Rabu, 11 April 2018

Selain Ancam Qatar Jadi Pulau, Kanal Saudi Juga untuk Limbah Nuklir


Selain Ancam Qatar Jadi Pulau, Kanal Saudi Juga untuk Limbah Nuklir
Desain proyek kanal Salwa yang akan dibangun Arab Saudi di perbatasan Qatar. Foto/Al Arabiya


RIYADH - Pemerintah Riyadh sedang merencanakan membangun kanal Salwa di perbatasan Arab Saudi dan Qatar. Kanal itu tak hanya mengancam wilayah Qatar menjadi pulau tapi juga akan difungsikan sebagai tempat pembuangan limbah nuklir.

Negara yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ini bahkan berencana membangun pangkalan militer di zona kanal Salwa. Rencana dari proyek senilai 2,8 miliar riyal Saudi ini diulas surat kabar Al Riyadh.

Sebelumnya, surat kabar online Sabq merinci rencana pembangunan kanal Salwa yang panjangnya akan mencapai 60 kilometer (37,5 mil), lebar 200 meter dan kedalaman hingga 20 meter.

Jika terealisasi, kanal ini akan berdiri di panjang wilayah perbatasan Saudi dengan Qatar. Artinya, negara kecil yang kaya di Teluk itu praktis terisolasi oleh kanal Salwa.

Menurut laporan Al Riyadh dengan sumber yang mengetahui tentang rencana proyek kanal Salwa, sebagian dari zona kanal akan difungsikan untuk pangkalan militer dan fasilitas untuk pembuangan limbah nuklir dari reaktor nuklir yang sedang direncanakan dibangun oleh Amerika Serikat (AS).

Pusat Komunikasi Internasional Pemerintah Saudi tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar. Uni Emirat Arab (UEA) yang jadi sekutu Riyadh justru muncul untuk mengonfirmasi proyek kanal tersebut. Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri UEA Anwar Gargash melalui Twitter menulis; "Keheningan Qatar pada proyek kanal adalah bukti ketakutan dan kebingungan mereka."


Pembangunan kanal Salwa akan memperdalam keretakan hubungan antara Qatar dan kuartet Arab, yakni Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir. Empat negara itu telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha sejak Juni tahun lalu atas tuduhan Qatar mendukung terorisme, yang telah berulang kali dibantah oleh Doha.

Proyek kanal ini sedang sedang menunggu perizinan. Pembangunannya diperkirakan akan selesai dalam waktu 12 bulan. Al Riyadh melaporkan bahwa pos perbatasan Saudi-Qatar telah dibersihkan oleh petugas bea cukai dan imigrasi, sehingga penjaga perbatasan dapat mengambil alih pengelolaan wilayah tersebut.

Proyek ini akan dibiayai oleh investor swasta Saudi dan Emirat. Sedangkan perusahaan Mesir akan menjadi penggali kanal.

Secara terpisah, pihak berwenang Emirat juga berencana untuk membangun pembuangan limbah nuklir di titik perbatasan Qatar dan Uni Emirat Arab.

"(Kanal) akan memutus semua perbatasan darat, dan itu akan menjadi wilayah Saudi secara murni untuk panjang 1 km dari perbatasan resmi dengan negara Qatar. Ini akan membuat wilayah terestrial yang berdekatan dengan Qatar menjadi zona militer untuk perlindungan dan pemantauan," tulis Saudi Gazette, dalam laporannya, yang dikutip Selasa (10/4/2018). 





Credit  sindonews.com