Benjamin Netanyahu
Foto: Ronen Zvulun/Reuters
10 kedutaan besar pertama yang pindah ke Yerusalem akan menerima perlakuan istimewa
CB,
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ada
enam negara yang sedang mempertimbangkan untuk memindahkan kedutaan
besar mereka untuk Israel ke Yerusalem. Hal ini terjadi setelah AS
terlebih dahulu memutuskan untuk memindahkan kedutaannya.
Pada Desember lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan, AS telah
secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pengakuan ini
memicu kemarahan sejumlah negara, bahkan sekutu Washington di Arab, dan
membuat warga Palestina cemas karena mereka menginginkan Yerusem sebagai
ibu kota negara mereka yang merdeka.
Kedutaan Besar AS
untuk Israel direncanakan akan pindah ke Yerusalem dari Tel Aviv pada 14
Mei, tepat di tanggal Israel mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1948.
"Untuk mempromosikan perdamaian, pindahkan kedutaan Anda di sini," ujar
Netanyahu di hadapan para diplomat asing dalam sebuah resepsi di
Yerusalem untuk merayakan kemerdekaan Israel yang ke-70.
Dia
kemudian mengucapkan terima kasih kepada Guatemala yang telah
memutuskan untuk memindahkan kedutaannya segera setelah pengumuman AS.
Namun, Netanyahu tidak menyebutkan nama negara-negara lain yang dia
katakan sedang mempertimbangkan untuk mengikuti langkah AS.
"Saya
senang mengatakan bahwa setidaknya ada setengah lusin negara yang saat
ini telah berbicara serius kepada kami untuk memindahkan kedutaan mereka
ke Yerusalem," kata Netanyahu.
Ia menegaskan, sepuluh
kedutaan besar pertama yang pindah ke Yerusalem akan menerima perlakuan
istimewa dari Israel. Akan tetapi Netanyahu tidak menjelaskan perlakuan
seperti apa yang ia maksud.
Seorang pejabat AS mengatakan
kedutaan besar AS akan berlokasi di sebuah situs sementara di Yerusalem
yang sekarang menjadi tempat konsuler AS. Menurutnya, mmbangun kedutaan
permanen bisa memakan waktu beberapa tahun.
Sebagian besar
negara tidak mengakui kedaulatan Israel di Yerusalem. Mereka memilih
untuk mendirikan kedutaan besar untuk Israel di Tel Aviv.
Credit
republika.co.id