Tampilkan postingan dengan label MESIR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MESIR. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 Januari 2019

Presiden Macron Sebut Perlindungan HAM Mesir Era Sisi Memburuk


Presiden Prancis, Emmanuel Macron (kanan), dan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. DW
Presiden Prancis, Emmanuel Macron (kanan), dan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. DW

CBKairo – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan perlindungan Hak Asasi Manusia di Mesir pada saat ini dianggap lebih buruk daripada era orang kuat Presiden Hosni Mubarak, yang jatuh akibat protes massa pada 2011.

 
Komentar Macron ini, yang datang untuk kunjungan tiga hari di Mesir, menunjukkan sikap mengeras Prancis terhadap Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, mengenai kebebasan hak-hak sipil. Aktivis HAM mengatakan perlindungan hak-hak sipil menurun di Mesir pada masa kepemimpinan Presiden al-Sisi.
“Saya pikir kebijakan saat ini dipandang oleh para tokoh intelektual dan kelompok masyarakat sipil Mesir sebagai lebih keras dibandingkan pada era rezim Mubarak,” kata Macron kepada media saat tiba di Mesir pada Ahad, 27 Januari 2019 seperti dilansir Reuters.

 
Mubarak, yang merupakan bekas komandan Angkatan Udara, dipenjara karena berkonspirasi untuk membunuh para pengunjuk rasa yang mengakhiri kekuasaannya selama tiga dekade. Tapi pengadilan banding Mesir membebaskan Mubarak pada 2017.
“Saya tidak bisa melibat bagaimana Anda bisa berpura-pura untuk menjamin stabilitas jangka panjang di negara ini, yang menjadi jantung Arab Spring dan menunjukkan kebebasan, dan Anda berpikir bisa terus bersikap keras melewati batas yang bisa diterima atau dibenarkan untuk alasan keamanan,” kata Macron.

 
Menurut Macron,”Ini menjadi paradoks dan melukai Mesir sendiri.”
Sejumlah lembaga swadaya masyarakat mendesak Macron agar bersikap tegas kepada Presiden Mesir, al Sisi, mengenai isu perlindungan HAM ini. Sisi terpilih untuk periode kedua pada April 2019.
Macron mengatakan dia akan bersikap lebih terbuka dalam kunjungan kenegaraan tiga hari ini, yang dimulai pada Senin, 28 Januari 2019. Dia juga akan mengangkat kasus-kasus tertentu dalam pertemuan tertutup.
Soal sikap kerasnya ini, Sisi membantahnya dalam wawancara dengan CBS “60 Minutes”. Sisi kemudian mencoba membatalkan penayangan wawancara itu lewat salah satu menteri yang menelpon CBS. Tayangan wawancara itu tetap dilakukan CBS.


 
Dalam wawancara dengan CBS, Sisi membantah ada 60 ribu warga Mesir yang menjadi tahanan politik di sejumlah penjara negara itu.
Saat berkunjung ke Paris pada Oktober 2017, Sisi sempat menerima nama sejumlah aktivis Mesir yang diminta Macron agar dibebaskan dari penjara. Namun, Macron mengatakan pada Ahad kemarin, bahwa hanya dua orang yang sudah dibebaskan. “Ini tidak memuaskan,” kata dia.





Credit  tempo.co



Rabu, 09 Januari 2019

Mesir Dilaporkan Tutup Perbatasan dengan Gaza


Mesir Dilaporkan Tutup Perbatasan dengan Gaza
Mesir dilaporkan telah menutup perbatasan Rafah dan membatasi warga Palestina untuk memasuki negara itu dari Gaza. Foto/Istimewa

KAIRO - Mesir dilaporkan telah menutup perbatasan Rafah dan membatasi warga Palestina untuk memasuki negara itu dari Gaza. Hal ini dilakukan Kairo setelah personil Otoritas Palestina (PA) menarik diri dari perbatasan Rafah dan para perwira Hamas mengambil tempat mereka.

Pertikaian mengenai perbatasan itu berakar dari keretakan antara PA yang didukung Barat dan Hamas yang mengambil alih Gaza lebih dari satu dekade lalu dalam perang saudara singkat. Kelompok-kelompok HAM mengatakan Rafah telah menjadi satu-satunya titik keluar dari Gaza bagi warga Gaza.


Petugas PA dikerahkan ke pos perbatasan antara Gaza dengan Israel dan Mesir pada tahun 2017, sebuah langkah yang sebagian besar membuka Rafah untuk lalu lintas dua arah, tidak lama setelah Mesir sukses menengahi pembicaraan antara Hamas dan Fatah.

Pada hari Minggu, PA mengumumkan pengunduran dirinya dari Rafah, menuduh Hamas merusak operasi mereka disana dan menahan beberapa pekerjanya.

Salah seorang warga Gaza, Hani Abu Sharekh, yang istrinya saat ini dirawat di Kairo, mengatakan bahwa dia berharap Mesir akan segera membuka kembali perbatasan itu dan membolehkan warga Palestina di Gaza untuk menyebrang denga bebas.



"Tidak ada alternatif untuk menyeberang Rafah, itu adalah satu-satunya jendela bagi sebagian besar orang kami untuk melakukan perjalanan dan mencari perawatan dan pendidikan," Abu Sharekh, seperti dilansir Reuters pada Selasa (8/1).

Sementara itu, Hamas mengatakan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang mengepalai PA dan telah memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi terhadap Gaza untuk menekan kelompok itu, sedang menghancurkan prospek persatuan di tubuh Palestina dengan sejumlah kebijakakan yang dia ambil. 




Credit  sindonews.com





Minggu, 06 Januari 2019

Politisi Mesir Tolak Revisi UUD Langgengkan Jabatan el-Sisi

Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi.

CB, ISTANBUL— Ratusan politikus dan tokoh masyarakat di Mesir telah menyuarakan penentangan mereka terhadap setiap perubahan undang-undang dasar negara mereka.

Seruan telah tersebar baru-baru ini di Mesir bagi perubahan undang-undang dasar dengan pandangan untuk memperpanjang masa jabatan Presiden Abdel-Fattah As-Sisi.

"Seruan ini memiliki tujuan tunggal, yaitu memperpanjang masa jabatan presiden saat ini, meskipun ada pasal yang melarang perubahan apa pun," demikian antara lain isi pernyataan yang ditandatangani 170 politikus dan tokoh masyarakat.

"Undang-undang dasar adalah kontrak antara penguasa dan rakyat, dan itu telah dirancang untuk diubah menjadi hukum yang menjamin keamanan, kestabilan, serta perkembangan untuk melayani masyarakat," tambah pernyataan tersebut.

