Tampilkan postingan dengan label ARKEOLOGI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARKEOLOGI. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 Januari 2017

Arkeolog Swedia temukan 12 makam Mesir purba berusia 3.500 tahun



Arkeolog Swedia temukan 12 makam Mesir purba berusia 3.500 tahun
Ilustrasi (REUTERS/Amr Abdallah Dalsh )
 
Kairo (CB) - Para arkeolog Swedia berhasil menyingkapkan selusin makam kuno dekat kota Aswan yang berumur hampir 3.500 tahun pada zaman Kerajaan Baru Mesir kuno, kata Kementerian Kepurbakalaan Mesir, Rabu, seperti dikutip Reuters.

Sisa tulang belulang manusia dan binatang ditemukan di 12 pemakaman kuno yang ditemukan di Gabal al-Silsila atau Rantai Pegunungan seluas 65 km di utara Aswan dan kemungkinan berasal dari masa Firaun Thutmose III dan Amenhotep II.

Pemakaman kuno ini diharapkan membantu sejarawan untuk memahami dengan lebih baik pola kesehatan Mesir kuno dan mendorong tumbuhnya pariwisata Mesir yang diguncang krisis politik dan serangan militan sejak digulingkannya Hosni Mubarak pada 2011.

Beberapa dari pemakaman itu diperuntukan bagi binatang dan terdiri dari satu dua lubang berisi peti mati terbuat dari batu, tanah liat atau kain khas Mesir kuno, kata Mahmoud Afify, Kepala Kepurbakalaan Mesir Kuno. Lambang suci dan lambang kalajengking juga ditemukan di sini.

Ekspedisi oleh Universitas Lund, Swedia, itu dimulai sejak 2012. Dan pada 2015 menemukan sisa kuil kino di Gabal al-Silsila.

Ekskavasi perdana telah menyingkapkan beberapa jenazah utuh selain bukti adanya malnutrisi dan tulang patah akibat kerja paksa, kata kepala ekspedisi ini, Maria Nelson.

Penelitian berikutnya diperkirakan akan mengungkapkan peringkat sosial mereka yang dikuburkan di 12 pemakaman itu dan apa sebenarnya fungsi dari ke-12 makam itu, demikian Reuters.



Credit   antaranews.com



Senin, 28 November 2016

10 Temuan Harta Karun Kapal Karam Paling 'Mencengangkan' Dunia



 
Liputan6.com, Paris - Menurut Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, UNESCO, terdapat tiga juta bangkai kapal yang tersebar di seluruh dasar laut dunia.
Di bawah hukum maritim dan penyelamatan internasional, bangkai kapal militer biasanya tetap berada di bawah yuridiksi pemerintah mereka.
Meski terdapat sejumlah kapal yang membawa harta senilai jutaan dolar, namun dibutuhkan waktu lama untuk mengekskavasi bangkai tersebut. Namun hal itu tak menghentikan para pemburu harta karun untuk terus mencari keberadaan kapal.
Seperti dikutip dari Listverse, Jumat (25/11/2016), terdapat sejumlah kapal karam yang menyimpan harta karun luar biasa dan bernilai miliaran dolar. Berikut 10 di antaranya:
1. Tenggelamnya Kapal di Salcombe
Antara tahun 1200 dan 900 SM sebuah kapal tenggelam di lepas pantai di Devon, Inggris, di mana penemuan bangkai kapal tersebut diumumkan pada 2010.
Arkeolog dan penyelam sejauh ini menemukan 300 artefak yang di antaranya terdiri dari tembaga ingot, senjata, dan sejumlah perhiasan.
Meskipun bukan merupakan penemuan harta karun terbesar, namun penemuan tersebut dapat membuktikan bahwa terdapat jaringan perdagangan antara Inggris dengan negara-negara Eropa pada Zaman Perunggu.
Ilmuwan dari Oxford Univeristy menyelidiki temuan tersebut dan mencoba menemukan asal-usul kapal, namun sayangnya tidak ada bagian kapal yang utuh.

 

Harta Karun Kapal Indonesia

2. Harta Karun Kapal Belitung
Kapal karam Belitung adalah kapal Arab pertama yang ditemukan dan diekskavasi.
Ditemukan oleh nelayan di lepas pantai Indonesia pada 1998, di dalam kapal tersebut ditemukan emas Dinasti Tang dari awal Abad ke-9, artefak keramik, toples rempah-rempah, botol tinta, guci pemakaman, kristal, dan kotak sepuhan emas-perak.
Sejumlah benda berharga lain juga ditemukan dalam kapal tersebut, seperti mutiara, rubi, safir, cangkir emas besar, dan termos perak. Diperkirakan nilai benda tersebut mencapai US$ 80 juta atau sekitar Rp 1 triliun.
Tilman Walterfang, seorang direktur perusahaan beton asal Jerman ikut andil menemukan harta karun bernilai jutaan dolar itu. Ia menyelam ke dasar lautan.
"Saya mendarat di apa yang tampak seperti bagian terumbu karang biasa," kata Walterfang kepada majalah Jerman Der Spiegel.
"Benar-benar mirip gundukan bawah air seukuran sebuah bukit kecil yang terbentuk dari puluhan ribu keping keramik yang terawat dengan baik."

 

Kapal Emas dan Komputer Kuno

SS Central America yang membawa 15 ton emas tenggelam saat terjadi badai pada September 1857.
Setelah ditemukan pada 1987 dan dilakukan ekskavasi berikutnya, 39 perusahaan asuransi mengklaim bahwa mereka memiliki hak atas emas dan artefak karena kerusakannya telah mereka bayar pada Abad ke-19.
Pertarungan di ranah hukum pun terjadi, di mana tim penemu pada akhirnya berhak untuk mendapatkan 92 persen emas temuan.
Salah satu batang emas menjadi salah satu penemuan paling penting dan terjual sebesar US$ 8 juta (sekitar Rp 108 miliar).
4. Harta Karun Antikythera
Pada tahun 1900, penyelam menemukan bangkai kapal di lepas pulau Antikythera, Yunani, di mana The Archaeological Service of Greece segera meluncurkan ekspedisi terhadapnya. Sementara itu, ekspedisi lain yang dilakukan pada 1976 memulihkan bagian penting dari muatan kapal.
Dari bangkai kapal itu ditemukan banyak harta karun: koin, perhiasan, gelas, tembikar, patung indah, bahkan sofa tembaga.
Selain itu juga dijumpai mekanisme Antikythera yang diyakini sebagai komputer analog tertua di dunia
Perangkat mirip komputer analog yang diperkirakan berasal dari kebudayaan Yunani yang berkembang sekitar tahun 100 SM itu digunakan untuk menentukan posisi astronomi benda-benda langit -- dan mungkin waktu penyelenggaraan Olimpiade -- dengan mekanisme yang kompleks, menggunakan serangkaian roda gigi perunggu.
Mekanisme Antikythera berasal dari masa jauh sebelum manusia memiliki pemahaman modern tentang astronomi dan fisika. Artefak itu dibuat lebih dari 1.600 tahun sebelum Galileo Galilei lahir, dan lebih dari 1.700 tahun sebelum Isaac Newton terlahir ke dunia.
Seluruh koleksi artefak sempat dipamerkan di National Archaeological Museum in Greece hingga Agustus 2013.

