Tampilkan postingan dengan label INDIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INDIA. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Maret 2019

Kashmir Mereda, Pakistan Buka Akses Penerbangan Sipil


Kashmir Mereda, Pakistan Buka Akses Penerbangan Sipil
Ilustrasi. (Reuters/Toby Melvill)




Jakarta, CB -- Pakistan kembali membuka akses penerbangan sipil setelah kondisi Kashmir yang sempat memanas karena bentrokan dengan India kini mulai reda.

"Seluruh bandara di Pakistan kembali beroperasi dan ruang udara kembali dibuka sepenuhnya," demikian pernyataan Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan pada Senin (4/3).

Dikutip AFP, pembukaan ruang udara dan bandara efektif per Senin siang sekitar pukul 13.00 waktu lokal.

Keputusan itu diambil setelah ketegangan di Kashmir mereda. Pakistan dan India sudah tak lagi saling menembak jatuh pesawat militer.


Pakistan juga telah membebaskan dua pilot India yang sempat ditahan karena diklaim menerobos masuk wilayahnya.

Penurunan ketegangan ini mengakhiri penutupan ruang udara yang berlaku sejak Rabu pekan lalu. Akibat penutupan ini, ribuan orang dilaporkan terdampar di berbagai bandara di dunia karena Pakistan merupakan salah satu rute utama penerbangan dari Asia Tenggara ke Eropa.

Peta jalur penerbangan dari dan menuju Pakistan yang diunggah di Twitter oleh perusahaan pelacak penerbangan Flightradar24 pada Rabu (27/2) menunjukkan semua penerbangan telah berhenti.

Analis penerbangan Geoffrey Thomas mengatakan gangguan rute itu kemungkinan akan menelan biaya jutaan dolar.

Selain penerbangan, penutupan bandara juga memperlambat upaya pencarian seorang pendaki asal Inggris dan Italia yang hilang di Gunung Nanga Parbat, Pakistan.

Penundaan terjadi lantaran tim penyelamat terpaksa menunggu izin terbang bagi helikopter yang digunakan untuk proses pencarian.




Credit  cnnindonesia.com





OKI Desak Pakistan-India Tahan Diri, Gelar Dialog Damai


OKI Desak Pakistan-India Tahan Diri, Gelar Dialog Damai
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyerukan India dan Pakistan untuk menahan diri dari melakukan tindakan yang akan memperburuk situasi. Foto/Istimewa

ABU DHABI - Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyerukan India dan Pakistan untuk menahan diri dari melakukan tindakan yang akan memperburuk situasi. OKI juga mendesak kedua negara bertengga itu untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui cara-cara damai.

Sekretaris Jenderal OKI, Yousef bin Ahmed Al-Othaimeen mengatakan, OKI mengikuti dengan keprihatinan mendalam tentang pertumpahan darah dan kekerasan terhadap rakyat Jammu dan Kashmir.

"OKI menyerukan kepada (India dan Pakistan) untuk menunjukkan pengendalian diri dan menyelesaikan perbedaan melalui cara-cara damai, sejalan dengan resolusi legitimasi internasional," kata al-Othaimeen, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (4/3).

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi mengatakan bahwa masalah antara Pakistan dan India harus diselesaikan melalui dialog dan saluran diplomatik, bukan melalui cara-cara militer.

Dia mengatakan bahwa sebagai negara demokratis, Pakistan percaya dalam menyelesaikan masalah dengan India melalui dialog dan saluran diplomatik karena diplomasi harus menjadi garis pertahanan pertama daripada penggunaan militer.

"Perdamaian adalah prioritas kami dan kami tidak menginginkan perang dengan India. Pakistan secara aktif mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dan meredakan situasi," ucap Qureshi.

Sementara itu, Duta Besar India untuk Rusia, Venkatesh Varma menuturkan, tidak ada negara yang menawarkan untuk menyelesaikan krisis antara India dan Pakistan, dan India tidak akan menerima tawaran mediasi.

Diketahui sejumlah negara, termasuk diantaranya Rusia dan Turki menawarkan diri untuk menjadi mediator pembicaraan antara India dan Pakistan. Baik Rusia ataupun Turki akan melakukan itu jika diminta oleh salah satu pihak.

Varma di kesempatan yang sama menegaskan bahwa India tidak tertarik untuk meningkatkan ketegangan dengan Pakistan. "India telah dengan jelas menyatakan bahwa mereka tidak tertarik pada eskalasi situasi. Dan cara terbaik untuk mencapai keadaan normal di kawasan itu terletak pada tindakan Pakistan dalam perang melawan kelompok-kelompok teroris," ungkapnya. 




Credit  sindonews.com





Senin, 04 Maret 2019

Turki Siap Bantu Redam Ketegangan Pakistan dan India


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP Photo/Richard Drew

Meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan tidak akan memberikan keuntungan.



CB, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan siap membantu meredam ketegangan antara Pakistan dan India. Menurut dia, meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan tidak akan memberikan keuntungan bagi siapa pun.

Dilansir dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, Senin (4/3), Erdogan dalam kampanye di Trabzon, di wilayah Laut Hitam Turki, juga menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Pakistan menyerahkan pilot asal India yang jatuh dalam ketegangan baru-baru ini. Erdogan berharap bahwa India bisa melakukan hal serupa.

Jumat kemarin, seorang pilot India yang terlibat dalam konflik antarnegara tetangga yang bersenjata nuklir, Komandan Wing Abhinandan Varthaman, diserahkan kepada pemerintah India oleh Pakistan.


Varthaman ditahan di Pakistan setelah pesawatnya jatuh pada Rabu lalu, dalam pertempuran udara dengan jet Pakistan di sepanjang perbatasan de facto Kashmir. Sehari kemudian, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengumumkan pembebasannya dengan isyarat niat baik.


Ketegangan antara kedua negara terjadi menyusul serangan bom bunuh diri yang menewaskan 40 polisi paramiliter India di wilayah Kashmir yang dikendalikan India pada 14 Februari. India menyalahkan Pakistan atas insiden tersebut. Sementara Pakistan membantah terlibat penyerangan.


Amerika Serikat, Cina dan kekuatan dunia yang lain mendesak kedua negara untuk menahan diri. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga menyerukan perundingan.


"Sejarah mengajarkan pada kita bahwa perang selalu penuh salah perhitungan. Pertanyaan saya adalah dengan memperhitungkan senjata yang kita miliki, apakah kita bisa mencapai salah perhitungan," kata Khan dalam pidato singkat di televisi yang disiarkan secara nasional. "Kita harus duduk dan berbicara."


Pakistan dan India telah tiga kali berperang sejak merdeka dari pemerintahan kolonial Inggris pada 1047. Dari tiga perang itu, dua di antaranya adalah masalah Kashmir. Pakistan telah menutup wilayah udaranya, sehingga memaksa penerbangan komersial untuk mengubah arah.



Credit  republika.co.id



Kemampuan Tempur India dan Pakistan dari Pesawat Hingga Nuklir


Pasukan militer India berjaga-jaga sebelum dilakukan pembebasan pilot Angkatan Udara India Abhinandan, yang ditangkap Pakistan pada hari Rabu, di perbatasan Wagah, di pinggiran kota utara Amritsar, India, 1 Maret 2019. Pakistan membebaskan pilot India yang ditahan setelah pesawatnya ditembak jatuh di wilayah Kashmir. REUTERS/Danish Siddiqui
Pasukan militer India berjaga-jaga sebelum dilakukan pembebasan pilot Angkatan Udara India Abhinandan, yang ditangkap Pakistan pada hari Rabu, di perbatasan Wagah, di pinggiran kota utara Amritsar, India, 1 Maret 2019. Pakistan membebaskan pilot India yang ditahan setelah pesawatnya ditembak jatuh di wilayah Kashmir. REUTERS/Danish Siddiqui

CB, Jakarta - Dua negara nuklir, India dan Pakistan mulai terlibat pertempuran darat di Kashmir, sehari setelah pembebasan pilot tempur India yang ditahan Pakistan.
Sejak kemerdekaan keduanya apda 1947, India dan Pakistan terlibat konflik terutama di wilayah Himalaya, Kashmir.
Dua negara terlibat beberapa perang besar dan yang terakhir terjadi pada 1999, menewaskan ribuan orang di garis perbatasan Kashmir yang dikenal Line of Control (LoC).
Sehabis pertempuran itu, kedua negara mulai membangun kekuatan militernya.