Para politikus dan tokoh masyarakat itu berikrar akan menggunakan segala cara perlawanan damai untuk menolak setiap kerusakan baru pada undang-undang dasar.

Seperti dilansir Kantor Berita Anadolu, Ahad (6/1), para penandatangan petisi tersebut meliputi mantan calon presiden Hamdeen Sabahi dan pegiat hak asasi Gamal Eid. 

Undang-undang dasar Mesir menetapkan masa jabatan presiden hanya empat tahun, dan presiden hanya bisa dipilih kembali satu kali.

El-Sisi, mantan kepala staf Angkatan Darat, dipilih sebagai presiden pada pertengahan 2014, setelah ia memimpin kudeta militer terhadap pendahulunya, Mohammed Morsi, -pertamayang dipilih secara demokratis setahun sebelumnya.

El-Sisi dipilih kembali untuk masa jabatan kedua pada Juni 2018. Masa jabatannya akan berakhir pada 2022.

 

 
Credit REPUBLIKA.CO.ID
 

 https://m.republika.co.id/berita/internasional/afrika/19/01/06/pkwmi7320-politisi-mesir-tolak-revisi-uud-langgengkan-jabatan-elsisi

 

Sabtu, 05 Januari 2019

Abbas dan Sisi Gelar Pertemuan Bahas Isu Palestina

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan koleganya Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi


CB, KAIRO -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi di Kairo. Isu Palestina menjadi fokus dalam pembahasan mereka. 

Duta Besar Palestina untuk Mesir Diab Allouh mengatakan, pertemuan antara Abbas dan Sisi dijadwalkan digelar Jumat (4/1). Mereka akan mendiskusikan perkembangan terbaru dalam kasus Palestina dan isu-isu yang menjadi perhatian bersama. 

Menurut Allouh, pertemuan Abbas dan Sisi menegaskan kerja sama yang mengakar antara kedua pemimpin dalam semua perkembangan politik. Dikutip laman Asharq Al-Awsat, beberapa sumber di Ramallah mengatakan pertemuan Abbas dan Sisi diharapkan bisa mengatasi kegagalan rekonsiliasi antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Fatah di satu sisi serta dengan kelompok Hamas di sisi lain. 

Sebab rekonsiliasi semakin mendesak mengingat banyaknya permasalahan yang muncul akibat perselisihan di antara faksi-faksi Palestina. Kasus terbaru adalah penolakan Otoritas Palestina atas keputusan Kementerian Ekonomi Nasional di Gaza yang mengenakan kembali biaya atas barang-barang impor dan bahan baku yang melintasi persimpangan Karem Shalom. 

Pemerintah Palestina meminta para pedagang dan importir tidak mematuhi keputusan tersebut. Sebab menurut mereka hal itu ilegal. Pemerintah Palestina juga menilai hal itu mencerminkan tekad Hamas untuk memperlebar dan memperdalam perselisihan di internal Palestina. Selain membahas isu-isu itu, dalam kunjungannya ke Kairo, Abbas akan berpartisipasi dalam acara peresmian Masjid Al-Fattah Al-Alim dan Gereja Katedral Kelahiran Kristus. 


Credit REPUBLIKA.CO.ID



https://m.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/19/01/05/pkt7lk382-abbas-dan-sisi-gelar-pertemuan-bahas-isu-palestina



Minggu, 30 Desember 2018

Tentara Mesir Tewaskan 40 Anggota Kelompok Militan


Ilustrasi (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)

Jakarta, CB -- Pasukan keamanan Mesir telah membunuh 40 anggota kelompok militan yang menjadi tersangka tiga insiden terpisah di Sinai Utara dan Giza, seperti disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Mesir, Sabtu (29/12). Hal ini dilakukan sehari setelah terjadinya pengeboman mematikan sebuah bus turis Vietnam di Giza dan menewaskan empat orang. 

Kementerian tidak mengatakan apakah tersangka militan terkait dengan serangan Jumat kemarin. Pemerintah hanya menyebut bahwa pasukannya menewaskan 30 orang dalam penggerebekan di tempat persembunyian para militan di Giza. Penggerebekan dilakukan karena "elemen teroris" sedang merencanakan serangkaian serangan yang menargetkan institusi negara dan industri pariwisata.

Di tempat terpisah, pasukan keamanan lain juga menewaskan 10 tersangka militan di Sinai Utara, di mana negara itu memerangi pemberontakan yang dipimpin oleh Negara Islam.

Kantor berita pemerintah MENA mengatakan bahwa para tersangka tewas dalam baku tembak. Kementerian tidak memberikan rincian tentang identitas tersangka atau apakah ada korban atau cedera dari pihak pasukan keamanan. Pernyataan itu mengatakan ketiga serangan itu terjadi secara bersamaan.

Kementerian menerbitkan foto-foto tubuh berlumuran darah dengan wajah mereka disembunyikan dan senapan serbu dan senapan tergeletak di lantai di samping mereka.

Sebelumnya, tiga turis Vietnam dan seorang pemandu Mesir terbunuh dan sedikitnya 10 lainnya terluka ketika ledakan bom pinggir jalan menabrak bus wisata mereka pada hari Jumat kurang dari 4 km (2,5 mil) dari piramida Giza Mesir yang terkenal di dunia.

Militer dan polisi Mesir melancarkan kampanye besar-besaran terhadap kelompok-kelompok militan pada bulan Februari, menargetkan Semenanjung Sinai serta daerah selatan dan perbatasan dengan Libya.

Pemerintah mengatakan memerangi militan Islam adalah prioritas karena berupaya mengembalikan stabilitas setelah tahun-tahun kekacauan yang terjadi setelah protes "Musim Semi Arab" tahun 2011.

Credit CNN Indonesia




https://m.cnnindonesia.com/internasional/20181229193858-120-357291/tentara-mesir-tewaskan-40-anggota-kelompok-militan



Sabtu, 29 Desember 2018

Bom Meledak Dekat Piramida Giza Mesir, 3 Turis Vietnam Tewas

Bom rakitan meledak di dekat piramida Giza, Mesir, dan menghantam sebuah bus wisata menewaskan tiga turis Vietnam dan seorang pemandu wisata. Foto/Istimewa

KAIRO - Tiga turis Vietnam dan seorang pemandu asal Mesir tewas dan sedikitnya 10 lainnya terluka ketika ledakan bom pinggir jalan menghantam bus wisata pada Jumat (28/12/2018). Insiden itu terjadi kurang dari 4 kilometer dari piramida Giza Mesir yang terkenal di dunia.

