Keikutsertaan Indonesia yang terakhir
sebagai anggota dalam pertemuan OPEC pada 2008 diwakili oleh mantan
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro (duduk kelima dari kanan) dan mantan
Dirjen Migas Luluk Sumiarso (duduk keempat dari kanan). (dok opec.org)
Jakarta, CB
--
Pemerintah Indonesia masih harus bersabar untuk
bergabung kembali dengan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak
(OPEC) sebagai anggota peninjau (observer). Pasalnya, meski mengklaim
telah mengantongi banyak dukungan dari sejumlah negara anggota seperti
Iran dan Arab Saudi, sidang OPEC pada Jumat (5/6) belum memutuskan
menerima Indonesia kembali.
“Bukan batal atau ditunda, memang
proses demikian, tidak bisa diputuskan saat itu. Jadi akan dibahas pada
sidang OPEC berikutnya,” ujar Dadan Kusdiana, Kepala Pusat Komunikasi
Publik Kementerian ESDM saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (8/6).
Sebagai
informasi, rencana Indonesia untuk kembali aktif di OPEC tak lepas dari
wacana yang digulirkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), Sudirman Said beberapa waktu lalu.
Dengan kembali aktif
menjadi observer, kata Sudirman, Indonesia memiliki kesempatan yang
lebih besar untuk mengadakan pembelian minyak langsung dari
negara-negara anggota OPEC. Hal ini untuk menyiasati semakin tingginya
angka konsumsi minyak yang tak sebanding dengan kemampuan produksi dalam
negeri. .
Berangkat dari hal tersebut, mantan bos PT Pindad itu pun menghadiri
rangkaian pertemuan bilateral dan seminar OPEC yang berlangsung di Wina,
Austria pada 4-5 Juni kemarin.
Sayangnya, hasrat untuk kembali
aktif di OPEC belum bisa terwujud karena masih harus menunggu keputusan
sidang berikutnya pada November 2015.
“Agenda sidang itu sudah
sudah ditentukan jauh-jauh hari. Bisa jadi kalau ada usulan materi
sidang baru, maka akan dibahas di sidang berikutnya. Saya tidak punya
info karena sidang hanya antar anggota (atau) secara tertutup. Yang
bukan atau belum anggota tidak bisa ikut,” tambah Direktur Pembinaan
Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi.
Indonesia
sendiri merupakan salah satu penggagas OPEC karena keikutsertaannya
sejak 1962. Namun, lantaran mengalami penurunan produksi disertai dengan
ketimpangan pola konsumsi minyak domestik yang menyebabkan defisit,
Indonesia memutuskan keluar dari OPEC dengan status suspended sejak 2009
lalu.
Credit
CNN Indonesia
RI Ingin Aktif Lagi Jadi Anggota Penuh, OPEC Belum Bersikap
Kantor pusat the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) di Vienna, Austria.
Jakarta, CB
--
Kehadiran Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Sudirman Said dalam konferensi dan seminar Organization of the
Petroleum Exporting Countries (OPEC) di Wina, Austria pekan lalu
ternyata dengan membawa satu proposal baru. Ternyata pemerintah tidak
hanya ingin menjadi anggota peninjau atau observer OPEC, namun ingin
kembali mengaktifkan keanggotaannya secara aktif setelah vakum sejuam
2009 silam.
"Keanggotaan kita tidak pernah putus, hanya
suspended. Indonesia memenuhi semua persyaratan untuk reaktivasi keanggotan penuh," ujar Sudirman di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/6).
Meskipun
mengaku sudah menyampaikan proposal tersebut kepada Sekretaris Jenderal
OPEC dan mengungkapkan niatan Indonesia untuk dapat kembali menjadi
anggota penuh kepada perwakilan negara-negara anggota lainnya, Sudirman
mengaku asosiasi negara eksportir minyak itu belum mengambil keputusan
bakal menyetujui atau menolak niatan tersebut.
Meski ditunda,
Sudirman mengklaim mayoritas anggota OPEC telah menyampaikan dukungannya
atas rencana Pemerintah Indonesia. Berangkat dari hal itu, ia pun
optimistis Indonesia bisa kembali aktif di OPEC dalam rangka mengamankan
pasokan energi khususnya minyak bumi di dalam negeri.
"Alhamdulillah respons mereka sangat baik. Kami hadir di dua
kegiatan di forum OPEC, bertemu dengan Sekretaris Jenderal, bertemu
dengan major producer. Mereka seperti membuka diri," katanya.
Sementara
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman
Wiratmaja memastikan dengan kembali aktif menjadi anggota penuh,
Indonesia akan mendapat keuntungan yang besar dalam hal pengadaan
minyak. Perihal rencana Indonesia membeli minyak langsung dari anggota
OPEC, katanya, pemerintah juga akan membentuk joint committee bersama
beberapa negara seperti Iran, Irak, Arab Saudi hingga Azerbaijan.
"Karena
pembahasan kemarin baru pada level pemangku kebijkan, belum sampai ke
perusahaan migas nasional. Nantinya akan dibentuk komite yang diisi oleh
perusahaan untuk mendetilkan rencana pembelian minyak sekaligus
pembangunan kilang di Indonesia," kata Wiratmaja.
Credit
CNN Indonesia