Senin, 03 Desember 2018

Pakar: Jika Menginvasi Taiwan, China akan Perang dengan AS



Pakar: Jika Menginvasi Taiwan, China akan Perang dengan AS
Kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat, USS Ronald Reagan, saat berlayar di Laut Filipina. Foto/REUTERS

SYDNEY - Pakar militer Amerika Serikat (AS) tentang China, Oriana Skylar Mastro dari Georgetown University, mengatakan situasi berbahaya di dunia saat ini soal krisis Taiwan dan sengketa Laut China Selatan. Keduanya bisa memicu perang antara Beijing dan Washington.

Ketika pertanyaan muncul apakah Beijing dan Washington akan perang jika China menginvasi Taiwan atau konflik militer pecah di Laut China Selatan, Mastro memberi jawab tegas; "Ya".

Mastro adalah analis senior tentang China untuk Pentagon. Namun, dia mengatakan bahwa pandangannya tidak boleh ditafsirkan sebagai pernyataan resmi dari Departemen Pertahanan AS.

Dia berbicara sebagai bagian dari panel Lowy Institute di Sydney pada hari Rabu lalu tentang tantangan China terhadap dominasi militer Amerika Serikat di Asia.

Mastro mengatakan telah terjadi pergeseran pada kebijakan AS yang lebih agresif terhadap China dan sekarang ada konsensus luas bahwa China telah menunjukkan diri sebagai ancaman terhadap keamanan AS serta sekutu dan mitranya.

"China ingin mendominasi Indo-Pasifik dan mereka ingin militer AS keluar," katanya.

“Dulu semua orang mempertanyakan apakah AS memiliki tekad untuk melawan perang ini, sekarang para sarjana, pejabat pemerintah, semua berbicara tentang kemampuan," ujarnya.

“Kami semua mengatakan, 'tentu saja kami akan berperang, tetapi bisakah kami menang?'," ujarnya, seperti dikutip dari news.com.au Sabtu (1/12/2018).

Menurutnya, jika perang pecah di masa depan itu mengenai seberapa besar tekad China menantang dominasi regional AS.

Mastro yakin AS sekarang berusaha mengirim pesan ke China bahwa Wasington akan tinggal di kawasan itu dan bersedia mengambil risiko yang terkait dengan hal tersebut, termasuk potensi konflik bersenjata antara kedua belah pihak.

"Saya pikir kemungkinan konflik terbatas antara China dan AS meningkat," katanya.

Profesor Benjamin Schreer dari Macquarie University mengatakan jika masalah apakah AS memiliki tekad untuk menangani China telah diatasi, maka taruhannya dinaikkan secara signifikan.

"Jika China menganggap AS tidak berjuang untuk Taiwan, tidak bertempur di Laut China Selatan, tidak bertarung bahkan untuk Jepang, dan itu salah, maka kita akan memiliki perang itu," katanya.

Schreer mengatakan kemungkinan konflik yang meletus ke dalam perang dapat didorong karena para pemimpin China khawatir "jendela kesempatan" untuk bertindak dan mencapai ambisi strategisnya dapat ditutup.

China mungkin hanya memiliki 10 hingga 15 tahun untuk bertindak lebih tegas di kawasan itu karena AS dan sekutunya mulai sadar akan ambisinya. Negara itu juga menghadapi masalah domestik dan ekonomi yang meningkat. 

Dia mengatakan krisis internasional kecil dapat terjadi dari waktu ke waktu dan sudah ada beberapa yang terjadi di semenanjung Korea, Laut China Selatan, Laut China Timur dan Taiwan.

"Dinamika ini bisa terus berkembang selama beberapa dekade," katanya. Yang lebih memprihatinkan, kata dia, adalah bahwa pertempuran kecil dapat benar-benar menguntungkan China.

"Ada beberapa skenario di mana China akan menang dan yang sebelumnya tidak terjadi," imbuh Mastro.

Ketika banyak orang berpikir tentang perang, mereka membayangkan konfrontasi ala Perang Dingin yang telah terjadi di masa lalu, tetapi Mastro yakin pertempuran kecil lebih mungkin terjadi.

Dia mengatakan tidak satu pun negara yang menginginkan perang besar sehingga jika Amerika Serikat dapat memastikan tujuannya, misalnya, tentang mempertahankan kemampuannya untuk beroperasi di Laut China Selatan dan bukan tentang menggulingkan Partai Komunis, mungkin ada "konflik terbatas".

Mastro melanjutkan bahwa China kemungkinan akan memainkan perang singkat mungkin 30 hingga 60 hari dan itu bisa menjadi masalah bagi AS.

Misalnya, jika China mampu menyerang pangkalan AS di Taiwan atau menghentikannya beroperasi untuk waktu yang singkat di Jepang, ini akan mencegah Amerika mempertahankan kontrol udara.

"China dapat meluncurkan invasi ke Taiwan, mengkonsolidasikan posisinya di Taiwan sebelum AS dapat mengirim pasukan tambahan," katanya kepada news.com.au setelah diskusi panel.

Dibutuhkan berbulan-bulan bagi pasukan AS untuk siap dikerahkan dan jika China dengan cepat menyatakan perdamaian di negara itu. Menurutnya, pertanyaannya adalah apakah AS akan bersedia memulai perang lagi jika perang tersebut telah berakhir?

"China ingin perang cepat, itu satu-satunya cara mereka bisa menang," katanya.




Credit  sindonews.com



Trump Akan Kabulkan Permintaan Kim Jong-un Usai Denuklirisasi


Trump Akan Kabulkan Permintaan Kim Jong-un Usai Denuklirisasi
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berjanji akan mengabulkan permintaan Kim Jong-un jika Korea Utara benar-benar melakukan denuklirisasi. (Anthony Wallace/Pool via Reuters)


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berjanji akan mengabulkan permintaan Kim Jong-un jika Korea Utara benar-benar melakukan denuklirisasi.

Trump meminta Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, untuk menyampaikan janjinya itu kepada Kim. Permintaan itu disampaikan saat keduanya bertemu di sela pertemuan G20 di Argentina pada Minggu (2/12).

"Pesannya adalah Presiden Trump menganggap Kim sebagai teman dan dia menyukainya, dan ia pun berharap Kim mau mengimplementasikan kesepakatan mereka dan dia akan mengabulkan apa yang diminta Kim," ujar Moon kepada kantor berita Yonhap.


Setelah pertemuan tersebut, Trump mengatakan bahwa ia berharap dapat bertemu kembali dengan Kim pada awal 2019.


"Kami menjalin hubungan dengan sangat baik. Pertemanan kami sangat baik," ucapnya sebagaimana dikutip AFP.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan menjamu Kim di AS, Trump hanya menjawab, "Pada satu titik, ya."


Trump dan Kim pertama kali bertemu di Singapura pada 12 Juni lalu. Dalam pertemuan bersejarah itu, kedua kepala negara menyepakati sejumlah hal, salah satunya perlucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea.

Namun, tak dijelaskan detail maksud denuklirisasi dalam perjanjian tersebut. Kedua negara pun dilaporkan berselisih paham mengenai definisi denuklirisasi itu.

Sejak saat itu, perkembangan perjanjian tersebut sangat lamban. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, sudah beberapa kali ke Korut untuk membahas perjanjian lebih lanjut.

Meski demikian, pertemuan Pompeo dengan pejabat Korut juga beberapa kali batal, salah satunya karena surat berisi pesan negatif dari seorang tangan kanan Kim Jong-un.

Pejabat Korut itu menyebut Washington tak bisa memaksakan kesepakatan sementara sanksi masih diterapkan dan latihan militer AS dengan Korsel terus digelar.