Sepuluh tahun setelahnya, militer India kini melampau Pakistan dalam jumlah pesawat tempur, tentara, tank dan helikopter.
Menurut laporan CNN, 3 Maret 2019, yang mengutip data SIPRI, belanja militer India melampaui Pakistan dan mencapai US$ 64 miliar (Rp 903 triliun) berbanding US$ 11 miliar (Rp 155 triliun).

India memiliki sekitar 3 juta personel militer, sementara Pakistan meiliki 1 juta personel.
Namun India mesti membagi pasukannya ke wilayah timur lautnya yang berbatasan dengan Cina. Pada 1962, India dan Cina pernah bertempur di perbatasan, dan konflik terakhir terjadi di Doklam pada 2017.

Pasukan militer India berjaga-jaga sebelum dilakukan pembebasan pilot Angkatan Udara India Abhinandan, yang ditangkap Pakistan pada hari Rabu, di perbatasan Wagah, di pinggiran kota utara Amritsar, India, 1 Maret 2019. Perdana Menteri Pakistan mengatakan pilot India akan dibebaskan pada hari Jumat, setelah militer Pakistan mengkonfirmasi empat warga sipil Pakistan tewas selama serangan udara India di Kashmir. REUTERS/Danish Siddiqui
Di lain sisi, Cina memiliki kedekatan dengan Pakistan yang menyuplai alutsista Pakistan. 40 persen ekspor senjata Cina dikirim ke Pakistan, menurut data forum diskusi Brookings Institution di Washington.
Sementara India lebih dekat dengan negara-negara Barat untuk modernisasi militernya.

Di antara pembelian peralatan baru-baru ini adalah peringatan dini udara dan pesawat kontrol dengan teknologi Israel dan badan pesawat AS. Selain itu, artileri buatan AS dikerahkan di sepanjang garis perbatasan Kashmir untuk menggantikan senjata Swedia 1980-an, kata Nishank Motwani, pakar India dan Pakistan di Akademi Diplomasi Asia-Pasifik.
India bahkan menginginkan lebih banyak teknologi militer baru, tetapi seringkali dihambat oleh kontrol ekspor yang ketat dari pemasok utama seperti AS dan Inggris. Menurut pengamat, India terpaksa mengekspor senjata karena kekurangan industri militer.

Sementara Pakistan sedang membuat pesawat tempurnya sendiri JF-17 dari rancangan Cina.
Menurut beberapa laporan, JF-17 adalah salah satu dari skuadron yang menembak jatuh salah satu MiG 21 India.
MiG-21 buatan Uni Soviet adalah tulang punggung angkatan udara India. India memiliki sekitar 200 unit MiG dan masih beroperasi.

Keuntungan India adalah luas wilayah, di mana luas India nyaris empat kali dari Pakistan. Ini menjadi modal India untuk menjauhkan aset militernya dari perbatasan dan membuat India unggul di udara. Sementara Pakistan akan lebih kesulitan melindungan pangkalan militer dan persenjataannya.
Sementara keuntungan udara tampaknya condong ke arah India, aksi darat skala besar melintasi perbatasan akan lebih sulit bagi India.
Perbatasan Pakistan memiliki medan yang curam dan terdiri dari perbatasan internasional, membuat formasi darat India kesulitan.

Kereta yang mengangkut truk dan senjata artileri tentara India di sebuah stasiun kereta di pinggiran Jammu, India, Kamis, 28 Februari 2019. Dalam serangan bom mobil tersebut, sedikitnya 42 tentara India tewas. REUTERS
Pakistan, dengan garis pantai yang jauh lebih kecil untuk dipertahankan, telah menempatkan bagian terbesar dari sumber daya ke pasukan dan angkatan udara, kata Motwani.
New Delhi memiliki kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir dalam armadanya, peralatan tempur yang tidak dapat disamakan dengan Pakistan.
Satu-satunya senjata yang sejajar bagi kedua negara, dan yang paling ditakuti adalah senjata nuklir.
Stockholm Internasional Peace Research Institute (SIPRI) tahun lalu merilis data bahwa Pakistan memiliki 140 sampai 150 hulu ledak nuklir dan India memiliki 130 hingga 140 nuklir.

Peter Layton, mantan perwira Angkatan Udara Australia dan sekarang peneliti di Griffith Asia Institute, mengatakan jika situasi semakin mendesak bagi Pakistan, maka komandan tingkat rendah Pakistan siap membuka gudang nuklir mereka.
"Pakistan memiliki kebijakan strategis untuk mendelegasikan persetujuan pelepasan nuklir ke unit-unit taktis tingkat rendah," katanya. "Ada bahaya nyata karena kelonggoran nuklir itu, yaitu komandan tingkat rendah yang menggunakan senjata nuklir taktis jika mereka mau."
Menurut Motwana, Pakistan ingin India sadar bahwa ancaman nuklir mereka akan selalu ada. Setiap kali India melakukan serangan balasan, Pakistan tidak segan untuk mengeluarkan ancaman senjata nuklirnya jika senjata konvensional gagal.



Credit  tempo.co





Pembatasan Wilayah Udara Pakistan Masih Diberlakukan



Upacara di perbatasan Wagah-Attari antara pasukan Pakistan dan India.[NDTV]
Upacara di perbatasan Wagah-Attari antara pasukan Pakistan dan India.[NDTV]

CB, Jakarta - Pakistan masih akan memberlakukan pembatasan wilayah udaranya bagi pesawat-pesawat komersial. Pembatasan wilayah udara diberlakukan awal pekan lalu saat hubungan negara itu dengan India diselimuti ketegangan.
Ketegangan yang terjadi antara India - Pakistan telah membuat negara itu untuk pertama kali sejak perang 1971 melancarkan serangan udara. Kashmir yang masih menjadi perebutan kedua negara telah menjadi medan pertempuran India - Pakistan.
Otoritas Penerbangan Pakistan pada Minggu, 3 Maret 2019, mengatakan masih membatasi operasional di bandara internasional Allama Iqbal di wilayah timur kota Lahore. Larangan ini muncul setelah sejumlah operasi secara parsial dilakukan Karachi, Quetta, Peshawar dan ibukota Islamabad.
Bandara lain di Gilgit Baltistan, Provinsi Punjab dan wilayah pedalaman Sindh tetap ditutup pada hari Minggu, 3 Maret 2019. Otoritas penerbangan sipil Pakistan mengatakan pembatasan perjalanan ini diperkirakan akan dicabut pada Senin pukul 1 siang waktu setempat.


Pesawat tempur India menjatuhkan bom di wilayah Pakistan.[Aljazeera]



Lalu lintas penerbangan internasional dan domestik di Pakistan dan sekitarnya telah terganggu, dimana sejumlah bandara di Pakistan dan India ditutup. Walhasil rute penerbangan harus memutar dan ditangguhkan. Pada Selasa, 26 Februari 2019, jet-jet tempur India melancarkan serangan ke wilayah timur laut Pakistan, Balakot. New Delhi mengklaim di wilayah itu terdapat kamp-kamp milik Jaish-e-Muhammad atau JeM yakni sebuah kelompok bersenjata yang diduga telah melakukan serangan bom mobil pada 14 Februari 2019 dan menewaskan setidaknya 40 pasukan militer India yang berjaga di kota Pulwama, Kashmir. Peristiwa bom bunuh diri ini telah memicu agresi militer India - Pakistan 







Credit  tempo.co




India Setop Serangan Udara, Tuntut Pakistan Perangi Teroris



India Setop Serangan Udara, Tuntut Pakistan Perangi Teroris
India tidak berencana untuk melakukan serangan baru di perbatasan dengan Pakistan. Foto/Istimewa


MOSKOW - India tidak berencana untuk melakukan serangan baru di perbatasan dengan Pakistan dan ketegangan di Kashmir secara bertahap akan stabil. Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar India untuk Rusia Shri D. Bala Venkatesh Varma mengatakan kepada Sputnik dalam sebuah wawancara.

