harus terhubung dengan kita di Batam," kata Anang ditemui di acara diskusi "Menuju Merdeka Sinyal 2020" di Jakarta, Kamis petang.

Meski pun baru dua operator, Anang mengaku sudah ada sekitar 20 operator yang menyatakan minat untuk memanfaatkan Palapa Ring Paket Barat. Dari para peminat tersebut, baru dua operator yang membangun jaringan di Batam agar terhubung dengan Palapa Ring Paket Barat.

BAKTI mengharapkan operator lain akan mengikuti jejak Telkomsel dan Smartfren pada tahun mendatang.

Palapa Ring Paket Barat menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna dengan jaringan laut sepanjang 1.730 kilometer dan darat 545 kilometer.

Palapa Ring Paket Tengah
Palapa Ring Paket Tengah baru saja selesai dibangun per 22 Desember 2018, mencakup kabel serat optik di darat sepanjang 1.326,22 kilometer dan di laut 1.787,06.  Paket Tengah ini melintasi provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, SUlawesi Tenggara dan Maluku Utara.

BAKTI menargetkan uji coba jaringan untuk operator dapat berlansung pada awal Januari 2019 selama tiga bulan. Sama seperti skema untuk Paket Barat, pemerintah akan menentukan tarif layanan Palapa Ring Paket Tengah setelah uji coba.

Palapa Ring Paket Tengah juga tidak kalah diminati oleh operator, menurut BAKTI ada sekitar 15 hingga 20 yang tertarik untuk menggunakan infrastruktur di wilayah ini. Salah satu alasannya karena sudah banyak operator yang beroperasi di Manado.

"Mereka akan mulai menghubungkan (ke jaringan Palapa Ring Paket Tengah)," kata Anang.

Palapa Ring Paket Timur
Proyek Palapa Ring Paket Timur akan menghubungkan wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat dan pedalaman Papua ke jaringan internet cepat melalui kabel serat optik di laut sepanjang 4.426 dan 2.542 kilometer di darat.

Dari ketiga proyek Palapa Ring, hanya Paket Timur yang belum selesai, pada akhir November lalu BAKTI menyatakan sudah terbangun 78 persen. Kondisi geografis di wilayah Timur menyebabkan pembangunan di wilayah ini berjalan lebih lambat dibandingkan dua paket lain.

Faktor keamanan juga turut mempengaruhi pembangunan. Saat perisitwa kekerasan di Kabupaten Nduga beberapa pekan lalu, pembangunan sempat terhenti untuk sementara di lokasi tersebut hingga situasi kondusif.

BAKTI menargetkan Palapa Ring Paket Timur akan selesai pada awal kuarta dua 2019.

"Bulan Maret-April," kata Anang.

Manfaat Palapa Ring
Daerah 3T menjadi momok bagi operator seluler karena mereka harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk membangun infrastruktur di sana. Melalui Palapa Ring, pemerintah berupaya menghadirkan infrastruktur tulang punggung jaringan telekomunikasi pita lebar (broadband).

Palapa Ring diyakini mampu membantu penyedia layanan seluler dalam penggunaan dana, yang semula disediakan untuk membangun backbone atau tulang punggung dapat dialihkan untuk memperluas akses.

Ilustrasi penggunaannya, operator dapat menarik kabel dari landing station Palapa Ring ke base transceiver station (BTS). 

Pemerintah juga akan menyediakan subsidi bagi operator yang akan memakai kabel serat optik Palapa Ring, untuk mendorong operator yang belum masuk ke wilayah-wilayah cakupan proyek ini.

Keuntungan pembangunan Palapa Ring tidak hanya dirasakan oleh operator seluler, tapi berlaku juga bagi masyarakat, mereka bisa mendapatkan akses ke interet. Pulau Natuna, salah satu wilayah yang masuk ke Palapa Ring Paket Barat, kini mendapatkan jaringan 4G.

Palapa Ring dibangun untuk menjawab masalah kesenjangan akses telekomunikasi, termasuk internet. Sejumlah daerah memiliki tarif internet yang lebih tinggi daripada Jakarta, namun, kecepatan akses belum tentu sama.

Pembangunan infrastruktur jaringan ini diharapkan dapat membuat daerah memiliki akses yang sama terhadap telekomunikasi, begitu juga dengan tarifnya.



Credit AntaraNews

 
https://m.antaranews.com/berita/781775/catatan-akhir-tahun--menanti-palapa-ring-sambungkan-seluruh-indonesia-ke-internet



Senin, 24 Desember 2018

Ilmuwan Pernah Ungkap Potensi Tsunami Selat Sunda, Ini Risetnya

Seorang pria mencari barang berharga miliknya di puing rumah mereka yang hancur tersapu tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Ahad, 23 Desember 2018. Dikabarkan sebanyak 20 orang masih dalam pencarian, seluruh korban merupakan warga setempat. ANTARA/Ardiansyah

CBBandung - Badan Geologi sempat melakukan riset seputar potensi penyebab tsunami Selat Sunda. Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Barat PVMBG Badan Geologi, Akhmad Solikhin, menyodorkan riset tsunamigenik di Selat Sunda hasil kajian katalog tsunami Soloviev.
Catatan riset tersebut disusun dua peneliti dari Badan Geologi, yakni Yudhicara (PVMBG) dan K Budiono (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan). Tsunamigenik adalah kejadian alam yang berpotensi menimbulkan tsunami.


Kedua peneliti itu menyebutkan tsunami misterius di Selat Sunda tersebut diduga disebabkan longsoran baik terjadi di kawasan pantai maupun di dasar laut. "Kejadiannya bersifat lokal," kata Akhmad, saat ditemui di kantornya, Ahad, 23 Desember 2018.


Riset dua peneliti itu mendapati potensi terjadinya longsor bawah laut di Selat Sunda yang bisa memicu tsunami. Morfologi dasar laut Selat Sunda menampakkan pola alur dasar laut berupa lembah yang dalam. Di beberapa tempat menyempit dengan kelerangan terjal.
"Sekitar perairan ini merupakan daerah berarus cukup kuat dan berpotensi membentuk longsoran dasar laut," dikutip dari tulisan keduanya di Jurnal Geologi Indonesia edisi 4 Desember 2008.
Selain longsoran bawah laut, kedua peneliti Badan Gelogi itu menyebutkan di Pantai Barat Merak terdapat bidang dasar laut dengan lereng terjal dan pola sesar rapat. Di bagian dasar serta sekitar dinding lereng juga terdapat kantong sedimen yang tidak terkonsolidasi, sehingga ketika arus pada alur lembah semakin kuat, sedimen bisa bergerak turun mengikuti alur dan berpoteni menimbulkan tsunami dalam skala kecil dan lokal.
Potensi pemicu tsunami selanjutnya yang ditemukan keduanya berasal dari morfologi dinding teluk yang terjal. Peristiwa tsunami Selat Sunda pada 1851, misalnya, diduga dipicu oleh longsornya material tanah di tebing teluk ini dalam volume besar.
Sedangkan erupsi gunung api dan gempa bumi terhitung menjadi pemicu tsunami yang paling banyak di Selat Sunda. Tsunami akibat erupsi gunung api terjadi beberapa kali, seperti pada tahun 416 Masehi, 27 Agustus 1883, Februari 1884, serta 26 Maret 1928. "Kala itu, erupsi Gunung Krakatau yang sangat dahsyat sehinga menimbulkan tsunami,” kata dia.
Tsunami pada 27 Agustus 1883 teramati ketinggian maksimum gelombang menembus 30 meter di atas permukaan laut, 4 meter di pantai selatan Sumatera, serta 2-2,5 meter di pantai utara dan selatan Jawa, 1-1,5 meter di Samudar Pasifik hingga menjangkau Ameriksa Selatan. Disebutkan 36 ribu orang tewas akibat peristiwa ini. "Dipublikasikan sebagai tsunami terbesar akibat erupsi gunung," kata Akhmad.
Selanjutnya tsunami Selat Sunda 1928. Ini disebut memiliki kaitan dengan aktivitas awal kelahiran Gunung Anak Krakatau yang muncul dari sisa kompleks Gunung Krakatau yang meletus dahsyat pada 1883. "Gunung Krakatau aktif kembali tahun 1927. Sejak tahun 1927 sampai 1929 itu awal-awal aktivitas Anak Krakatau,” kata dia.


Akhmad mengatakan, tsunami terjadi akibat letusan gunung api di bawah laut. Saat itu Gunung Anak Krakatau belum muncul ke permukaan. "Kejadian erupsi Anak Krakatau mengiringi gelombang laut yang termaati di beberapa tempat di sekitar wialyah gunung api. Gunung apinya masih di bawah laut, erupsinya menimbulkan tsunami. Tinggi gelombangnya tidak tercatat," kata dia.
Sementara empat peristiwa tsunami terkait dengan gempa bumi terjadi pada Oktober 1722, 24 Agustus 1757, 9 Januari 1852, serta 22 April 1958. "Kebanyakan tsunami terjadi akibat gempabumi bukan di Selat Sunda, tapi bersumber di Megathrust di selatan Selat Sunda," kata Akhmad.
Pada Okober 1722, gempa kuat di laut tercatat membuat air luat naik seperti mendidih. Pada 24 Agustus 1757, tsunami terjadi pukul 02.00 WIB. Gempa terasa di Jakarta kurang dari 5 menit dan membuat air Sungai Ciliwung naik 0,5 meter, sehingga membanjiri Jakarta.
Pada 9 Januari 1852 terjadi gempa pukul 18.00 WIB yang terasa di di Jawa bagian barat dan selatan, hingga Sumatera. Gempa ini menyebabkan fluktuasi air tidak biasa sekitar 2 jam kemudian yakni pukul 20.00 WIB. Sementara pada 22 April 1958 gempa terasa di Bengkulu, Palembang, Teluk Banten, dan Banten di ikuti kenaikan muka air laut.
Credit TEMPO.CO


https://tekno.tempo.co/read/1158269/ilmuwan-pernah-ungkap-potensi-tsunami-selat-sunda-ini-risetnya

11 Kali Tsunami Selat Sunda, 3 Tragedi Masih Terselubung Misteri

Suasana pantauan udara dari lokasi terjadinya tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita di Kabupaten Pandeglang, Banten pada Ahad, 23 Desember 2018. Tsunami Selat Sunda menghantam kawasan ini pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. TEMPO/Syafiul Hadi
CBBandung - Tsunami Selat Sundatelah terjadi setidaknya lebih dari 11 kali dalam dua abad terakhir. Terbaru, terjadi pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Namun, ada tiga tsunami yang penyebabnya masih misterius. Yakni, pada 1851, 1883, dan 1889.