Sementara itu, AS menegaskan bahwa mereka tak akan mencabut sanksi selama Korut belum benar-benar melucuti senjata nuklirnya.




Credit  cnnindonesia.com




Trump dan Kim Jong Un Siap Gelar Pertemuan Kedua Awal Tahun Depan


Kim Jong Un dan Donald Trump sesaat akan menandatangani dokumen kesepakatan hasil pertemuan puncak mereka di Singapura,12 Juni 2018.
Kim Jong Un dan Donald Trump sesaat akan menandatangani dokumen kesepakatan hasil pertemuan puncak mereka di Singapura,12 Juni 2018.

CB, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan sinyalemen untuk melakukan pertemuan kedua dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un pada Januari atau Februari tahun depan. Tempat pertemuan bagi keduanya sedang dalam pertimbangan.
“Hubungan kami berjalan sangat baik,” kata Trump, dalam perjalanan pulang usai menghadiri KTT G20 di Argentina.  

Dikutip dari Reuters, Minggu, 2 Desember 2018, Trump mengaku ingin sekali mengundang Kim ke Amerika Serikat. Sumber di pemerintah Amerika Serikat mengatakan kedua pemimpin sudah saling berkomunikasi setelah pertemuan pertama digelar di Singapura, Juni 2018.

Presiden Donald Trump mengacungkan jempol kepada pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, saat pertemuan bilateral di Capella, Pulau Sentosa, Singapura, 12 Juni 2018. AP

Gedung Putih dalam pernyataannya Sabtu, 1 Desember 2018, mengatakan Presiden Trump dengan Presiden Cina, Xi Jinping di pertemuan sela KTT G20, keduanya sangat yakin Kim akan berusaha membersihkan Semenjung Korea dari senjata nuklir. Trump dan Xi juga sepakat kemajuan telah dibuat oleh Korea Utara.
Sebelumnya pada akhir bulan lalu, Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence mengatakan Presiden Trump akan mendorong sebuah rencana kongkrit soal langkah-langkah yang harus dilakukan Pyongyang untuk mengakhiri program nuklirnya. Amerika Serikat tidak akan meminta Pyongyang menyediakan sebuah daftar lengkap senjata nuklir dan lokasi sebelum dilakukan pertemuan kedua. Sebaliknya, pertemuan kedua nanti harus menghasilkan sebuah rencana yang nyata.
“Saya rasa pertemuan kedua ini akan sangat penting, dimana kami hadir dengan sebuah rencana untuk mengidentifikasi seluruh senjata yang dipertanyakan Amerika Serikat, mengidentifikasikan seluruh tempat pengembangan senjata nuklir di Korea Utara dan mengizinkan tim inspeksi masuk ke lokasi serta menjalankan rencana pembongkaran senjata-senjata nuklir,” kata Pence.  
Menurutnya, sanksi internasional masih akan diberlakukan kepada Korea Utara hingga negara itu benar-benar merampungkan denuklirisasi. Sebelumnya Korea Utara geram karena Washington masih belum mau melonggarkan sanksi. Korea Utara bahkan mengancam akan terus mengembangkan program nuklirnya jika Amerika Serikat tidak menghentikan kampanye menjatuhkan sanksi ke negara itu.





Credit  tempo.co



Cemas Armada Bawah Laut Rusia, AL Inggris Latihan Anti-Kapal Selam


Cemas Armada Bawah Laut Rusia, AL Inggris Latihan Anti-Kapal Selam
Kapal selam Inggris, HMS Ambush. Foto/Kementerian Pertahanan Inggris

LONDON - Angkatan Laut (AL) Inggris menggelar latihan anti-kapal selam yang melibatkan sejumlah kapal perang. Manuver itu untuk menghadapi ancaman armada bawah laut Rusia yang membuat London cemas.

Beberapa kapal perang yang dilibatkan dalam manuver AL Inggris pada 30 November antara lain kapal HMS St. Albans, kapal fregat Tipe 23, serta kapal selam HMS Ambush.

"(Latihan) ini telah mempertajam gigi mereka untuk melawan ancaman yang mencemaskan dari armada bawah laut Rusia yang sedang bangkit," tulis surat kabar The News yang berbasis di Portsmouth mengutip AL Inggris, Sabtu (1/12/2018) malam.

"Untuk menjadi yang terbaik dalam hal yang kami lakukan, penting bahwa kami melatih melawan. HMS Astute menyediakan mitra itu, dengan siapa kami dapat memoles keterampilan kami ke tingkat tertinggi," kata John Cromie, komandan dari kapal perang St Albans.

Komentarnya muncul setelah Angkatan Laut Kerajaan Inggris melalui seorang juru bicaranya mengatakan bahwa HMS St Albans yang berbasis di Portsmouth telah ditugaskan untuk mengawasi kapal penjelajah Rusia kelas Slava, Marshall Ustinov, yang melakukan perjalanan melalui Selat Inggris pada pertengahan November.

"Menggarisbawahi bahwa dalam hal ini, interaksi antara St Albans dan Marshal Ustinov telah membuktikan ramah dan profesional, yang mencerminkan saling pengertian yang ada antara pelaut profesional," ujar Cromie.

Kepala Armada Laut Amerika Serikat (AS), Wakil Laksamana Andrew "Woody" Lewis,  memperingatkan ancaman nyata dari armada bawah laut Rusia di Samudra Atlantik. "Mereka sangat kompeten," tambahnya.

Pada bulan Agustus, Kapten Jerry Kyd dari kapal induk Inggris; HMS Queen Elizabeth, mengatakan bahwa dalam tahun terakhir ada peningkatan yang menakutkan dalam aktivitas angkatan laut Rusia di wilayah Atlantik. "(Saya) hanya menggarisbawahi mengapa kita perlu mempertahankan armada yang seimbang, kuat dan mampu," ujarnya.

Belum lama ini kapal fregat Inggris, HMS Westminster, bergerak cepat mengawal dua kapal fregat Rusia dan kapal pendukungnya, yang kembali ke Baltik setelah beroperasi di Timur Tengah.

Kementerian Pertahanan Rusia telah berulang kali membantah tuduhan tentang apa yang disebut sebagai "ancaman Rusia". Kementerian itu menekankan bahwa kapal perangnya selalu mematuhi hukum maritim internasional ketika melewati perairan internasional. 






Credit  sindonews.com




AL dan AU Inggris Cekcok Soal F-35


AL dan AU Inggris Cekcok Soal F-35
Pembelian pesawat tempur F-35 AS memicu cekcok Angkatan Laut dan Angkatan Udara Inggris. Foto/Istimewa

LONDON - Inggris tengah dalam proses memperoleh 48 jet F-35B Amerika Serikat (AS) untuk Angkatan Laut (AL) mereka. Namun, muncul permasalahan di mana Angkatan Udara (AU) mereka ingin mengembangkan armadanya sendiri.

Inggris baru saja memperkenalkan kapal induk fungsional HMS Queen Elizabeth kepada Angkatan Lautnya pada bulan Desember 2017 dan HMS Prince of Wales pada 2020. Mereka pun berencana memperkuat keberadaan kapal induk itu dengan 48 jet F-35 Lightning II yang dapat beroperasi dari kapal laut.

Akan tetap, Angkatan Udara Inggris mendorong London untuk membeli jet supersonik F-35A Lockheed Martin, yang tidak mampu lepas landas dari kapal induk.