 

Harta Karun yang Terbengkalai 230 Tahun

5. Harta Karun SS Republic
SS Republic hilang saat badai terjadi pada 1865 di lepas pantai Georgia yang membawa koin senilai US$ 400. Setelah terbengkalai selama 230 tahun, bangkainya ditemukan oleh Odyssey, perusahaan terkenal untuk ekplorasi laut dalam.
Lebih dari 51,000 emas dan koin perak berhasil diambil dari kapal tersebut, bersama dengan 14.000 artefak lain termasuk ribuan botol, gelas, dan wadah periuk. Nilai seluruh benda yang ditemukan dari kapal tersebut diperkirakan mencapai US$ 120 hingga 180 juta.
6. Bangkai Kapal Portugis
Ahli geologi yang bekerja untuk De Beers (penambang berlian bawah laut terbesar di dunia) tercengang ketika mereka menemukan sebuah kapal karam yang terkubur di pantai.
Tak hanya kapal, mereka juga menemukan lebih dari 22 ton ingot, 6 meriam, pedang, ribuan koin emas, dan lebih dari 50 gading gajah.
Setelah dilakukan sejumlah penyelidikan, dipastikan bahwa kapal tersebut adalah Bom Jesus, yakni kapal Portugis yang berlayar pada 1533 dan menghilang di lepas pantai Afrika Barat.

 

Harta Karun Kapal Bajak Laut

7. Harta SS Gairsoppa
SS Gairsoppa tenggelam pada 1941 setelah diserang oleh kapal German U-boat, di mana kapal tersebut memuat perak dengan total berat 7 juta ons.
Pada 2010, Odyssey Marine Exploration memenangkan kontrak penyelamatan eksklusif untuk kapal tersebut, di mana mereka berhak menguasai 80 persen penemuan yang diselamatkan.
Setahun kemudian, bangkai kapal itu ditemukan di Atlantik Utara dan sekitar 4,6 kilometer di bawah permukaan laut.
Odyssey pun berhasil menemukan 48 ton perak (48 persen dari harta yang hilang) namun harus menghentikan proyek tersebut karena cuaca buruk.
8. Whydah Gally
Penemuan Whydah pada 1984 oleh Barry Clifford merupakan hal penting karena itu merupakan satu-satunya kapal bajak laut yang pernah ditemukan. Lebih dari 200.000 artefak termasuk, meriam, koin, perhiasan emas, dan bel kapal telah dibawa ke permukaan.
Sejak 2007, artefak Whydah pilihan dipamerkan secara berkeliling yang disponsori oleh The National Geographic Society. Dengan nama "Real Pirates", pameran tersebut sangat populer.

 

Muatan Berharga Kapal Kolonial

9. Nuestra Senora de Atocha
Nuestra Senora de Atocha membawa perhiasan, permata, indigo, perak, emas, dan tembaga ketika tenggelam di lepas Florida Keys pada 1622.
Harta kapal legendaris tersebut begitu banyak, sehingga butuh dua bulan untuk memuatnya sebelum kapal tersebut dapat berlayar dengan sisa Armada Spanyol.
Pada Juli 1985, setelah menjelajahi dasar laut selama hampir 17 tahun, Mel Fisher menemukan Atocha dan harta yang dibawanya.
Hingga hari ini, bangkai tersebut masih dieksplorasi, di mana bagian paling berharga kapat belum dapat ditemukan.
10. Proyek Black Swan
Pada 2007 Odyssey Marine Exploration menerbangkan 17 ton koin dari Gibraltar ke alamat yang dirahasiakan. Penemuan bangkai kapal itu berlokasi di jalur di mana banyak kapal era-kolonial terkubur.
Namun karena banyaknya ketidakpastian akan asal usul kapal dan masalah keamanan, mereka tidak merilis lokasi kapal maupun asal koin tersebut.
Penemuan harta itu disebut sebagai yang terbesar di dunia hingga saat ini. Para ahli menyebut temuan itu belum pernah ada sebelumnya dan tak memiliki pembanding.








Credit  liputan6.com






Jumat, 25 November 2016

Arkeolog Mesir Temukan Kota Kuno Berusia 7.000 Tahun


 Arkeolog Mesir Temukan Kota Kuno Berusia 7.000 Tahun
Dr. Tarek Tawfik (kanan), direktur museum Grand Mesir, berbicara dengan timnya saat memeriksa sebuah artefak Mesir kuno di pusat konservasi Grand Egyptian Museum di Kairo, Mesir 21 Agustus 2016. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
 
 
CB, Kairo - Sebuah kota kuno berusia lebih dari 7.000 tahun telah ditemukan di Mesir. Kota dan kuburan kuno tersebut ditemukan para arkeolog di wilayah selatan Sohag, yang terletak di tepi Sungai Nil, dekat dengan Kuil Seti I di Abydos.

Penemuan itu seakan menjadi angin segar bagi industri pariwisata Mesir yang tengah dirundung masalah. Sektor pariwisata di negara itu mengalami penurunan sejak terjadi pemberontakan yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak pada 2011.

Kota kuno itu mungkin menampung pejabat berpangkat tinggi. Hal itu dilihat dari ukuran 15 kuburan yang baru ditemukan menunjukkan status sosial yang tinggi dari orang-orang yang dimakamkan di situ.


"Ukuran makam yang ditemukan di kuburan itu lebih besar dari kuburan kerajaan di Abydos yang berusia sampai ke Dinasti Pertama. Ini membuktikan posisi penting orang yang dimakamkan di situ dan posisi sosial tinggi mereka selama era awal dalam sejarah Mesir kuno," ujar Kementerian Purbakala.

Para ahli mengatakan Abydos merupakan ibu kota Mesir pada akhir Zaman Pradinasti dan selama pemerintahan empat dinasti pertama.

"Penemuan itu dapat menghasilkan pandangan baru tentang Abydos, salah sebuah kota tertua di Mesir Kuno," kata Kementerian Purbakala Mesir dalam satu pernyataan pada Rabu, 23 November 2016.

Temuan itu berjarak 400 meter dari candi Seti I, sebuah memorial periode Kerajaan Baru di Sungai Nil.

 

Ahli arkeologi sejauh ini telah menemukan bangunan tempat tinggal, peninggalan tembikar, alat besi, dan juga 15 kuburan besar, sebagian lebih besar dari kuburan raja-raja di Abydos.

Industri pariwisata Mesir kini tengah berjuang untuk pulih sejak pemboman pesawat Rusia yang membawa 224 orang dari sebuah resor Laut Merah pada Oktober 2015.

Lebih 14,7 juta wisatawan mengunjungi Mesir pada 2010, tetapi jumlah itu anjlokmenjadi 9,8 juta pada 2011 saat terjadi kudeta menggulingkan Mursi.

Pada kuartal I 2016, hanya 1,2 juta wisatawan berkunjung ke Mesir, menurun dari 2,2 juta pada 2015.