Setidaknya sembilan turis Vietnam terluka, demikian juga pengemudi Mesir itu, menurut pernyataan resmi.

Seorang saksi Lan Le (41) mengatakan para turis sedang menuju ke pertunjukan musik dan cahaya di piramida, yang telah mereka kunjungi sebelumnya pada hari itu. Le kebetulan juga naik bus yang nahas itu tetapi tidak terluka.

“Kami pergi ke pertunjukan musik dan cahaya dan kemudian tiba-tiba kami mendengar bom. Itu mengerikan, orang-orang menjerit,” katanya seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (29/12/2018).

"Aku tidak ingat apa pun setelahnya," imbuh Le yang berbicara di rumah sakit Al Haram, di mana korban luka dibawa untuk mendapatkan perawatan. 

Kementerian dalam negeri Mesir mengatakan bus itu hantam oleh ledakan dari bom rakitan yang disembunyikan di dekat dinding sekitar pukul 18.15 waktu setempat.

Sekitar dua jam kemudian kendaraan itu berada di belakang penjagaan polisi dengan salah satu sisinya rusak parah dan jendela-jendela pecah.

Lusinan polisi, militer, dan petugas pemadam kebakaran berada di lokasi itu, di sebuah jalan sempit di dekat jalan lingkar, tempat lalu lintas bergerak normal.

Tak lama kemudian, para pekerja membawa sebuah truk pick-up untuk menarik bus pergi.

Seorang penyelidik di tempat kejadian mengatakan alat itu kemungkinan ditanam di dekat dinding.

Kementerian dalam negeri mengkonfirmasi kematian dua turis, dan kantor kejaksaan negara bagian kemudian mengatakan turis ketiga telah meninggal. Total ada 14 turis Vietnam tengah bepergian dengan bus, katanya.


Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly mengatakan kepada TV lokal dari rumah sakit al Haram bahwa pemandu wisata itu meninggal karena luka-lukanya.

"Bus menyimpang dari rute yang diamankan oleh pasukan keamanan," kata Madbouly kepada saluran Extra News, sebuah pernyataan juga dibuat oleh pemilik perusahaan yang mengatur tur bus.

"Kami telah melakukan kontak dengan kedutaan Vietnam untuk mengetahui dampak dari insiden tersebut, dan yang penting sekarang adalah merawat yang terluka," kata perdana menteri.

Sopir bus itu kemudian memberi tahu media setempat bahwa dia tidak menyimpang dari rute.

Serangan bom itu adalah yang pertama terhadap wisatawan asing di Mesir selama lebih dari setahun dan terjadi ketika sektor pariwisata, sumber penting pendapatan mata uang asing, pulih dari penurunan tajam dalam jumlah pengunjung sejak pemberontakan 2011.


Hingga saat ini tidak kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Kelompok ekstrimis Islam, termasuk gerilyawan yang memiliki hubungan dengan Negara Islam, sangat aktif di Mesir dan telah menargetkan pengunjung asing di masa lalu.

Tentara dan polisi Mesir melancarkan kampanye besar-besaran terhadap kelompok-kelompok militan pada bulan Februari, menargetkan Semenanjung Sinai serta daerah selatan dan perbatasan dengan Libya.

Pemerintah mengatakan memerangi militan Islam adalah prioritas karena berupaya mengembalikan stabilitas setelah tahun-tahun kekacauan yang terjadi setelah protes "Arab Spring" tahun 2011.


Peristiwa-peristiwa itu dan pemboman sebuah pesawat Rusia tak lama setelah lepas landas dari Sharm el Sheikh pada 2015 menyebabkan jumlah wisatawan anjlok.

Serangan mematikan terakhir terhadap wisatawan asing di Mesir adalah pada bulan Juli 2017, ketika dua orang Jerman ditikam hingga mati di resor Laut Merah Hurghada.





Credit Sindonews.com




https://international.sindonews.com/read/1366529/44/bom-meledak-dekat-piramida-giza-mesir-3-turis-vietnam-tewas-1546043660




Kamis, 27 Desember 2018

Dua Mantan Presiden Mesir Bertemu dalam Persidangan Sama


Mantan presiden Mesir Husni Mubarak.
Mantan presiden Mesir Husni Mubarak.
Foto: Reuters
Keduanya bertemu dalam sidang terkiat Mursi dan pemimpin Ikhwanul Muslimin



CB, KAIRO— Dua mantan presiden Mesir muncul di persidangan yang sama. Pada Rabu (26/12) Husni Mubarak menjadi saksi dalam persidangan Mohammed Morsi.


Mubarak yang sudah 90 tahun datang ke persidangan tersebut memakai tongkat. Mubarak seorang diktaktor Mesir yang berkuasa selama tiga dekade sampai akhirnya di gulingkan pada 2011.

Sementara Mursi presiden Mesir pertama yang dipilih secara demokratis pada tahun berikutnya. Kekuasaannya dicopot oleh militer Mesir pada 2013 setelah unjuk rasa besar-besaran menentang pemerintahannya yang memecah belah rakyat Mesir.


Mantan presiden yang kini mendekam di penjara tersebut menghadapi beberapa dakwaan.


Keduanya muncul dalam persidangan yang menyangkut hukuman penjara untuk Mursi dan pemimpin Ikhwanul Muslimin lainnya selama pemberontakan mereka pada 2011.


Mubarak menolak menjawab sebagian besar pertanyaan yang diajukan di persidangan.


Mubarak mengatakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu diharus mendapatkan izin dari Presiden Mesir saat ini Abdel-Fattah el-Sissi dan militer. 





Credit  republika.co.id



Senin, 17 Desember 2018

Arkeolog Mesir Temukan Makam Pendeta Agung Berusia 4.400 Tahun


Penemuan makam Kerajaan Kuno dari otoritas barang antik Mesir terlihat di Giza, situs dari tiga piramida kuno di pinggiran Kairo, Mesir.(REUTERS)
Penemuan makam Kerajaan Kuno dari otoritas barang antik Mesir terlihat di Giza, situs dari tiga piramida kuno di pinggiran Kairo, Mesir.(REUTERS)

CB, Jakarta - Para arkeolog Mesir telah menemukan makam seorang pendeta yang dihiasi dengan hieroglif dan patung-patung yang berusia lebih dari 4.400 tahun di kompleks piramida.
Makam pribadi milik Wahtye, seorang pendeta agung yang mengabdi selama pemerintahan dinasti kelima Raja Neferirkare, digali dari sebuah pemakaman kuno Saqqara, di selatan ibukota Kairo, menurut laporan dari Daily Mail, 16 Desember 2018.