"Tidak, kami tidak punya rencana (seperti) itu pada saat ini," kata Varma menjawab pertanyaan seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (3/3/2019).

Menurut utusan India itu, New Delhi telah dengan jelas menyatakan tidak tertarik dengan eskalasi dan cara terbaik agar situasi kembali normal adalah Pakistan memerangi kelompok teroris.

"Ini bukan perjuangan antara India dan Pakistan. Ini adalah masalah perlindungan India terhadap kepentingannya dalam menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok teroris. India bukan satu-satunya negara di kawasan yang menderita atas tindakan mereka," ujarnya.

Menurut Varma, dengan mengatakan India menolak gagasan dilibatkannya mediator untuk melesaikan krisis dengan Pakistan, ia percaya bahwa Islamabad perlu mengambil langkah-langkah spesifik untuk memerangi kelompok teroris.

"Saya perlu mengklarifikasi bahwa tidak ada tawaran mediasi resmi. Dan bahkan jika itu dibuat, kami tidak akan menerimanya. Tidak ada negara yang menawarkan untuk menengahi antara India dan Pakistan. Ada percakapan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi tadi malam, dan titik mediasi tidak disebutkan sama sekali," ungkap Varma.

Ia menekankan bahwa posisi Rusia sangat mendukung tindakan India. Pakistan harus mengambil tindakan terhadap kelompok-kelompok teroris di wilayahnya.

"Kami selalu siap untuk dialog dengan Pakistan dalam suasana yang bebas dari terorisme," kata duta besar.

Lebih lanjut Varma mengatakan bahwa Rusia dapat mempengaruhi Islamabad untuk berhenti membiarkan kelompok-kelompok teroris menggunakan wilayah negara itu.

"Peran Rusia adalah terus memberikan pengaruhnya pada Pakistan untuk tidak mengizinkan wilayahnya digunakan oleh kelompok teror," ucapnya.

Dia mencatat bahwa Rusia telah mengambil posisi yang jelas dan tidak ambigu mengenai peningkatan hubungan India dan Pakistan saat ini.

"Presiden Vladimir Putin menyatakan dukungannya dalam percakapan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi," tambah diplomat India itu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow akan mengatur platform untuk pembicaraan Indo-Pakistan jika kedua negara menyatakan keinginan untuk menegosiasikan perselisihan tersebut.

Pernyataan itu muncul setelah Angkatan Udara India melakukan serangan terhadap dugaan pangkalan teroris di Kashmir yang dikuasai Pakistan, menghancurkan beberapa fasilitas pada 26 Februari lalu. Serangan udara New Delhi dilakukan sebagai tanggapan terhadap serangan bunuh diri yang diklaim oleh organisasi teroris yang berbasis di Pakistan Jaish-e-Mohammad pada 14 Februari lalu.

Setelah serangan itu, India menuduh Pakistan mendukung kelompok-kelompok teroris. Islamabad, pada gilirannya, menolak tuduhan itu sebagai tuduhan yang tidak berdasar, menyarankan untuk melakukan penyelidikan bersama dengan New Delhi atas insiden tersebut.

Insiden itu memperumit hubungan yang sudah tegang antara New Delhi dan Islamabad, sekali lagi menempatkan wilayah itu di ambang konflik militer. 




Credit  sindonews.com




Agresi Militer India - Pakistan, Begini Nasib Warga Kashmir



Masyarakat Kashmir berebut membeli tiket bus untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi militer. Sumber: Reuters
Masyarakat Kashmir berebut membeli tiket bus untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi militer. Sumber: Reuters

CB, Jakarta - Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi militer. Ada yang melarikan diri dari rumah, ada yang berlindung di bunker, ada pula yang menggali tanah agar bisa melihat pertempuran pasukan militer India dan Pakistan.
Wilayah Garis Kendali atau LoC atau Kashmir saat ini telah menjadi medan pertempuran India dan Pakistan. Agresi militer dipicu serangan bom mobil pada 14 Februari 2019 di Kashmir yang menewaskan 40 tentara India. Kashmir adalah wilayah yang masih diperebutkan India dan Pakistan.


Pasukan militer India berjaga-jaga sebelum dilakukan pembebasan pilot Angkatan Udara India Abhinandan, yang ditangkap Pakistan pada hari Rabu, di perbatasan Wagah, di pinggiran kota utara Amritsar, India, 1 Maret 2019. Pakistan membebaskan pilot India yang ditahan setelah pesawatnya ditembak jatuh di wilayah Kashmir. REUTERS/Danish Siddiqui
Pertempuran pasukan India dan Pakistan meletup dua pekan setelah serangan bom mobil. Masyarakat Kashmir melihat jet-jet tempur berseliweran di atas kepala mereka dan tiarap di bawah hujan tembakan.
Dikutip dari english.alarabiya.net, Minggu, 3 Maret 2019, setidaknya dua ribu orang yang tinggal di wilayah perbatasan meninggalkan tempat tinggal mereka. Otoritas berwenang meliburkan sekolah. Di sejumlah distrik terlihat eksodus warga.

"Semakin banyak orang meninggalkan tempat tinggal mereka dan berlindung ke tempat yang lebih aman," kata Umar Azam, pejabat senior Kotli, Kashmir.
Di sejumlah wilayah khususnya area perbatasan, akses internet sudah terputus. Perempuan, laki-laki dan anak-anak dengan membawa tas-tas besar berduyun-duyun di jalan-jalan utama Kashmir untuk mengungsi. Ada pula mereka yang mengungsi itu ambil membawa hewan ternak mereka.
Habib Ullah Awan, 46 tahun, seorang pemilik toko sembako di Chakothi, wilayah perbatasan India - Pakistan, mengatakan hujan peluru masih terjadi ketika dia meninggalkan rumahnya bersama delapan anggota keluarga yang lain pada Rabu pagi.
Sebagian besar masyarakat desa Chakothi mengungsi ke Muzaffarabad, jantung wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan atau tinggal menumpang di rumah sanak - saudara di desa yang lain. Mereka yang tak punya kerabat yang bisa menampung, pergi ke kamp Hattian Bala yang dibangun oleh pemerintah setempat. 




Credit  tempo.co






Delapan Tewas dalam Pertempuran India-Pakistan di Kashmir



Delapan Tewas dalam Pertempuran India-Pakistan di Kashmir
Sedikitnya 8 orang tewas dalam pertempuran India-Pakistan di Kashmir. Foto/Ilustrasi


SRINAGAR - Tentara India dan Pakistan kembali terlibat pertempuran. Tentara masing-masing negara menjadikan pos dan desa di sepanjang perbatasan Kashmir yang bergejolak menjadi sasaran. Sedikitanya enam warga sipil dan dua tentara Pakistan tewas dalam insiden tersebut.

Pertempuran kembali pecah pada Jumat malam. Militer Pakistan mengatakan dua tentaranya tewas dalam baku tembak dengan pasukan India di dekat Garis Kontrol yang memisahkan Kahsmir dengan dua negara bermusuhan itu. Ini adalah korban tewas pertama bagi pasukan Pakistan sejak Rabu, ketika ketegangan meningkat secara dramatis kedua negara.

Sementara itu, polisi India mengatakan dua saudara kandung dan ibu mereka terbunuh di Kashmir yang dikuasai negara itu. Ketiganya tewas setelah sebuah peluru yang ditembakkan oleh tentara Pakistan menghantam rumah mereka di wilayah Poonch dekat Garis Kontrol. Ayah anak-anak itu terluka parah.

Di Kashmir yang dikuasai Pakistan, pejabat pemerintah Umar Azzam megatakan pasukan India dengan senjata berat membidik membidik penduduk desa perbatasan tanpa pandang bulu di sepanjang Garis Kontrol, membunuh seorang anak lelaki dan melukai tiga orang lainnya. Dia mengatakan beberapa rumah dihancurkan oleh penembakan India.