Credit  TEMPO.CO




Kamis, 24 November 2016

Ditemukan Situs Kuno Berusia 5.650 Tahun Dekat Stonehenge


 
Batu-batu Stonehenge di Inggris.
 
CB - Keberadaan situs Stonehenge di Inggris masih misterius. Hingga kini belum ada yakin bagaimana dan untuk apa monumen batu-batu raksasa tersebut dibangun.
Namun sebuah penemuan terbaru nampaknya akan membantu mengungkap misteri Stonehenge.
Sebuah komplek prasejarah ditemukan di sebuah desa bernama Larkhill di Wilshire Inggris sekitar 2,4 km dari situs Stonehenge.
Komplek tersebut diperkirakan dibangun 5.650 tahun yang lalu atau 1.000 tahun lebih dahulu dibandingkan Stonehenge.
Para arkeolog memperkirakan komplek tersebut merupakan tempat suci di mana orang zaman Neolitik melakukan upacara dan juga pesta.
Benda-benda yang ditemukan antara lain tulang sapi, piring keramik, serta sisa-sisa tulang manusia.
Temuan ini menjelaskan lebih lanjut bahwa jauh sebelum Stonehenge dibuat, wilayah tersebut memang sering digunakan sebagai aktivitas ritual kuno.
Adanya penemuan ini tentu akan membantu memecahkan misteri situs Stonehenge yang selama ini diduga merupakan bangunan makam atau kuil. Bahkan peneliti juga berpendapat sebagai observatorium raksasa pada jaman kuno yang digunakan untuk memantau bintang.
Arkeolog menemukan situs tersebut secara tidak sengaja, saat Kementrian Pertahanan Inggris tengah mempersiapkan untuk pembangunan rumah tentara di wilayah itu.
"Situs yang baru ditemukan merupakan salah satu penemuan yang paling menarik," kata Martin Brown, Ketua Arkeolog dari perusahaan konsultasi WYG seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (21/11/2016).
"Penemuan ini mengubah cara berpikir kita mengenai intensitas kegiatan neolitik di sekitar Stonehenge," tambahnya.
Kementrian Pertahanan saat ini mendanai daerah yang akan sepenuhnya digali untuk mengetahui lebih lanjut yang terjadi di bawah situs.
Sejauh ini para arkeolog telah menggali sekitar 17 persen area tersebut serta melakukan penelitian lebih lanjut terhadap temuan itu.




Credit  kompas.com






Senin, 21 November 2016

Menhir di Gunungkidul Diperkirakan Dibuat pada 2.000 SM


 
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma Menhir yang ditemukan di komplek pemakaman umum dusun Sokoliman II, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul pada akhir September 2016 lalu diperkirakan berasal dari 2.000 tahun Sebelum Masehi (SM)
 
GUNUNGKIDUL,CB - Menhir yang ditemukan di kompleks pemakaman umum Dusun Sokoliman II, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, DI Yogyakarta pada akhir September 2016 diperkirakan berasal dari 2.000 tahun Sebelum Masehi (SM).
Penemuan menhir ini semakin membuktikan indikasi bahwa wilayah Gunungkidul merupakan pusat peradaban tertua di Yogyakarta.

Kepala Seksi Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta Wahyu Astuti mengatakan, setelah mendapat laporan, tim mendatangi lokasi penemuan dan melakukan penelitian.
"Dari pengukuran, menhir yang ditemukan di Sokoliman II memiliki tinggi sekitar 4 meter. Dibuat sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi," kata dia.
Menurut Wahyu, penemuan ini mempertegas indikasi tentang pusat peradaban tertua di Gunungkidil. Sebelumnya, banyak temuan benda-benda purbakala di Gunungkidul.
"Candi Prambanan saja baru dibangun pada abad 9 masehi. Menhir ini diperkirakan dari 2.000 SM dan kerangka manusia serta alat-alat purbakala yang dulu ditemukan di Gua Braholo, Rongkop, itu dari 4.000 SM," kata Wahyu.
Saat ini menhir tersebut telah diamankan dan disimpan di Situs Sokoliman. Agar tidak rusak, seluruh bagian menhir ditutup dengan plastik. Menhir ini akan menambah koleksi Situs Sokoliman, Gunungkidul.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Bejiharjo, Yanto, mengatakan bahwa warga pernah menemukan benda purbakala, seperti menhir, saat menggali tanah. Namun, warga takut dan menimbun kembali benda-benda tersebut.
"Saya masih ingat saat dulu gotong-royong membuat lapangan, warga tidak sengaja menemukan seperti ini (menhir). Tapi ditimbun lagi, takut kalau ada apa-apa," kata dia.


Credit  KOMPAS.com


Menhir Sepanjang 4 Meter Ditemukan di Gunung Kidul dalam Kondisi Patah

Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma Batu Menhir yang ditemukan ditutup dengan plastik untuk mengurangi kerusakan 
 
GUNUNG KIDUL, CB— Sebuah menhir ditemukan terpendam di sekitar pemakaman umum di Dusun Sokoliman II, Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul. Menhir yang ditemukan secara tidak sengaja ini memiliki panjang sekitar 4 meter.
"Ditemukannya akhir bulan September kemarin," ujar Parjio (50), juru kunci Makam Sokoliman, Minggu (20/11/2016).
Parjio menceritakan, awalnya warga melakukan penggalian untuk pemakaman di Sokoliman. Saat mencapai kedalaman 30 cm, cangkul salah satu warga membentur benda keras.
"Samping-sampingnya langsung digali, diikuti, dan ternyata batunya berbentuk panjang," ujarnya.
Menurut dia, setelah penggalian, batu panjang ini ditemukan patah menjadi dua bagian. Namun, total panjangnya mencapai 4 meter, dan berdiameter lebih kurang 1 meter.
Curiga dengan penemuan batu panjang itu, warga lantas berinisiatif melapor ke pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta. Sebab, memang, Sokoliman, Bejiharjo, menjadi lokasi temuan kubur batu, arca batu sederhana, puluhan menhir, dan benda purbakala lainnya.
"Kemarin, saat ke sini, petugas BPCB mengatakan menhir. Ukurannya yang ditemukan ini paling besar di Gunung Kidul," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, Wahyu Astuti, menyampaikan bahwa batu panjang yang ditemukan di makam Dusun Sokoliman II, Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, merupakan menhir.
"Memang menhir. Di zaman dulu, menhir ini untuk pemujaan atau sebagai patok batas penanda wilayah kekuasaan," ujarnya.
Dari pengamatan Kompas.com, saat ini batu menhir yang baru saja ditemukan telah dibungkus plastik agar tidak rusak. Rencananya, batu ini akan dimasukkan ke koleksi Situs Sokoliman.



Credit  KOMPAS.com





Rabu, 16 November 2016

Arkeolog Spanyol Temukan Mumi 3.000 Tahun di Makam Mesir


 Arkeolog Spanyol Temukan Mumi 3.000 Tahun di Makam Mesir
Mumi Berusia 3000 Tahun Ditemukan di Makam Mesir. Foto: Kementerian Barang Antik Mesir
 
CB, Luxor - Arkeolog Spanyol telah menemukan mumi Mesir kuno dalam kondisi sangat baik dekat Luxor. Berada di dalam sarkofagus kayu berwarna cerah, mumi itu telah terikat dengan kain.