Hal itu diungkapkan oleh dua sumber yang dekat dengan AL Inggris. Sumber-sumber itu mengatakan bahwa setiap pemotongan dari pesanan untuk pesawat F-35B generasi berikutnya, yang akan dapat lepas landas dan mendarat di HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales, akan menjadi kesalahan besar, karena mendistribusikan pesawat-pesawat itu ke kapal induk senilai 3 miliar poundsterling akan membuat kapal induk itu ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang agar bisa mengangkutnya.

"Ini akan benar-benar melemahkan seluruh program operator," kata salah satu sumber kepada Sky News yang dikutip Sputnik, Sabtu (1/12/2018).

"Tidak ada alasan operasional apa pun bagi Angkatan Udara untuk memiliki varian (dari F-35). Jika tidak bisa terbang dari kapal induk, seharusnya tidak dibeli,” imbuh sumber tadi.

Sumber tersebut menguraikan bahwa para pejabat AL Inggris marah atas keinginan AU untuk menempatkan agenda kepentingan diri sendiri di atas apa yang terbaik bagi bangsa. AL Inggris menyebutnya sebagai aib yang seharusnya tidak diperbolehkan terjadi.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan kepada Sky News bahwa kebijakannya untuk memboyong 48 jet F-35 tetap tidak berubah. Lebih dari sepertiga pesawat tempur itu telah dikirimkan, dan sisanya diharapkan akan dikirimkan dan beroperasi pada tahun 2025. Secara keseluruhan, Inggris berencana untuk membeli total 138 pesawat Lockheed Martin, tanpa menyebutkan variannya, selama masa program pakai yang dipimpin AS, Sky News melaporkan.

Pejabat AU Inggris menepis semua klaim tersebut, menyebut desas-desus itu sebagai "kurang informasi".

Namun, sumber mengatakan kepada Sky News bahwa keputusan akhir pada kelompok terakhir 13 jet dari 48 jet pertama tidak secara resmi harus dilakukan hingga akhir tahun depan. Ia menambahkan bahwa keputusan untuk beralih ke varian pesawat tempur F-35A akan membuat AS marah, yang telah membantu Inggris membangun kembali kemampuannya untuk meluncurkan kapal perang tersebut setelah angkatan bersenjata Inggris dipaksa untuk menunda operasi kapal induk pada tahun 2010 guna menghemat keuangan.

"Apa yang tidak dipahami orang adalah potensi kerusakan yang akan terjadi pada hubungan AS-Inggris," kata salah satu sumber.

Ia menambahkan bahwa AS menanggap AL Inggris sebagai satu-satunya pasukan angkatan laut yang bisa mengoperasikan kapal induk, tapi kapal induk harus bisa beroperasi dengan pesawat tempur.

“Jika Inggris datang ke teater operasional tanpa pesawat tempur, itu akan benar-benar merusak kemampuan militer mereka. Untuk AS ini adalah masalah yang sangat besar. Jika AU pergi untuk varian dengan mengorbankan kapal induk, yang secara efektif apa yang mereka katakan, ini akan dianggap oleh AS sebagai pengkhianatan besar,” kata sumber itu, dikutip oleh Sky News.

Para perwira senior di AU diketahui sangat tertarik untuk mencampur F-35 yang mampu mendarat di kapal induk dan berbasis di darat terlepas dari varian apa yang akan dibeli. Mereka mencatat model F-35A, yang biayanya kurang dari 90 juta Poundsterling, dapat terbang lebih jauh dan membawa lebih banyak senjata. Namun para ahli senior dari jurnal Analisis Pertahan Inggris mencatat bahwa dalam keadaan saat ini, Inggris tidak dapat membeli dua armada F-35 yang berbeda.

Sumber-sumber juga menggarisbawahi bahwa pejabat AU Inggris ingin membeli F-35 berbasis darat di antara varian apa pun akhirnya dibeli karena mereka tidak ingin memiliki masa depan mereka terkait dengan pesawat beroperasi dari laut. 




Credit  sindonews.com


Mesir dan Prancis Gelar Latihan Gabungan di Laut Merah



Mesir dan Prancis Gelar Latihan Gabungan di Laut Merah
Militer Mesir menuturkan, Mesir dan Prancis telah memulai latihan militer bersama yang berlangsung di Laut Merah. Foto/Istimewa


KAIRO - Militer Mesir menuturkan, Mesir dan Prancis telah memulai latihan militer bersama yang berlangsung di Laut Merah. Latihan militer gabungan ini melibatkan Angkatan Laut kedua negara.

Dalam sebuah pernyataan, militer Mesir mengatakan, pasukan Angkatan Laut dari kedua negara melakukan latihan Laut Merah, yang melibatkan kapal perang Prancis dan sejumlah kapal Angkatan Laut Mesir.

"Latihan militer bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur kedua negara untuk menghadapi ancaman di laut, termasuk perlindungan pengiriman penting dan kontra-terorisme," kata pernyataan itu, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (2/12).

Laut Merah sendiri adalah rute strategis untuk pengiriman minyak Teluk ke Eropa dan Amerika Serikat (AS) melalui Terusan Suez.

Bulan lalu, tentara Mesir melakukan latihan angkatan laut bersama dengan pasukan militer Prancis di Laut Mediterania utara. Pada bulan Februari dan Maret, kedua negara melakukan tiga latihan gabungan terpisah di Laut Merah dan Laut Tengah.

Sejak Presiden Abdel-Fattah al-Sisi mengambil alih kekuasaan pada bulan Juni 2014, Kairo dan Paris telah menandatangani berbagai kesepakatan senjata, membuat Prancis, bersama AS dan Rusia, salah satu sumber utama senjata di Mesir. 




Credit  sindonews.com



Polisi Israel Kantongi Bukti Seret Netanyahu ke Pengadilan


PM Israel Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara.
PM Israel Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara.
Foto: telegraph
Netanyahu diduga terlibat juga dalam korupsi case 1.000 dan case 2.000



CB, YERUSSALEM— Kepolisian Israel mengatakan telah memiliki cukup bukti untuk mendakwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam kasus korupsi yang ketiga kali. Bukti ini meliputi bukti penipuan, penyuapan, dan penyalahgunaan kepercayaan. 


Tak hanya itu, Kepolisian Israel juga mengungkapkan, mereka memiliki cukup bukti untuk menjerat istri Netanyahu, Sara Netanyahu. Bukti-bukti ini berkaitan dengan beberapa dugaan pelanggaran yang dilakukan Sara seperti menerima suap, melakukan penipuan, dan menghalangi upaya investigasi.

Kasus yang menjerat Netanyahu ini dikenal sebagai Case 4000. Case 4000 merupakan salah satu kasus terbesar yang saat ini tengah dihadapi Netanyahu dan orang-orang dekat di lingkar terdalamnya.


Kasus ini berkaitan dengan Kementerian Komunikasi Israel yang dulu dipimpin Netanyahu dan perusahaan telekomunikasi Israel bernama Bezeq.


Menurut investigator, Netanyahu memberikan uang sekitar 280 juta dolar Amerika Serikat kepada Shaul Elovitch selaku pemegang saham pengendali Bezeq.


Shaul juga diketahui merupakan teman Netanyahu. Sebagai timbal baliknya, Shaul memberikan peliputan berita yang positif mengenai Netanyahu dalam situs berita Walla!News yang dimiliki oleh Shaul.


Seperti dilansir CNN, Kepolisian Israel mengatakan mereka juga telah memiliki bukti yang cukup untuk menuntut Shaul terkait penyapan, tindakan menghambat investigasi dan kejahatan finansial. Baik Netanyahu maupun Shaul membantah telah melakukan pelanggaran.


Netanyahu sempat memberkan respons atas pernyataan pihak kepolisian Israel. Netanyahu mengatakan rekomendasi kepolisian terhadap dirinya dan sang istri bukan hal yang mengagetkan bagi orang-orang.


