Selasa, 09 Juni 2015

Rencana Indonesia Masuk OPEC Tertunda Hingga November



 Rencana Indonesia Masuk OPEC Tertunda Hingga November 
  Keikutsertaan Indonesia yang terakhir sebagai anggota dalam pertemuan OPEC pada 2008 diwakili oleh mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro (duduk kelima dari kanan) dan mantan Dirjen Migas Luluk Sumiarso (duduk keempat dari kanan). (dok opec.org)
 
 
Jakarta, CB  -- Pemerintah Indonesia masih harus bersabar untuk bergabung kembali dengan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebagai anggota peninjau (observer). Pasalnya, meski mengklaim telah mengantongi banyak dukungan dari sejumlah negara anggota seperti Iran dan Arab Saudi, sidang OPEC pada Jumat (5/6) belum memutuskan menerima Indonesia kembali.

“Bukan batal atau ditunda, memang proses demikian, tidak bisa diputuskan saat itu. Jadi akan dibahas pada sidang OPEC berikutnya,” ujar Dadan Kusdiana, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (8/6).

Sebagai informasi, rencana Indonesia untuk kembali aktif di OPEC tak lepas dari wacana yang digulirkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said beberapa waktu lalu.

Dengan kembali aktif menjadi observer, kata Sudirman, Indonesia memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengadakan pembelian minyak langsung dari negara-negara anggota OPEC. Hal ini untuk menyiasati semakin tingginya angka konsumsi minyak yang tak sebanding dengan kemampuan produksi dalam negeri. .


Berangkat dari hal tersebut, mantan bos PT Pindad itu pun menghadiri rangkaian pertemuan bilateral dan seminar OPEC yang berlangsung di Wina, Austria pada 4-5 Juni kemarin.

Sayangnya, hasrat untuk kembali aktif di OPEC belum bisa terwujud karena masih harus menunggu keputusan sidang berikutnya pada November 2015.

“Agenda sidang itu sudah sudah ditentukan jauh-jauh hari. Bisa jadi kalau ada usulan materi sidang baru, maka akan dibahas di sidang berikutnya. Saya tidak punya info karena sidang hanya antar anggota (atau) secara tertutup. Yang bukan atau belum anggota tidak bisa ikut,” tambah Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi.

Indonesia sendiri merupakan salah satu penggagas OPEC karena keikutsertaannya sejak 1962. Namun, lantaran mengalami penurunan produksi disertai dengan ketimpangan pola konsumsi minyak domestik yang menyebabkan defisit, Indonesia memutuskan keluar dari OPEC dengan status suspended sejak 2009 lalu.

Credit  CNN Indonesia


RI Ingin Aktif Lagi Jadi Anggota Penuh, OPEC Belum Bersikap


RI Ingin Aktif Lagi Jadi Anggota Penuh, OPEC Belum Bersikap Kantor pusat the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) di Vienna, Austria.
 
Jakarta, CB -- Kehadiran Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dalam konferensi dan seminar Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) di Wina, Austria pekan lalu ternyata dengan membawa satu proposal baru. Ternyata pemerintah tidak hanya ingin menjadi anggota peninjau atau observer OPEC, namun ingin kembali mengaktifkan keanggotaannya secara aktif setelah vakum sejuam 2009 silam.

"Keanggotaan kita tidak pernah putus, hanya suspended. Indonesia memenuhi semua persyaratan untuk reaktivasi keanggotan penuh," ujar Sudirman di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/6).

Meskipun mengaku sudah menyampaikan proposal tersebut kepada Sekretaris Jenderal OPEC dan mengungkapkan niatan Indonesia untuk dapat kembali menjadi anggota penuh kepada perwakilan negara-negara anggota lainnya, Sudirman mengaku asosiasi negara eksportir minyak itu belum mengambil keputusan bakal menyetujui atau menolak niatan tersebut.

Meski ditunda, Sudirman mengklaim mayoritas anggota OPEC telah menyampaikan dukungannya atas rencana Pemerintah Indonesia. Berangkat dari hal itu, ia pun optimistis Indonesia bisa kembali aktif di OPEC dalam rangka mengamankan pasokan energi khususnya minyak bumi di dalam negeri.
Pilihan Redaksi

"Alhamdulillah respons mereka sangat baik. Kami hadir di dua kegiatan di forum OPEC, bertemu dengan Sekretaris Jenderal, bertemu dengan major producer. Mereka seperti membuka diri," katanya.

Sementara Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja memastikan dengan kembali aktif menjadi anggota penuh, Indonesia akan mendapat keuntungan yang besar dalam hal pengadaan minyak. Perihal rencana Indonesia membeli minyak langsung dari anggota OPEC, katanya, pemerintah juga akan membentuk joint committee bersama beberapa negara seperti Iran, Irak, Arab Saudi hingga Azerbaijan.

"Karena pembahasan kemarin baru pada level pemangku kebijkan, belum sampai ke perusahaan migas nasional. Nantinya akan dibentuk komite yang diisi oleh perusahaan untuk mendetilkan rencana pembelian minyak sekaligus pembangunan kilang di Indonesia," kata Wiratmaja.



Credit  CNN Indonesia