"Tidak diketahui karena parameter gempa tidak ada. Diasumsikan akibat aktivitas longsor di bawah laut," kata Kepala Subbidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Barat PVMBG, Akhmad Solikhin, saat ditemui di kantornya, Ahad, 23 Desember 2018.
Kendati diduga disebabkan oleh longsor di bawah laut, tapi mencari pembuktiannya terhitung sulit. "Karena kita harus mengetahui batimetri (peta topografi dasar laut) sebelum kejadian, dibandingkan dengan batimetri setelah kejadian. Dan itu memerlukan biaya sangat besar untuk survei," kata dia.


Pertama, 4 Mei 1851. Kejadian tsunami di Teluk Betung, di dalam Teluk Lampung. Tsunami ini teramati gelombang naik 1,5 meter dari pantai biasanya dengan penyebab yang belum diketahui.
Peristiwa kedua terjadi tanggal 10 Oktober 1883. "Terjadi dua bulan setelah kejadian letusan hebat Krakatau (27 Agustus 1883). Tsunami terjdi di Cikawung, di Pantai Teluk Selamat Datang. Teramati gelombang laut membanjiri pantai sejauh 75 meter, jarak jangkauan luncurannya," kata Akhmad.
Sedangkan peristiwa ketiga terjadi pada bulan Agustus 1889. "Itu terjadi di Pantai Anyer. Tidak ada catatan ketinggiannya berapa. Hanya disebutkan terjadi kenaikan air laut yang tidak wajar," kata dia.
Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG, Agus Budianto, memastikan gempa bumi bukan menjadi pemicu tsunami Selat Sunda, Sabtu, 22 Desember 2018. Hipotesa aktivitas gunung api, kata dia, masih menunggu hasil penelitian tim gunung api PVMBG.
"Apakah terjadi tumpahan material besar akibat letusan ke laut secara tiba-tiba, seperti letusan 1883, sehingga terjadi tsunami? Ini yang kami belum tahu," ujarnya. Agus mengatakan, dugan tsunami akibat longsor bawah laut juga harus dipastikan apakah peristiwa tersebut berdiri sendiri atau terkait dengan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.
"Faktanya ada tsunami, tanpa gempa bumi dan ada letusan gunung api. "Penyebabnya Ini yang sedang kami cari," kata dia. "Longsor bawah laut itu ada beberapa pemicu, seperti gempa bumi, gunung api, gerakan tanah atau longsoran bawah laut. Longsoran itu bisa terjadi akibat gempa bumi, atau letusan gunung api, atau yang lain. Itu yang harus dicek."


Agus mengatakan, tsunami yang dilaporkan terjadi di Selat Sunda, Sabtu, 22 Desember 2018, diduga berhubungan material dalam volume besar. "Tsunami sebesar itu harus ada sentakan tiba-tiba," kata dia.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, Wawan Irawan, telah mengirimkan tim untuk memastikan keterkaitan tsunami yang terjadi di Selat Sunda, Sabtu, 22 Desember 2018, dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau. "Hari ini akan berangkat ke sana untuk melakukan pemeriksaan," kata dia di saat konfrensi pers di kantornya di Bandung, Ahad, 23 Desember 2018.
Wawan mengatakan, salah satu letusan yang terjadi Sabtu, 22 Desember 2018, pukul 21.03 WIB, merusak peralatan yang dipasang PVMBG di Pulau Gunung Anak Krakatau. Selepas letusan bertipe strombolian (letusan kecil) tersebut, dilaporkan terjadi gelombang pasang yang belakangan dipastikan oleh BMKG sebagai tsunami.
Credit TEMPO.CO



https://tekno.tempo.co/read/1158264/11-kali-tsunami-selat-sunda-3-tragedi-masih-terselubung-misteri



Minggu, 23 Desember 2018

Kata Ilmuwan Soal Longsor Laut Penyebab Gelombang Tinggi Seperti Tsunami Anyer

CB, Jakarta - Beberapa kawasan di sekitar Selat Sunda terkena dampak tsunami Anyer yang terjadi pada Sabtu 22 Desember 2018 malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Puluhan orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga hari ini, Minggu (23/12/2018) pukul 07.00 WIB, ada 62 korban dinyatakan tewas akibat tsunami Anyer, dan hampir sebanyak 600 orang mengalami luka-luka.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami pada Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono, sempat mengatakan bahwa tsunami yang terjadi di Selat Sunda disebabkan oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau, dan bukan gempa bumi.

Namun, beberapa saat kemudian, Triyono kembali mengabarkan bahwa tsunami Anyer lebih tepatnya disebabkan oleh longsor bawah laut di sekitar area Gunung Anak Krakatau. Penelitian lebih lanjut masih dilakukan.

Kejadian tsunami akibat longsor bawah laut tidak hanya terjadi di Selat Sunda, melainkan di banyak lokasi yang berdekatan dengan pertemuan dua lempeng yang saling bertumbuk.

Meskipun relatif jarang terjadi, menurut Komisi Oseanografi Antar Pemerintah pada UNESCO, longsoran di bawah laut --terutama yang terkait dengan gunung berapi-- bisa menjadi gangguan impulsif, yang menarik volume besar air dan menghasilkan gelombang tsunami merusak di daerah-daerah sekitarnya.

Menurut mekanisme ini, gelombang dapat dihasilkan oleh perpindahan tiba-tiba air yang disebabkan oleh longsoran bawah laut, baik akibat ledakan gunung berapi atau runtuhnya ruang magmatik vulkanik.

Salah satu tsunami terbesar dan paling destruktif yang pernah dicatat, terjadi pada 26 Agustus 1883, setelah letusan Gunung Krakatau. Longsor laut akibat letusan ini menghasilkan gelombang setinggi 135 kaki (setara 41,2 meter), yang menghancurkan kota-kota pesisir dan desa-desa di sepanjang Selat Sunda di Pulau Jawa dan Sumatra.

Korban tewas akibat terjangan tsunami dahsyat itu mencapai 36.417 orang.

Tsunami akibat longsoran laut juga disebut menghancurkan peraban kuno Minoa di Yunani pada 1490 sebelum Masehi, yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanik gunung api Santorini di Laut Aegean.


Jarang Mengubah Garis Pantai Terdampak

Gelombang tinggi di laut Gunung Kidul Yogyakarta. (Liputan6.com/Sunariyah)

Sementara itu, menurut penjelasan situs web Departemen Ilmu Geologi pada University of Washington, Amerika Serikat (AS), gelombang tsunami dapat ditimbulkan oleh pergeseran massa air besar oleh longsoran di area laut, baik di permukaan maupun di bawah air.

Tanah longsor bawah laut, yang sering menyertai runtuhnya bangunan vulkanik, dapat mengganggu kolom air di atasnya. Hal tersebut membuat endapan dan bebatuan jatuh menyebar ke dasar laut.

Demikian pula, letusan gunung berapi di sekitar perairan laut dapat menciptakan kekuatan impulsif yang mengangkat kolom air dan menghasilkan tsunami.

Secara umum, tsunami yang dihasilkan dari mekanisme ini, tidak seperti tsunami di Pasifik yang disebabkan oleh serangkaian gempa bumi. Gelombang tinggi akibat longsor laut umumnya menghilang dengan cepat, dan jarang mengubah garis pantai yang terdampak.

Credit  Liputan6.com

https://m.liputan6.com/global/read/3855212/kata-ilmuwan-soal-longsor-laut-penyebab-gelombang-tinggi-seperti-tsunami-anyer





Asal Muasal Anak Krakatau, Gunung yang Diduga Picu Tsunami Anyer

CB, Jakarta - Tsunami Anyerpada Sabtu malam 22 Desember 2018 dilaporkan terjadi akibat aktivitas gunung Anak Krakatau. Info terkini dari BMKG pada Minggu dinihari pukul 02.55 WIB memastikan gelombang pasang yang terjadi terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Sejak Oktober lalu, Gunung Anak Krakatau ternyata tengah dalam pemantauan dalam beberapa bulan terakhir karena mengalami sejumlah letusan. Aktivitas kegempaan juga dilaporkan terjadi beberapa kali. Sejak itu, gunung tersebut pun semakin menjadi sorotan pihak-pihak terkait.

Gunung yang disebut-sebut sebagai pemicu tsunami anyer terbentuk setelah 'induknya', Krakatau, juga ternyata pernah beberapa kali meletus sebelumnya. 



Dikenal sebagai anak dari Krakatau, gunung tersebut terbentuk pascaletusan dahsyat sang induk. Krakatau hancur sama sekali. Mulai pada 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncullah gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau. Ia sangat aktif dan terus bertumbuh. Demikian Liputan6.com kutip dari sejumlah sumber, Minggu (23/12/2018).

Anak Krakatau bahkan kemudian menjadi salah satu dari 100 gunung berapi yang terus dipantau NASA melalui satelit Earth Observing-1 atau EO-1.

Gunung Anak Krakatau yang terletak di antara gugusan kepulauan vulkanik ini berada di Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Sumatera. Lokasi itu kini menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi.

Menurut lampungprov.go.id, Gunung Anak Krakatau memiliki luas sekitar 320 hektare dan merupakan pulau tak berpenghuni.

Gunung Anak Krakatau termasuk kawasan cagar alam Krakatau dengan total seluas 13.605 hektar yang dikelola oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Lampung. Sekarang, Gunung Anak Krakatau adalah salah satu tempat wisata di Banten yang paling disukai pendaki gunung.

Kegiatan utama dan paling favorit di sini adalah mendaki Gunung Krakatau. Berdasarkan beberapa sumber teks Jawa Kuno, ketinggian Krakatau purba diperkirakan hampir 2000 mdpl.