Netanyahu mengatakan rekomendasi kepolisian telah diputuskan dan dibocorkan bahkan sebelum investigasi dimulai. Benjamin menilai rekomendasi kepolisian tak memiliki kedudukan hukum.


"Tidak ada apa-apa karena memang tidak ada apa-apa," jelas Netanyahu.


Selain Case 4000, Netanyahu juga diduga terlibat dalam dua kasus kecurangan, penyuapan dan penyalahgunaan kepercayaan berbeda. Kedua kasus ini dikenal sebagai Case 1000 dan Case 2000.


Pada Case 1000, Benjamin dicurigai menerima hadiah dari pebisnis-pebisnis luar negeri pada periode 2007 hingga 2016. Total nilai hadiah ini diperkirakan mencapai 280 ribu dolar Amerika. Hadiah-hadiah ini meliputi cerutu, sampanye hingga perhiasan.


Di sisi lain, Case 2000 melibatkan percakapan antara Netanyahu dan pemilik koran Yedioth Ahronoth bernama Arnon Mozes. Yedioth Ahronoth merupakan koran terkemuka di Israel yang secara rutin melontarkan kritik terhadap Benjamin sebagai Perdana Menteri.


Dalam percakapan yang transkripnya kini bocor di media Israel, Benjamin diduga berdiskusi agar hasil liputan mengenai Netanyahu menjadi lebih positif.


Sebagai timbal baliknya, Netanyahu diduga menawarkan akan membatasi sirkulasi koran lain yang merupakan saingan terbesar Yedioth Ahronot.


Baik Netanyahu maupun Arnon mengatakan, diskusi yang mereka lakukan tidak serius. Keduanya mengklaim diskusi tersebut dilakukan karena masing-masing pihak sedang berupaya membongkar ketidakjujuran masing-masing.  



Credit  republika.co.id



Surat Kabar Tertua Malaysia Malay Mail Berhenti Terbit, Kenapa?


The Malay Mail, surat kabar tertua di Malaysia, mencetak edisi terakhirnya pada 1 Desember.[Straits Times]
The Malay Mail, surat kabar tertua di Malaysia, mencetak edisi terakhirnya pada 1 Desember.[Straits Times]

CB, Jakarta - Surat kabar Malay Mail, media cetak tertua Malaysia dan bahkan termasuk yang tertua di dunia, menerbitkan edisi terakhirnya setelah 122 tahun beredar di gelanggang media.
Bagaimanapun, surat kabar yang terkenal karena jurnalismenya yang kuat dan eksklusif, serta memiliki perjalanan yang sangat panjang dan bersejarah, pada akhirnya menyerah di tengah revolusi industri media yang mulai berasimilasi dengan teknologi.

Per 2 Desember, Malay Mail hanya tersedia dalam format daring, dan pemimpin redaksinya Datuk Wong Sai Wan menulis pesan perpisahankepada pembaca surat kabar, meminta semua pemangku kepentingan dari pembaca hingga pengiklan untuk memulai perjalanan baru di mana ia akan melakukan segalanya serba digital untuk menginformasikan, menghibur, dan mempromosikan, menurut laporan New Straits Times, 2 Desember 2018.Di seluruh dunia, industri surat kabar menghadapi periode terberat dan banyak surat kabar bersejarah telah menghentikan publikasi.

Malay Mail versi online.[BFM]
Misalnya saja di Kanada, puluhan surat kabar daerah telah menutup oplah selama beberapa tahun terakhir. Di Malaysia, Malay Mail sejauh ini adalah korban terbesar dari revolusi media, sementara pengurangan besar-besaran pegawai telah terjadi atau sedang berlangsung di beberapa surat kabar utama.
Baru saja kemarin, sekitar 800 karyawan Utusan Melayu Berhad, penerbit surat kabar Melayu yang berpengaruh, Utusan Malaysia, mengucapkan selamat tinggal kepada pemilik perusahaan dalam upacara yang emosional ketika mereka meninggalkan Utusan di bawah latihan skema pemisahan sukarela (VSS).

Di tempat lain, latihan serupa telah diterapkan di Media Prima, grup media terbesar, dan Star Media Group yang mem-PHK 1.000 pegawai secara keseluruhan, dan kemungkinan mengurangi lebih banyak staf.

Edisi tempo dulu surat kabar Malay Mail.[cilisos.my]
"Model bisnis surat kabar cetak sedang jatuh karena bergantung pada iklan untuk bertahan hidup, dan ledakan akses informasi yang mudah secara digital telah membuat kita tidak berguna sebagai penyedia berita," tulis Wong Sai Wan dalam pesan perpisahan.
Ia menambahkan koran cetak tidak lagi memiliki alasan kuat untuk berbisnis, kecuali melayani orang-orang generasi tua.
Penerbit surat kabar Malay Mail Datuk Siew Ka Wei mengatakan kepada Bernama bahwa akhir koran itu adalah salah satu hari paling menyedihkan secara pribadi baginya.

Kapsul waktu berisi artikel-artikel Malay Mail, sebuah Alkitab, koin dari kotak sumbangan gereja, program pelayanan gereja dan sejarah digital gereja.[Ham Abu Bakar/Malaymail.com]
"Saya suka Malay Mail terutama halaman depan saat kami mencatat kisah baik dan buruk yang terjadi di sekitar kita. Kita tidak punya pilihan. Tetapi saya yakin merek akan tetap kuat karena kami memiliki tim yang sangat bagus untuk mengembangkan merek secara digital," katanya.

Tan Sri Johan Jaaffar, mantan ketua Media Prima Berhad, melihat fenomena ini sebagai ironi hari-hari gelap untuk surat kabar dan industri terkait yang diwarnai PHK besar-besaran."Industri media secara keseluruhan perlu mengubah dirinya dan perlu memikirkan kembali model bisnisnya," kata Johan, mantan Pemimpin Redaksi Utusan Melayu, salah satu surat kabar utama Malaysia.




Credit  tempo.co




Saudi Pastikan Pemberontak Yaman yang Terluka Akan Dievakuasi


Saudi Pastikan Pemberontak Yaman yang Terluka Akan Dievakuasi
Ilustrasi militan Houthi. (Reuters/Khaled Abdullah)


Jakarta, CB -- Koalisi militer pimpinan Arab Saudi memastikan 50 anggota kelompok pemberontak Houthi yang terluka akan dievakuasi dari Sanaa, Yaman, ke Muscat, Oman, pada Senin (3/12) menggunakan pesawat sewaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Pesawat sewaan PBB akan tiba di bandara internasional Sanaa pada Senin untuk mengevakuasi 50 kombatan yang terluka, tiga dokter Yaman dan seorang dokter PBB, dari Sanaa ke Muscat," ujar juru bicara koalisi dalam pernyataan yang dikutip Badan Pers Saudi.

Nasib para militan yang terluka ini sempat dipertanyakan, terutama setelah perundingan damai pada September lalu gagal digelar.


Houthi menolak hadir karena menganggap PBB tidak dapat menjamin keamanan mereka hingga kembali lagi ke Yaman. Mereka juga ragu PBB akan menjamin evakuasi anggota milisi yang terluka.


Koalisi Saudi akhirnya sepakat memfasilitasi evakuasi para militan tersebut atau permintaan utusan PBB untuk urusan Yaman, Martin Griffiths.

Menurut juru bicara koalisi, mereka mau melakukan evakuasi itu atas alasan kemanusiaan dan untuk membangun kepercayaan demi perundingan damai.