Setelah sempat jeda selama beberapa jam, penembakan kembali berlanjut pada Sabtu (2/3/2019). Militer Pakistan menyatakan dua warga sipil tewas dan dua lainnya cedera dalam pertempuran baru itu. Tentara India mengatakan pasukan Pakistan menyerang pos-pos India di beberapa tempat di sepanjang garis militer seperti dilansir dari AP.

Ketegangan telah meningkat sejak pesawat India melintas ke Pakistan Selasa lalu. India menyebut hal itu sebagai serangan pendahuluan terhadap gerilyawan yang dituduh melakukan bom bunuh diri pada 14 Februari lalu di Kashmir yang dikuasai India yang menewaskan 40 tentara India. 

Pakistan kemudian membalas, menembak jatuh sebuah jet tempur India pada hari Rabu dan menahan pilotnya, yang kemudian dikembalikan ke India pada hari Jumat kemarin dengan sikap damai.

Kekerasan saat ini menandai eskalasi paling serius dari konflik yang lama membara sejak 1999, ketika militer Pakistan mengirim pasukan darat ke Kashmir yang dikuasai India. Pada tahun itu juga sebuah jet tempur India menembak jatuh sebuah pesawat angkatan laut Pakistan, menewaskan semua penumpangnya yang berjumlah 16. 





Credit  sindonews.com




Korban Berjatuhan dalam Baku Tembak India-Pakistan


Korban Berjatuhan dalam Baku Tembak India-Pakistan
Inida-Pakistan tampaknya tidak berdamai dalam waktu dekat. (Foto: REUTERS/Danish Ismail)



Jakarta, CB -- Tensi semakin meninggi antara India dan Pakistan setelah pada Sabtu (2/3) terjadi baku tembak yang berakhir dengan terbunuhnya tujuh orang dari kedua pihak.

Hanya dalam 24 jam, dua tentara dan dua warga sipil Pakistan disebut AFP tewas tertembak. Di pihak seberang, seorang wanita dan dua anaknya meninggal setelah rumah mereka dihancurkan oleh mortir.

Di wilayah Kashmir di India, warga setempat diminta berlindung di bunker sementara polisi memerintahkan pengosongan jalan. Panglima Angkatan Darat India harus tergopoh-gopoh menuju Udhampur untuk meninjau keamanan perbatasan.


Pekan lalu, situasi menjadi semakin riuh ketika India menyebut dua pasukan paramiliter dan pejabat polisi unit kontra terorisme mereka meninggal dalam sebuah kontak senjata. Keesokannya, seorang pengunjuk rasa meninggal ditembak polisi India.

Padahal, pada Kamis (28/2), Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi menyatakan pihaknya siap memulangkan pilot helikopter India yang ditangkap di Kashmir, jika tindakan tersebut memang dapat meredakan ketegangan dengan Pakistan.

Jumat (1/3), janji tersebut ditepati. Abhinandan Varthaman pulang dengan pengawalan ketat melalui pos perbatasan di Kota Lahore, Pakistan. Namun kemudian beredar sebuah video yang menampilkan Varthaman memuji para penculiknya dan mengkritik media India.

Laporan-laporan media lokal mengatakan bahwa video itu dibuat di bawah paksaan Pakistan.

Perdana Menteri India, Narendra Modi menegaskan, tidak ada seorang pun yang boleh mengancam India yang baru, yang tak kenal takut dan berani menentukan langkah. Ia juga mengatakan bahwa negaranya membutuhkan pesawat jet tempur Rafale yang ingin dibeli di Prancis.



"Jika India menyelesaikan pengadaan Rafale tepat waktu, maka hasil pertempuran baru-baru ini dengan Pakistan bisa berbeda," katanya.

Melalui Adel al-Jubeir sebagai Menteri Luar Negeri, Arab Saudi pun angkat suara, menawarkan diri membantu mengakhiri permusuhan ini.

"Dia [al-Jubeir] mengunjungi kami dan juga akan mengunjungi India. Dia adalah teman kami dan kami memiliki hubungan sejarah dengan Arab Saudi," kata Qureshi, dilansir AFP.




Credit  cnnindonesia.com




India dan Pakistan Bombardir Kashmir, Korban Sipil Berjatuhan




Kereta yang mengangkut truk dan senjata artileri tentara India di sebuah stasiun kereta di pinggiran Jammu, India, Kamis, 28 Februari 2019. Konflik antara India dengan Pakistan dipicu serangan bom mobil terhadap konvoi tentara India di Distrik Pulwama, Kashmir pada 14 Februari lalu. REUTERS
Kereta yang mengangkut truk dan senjata artileri tentara India di sebuah stasiun kereta di pinggiran Jammu, India, Kamis, 28 Februari 2019. Konflik antara India dengan Pakistan dipicu serangan bom mobil terhadap konvoi tentara India di Distrik Pulwama, Kashmir pada 14 Februari lalu. REUTERS

CB, Jakarta - Pakistan dan India saling menembakkan artileri di sepanjang perbatasan Kashmir setelah pembebasan pilot tempur India.
Menurut laporan Aljazeera, 3 Maret 2019, pertempuran terjadi di sepanjang garis perbatasan Line of Control (LoC), dan menewaskan lima warga sipil dan dua tentara.
Kedua negara nuklir tersebut mulai menembakkan peluru mortir dan artileri setelah pembebasan pesawat tempur India yang ditangkap, usai pesawat MiG-21 Angkatan Udara India ditembak jatuh Pakistan.

Pertempuran yang terjadi pada Sabtu sore membuat dua kakak=beradik dan ibunya tewas akibat peluru artileri yang ditembakkan militer Pakistan di wilayah Poonch, dekat dengan LoC, yang membagi wilayah Himalaya dengan dua negara.
"Pukul 6 pm, Pakistan mulai membombardir selama tiga jam. Salah satu peluru yang ditembakkan Pakistan menghantam rumah, menyebabkan satu keluarga tewas, termasuk dua anak-anak," kata penduduk Poonch, Mohammad Saleem. Sang ayah dari keluarga tersebut dilaporkan kritis dan dibawa ke rumah sakit.

Masyarakat Kashmir berebut membeli tiket bus untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi militer. Sumber: Reuters




Sementara penduduk di Uri, 50 kilometer dari Poonch, mengungsi ke wilayah yang lebih aman karena takut terkena bombardir artileri Pakistan di sepanjang garis LoC.
Di wilayah Kashmir Pakistan, seorang pria dan bocah laki-laki di Nakiyal tewas. Rumah sakit setempat mengatakan seorang pria juga terluka di Tatta Pani.
Militer Pakistan mengkonfirmasi dua tentaranya tewas di Nakiyal.

Pemerintah India dan Pakistan saling menyalahkan atas setiap konfrontasi militer yang terjadi di Kashmir. Baik India dan Pakistan mengatakan tentara mereka hanya membalas aksi satu sama lain karena melanggar pelanggaran perjanjian gencatan senjata 2003 di beberapa sektor di sepanjang perbatasan Kashmir, yang menargetkan kedua pos tentara serta desa.




Credit  tempo.co




India Tolak Tunjukkan Bukti Serangan di Pakistan Tewaskan Militan



India Tolak Tunjukkan Bukti Serangan di Pakistan Tewaskan Militan
India menolak menunjukkan bukti serangan udara di di Pakistan menewaskan militan. Foto/Ilustrasi/Istimewa


SRINAGAR - Seorang menteri utama India mengatakan pemerintah tidak akan membagikan bukti bahwa "sejumlah besar" gerilyawan tewas dalam serangan udara di Pakistan minggu ini. Hal itu disebabkan munculnya keraguan adanya korban dalam serangan udara yang memicu ketegangan dengan Pakistan.

Pesawat-pesawat tempur India melakukan serangan udara pada hari Selasa di dalam Balakot Pakistan timur laut yang disebut New Delhi sebagai kamp-kamp militan. Namun Islamabad membantah ada kamp seperti itu, sama seperti penduduk desa setempat.

Pakistan mengatakan bom-bom India menghantam lereng bukit yang sebagian besar kosong tanpa melukai siapa pun. Beberapa pemimpin oposisi India pun meminta pemerintah untuk memberikan bukti serangan.