Makamnya yang berwarna cerah dihiasi dengan lukisan yang menunjukkan imam kerajaan bersama ibu, istri dan anggota keluarganya, kata kementerian barang antik Mesir.
Makam juga berisi lebih dari selusin ceruk dan 24 patung-patung warna-warni dari pendeta besar dan anggota keluarganya.
Makam ini berasal dari pemerintahan Neferirkare Kakai, raja ketiga dari Dinasti Kelima Kerajaan Kuno.


Panjang makam sepuluh meter dan lebar tiga meter tepat di bawah tembok tinggi yang dihiasi dengan hieroglif dan patung-patung Firaun.
Makam itu tidak tersentuh dan tidak dijaga, kata Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Peninggalan Antik Mesir.
Dia menyebut penemuan ini adalah langka dan terjadi dalam sepuluh tahun terakhir. Menurutnya makam itu unik karena jenis patung dan kondisi yang nyaris sempurna.
Para arkeolog memindahkan lapisan terakhir puing dari makam pada Kamis dan menemukan lima lubang di dalamnya.

Pemandu dari Kementerian Barang Antik memeriksa penemuan dari otoritas barang antik Mesir di Giza, situs dari tiga piramida kuno di pinggiran Kairo, Mesir. (REUTERS)
Makam tersebut baru sebagian saja ditemukan dan para pejabat mengharapkan lebih banyak penemuan ketika para arkeolog menggali situs itu lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang awal tahun depan.
Salah satu porosnya terbuka tanpa ada apa-apa di dalamnya, tetapi empat lainnya disegel. Waziri berharap satu poros secara khusus akan mengungkapkan lebih banyak rahasia.
"Saya dapat membayangkan bahwa semua benda dapat ditemukan di daerah ini. Poros ini harus mengarah ke peti mati atau sarkopagus pemilik makam," kata Waziri."Warnanya hampir utuh meskipun makam itu hampir 4.400 tahun."

Pada bulan November para pejabat arkeologi mengumumkan penemuan tujuh sarkofagus di Saqqara, beberapa di antaranya berusia 6.000 tahun, selama penggalian dimulai pada April oleh misi arkeologi yang sama.
Tiga dari makam-makam itu berisi mumi kucing dan scarab, permata Mesir kuno yang dipotong dalam bentuk kumbang.
Nekropolis Saqqara di selatan Kairo adalah rumah bagi piramida Djoser yang terkenal, lebih dari 4.600 tahun konstruksi yang mendominasi situs tersebut dan merupakan monumen batu pertama di Mesir.




Penampakan makam imam besar bernama Wahtye yang diyakini hidup pada masa Raja Neferirkare Kakai, di pemakaman kuno Saqqara di Giza, Mesir, 15 Desember 2018.[REUTERS]
Makam yang dibangun oleh arsitek utama Imhotep untuk Pharoah Djoser, berdiri setinggi 62 meter dan dianggap sebagai bangunan tertua di dunia yang dibangun seluruhnya dari batu.
Menteri Kepurbakalaan Khaled el Enany mengatakan penemuan itu adalah penemuan terakhir tahun 2018 dan penemuan ini termasuk baru karena merupakan makam pribadi.

Dinasti Kelima memerintah Mesir dari sekitar 2.500 SM hingga 2,350 SM, tidak lama setelah piramida besar Giza dibangun.
Saqqara adalah nekropolis (pemakaman kuno) untuk Memphis, ibu kota Mesir kuno selama lebih dari dua milenia.
Bangsa Mesir Kuno memumikan manusia untuk mengawetkan tubuh mereka untuk kehidupan setelah kematian, sementara mumi-mumi hewan digunakan sebagai persembahan religius. Sepanjang tahun 2018, arkeolog Mesir telah mengungkapkan lebih dari penemuan kuno.




Credit  tempo.co




Rabu, 12 Desember 2018

Takut Tertular Demo Prancis, Mesir Larang Penjualan Rompi Kuning

       
Seorang demonstran yang mengenakan rompi kuning bentrok dengan polisi selama unjuk rasa kenaikan harga BBM di Paris, Prancis, 1 Desember 2018.[REUTERS]
Seorang demonstran yang mengenakan rompi kuning bentrok dengan polisi selama unjuk rasa kenaikan harga BBM di Paris, Prancis, 1 Desember 2018.[REUTERS]

CB, Jakarta - Pemerintah Mesir melarang penjualan rompi kuning karena khawatir terkena imbas demonstrasi besar-besaran di Prancis.
Pemerintah Mesir khawatir oposisi kemungkinan bisa meniru pendemo Prancis yang mengenakan rompi kuning atau gilets jaunes sebagai simbol demonstrasi ketika peringatan demonstrasi penggulingan Hosni Mubarak pada 2011 silam, seperti dilaporkan dari Foxnews, 11 Desember 2018.

Selama dua tahun terakhir, pemerintah Mesir mencegah upaya apapun untuk memperingati demonstrasi 2011 yang dimulai pada 25 Januari.
Presiden el Sissi sering memperingatkan akan menjamin stabilitas Mesir agar tidak terjatuh seperti Suriah, Yaman dan Libya.

Billboard kampanye Presiden Abdel-Fattah el-Sissi untuk pemilihan presiden di Kairo, Mesir, 19 Maret 2018. AP
Sejak el-Sissi menjadi presiden pada 2014, tidak ada protes yang signifikan. Namun pemerintah melakukan tindakan preventif dengan menahan sejumlah aktivis atau pengkritik pemerintah.

Otoritas mulai mengimbau distributor alat keamanan untuk tidak menjual rompi kuning kepada individu dan mulai membatasi penjualan rompi kuning untuk perusahaan yang diverifikasi, setelah mendapat izin dari pihak kepolisian.
Pihak yang melanggar imbauan akan dikenakan sanksi, namun pejabat tidak menyebut rincian sanksi.

Ratusan rakyat Mesir memprotes putusan bebas pengadilan atas mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak dengan tuduhan menghasut pembunuhan demonstran pada 2011, di Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir, 30 November 2014. Demonstran yang berjumlah sekitar 800 orang memprotes keras putusan pengadilan karena dianggap tidak ada keadilan, atas protes tersebut satu demonstran tewas tertembak dan lainnya terluka. Ahmed el-Hussini/Getty Images
Enam distributor rompi kuning di Kairo di mana toko alat keselamatan industri dijual, mengaku mereka tidak lagi menjual rompi kuning. Dua ritel menolak menjual rompi kuning tanpa memberikan penjelasan, namun empat ritel lain mengatakan mereka berhenti menjual setelah diimbau polisi.