Houthi sendiri sudah memastikan bahwa mereka akan menghadiri perundingan damai gagasan PBB di Swedia pada pekan ini jika sudah ada jaminan mereka dapat kembali dengan aman.

Ini bukan kali pertama upaya perundingan damai dilakukan. Sebelumnya, Kuwait menginisiasi pembicaraan damai pada 2016, tapi tak berhasil mencapai kesepakatan dan menyebabkan delegasi Houthi terlantar di Oman selama tiga bulan.

Upaya perundingan damai terus dilakukan mengingat korban kian membeludak. Sejak perang pecah pada 2015 lalu, hampir 10 ribu orang tewas.


Perang ini pecah ketika Houthi mengudeta istana kepresidenan di Sanaa, hingga Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi terpaksa kabur.

Atas permintaan Hadi, koalisi Saudi menggempur Houthi di Yaman dengan serangan udara yang tak hanya menewaskan pemberontak, tapi juga warga sipil.




Credit  cnnindonesia.com





Puluhan Kendaraan Jadi Sasaran Vandalisme Ekstremis Yahudi



Seorang warga Palestina berdiri di depan masjid yang menjadi korban vandalisme Yahudi, di Nablus, Tepi Barat.
Seorang warga Palestina berdiri di depan masjid yang menjadi korban vandalisme Yahudi, di Nablus, Tepi Barat.
Foto: http://www.upi.com
Lebih dari 1,5 juta warga Yahudi Israel membangun 120 pemukiman di Tepi Barat.



CB, KAFR KASSEM – Puluhan kendaraan menjadi sasaran aksi vandalisme ekstremis Yahudi.


Seperti dilansir PressTV, ekstremis Yahudi yang bermukim di wilayah Kafr Kassem melakukan pengrusakan dengan membocorkan ban kendaraan yang terparkir di area parkir publik dan mencoretinya dengan grafiti rasis.

Ada sebanyak 30 kendaraan yang menjadi sasaran aksi vandalisme ekstremis Yahudi Israel tersebut. Para ekstremis Yahudi tersebut menuliskan kalimat kami akan membalas dendam, dan kematian bagi orang Arab.


"Otoritas Palestina mengatakan tindakan vandalisme dan pencurian marak terjadi terutama di tanah dekat pemukiman Israel, di mana ekstremis dapat memiliki akses hanya dengan berkoordinasi dengan militer Israel sebelumnya," seperti lansir PressTV pada Senin (3/12).


Pada Oktober, pemukim Yahudi tertangkap kamera merusak pertanian Palestina di Tepi Barat dan mencuri pertanian zaitun warga Palestina.


Sementara pada Agustus, seorang pria Palestina mengalami luka-luka setelah mendapat serangan dari ekstremis Yahudi yang melempari mobil warga Palestina dengan batu.


Lebih dari setengah juta warga Yahudi Israel telah membangun 120 pemukiman di wilayah Tepi barat sejak 1967 kendati dunia internasional melarang pembangunan pemukiman di wilayah tersebut dan menggapnya sebagai tindakan ilegal.


Sementara itu, Menteri Pemberdayaan dan Urusan Agama Palestina, Yousif Ideis mengatakan, Pemerintah Israel sejak November melarang Muslim sebanyak 47 kali melakukan azan dan shalat di Masjid Ibrahimi yang berada di jantung kota Al Khalil (Hebron) Tepi Barat. Ketegangan pun terus terjadi beberapa dkade antara Israel dan Palestina di sekitaran Majid Ibrahimi. 




Credit  republika.co.id



Dituduh Merudal Posisi Pasukan Suriah, Ini Jawaban Koalisi AS


Dituduh Merudal Posisi Pasukan Suriah, Ini Jawaban Koalisi AS
Salah satu pesawat jet tempur koalisi pimpinan Amerika Serikat yang beroperasi di Suriah. Foto/REUTERS/Ints Kalnins

 

WASHINGTON - Koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) angkat bicara setelah dituduh menembakkan sejumlah rudal terhadap posisi pasukan Suriah, semalam. Koalisi pimpinan Amerika mengklaim serangan ditargetkan pada seorang komandan teroris ternama ISIS, Abu al-Umarayn.

"Pasukan koalisi melakukan serangan presisi terhadap anggota senior ISIS (Islamic State, IS), Abu al-Umarayn, dan beberapa anggota ISIS lainnya pada 2 Desember di Gurun Badiyah," kata pihak Operation Inherent Resolve yang dipimpin AS dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Russia Today, Senin (3/12/2018).

"Setelah menentukan ancaman yang akan segera terjadi dari sel (teror)," lanjut pihak koalisi tersebut tanpa merinci keberhasilan misi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sumber militer Damaskus kepada kantor berita SANA melaporkan serangan sejumlah rudal itu menyebabkan kerusakan material secara terbatas. Beberapa rudal menghantam posisi pasukan Damaskus di selatan Al-Sukhnah, Suriah timur.

"Pasukan koalisi pimpinan AS menembakkan beberapa rudal ke arah posisi unit kami di wilayah Al-Ghurab, selatan kota Al-Sukhnah sekitar pukul 20.00 malam," kata sumber militer Suriah kepada saluran televisi Al-Ikhbariya.

Kolonel Sean Ryan, juru bicara koalisi pimpinan AS, mengatakan kepada Fox News bahwa Umarayn tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Suriah pada hari Minggu. Menurutnya, serangan di Gurun Badiyah itu juga menewaskan beberapa anggota ISIS lainnya.

"Al-Umarayn telah memberikan indikasi untuk membuat ancaman terhadap Pasukan Koalisi dan dia terlibat dalam pembunuhan warga negara Amerika dan mantan Pasukan Ranger Angkatan Darat AS, Peter Kassig," kata Ryan dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Senin (3/12/2018).

"Dia telah dikaitkan dan terlibat langsung dengan mengeksekusi beberapa tahanan lain sebagai anggota senior ISIS," lanjut dia.

"Serangan udara koalisi terus mengganggu komando dan kontrol ISIS di medan perang saat kami melenyapkan tokoh-tokoh kunci dari barisan mereka," imbuh Ryan.

Pada Oktober 2014, ISIS merilis video pemenggalan pekerja bantuan Inggris Alan Henning, di mana dikatakan bahwa Kassig akan dibunuh selanjutnya.

Bulan berikutnya, pada November 2014, sebuah video yang dirilis oleh ISIS menunjukkan "Jihadi John", algojo ISIS asal London; Mohammed Emwazi, 27, berdiri di atas kepala Kassig yang terpenggal. Dalam video itu al-Umarayn juga terlihat.

Pada tahun-tahun sejak itu, sejumlah tokoh ISIS atas tewas dalam serangan udara oleh negara-negara Barat. Kelompok itu telah dipaksa keluar dari benteng-bentengnya di Suriah dan Irak setelah serangan besar-besaran.

Emwazi tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Raqqa, Suriah, pada akhir 2015.

Dia telah muncul di sejumlah video di mana tawanan, termasuk pekerja bantuan Inggris David Haines dan Henning serta jurnalis AS James Foley dan Steven Sotloff, tewas dieksekusi.

Emwazi adalah salah satu dari empat pria yang meninggalkan Inggris untuk bergabung dengan ISIS di Suriah. Mereka kemudian dijuluki sebagai "The Beatles" dengan nama masing-masing; John, Paul, George dan Ringo.

Anggota lainnya adalah Alexanda Kotey, 34, El Shafee Elsheikh, 30, dan Aine Davis, 34. Kotey dan Elsheikh ditangkap oleh pasukan oposisi yang didukung AS di Suriah pada bulan Januari tahun ini.