Daya tarik wisata Gunung Krakatau yang sering jadi perbincangan, terletak pada sisa-sisa letusannya yang menghasilkan eksotisme bentangan alam sisa dari letusan dahsyat. Ditambah lagi dengan Anak Gunung Krakatau yang masih aktif dan fluktuatif. Selain itu, tinggi Gunung Anak Krakatau yang makin bertambah juga menjadi daya tarik pengunjung.

 



Hotel Terdampak Tsunami Anyer

Sebanyak tujuh hotel di wilayah pesisir barat Banten mengalami kerusakan akibat terjangan tsunami Anyer yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam. Namun, belum diketahui berapa kerugian akibat kerusakan tersebut.

Ketua Harian PHRI Banten, Ashok Kumar, mengatakan dari data yang dihimpun sejauh ini, kerusakan yang terjadi masih sebatas kerusakan ringan. Belum ada hotel yang dilaporkan ambruk akibat kejadian tersebut.

"Kerusakan ada, seperti pagar (rusak) karena kedorong (air). Kita sedang data, ada yang kerusakan ringan, ada yang kolamnya masuk air laut," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu 23 Desember 2018.

‎Sejauh ini, lanjut dia, ada sekitar enam-tujuh hotel yang dilaporkan mengalami kerusakan. Sementara untuk korban dari tamu hotel, Ashok masih enggan merinci lebih lanjut. "Jumlah (total) belum ada, tapi kami melihat ada enam-tujuh hotel yang kena. Ada kena pagar, ada yang masuk air, tapi airnya sudah balik (surut) lagi," kata dia.

Selain yang rusak, ada juga hotel-hotel yang tidak terkena dampak dari tsunami ini. Hal ini karena air yang naik ke pesisir tidak merata ke semua wilayah. "Hotel seperti Marbella, Jayakarta, Pisita, itu semua tidak apa-apa. Jadi, airnya yang bisa naik dia naik, tapi kalau enggak ya enggak apa-apa," tandas dia.

Tsunami yang menerjang di pesisir Pantai Anyer, Pandeglang, dan wilayah sekitar juga sempat membuat panik tamu hotel di sekitar daerah terdampak. Namun, saat ini kondisi tersebut perlahan mulai kembali normal. Ketua Harian PHRI Banten, Ashok Kumar, mengatakan saat air pasang masuk ke wilayah pesisir, memang sempat terjadi kepanikan. Bahkan, beberapa hotel telah mengungsikan tamunya ke tempat yang lebih aman.

Credit Liputan6.com


https://m.liputan6.com/global/read/3855268/asal-muasal-anak-krakatau-gunung-yang-diduga-picu-tsunami-anyer#





RI tak Punya Sistem Peringatan Dini Tsunami Gempa Vulkanik

abc news
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengakui belum memiliki sistem peringatan dini tsunami yang dipicu oleh gempa vulkanik, sehingga pihaknya tidak mengeluarkan peringatan dini sebelum tsunami melanda sejumlah daerah di Selat Sunda pada Sabtu (22/12).
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono memastikan tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) dipicu oleh aktivitas vulkanologi dari gunung Anak Krakatau.
Dalam jumpa pers di Gedung BMKG, Jakarta, Ahad (23/12) Rahmat Triyono mengatakan dua alat sensor yang dimiliki lembaga tersebut mencatat aktivitas Seismik di sekitar Selat Sunda.
"Alat sensor kami di Pulau Sertung dan Cigelis mencatat adanya usikan pada 21.03 WIB, ini menguatkan kesimpulan tsunami di Selat Sunda memang akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau," ucapnya.
Gunung berapi setinggi 305 meter dan terletak sekitar 200 kilometer barat daya ibukota Jakarta ini memang telah mengalami erupsi sejak Juni lalu.
Pada bulan Juli, pihak berwenang memperluas wilayah larangan terbangnya menjadi dua kilometer dari kawah.

Rahmat Triyono mengatakan BMKG belum memiliki alat peringatan untuk mendeteksi tsunami yang diakibatkan oleh gempa vulkanik. Oleh karena itu pihaknya tidak mengeluarkan peringatan dini kepada warga sebelum terjadi tsunami pada Sabtu malam.
"Sistem peringatan dini yang kita miliki saat ini baru untuk tsunami akibat gempa bumi atau tektonik. Jadi karena ini vulkanik tentu tidak ada early warning-nya. Apalagi kejadiannya pada malam hari jadi secara visual tidak kelihatan ada aktivitas gunung erupsi." kata Rahmat Triyono.

Dalam pernyataannya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gelombang tsunami melanda beberapa daerah di Selat Sunda, termasuk pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
BMKG mengatakan pihaknya sampai saat ini belum bisa memastikan ketinggian gelombang tsunami yang terjadi. Namun diperkirakan ketinggian sekitar 90 cm sampai 1 meter.
Fenomena gelombang tinggi yang sedang terjadi di perairan Selat Sunda diperkirakan juga telah memperparah dampak tsunami yang terjadi.
"Ini membuat gelombang tsunami semakin tinggi, kalau hanya tsunami BMKG memperkirakan maksimal ketinggian air 90 cm dan dipastikan air tidak akan masuk ke daratan, " katanya.
Sebelumnya BMKG memang telah menerbitkan peringatan adanya gelombang tinggi di sekitar Selat Sunda pada 21 - 25 Desember 2018.
Meski memastikan tidak akan terjadi gempa tsunami susulan, namun karena aktivitas vulkanologi di Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi di perairan Selat Sunda masih akan berlangsung, masyarakat diminta untuk tetap waspada.
Korban tewas terus bertambah
Sementara itu data terakhir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat tsunami yang melanda sejumlah titik pantai di Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018) malam telah mengakibatkan 62 orang tewas, 584 orang luka-luka, 20 warga hilang dan ratusan bangunan dan rumah warga di Banten dan Lampung rusak.
"Kemudian terdapat 430 unit rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat, 10 kapal kapal rusak berat. Dan data ini akan terus bergerak naik," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Minggu (23/12/2018).
BMKG mengatakan daerah yang terkena dampak paling parah adalah wilayah Pandeglang provinsi Banten di Jawa, yang meliputi Taman Nasional Ujung Kulon dan pantai-pantai populer.
Jumlah warga tewas di kawasan ini mencapai 33 orang.
Sementara di kota Bandar Lampung Sumatera selatan, ratusan warga mengungsi di kantor gubernur.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) mengatakan Kedutaan Besar Australia di Jakarta sedang menyelidiki apakah ada warga Australia yang terkena dampak tsunami.
Pihak berwenang Indonesia mengatakan mereka tidak mengetahui adanya orang asing yang terkena dampak.

Photo: Warga mengungsi ke mesjid di Pandeglang. (Reuters/Antara Foto: Muhammad Bagus Khoirunas)

Alif, seorang penduduk di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan satu nama, mengatakan kepada MetroTV bahwa banyak orang masih mencari kerabat yang hilang.
Turis Oystein Lund Andersen mengaku sedang mengambil foto gunung berapi ketika dia berkata dia melihat ombak besar.
"Saya harus berlari, ketika ombak melewati pantai dan mendarat 15 hingga 20 meter ke daratan," tulisnya di Facebook.
"Gelombang berikutnya memasuki area hotel tempat saya menginap dan menabrak mobil di jalan di belakangnya.
"Saya berhasil mengungsi bersama keluarga saya ke tempat yang lebih tinggi melalui jalur hutan dan desa, tempat kami dirawat oleh penduduk setempat."
Dia mengatakan dia dan keluarganya tidak terluka.
Endan Permana, kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Pandeglang, mengatakan kepada Metro TV bahwa polisi memberikan bantuan langsung kepada para korban di Tanjung Lesung di provinsi Banten, sebuah kawasan liburan wisata populer tidak jauh dari Jakarta, karena para pekerja darurat belum tiba di daerah tersebut.
"Banyak warga yang hilang," kata Pak Permana.
Pada bulan September, setidaknya 832 orang terbunuh oleh gempa bumi dan tsunami yang melanda kota Palu di pulau Sulawesi, yang berada tepat di sebelah timur Kalimantan.
Credit REPUBLIKA.CO.ID


https://m.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/18/12/23/pk6e01-ri-tak-punya-sistem-peringatan-dini-tsunami-gempa-vulkanik


Korban Tsunami Selat Sunda Jadi 222 Orang Meninggal

Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12/2018).

CB, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan korban tsunami di Selat Sunda hingga Ahad (23/12) sore terus bertambah. Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Ahad (23/12) pukul 16.00 WIB, tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang.

"Korban tsunami dipastikan tidak ada korban warga negara asing. Semua warga Indonesia," kata Sutopo dalam keterangannya, Ahad sore. 

Sutopo memperkirakan, jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah karena belum semua korban berhasil dievakuasi. Hingga Ahad sore, belum semua Puskesmas melaporkan korban, dan belum semua lokasi dapat didata keseluruhan. "Kondisi ini menyebabkan data akan berubah," kata dia.

Sutopo juga menjelaskan kerusakan material akibat tsunami, yakni 556 unit rumah rusak, dan sembilan unit hotel rusak berat. Selain itu, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak. 

Ia mengatakan korban dan kerusakan ini meliputi di empat kabupaten terdampak. Korban dan kerusakan terjadi di Kabupaten Pandeglang (Banten), Serang (Banten), Lampung Selatan (Lampung), dan Tanggamus (Lampung).

Di Kabupaten Pandeglang, ia menyebutkan, tercatat 164 orang meninggal dunia, 624 orang luka-luka, 2 orang hilang. Kerusakan fisik meliputi 446 rumah rusak, sembilan hotel rusak, 60 warung rusak, 350 unit kapal dan perahu rusak, dan 73 kendaraan rusak.

Daerah yang terdampak di Kabupaten Pandeglang terdiri dari 10 kecamatan. Lokasi yang banyak ditemukan korban adalah di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung dan Kampung Sambolo.

"Banyak korban adalah wisatawan dan masyarakat setempat. Daerah wisata sepanjang pantai dari Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang dan Pantai Carita sedang banyak wisatawan berlibur yang kemudian diterjang tsunami," kata Sutopo.