"Mereka (pemerintah) sepertinya tidak mau orang-orang Mesir mengikuti pendemo Prancis," kata salah satu ritel."Polisi ke sini dan menyuruh kami tidak menjual rompi kuning, ketika ditanya kenapa, polisi hanya menjawab mengikuti perintah atasan."
Pejabat keamanan mengatakan larangan rompi kuning akan tetap berlaku hingga akhir Januari. Otoritas Mesir juga telah bertemu importir dan pemasok rompi kuning bersama dengan pejabat kepolisian untuk menyampaikan peraturan ini.




Credit  tempo.co





Jumat, 07 Desember 2018

Mesir: Hubungan dengan Qatar Belum Memungkinkan



Qatar
Qatar
Foto: AP
Qatar dinilai masih merongrong kerja sama dengan Arab.



CB, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shourky menilai belum ada hal yang memungkinkan untuk memulihkan hubungan negara-negara Teluk dengan Qatar. Sebab menurutnya Qatar belum mengubah kebijakan regional dan nasionalnya.
"Tidak ada perubahan dalam kebijakan nasionalnya (Qatar)," ujar Shourky, dikutip laman Asharq Al-Awsat pada Kamis (6/12).

Ia mengatakan, Qatar masih mengadopsi strategi permusuhan terhadap negara-negara Teluk. Perilaku regional Qatar terus merongrong kerja sama Arab. Hal itu memaksa Mesir dan negara Arab lainnya membentuk aliansi guna menghalangi kebijakan Doha.

Kendati demikian, ia menegaskan, Mesir dan negara Arab lainnya yang telah memutuskan hubungan dengan Qatar masih terbuka untuk berdialog.  Hal itu dapat dilakukan bila Qatar dengan tulus mengubah kebijakannya, menghentikan intervensinya terhadap urusan internal negara-negara lain, dan memprokosikan negara-negara terkait di medianya.



Sejak Juni tahun lalu, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan dengan Qatar. Keempat negara juga memberlakukan embargo melalui darat dan laut. Tindakan tersebut dilakukan karena Saudi dan koalisinya menuding Qatar memberi dukungan pada kelompok teroris di kawasan.

Keempat negara tadi kemudian mengajukan 13 tuntutan kepada Qatar. Tuntutan itu harus dipenuhi bila Qatar ingin terbebas dari blokade dan embargo. Namun Qatar telah menyatakan, poin-poin dalam tuntutan tersebut tidak realistis dan mustahil diwujudkan.

Adapun tuntutan itu antara lain meminta Qatar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menghentikan pendanaan terhadap kelompok teroris, dan menutup media penyiaran Aljazirah.



Credit  republika.co.id

Kamis, 06 Desember 2018

Hamas Terima Usulan Mesir Soal Rekonsiliasi dengan Fatah


Hamas-Fatah
Hamas-Fatah
Tawaran Mesir dinilai memasukkan semua tuntutan dari faksi nasional.



CB, GAZA CITY -- Hamas menerima tawaran yang diajukan Mesir untuk menuju rekonsiliasi dengan Fatah.  Rekonsiliasi penting untuk persatuan pemerintahan Palestina.
"Mesir telah menyampaikan usulan yang jelas untuk mengakhiri perselisihan dan mengatur kembali penataan  Palestina," ujar seorang anggota biro politik Hamas, Khalil al-Hayya,  pada sebuah acara yang diadakan di Gaza.

Seperti dilansir Anadolu, Ràbu (5/12), Hayya mengatakan tawaran Mesir itu  memasukkan semua tuntutan dari faksi nasional. "Dan kami telah menerimanya meskipun kami keberatan," katanya.

Anggota Hamas meminta kelompok Fatah untuk menerima tawaran Mesir agar menuju rekonsiliasi dan persatuan Palestina. Ini diperlukan  untuk menghadapi tantangan yang dihadapi Palestina di masa akan datang.

Dia juga menggarisbawahi perlunya mencapai kemitraan nyata untuk membangun kembali lembaga-lembaga nasional Palestina, seperti payung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Bulan lalu, delegasi  Hamas dan Fatah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Mesir di Kairo untuk mengakhiri perselisihan.



Pembicaraan ini adalah satu dari sekian banyak putaran pembicaraan antara Hamas dan Fatah sejak dimulainya pembagian Palestina pada 2007. Tetapi pembicaraan itu belum membuahkan hasil.



Dalam perkembangan terpisah, sebuah delegasi parlemen dari kelompok  Hamas  mengunjungi Lebanon pada Rabu (5/12), sebagai bagian dari tur luar negeri.
"Kunjungan itu  bertujuan untuk memobilisasi kekuatan bangsa dan dunia  untuk melanjutkan dukungan mereka terhadap rakyat Palestina  dalam menghadapi pendudukan Israel yang didukung oleh pemerintah AS," kata pernyataan itu.

Menurut pernyataan itu, delegasi Hamas akan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Lebanon dan blok-blok parlemen serta mengunjungi kamp-kamp pengungsi Palestina di negara itu.



Credit  republika.co.id




Senin, 03 Desember 2018

Mesir dan Prancis Gelar Latihan Gabungan di Laut Merah



Mesir dan Prancis Gelar Latihan Gabungan di Laut Merah
Militer Mesir menuturkan, Mesir dan Prancis telah memulai latihan militer bersama yang berlangsung di Laut Merah. Foto/Istimewa


KAIRO - Militer Mesir menuturkan, Mesir dan Prancis telah memulai latihan militer bersama yang berlangsung di Laut Merah. Latihan militer gabungan ini melibatkan Angkatan Laut kedua negara.

Dalam sebuah pernyataan, militer Mesir mengatakan, pasukan Angkatan Laut dari kedua negara melakukan latihan Laut Merah, yang melibatkan kapal perang Prancis dan sejumlah kapal Angkatan Laut Mesir.

"Latihan militer bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur kedua negara untuk menghadapi ancaman di laut, termasuk perlindungan pengiriman penting dan kontra-terorisme," kata pernyataan itu, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (2/12).

Laut Merah sendiri adalah rute strategis untuk pengiriman minyak Teluk ke Eropa dan Amerika Serikat (AS) melalui Terusan Suez.

