Ilustrasi tentara China. Beijing menyatakan AS mesti menyadari penguatan hubungan militernya dengan Moskow. (REUTERS/Jason Lee)
"Saya mengunjungi Rusia sebagai menteri pertahanan baru China untuk menunjukkan kepada dunia perkembangan tingkat tinggi hubungan bilateral kami dan tekad bulat angkatan bersenjata kami untuk memperkuat kerja sama strategis," ujarnya dalam laporan TASS yang dikutip CNN.
"Pihak China datang (ke Moskow) untuk menunjukkan orang Amerika hubungan erat antara angkatan bersenjata China dan Rusia ... kami datang untuk mendukung Anda."
Wei juga mengatakan Beijing siap menyatakan "perhatian dan posisi bersama (dengan Moskow) dalam masalah penting internasional di acara-acara internasional."
|
Pernyataan blak-blakan ini dilontarkan di tengah kedekatan Moskow dan Beijing, di mana Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji meningkatkan hubungan bilateral dan kerjasama di urusan internasional.
Putin dijadwalkan menunjungi China tahun ini, untuk pertama kalinya bertemu dengan pejabat senior China setelah kembali terpilih sebagai presiden dan menjalani masa jabatan keempat.
Dalam rapat Perserikatan Bangsa-Bangsa, September, menlu kedua negara sama-sama mengkritik Washington atas sikap agresifnya di masalah-masalah global. China dan Rusia juga menyatakan tidak ada lagi satu negara adidaya di dunia.
Meski hubungan kedua negara sempat renggang di masa lalu, Beijing meningkatkan dukungannya untuk Moskow di tengah sanksi berat negara Barat menyusul pencaplokan Crimea.
Kedua negara saling dukung di PBB dalam beragam isu dan bertentangan dengan AS, seperti soal Korea Utara dan Suriah.
Wei ditunjuk sebagai menhan baru China bulan lalu, dalam serangkaian perubahan yang dilakukan Xi. Sang Presiden juga kini bisa berkuasa seumur hidup setelah batas masa jabatannya dihapuskan.
Reformasi militer China merupakan salah satu tujuan utama Xi. Belakangan, dia menyerukan penguatan angkatan bersenjata lewat "sains dan teknologi."
Moskow pun sama-sama berupaya memperkuat kekuatan militernya. Awal Maret, Rusia menguji coba peluru kendali baru yang diklaim Putin bakal membuat pertahanan negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO "sama sekali tak berguna."
Credit cnnindonesia.com