Korban di Kabupaten Serang tercatat 11 orang meninggal dunia, 22 orang luka-luka, dan 26 orang hilang. Kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

Sedangkan korban di Kabupaten Lampung Selatan tercatat 48 orang meninggal dunia, 213 orang luka-luka dan 110 rumah rusak. Di Kabupaten Tanggamus terdapat satu orang meninggal dunia.

Untuk total jumlah pengungsi, Sutopo mengatakan masih dalam pendataan. Penanganan darurat terus dilakukan. BNPB bersama TNI, Polri, Basarnas, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian PU Pera, Kementerian ESDM, dan K/L terkait terus mendampingi pemerintah daerah dalam penanganan darurat.

Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten terus berkoordinasi dengan berbagai pihak. Posko, pos kesehatan, dapur umum dan pos pengungsian didirikan untuk menangani korban.Alat berat dikerahkan membantu evakuasi.

"Saat ini sedang bekerja 5 unit excavator, 2 unit loader, 2 unit dump truck dan 6 unit mobil tangki air. Bantuan alat berat akan ditambah," terangnya.


Credit REPUBLIKA.CO.ID


https://m.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/12/23/pk6rd1428-korban-tsunami-selat-sunda-jadi-222-orang-meninggal






PLTGU Terbesar di Asia Tenggara Dibangun di Karawang

Ilustrasi PLTGU Jawa 1. (CNN Indonesia/Galih Gumelar)

Jakarta, CB -- Pembangunan proyek Infrastruktur gas dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 1 yang berlokasi di Desa Cilamaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat resmi dimulai. Pembangunan proyek bernilai investasi Rp26 triliun tersebut mulai diresmikan pembangunannya oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.  

Darmin menjelaskan proyek tersebut akan menjadi salah satu pembangkit listrik penting yang menopang kehandalan sistem kelistrikan Jawa-Bali. Listrik yang dihasilkan PLTGU Jawa 1 nantinya akan berkapasitas 1.760 megawatt. 

Darmin mengatakan PLTGU-1 akan menjadi pembangkit listrik terintegrasi pertama di Asia dan terbesar di Asia Tenggara, yang menggabungkan bisnis LNG dan bisnis independent power producer(IPP).

"Kita patut bersyukur dengan proyek yang penting dan membanggakan ini. Proyek ini merupakan pembangkit listrik terintegrasi pertama di Asia dan terbesar di Asia Tenggara" ujar Menko Darmin dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta, Rabu (19/12).

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan PLTGU Jawa 1 merupakan salah satu langkah proyek yang dirancang untuk meningkatkan komposisi energi bersih sampai 2025.  

"Pembangunan proyek ini, merupakan langkah strategis yang kedepannya akan menjalankan komitmen pemerintah dalam mendukung energi baru dan terbarukan," kata Nicke. 

PLTGU Jawa 1 dibangun dengan melibatkan lebih dari 20 perusahaan baik dari dalam negeri maupun internasional. Nilai investasi tersebut diperkirakan mencapai US$ 1,8 milyar atau sekitar Rp26 triliun. 

Darmin berharap proyek ini akan menciptakan multiplier effect yang sangat luas bagi perekonomian wilayah Karawang, Bekasi, dan sekitarnya. Salah satu efek diharapkan bisa tercipta dalam penciptaan lapangan kerja.

Proyek tersebut diharapkan bisa  merekrut pekerja hingga 5.000 orang pada masa konstruksi dan 200 orang pada masa operasi. 


Credit CNN Indonesia

https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20181218204402-85-354709/pltgu-terbesar-di-asia-tenggara-dibangun-di-karawang



Tsunami Anyer 135 Tahun Lalu


Anyer yang berada di wilayah Serang, Banten, punya sejarah pilu ihwal tsunami terkait letusan Gunung Krakatau tahun 1883 silam.
Di Anyer, sebuah kota kecil di pantai Jawa yang menghadap Krakatau, terdengar guntur dan halilintar, pada malam tanggal 26 Agustus 1883, demikian tulis Rudolf Mrazek dalam Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni (2006).

Hubunganan telegram antara Anyer dan Serang, kota provinsi terdekat, terputus. Pukul setengah 10 malam, lanjut Mrazek, baik guntur maupun halilintar mereda, dan seluruh (warga) Anyer pergi tidur. Hal-hal seperti itu sudah terjadi sepanjang waktu.
Mrazek menceritakan ulang memori itu berdasarkan laporan R.A. van Sandick, mantan insinyur kepala di Hindia Belanda. Tahun 1890, van Sandick menerbitkan laporannya dalam buku In het Rijk van Vulcaan: de Uitbarsting van Krakatau en Hare Gevolgen. 
“Pada pukul 6 pagi 27 Agustus [1883], para pegawai Dinas Pos dan Telegram sibuk memasang kembali kawat telegram. Beberapa orang Eropa sudah bangun dan berjalan dalam piyama mereka atau memakai sarung dan kebaya di halaman, atau sedang mandi di belakang rumah. Lainnya masih tidur,” kisah van Sandick seperti dikutip Mrazek.
Dan, terjadilah bencana itu. Van Sandick melanjutkan, “Menjelang setengah 7, datanglah banjir. Kebanyakan penduduk bahkan tidak melihat datangnya gelombang, yang lain tidak memiliki waktu untuk menyelamatkan diri.”
Sejumlah bangunan di Anyer hanyut terbawa arus gelombang air bah atau tsunami yang terpicu dari geliat Krakatau. Van Sandick juga menceritakan, mercusuar di tepi pantai terbelah menjadi dua. Bangunan penjara pun hancur, lenyap dengan seluruh penghuninya, baik narapidana maupun para penjaga.
Mrazek menambahkan kelanjutan peristiwa memilukan itu. Secara mengerikan, sebutnya, inilah adegan alamiah. Di atas Batavia (kini Jakarta), ibukota koloni itu, hampir seratus mil dari Anyer dan Krakatau, kerumunan burung gagak bergerak ke arah timur.
Teknologi saat itu gagal mendeteksi gejala tsunami dan erupsi Krakatau yang menerpa Anyer. Peralatan magnetik di Institut Meterologi di Batavia tidak merekam apapun yang luar biasa. Namun, tulis Mrazek, ketika orang-orang di Batavia berlutut dan menekankan telinga mereka ke tanah, mereka dapat mendengar bunyi gemuruh.
Batavia, kota paling modern di Hindia Belanda kala itu, dilanda kebingungan. Lampu-lampu gas mati, sesaat menyala kembali lantas padam lagi. Para penduduk berdiam diri di rumah, berdoa sambil menanti kejelasan apa yang sebenarnya telah terjadi.
Dari pantai, samar-samar terlihat kapal-kapal bergerak dengan kecepatan tinggi dan lenyap di air. “Di atas tiang-tiang kapal, nyala-nyala biru berkilatan,” demikian kisah van Sandick yang dituliskan ulang oleh Mrazek.
Letusan Krakatau yang diikuti meluncurnya abu dan uap panas serta gelombang tsunami pada 1883 itu, menurut data pemerintah kolonial dikutip dari Majalah Tempo (Volume 13, 1983), menelan korban jiwa lebih dari 36 ribu orang. Dampaknya juga dirasakan di berbagai tempat di seluruh dunia. (*)
Credit Radarcirebon.com

http://www.radarcirebon.com/tsunami-anyer-135-tahun-lalu.html

Situs Gunung Padang Cianjur Disebut Kemungkinan Memendam Kuil Selama Ribuan Tahun

Dokumentasi Tribun Jabar
Peneliti dari Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang memaparkan hasil penelitian kepada wartawan asing yang datang ke situs megalitikum Gunung Padang, Kamis (5/12). 

CB, CIANJUR- Situs Gunung Padang yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, disebut kemungkinan memendam kuil selama ribuan tahun.
Kemungkinan ada sisa-sisa kuil kuno yang tersembunyi di bawah struktur piramida yang terkubur di bawah tanah di Situs Gunung Padang,  Cianjur.
Hal itu terungkap dalam pertemuan tahunan American Geophysican Union (AGU) pada Rabu (12/12/2018).
Pertemuan ini memberikan hasil yang menjanjikan bagi pengungkapan misteri Gunung Padang yang selama ini menarik perhatian para arkeolog dunia.
Dalam pertemuan itu disebutkan bahwa kemungkinan besar ada sisa-sisa kuil kuno yang tersembunyi di bawah struktur piramida yang terkubur di bawah tanah selama ribuan tahun.
Situs Gunung Padang yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini ditemukan pada abad ke-19 yang ditandai dengan penemuan barisan pilar batu kuno.
Situs Megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur (Deni Denaswara)
Struktur bukitnya miring dengan bagian bawah berbentuk khusus yang bukan bagian dari lanskap alam, berbatu, dan diduga kuat merupakan struktur yang dibuat oleh manusia.
"Apa yang sebelumnya diperkirakan sebagai bangunan permukaan itu sebenarnya merupakan sebuah struktur yang sangat besar," kata Andang Bachtiar, ahli geologi independen dari Indonesia yang mengawasi pengeboran inti dan analisis tanah untuk proyek tersebut.
Danny Hilman Natawidjaja, peneliti proyek dan ilmuwan senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia kepada Live Science mengatakan bahwa meskipun struktur itu disebut piramida, bentuknya berbeda dengan piramida lainnya yang dibangun oleh bangsa Maya yang berbentuk simetris.
Piramida di Gunung Padang ini memiliki struktur memanjang dengan bentuk setengah lingkaran di bagian depan.
"Ini kuil yang unik," katanya.
Untuk mengungkap sisa-sisa misteri yang belum terungkap, para peneliti melakukan berbagai macam teknik untuk melihat ke dalam tanah.

Satu di antaranya survei radar bawah tanah, tomografi sinar-X, pencitraan 2D dan 3D, pengeboran inti, dan penggalian.
Para peneliti kemudian secara bertahap menemukan adanya beberapa lapisan struktur yang sangat besar.
Lapisan ini tersebar di area seluas sekitar 150 ribu meter persegi.
Diperkirakan struktur itu sudah dibangun selama ribuan tahun lalu, ditandai adanya periodisasi lapisan yang berbeda.
Misalkan di bagian paling atas ada pilar batuan basal yang membingkai teras langkah, dengan susunan kolom batu lainnya. Ini seperti membentuk dinding, jalur dan ruang.
Dalam konferensi AGU para ilmuwan melaporkan bahwa ini diperkirakan sudah berusia 3.000 hingga 3.500 tahun.