Tetapi Menteri Keuangan India Arun Jaitley, salah satu pembantu utama Perdana Menteri Narendra Modi, mengatakan tidak ada lembaga keamanan yang pernah berbagi rincian operasional.

"Ini sikap yang sangat tidak bertanggung jawab," kata Jaitley pada konferensi yang diselenggarakan oleh kelompok media India Today.

"Angkatan bersenjata harus memiliki, dan badan-badan keamanan dan intelijen kita harus memiliki, kelonggaran penuh dalam menghadapi situasi, dan jika ada yang ingin rincian operasional diumumkan kepada publik dia tentu saja tidak memahami sistem," cetusnya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/3/2019).

Para pejabat Angkatan Udara India sebelumnya mengatakan hal itu tergantung kepada para pemimpin politik untuk memutuskan kapan dan bagaimana merilis bukti serangan Balakot.

Jaitley menepis anggapan bahwa peningkatan ketegangan yang cepat dengan Pakistan ada hubungannya dengan politik dalam negeri India menjelang pemilihan umum yang akan diadakan Mei nanti. Lembaga survei berharap partai yang berkuasa mendapat manfaat dari semangat nasionalistis yang melanda negeri itu.

Ketegangan meningkat dengan cepat setelah aksi bom mobil bunuh diri pada 14 Februari yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India di Kashmir yang dikuasai India. India menuduh Pakistan menyembunyikan kelompok Islamis Jaish-e Mohammad yang mengklaim melakukan pemboman. 



Credit  sindonews.com



AS Selidiki Klaim F-16 Digunakan Pakistan untuk Tembak Jatuh Jet India



AS Selidiki Klaim F-16 Digunakan Pakistan untuk Tembak Jatuh Jet India
Pesawat jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin Amerika Serikat. Foto/REUTERS/Akhtar Soomro/File Photo


ISLAMABAD - Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui kedutaan besarnya di Islamabad mengatakan bahwa Washington sedang menyelidiki klaim bahwa Pakistan menggunakan jet tempur F-16 untuk menembak jatuh pesawat jet tempur MiG-21 India. Jika klaim itu benar, maka Islamabad melanggar perjanjian perdagangan peralatan militer Washington yang hanya membolehkan penggunaan jet tempur AS untuk misi kontra-terorisme.

"Kami mengetahui laporan ini dan mencari lebih banyak informasi," kata Kedutaan AS melalui seorang juru bicara seperti dikutip Reuters, Senin (4/3/2019). "Kami menanggapi semua dugaan penyalahgunaan dengan sangat serius," lanjut Kedutaan AS.

Pakistan dan India sama-sama melakukan misi pemboman udara Rabu pekan lalu, di mana jet tempur MiG-21 India ditembak jatuh di atas wilayah Kashmir dan pilotnya ditangkap militer Pakistan. Namun, India juga mengklaim menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan dengan jet tempur MiG-21.

Pakistan telah menyerahkan kembali pilot India yang ditangkap pada hari Jumat sebagai langkah nyata untuk mewujudkan perdamaian.

Pakistan sendiri membantah telah menggunakan jet tempur F-16 selama pertempuran udara dengan pesawat tempur India. Namun, Islamabad belum bersedia mengungkap pesawat tempur apa yang digunakannya. Laporan lain dari seorang pensiunan militer Pakistan mengklaim jet tempur JF-17 yang dirancang China adalah pesawat yang menjatuhkan jet tempur MiG-21 India.

Pakistan memiliki sejarah panjang dalam membeli perangkat keras militer AS, terutama pada tahun-tahun setelah 2001 ketika Islamabad dipandang sebagai mitra utama dalam perang melawan teror oleh koalisi pimpinan AS.

Pakistan membeli beberapa pesawat F-16, yang diproduksi oleh Lockheed Martin Corp AS, sebelum hubungan memburuk dan AS menghentikan penjualan peralatan militer bersubsidi pada 2016.

Tidak jelas apa yang sebenarnya disebut sebagai "perjanjian pengguna akhir" yang membatasi Pakistan untuk menggunakan jet tempur AS untuk serangan ofensif terhadap negara lain. "Pemerintah AS tidak mengomentari atau mengonfirmasi investigasi yang masih menunggu," imbuh Kedutaan AS di Islamabad.

Pada hari Kamis, para pejabat India menunjukkan bukti puing-puing rudal buatan AS yang hanya dapat ditembakkan dari jet F-16. Puing-puing rudal itu merupakan bukti pemboman udara oleh militer Pakistan di perbatasan Kashmir pada hari Rabu. Puing rudal itu pula yang dijadikan bukti oleh New Delhi bahwa Islamabad menggunakan jet tempur F-16 dalam pertempuran udara.

Di Kashmir yang dikelola India, pasukan New Delhi menembak mati dua gerilyawan pada hari Minggu setelah pertempuran tiga hari yang juga menewaskan lima personel pasukan keamanan India. Kematian itu menambah total korban tewas dalam konflik Kashmir menjadi 25 orang dalam dua minggu terakhir.

Serangan anti-militan diluncurkan India setelah kelompok militan yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammed menewaskan 40 polisi paramiliter India dalam sebuah bom bunuh diri pada 14 Februari. 





Credit  sindonews.com



Pakistan-India Masih Saling Serang di Kashmir


Pakistan-India Masih Saling Serang di Kashmir
Ilustrasi pasukan India di Kashmir. (REUTERS/Danish Ismail)




Jakarta, CB -- Pertikaian antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir masih terjadi. Kedua negara saling serang dengan melepaskan tembakan meriam dan kontak senjata.

Seperti dilansir Associated Press, Sabtu (2/3), serangan artileri Pakistan menghantam sebuah rumah warga di daerah Pooch, wilayah Kashmir bagian India. Akibatnya seorang ibu dan dua anaknya meninggal. Sedangkan suaminya kritis.

Pasukan India juga melepaskan serangan balasan ke wilayah Kashmir bagian Pakistan. Bom itu jatuh di sebuah desa dan menewaskan seorang anak dan melukai tiga orang lain.


Selain itu, dua tentara Pakistan meninggal dalam kontak senjata dengan pasukan India di wilayah Nakiyal.

Pada Kamis lalu, India menyatakan dua pasukan paramiliter dan pejabat polisi unit kontra terorisme mereka meninggal ketika terlibat kontak senjata dengan kelompok bersenjata. Keesokan harinya, seorang pengunjuk rasa meninggal ditembak polisi India.

Kedua belah negara mengklaim aksi saling serang itu dilakukan karena pasukan India dan Pakistan menargetkan pos penjagaan.

Warga sipil yang tinggal di wilayah dekat Garis Kendali (LoC) Kashmir mengungsi menghindari pertempuran yang terus terjadi. Namun, posisi mereka rentan karena masih berada di tengah-tengah konflik.

Ketegangan di Kashmir ini meningkat setelah bom bunuh diri menerjang konvoi militer India di wilayah itu pada 14 Februari lalu dan menewaskan 40 personel di dalamnya. India menuding Pakistan menyembunyikan dalang serangan itu, yakni kelompok Jaish-e-Muhammad.

India lantas mengirim dua jet tempurnya ke wilayah Kashmir bagian Pakistan tetapi berhasil dihalau. Keesokan harinya militer Pakistan mengirim pesawat ke wilayah Kashmir bagian India dan menjatuhkan bom sebagai aksi menggertak. Hal itu dilakukan supaya India tidak lagi menerobos perbatasan.

Saat itu, India juga mengirim jet tempur dan mencegat pesawat Pakistan. Kedua belah pihak terlibat pertempuran udara, dan akibatnya dua pesawat dari masing-masing negara ditembak jatuh.

Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.

India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil. Masing-masing juga menyimpan lebnih dari seratus hulu ledak nuklir.