"Makam itu ditemukan di dinding selatan Kuil Jutaan Tahun," ujar Mahmoud Afifi, kepala departemen barang antik Mesir, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Livescience Senin 14 November 2016.

Kuil itu dibangun di tepi barat Sungai Nil dekat Luxor oleh Firaun Thutmosis III (1490-1436 SM), salah satu raja terbesar Mesir. Dikenal sebagai "Napoleon dari Mesir," dia adalah Firaun keenam dari Dinasti XVIII, yang paling terkenal dari semua dinasti Mesir kuno, dengan firaun seperti Hatshepsut, Amenhotep III, Akhenatenand Tutankhamun.
 



Mumi itu diyakini tubuh seorang pria bernama Amenrenef, yang memegang gelar "Hamba Rumah Raja." Amenrenef, bagaimanapun, tidak hidup di bawah Thutmosis III. Makamnya kemungkinan berasal dari periode Menengah Ketiga sekitar 1.000 SM, kemungkinan Dinasti ke-21.

"Ketika kuil sudah tidak berfungsi, daerah ini digunakan sebagai nekropolis," ujar Egyptologist Myriam Seco Álvarez, kepala tim arkeologi Spanyol, kepada Seeker.

Kotak mumi berusia 3.000 tahun itu memiliki banyak dekorasi warna-warni simbol-simbol agama Mesir kuno," kata Alvarez.

Álvarez, yang telah bekerja di Kuil Jutaan Tahun sejak 2008, mencatat bahwa prasasti dan dekorasi itu termasuk simbol matahari, dewi pelindung Isis dan Nephthys yang menyebarkan sayap, empat putra dewa Horus.

"Misi ini sekarang akan mempelajari makam ini dan isinya untuk mengetahui lebih lanjut tentang pemiliknya," kata Afifi.




Credit  TEMPO.CO





Jumat, 04 November 2016

Temuan Artefak Patahkan Asumsi Awal Kedatangan Manusia Purba

 Temuan Artefak Patahkan Asumsi Awal Kedatangan Manusia Purba
Sebuah lukisan manusia purbakala berbentuk telapak tangan di Kawasan Situs sejarah Leang. Diperkirakan lukisan ini telah berusia ribuan tahun, dan dibuat oleh manusia pada peradaban prasejarah. Pangkep, Sulsel, 20 Agutus 2015. TEMPO/Iqbal Lubis
 
CB, Jakarta - Manusia mulai mendiami pedalaman Australia 10.000 tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Demikian menurut para ilmuwan Kamis, 3 Vovember 2016, setelah mereka menemukan ribuan artefak dan tulang di batu tempat perlindungan di pedalaman terpencil.

Orang-orang diperkirakan telah tiba di Australia sekitar 50.000 tahun lalu. Namun, waktu mereka menetap di pedalaman yang gersang itu serta menggunakan perkakas mereka dan interaksi mereka dengan binatang purba masih diperdebatkan.

Para peneliti mengatakan temuan di Flinders Ranges Australia Selatan, 450 kilometer dari ibu kota negara bagian Adelaide, menunjukkan bahwa manusia menduduki daerah itu dari 49.000 sampai 46.000 tahun lalu. "Kami menyajikan bukti dari batu tempat perlindungan Warratyi di pedalaman selatan yang menunjukkan bahwa manusia menduduki daerah tandus Australia sekitar (49.000 tahun lalu), (10.000 tahun) lebih awal dibandingkan laporan sebelumnya," kata para peneliti yang dipublikasikan di jurnal Nature.

Beberapa benda yang ditemukan dari lapisan-lapisan sedimen juga menunjukkan penggunaan teknologi di Australia, seperti perkakas tulang (40.000 sampai 38.000 tahun lalu) dan pigmen seperti merah (49.000 sampai 46.000 tahun lalu). "Itu melengkapi pekerjaan yang dilakukan di pesisir Australia. Itu cocok dengan ambang batas tanggal… antara 45.000 sampai 50.000 (tahun lalu)," kata arkeolog dari La Trobe University di Australia Selatan, Giles Hamm, peneliti yang memimpin riset tersebut. "Yang berbeda adalah situs tertuanya di bagian paling selatan benua...itu menunjukkan bahwa orang bergerak sangat cepat di sekitar benua dan bagian dalam benua. Jika orang datang 50.000 (tahun lalu), artinya orang mungkin bergerak ke segala arah. Dan kita sudah mendapat beberapa bukti genetik baru yang mungkin juga menambah data mengenai pertanyaan itu."

Studi yang juga melibatkan University of Adelaide, Flinders University dan Clifford Coulthard dari Adnyamathanha Traditional Lands Association itu menemukan 4.300 artefak, tiga kilogram tulang, oker, dan materi tumbuhan. Temuan bingkah tulang diidentifikasi berasal dari Diprotodon optatum, marsupialia--kelompok mamalia yang betinanya memiliki kantung-- terbesar yang diketahui.

Selain itu ada temuan cangkang telur yang berkaitan dengan burung raksasa yang sudah punah, menunjukkan bahwa manusia berinteraksi dengan binatang kuno, kata ahli megafauna Gavin Prideaux dari Flinders University. "Manusia terbukti hidup berdampingan dengan binatang-binatang ini dan memburu mereka. Jadi ide bahwa tidak ada interaksi antara manusia dengan binatang-binatang ini sekarang bisa ditaruh di tempat tidur," kata Prideaux sebagaimana dikutip kantor berita AFP. *


Credit  TEMPO.CO










Selasa, 25 Oktober 2016

Ini Dia "Makhluk Frankenstein", Kombinasi Tawon, Belalang, dan Kecoa


 
George Poinar Jr. Aptenoperissus burmanicus
 
CB - Peneliti baru-baru ini menemukan serangga misterius yang terperangkap di batu amber selama 100 juta tahun.

Tidak seperti serangga lain yang pernah hidup di muka bumi, serangga ini memiliki penampakan yang aneh. Wajahnya seperti tawon namun tidak memiliki sayap, kakinya seperti kaki belalang dan antenanya menyerupai milik semut.
Peneliti menamai makhluk serupa Frankenstein ini Aptenoperissus burmanicus.

"Saat pertama kali saya melihat serangga itu, saya tidak bisa menjelaskan itu apa," kata George Poinar Jr., peneliti dari Universitas Oregon seperti dikutip dari Livescience Senin (17/10/2016).

"Kami bisa melihat kalau serangga itu tangguh dan mematikan. Kami harus menggolongkannya dalam keluarga baru karena tidak cocok dengan keluarga serangga lainnya," tambah Poinar yang juga ahli fosil yang terawetkan dalam batu amber.

Spesimen serangga aneh itu ditemukan di lembah Hukwang di Myanmar. Begitu menemukan makhluk itu, Poinar langsung membicarakan dengan ahli dari berbagai latar belakang. Semua bingung.

"Setelah mereka melihat fosil ini dari sudut pandang keahliannya, mereka melihatnya sebagai sesuatu yang berbeda," kata Poinar.

