Rakyat Aljazair menentang presiden sementara karena dia bagian kelompok berkuasa.
CB,
ALJIR -- Ribuan pengunjuk rasa menolak presiden sementara Aljazair
pilihan parlemen setelah pengunduran diri presiden Abdelaziz Bouteflika,
Selasa (9/4). Mereka menuntut perubahan radikal setelah dominasi
lingkaran dalam pemimpin yang sakit-sakitan itu selama beberapa dekade.
Penunjukan Ketua Majelis Tinggi Abdelkader Bensalah sesuai dengan
konstitusi Aljazair. Namun, banyak orang menentangnya karena dia bagian
dari kelompok berkuasa yang telah mendominasi Aljazair sejak kemerdekaan
dari Prancis pada 1962.
Pemilihan
Bensalah membuat marah banyak orang sementara protes-protes berkembang
di bagian tengah Aljir. "Penunjukkan Bensalah akan memicu kemarahan dan
ini bisa membuat radikal para pemrotes," kata Hassen Rahmine, sopir
taksi.
Pertanyaan besar ialah bagaimana militer yang kuat
di Aljazair -yang dipandang sebagai pemain di belakang panggung yang
sangat efektif dalam politik - akan bereaksi atas penunjukan Bensalah
dan penentangan yang meningkat. "Saya mengucapkan terima kasih kepada
tentara dan semua lembaga keamanan atas tugas-tugas mereka," kata
Bensalah.
Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Gaid
Salah secara hati-hati mengelola pengunduran Boutelika, yang terjadi
setelah aksi-aksi unjuk rasa sebagian besar damai, selama enam pekan.
Salah telah menyatkan dukungan bagi para pemrotes yang ingin mengganti
semua sisa-sisa sebuah sistem yang telah melayani tokoh-tokoh partai
yang memerintah, tentara, pengusaha abesar dan para pemimpin serikat
pekerja yang membantu Bouteflika tetap bertahan selama 20 tahun.
Berdasarkan undang-undang Aljazair, Bensalah akan menjadi presiden
sementara sampai pemilihan diadakan.