Davis dihukum karena menjadi anggota organisasi teroris dan dipenjara selama 7,5  tahun oleh pengadilan di Silivri, Turki, pada Mei 2017. 




Credit  sindonews.com



Gaet Arab Saudi, AS Ingin Pulihkan Kekuasaannya di Timur Tengah


Gaet Arab Saudi, AS Ingin Pulihkan Kekuasaannya di Timur Tengah
Hizbullah menuding AS bekerja sama dengan Arab Saudi untuk memulihkan kekuasaanya di Timur Tengah. Foto/Ilustrasi/Istimewa

TEHERAN - Amerika Serikat (AS) bekerja sama dengan Arab Saudi untuk memulihkan kekuatannya di Timur Tengah. Hal itu dikatakan oleh Wakil Kepala kelompok militan yang berbasis di Lebanon, Hizbullah.

"AS, bekerja sama dengan Arab Saudi, sedang berusaha memulihkan kekuatannya di kawasan Timur Tengah," kata  Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem selama kunjungannya ke Teheran.

"Namun, kami mengatakan kepada mereka bahwa Anda akan mati sebelum mewujudkan impian Anda," imbuhnya seperti dikutip Sputnik dari jaringan media Iran PressTV, Jumat (30/11/2018).

Sheikh Qassem menambahkan bahwa AS terus mengancam stabilitas kawasan dengan menjual rudal dengan dalih melayani kepentingan strategis Washington dan mempromosikan stabilitas regional.

"Ini terjadi ketika AS dan Israel dikalahkan oleh Lebanon (pada 2006) dan baru-baru ini oleh Hamas di Gaza dalam waktu yang sangat singkat," katanya, mengacu pada serangan Israel atas Jalur Gaza pada Oktober lalu.

Konflik 2006 terjadi ketika Israel menyerang Libanon sebagai tanggapan atas serangan lintas batas oleh Hizbullah dan penculikan dua tentara Israel. Konflik berlangsung selama 34 hari dan merenggut nyawa lebih dari 1.300 orang sebelum dihentikan oleh gencatan senjata yang ditengahi PBB.

AS telah menjadi pendukung setia Israel, terutama di bawah Donald Trump. Presiden AS membuat keputusan kontroversial untuk memindahkan kedutaan negaranya dari Tel Aviv ke Yerusalem, sebuah kota yang terbagi antara Israel dan Palestina. Sebagian besar komunitas internasional bertahan untuk apa yang disebut 'solusi dua negara' atas konflik Israel-Palestina, yang menetapkan bahwa kedua negara Palestina dan Israel harus ada, berdampingan, dalam batas yang diakui secara internasional. 





Credit  sindonews.com




Koalisi AS Dituding Serang Tentara Suriah dengan Rudal


Koalisi AS Dituding Serang Tentara Suriah dengan Rudal
Ilustrasi serangan AS ke Damaskus. (SYRIA TV via Reuters TV)


Jakarta, CB -- Suriah menuding koalisi pimpinan Amerika Serikat menyerang tentara mereka di pusat negara tersebut dengan rudal pada Minggu (2/11).

"Pasukan koalisi Amerika sekitar pukul 20.00 meluncurkan sejumlah rudal ke sejumlah posisi pasukan kami di pegunungan Ghorab, selatan Sukhna," demikian pengumuman di kantor berita Sana.


Kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights kemudian juga melaporkan bahwa pasukan koalisi AS di Al-Tanf menembakkan "lebih dari 14 rudal" ke konvoi tentara Suriah ketika mereka melintasi gurun di timur jauh provinsi Homs.

"Kelompok itu sedang tersesat di tengah gurun sekitar 35 kilometer dari pangkalan Al-Tanf," ujar Direktur Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahmane, kepada AFP.


AS biasanya memang biasa menggunakan pangkalan militer mereka di Al-Tanf untuk meluncurkan rudal ke arah jihadis ISIS dan oposisi Suriah.


Dengan alasan keamanan, Suriah sendiri sudah meminta pasukan AS meninggalkan daerah yang berbatasan dengan Irak dan Yordania itu.

Namun, AS tak kunjung menuruti permintaan tersebut dan menyebabkan sejumlah bentrokan di daerah tersebut.

Tahun lalu, terjadi bentrokan antara pasukan rezim Suriah dengan milisi yang didukung oleh koalisi AS.



Credit  cnnindonesia.com




CIA Merekrut Mafia untuk Bunuh Fidel Castro


Presiden Kuba Fidel Castro berpidato panjang di hadapan Majelis Umum PBB, di New York, pada 12 Oktober 1979. Fidel Castro meninggal dalam usia 90 tahun, pada 25 November 2016. AP/Marty Lederhandler
Presiden Kuba Fidel Castro berpidato panjang di hadapan Majelis Umum PBB, di New York, pada 12 Oktober 1979. Fidel Castro meninggal dalam usia 90 tahun, pada 25 November 2016. AP/Marty Lederhandler

CB, Jakarta - Pada puncak Perang Dingin, CIA dilaporkan merekrut Mafia untuk membunuh pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Si tampan Johnny Roselli adalah Mafia yang bertugas mengelola kasino di Las Vegas dan Havana.
Tetapi pada 1959, selama kekuasaan revolusionernya, Fidel Castro menutup bisnis perjudian di Kuba.

Hal ini membuat marah kepala Mafia Chicago, Johnny "si tampan" Roselli dan Sam Giancana, menurut buku baru "Handsome Johnny" yang ditulis oleh Lee Server, dilansir dari Dailymail.co.uk, 2 Desember 2018.

Johnny "si tampan" Roselli.[www.kiyq.org]
Roselli adalah anggota level tinggi dari sindikat Chicago Outfit milik Al Capone yang juga beroperasi di Hollywood, menurut The New York Post.
Seorang pria FBI dan CIA bernama Robert Maheu ditunjuk untuk mendekati Chicago Outfit.
Mereka bukan hanya ingin membunuh Castro, tetapi mereka juga percaya bahwa mereka sedang melakukan tugas pemerintah yang akan dibalas budi oleh pemerintah.

Server menulis bahwa Roselli menolak US$ 150.000 (Rp 2 miliar) dan mengatakan bahwa dia akan membunuh Castro demi patriotisme sebab dia adalah seorang veteran Perang Dunia II.
Dia menguraikan bagaimana kepala CIA dan Mafia bertemu di Miami untuk memaparkan rincian misi.

Sam Giancana.[themobmuseum.org]
Salah satu agen CIA menyarankan pertumpahan darah melalui konflik senjata api, namun Mafia lebih suka racun atau sniper.
CIA mengatakan mereka bisa menyediakan racun, sementara mafia akan menyediakan seorang pembunuh.
Tetapi ketika Mafia mencari pembunuh bayaran mereka, John F Kennedy disumpah sebagai Presiden pada 1961.

Meskipun Giancana menerima jaminan dari Frank Sinatra di lapangan golf bahwa JFK akan menjadi sekutu, Server menulis, ia segera menunjuk saudara laki-lakinya Robert Kennedy sebagai Jaksa Agung.
Penunjukkan ini membuat Mafia marah karena Bobby, panggilan Robert Kennedy, terkenal tegas menindak sindikat Mafia dan bersumpah untuk menghancurkan mereka.
Seiring ketegangan yang timbul antara Kuba dan AS membuat misi terus berjalan dan Server menceritakan tentang CIA yang mengirimkan racun ke Roselli.
Roselli kemudian menyerahkannya kepada pembunuh bayaran, yang akan membawanya ke orang dalam di Kuba dan akan dimasukkan ke dalam minuman Fidel Castro.