"Kaki belalangnya kuat, maka kita bisa menyebutnya belalang. Antenanya tampak seperti semut, perutnya tebal menyerupai kecoa tetapi wajah sebagian besar mirip tawon. Kami akhirnya memutuskan ini adalah jenis lain Hymenoptera," kata Poinar.

Pinar menempatkan serangga itu dalam keluarga baru bernama Aptenoperissidae.

Peneliti belum mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana serangga aneh ini hidup. Tidak jelas pula mengapa serangga ini punah. Meski begitu, diduga jenis ini punah karena ketidakmampuannya terbang.

Asal-usul serangga ini misterius. Dia punah tanpa meninggalkan jejak evolusi. Tidak ada kerabat dekat yang dikenal, baik masa lalu atau sekarang.



Credit  KOMPAS.com








Mengungkap Teka-teki Situs Berarsitektur Magis di Tondowongso

 
Teguh Hariawan/Kompasiana Candi Tondowongso
 
CB - Sebuah struktur bangunan kuno dengan arsitektur magis ditemukan di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri. Kini, para arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta tengah mendalaminya.

Struktur itu ditemukan akhir tahun 2006 lalu oleh warga setempat yang menggali tanah untuk tanah urug dan batu bata.

Penelitian tahap pertama struktur tersebut telah dilakukan pada 2007 - 2014 lalu. 10 - 23 Oktober 2016 ini, tim arkeolog yang dipimpin oleh Sugeng Riyanto tengah melakukan riset tahap kedua.

"Penelitian lanjutan berupaya mengungkap bagian-bagian dari kompleks suci tersebut," ujar Sugeng saat ditemui di sela eskavasi, Rabu (19/10/2016). Tujuannya, mengurai kisah situs yang kini penuh teka-teki itu.

Struktur yang diperkirakan mencakup area lahan seluas 120 - 120 meter itu dikatakan magis karena denah serta arsitekturnya.

Sekat-sekatnya membentuk ruang 3 X 3 sehingga ada 9 bidang. Apabila ditarik asumsi pada lahan ke dua seluas 350 meter X 300 meter, jumlahnya terdapat 81 bidang ruang.

Dalam konteks simbol keagamaan, jumlah denah bidang itu mirip dengan konsep Vastu Purusha Mandala, konsep arsitektur magis dalam agama Hindu.

Kompleks bangunan agama Hindu dibangun dengan konsep itu untuk mencegah kemarahan Vastu Purusha, raksasa yang diciptakan oleh Dewa Brahma.

Alkisah, raksasa itu tumbuh cepat, marah, dan melahap segala sesuatu di Bumi. Dewa lain membunuhnya namun Brahma membuatnya abadi.

Vastu Purusha Mandala selain menjadi jawaban untuk mencegah kemarahan raksasa juga mempertimbangkan aspek kosmos lain, terutama energi.

Bagian dari Situs Megah

Struktur Tondowongso sebelumnya juga pernah dikaji oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto maupun peneliti dari beberapa perguruan tinggi.

Penelitian sebelumnya sampai pada kesimpulan bahwa Situs Tondowongso mempunyai kesamaan dengan Candi Gurah secara struktur maupun arca.

Candi Gurah terletak 300 meter dari lokasi Tondowongso dan telah diteliti oleh seorang arkeolog pada tahun 1957 silam. Candi itu berasal dari masa peralihan pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Karena memiliki kesamaan dengan Candi Gurah, diduga struktur Tondowongso pun juga berasal dari masa yang sama, tepatnya antara kekuasaan Sindok (929 M) hingga Kertajaya (1222 M).

 
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim Seorang pekerja membersihkan bagian dari struktur Situs Tondowongso di Kediri, Jawa Timur, Rabu (18/10/2016). (Kompas.com/ M.Agus Fauzul Hakim)
Analisis karbon mengungkap, struktur Tondowongso berasal dari tahun 1006 M. Kala itu, raja yang berkuasa di Jawa adalah Darmawangsa Tguh.

Arkeolog meyakini, candi Gurah dan Tondowongso yang sama-sama berorientasi Hindu Syiwa bukan hanya semasa, namun terhubung satu sama lain.

Keduanya - bersama satu bangunan diduga gapura yang terletak 300 meter dari Tondowongso - merupakan sebuah kompleks pemukiman Hindu kuno.

Sugeng mengungkapkan, kompleks itu sungguh eksotis walaupun kondisinya tidak prima lagi. Jika ditotal, luas kompleks itu lebih dari 12 hektar.

Pemerintah Kabupaten Kediri telah membebaskan lahan seluas 1 hektar di Tondowongso sehingga ekskavasi bisa dilakukan.

Mengalami "Penderitaan"

Tak primanya kondisi situs Tondowongso merupakan akibat dari "penderitaan" yang dialaminya selama ribuan tahun. Kompleks itu melewati beragam dinamika politik, dinamika keagamaan, hingga dinamika alam.
Kurang lebih 1.000 tahun lalu, Ken Arok menakhlukkan Kerajaan Kediri. Dia berasal dari dinasti dan orientasi keagamaan yang berbeda.

Ken Arok memindahkan pusat pemerintahan dari Daha ke Tumapel. Konsepsi keagamaan raja selanjutnya berkembang hingga persembahan kepada leluhur.

"Itu menjadi momentum awal dimana kompleks mulai menderita," tutur Sugeng Riyanto. Kompleks yang semula agung menjadi kurang berarti.

Namun, "penderitaan" paling berat adalah karena faktor alam. Letusan Gunung Kelud pada 1334 seperti tercatat dalam buku agung masa Majapahit, Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, adalah salah satunya.

Material vulkanik mengubur situs tersebut. Letusan sesudahnya yang terjadi pada tahun 1586 M turut menambah masalah.

Sugeng menambahkan, "penderitaan" juga dialami kompleks situs Tondowongso saat Belanda pada abad ke 15 mulai membuka lahan tebu untuk memasok gula ke negaranya.

Belanda memindahkan sungai yang awalnya berada di utara komplek, dibuat mengalir tepat ke tengah komplek untuk mengaliri lahan tebu mereka.

"Itulah mengapa struktur bangunan yang kita temukan, kondisinya banyak yang rusak atau tidak utuh," ungkap Sugeng yang sebelumnya juga mengungkap keberadaan pemukiman kuno di Liyangan, kaki Gunung Sindoro.




Credit  KOMPAS.com






Rabu, 28 September 2016

Setelah 2.000 Tahun Hilang, Taman Kota Petra Ditemukan Kembali

 
AFP PHOTO Warisan Dunia Petra dibangun oleh peradaban Nabataean pada abad keempat SM.
AMMAN, CB — Taman Petra yang terlupakan selama hampir 2.000 tahun ditemukan kembali serta mengungkap sistem irigasi dan penyimpanan air yang mengejutkan.

Bersama dengan sistem yang bisa digunakan untuk memelihara taman yang terletak di gurun pasir itu, penggalian juga menemukan sisa-sisa air mancur, telaga, dan kolam renang.