Pemerintah Pakistan memenuhi janji dengan memulangkan pilot jet tempur India, Abhinandan Varthaman, yang pesawatnya ditembak dan jatuh di Kashmir bagian Pakistan. Dia dikembalikan dengan pengawalan ketat melalui pos perbatasan di Kota Lahore, Pakistan, pada Jumat kemarin, pukul 20.50 waktu setempat 




Credit  cnnindonesia.com




India Mengaku Tak Butuh Mediasi dengan Pakistan



India Mengaku Tak Butuh Mediasi dengan Pakistan
Duta Besar India untuk Rusia, Venkatesh Varma menuturka India tidak akan menerima tawaran mediasi dengan Pakistan. Foto/Istimewa


NEW DELHI - Duta Besar India untuk Rusia, Venkatesh Varma menuturkan, tidak ada negara yang menawarkan untuk menyelesaikan krisis antara India dan Pakistan, dan India tidak akan menerima tawaran mediasi.

Rusia dan Turki adalah sejumlah negara yang telah menawarkan diri untuk menjadi mediator pembicaraan antara India dan Pakistan. Baik Rusia ataupun Turki akan melakukan itu jika diminta oleh salah satu pihak.

"Saya ingin menekankan bahwa kami tidak menerima tawaran mediasi formal. Bahkan, jika kami melakukannya, kami tidak akan menerimanya. Sejauh ini, tidak ada negara yang menawarkan untuk menengahi dalam menyelesaikan konflik," ucap Varma, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (3/3).

Varma di kesempatan yang sama menegaskan bahwa India tidak tertarik untuk meningkatkan ketegangan dengan Pakistan.

"India telah dengan jelas menyatakan bahwa mereka tidak tertarik pada eskalasi situasi. Dan cara terbaik untuk mencapai keadaan normal di kawasan itu terletak pada tindakan Pakistan dalam perang melawan kelompok-kelompok teroris," ungkapnya.

Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat setelah serangan 14 Februari di Pulwama oleh kelompok teror yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammed. Serangan bom bunuh diri dengan mobil yang sarat bahan peledak itu menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India.

Sebagai respons, militer India membombardir fasilitas pelatihan Jaish-e-Mohammed di Balakot, Pakistan, sekitar 80 km dari Garis Kontrol (LoC) Kashmir. Pakistan menganggap serangan itu sebagai pelanggaran kedaulatan dan membalas dengan menyerang posisi militer India di dekat perbatasan.

Aksi saling serang itu mencapai puncaknya ketika jet-jet tempur kedua pihak terlibat pertarungan udara atau dogfight pada hari Rabu. Militer Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur MiG-21 Bison yang salah satunya diterbangkan pilot Abhinandan Varthaman. Namun, India hanya mengaku kehilangan satu jet tempur.

Sebaliknya, militer India mengklaim menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan dengan pesawat tempur MiG-21 Bison. Sayangnya, Pakistan membantah telah kehilangan jet tempur. Islamabad juga tidak mengakui maupun membantah telah menggunakan jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat dalam dogfight dengan jet tempur New Delhi. 






Credit  sindonews.com




China Tak Sudi Akui India dan Pakistan sebagai Negara Nuklir



China Tak Sudi Akui India dan Pakistan sebagai Negara Nuklir
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang. Foto/REUTERS


BEIJING - Pemerintah China menegaskan sikapnya yang tidak akan pernah mengakui India dan Pakistan sebagai negara bersenjata nuklir. Sikap yang sama juga berlaku untuk sekutunya, Korea Utara.

"Saya ingin mengatakan bahwa China tidak pernah mengakui India dan Pakistan sebagai negara-negara yang memiliki senjata nuklir," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lu Kang dalam sebuah media briefing di Beijing, pada hari Jumat.

"Posisi China dalam perjanjian tentang non-proliferasi senjata nuklir tetap kokoh dan tidak berubah," katanya lagi, seperti dikutip India Today, Sabtu (2/3/2019).

Sikap China itu, kata Lu Kang, mengacu pada Perjanjian Non-Proliferasi yang tidak ditandatangani oleh India maupun Pakistan. China telah memblokir masuknya India ke dalam Kelompok Pemasok Nuklir (NSG) yang beranggotakan 48 negara dengan alasan bahwa mereka belum menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir. India telah secara resmi mengajukan keanggotaan NSG pada Mei 2016.

Dalam reaksi pertamanya terhadap serangan udara Angkatan Udara India (IAF) terhadap kamp teror Jaish-e-Mohammed di Garis Kontrol (LoC) Kashmir, China mendesak India dan Pakistan untuk menahan diri. China telah meminta New Delhi untuk memerangi terorisme melalui kerja sama internasional.

Sementara itu, Prancis pada hari Jumat memberikan dukungan penuh kepada India dalam perang melawan terorisme dalam segala bentuknya. Paris juga menyambut baik pembebasan pilot jet tempur India, Komandan Angkatan Udara Abhinandan Varthaman, yang ditangkap militer Pakistan pada hari Rabu setelah jet tempur MiG-21-nya ditembak jatuh.

"Saya menyambut pelonggaran ketegangan antara India dan Pakistan serta pembebasan pilot Angkatan Udara India yang ditahan di Pakistan," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian. "Saya memuji pilihan kedua pemerintah untuk menahan diri dan bertanggung jawab dan mendesak mereka untuk melanjutkan dialog bilateral."

Le Drian mengatakan Prancis akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan 14 Februari di Pulwama dikenai sanksi. Jaish-e-Mohammed yang berbasis di Pakistan telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India itu.

Bersama dengan Amerika Serikat dan Inggris, Prancis telah mengajukan proposal baru di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memasukkan pemimpin Jaish-e-Mohammed; Masood Azhar, ke dalam daftar hitam pelaku terorisme. Tiga anggota tetap Dewan Keamanan PBB telah meminta komite sanksi Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara untuk membuat Azhar terkena embargo senjata, larangan perjalanan global, dan pembekuan aset.

Prancis sendiri telah mengambil alih kepresidenan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat. 





Credit sindonews.com





Sebut Patut Dicontoh, PM India Sambut Pilot yang Dibebaskan Pakistan



Sebut Patut Dicontoh, PM India Sambut Pilot yang Dibebaskan Pakistan
Komandan Sayap Abhinandan Varthaman, 35, pilot jet tempur India saat dibebaskan militer Pakistan di wilayah perbatasan, Jumat (1/3/2019) malam. Foto/REUTERS


NEW DELHI - Perdana Menteri (PM) Narendra Modi memuji keberanian pilot Angkatan Udara India (IAF) yang ditangkap militer Pakistan dan telah dibebaskan lagi pada hari Jumat. PM Modi menyambut kepulangan pilot bernama Abhinandan Varthaman tersebut.

Komandan Sayap Abhinandan Varthaman, 35, ditangkap militer Islamabad setelah pesawat jet tempur MiG-21 Bison yang dia terbangkan ke wilayah Kasmir Pakistan ditembak jatuh. Pilot tersebut sempat dipukuli warga Pakistan di Kashmir hingga wajahnya berlumuran darah sebelum akhirnya diamankan militer Islamabad. Jet tempurnya ditembak jatuh pada hari Rabu lalu.

"Dunia memperhatikan apa yang dilakukan India. India memiliki kekuatan untuk mengubah arti kata-kata dalam kamus, Abhinandan dulu berarti selamat datang. Dan sekarang makna bahasa Abhinandan akan berubah," kata PM Modi di Delhi, Sabtu (2/3/2019), dikutip NDTV.

Kata-kata pertamanya ketika dia berjalan menyeberang dari wilayah Pakistan melalui perbatasan Attari-Wagah adalah; "Senang bisa kembali ke negara saya."

Sebelumnya, PM Modi melalui Twitter pada Jumat malam menyambut Komandan Sayap itu kembali ke India. "Selamat datang di rumah, Komandan Sayap Abhinandan! Bangsa ini bangga dengan keberanianmu yang patut dicontoh. Angkatan bersenjata kita adalah inspirasi bagi 130 crore India. Vande Mataram!," tulis PM Modi.

Pembebasan pilot tempur India itu atas perintah PM Pakistan Imran Khan sebagai langkah nyata Islamabad untuk perdamaian. PM Khan berupaya meredam ketegangan Pakistan dan India yang sudah di ambang perang.