Di bagian bawah permukaan, hingga kedalaman sekitar 10 kaki (3 m), adalah lapisan kedua dari kolom batu serupa, yang diperkirakan berusia 7.500 hingga 8.300 tahun. 
Lapisan ketiga, memanjang 49 kaki (15 m) di bawah permukaan, berusia lebih dari 9.000 tahun; itu bahkan menurut para ahli bisa mencapai usia 28.000 tahun yang lalu.
Natawidjaja menambahkan bahwa survei mereka juga mendeteksi beberapa ruang bawah tanah.
Saat ini, bagian atas situs ini kerap kali digunakan oleh warga setempat untuk berdoa maupun meditasi. Tak menutup kemungkinan ini juga digunakan oleh orang-orang terdahulu pada ribuan tahuan lalu.
Diduga lebih tua dari Piramida Mesir
Tahun 2014, SBY ketika masih menjabat sebagai presiden pernah menjelaskan mengenai proyek ekskavasi Gunung Padang ini.
Menurut SBY, situs Gunung Padang ini diduga merupakan bangunan prasejarah "terbesar" di dunia.

Sejumlah anggota TNI dari Kodim 0608 Cianjur bersama tim peneliti dari Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang melakukan upacara di puncak situs Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Minggu (17/8/2014).
Sejumlah anggota TNI dari Kodim 0608 Cianjur bersama tim peneliti dari Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang melakukan upacara di puncak situs Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Minggu (17/8/2014). (Dokumentasi Tribun Jabar)

“Secara ilmiah, bukan klenik, didapat gambaran tentang misteri situs tersebut,” kata SBY melalui akun twitter pribadinya @SBYudhoyono.
SBY mengatakan, sejak 2011, telah mendapatkan laporan tentang penelitian situs Gunung Padang ini oleh para peneliti dan pakar unggulan Indonesia. Ia meminta agar penelitianini perlu dituntaskan untuk menguak sejarah masa silam.
Menurut dia, hasil penelitian selama ini menggambarkan, diduga usia situs Gunung Padang ini amat tua, lebih tua dari piramida Mesir, dan besarnya 9 kali Candi Borobudur.
“Jika semua perkiraan ini benar, perlu dilakukan pemugaran situs tersebut, sebagaimana pemugaran Candi Borobudur dulu,” tutur SBY.

Credit TRIBUNJABAR.ID


http://jabar.tribunnews.com/2018/12/19/situs-gunung-padang-cianjur-disebut-kemungkinan-memendam-kuil-selama-ribuan-tahun


BMKG Jelaskan Fenomema Alam Ganda Pemicu Tsunami di Selat Sunda


Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam rangka konferensi pers terkait tsunami di Lampung dan Pantai Anyer, Banten, di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad dini hari, 23 Desember 2018. Tempo/Adam Prireza
CBJakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menjelaskan penyebab gelombang tsunamiyang terjadi di Provinsi Banten dan Provinsi Lampung bagian selatan pada Sabtu, 22 Desember 2018. Menurut BMKG, penyebabnya diduga karena fenomena alam ganda antara gelombang pasang karena bulan purnama dan erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Ada indikasi yang terjadi memang pada hari yang sama ada gelombang tinggi, ada bulan purnama namun juga terjadi erupsi Anak Gunung Krakatau yang diduga mengakibatkan tsunami," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta, pada Minggu dinihari, 23 Desember 2018.
Menurut Dwikorita, setelah gelombang tsunami, BMKG segera berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan penyebab fenomena alam tersebut. BMKG sebelumnya mengumumkan adanya gelombang tinggi di kawasan perairan Banten atau Selat Sunda pada 21 hingga 25 Desember 2018.


Badan Geologi Kementerian ESDM juga mencatat terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau pada pukul 21.03 WIB. "Tsunami terdeteksi cukup jauh sampai Bandar Lampung, Cilegon, dan Serang di Banten. Artinya energi cukup tinggi," ujar Dwikorita sembari menambahkah bahwa perkiraan sementara tsunami akibat terjadinya longsoran material di dalam laut.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar mengatakan, gelombang tsunami diperkirakan akibat aktivitas vulkanik. Namun demikian, menurut Rudy, lembaga akan memverifikasi data di lapangan lebih lanjut untuk membuktikan fenomena alam yang menyebabkan tsunami.
Daerah yang terkena dampak tsunami dan gelombang tinggi seperti pesisir Pandeglang, Provinsi Banten dan Lampung Selatan dan Kota Bandarlampung. Warga di sekitar Telukbetung, Bandarlampung berhamburan keluar rumah mencari tempat yang dianggap aman.
Alat pencatat gelombang atau tide gaugeBMKG merekam ketinggian gelombang di beberapa daerah yaitu tide gauge wilayah Serang dengan ketinggian 0,9 meter pada 21.27 WIB, tide gauge Banten dengn ketinggian 0,35 meter tercatat pukul 21.33 WIB.
Sedangkan tide gauge Kota Agung, Provinsi Lampung tercatat pukul 21.35 WIB dengan ketinggian 0,36 meter, dan tide gaugePelabuhan Panjang mencatat ketinggian 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB.
Jangan Kembali ke Pantai Dulu
Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat tidak mendekat ke pantai di daerah Banten dan Lampung yang menghadap langsung ke Selat Sunda. "Khawatir terjadi susulan karena penyebabnya diduga akibat erupsi yang mengakibatkan tremor lereng gunung. Sementara erupsi terjadi terus menerus," kata Dwikorita.
Menurut Dwikorita. tremor tersebut dapat mengakibatkan longsor di bagian lereng gunung. Rencananya, BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Minggu pagi ini, 23 Desember 2018, memastikan data penyebab dari tsunami tersebut dengan mengirim tim untuk memverifikas. "Sampai kami dapat info perkembangan berikutnya, mohon jangan kembali ke pantai".
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rachmat Triyono juga mengatakan, gabungan dua fenomena menyebabkan terjangan air tsunami pada Sabtu malam di Pantai Anyer, Banten dan Lampung menjadi tinggi dan sampai ke daratan. Keduanya adalah gelombang pasang air laut akibat bulan purnama serta erupsi Gunung Anak Krakatau.
Meski memastikan penyebab tsunami karena erupsi tersebut, kata Rahmat, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Yang jelas, lanjut dia, tsunami tidak diakibatkan gempa bumi lantaran BMKG tak mencatat adanya gejala seismik sesaat sebelum tsunami terjadi. "Lebih detil karena longsoran lereng gunung atau letusan perlu diteliti," kata Rahmat.

Credit TEMPO.CO

https://nasional.tempo.co/read/1158059/bmkg-jelaskan-fenomema-alam-ganda-pemicu-tsunami-di-selat-sunda/full?view=ok




Korban Tsunami Selat Sunda: 43 Orang Meninggal, Ratusan Luka


Bangunan porak-poranda dan kendaraan rusak akibat diterjang tsunami di Jalan Raya Anyer, Banten, Ahad (23/12).




CB, JAKARTA -- Korban Tsunami yang menerjang pantai di sekitar Selat Sunda, khususnya di Kabupaten Pandenglang dan Serang di Banten serta Lampung Selatan, terus bertambah.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran pers tertulisnya, Ahad (23/12) menyebut, hingga pukul 07.00 WIB, korban 43 orang meninggal dunia.

 

"Data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan dua orang hilang," kata Sutopo.

 

Menurutnya, tsunami juga merusak bangunan dan fasilitas dan menyebabkan kerugian fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.

"Jumlah pengungsi masih dalam pendataan," ujarnya.

Sutopo menyebut Pandeglang adalah daerah yang paling parah terdampak tsunami. Ia mengungkap di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat.

 

Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang, dan Carita.

 

"Saat kejadian banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang," kata Sutopo.

 

Sementara, di Lampung Selatan, tujuh orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sedangkan, di Serang tercatat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka-luka, dan dua orang hilang. Saat ini pendataan masih dilakukan dan kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah.

 

"Penanganan darurat terus dilalukan. Status tanggap darurat dan struktur organisasi tanggap darurat, pendirian posko, dapur umum dan lainnya masih disiapkan. Alat berat juga dikerahkan untuk membantu evakuasi dan perbaikan darurat," kata Sutopo.

Credit REPUBLIKA.CO.ID

https://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/12/23/pk62r1382-bnpb-perbarui-korban-meninggal-tsunami-selat-sunda-43-orang



Detik-Detik Tsunami Terjang Pantai Banten Hingga Lampung


Bangunan warung hancur di tepi jalan raya Anyer, Sabtu (22/12). Sekitar pukul 21.45 gelombang ombak pasang menerpa Pantai Anyer, Banten.

CB, BANTEN -- Malam Minggu ceria menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru berubah menjadi kepanikan mencekam saat gelombang tinggi menerjang kawasan pesisir Kabupaten Pandeglang di Provinsi Banten, termasuk daerah Pantai Anyer.

Gelombang tinggi Sabtu (22/12) pukul 21.10 WIB tidak hanya menerjang permukiman, penginapan, dan fasilitas wisata di kawasan pantai barat Banten, namun juga menyapu sebagian kawasan pesisir Provinsi Lampung. Alat pengukur gelombang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi gelombang dengan rata-rata tinggi satu hingga dua meter di wilayah Banten dan Lampung.

Perangkat BMKG merekam ketinggian gelombang di wilayah Serang 0,9 meter pukul 21.27 WIB, Banten 0,35 meter pada pukul 21.33 WIB, Kota Agung-Lampung 0,36 meter pada pukul 21.35 WIB, dan Pelabuhan Panjang 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB. Menurut BMKG itu adalah tsunami.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BKMG Rahmat Triyono menjelaskan tsunami masuk ke daratan sekitar pukul 21.30 WIB.