Perdana Menteri Kuba, Fidel Castro saat menghadiir ulang tahun manuvernya ke-19-nya dan revolusioner kedatangan sesama di yacht Granma, di Havana, November 1976 ini. Fidel Castro memimpin upaya penggulingan diktator Batista, dan perlawanan ini dikenal dengan Gerakan 26 Juli. REUTERS/Prensa Latina File Photo
Fidel Castro jatuh sakit beberapa hari kemudian, tetapi Server mengatakan ini adalah kebetulan atau racun gagal karena Castro pulih.
Segera setelah itu, New York Post mengatakan bahwa invasi Teluk Babi pada bulan April 1961 menyerukan diakhirinya rencana pembunuhan.

Giancana ditemukan tewas pada tahun 1975 dengan peluru yang mengotori jenazahnya, sementara Roselli ditemukan setahun kemudian dimutilasi dalam drum baja di pantai Florida. Namun tidak diketahui apakah CIA terkait dengan tewasnya Mafia yang terlibat peracunan Fidel Castro.




Credit  tempo.co




Bos Pentagon Tuduh Putin Perobek Perjanjian Internasional


Bos Pentagon Tuduh Putin Perobek Perjanjian Internasional
Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Norman Mattis. Foto/REUTERS

CALIFORNIA - Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemerintahnya sebagai perobek perjanjian internasional. Dia juga meledek pemimpin Kremlin itu sebagai sosok pembelajar yang lelet (slow learner).

Berbicara di Reagan National Defense Forum di California pada akhir pekan, Mattis mengatakan kepada peserta forum bahwa tidak ada keraguan hubungan AS dan Rusia telah memburuk di era kepempinan Presiden Donald Trump. Dia menyalahkan Moskow yang menurutnya bertindak agresif di seluruh dunia.

"Putin jelas merupakan pembelajar yang lelet. Dia tidak mengakui bahwa apa yang dia lakukan sebenarnya menciptakan permusuhan terhadap orang-orangnya," kata Mattis.

"Apa yang kita lihat, Putin melakukan dengan merobek perjanjian internasional. Kita berurusan dengan seseorang yang tidak bisa dipercaya," ujarnya, seperti dikutip Washington Times, Senin (3/12/2018). Dia mengabaikan fakta bahwa pemerintah Trump sendiri merobek perjanjian nuklir internasional antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) dan kini akan melakukan hal serupa pada Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF).

Komentarnya muncul beberapa hari setelah Trump membatalkan pertemuan bilateral dengan Putin selama KTT G-20 di Argentina pekan lalu.

Trump mengatakan keputusan untuk membatalkan pertemuan itu karena tindakan Rusia di Baltik, di mana pasukan Rusia menangkap tiga kapal militer Ukraina di Selat Kerch di lepas pantai semenanjung Crimea, dan menahan para awak kapal.

Setengah dari 24 pelaut Ukraina yang ditangkap dijatuhi hukuman dua bulan penjara karena secara ilegal memasuki perairan Rusia. Kiev, yang didukung oleh Washington dan sejumlah negara Barat, mengatakan bahwa kapalnya berada di perairan internasional dan serangan kapal perang Moskow tidak beralasan.

Mattis menolak berkomentar tentang masalah hubungan fiskal Trump di Rusia selama masa kampanyenya. Namun mantan jenderal bintang empat itu mengatakan bahwa upaya Moskow untuk ikut campur dalam pemilihan paruh waktu Kongres AS November lalu masih terasa.

“(Putin) mencoba lagi untuk mengotori pemilu kita bulan lalu. Dan kami melihat upaya berkelanjutan di sepanjang garis itu," kata Mattis. 




Credit  sindonews.com



Lavrov: Moskow Siap Gelar Pembicaraan Jika AS Bersedia


Lavrov: Moskow Siap Gelar Pembicaraan Jika AS Bersedia
Lavrov menuturkan, Rusia siap untuk menggelar pembicaraan untuk normalisasi hubungan dengan AS, jika Washington telah siap untuk melakukan pembicaraan itu. Foto/Reuters

MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuturkan, Rusia siap untuk menggelar pembicaraan untuk normalisasi hubungan dengan Amerika Serikat (AS), jika Washington telah siap untuk melakukan pembicaraan itu.

"Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton telah melakukan pendekatan dengan Asisten Presiden Rusia, Yuri Ushakov, mengenai isu-isu kebijakan luar negeri, dan menegaskan bahwa pihak AS ingin melanjutkan dan menormalkan dialog," ucap Lavrov saat melakukan wawancara dengan televisi Rusia.

"Kami siap untuk ini, segera setelah rekan-rekan kami di AS siap," sambungnya dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (2/12).

Sementara itu, ketika ditanya apakah dia telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo di G20, Lavrov mengatakan bahwa dia tidak melakukan pertemuan tersebut. "Sejujurnya, saya bahkan tidak tahu apakah dia ada di sana atau tidak, karena saya tidak melihat seluruh delegasi AS," ucap Lavrov.

Ditanya kapan pertemuan berikutnya antara Putin dan Trump kemungkinan akan digelar, Lavrov mengatakan dia tidak tahu, dan bahkan tidak akan berani menebak.

Dia menambahkan bahwa dia tidak bisa mengesampingkan insiden Minggu lalu di Selat Kerch, di mana Rusia menahan tiga kapal Angkatan Laut Ukraina dan dua lusin pelaut setelah mereka melanggar perbatasan maritim Rusia.
"Saya bukan pendukung teori konspirasi dan segala macam spekulasi persekongkolan. Tetapi akhir-akhir ini terlalu banyak kejadian kebetulan ketika, pada malam peristiwa penting, semacam provokasi tiba-tiba muncul, yang kemudian segera digunakan untuk mengintensifkan retorika sanksi," tukasnya 



Credit  sindonews.com




Pompeo: Trump Bertemu Putin Jika Moskow Bebaskan Perwira Ukraina


Pompeo: Trump Bertemu Putin Jika Moskow Bebaskan Perwira Ukraina
Menlu AS, Mike Pompeo menuturkan Donald Trump akan bertemu dengan Vladimir Putin jika Moskow membebaskan perwira Ukraina yang ditangkap di Crimea. Foto/Istimewa

WASHINGTON - Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menuturkan, Presiden AS, Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin jika Moskow membebaskan perwira Ukraina yang ditangkap beberapa waktu lalu. Perwira Ukraina itu ditangkap, bersama dengan tiga kapal mereka di perairan Crimea.

Berbicara saat melakukan wawancara dengan CNN, Pompeo menuturkan, keputusan pembatalan pertemuan Trump dan Putin adalah sesuatu yang disesalkan. Namun, dia menyebut, pembatalan ini disebabkan oleh tindakan Rusia di Selat Kerch.

"Kami ingin para perwiran itu kembali, kami ingin kapal-kapal itu kembali. Kami menyesal (pembatalan pertemuan Putin-Trump), tetapi Rusia menyebabkan pertemuan ini dibatalkan oleh perilaku mereka di Selat Kerch," kata Pompeo, seperti dilansir Tass pada Minggu (2/12).

"Trump mengatakan dia ingin bertemu, dia ingin berbicara dengan Putin. Ada banyak hal yang perlu kita temukan jalan maju bersama, banyak tempat di mana orang Amerika beresiko. Selain itu, sejauh ini, AS dan Rusia menemukan diri mereka dalam situasi sulit ketika pembicaraan tidak dapat diadakan," sambungnya.

Menurut Pompeo, Trump saat ini sedang mencoba menemukan cara untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia. Namun, papar Pompeo, situasi di Selat Kerch membuat semuanya semakin sulit.