Terletak di wilayah barat daya gurun pasir Jordania, ibu kota Kerajaan Nabatea itu tampaknya dulu memiliki pepohonan, perkebunan kurma dan anggur, serta sebuah kolam renang dengan lebar 44 meter.

Leigh-Ann Bedal, guru besar di Penn State Behrend College, mengatakan, taman Petra merupakan simbol zaman keemasan Kerajaan Nabatea.

"Kolam itu merupakan titik akhir dari sebuah akuaduk yang membawa air dari salah satu mata air, yaitu Ein Brak, yang terletak di perbukitan di luar kota Petra," kata Leigh-Ann kepada harian Haaretz.

"Arsitektur luar biasa kolam itu dan taman yang kesukaan rakyat Nabatea sukses menyediakan air bersih bagi pusat kota," kata Leigh-Ann.

Sistem pengairan ini tak hanya membuat rakyat Petra memiliki cadangan air  yang mencukupi kebutuhan mereka, tetapi juga lebih dari cukup untuk digunakan bercocok tanam.

Penggalian ini juga menemukan sebuah lereng yang membawa air turun hingga 10 meter dan terowongan bawah tanah yang digunakan untuk mengendalikan level air pada musim hujan.

Para pakar mengatakan, Petra tak mungkin bisa berkembang tanpa manajemen pengairan yang canggih karena lokasi tempat Petra berada hanya menerima curah hujan sebanyak 10-15 sentimeter tiap tahun.

Pada masa kejayaannya, Petra terletak di antara persimpangan jalur perdagangan penting yang menghubungkan Laut Merah dengan Damaskus dan Teluk Persia dengan Gaza.

Petra menjadi tempat persinggahan para pedagang yang menyediakan persediaan makanan, penginapan, dan yang terpenting adalah air bersih.

Pada masa kini, Petra dikenal dengan istana yang dipahat ke tebing dan menjadi lokasi adegan pemuncak film petualangan Indiana Jones and the Last Crusade.





Credit  KOMPAS.com





Senin, 26 September 2016

Para Ilmuwan Singkap Rahasia Manuskrip Kuno yang Gosong


 
CB, Tel Aviv - Pada 1970, para ahli arkeologi melakukan ekskavasi situs sinagog purba di Israel dan menemukan bongkah silindris gosong yang tampak seperti sisa-sisa gulungan naskah.
Dokumen yang terbuat dari lembaran kulit hewan ini terbakar parah. Benda itu sudah sangat ringkih sehingga menyentuh permukaannya saja dapat meluruhkannya, apalagi membukanya.
Para peneliti yang penasaran seakan putus harapan untuk bisa membaca isi gulungan manuskrip yang dikenal dengan sebutan Gulungan Ein Gedi itu.
Untunglah, baru-baru ini para peneliti berhasil menggunakan teknologi pencitraan sinar X khusus. Dengan demikian, tim ilmuwan University of Kentucky berhasil menciptakan citra tulisan yang ada dalam gulungan itu tanpa membukanya atau menyentuhnya sama sekali.
Dikutip dari laman NPR pada Sabtu (24/9/2016), temuan tersebut dipaparkan para Rabu lalu dalam jurnal Science Advances.
Penanggalan karbon radio menengarai dokumen itu ditulis pada Abad ke-3 atau 4, setelah Gulungan Laut Mati dan sebelum temuan cuplikan kitab di Mesir.
Tulisan di dalamnya menggunakan bahasa Ibrani dan terungkap lah bahwa Gulungan Ein Gedi berasal dari kitab Imamat. Menurut para penulis penelitian, temuan itu merupakan gulungan tertua Perjanjian Lama yang pernah ditemukan di ruang suci suatu sinagog.
 

Pembacaan Secara Virtual

Tim peneliti mengistilahkan teknik rekonstruksi citra itu sebagai "buka bungkus secara virtual" dan mencakup 4 langkah komputasi.
Pertama, tim melakukan pemindaian gosongan itu dengan tomografi berbantu mikrokomputer. Cara ini non-invasif ini merupakan salah satu teknik Sinar-X.
Walaupun tidak menyentuh bendanya, benda penelitian harus sempat dipegang secara fisik ketika menempatkannya, jadi tetap harus hati-hati. Para kurator dari Israel Antiquities Authority membantu dalam hal ini.
Kata William Searles, "Para kurator melakukan tugas penanganan benda-benda, dan merekalah pakarnya."
Setelah selesai, gulungan itu dikembalikan ke dalam penyimpanan pelindungnya.
Berikutnya, para tim itu melakukan analisa data Sinar-X untuk mengurai di ujung awal dan ujung akhir gulungan tersebut. Lapisan-lapisan gulungan itu sudah rusak dan memiliki ketebalan yang berbeda.
Tim itu menciptakan algoritma komputer untuk menduga bentuk masing-masing lapisan dan membandingkan dengan data untuk menduga di mana ujung awal dan akhir yang sebenarnya.
Proses dilakukan berulang hingga "permukaannya menjadi rinci, termasuk letak rekahan, dan tintanya kelihatan.”
Langkah ke tiga adalah melakukan analisa tinta guna mencari huruf-huruf yang tertera. Mereka menciptakan perangkat lunak (software) yang meliihat setiap titik pada lapisan kulit dan menentukan kadar "kecerahan", yaitu dengan membandingkan dengan huruf sekeliling.
Tim menggunakan kepadatan pantulan sinar X dari manuskrip itu. Semakin padat pantulannya, semakin cerlang titik itu. Dengan demikian, dihasilkan citra 3 dimensi huruf-huruf yang berpendar. Dari tampilan hasilnya, para peneliti menduga tinta yang dipakai mengandung logam.
Tapi, tulisan pada citra 3 dimensi masih belum mungkin dibaca. Huruf-hurufnya bergulung dan bertumpukan satu sama lain. Pada tahap akhir, para peneliti mengubah model 3 dimensi itu menjadi halaman 2 dimensi, seakan dibuat rata secara virtual.
Citra akhirnya mengungkapkan kolom huruf-huruf terang bahasa Ibrani dengan latar belakang yang gelap. Beberapa kalimat hilang karena rekahan yang melintasinya.
Beberapa bagian hilang atau rusak, tapi cukup utuh sehingga memungkinkan para cendekiawan di Hebrew University di Yerusalem untuk mengenali cuplikan itu berasal dari kitab Imamat.

Penggunaan di Masa Depan

Dalam laporan disebutkan bahwa, secara realistis, "pendekatan tradisional menarik sehelai dokumen dari tumpukan dan menekannya agar rata" tidak bisa diakukan pada manuskrip yang sedemikian ringkihnya. Rekonstruksi virtual menggunakan sinar X merupakan teknik terbaik yang ada sekarang.
Karena pekerjaan ilmu komputer ini mendapat pembiayaan publik melalui National Science Foundatioan (NSF)--badan sejenis LIPI di Indonesia--maka perangkat lunak (software) lengkapnya harus diterbikan tahun depan, demikan dijelaskan oleh Seth Parker, salah satu penulis laporan.
Searles dan Parker berharap agar cara pencitraan baru ini bisa membantu memecahkan teka-teki artifak lain, misalnya gulungan-gulungan yang rusak di Pompeii dan Herculaneum.