"Walaupun tsunaminya hanya kecil, tetapi karena bersamaan ada gelombang tinggi membuat gelombang tsunami masuk hingga ke daratan karena memang kaitannya pada durasi," kata Rahmat. Ia menambahkan daya tsunami meningkat karena terjadi bersamaan dengan gelombang pasang bulan purnama.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan tsunami itu bukan dipicu oleh aktivitas seismik tektonik. Dia memastikan seismograf tidak mencatat adanya gempa bumi akibat pergeseran lempeng bumi yang kerap menimbulkan tsunami. Kejadian itu bersamaan dengan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

"Tidak ada gejala seismisitas tektonik yang memicu tsunami sehingga setelah tadi berkoordinasi dengan Badan Geologi, bahwa diduga akibat erupsi tersebut, baik kemungkinan bisa langsung atau secara tidak langsung memicu terjadinya tsunami," kata Dwikorita pada Ahad dini hari.

Erupsi gunung berapi dapat menyebabkan tsunami di laut jika terdapat aktivitas vulkanik yang menghasilkan energi untuk menyebabkan gelombang tsunami seperti longsoran material vulkanis, longsoran lereng gunung, atau bahkan lontaran material vulkanis.

Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar dalam telekonferensi pada Ahad dini hari menjelaskan lembaganya akan memeriksa morfologi dari gunung itu untuk memastikan penyebab gelombang tsunami. Rudy mengungkapkan Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi sejak 29 Juni hingga saat ini. Pada Sabtu (22/12), gunung itu mengalami beberapa letusan strombolian, melontarkan material vulkanis ke udara.

"Aktivitas letusan-letusan ini memang terjadi bukan hanya malam ini saja tetapi sudah terjadi hampir tiap hari dengan tipe letusan strombolian jadi lontaran material gunung api ke atas," katanya.

Badan Geologi mencatat pada Sabtu petang hingga malam, pos pengamatan merekam letusan terjadi pukul 19.00 WIB dan 21.03 WIB. "Memang terjadi lagi letusan, hanya karena cuacanya kurang mendukung untuk pemantauan visual, kita tidak melihat lontaran ketinggiannya. Namun demikian memang tiap letusan di Gunung Anak Krakatau ini ada juga lelehan lava yang turun mengikuti lerengnya," katanya.

Kepala BMKG Dwikorita meminta warga menghindari kawasan pantai di Selat Sunda karena potensi gelombang tsunami lanjutan dan gelombang air pasang masih tinggi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwonugroho mengatakan bahwa menurut data terkini hingga Ahad tsunami telah menyebabkan 20 orang meninggal dunia, 165 luka-luka dan dua orang masih dinyatakan hilang. Korban tersebar di Kabupaten Pandeglang dan Serang di Banten serta Lampung Selatan.

Di Kabupaten Pandeglang, bencana berdampak ke Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur, menyebabkan 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak.

Bencana itu juga menyebabkan tiga orang meninggal dunia, empat orang luka dan dua orang hilang di Serang; serta mengakibatkan tiga orang meninggal dan 11 orang terluka di Lampung Selatan.

"Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan. Sementara itu Jalan Raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami," kata Sutopo.

BNPB mengimbau masyarakat tetap tenang, dan menghubungi nomor kontak darurat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan Ketut Sukerta 081279211977, Petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Pandeglang Deni 08129536606, dan BPBD Kabupaten Pandeglang 081287849020 kalau membutuhkan bantuan.


Credit REPUBLIKA.CO.ID


https://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/12/23/pk5zv4382-detikdetik-tsunami-terjang-pantai-banten-hingga-lampung






Sabtu, 22 Desember 2018

Profesor ITB Temukan Batubara Hibrida Ramah Lingkungan




JAKARTA - Dewasa ini, penggunaan batubara sebagai sumber energi banyak disorot lantaran limbah buang yang mencemari lingkungan. Tak heran, sejak abad 20, terjadi perubahan signifikan pada penggunaan batubara.
Moda transportasi dan mesin industri banyak beralih menggunakan energi ramah lingkungan. Di sisi lain, stok batubara di dunia masih cukup melimpah. Sumber energi ini bisa menjadi alternatif di tengah menipisnya bahan bakar minyak. Indonesia adalah negara kesembilan yang memiliki sumber energi batubara dunia.
Namun, semakin minimnya penggunaan batubara dipastikan akan berdampak pada kelangsungan industri di sektor ini. Pertambangan batubara terus menurun. Diikuti dampak ekonomi yang sedikit terpengaruh.
Dilatarbelakangi banyaknya potensi dan penggunaan batubara yang semakin berkurang, profesor ITB yang terdiri atas Prof Dwiwahju Sasongko (guru besar FTI ITB), Dr Winny Wulandari, dan Dr Jenny Rizkiana, membuat terobosan menghasilkan produk batubara hibrida.
“Batubara hibrida dibuat dengan mencampurkan partikel batubara dan biomassa, misalnya serbuk gergaji kayu, menggunakan perekat (binder). Campuran itu kemudian diproses menggunakan piro lisis pada temperatur rendah (200-300°C) atau sering disebut sebagai proses torefaksi,” kata dia.
Melalui proses itu, sebagian bahan volatil mengalami dekomposisi dan terlepas dari matriks batubara atau biomassa. Dengan demikian, nilai kalor bahan bakar padat ini lebih tinggi dibandingkan nilai kalor umpan. Sementara biomassa menjadi lebih hidrofobik sehingga tidak mudah membusuk dan tingkat ketergerusannya meningkat.
Hasil akhir dari semua proses itu menyebabkan pengecilan ukuran partikel batubara hibrida untuk umpan FBC atau pun PF lebih mudah dilakukan.
“Yang lebih menarik, emisi CO2 pada pembakaran batubara hibrida lebih rendah dibandingkan dengan batubara umpan. Karena CO2 yang dihasilkan pada pembakaran biomassa adalah CO2 netral,” beber dia.
Dengan begitu, limbah buang dari proses pembakaran batubara lebih ramah lingkungan. Tak hanya menghasilkan energi dari pemanasan batubara, dari proses itu kandungan sulfur dalam batubara dapat disisihkan dari batubara secara biologik dengan memanfaatkan Thiobacillus ferrooxidans.
Hasil penelitian lainnya juga menghasilkan bahan bakar cair melalui biosolubilisasi. Dengan mengonversi batubara menjadi bahan bakar cair, abu tidak akan dihasilkan pada pembakaran.

“Mengingat beberapa keunggulan yang dimiliki batubara, Indonesia memiliki potensi untuk memberikan kontribusi pada pengembangan teknologi pemrosesan batubara ramah lingkungan pada masa kini dan masa depan,” kata Dwiwahju Sasongko.
Temuan tersebut, kata dia, diharapkan dapat kembali menggerakkan industri batubara. Karena, kata dia, Indonesia memiliki cadangan terbanyak kesembilan atau sekitar 2,2% dari seluruh cadangan batubara dunia. Sayangnya, sekitar 80% cadangan batubara Indonesia termasuk batubara peringkat sedang dan rendah dengan nilai kalor kurang dari 5.000 kkal/kg.
Batubara dengan nilai kalor yang rendah ini masih sedikit atau belum dimanfaatkan. Dengan produksi batubara lebih dari 400 juta ton per tahun, hanya sekitar 20% yang dimanfaatkan untuk keperluan dalam negeri sementara 80% diekspor.
Saat ini, pemanfaatan batubara yang paling banyak dijumpai adalah pembakaran langsung untuk membangkitkan panas. Salah satunya dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Namun, proses itu menyebabkan terbentuknya emisi gas rumah kaca dan berpotensi mencemari lingkungan dengan senyawa, seperti NOx dan SOx yang menyebabkan hujan asam.

Credit Okezone.com

https://economy.okezone.com/amp/2018/03/21/320/1875846/profesor-itb-temukan-batubara-hibrida-ramah-lingkungan



Satuan TNI Terintegrasi Berikan Daya Tangkal di Natuna



Latihan perang TNI (ilustrasi)

 
 

CB, JAKARTA -- Satuan TNI Terintegrasi Natuna telah diresimikan oleh Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, beberapa waktu lalu. Satuan ini diharapkan mampu memberikan daya tangkal terhadap ancaman, khususnya di perbatasan.

"Peresmian Satuan TNI Terintegrasi Natuna ini, juga merupakan perwujudan kontinuitas gagasan, dimana perencanaannya melibatkan para Perwira-Perwira TNI lintas generasi, dari Mabes TNI maupun Mabes Angkatan. Pembangunan Satuan TNI Terintegrasi akan terus dilanjutkan di pulau-pulau strategis lainnya sesuai tahapan pembangunan di Renstra berikutnya," tutur Hadi dalam keterangan pers yang Republika.co.id terima, Jumat (21/12).
 
Hadi menjelaskan, ke depan, Satuan TNI Terintegrasi direncanakan akan menjadi bagian dari Komando Gabungan Wilayah Pertahanan yang akan segera dibentuk.  Satuan TNI Terintegrasi saat ini masih berupa embrio yang terdiri dari satuan-satuan TNI AD, yaitu Batalyon Komposit yang diperkuat oleh Kompi Zeni Tempur, Baterai Rudal Artileri Pertahanan Udara, dan Baterai Artileri Medan.
 
Sementara itu, dari Satuan TNI AL selain Pangkalan TNI AL, juga terdapat Kompi Komposit Marinir dan fasilitas pelabuhan untuk mendukung operasional Kapal Perang TNI AL, yang beroperasi disekitar perairan Natuna. Sedangkan Pangkalan Udara TNI AU dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti Hanggar Integratif dan Hanggar Skuadron Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk mendukung operasional Pesawat Udara TNI.
 
"Selain itu juga dilengkapi dengan mess dan Rumah Sakit Integratif, untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh prajurit TNI di Natuna," kata Hadi.
 
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, Satuan TNI Terintegrasi Natuna masih akan terus berkembang sesuai peningkatan eskalasi ancaman. Menurutnya, perencanaan ke depan dimungkinkan untuk menyempurnakan Satuan TNI Terintegrasi menjadi organisasi permanen dan terintegrasi dalam satu komando dan dilengkapi dengan sistem kendali operasi berbasis kemampuan network centric warfare.