Sementara itu, sebelumnya Kremlin menyatakan Putin dan Trump tidak mungkin mengadakan pembicaraan dalam waktu dekat, setelah AS tiba-tiba membatalkan pertemuan yang dijadwalkan di Argentina. 



Credit  sindonews.com



Putin: Kiev Pecah Belah Ukraina dengan Terapkan Darurat Militer


Putin: Kiev Pecah Belah Ukraina dengan Terapkan Darurat Militer
Putin menyatakan bahwa dengan mendeklarasikan darurat militer di sepuluh wilayah negara itu, pemerintah Ukraina telah membagi negara itu menjadi dua bagian. Foto/Reuters

MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa dengan mendeklarasikan darurat militer di sepuluh wilayah negara itu, pemerintah Ukraina telah membagi negara itu menjadi dua bagian.



"Mereka menyatakan darurat militer di sepuluh wilayah, di mana presiden saat ini tidak memiliki banyak dukungan. Ini berarti bahwa pemerintah Ukraina telah membagi negara menjadi dua bagian, satu yang dapat dipercaya dan satu yang tidak bisa," ucap Putin, seperti dilansir Tass pada Minggu (2/12).



Putin mencatat bahwa Ukraina tidak mengumumkan darurat militer, ketika situasi negara itu jauh lebih mengerikan, dan menyebut keputusan Presiden Ukraina Petro Poroshenko itu terkait dengan pemilihan umum di negara tersebut.



Dia kemudian mengatakan, Kiev sama sekali tidak tertarik untuk menyelesaikan konflik di Donbass, terutama dengan cara damai.



"Analisis peristiwa baru-baru ini terkait dengan insiden ini atau provokasi Laut Hitam, dan apa yang kita lihat di Donbass, menunjukkan bahwa pemerintah Ukraina saat ini tidak tertarik pada pengaturan situasi secara keseluruhan, terutama dengan cara damai. Ini adalah pesta perang, dan sementara mereka tetap berkuasa, semua tragedi semacam ini dan perang akan terus berlanjut," ungkapnya.

Seperti diketahui, pekan lalu Poroshenko menyetujui penerapan darurat militer di negaranya, yang menurutunya adalah upaya untuk menghalau agresi militer yang akan dilakukan oleh Rusia.




Credit  sindonews.com




Iran Luncurkan Kapal Penghancur Siluman Sahand



Kapal Penghancur Siluman Sahand buatan Iran. The Iran Project
Kapal Penghancur Siluman Sahand buatan Iran. The Iran Project

CBDubai – Angkatan Laut Iran meluncurkan kapal penghancur buatan domestik, yang diklaim memiliki kemampuan menghindari deteksi radar.

 
Kapal Penghancur Sahand ini, yang dapat berlayar selama 5 bulan tanpa mendapat suplai, memperkuat AL Iran dan berpangkalan di Bandar Abbas di Teluk.
Kapal Sahand memiliki dek untuk tempat pendaratan helikopter, peluncur torpedo, anti-pesawat dan anti-kapal senjata, rudal dari darat ke darat dan darat ke udara, serta kemampuan melakukan perang elektronik atau electronic warfare.

 
“Kapal ini merupakan hasil dari desain kreatif dan berani dengan mengadalkan pengetahuan teknis lokal dari AL Iran. Kapal ini memiliki kemampuan siluman,” kata Wakil Laksamana Alireza Sheikhi, yang mengepalai galangan kapal AL untuk pembuatan kapal itu, seperti dilansir kantor berita IRNA dan dilansir Reuters pada 1 Desember 2018.
Peluncuran kapal penghancur ini terjadi di tengah menghangatnya hubungan AS dan Iran terkait sanksi ekonomi yang dialami negeri mullah ini. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, seperti dilansir Aljazeera, mengenakan kembali sanksi ekonomi kepada Iran setelah menyatakan diri keluar dari perjanjian internasional, yang didukung lima negara besar lainnya seperti Prancis, Inggris, Jerman, Cina dan Rusia.

 
Iran meluncurkan kapal penghancur buatan lokal pertama pada 2010 sebagai bagian dari program memperbarui kemampuan AL, yang kebanyakan berasal dari era sebelum revolusi Islam Iran pada 1979. Kebanyakan teknologi kapal Iran merupakan buatan AS.

Iran juga telah mengembangkan industri senjata domestik berukuran besar di tengah ancaman sanksi dari AS, yang membuatnya kesulitan untuk mengimpor senjata canggih dari negara lain. Sebagian industri ini dibangun di dalam bunker di bawah gunung untuk menghindari serangan rudal terpandu.

 
“Diantara tujuan kami dalam waktu dekat adalah mengiri dua hingga tiga kapal dengan helikopter khusus ke Venezuela di Amerika Selatan dalam misi yang berlangsung lima bulan,” kata Wakil Laksamana Touraj Hassani Moqaddam, yang merupakan deputi komandan AL Iran, kepada media Mehr.
Dalam pertemuan dengan militer Iran pada pekan lalu, pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei mengatakan Iran harus meningkatkan kemampuan militernya dan kesiapan untuk menghalau musuh.




Credit  tempo.co



Bantah Langgar Resolusi PBB, Iran Lanjutkan Uji Coba Rudal


Bantah Langgar Resolusi PBB, Iran Lanjutkan Uji Coba Rudal
Ilustrasi rudal. (Houthi War Media/Handout via REUTERS).



Jakarta, CB -- Iran akan melanjutkan uji coba rudal untuk membangun kemampuan pertahanan, dan membantah tindakan tersebut melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), menyusul tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa Teheran telah melakukan uji coba rudal baru.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Iran melakukan uji coba terhadap rudal balistik jarak menengah yang mampu membawa hulu ledak ganda. Pompeo mengutuk sikap Iran dan menyebut hal itu sebagai pelanggaran terhadap perjanjian internasional mengenai program nuklir Teheran.

"Tes rudal dilakukan untuk pertahanan negara dan kami akan melanjutkan ini," ujar Juru Bicara Senior untuk Pasukan Bersenjata Iran Jenderal Abolfazl Shekarchi, seperti dikutip Reuters dari kantor berita semi-resmi Tasnim, Minggu (2/12).



Dalam pernyataan yang dikutip Reuters, Shekarchi mengungkapkan Iran akan terus mengembangkan dan menguji rudal. Hal itu di luar kerangka perundingan nuklir dan menjadi bagian dari keamanan nasional. Jadi, Iran tidak akan meminta izin dari negara lain. Shekarchi tidak mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa Iran telah melakukan tes uji coba rudal baru tersebut.

Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengunggah cuitan di laman Twitter, "Iran hanya menguji-menembakkan rudal balistik jarak-INF yang mampu mencapai Israel dan Eropa. Perilaku provokatif ini tidak dapat ditoleransi."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi mengungkapkan rudal Iran murni defensif. Menurut dia, tidak ada resolusi Dewan Keamanan yang melarang program rudal dan uji coba rudal oleh Iran.


Resolusi PBB 2231 menetapkan perjanjian nuklir Iran 2015 dengan Inggris, China, Perancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat di mana Teheran menghentikan program pengayaan uraniumnya yang disengketakan sebagai ganti untuk mengakhiri sanksi internasional.

Resolusi itu mengatakan Iran didesak menahan diri dari urusan rudal balistik yang dirancang untuk mengirimkan senjata nuklir selama delapan tahun.

Iran telah berulang kali mengatakan program misilnya adalah murni defensif dan membantah bahwa misilnya mampu ditembus dengan hulu ledak nuklir. Teheran juga membantah negaranya memiliki niat untuk mengembangkan senjata nuklir melalui pengayaan uranium.



Credit  cnnindonesia.com