Bulan lalu, tentara Mesir melakukan latihan angkatan laut bersama dengan pasukan militer Prancis di Laut Mediterania utara. Pada bulan Februari dan Maret, kedua negara melakukan tiga latihan gabungan terpisah di Laut Merah dan Laut Tengah.

Sejak Presiden Abdel-Fattah al-Sisi mengambil alih kekuasaan pada bulan Juni 2014, Kairo dan Paris telah menandatangani berbagai kesepakatan senjata, membuat Prancis, bersama AS dan Rusia, salah satu sumber utama senjata di Mesir. 




Credit  sindonews.com



Rabu, 28 November 2018

AS Sepakat Jual 10 Helikopter Apache ke Mesir Senilai Rp14,5 Triliun


AS Sepakat Jual 10 Helikopter Apache ke Mesir Senilai Rp14,5 Triliun
AS setuju jual 10 helikopter tempur Apache AH-64E ke Mesir. Foto/Istimewa

WASHINGTON - Amerika Serikat setuju untuk menjual 10 helikopter tempur Apache AH-64E bersama peralatan terkait ke Mesir. Penjualan itu adalah bagian dari dua perjanjian penjualan senjata antara kedua negara.

Menurut pernyataan dari Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA), yang mengelola penjualan peralatan militer ke pihak asing, AS menjual 10 helikopter Apache tersebut dengan nilai sekitar Rp14,5 triliun.

"Mesir bermaksud untuk menggunakan helikopter serang untuk memperluas armada yang ada untuk mengatasi kepentingan AS-Mesir dalam melawan kegiatan teroris yang berasal dari Semenanjung Sinai yang merusak stabilitas regional," bunyi pernyataan tersebut.

"Penjualan itu akan berkontribusi pada tujuan militer Mesir untuk memperbarui kemampuannya sementara lebih meningkatkan interoperabilitas lebih besar antara Mesir, AS, dan sekutu lainnya," pernyataan itu menambahkan seperti dikutip dari The Hill, Rabu (28/11/2018).

Penjualan kedua, dengan nilia sekitar Rp2,9 triliun, adalah untuk 60.500 amunisi tank dan peralatan terkait untuk armada tank M1A1, yang akan digunakan untuk pelatihan dan dalam pertempuran, DSCA mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah.

"Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan kemampuan Mesir untuk memenuhi ancaman saat ini dan masa depan dan memberikan keamanan yang lebih besar untuk infrastruktur kritisnya, serta berkontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan negara yang ramah, yang terus menjadi mitra strategis yang penting di Timur Tengah,” kata DCSA dalam pernyataannya.

Sebagai catatan, kata DCSA, Mesir akan menggunakan sebagian dari amunisi itu untuk mendukung operasi melawan militan yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Sinai, semenanjung gurun antara Laut Merah dan Laut Mediterania yang berbatasan dengan Israel. 



Credit  sindonews.com





Mesir Blacklist 161 Anggota Ikhwanul Muslimin sebagai Teroris


Mesir Blacklist 161 Anggota Ikhwanul Muslimin sebagai Teroris
Pengadilan Mesir menetapkan 161 anggota Ikhwanul Muslimin yang terlarang masuk dalam daftar hitam sebagai teroris. Foto/Istimewa

KAIRO - Sebuah pengadilan di Mesir menetapkan 161 anggota Ikhwanul Muslimin yang terlarang masuk dalam daftar hitam sebagai teroris. Para tersangka termasuk 20 wanita, empat di antaranya terkait dengan pengusaha terkemuka Hassan Malek.Hukuman tersebut awalnya dikeluarkan pada tahun 2014 dan banding terhadapnya telah diajukan. Namun pengadilan banding menolak pengajuan tersebut pada Senin kemarin dan membenarkan daftar hitam terhadap orang-orang tersebut seperti dikutip dari Asharq Al-Awsat, Selasa (27/11/2018).

Dengan adanya keputusan tersebut, aset milik para terdakwa akan dibebukan dan mereka dilarang bepergian.

Secara terpisah, pengadilan menguatkan putusan atas hukuman terhadap 77 tersangka atas keterlibatan mereka dalam penyerbuan Universitas Zagazig.

Mereka awalnya dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara karena menghasut aksi kekerasan, anggota kelompok teroris dan membunuh demonstran selama 2013 pendudukan Rabaa yang diadakan untuk mendukung mantan Presiden Mohammed Morsi, dari Ikhwanul Muslimin. 




Credit  sindonews.com


Selasa, 27 November 2018

Di Tengah Kasus Khashoggi, Pangeran MBS Kunjungi Mesir


Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Foto: AP/Cliff Owen
Saudi dan Mesir merupakan negara yang melarang gerakan Ikhwanul Muslimin.



CB, KAIRO -- Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) tiba di Mesir pada Senin (26/11). Ini merupakan putaran ketiga perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak pembunuhan jurnalis Saudi  Jamal Khashoggi di Turki bulan lalu.

Presiden Abdul Fattah al-Sisi menyambut MBS di bandara di Kairo. MBS tiba dari Bahrain setelah kunjungan ke Uni Emirat Arab.

Pembunuhan Khashoggi yang merupakan kolumnis Washington Post di konsulat Saudi di Istanbul enam pekan lalu telah menekan hubungan Arab Saudi dengan Barat. Ini juga merusak citra MBS di luar negeri.

Seperti dilansir the Washington Post, Badan Intelijen AS (CIA) menyebut MBS memberi perintah pembuhan tersebut. Namun Arab Saudi mengatakan MBS tidak mengetahui rencana keji itu.



Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pembunuhan itu diperintahkan oleh pimpinan tertinggi Saudi. Tuduhan Erdogan semakin menyudutkan putra mahkota berusia 33 tahun itu.


Adapun Mesir dan Arab Saudi telah memperkuat hubungan sejak Sisi mengambil alih kekuasaan pada  2013. Kedua negara sepakat untuk menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

MBS, penguasa de facto Arab Saudi, dan Sisi diharapkan  membahas hubungan biltarel dan meningkatkan kerjasama di berbagai bidang. "Selain itu juga membahas isu-isu politik yang menjadi kepentingan bersama," kata kantor berita negara Mesir MENA.

Dalam kunjungan itu, MBS didampingi oleh beberapa pejabat tinggi Saudi, termasuk menteri luar negeri, menteri perdagangan dan dalam negeri serta kepala intelijen umum.

