Senin, 02 April 2018

Kebrutalan Israel tak Ciutkan Aksi Demo Warga Gaza



Ribuan masyarakat Gaza bergerak menuju perbatasan Palestina-Israel, Jumat (30/3).

Ribuan masyarakat Gaza bergerak menuju perbatasan Palestina-Israel, Jumat (30/3).
Foto: Dok. Istimewa


Aksi demo merupakan upaya warga Palestina menyampaikan pesan ke dunia.


CB, JAKARTA  --  Kebrutalan militer Israel tak menyurutkan semangat warga Palestina di perbatasan Jalur Gaza untuk terus berdemonstrasi dan menyuarakan tuntutan kepada Israel. Hal ini disampaikan relawan Medical Emergency Rescue Comittee (MER-C) Mohammad Husein yang saat ini berada di Gaza.

"Sampai saat ini aksi demonstrasi, aksi damai di perbatasan di Gaza-Israel masih terus berlanjut. Warga, terutama pemuda, masih berdiam diri di tenda-tenda yang didirikan sejak tiga hari terakhir," kata Mohammad ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (1/4).

Ia mengatakan, sebagaian massa juga masih melakukan aksi di pagar perbatasan Gaza-Israel walaupun tidak seramai pada Jumat (30/3) lalu. Peserta aksi tanggal 30 Maret lalu diperkirakan di atas 100 ribu orang. Mohammad mengatakan, untuk hari ini estimasinya hanya ribuan karena tanggal 30 kemarin memang hari libur.

Sama seperti Jumat lalu, aksi warga Palestina kali ini masih direspons secara represif oleh tentara Israel. Hal ini kembali menyebabkan jatuhnya korban luka di wilayah perbatasan di Jalur Gaza bagian utara.

Kendati terus direspons secara represif oleh tentara Israel, hal itu tak menyurutkan semangat warga Palestina di Gaza untuk tetap melangsungkan aksi. "Sama sekali tak menyurutkan semangat para peserta aksi. Bukti sederhananya, hingga saat ini, para peserta masih berdatangan ke perbatasan untuk melanjutkan aksi," ujar Mohammad.

Mohammad mengatakan, aksi demonstrasi di perbatasan di Gaza-Israel merupakan upaya warga Palestina menyampaikan pesan kepada dunia, khususnya kepada Israel, bahwamereka tidak akan melupakan haknya untuk kembali ke Tanah Air-nya yang kini telah diduduki Israel.

Menurut Mohammad, hingga saat ini kekerasan yang dilakukan tentara Israel telah menyebabkan sedikitnya 15 warga Palestina tewas dan 1.481 lainnya luka-luka. Para korban luka, baik akibat terkena peluru karet maupun peluru tajam, dirawat di sejumlah rumah sakit sesuai wilayah masing-masing.

Mohammad mengatakan, walaupun korban tewas dan luka telah berjatuhan, otoritas di Gazadan pemerintah Palestina belum memberikan imbauan apapun untuk warga yang kini berada di sekitar perbatasan Gaza-Israel. Mohammad merupakan relawan MER-C yang telah tujuh tahun tinggal di Gaza. 



Credit  REPUBLIKA.CO.ID

15 Warga Palestina Tewas, Israel Tolak Penyelidikan



Bentrokan antara massa aksi Palestina dan militer Israel pada Sabtu (31/3) di Jalur Gaza.

Bentrokan antara massa aksi Palestina dan militer Israel pada Sabtu (31/3) di Jalur Gaza.
Foto: AP Photo/Adel Hana


Israel justru menyebut pasukannya layak mendapatkan medali penghargaan.


CB, GAZA — Kementerian Pertahanan Israel tidak mau menuruti permintaan penyelidikan atas tewasnya 15 warga Palestina, Jumat (30/3). Belasan warga Palestina tewas dan puluhan luka-luka oleh militer Israel ketika unjuk rasa yang berujung pada bentrokan di Jalur Gaza, Jumat.


Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menolak kritikan atas tindakan Israel. Dia mengatakan pasukan Israel yang berjaga sepanjang jalur Gaza layak mendapat medali penghargaan.

Sebab, mereka meakukan apa yang diperlukan untuk melindungi area perbatasan itu. “Terkait permintaan penyelidikan, tidak akan ada,” kata dia kepada radio militer Israel dilansir dari Reuters, Senin (2/4).


Hamas, kelompok Palestina yang dominan di Gaza, mengatakan lima dari mereka yang tewas adalah anggota sayap bersenjatanya. Sementara Israel mengatakan delapan dari yang tewas merupakan kelompok Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Israel dan bangsa Barat, dan dua korban berasal dari faksi militan lainnya.


Ketegangan mulai mereda di daerah perbatasan tersebut pada Ahad (1/4) kemarin. Ratusan warga Palestina, atau sebagian kecil dari puluhan ribu yang awalnya ikut aksi pada Jumat, masih tetap berada di tenda perkemahan di perbatasan sepanjang 65 kilometer dari pagar pembatas Israel.


Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan Diplomat ternama Uni Eropa, Federica Mogherini, mengatakan PBB akan melakukan penyelidikan independen terhadap pertumpahan darah yang terjadi pada Jumat lalu. Paus Fransiskus, dalam pidato tertulis untuk perayaan Paskah berkomentar atas peristiwa yang terjadi di Gaza.


Paus Fransiskus menyerukan rekonsiliasi di Tanah Suci tersebut. “Pada hari-hari terakhir ini, Tanah Suci menjadi lokasi konflik yang juga berdampak pada orang-orang yang tidak berdosa di sana,” kata pemimpin tertinggi umat Katolik itu.


Amerika Serikat memblokir sebuah pernyataan Dewan Keamanan PBB yang disusun Kuwait, Sabtu (31/3) lalu. Para diplomat menyatakan, akan melakukan penyelidikan independen dan mendesak semua pihak untuk terlibat.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID