Senin, 16 April 2018

Gambar Satelit Tunjukkan Instalasi Militer Suriah Rusak Parah


Kerusakan akibat serangan udara AS di Suriah. Digitalglobe.com
Kerusakan akibat serangan udara AS di Suriah. Digitalglobe.com

CB, Damaskus - Perang informasi pasca serangan rudal presisi pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat terhadap tiga target militer utama di Suriah, yang didukung Rusia, berlangsung.
Pemerintah Rusia dan Suriah, seperti dilansir Reuters, mengklaim berhasil menembak jatuh 71 rudal dari sekitar 103 rudal yang ditembakkan pesawat jet tempur dan kapal perang sekutu, yang berlayar di Laut Merah dan Laut Mediterania.

Ads by Kiosked
Pentagon juga melansir semua obyek yang menjadi target terkena serangan rudal dari AS, Inggris, dan Prancis. CNN menyebut ada 105 rudal yang ditembakkan.
Kementerian Pertahanan AS merilis peta tiga lokasi yang mejadi sasaran gempuran rudal presisi ini. CNN lalu membandingkan peta ini dengan data dari dua perusahaan satelit yaitu DigitalGlobe dan Planet.com.

“Gambar satelit dari kedua perusahaan menunjukkan kerusakan besar terhadap fasilitas yang diduga digunakan rezim Bashar al Assad, Presiden Suriah saat ini, untuk membuat senjata kimia," begitu dilansir CNN, Sabtu, 14 April 2018.

Peta lokasi serangan terhadap militer Suriah. CNN.com
Gambar satelit dari DigitalGlobe menunjukkan dua instalasi berbeda di Kota Homs mengalami kehancuran parah. CNN menyandingkan dua foto yang menunjukkan lokasi target militer Suriah sebelum dan setelah terkena serangan rudal presisi.
Jenderal Joseph Dunford, kepala Staf Gabungan Militer AS, mengatakan kepada jurnalis ada tiga lokasi sasaran utama serangan rudal.
Ketiga lokasi target utama milik militer Suriah adalah pos komando militer Suriah serta fasilitas penyimpanan senjata kimia di dekat Kota Homs, fasilitas penyimpanan senjata kimia di barat Kota Homs, dan pusat riset ilmiah senjata kimia di Damaskus.
“Kami mendapatkan semua target. Kami mengenai lokasi, jantung program senjata kimia Suriah. Jadi misi tercapai,” kata Dana White, juru bicara Pentagon, pada Sabtu, 14 April 2018.

Seorang petugas pemadam kebakaran memadamkan sisa-sisa api di Pusat Penelitian Suriah yang dihancurkan oleh serangan udara koalisi AS di Barzeh, Suriah, 14 April 2018. Sedikitnya 120 rudal Amerika Serikat, Inggris, dan Pancis ke Suriah pada 13 April 2018 lalu. AP
Letnan Jenderal Kenneth McKenzie, direktur Staf Gabungan Militer AS, mengatakan tidak ada satupun jet tempur dan rudal sekutu yang ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Suriah.
Sebaliknya, Kolonel Jenderal, Sergey Rudskoy dari militer Rusia mengatakan sistem pertahanan anti serangan udara Suriah mencegat 71 dari 103 rudal sekutu. Tidak ada anggota militer Suriah yang tewas dalam serangan ini.
Dalam briefing di Pentagon, Jenderal Dunford mengatakan serangan udara itu sudah selesai. Dia mengatakan militer sekutu sengaja memilih target untuk menghindari jatuhnya korban pasukan Rusia, yang tersebar di berbagai pangkalan militer Suriah.
Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vassily Nebenzia, mengatakan serangan rudal presisi itu sebagai,”Pukulan bagi penyelesaian secara politik atas krisis di Suriah.”
Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Jaafari, mengatakan tiga negara barat membahayakan perdamaian dan keamanan dunia.
Sedangkan Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, menuding Rusia menutupi tindakan pemerintah Suriah. “Washington tetap bersiaga untuk menyerang jika serangan kimia terjadi lagi.”








Credit  tempo.co