Ilustrasi serangan udara Israel di Gaza. (AFP Photo/Mohamed Abed)
Kementerian menyebut korban bernama Mujahid al-Khudari (23), meninggal dunia di Rumah Sakit Shifa, Gaza City, setelah jadi incaran serangan Israel dekat perbatasan.
Militer Israel sebelumnya menyatakan sebuah pesawat "mengincar teroris bersenjata dekat pagar perbatasan," tanpa menjelaskan apakah serangan dilakukan dengan pesawat nirawak atau lainnya.
Angkatan bersenjata juga menyatakan "tidak akan membiarkan keamanan warga sipil Israel terusik."
Secara terpisah di hari yang sama, Kementerian Kesehatan mengumumkan seorang korban lainnya tewas akibat bentrokan dalam protes puluhan ribu orang Jumat lalu.
Shadi al-Kashif (34) ditembak di bagian kepala dekat perbatasan di selatan Gaza dan sejak saat itu berada dalam keadaan kritis sebelum akhirnya tewas.
Kematian ini membuat jumlah korban jiwa meningkat jadi 18 warga Palestina.
Tidak ada laporan korban dari pihak Israel hingga berita ini diturunkan.
Israel dihadapkan pada seruan investigasi independen dari Uni Eropa dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres atas kekerasan yang terjadi antara warga dan pasukan Israel itu.
Pihak Palestina menyatakan demonstran ditembaki meski tidak membuat ancaman pada para tentara.
Ribuan orang diperkirakan akan kembali melakukan demonstrasi Jumat (6/4).
Credit cnnindonesia.com
Usai Sniper dan Tank, Kini Pesawat Israel Bunuh Demonstran Palestina
GAZA
- Militer Israel mulai menggunakan pesawat tempur untuk membunuh
demonstran Palestina yang mendekati pagar perbatasan di Gaza. Demonstran
yang dibunuh dengan serangan udara ini dilabeli Israel sebagai "teroris
bersenjata".
Militer negara Yahudi tersebut dalam pernyataan tertanggal 4 April 2018 membuat pengakuan soal penggunaan pesawat tempur untuk membunuh demonstran di wilayah Gaza.
"Semalam, pesawat IAF (Angkatan Udara Israel) menargetkan teroris bersenjata yang berada di dekat pagar keamanan di Gaza utara," bunyi pernyataan militer Israel.
Menurut pernyataan itu, operasi dilakukan terhadap "teroris". "Tidak akan dibiarkan untuk membahayakan keamanan warga sipil Israel," lanjut pernyataan tersebut.
Tidak jelas pesawat tempur apa yang digunakan dan berapa banyak serangan yang dilancarkan dalam operasi tersebut.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan seorang warga Palestina yang sekarat akibat tembakan Israel telah meninggal di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza.
Penggunaan pesawat tempur untuk membunuh demonstran Palestina merupakan kasus terbaru dalam penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan pertahanan Israel (IDF).
Sebelumnya, IDF mengerahkan sniper untuk menembak mati belasan demonstran yang menggelar aksi "The Great Return march" sejak Jumat pekan lalu. Selain sniper dan pesawat tempur, IDF juga menggunakan tank saat membunuh sorang demonstran Palestina yang mendekati pagar perbatasan beberapa hari lalu.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan mereka yang ditargetkan IDF sebenarnya hanya petani.
Sebelum demonstrasi besar-besaran yang dimulai sepekan lalu, IDF memperingatkan warga Palestina bahwa IDF siap menggunakan amunisi tajam terhadap siapa pun yang mencoba menerobos pagar perbatasan.
Militer negara Yahudi tersebut dalam pernyataan tertanggal 4 April 2018 membuat pengakuan soal penggunaan pesawat tempur untuk membunuh demonstran di wilayah Gaza.
"Semalam, pesawat IAF (Angkatan Udara Israel) menargetkan teroris bersenjata yang berada di dekat pagar keamanan di Gaza utara," bunyi pernyataan militer Israel.
Menurut pernyataan itu, operasi dilakukan terhadap "teroris". "Tidak akan dibiarkan untuk membahayakan keamanan warga sipil Israel," lanjut pernyataan tersebut.
Tidak jelas pesawat tempur apa yang digunakan dan berapa banyak serangan yang dilancarkan dalam operasi tersebut.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan seorang warga Palestina yang sekarat akibat tembakan Israel telah meninggal di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza.
Penggunaan pesawat tempur untuk membunuh demonstran Palestina merupakan kasus terbaru dalam penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan pertahanan Israel (IDF).
Sebelumnya, IDF mengerahkan sniper untuk menembak mati belasan demonstran yang menggelar aksi "The Great Return march" sejak Jumat pekan lalu. Selain sniper dan pesawat tempur, IDF juga menggunakan tank saat membunuh sorang demonstran Palestina yang mendekati pagar perbatasan beberapa hari lalu.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan mereka yang ditargetkan IDF sebenarnya hanya petani.
Sebelum demonstrasi besar-besaran yang dimulai sepekan lalu, IDF memperingatkan warga Palestina bahwa IDF siap menggunakan amunisi tajam terhadap siapa pun yang mencoba menerobos pagar perbatasan.
Credit sindonews.com