Konfrontasi kedua negara pecah setelah serangan 14 Februari di Pulwama oleh kelompok teror yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammed. Serangan bom bunuh diri dengan mobil yang sarat bahan peledak itu menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India.

Sebagai respons, militer India membombardir fasilitas pelatihan Jaish-e-Mohammed di Balakot, Pakistan, sekitar 80 km dari Garis Kontrol (LoC) Kashmir. Pakistan menganggap serangan itu sebagai pelanggaran kedaulatan dan membalas dengan menyerang posisi militer India di dekat perbatasan.

Aksi saling serang itu mencapai puncaknya ketika jet-jet tempur kedua pihak terlibat pertarungan udara atau dogfight pada hari Rabu. Militer Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur MiG-21 Bison yang salah satunya diterbangkan pilot Abhinandan Varthaman. Namun, India hanya mengaku kehilangan satu jet tempur.

Sebaliknya, militer India mengklaim menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan dengan pesawat tempur MiG-21 Bison. Sayangnya, Pakistan membantah telah kehilangan jet tempur. Islamabad juga tidak mengakui maupun membantah telah menggunakan jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat dalam dogfight dengan jet tempur New Delhi. 





Credit  sindonews.com




Penjelasan Pakar Mengapa MiG-21 India Bisa Jatuhkan F-16 Pakistan



Penjelasan Pakar Mengapa MiG-21 India Bisa Jatuhkan F-16 Pakistan
Pesawat jet tempur MiG-21 India. Foto/REUTERS/Ajay Verma


NEW DELHI - Militer India telah membuktikan bahwa jet tempur MiG-21 miliknya menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan. Insiden ini mengejutkan, pesawat tempur buatan Amerika Serikat (AS) yang jauh lebih modern bisa dijatuhkan jet tempur buatan Rusia yang sudah tua.

Sejauh ini, militer Pakistan tetap menyangkal bahwa F-16 miliknya ditembak jatuh. Namun, bukti yang disodorkan militer India cukup kuat termasuk puing rudal AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM buatan Amerika Serikat yang memang menjadi senjata F-16.

Pakar militer Mikhail Khodarenok kepada Russia Today, Jumat (1/3/2019), mengatakan jatuhnya F-16 oleh MiG-21—jika dikonfirmasi militer Islamabad—maka sepenuhnya kesalahan pilot Pakistan, bukan faktor pesawat tempurnya.

IAF (Angkatan Udara India) mengonfirmasi bahwa salah satu dari pesawat tempur MiG-21 miliknya menjatuhkan F-16 PAF (Angkatan Udara Pakistan) pada hari Kamis, dua hari setelah Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur India ketika ketegangan terus meningkat antara dua kekuatan nuklir tersebut di wilayah Kashmir yang disengketakan.

"Laporan berita dari zona pertempuran sering mengandung ketidakakuratan atau disinformasi yang disengaja, tetapi itu tidak berarti bahwa MiG-21 tidak dapat mencapai F-16, meskipun kedua pesawat itu sepenuhnya dari generasi yang berbeda," kata Khodarenok, yang merupakan pensiunan kolonel yang pernah bertugas di pasukan pertahanan rudal Rusia.

MiG-21 adalah pesawat jet tempur dan pencegat supersonik generasi ketiga, yang diperkenalkan ke militer Soviet pada tahun 1959. Sedangkan F-16 adalah pesawat tempur multirole supersonik generasi keempat, yang memasuki layanan Angkatan Udara AS hampir dua dekade kemudian .

Jelas, F-16 memiliki karakteristik yang jauh lebih maju, termasuk radius tempur 547 km, dibandingkan dengan MiG-21 yang memiliki radius tempur 370 km.

Namun, Khodarenok menjelaskan bahwa MiG-21 Bison yang digunakan oleh Angkatan Udara India adalah versi pesawat yang sebagian besar dimodernisasi.

"Sistem radar 'Spears' memungkinkan pelacakan pesawat musuh yang masuk pada jarak hingga 57 kilometer di depan dan hingga 30 kilometer di belakang. Ia dapat melacak delapan target pada saat bersamaan, dengan pencarian cepat dan penangkapan otomatis terhadap target yang diamati secara visual dalam mode pertempuran jarak dekat, yang diakhiri dengan penggunaan peluru kendali atau pun meriam," katanya.

MiG-21 Bison memiliki rudal jarak jauh R-77 sebagai bagian dari arsenalnya. "Jadi MiG-21 bisa menembak jatuh F-16 dengan baik. Dan bisa melakukannya dengan mudah," kata Khodarenok. “Selain itu, pesawat terbaik adalah yang memiliki pilot terbaik di dalam," imbuh dia.

Kemarin, komandan Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut bersama-sama berbicara di konferensi pers dan mengungkapkan kebohongan Pakistan bahwa militer Islamabad tidak melibatkan F-16 dalam serangan balasan mereka yang menargetkan instalasi militer India pada hari Rabu. "Ada cukup bukti untuk menunjukkan F-16 digunakan dalam misi ini dan Pakistan berusaha menyembunyikan fakta ini," kata wakil komandan IAF, Marsekal Udara RGK Kapoor. 







Credit  sindonews.com




Jumat, 01 Maret 2019

Kashmir Memanas, Sistem Senjata dan Militer India Siaga Tingkat Tinggi



Kashmir Memanas, Sistem Senjata dan Militer India Siaga Tingkat Tinggi
India menempatkan sistem senjata dan militernya dalam siaga tingkat tinggi seiring eskalasi di Kashmir. Foto/Istimewa


NEW DELHI - Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan tentara India menyatakan mereka dalam siaga tinggi dan siap untuk mengalahkan ancaman lebih lanjut dari Pakistan. Pernyataan itu meluncur setelah mereka mengumumkan bahwa sebuah pesawat tempur Pakistan yang jatuh pada Rabu lalu telah menargetkan lokasi-lokasi militer.

Militer India memberikan tanggapan mereka tentang jatuhnya pesawat perang Pakistan di wilayah udara pada hari Kamis.

Mayor Jenderal Surinder Singh Mahal mengatakan, jet itu menjatuhkan bom yang menghantam situs militer India, tetapi tidak menyebabkan kerusakan signifikan.

“Faktanya adalah bahwa Pakistan menargetkan instalasi militer tetapi kami menggagalkan rencana mereka. Bom tidak dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan karena tindakan IAF cepat," kata Mahal seperi dilansir dari Russia Today, Jumat (1/3/2019).

Sebagai tanggapan, sistem persenjataan negara telah disiapkan dan pasukan mekanis ditempatkan dalam kondisi siaga.

"Kami sepenuhnya siap untuk menanggapi provokasi apa pun," tegasnya.

Dalam pernyataan lebih lanjut, Laksamana Muda DS Gujral meyakinkan tanggapan tegas, cepat dan kuat oleh Angkatan Laut India, yang telah "dikerahkan dalam kondisi kesiapan yang tinggi dan tetap siap dalam tiga dimensi, di darat, laut dan di udara.

Sementara terkait pernyataan bahwa Pakistan telah setuju untuk membebaskan seorang pilot India yang ditangkap setelah ditembak jatuh di wilayah udara Pakistan hari Rabu lalu, Wakil Udara Marsekal R.G.K. Kapoor menolak klaim Islamabad bahwa itu adalah isyarat perdamaian.

"Kami melihatnya sebagai isyarat yang sejalan dengan Konvensi Jenewa," ujarnya.

Menyusul serangan bom mobil yang mematikan yang menewaskan puluhan tentara India pada awal bulan, New Delhi melancarkan serangan udara terhadap wilayah yang diduga sebagai kamp teroris di Pakistan meskipun ada tentangan dari Islamabad.

Keesokan harinya, kedua negara bersenjata nuklir itu bertukar serangan dalam pertempuran udara sementara baku tembak mulai terjadi di sepanjang perbatasan Kashmir yang disengketakan.

Angkatan Udara India mengatakan akan terus menargetkan kamp-kamp teroris di Pakistan, mempertahankan tudingan New Delhi bahwa Islamabad mensponsori kelompok-kelompok teroris. 