MBS diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Tunisia setelah kunjungan  ke Mesir. Ia juga dijadwalkan melakukan pertemuan G20 di Buenos Aires pada akhir bulan yang akan dihadiri oleh para pemimpin dari Amerika Serikat (AS), Turki dan negara-negara Eropa.

Puluhan aktivis HAM dan jurnalis Tunisia melakukan aksi protes  di ibukota Tunis pada  Senin. Mereka menentang rencana kunjungan MBS karena pembunuhan Khashoggi.




Credit  republika.co.id




Senin, 26 November 2018

Mesir Temukan Mumi Wanita Berusia 3.000 Tahun


Mumi
Mumi
Foto: Live Science
Mumi tersebut diawetkan dengan baik di dalam sarkofagus yang belum pernah dibuka




CB, LUXOR - Sebuah mumi wanita telah ditemukan di Kota Luxor, Mesir selatan, pada Sabtu (24/11). Mumi tersebut diawetkan dengan baik di dalam sarkofagus yang belum pernah dibuka sejak lebih dari 3.000 tahun lalu.

Sarkofagus itu adalah salah satu dari dua sarkofagus yang ditemukan di awal bulan ini. Misi penemuan dipimpin oleh peneliti Prancis di nekropolis Al-Assasif di tepi barat Sungai Nil.

Sarkofagus pertama telah dibuka sebelumnya dan diperiksa oleh para peneliti. Namun, sarkofagus kedua ini langsung dibuka di hadapan media internasional.

Kementerian Barang Antik Mesir mengatakan, salah satu dari mumi itu adalah wanita bernama Thuya. Menurut juru bicara kementerian, Nevine Aref, para peneliti masih terus mengidentifikasi secara pasti nama mumi lainnya.

"Satu sarkofagus bergaya rishi, yang berasal dari dinasti ke-17, sementara sarkofagus lainnya berasal dari dinasti ke-18. Keduanya terdapat mumi di dalamnya," ujar Aref, dikutip The Guardian.

Dinasti ke-18 berada di abad ke-13 SM. Dalam periode ini tercatat ada beberapa firaun yang paling terkenal, termasuk Tutankhamun dan Ramses II.

Al-Assasif adalah situs pemakaman para bangsawan dan pejabat senior yang dekat dengan firaun. Situs ini terletak di antara makam kerajaan di Valley of the Queens and the Valley of the Kings.

Temuan lainnya di situs itu adalah sarkofagus, patung, dan sekitar 1.000 hiasan pemakaman yang disebut ushabtis, yang terbuat dari kayu dan tanah liat. Makam itu milik Thaw-Irkhet-If, pengawas mumifikasi di Kuil Mut di Karnak.

Tanah sedalam 300 meter telah digali selama lima bulan untuk mengungkap sarkofagus itu. Sarkofagus dihiasi dengan lukisan yang menggambarkan pemilik dan keluarganya.

Mesir telah mengungkapkan puluhan penemuan kuno sejak awal tahun ini. Negara itu berharap penemuan-penemuan ini akan menghidupkan kembali minat para pelancong yang pernah berbondong-bondong datang ke kuil-kuil dan piramida-piramida terkenalnya, sebelum pemberontakan politik pada 2011.




Credit  republika.co.id



Rabu, 14 November 2018

Mesir desak Israel hentikan kekerasan di Gaza


Seorang pengunjuk rasa berlari saat bentrok dengan pasukan Israel dalam sebuah protes warga Palestina, yang menuntut hak untuk kembali ke tanah air mereka, di perbatasan Israel-Gaza di selatan Jalur Gaza, Jumat (20/4/2018). (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)



Kairo/Jerusalem (CB) - Mesir mengatakan kepada Israel pada Senin (12/11) tetangganya itu perlu menghentikan peningkatan kekerasan di Jalur Gaza, demikian dilaporkan TV negara, yang mengutip beberapa sumber.

Menurut sumber-sumber itu, Mesir mengatakan kepada Israel tentang perlunya berkomitmen pada proses penghentian peningkatan kekerasan serta meningkatkan upaya dengan pihak Palestina terkait hal tersebut.

Sementara itu, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mendesak masyarakat internasional pada Selasa untuk melindungi Jalur Gaza setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap daerah kantong tersebut.

Komite Pelaksana Sekretaris Jenderal PLO Saeb Erekat mengatakan melalui Twitter bahwa semua serangan Israel akan dilaporkan kepada Mahkamah Pidana Internasional.

"Kami menyeru masyarakat internasional agar melakukan apa saja yang diperlukan untuk mencegah pembantaian massal baru di Jalur Gaza Palestina," kata Erekat, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Israel melancarkan serangan udara terhadap Jalur Gaza pada Senin (12/11), setelah beberapa roket ditembakkan ke permukiman Yahudi. Tiga orang Palestina wafat dalam serangan itu dan sembilan lagi cedera.

Militer Israel menyatakan 200 roket ditembakkan dari Jalur Gaza sejak Senin, tapi sistem pertahanan udara negeri tersebut --Iron Dome-- mencegat 60 dan sebagian besar sisanya jatuh di tanah kosong.

Roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza melukai 21 orang Yahudi, termasuk seorang tentara Israel yang menderita luka parah.

Militer Israel pada Senin malam mengirim tank ke Jalur Gaza, di tengah ketegangan yang meningkat di wilayah itu.

Menurut wartawan Anadolu di daerah tersebut, tank dikerahkan dari berbagai wilayah Israel untuk mendukung tentara Israel yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza.

Sementara itu, militer Israel menyatakan telah menyerang lebih dari 70 posisi yang memiliki hubungan dengan gerakan perlawanan --HAMAS dan Jihad Islam-- di dalam Jalur Gaza sebagai reaksi dari penembakan sejumlah roket dari daerah kantong Palestina tersebut.

Militer Israel juga mengumumkan akan mengirim dua lagi sistem pertahanan Iron Dome ke wilayah itu.

Jet tempur Israel pada Senin malam menyerang sejumlah posisi di seluruh Jalur Gaza, yang menghadapi blokade.

Uni artileri di dekat zona penyangga Israel-Jalur Gaza dilaporkan telah menyerang pusat kegiatan Palestina di bagian tengah Jalur Gaza, selain posisi kelompok perlawanan di Jabalia dan Deir Al-Balah.

Sementara itu, helikopter bermeriam Israel dilaporkan juga menyerang beberapa posisi di bagian selatan Jalur Gaza. Di dalam pernyataan bersama, faksi perlawanan Palestina mengumumkan mereka telah mulai menembakkan roket ke dalam wilayah Israel Selatan sebagai tanggapan dari penyerbuan militer Israel ke dalam wilayah Jalur Gaza Selatan pada malam hari. 