Credit  Liputan6.com




Kamis, 08 September 2016

Terowongan Rahasia Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Turki

 Terowongan rahasia berusia 2.300 tahun yang ditemukan di Turki.
Terowongan rahasia berusia 2.300 tahun yang ditemukan di Turki.
 
CB, ANKARA - Sebuah terowongan rahasia berusia 2.300 tahun ditemukan di situs arkeologi Alacahoyuk, Turki tengah, tempat pemukiman bangsa Het kuno. Hurriyet Daily News melaporkan, terowongan tersebut menjadi penemuan yang signifikan di dalam situs.

"Ini adalah penemuan besar dalam arsitektur bangsa Het. Ini adalah tahun ke-55 saya bekerja sebagai arkeolog dan saya tidak pernah berfikir akan menemukan terowongan ini," ujar kepala arkeolog dari Universitas Ankara, Aykut Cinaroglu, seperti dilansir dari The Independent.

Alacahoyuk dikenal sebagai ibukota agama untuk orang Het yang berdiri pada 1600 SM. Sementara bekas ibukotanya berada di Hattusha, yang menjadi situs arkeologi UNESCO di Turki.

Cinaroglu mengatakan, terowongan bawah tanah biasanya dibuat di bawah benteng yang menembus ke jalan kota. Ia yakin masih ada terowongan bawah tanah lainnya di Turki. Sejauh ini timnya telah menggali sepanjang 23 meter dan diperkirakan masih lebih panjang lagi.

"Kami sebelumnya telah menemukan cuneiform (naskah kuno) di situs ini. Naskah itu menampilkan sosok seorang raja yang sedang menjelaskan kepada imam, apa saja yang harus dilakukan selama upacara. Terowongan ini mungkin berkaitan dan memiliki fungsi sakral," jelas dia.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Rabu, 15 Juni 2016

Misteri Komputer Tertua di Dunia Terkuak


 
 
AP Fragmen Antikythera di Museum Arkeologi, Athena.
 
  CB - Ilmuwan berhasil mengungkap misteri sebuah mesin bernama Antikythera. Benda bersejarah yang ditemukan 100 tahun yang lalu ini disinyalir sebagai komputer tertua di dunia. Ternyata, benda itu merupakan panduan mempelajari alam semesta.

Misteri bermula saat Antikythera ditemukan disebuah kapal karam di Laut Aegean di sebelah selatan Pulau Yunani pada tahun 1901. Para ilmuwan tidak bisa mengungkap fungsi benda tersebut karena mereka hanya memahami sebagian kecil teks saja.

Sekitar 12 tahun lalu, cahaya terang menuju terungkapnya misteri alat itu terungkap. Ilmuwan mulai paham bahwa Antikythera terkait dengan tujuan astronomi. Dengan alat itu, diperkirakan manusia masa lalu bisa memerkirakan posisi benda-benda langit dilihat dari Bumi.

Kini, setelah usaha cermat dengan peralat mutakhir, ilmuwan bisa membaca 3500 karakter atau 500 kata dari teks penjelasan yang terdapat di dalam mesin berumur sekitar 2100 tahun ini.

Huruf-huruf pada mesin itu ukurannya hanya 1,2 milimeter, terukir pada bagian dalam dan bisa terlihat dari bagian depan dan belakang mesin. Antikythera sendiri terbungkus dalam kayu dan dioperasikan dengan mengengkol. "Pembacaan" tergolong rumit karena ilmuwan harus melihat lusinan hasil pindaian berkali-kali.

Dikutip Daily Mail, Jumat (10/6/2016), Alexader Jones, ilmuwan dari Universitas New York, mengatakan bahwa Antikytera merupakan kalender bulan dan matahari.

Dengan Antikytera, orang masa lalu bisa mengetahui posisi matahari dan bulan dalam zodiak, posisi planet-planet di Tata Surya, dan memprediksi gerhana. Lebih luas, Antikytera juga digunakan untuk memelajari alam semesta, layaknya sebuah buku astronomi yang kita gunakan saat ini.

Jones mengungkapkan, temuan tersebut berarti karena memberikan referensi mengenai astronomi Yunani Kuno yang belum banyak diketahui.

"Banyak detail yang didapatkan dari alat ini karena alat ini berasal dari Yunani Kuno, periode yang hingga sekarang belum banyak kami ketahui terkait astronomi dan dasar-dasar tentang teknologinya. Jadi teks kecil ini berarti sangat besar bagi kami," terang Jones.

Antikythera diangkat dari kapal karam tahun 1901, diperkirakan kapal berasal dari pertengahan abad pertama Sebelum Masehi. Dengan demikian, Antikytera sudah berumur 2000-an tahun.

Antikytera ditemukan bersama perunggu, patung marmer, gelas dan keramik dari kapal karam sepanjang 40 meter yang belum diketahui namanya. Dari kondisinya, diperkirakan kapal yang memuat Antikytera pecah menjadi dua bagian kemudian tenggalam dan terperangkap di bagian bawah laut yang curam.



Credit  KOMPAS.com


Kamis, 09 Juni 2016

Ahli akan teliti kaitan manusia purba Flores dan Homo floresiensis


 
Bandung (CB) - Tim periset akan masih akan meneliti kemungkinan adanya kaitan antara manusia purba Flores yang baru ditemukan di Cekungan Soa, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, dengan Homo floresiensis yang ukuran tubuhnya sama-sama kecil.

"Dan kami berharap kedepannya akan ada riset lanjutan agar kami bisa menemukan sisa fosil manusia purba lainnya sehingga kami bisa memberikan nama terhadap fosil ini," kata Peneliti dan Ahli Vertebrata Museum Geologi Fachroel Aziz, di Bandung, Rabu malam.

"Kita tidak akan langsung gegabah memberikan nama untuk fosil ini karena kita butuh data yang lengkap," tambah dia.

Ia mengatakan berdasarkan morfologi giginya fosil yang ditemukan oleh para peneliti Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan satu perguruan tinggi Australia di Cekungan Soa itu jelas dari jenis manusia (Homo sp).

"Berdasarkan data fosil gigi jenisnya jelas manusia/Homo sp. Namanya apakah nanti Mata Menge kita pikirkan belakangan," katanya.

Peneliti dari Universitas Wollongong Australia Gert Van den Bergh menambahkan fosil manusia purba di Cekungan Soa, yang usianya diperkirakan 700.000 tahun, sangat mirip dengan Homo floresiensis.

"Tapi kita harus sadar bahwa jumlah fosil terbatas dan ada gigi dan potongan geraham rahang bawah dan pecahan tengkorak. Sehingga kita berharap bisa menemukan fosil lainnya. Tapi kita belum bisa bilang ini Homo floresiensis," kata dia.

Ia mengatakan temuan fosil manusia purba di Cekungan Soa mungkin bisa mengubah sudut pandang tentang teori manusia purba di Indonesia atau bahkan di dunia.

Bersama penemuan fosil manusia purba yang diduga tertua itu, menurut Fachroel, juga ditemukan alat-alat batu dan artefak lain berumur sekitar satu juta tahun.

