Presiden baru Aljazair dituding bagian dari rezim presiden Abdelaziz Bouteflika.
CB, ALJIR
-- Ribuan warga Aljazair melakukan aksi demonstrasi di Ibu Kota Aljir
pada Selasa (9/4). Mereka menuntut presiden sementara negara tersebut,
yakni Abdelkader Bensalah, mundur dari jabatannya.
Para
demonstran menganggap Bensalah merupakan bagian dari rezim mantan
presiden Abdelaziz Bouteflika yang mengundurkan diri pekan lalu setelah
memerintah selama 20 tahun. “Mengangkat Bensalah akan memicu kemarahan
dan itu bisa meradikalisasi para pengunjuk rasa,” kata Hassen Rahmine,
seorang sopir taksi yang berpartisipasi dalam demonstrasi.
Djilali Chemime, seorang mahasiswa yang turut serta dalam
demonstrasi menyatakan menolak kepemimpinan Bensalah. “Dengan
mempertahankan penjaga lama seperti Bensalah, sistem akan bertanggung
jawab atas segala konsekuensi buruk. Kami tidak akan menyerah,” ujarnya.
Sejumlah
demonstran mengusung poster bertuliskan “Anda pergi, berarti Anda
pergi”, mengacu pada Bouteflika serta Bensalah. Aparat keamanan sempat
menyemburkan meriam air guna membubarkan massa. Aksi demonstrasi pun
berakhir menjelang sore.
Bouteflika telah
mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pekan lalu. Keputusan itu
diambil setelah rakyat Aljazair melakukan unjuk rasa selama beberapa
pekan menuntut Bouteflika mundur dari jabatannya.
Setelah
resmi mundur, dia meminta maaf kepada rakyat Aljazair. “Saya meminta
maaf kepada Anda atas segala kegagalan terhadap Anda. Saya meninggalkan
panggung politik tanpa kesedihan atau ketakutan, untuk masa depan negara
kita,” ujar Bouteflika.
Pascapengunduran diri
Bouteflika, parlemen menunjuk Bensalah selaku ketua tinggi majelis
perlemen untuk menjabat sebagai presiden sementara hingga pilpres
diselenggarakan. Hal itu sejalan dengan konstitusi Aljazair.
Bensalah
pun telah mengatakan akan bekerja untuk menghelat pilpres sesegera
mungkin. “Kita harus bekerja untuk memungkinkan rakyat Aljazair untuk
memilih presiden mereka sesegera mungkin,” ucapnya di hadapan parlemen.