Credit REPUBLIKA.CO.ID

https://m.republika.co.id/amp_version/pk3zpy430

 

 

LAPAN: TNI AL Tetarik Boyong Pesawat N219 untuk Gantikan Nomad


Pesawat N219 melintasi taxi way usai terbang perdana di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, 16 Agustus 2017. TEMPO/Prima Mulia


CBTangerang Selatan - Selain maskapai di Indonesia maupun maskapai luar negeri, ternyata Tentara Nasional Indonesia juga tertarik dengan pesawat N219. Angkatan Laut tertarik untuk menggantikan pesawat Nomad.

"Untuk memantau perbatasan wilayah Indonesia," kata Kepala Program pesawat N219 LAPAN Agus Ariwibowo saat ditemui usai workshop Composite Float Development For Amphibious Aircraft yang berlangsung di Puspiptek, Jumat pekan lalu. Namun, hingga berita ini diturunkan, TNI AL belum bisa dikonfirmasi perihal minat mereka terhadap N219 untuk menggantikan Nomad.
Menurut Agus, kandidat utama yang menggantikan pesawat Nomad milik TNI AL ini adalah pesawat N219. Selain mengangkut penumpang, pesawat ini bisa dimodifikasi untuk mengangkut orang sakit.


"Nanti kami juga menawarkan teknologi amfibi yang bisa digunakan untuk mendarat di air. Bisa digunakan untuk pesawat angkut pasukan untuk dikirim ke daerah terpencil," kata dia.
Pesawat N219 memiliki kapasitas 19 penumpang ini. Agus menjelaskan, pesawat ini hanya membutuhkan landasan sebesar lapangan bola atau memiliki landasan sekitar 500 meter untuk mendarat.

Saat ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia menggarap pengerjaan pesawat Amfibi untuk digunakan di wilayah perairan yang tidak terjangkau oleh pesawat selain amfibi.


Credit TEMPO.CO

Pesawat N219 Amfibi Bisa Mendarat di Sungai dan Laut yang Tenang








Pesawat N219 terbang perdana di Bandung, Jawa Barat, 16 Agustus 2017. Pesawat buatan PT Dirgatara Indonesia dan LAPAN ini terbang sekitar 20 menit di atas langit Bandung. TEMPO/Prima Mulia


CBTangerang Selatan - Pesawat N219 garapan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia hanya membutuhkan landasan sepanjang 400-600 meter. Nantinya, pesawat ini akan ada dua jenis, yakni basic yang hanya bisa mendarat di darat dan amfibi yang bisa mendarat di air.


"Tempat yang cocok untuk pesawat N219 ketika mendarat di perairan yakni bisa di sungai atau di lautan yang ombaknya tenang," kata Kepala Program pesawat N219 LAPAN Agus Ariwibowo saat ditemui usai workshop Composite Float Development For Amphibious Aircraft yang berlangsung di Puspiptek, Jumat pekan lalu.
Misalnya, kata dia, seperti sungai di Kalimantan. "Di sana sungainya lebar-lebar. Cukup bisa untuk mendarat, kemudian di pantai yang ombaknya tidak terlalu tinggi," ujarnya. "Seperti di Wakatobi, Raja Ampat, Pulau Bawah (Kepulauan Riau) dan Pulau Moyo (NTB) dengan ketinggian ombak tidak lebih dari 30 sentimeter."


Apabila mendarat di sungai, kata Agus, pesawat ini bisa mendarat di sungai yang mempunyai lebar minimal 20 sampai 30 meter. "Saya kira sungai di Kalimantan jauh lebih lebar hanya kedalaman saja yang tidak boleh terlalu dangkal. Bisa merusak pelampungnya," kata Agus.
Soal ketahanan, pesawat akan lebih tahan jika mendarat di air tawar. Sebaliknya, kata dia, kalau mendarat di laut, setelah dipakai harus segera disiram. "Agar tidak terjadi korosi akibat garam," ujarnya.


Credit TEMPO.CO







Dikuasai Indonesia, Ini Jajaran Direksi Freeport yang Baru



CB, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) telah menguasai 51,23 persen saham PT Freeport Indonesia. Perseroan juga mengubah susunan direksi baru Freeport Indonesia.


Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Inalum dan Freeport McMoran selaku pemilik Freeport Indonesia telah menyepakati susunan direksi yang baru, dengan mengangkat Tony Wenas sebagai Direktur Utama Freeport Indonesia, Waki Direktur Orias Petrus Moedak, Jenpino Ngabdi, Robert Charles Schroeder dan Mark Jerome Johnson sebagai Direktur.

"Direksinya ada empat orang Indonesia. Dua non Indonesia," kata Budi, di Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Jumat (21/12/2018).

Sedangkan susunan dewan komisaris terdiri dari, Richard Carl Adkerson‎ sebagai Komisaris Utama, Wakil Komisaris Amin Sunaryadi, Komisaris Budi Gunadi Sadikin, Hinsa Siburian, Kathleen Lynne Quirk dan ‎Adrianto Machribie‎.

"Komisaris juga ada empat orang Indonesia dan dua bukan Indonesia," ujarnya.

Budi mengungkapkan, dari 51,23 persen saham tersebut, kepemilikannya  terdiri dari 41'23 persen untuk Inalum dan 10 persen untuk Pemerintah Daerah Papua.

Saham Pemerintah Daerah Papua akan dikelola perusahaan khusus PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM) yang 60 persen sahamnya akan dimiliki oleh Inalum dan 40 persen oleh BUMD Papua‎.

"PTFI akan dimiliki oleh Inalum, McMoran, dan PT IPMM  itu punya Inalum dan BUMD Papua sebesar 40 persen 60 persen Inalum," tandasnya.

Jokowi:RI Rebut Freeport untuk Kemakmuran Rakyat

Presiden Jokowi memberi pidato saat merayakan Hari Musik Nasional 2017 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan saham PT FreeportIndonesia sebesar 51,2 persen telah resmi beralih ke PT Inalum (Persero). Hal ini sesuai dengan apa yang dilaporkan para Menteri ESDM Ignasius Jonan kepadanya dirinya di Istana sore ini.

"Saya baru saja menerima laporan dari seluruh menteri yang terkait dari Dirut PT Inalum dan dari CEO Freeport. Disampaikan bahwa saham PT Freeport sudah 51,2 persen sudah beralih ke PT Inalum dan sudah lunas dibayar," ujar dia di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (21/12/2018).

 

Menurut Jokowi,‎ dengan resminya peralihan saham tersebut menjadi momen yang bersejarah bagi Indonesia. Terlebih setelah PT Freeport beroperasi di Indonesia sejak 1973. Dengan kepemilikan mayoritas ini, akan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

"Bahwa nantinya income pendapatan baik pajak, nonpajak, royalti lebih baik. Dan inilah kita tunggu. Mendapat laporan terkait lingkungan yang berkaitan dengan smelter telah terselesaikan dan sudah disepakati. Artinya semuanya sudah komplit dan tinggal bekerja saja," kata dia.

Selain itu, lanjut Jokowi, pemerintah pusat juga memastikan jika 10 persen saham Freeport akan menjadi milik masyarakat Papua melalui pemerintah daerah. Hal ini diharapkan bisa memberikan kontribusi besar bagi pendapatan daerah tersebut.

"Dan juga masyarakat di Papua juga akan mendapatkan 10 persen

Credit Liputan6.com


https://m.liputan6.com/bisnis/read/3854324/dikuasai-indonesia-ini-jajaran-direksi-freeport-yang-baru



Divestasi Freeport lunas dan tiga hal yang perlu diketahui

Hak atas fotoBIRO SETPRESImage captionPresiden Jokowi menyebut divestasi saham ini akan memberi keuntungan lebih bagi warga Papua.

Pemerintah Indonesia menyatakan secara resmi telah menguasai saham mayoritas perusahaan emas yang beroperasi di Mimika, Papua, PT Freeport Indonesia.

Pemerintah melalui perusahaan pelat merah, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, kini memegang 51,23% saham Freeport. Saham itu ditebus dengan harga US$3,85 miliar atau sekitar Rp56,1 triliun.

Porsi saham Freeport itu merupakan yang terbesar yang pernah dipegang pemerintah.

"Ini adalah momen yang bersejarah setelah Freeport beroperasi di Indonesia sejak 1973," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/12).

Setelah pelunasan ini, saham mayoritas itu akan dibagi dua. Inalum akan memegang 41,2% dan 10% menjadi hak pemerintah daerah Papua.

Pengelolaan saham Papua itu akan dikerjakan PT Indonesia Papua Metal dan Mineral. Perusahaan itu dikuasai Inalum sebesar 60%, dimiliki secara minoritas oleh Pemda Papua.

Dari mana dana pembelian saham Freeport?

Sejak pemerintah berniat membeli mayoritas saham Freeport tahun 2017, sumber dana tidak pernah secara terbuka dipublikasikan.

Dalam sejumlah kesempatan, Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, menyebut 11 bank bersedia mendanai transaksi itu. Namun Budi tidak merinci nama-nama lembaga keuangan itu.

Hak atas fotoNURPHOTO/GETTY IMAGESImage captionCEO Freeport McMoran, Richard Adkerson, memeluk Menteri ESDM Ignasius Jonan, setelah penandatanganan perjanjian divestasi saham, pada 27 September 2018.

Mengutip Detikcom, Inalum bersiasat dengan menerbitkan surat utang sebesar US$4 miliar.

Sejumlah bank yang menjadi penjamin obligasi itu antara lain BNP Paribas, Citigroup, MUFG, Maybank, CIMB, dan Standard Chartered.

Berdasarkan catatan, harga saham mayoritas yang dibayar Inalum lebih rendah daripada tawaran pertama Freeport, sebesar US$12,1 miliar.

Adapun, Inalum membayar saham mayoritas itu kepada Freeport McMoRan Inc dan perusahaan tambang asal Inggris, Rio Tinto.

Ketika mengalami kesulitan modal tahun 1996, Freeport menggandeng Rio Tinto yang berbasis di London.

Apa yang terjadi setelah pelunasan ini?

Pengalihan saham mayoritas Freeport terjadi bersamaan dengan penerbitan izin usaha pertambangan khusus operasi produksi untuk Freeport.