Credit  sindonews.com




Senang Pilotnya Dibebaskan, India Bungkam Soal Deeskalasi di Kashmir



Senang Pilotnya Dibebaskan, India Bungkam Soal Deeskalasi di Kashmir
India menyambut baik rencana Pakistan untuk membebaskan pilot mereka yang ditangkap Islamabad. Foto/Istimewa



NEW DELHI - Para pejabat militer India mengatakan mereka menyambut baik rencana Pakistan untuk mengembalikan pilot yang ditangkap. Meski begitu mereka menolak mengkonfirmasi akan mengurangi konflik antara kedua negara.

Pilot India, yang diidentifikasi sebagai Komandan Wing Abhinandan, menjadi wajah manusia dari gejolak di atas wilayah yang diperebutkan Kashmir setelah videonya dirilis, menunjukkan dia ditangkap dan kemudian ditahan.

"Kami senang pilot kami dilepaskan," kata Wakil Marsekal Udara RGK Kapoor, pada konferensi pers bersama tiga angkatan bersenjata India, Kamis malam waktu setempat.

Namun dia tidak menjawab saat wartawan bertanya apakah India menganggap kembalinya Abhinandan akan meredakan eskalasi konflik seperti dilansir dari Reuters, Jumat (1/3/2019).

Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan pihaknya akan membebaskan pilot India yang ditahan.

"Sebagai isyarat damai kami akan membebaskannya besok," kata Khan kepada parlemen Pakistan, Kamis sore. Anggota parlemen Pakistan pun memukul meja mereka sebagai tanggapan.


Amerika Serikat (AS), China, Uni Eropa dan negara-negara lain mendesak kedua negara menahan diri, karena ketegangan meningkat setelah pemboman mobil bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India di Kashmir yang dikuasai India pada 14 Februari lalu.

Pada hari Selasa, India mengatakan pihaknya menghantam sebuah kamp pelatihan untuk kelompok militan yang berbasis di Pakistan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di Kashmir, dan sumber senior pemerintah mengatakan kepada wartawan bahwa 300 gerilyawan telah terbunuh.

Pakistan membantahnya, mengatakan serangan itu gagal dan tidak ada yang tewas, dengan mengatakan bom dijatuhkan di lereng bukit yang sebagian besar kosong. Pakistan juga membantah ada kamp militan di daerah itu. Penduduk setempat mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda korban besar atau kerusakan signifikan, dengan hanya satu orang yang diketahui terluka oleh serangan itu.

Ditanya tentang kerusakan yang disebabkan oleh pesawat tempur India dalam serangan udara Selasa, Kapoor mengatakan masih terlalu dini untuk memberikan rincian tentang korban. Tetapi mereka mengatakan mereka memiliki bukti "kredibel" tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan udara di kamp.

"Apa pun yang kami ingin hancurkan, kami lakukan," katanya.

Wilayah Himalaya yang berpenduduk mayoritas Muslim telah menjadi pusat permusuhan selama lebih dari 70 tahun, sejak pemisahan koloni Inggris di India menjadi negara-negara yang terpisah dari Pakistan Muslim dan mayoritas Hindu India.

Wilayah ini terbagi antara India, yang memerintah Lembah Kashmir dan wilayah yang didominasi Hindu di sekitar kota Jammu, dengan Pakistan, yang mengendalikan irisan wilayah di barat, dan China, yang memiliki daerah dataran tinggi berpenduduk sedikit di utara. 





Credit  sindonews.com





Pakistan Tembak Jatuh Jet Tempur MiG-21 India dengan Rudal AS



Pakistan Tembak Jatuh Jet Tempur MiG-21 India dengan Rudal AS
Militer India tunjukkan puing AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM buatan Amerika Serikat yang digunakan Pakistan untuk menembak jatuh jet tempur MiG-21 Bison India. Foto/APTN


NEW DELHI - Militer New Delhi mengatakan pesawat jet tempur F-16 Viper Pakistan menembak jatuh jet tempur MiG-21 Bison India dengan peluru kendali (rudal) buatan Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, media-media lokal melaporkan militer New Delhi menggunakan bom-bom pintar buatan Israel untuk menyerang wilayah Kahsmir Pakistan.

Angkatan Udara India (IAF) menunjukkan puing-puing rudal buatan AS sebagai bukti meyakinkan bahwa jet tempur Pakistan menyerang pangkalan militer India. Pakistan sebelumnya membantah mengirim pesawat tempurnya.

Wakil Komandan IAF Marsekal Udara R.G.K. Kapoor mempresentasikan potongan rudal buatan AS yang digunakan Pakistan pada konferensi pers bersama, Kamis (28/2/2019). Rudal yang dimaksud adalah AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM.

Misil AMRAAM itulah yang menjatuhkan sebuah jet tempur MiG-21 Bison India dan menyebabkan seorang pilotnya tertangkap setelah menyelamatkan diri dari pesawat yang jatuh. Militer Islamabad sebelumnya mengklaim menjatuhkan dua jet tempur militer New Delhi.

Pakistan mengatakan pihaknya berencana untuk melepaskan pilot India yang ditangkap, Komandan Sayap Abhinandan Varthaman sebagai isyarat niat baik pada Jumat (1/3/2019). Pakistan tetap menyangkal F-16 terlibat dalam serangan rudal yang menjatuhkan MiG-21 Bison India. Laporan lain mengutip sumber keamanan Islamabad, JF-17 Thunder sebenarnya yang bertanggung jawab atas penembakan jet tempur India.

“Pakistan mengklaim mereka tidak menggunakan F-16. Ada cukup bukti melalui tanda tangan elektronik bahwa F-16 digunakan," kata Kapoor pada konferensi pers, dikutip The Drive. "Sebagian dari rudal udara-ke-udara AMRAAM, yang hanya dibawa oleh F-16 PAF (Angkatan Udara Pakistan) ditemukan timur Rajouri, wilayah India (di Jammu dan Kashmir)."

Sekadar diketahui, militer Islamabad memiliki armada sekitar 76 unit F-16, yang merupakan campuran dari A/B Air Defense Fighter (ADF), AM/BM Mid-Life Update (MLU), dan Block 52 model C/D. Ini termasuk jet yang diperoleh langsung dari Amerika Serikat dan dari sumber barang bekas.

Nomor kontrak pada fragmen rudal yang ditunjukkan militer India juga menunjukkan bukti yang kuat. Kontrak itu sebenarnya merupakan kesepakatan Penjualan Militer Luar Negeri AS yang lebih besar yang melibatkan pengiriman ke Pakistan.

Kapoor mengatakan bahwa radar India telah mengidentifikasi paket serangan besar yang terdiri dari Pakistan F-16 dan JF-17 Thunders menuju Garis Kontrol (LoC), yang memisahkan pasukan India dan Pakistan di Jammu dan Kashmir, pada 27 Februari 2019. 

Pasukan Pakistan kemungkinan juga menggunakan pesawat Mirage 3 atau Mirage 5 yang lebih tua. Kapoor tidak mengatakan apakah radar India yang telah mengidentifikasi tanda tangan para F-16 Viper atau apakah ada sistem intelijen elektronik lain yang terlibat.

Jet tempur India Su-30MKI, MiG-21, dan Mirage 2000 kemudian dikerahkan untuk intersepsi. Laporan terpisah, yang belum dikonfirmasi dari sumber anonim, mengatakan bahwa Komandan Sayap Varthaman mengejar sebuah F-16 Pakistan dengan MiG-21 Bison-nya dan menembak jatuh dengan rudal udara-ke-udara R-73 buatan Rusia.

"Faktanya adalah bahwa unit-unit Angkatan Darat India melaporkan melihat dua parasut jatuh di PoK (Kashmir yang diduduki Pakistan) yang terdiri dari dua pilot F-16 yang ditembak jatuh oleh MiG-21 Bison IAF," ujar Kapoor. Jika benar, lanjut dia, itu akan menunjukkan bahwa pesawat yang dimaksud adalah salah satu dari model F-16B atau D dua kursi Pakistan. India secara konsisten mengklaim hanya menembak satu pesawat tempur Pakistan. 




Credit  sindonews.com