Kamis, 13 Oktober 2016

Tersangka Perencana Bom Berlin Tewas dalam Tahanan Polisi

 
Tersangka Perencana Bom Berlin Tewas dalam Tahanan Polisi 
 Ilustrasi simpatisan ISIS (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
 
Jakarta, CB -- Departemen Kehakiman wilayah Saxony, Jerman mengumumkan bahwa pengungsi Suriah tersangka perencana serangan bom di bandara Berlin tewas dalam pusat penahanan polisi di Leipzig, Rabu (12/10) kemarin.

"Rabu malam, Jaber Albakr, tersangka perencana serangan bom telah bunuh diri di lembaga pemasyarakatan Leipzig," bunyi pernyataan Departemen Kehakiman Saxony melalui situs resmi mereka, dikutip Reuters.

Departemen Kehakiman menyatakan akan memberikan keterangan lebih lanjut seputar tewasnya Albakr itu dalam konferensi pers di Dresden hari ini, Kamis (13/10) pagi waktu setempat.

Penyidik meyakini bahwa Jaber Albakr, 22, yang mengungsi ke Jerman sejak tahun lalu, merencanakan serangan bom yang akan sama besar dampaknya seperti serangan Paris pada November lalu yang menewaskan 130 orang maupun serangan Belgium yang menewaskan 32 orang pada Maret lalu.

Kantor berita Spiegel Online melaporkan, Albakr berada dalam pengawasan dan pemantauan polisi yang sangat ketat dikarenakan besarnya potensi Albakr untuk bunuh diri akibat mogok makan. Sampai saat ini, belum jelas bagaimana Albakr membunuh diri.

Kantor berita Jerman, DPA, melaporkan bahwa Albakr menggantung dirinya sendiri di sel tahanannya.

Albakr sudah diincar polisi sejak akhir pekan lalu atas dugaan terkait dengan kelompok militan ISIS yang juga merencanakan serangan di bandara Berlin. Namun, Albakr berhasil lolos ketika petugas menggerebek apartemennya di Chemnitz, Jerman timur, Sabtu (8/10).

Dalam penggerebekan itu, polisi menemukan 1,5 kilogram TATP, bahan peledak buatan yang digunakan para teroris dalam serangan di Paris dan Brussles lalu.

Albakr ditangkap pada Senin (10/10) setelah dua orang pengungsi Suriah lainnya mengetahui bahwa Albakr adalah buronan polisi dan menahannya di apartemen mereka. Salah satu pengungsi itu lalu melaporkannya ke polisi.





Credit  CNN Indonesia