Credit  antaranews.com



Jumat, 09 November 2018

Palestina katakan AL Mesir tembak nelayan Gaza, Kairo bantah


Palestina katakan AL Mesir tembak nelayan Gaza, Kairo bantah

Tentara dan pasukan khusus polisi Mesir terlihat saat peluncuran serangan besar terhadap militan di wilayah bermasalah bagian utara semenanjung Sinai di Al Arish, Mesir, dalam foto handout disediakan oleh Kementerian Pertahanan, Selasa (27/2/2018). (Ministry of Defence/Handout via REUTERS)




Gaza (CB) - Pasukan Angkatan Laut Mesir menembak kapal ikan Palestina dan menewaskan seorang nelayan pada Rabu, menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza, tetapi sumber militer Mesir membantah laporan tersebut.

Mesir dan Israel memberlakukan blokade angkatan laut atas kantong di wilayah pesisir Palestina itu, yang dikuasai kelompok Hamas. Israel baru-baru ini mengizinkan kapal-kapal ikan Gaza beroperasi hingga sembilan mil laut dari pantai.

Mesir telah berusaha menciptakan gencatan senjata untuk kurun waktu lama antara Hamas dan Israel serta berusaha menenangkan protes-protes berbulan-bulan di perbatasan Gaza dan Israel. Tentara Israel membunuh lebih 200 warga Palestina terkait dengan aksi-aksi itu.

Dalam kerusuhan di pagar perbatasan pada Juli, seorang prajurit Israel juga tewas terkena bidikan penembak jitu dalam penembakan lintas batas.

Kairo juga berusaha merundingkan perjanjian rekonsiliasi antara Hamas dan Otoritas Palestina dukungan Barat, yang menguasai Tepi Barat yang diduduki Israel.

Insiden pada Rabu terjadi di lepas pantai menjelang malam di kota perbatasan Rafah, kata Kementerian Dalam Negeri Gaza. Kementerian itu dikelola para pejabat yang setia kepada Hamas.

"Kapal-kapal Angkatan Laut Mesir melepaskan tembakan ke arah kapal ikan Palestina dekat perbatasan laut di selatan Jalur Gaza yang menyebabkan kematian Mustafa Abu Odah, 30 tahun," bunyi pernyataan kementerian itu.

Di Kairo, sumber militer Mesir membantah laporan tersebut, tanpa memberikan rincian.

Sejauh ini, belum ada informasi awal apakah kapal ikan itu melintas ke perairan Mesir. Di masa lalu, Angkatan Laut Mesir telah menembak warga Gaza yang dituduhnya melintasi batas maritim.





Credit  antaranews.com





Mesir Penjarakan 65 Pelaku Jihad ISIS


Mesir Penjarakan 65 Pelaku Jihad ISIS
Ilustrasi. (Courtesy: Sound Vision)


Jakarta, CB -- Pengadilan Mesir memvonis penjara 65 tersangka pelaku jihad dari kelompok negara Islam (ISIS) antara lima sampai seumur hidup.

Seorang pejabat pengadilan Mesir seperti dikutip dari Reuters mengatakan vonis tersebut dijatuhkan karena 65 orang tersebut dinyatakan terbukti telah mendukung kegiatan teroris.

"Mereka mendirikan jaringan atau sel teroris," katanya seperti dikutip Jumat (9/11).



Sel teroris yang dimaksud dipimpin oleh "emir" Mostafa Ahmed Abdelaal. Militan tersebut pada 2017 lalu dituduh telah membentuk jaringan teroris di Mesir Hulu yang setia kepada Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Selain vonis tersebut, pengadilan di Mesir juga menjatuhkan hukuman mati terhadap delapan anggota ISIS yang melancarkan serangan berdarah di Mesir 2016 lalu.


Sejak militer Mesir menggulingkan Presiden Islam Mohamed Morsi pada 2014, Mesir dan pasukan keamanan gencar menindak oposisi dan ekstrimis Islam. Pada Februari lalu misalnya, Mesir melancarkan serangan besar untuk mengusir pemberontak dari semenanjung tersebut.

Seorang tentara Mesir Oktober ini mengatakan sejak serangan dimulai, 450 pelaku jihad dan 30 tentara mereka tewas.




Credit  cnnindonesia.com



Senin, 05 November 2018

Mesir Tewaskan 19 Milisi di Provinsi Minya


Tentara Mesir berpatroli.
Tentara Mesir berpatroli.
Foto: AP
Para milisi diduga bertanggung jawab atas serangan ke warga Krisitiani.



CB, KAIRO -- Pasukan Mesir menewaskan 19 anggota teroris yang diduga bertanggungjawab atas serangan terhadap warga Kristiani di Provinsi Minya, pada Jumat (3/10) kemarin. Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan kemungkinan ada tujuh orang yang tewas atas serangan tersebut.

Pasukan Mesir berhasil mengalahkan para teroris dalam baku tembak yang terjadi di pegunungan di sebelah barat gurun Minya. Pemerintah Mesir belum memberikan keterangan detail tentang baku tembak tersebut.

"Wilayah tersebut sudah digerebek dan ketika sudah dikepung para anggota teroris menembaki pasukan keamanan, yang mengharuskan mereka untuk membalas sumber tembakan," kata pernyataan pemerintahan Mesir, Ahad (4/11).



Belum diketahui kapan dan di mana tepatnya baku tembak tersebut berlangsung. Pemerintah Mesir juga tidak menyebutkan ada korban tewas atau terluka dari pihak pasukan keamanan mereka.

ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangan terhadap dua bus yang bergerak di dekat Biara Santa Samuel, yang terletak 260 kilometer dari Kairo. Sampai saat ini baru diketahui ada enam orang yang tewas atas serangan tersebut.

ISIS tidak menunjukan bukti yang mendukung klaim tersebut. Minoritas Kristen di Mesir sudah berkali-kali menjadi sasaran serangan.

Pemerintah Mesir mengatakan para tersangka melarikan diri dari pasukan keamanan ketika badan intelijen nasional berhasil mengidentifikasi lokasi mereka. Pasukan keamanan menemukan berbagai senjata laras panjang baik otomatis maupun semi-otomatis.

Pasukan keamaan juga menemukan shot guns dan amunisinya. Pada Desember tahun lalu seorang laki-laki bersenjata juga menyerang gereja dan toko yang dimiliki salah seorang warga Kristen di sekitar Kairo.




Credit  republika.co.id