Ilustrasi kepulauan Spratly di Laut China Selatan. (Ritchie B. Tongo/Pool)
Angkatan Laut AS mengatakan latihan itu melibatkan kapal penghancur rudal, USS McCampbell yang disimpan di pangkalan di Jepang dan kapal frigat Inggris, HMS Argyll, yang tengah melakukan lawatan ke Asia.
"Kedua kapal tersebut melakukan latihan komunikasi dan latihan lainnya sejak Jumat pekan lalu hingga hari ini untuk mengantisipasi menghadapi prioritas keamanan bersama," tulis Angkatan Laut AS melalui pernyataan pada Rabu (16/1).
Dikutip Reuters, seorang juru bicara Angkatan Laut AS mengatakan latihan bersama semacam ini tidak pernah ada dalam sejarah, terutama di Laut China Selatan sejak 2010 silam.
Ini merupakan pertama kalinya Inggris berani berhadapan dengan China di Laut China Selatan secara langsung.
Latihan bersama ini dilakukan setelah kapal perang Inggris, HMS Albion, berlayar di dekat Pulau Paracel di perairan itu pada Agustus 2018. Pulau tersebut diklaim oleh China.
Operasi bersama di perairan rawan konflik itu juga disebut dilakukan setelah AS meminta kontribusi lebih banyak lagi dari sekutu, untuk menekan Negeri Tirai Bambu karena mencoba melebarkan pengaruhnya di Laut China Selatan.
China menganggap latihan bersama AS-Inggris tersebut merupakan provokasi.
Laut China Selatan menjadi perairan rawan konflik setelah China mengklaim hampir 90 persen wilayah perairan dengan jalur perdagangan terpadat itu.
Klaim China tersebut bersinggungan dengan klaim sejumlah negara lainnya seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, bahkan Taiwan.
Meski klaimnya di Laut China Seltan ditolak oleh Arbitrase Tribunal UNCLOS pada 2016 lalu, China berkeras membangun pulau dan fasilitas militer di perairan itu.
Tahun lalu, sejumlah gambar menunjukkan pulau-pulau buatan yang telah dibangun China di perairan itu lengkap dengan sejumlah radar dan rudal jelajah anti-kapal.
Angkatan Udara China juga pernah mendaratkan pesawat pengebomnya di sejumlah pulau di Laut China Selatan yang menjadi sengketa, sebagai bagian dari latihan militernya di kawasan itu.
AS dan Inggris tak memiliki klaim di Laut China Selatan, tetapi kedua negara berupaya menerapkan kebebasan bernavigasi di perairan kaya sumber daya alam itu.
AS menyatakan Laut China Selatan merupakan perairan internasional yang bebas dari kekuasaan negara mana pun.
Credit cnnindonesia.com