Aksi demo merupakan upaya warga Palestina menyampaikan pesan ke dunia.
CB,
JAKARTA -- Kebrutalan militer Israel tak menyurutkan semangat warga
Palestina di perbatasan Jalur Gaza untuk terus berdemonstrasi dan
menyuarakan tuntutan kepada Israel. Hal ini disampaikan relawan Medical
Emergency Rescue Comittee (MER-C) Mohammad Husein yang saat ini berada
di Gaza.
"Sampai saat ini aksi demonstrasi, aksi damai di perbatasan di
Gaza-Israel masih terus berlanjut. Warga, terutama pemuda, masih berdiam
diri di tenda-tenda yang didirikan sejak tiga hari terakhir," kata
Mohammad ketika dihubungi
Republika.co.id, Ahad (1/4).
Ia
mengatakan, sebagaian massa juga masih melakukan aksi di pagar
perbatasan Gaza-Israel walaupun tidak seramai pada Jumat (30/3) lalu.
Peserta aksi tanggal 30 Maret lalu diperkirakan di atas 100 ribu orang.
Mohammad mengatakan, untuk hari ini estimasinya hanya ribuan karena
tanggal 30 kemarin memang hari libur.
Sama seperti Jumat
lalu, aksi warga Palestina kali ini masih direspons secara represif oleh
tentara Israel. Hal ini kembali menyebabkan jatuhnya korban luka di
wilayah perbatasan di Jalur Gaza bagian utara.
Kendati
terus direspons secara represif oleh tentara Israel, hal itu tak
menyurutkan semangat warga Palestina di Gaza untuk tetap melangsungkan
aksi. "Sama sekali tak menyurutkan semangat para peserta aksi. Bukti
sederhananya, hingga saat ini, para peserta masih berdatangan ke
perbatasan untuk melanjutkan aksi," ujar Mohammad.
Mohammad
mengatakan, aksi demonstrasi di perbatasan di Gaza-Israel merupakan
upaya warga Palestina menyampaikan pesan kepada dunia, khususnya kepada
Israel, bahwamereka tidak akan melupakan haknya untuk kembali ke Tanah
Air-nya yang kini telah diduduki Israel.
Menurut Mohammad,
hingga saat ini kekerasan yang dilakukan tentara Israel telah
menyebabkan sedikitnya 15 warga Palestina tewas dan 1.481 lainnya
luka-luka. Para korban luka, baik akibat terkena peluru karet maupun
peluru tajam, dirawat di sejumlah rumah sakit sesuai wilayah
masing-masing.
Mohammad mengatakan, walaupun korban tewas
dan luka telah berjatuhan, otoritas di Gazadan pemerintah Palestina
belum memberikan imbauan apapun untuk warga yang kini berada di sekitar
perbatasan Gaza-Israel. Mohammad merupakan relawan MER-C yang telah
tujuh tahun tinggal di Gaza.