Jumat, 18 Februari 2022

Pasukan Rusia di Perbatasan Ukraina Terus Bertambah, Jadi Invasi?

Ilustrasi

CUPUMA - MOSKOW. Negara-negara Barat memberi peringatan pada Rabu (16/2) soal kehadiran militer Rusia yang ternyata terus bertambah di perbatasan Ukraina, ketika Estonia mengatakan kelompok-kelompok tempur negeri beruang merah bergerak di depan.

Melansir Reuters, lebih banyak kendaraan lapis baja, helikopter, dan rumahsakit lapangan telah terlihat di dekat perbatasan Ukraina, kepala intelijen pertahanan Inggris mengungkapkan dalam komentar publik yang jarang terjadi. 

Lebih dari 7.000 tentara telah dipindahkan ke perbatasan Ukraina dalam beberapa hari terakhir, termasuk beberapa yang tiba pada Rabu (16/2), menurut seorang pejabat senior dalam Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, tanpa memberikan bukti. “Ada apa yang Rusia katakan, dan kemudian ada apa yang dilakukan Rusia. Dan, kami belum melihat pasukannya mundur,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah wawancara di MSNBC, seperti dikutip Reuters. 

 "Kami terus melihat unit-unit (militer) penting (Rusia) bergerak menuju perbatasan (Ukraina), bukan menjauh dari perbatasan," ungkapnya. 

NATO siapkan unit tempur baru Mikk Marran, Direktur Jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Estonia menyebutkan, sekitar 10 kelompok pasukan Rusia bergerak menuju perbatasan Ukraina, di mana diperkirakan sekitar 170.000 tentara telah dikerahkan.  

Serangan itu akan mencakup pemboman rudal dan pendudukan "medan utama", dia menambahkan, seperti dilansir Reuters.

 "Jika Rusia berhasil di Ukraina, itu akan mendorongnya untuk meningkatkan tekanan pada Baltik di tahun-tahun mendatang," ujar Marran. "Ancaman perang telah menjadi alat kebijakan utama bagi (Presiden Rusia Vladimir) Putin". 

Sementara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya ditarik kembali setelah latihan di Distrik Militer Selatan dan Barat dekat Ukraina.  Dan, Duta Besar Rusia untuk Irlandia bersikeras, pasukan di Rusia Barat akan kembali ke posisi normal mereka dalam tiga hingga empat minggu.

Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang katanya menunjukkan tank, kendaraan tempur infanteri, dan unit artileri self-propelled meninggalkan semenanjung Krimea, yang Moskow rebut dari Ukraina pada 2014. 

Tetapi, komandan militer NATO sedang menyusun rencana untuk unit tempur baru, yang menurut para diplomat, bisa dikerahkan di Bulgaria, Rumania, Hongaria, dan Slovakia. Unit-unit semacam itu, yang dirancang untuk mengulur waktu bagi tentara tambahan guna mencapai garis depan jika diperlukan, sudah ada di Polandia dan negara-negara Baltik. 

Sedang Inggris akan melipatgandakan kekuatannya di Estonia dan mengirim tank juga kendaraan tempur lapis baja ke republik Baltik yang berbatasan dengan Rusia itu sebagai bagian dari penempatan NATO.




Israel Larang AS Kirim Sistem Pertahanan Iron Dome ke Ukraina di Tengah Ancaman Invasi Rusia

Iron Dome Israel.


CUPUMA - Kehhawatiran akan invasi Rusia yang membuat Ukraina memperkuat pertahanannya.

Negara tersebut bahkan dilaporkan mencoba untuk memperoleh sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.

Namun, upaya tersebut tidak berhasil.

Menurut portal berita Israel Ynet News, Amerika Serikat (AS) tampaknya menolak untuk menjual sistem Iron Dome ke Ukraina.

Diketahui bahwa AS berkontribusi pada pengembangan Iron Dome.

Oleh karena itu, penjualan Iron Dome kepada pihak ketiga memerlukan persetujuan kedua negara.

AS sendiri hanya memiliki dua baterai Iron dome, yang pengirimannya telah selesai pada Januari tahun lalu.

Sementara itu, Israel rupanya juga menghentikan upaya AS untuk mentransfer baterai rudal Iron Dome ke Ukraina, melansir The EurAsian Times, Rabu (16/2/2022).


Menurut beberapa media, termasuk The Times of Israel, Israel khawatir bahwa hal itu dapat membahayakan hubungannya dengan Rusia.

Iron Dome terbukti dalam pertempuran dan termasuk di antara sistem pertahanan udara terbaik di dunia.

Ukraina menunjukkan minat pada Iron Dome setelah konflik tahun lalu antara Pasukan Pertahanan Israel dan Hamas Palestina di Gaza, di mana sistem rudal ini dikatakan telah mencegat 90% roket yang ditembakkan oleh Hamas.

Tahun lalu, perwakilan Ukraina mulai melobi keras di Washington untuk membujuk anggota parlemen AS agar memulai proses transfer sistem pertahanan roket dan mortir tersebut kepada mereka.

Pada bulan Maret, Kyiv secara resmi meminta pemerintahan Biden untuk mengirim rudal Patriot dan Iron Dome ke Ukraina.

Baik anggota parlemen Demokrat dan Republik telah mendukung langkah tersebut pada saat tidak ada kekhawatiran akan invasi Rusia.

Laporan Ynet mengklaim para pejabat Israel telah mengatakan kepada pemerintah AS dalam percakapan tidak resmi bahwa mereka tidak akan menyetujui pengiriman baterai Iron Dome ke Kyiv karena berpotensi membahayakan hubungan mereka dengan Rusia, terutama mengingat pengaruh Moskow atas Suriah.