Izin itu menggantikan kontrak karya Freeport yang akan habis tahun 2021 setelah diterbitkan pada 1967 dan diperbaharui tahun 1991.

Izin pertambangan khusus Freeport ini akan berlaku sampai 2041. Selama periode itu, pemerintah wajib memberikan kepastian hukum serta jaminan fiskal untuk Freeport.

Di sisi lain, dalam lima tahun ke depan Freeport harus sudah membangun pabrik pengolahan dan pemurnian emas (smelter).

Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno berharap smelter Freeport akan dibangun di Papua. Ia ingin pabrik itu akan berdiri di dekat sungai agar listrik diproduksi dari tenaga air.

Hak atas fotoNURPHOTO/GETTY IMAGESImage captionTambang emas Freeport masih terus menjadi pro dan kontra, termasuk di kalangan masyarakat Papua.

Merujuk UU 4/2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara, pemegang kontrak karya tidak boleh mengekspor hasil tambang jika tak memberi nilai tambah terhadap produk itu.

Artinya, setiap perusahaan tambang termasuk Freeport wajib memiliki smelterdi Indonesia. Penjualan produk mentah hasil tambang di dalam negeri dikecualikan dari regulasi itu.

Terkait smelter, Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyatakan komitmennya.

"Itu akan kita bangun dalam waktu lima tahun, akan segera kita tentukan di mana. Ini juga harapan pemerintah untuk memberikan nilai tambah," ujarnya.

Hak atas fotoAFPImage captionDalam catatan BPK, operasional Freeport merusak ekosistem hingga ratusan triliun rupiah.

Freeport masih berutang

Meksi pengalihan saham mayoritas selesai seiring pelunasan oleh PT Inalum, Freeport tetap diwajibkan membayar denda yang dijatuhkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Freeport harus membayar Rp460 miliar karena menggunakan hutan lindung tanpa izin dari pemerintah. Denda itu wajib dilunasi dalam dua tahun ke depan.

Berdasarkan data Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), limbah yang dihasilkan Freeport selama ini ternyata merusak ekosistem. Nilai kerusakan itu ditaksir Rp185 triliun.

Menteri Lingkungna Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menyebut pihaknya akan segera mengkaji lebih lanjut dugaan kerusakan lingkungan tersebut.

Credit BBC INDONESIA


https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46650494





Sejarah Freeport Indonesia Hingga Jadi Rebutan Negara Maju

freeport. ©2018 liputan6.com

 

CBTambang FreeportIndonesia merupakan salah satu tambang emas terbesar di dunia. Tak hanya emas, tambang gunung Grasberg ini juga memiliki kandungan bijih lain, yakni tembaga dan perak.

Penemuan harta karun di bumi Papua dimulai dari petualangan penjelajah Belanda, Jean Jacques Dozy pada 1936. Dozy melakukan pendakian di gunung Papua untuk mencari ladang baru eksplorasi minyak saat bergabung dengan perusahaan minyak, Nederlandsch Nieuw Guinee Petroleum Maatschappij (NNGPM).

Laporan penemuan tambang ini kemudian terbengkalai di perpustakaan Belanda selama perang dunia ke II, dan dilaporkan hingga berdebu. Saat itu kondisi dunia tidak mendukung, menjelang berkecamuknya Perang Dunia II yang melibatkan banyak negara, termasuk Belanda.

Seperti tulis Lisa Pease, wartawan Majalah Probe Amerika dengan judul artikel: "JFK, Indonesia, CIA & Freeport Sulphur", edisi Maret-April 1996. Pertengahan 1959, revolusi mengatasnamakan rakyat berkecamuk di Kuba dipimpin Fidel Castro. Fidel berhasil merebut Kota Havana hingga memaksa rezim diktator Batista hengkang.

Dampak dari hal ini, kebijakan pun berubah paska Castro berkuasa. Dia melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Kuba, termasuk Freeport Sulphur yang saat itu siap mengapalkan biji nikel produksi perdana.

Sempat tak terdengar kabar, pada Agustus 1959, berlangsung pertemuan antara Forbes Wilson, direktur dan pakar ahli pertambangan Freeport dengan Jan van Fruisen, Direktur Pelaksana East Borneo Company.

Dalam rapat itu, Jan van Fruisen bercerita kepada Wilson isi buku Dozy ditemukan dalam kondisi berdebu. Wilson kemudian tertarik dengan laporan Dozy soal gunung tembaga itu.

Berbekal buku tulisan Dozy, Wilson dan rombongannya pada februari 1960 mengunjungi lokasi tambang Papua. Rombongan ekspedisi ini dibantu oleh suku setempat untuk menjelajahi wilayah pegunungan itu. Hasil penelusuran dituangkan dalam buku "Conquest of Copper Mountain".

Persis seperti yang ditulis oleh Dozy, Wilson menuliskan kekagumannya akan hamparan mineral tidak pernah dia lihat sebelumnya. Saat mencapai Erstberg, dia terperanjat dengan hamparan bijih tembaga di atas permukaan tanah.

Wilson menyebut wilayah itu sebagai tempat terjadinya mineralisasi tidak lazim di atas ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut. Dia memperkirakan kandungan logamnya mencapai 40 hingga 50 persen bijih besi, tiga persen tembaga, dan masih terdapat emas dan perak di dalamnya.

Berselang beberapa waktu kemudian, Wilson melaporkan lewat kabel temuan itu kepada Presiden Freeport Bob Hills di New York, Amerika Serikat. Dia menyebut dari areal 14 hektar, hanya satu hektar tanpa bijih tembaga. Sedangkan kedalaman baru mencapai seratus meter.

Setelah menganalisis laporan Wilson, konsultan tambang Freeport memperkirakan akan mendapat 13 juta ton di atas permukaan dan 14 ton di bawah tanah dengan kedalaman seratus meter. Perlu sekitar USD 60 juta dolar untuk mengeksplorasi kawasan itu.

Ongkos produksi juga ditaksir mencapai USD 16 sen per pon dan harga jual USD 35 sen saban pon. Dengan begitu, Freeport menduga modal investasi akan balik dalam tiga tahun. Laporan ini kini tersimpan di National Archieve, Washington DC, Amerika Serikat.

National Archieve adalah lembaga independen menyimpan dokumen catatan sejarah dan dokumen. Lembaga ini bertanggung jawab memelihara dan menerbitkan salinan hukum asli dan otoritatif dikeluarkan oleh kongres, pernyataan presiden dan perintah eksekutif, serta federal.

Temuan-temuan menggiurkan ini membuat pimpinan Freeport begitu gembira dengan kemungkinan keuntungan melimpah yang bakal diperoleh. Namun, saat proyek tambang akan dimulai, hubungan Belanda dan Indonesia kian memanas memperebutkan Irian Barat.

Akhir 1961, Presiden Soekarno memerintahkan pendaratan pasukan di wilayah itu. Freeport pun kian jengkel dengan sikap Presiden John Fitgerald Kennedy saat itu karena lebih memihak Indonesia.

Belum lagi dengan sikap Amerika menghentikan bantuan pemulihan ekonomi Eropa setelah Perang Dunia Kedua (rencana Marshal) untuk Belanda. Freeport sebenarnya lebih cemas kepada Soekarno yang gencar dengan prinsip nasionalisme dan antikolonialisme.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selanjutnya turun tangan dan akhirnya memutuskan membentuk pemerintahan transisi di Irian Barat. Kemudian diadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969, untuk memutuskan apakah rakyat Papua akan memilih bergabung dengan Indonesia atau Belanda.

Dalam laporan Lisa, dua tahun sebelum Pepera, Freeport sudah mendapat Kontrak Karya Pertama pada 50 April 1967. Perjanjian bisnis ini berlaku 30 tahun dan bisa diperpanjang. Lisa juga menemukan Freeport melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan izin dan perpanjangan kontrak karyanya.

Sejak 1967 hingga kini Freeport masih menggangsir bumi Papua, menambang emas, perak, dan tembaga. Selama hampir setengah abad itu telah muncul pelbagai masalah, terutama menyangkut jatah penerimaan negara karena kurang optimal.

Pemerintah pun ingin peran negara, terutama badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk ikut mengelola tambang dikuasai Freeport McMoran di daerah Mimika, Papua, itu. Dengan sekian banyaknya persoalan itu, pemerintah pun didesak agar melakukan renegosiasi kontrak karya dengan demikian lebih menguntungkan negara dan rakyat Papua.

Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara mengatakan, Freeport merasa dirinya digdaya karena di bawah bendera Amerika Serikat. Setelah sekian lama menikmati keuntungan besar, perusahaan itu seperti ogah-ogahan membagi keuntungan lebih banyak dengan pemerintah.

Kontrak karya ditandatangani pertama kali pada 1967 berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pertambangan. Berikutnya pada 1991 kontrak karya kedua kembali diteken dan berlaku 30 tahun mendatang, dengan opsi perpanjangan dua kali, masing-masing 10 tahun.

Pemerintah sempat meminta renegosiasi kontrak karya itu. Sebab beleid baru tentang pertambangan sudah lahir, yakni Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Minerba. Namun Freeport tidak mau mengubah kontrak sesuai akta itu.

"Mereka mengancam bakal memperkarakan ke pengadilan arbitrase internasional. Jadi persoalannya lebih pada arogansi kekuasaan. Di sisi lain, pemimpin kita pengecut," kata Marwan kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.

Polemik keberadaan Freeport Indonesia di Tanah Air kemudian menemui babak baru. Pemerintah yang memiliki ambisi merebut Freeport kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara(Minerba).

Intinya, melalui aturan ini, pemerintah membuka peluang perusahaan tambang untuk ekspor konsentrat dengan syarat mengubah status Kontrak Karya (KK) menjadi IUPK. Selain itu harus tetap membayar bea keluar.

Salah satu perusahaan yang pada awalnya getol menolak aturan ini adalah Freeport Indonesia. Presiden dan CEO Freeport-McMoRan Inc., Richard C. Adkerson secara resmi menolak keputusan pemerintah yang mengubah status Kontrak Karya menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Credit Merdeka.com


https://m.merdeka.com/uang/sejarah-freeport-indonesia-hingga-jadi-rebutan-negara-maju.html