"Kita tahu bahwa daerah Flores ini terisolir dari daratan Sunda dan Australia tapi di sana ada artefak. Sehingga temuan fosil ini saya kira bisa mengubah (pemahaman) tentang manusia purba yang selama ini tidak bisa bicara," ujarnya.

Sementara Bupati Ngada Marianus Sae berharap selain menjadi sumber pembelajaran tentang evolusi manusia di Indonesia, temuan fosil itu bisa membawa keuntungan ekonomi bagi daerahnya.

"Dari sisi ekonomi kehadiran temuan ini akan memberikan dampak yang luar biasa karena ini akan menjadi temuan dunia. Di bidang pariwisata akan meningkat dan hari ini kami akan segera berkoordinasi untuk melakukan persiapan tentang apa yang kita dapatkan hari ini," kata dia.



Credit  ANTARA News






Fosil manusia purba ditemukan di Cekungan Soa, Flores


 
Fosil ini diperkirakan umurnya sekitar 700 ribu tahun ...
Bandung (CB) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Australia berhasil menemukan fosil manusia purba pertama dan tertua di Cekungan Soa, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur.

"Fosil ini diperkirakan umurnya sekitar 700 ribu tahun dan merupakan fosil manusia purba tertua di daratan Flores dan merupakan fosil pertama yang ditemukan di Cekungan Soa," kata Staf Ahli Bidang Investasi dan Produksi Kementrian ESDM, Ir. Yun Yunus Kusumahbrata, saat menggelar jumpa pers, di Bandung, Rabu malam.

Menurut dia, fosil manusia purba yang ditemukan Cekungan Soa, tepatnya di daerah penggalian Mata Menge, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT itu yakni berupa bagian gigi geraham (Molar), gigi kacip (Incisor), gigi taring (Canine) serta tulang rahang (Mandible).

"Dan walaupun temuan fosil ini hanya bagian dari tengkorak manusia purba namun kami meyakini bahwa temuan ini sangat penting untuk memulai temuan lainnya. Karena riset terhadap fosil ini hingga saat ini masih dilakukan oleh kami," kata dia.

Ia berharap dengan adanya temuan fosil manusia purba tersebut bisa menjadi sebuah pemahaman atau ilmu pengetahuan yang bisa dimanfaatkan semua pihak terutama yang berkaitan dengan ilmu kebumian.

"Dan kedepannya kami memikirkan bagaimana memanfaatkan apa yang ditemukan ini untuk mendapatkan mendorong perkembangan daerah, khususnya riset dan pembangunan untuk menarik minat orang datang ke NTT terkait fosil ini atau terkait aspek pengembangan wisatanya," katanya.

Temuan fosil manusia purba ini, menurut dia, juga akan dipublikasikan secara online di Jurnal Nature, sebuah jurnal ilmiah yang memiliki reputasi internasional.

Lebih lanjut ia mengatakan selain penemuan fosil manusia purba, dalam penggalian di Cekungan Soa tersebut tim juga menemukan fosil lainnya seperti fosil binatang yakni gajah, buaya, komodo, tikus, katak serta burung dan alat-alat batu atau artefak.

Sementara itu Ahli Vertebrata Museum Geologi Fachroel Aziz menambahkan fosil manusia purba pertama dan tertua di Cekungan Soa, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, punah diduga karena erupsi vulkanik di lokasi tersebut.

"Dulu ada gunung besar di daerah sana. Buktinya fosil-fosil itu ditemukan di lapisan yang ada debu-debu gunung api," kata Fachroel.

Ia mengatakan alasan mengapa fosil manusia purba tersebut berukuran kecil dikarenakan fenomena alamiah. "Mamalia kalau ada di pulau dia akan kecil karena berbagai faktor. Secara umum, sumber makanan terbatas jadi da menyesuaikan dengan stok makanan yang ada," katanya.


Credit  ANTARA News



Kamis, 02 Juni 2016

Kisah Mumi Raja Tut dan Belati dari Luar Angkasa



 Kisah Mumi Raja Tut dan Belati dari Luar Angkasa
 Belati Raja Tut (Foto: AFP)



 Kairo - Salah seorang firaun Mesir bernama Raja Tutankhamun dikubur bersama belatinya. Belakangan diketahui, belati itu bahan dasarnya bukan berasal dari bumi, melainkan dibuat dari bahan besi meteorit luar angkasa.

Raja Tut adalah pemimpin Mesir di dinasti ke-18 atau berkuasa sekitar tahun 1332 sebelum masehi. Para ahli menemukan makam Raja Tut dan belatinya. Dari hasil tes DNA dipastikan, mumi yang ditemukan adalah keturunan dari Akhenaten (mummi KV55). Topeng kematian Raja Tut kini jadi ikon dan koleksi museum.

Temuan terbaru para ahli kini mengungkap belati yang berada di makam Raja Tut. Tim peneliti dari Italia dan Mesir menggunakan sistem pemendaran sinar X tanpa harus merusak belati. Hasilnya, dipastikan bahan dasar belati itu berasal dari besi meteor. Hasil temuan ini disampaikan dalam jurnal Meteoritics dan Planetary Science.

Topeng dan mumi raja Tut (AFP)


Belati itu kini dipajang di Egyptian Museum di Kairo. Orang yang pertama kali menemukannya adalah Howard Carter, arkeolog yang juga menemukan makam Raja Tut dan sejumlah hartanya. Belati itu digambarkan oleh Carter sebagai belati dengan pegangan berwarna emas dan butiran kristal.

"Besi meteorit itu sangat jelas ditunjukkan dengan persentase kadar nikel yang tinggi," kata salah seorang peneliti, Daniel Comelli, kepada Discovery News.

Besi meteorit biasanya terbuat dari besi dan nikel, dengan sedikit campuran kobal, fosfor, sulfur dan karbon. Pada benda-benda besi artefak yang ditemukan sebelumnya, memiliki kadar nikel sampai 4 persen paling banyak, namun khusus untuk belati Raja Tut kadar nikelnya mencapai 11 persen.

Dari mana besi meteorit itu berasal? Para ahli menyisir sejumah temuan meteor di sekitar Laut Merah dengan radius sekitar 2.000 kilometer. Hasilnya, ada sekitar 20 besi meteorit yang dicatat.

"Hanya satu yang diberi nama Kharga, memiliki kadar nikel dan kobal yang konsisten dengan komposisi belati tersebut," terangnya. Kharga ditemukan pada tahun 2000 di dataran tinggi batuan di Mersa Matruh, berjarak 150 mil sebelah barat Alexandria.

Temuan ini semakin mengukuhkan kesimpulan bahwa pada era Raja Tut sudah terjadi proses pengolahan besi yang memiliki kualitas tinggi.

Tak hanya belati milik Raja Tut saja yang berasal dari luar angkasa. Di makam Raja Tut, ditemukan juga kalung yang berwarna hijau-kuning terbuat dari kaca silika. Kaca itu terbentuk dari efek tumbukan antara meteor atau komet dengan bumi. Kaca langka itu hanya bisa ditemukan di Mesir.


 Credit Detik.com