Ukraina juga telah mengajukan banding langsung ke pemerintah Israel dalam beberapa bulan terakhir, meminta para pejabat menerima kesepakatan itu.


Bahkan, dalam sebuah wawancara dengan Kan Public Broadcasting awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyatakan kesediaan pemerintahnya untuk membeli sistem pertahanan serta permintaan mereka kepada AS untuk baterai rudal Patriot.

Ketentuan dalam RUU kebijakan militer fiskal 2022 versi Komite Angkatan Bersenjata DPR mengharuskan Pentagon untuk menyerahkan laporan kepada Kongres yang menguraikan opsi untuk berpotensi menjual atau mentransfer "sistem yang ada" ke Ukraina yang kemungkinan tidak akan digunakan dalam waktu dekat, menurut laporan Politico sebelumnya.

Namun, karena keengganan tidak resmi dan tidak langsung dari Israel, AS akhirnya menarik pengiriman rudal Iron Dome dan Patriot.

Hubungan Israel-Rusia

Laporan tersebut menunjukkan bahwa Israel telah ragu-ragu terhadap penjualan sistem Iron Dome ke Ukraina karena tidak dapat mengambil risiko ketegangan dengan Rusia, yang memiliki komunikasi yang konsisten dan hubungan formal untuk waktu yang lama.

Namun, invasi Rusia juga dapat berdampak buruk pada Israel karena Israel bergantung pada Ukraina untuk pasokan produk pertanian.

Meskipun sekutu Israel, AS memiliki hubungan yang sangat sengit dengan Rusia, Israel telah mengambil pandangan yang lebih pragmatis tentang interaksinya dengan Moskow.

Israel berbagi hubungan kerja dengan Rusia di Suriah dengan tidak ada pihak yang saling mengutak-atik kepentingan masing-masing di negara yang dilanda perang itu.


Meskipun Rusia dan Iran bekerja sama dalam perang Suriah, untungnya tidak merusak mekanisme kerja antara kedua negara ini.

Menyusul keterlibatan Rusia di Suriah, semua pihak menyadari pentingnya membangun saluran komunikasi dan kesepakatan yang dapat diandalkan untuk menghindari konflik militer yang tidak diinginkan.





Rusia Usir Diplomat AS dari Moskow


Jakarta, CUPUMA -- Rusia mengusir diplomat paling senior kedua kedua di Kedutaan Amerika Serikat di Moskow. Masih belum diketahui secara pasti penyebab pengusiran ini.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa Rusia mengusir Wakil Kepala Misi AS (DCM) ke Rusia, Bart Gorman. DCM Gorman adalah pejabat kedua paling senior di Kedutaan Besar AS di Moskow setelah Duta Besar dan anggota kunci dari tim kepemimpinan senior Kedutaan Besar," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, dikutip dari CNN.

Saat ini, AS sedang memikirkan langkah yang tepat untuk menanggapi pengusiran Rusia ini. AS menilai tindakan ini tidak beralasan.


"Tindakan Rusia terhadap DCM kami tidak beralasan dan kami menganggap ini sebagai langkah eskalasi dan sedang mempertimbangkan tanggapan kami," kata juru bicara itu.

Juru bicara itu menjelaskan bahwa Gorman sudah berada di Rusia sejak tiga tahun lalu. Dia juga masih memiliki masa tugas di negara itu. Visa-nya pun masih valid.

Masalah diplomatik AS dan Rusia ini mengemuka di tengah meningkatnya kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina.


"Kami menyerukan Rusia untuk mengakhiri pengusiran tak berdasar atas diplomat dan staf AS dan bekerja secara produktif untuk membangun kembali misi kami. Sekarang lebih dari sebelumnya, sangat penting bahwa negara kami memiliki personel diplomatik yang diperlukan untuk memfasilitasi komunikasi antara pemerintah kita," kata juru bicara itu.




AS Tantang Rusia Deklarasi Mundur dan Tak Invasi Ukraina

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken

Jakarta,CUPUMA -- AmerikaSerikat menantang Rusia untuk mundur dan memastikan tidak melakukan invasi ke Ukraina. Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken pun mendesak Rusia untuk mundur dan menyatakan tidak akan menyerang Ukraina.

"Pemerintah Rusia dapat mengumumkan hari ini tanpa kualifikasi untuk berdalih atau defleksi, bahwa Rusia tidak akan menyerang Ukraina," kata Blinken di hadapan Dewan Keamanan PBB, Kamis (17/2), dikutip dari AFP.

Blinken juga meminta Rusia untuk menunjukkan iktikad itu dengan tindakan yang jelas seperti menarik pasukan dan berdiplomasi.


"Tunjukkan dengan menarik pasukan Anda, tank Anda, pesawat Anda, kembali ke barak, dan mengirim diplomat Anda ke meja perundingan," kata Blinken.

Blinken juga mengajak Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov untuk bertemu empat mata di Eropa pekan depan. Blinken akan mengirimkan surat undangan resmi untuk pertemuan itu.

Pertemuan ini bertujuan untuk menyelesaikan kisruh Ukraina-Rusia.

"Pertemuan-pertemuan ini dapat membuka jalan bagi pertemuan puncak para pemimpin kunci dalam konteks de-eskalasi, untuk mencapai pemahaman tentang masalah keamanan bersama kita," kata Blinken.


Blinken juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan bukan untuk perang melainkan untuk mencegahnya.

"Saya di sini hari ini bukan untuk memulai perang, tetapi untuk mencegahnya. Informasi yang saya sajikan di sini divalidasi oleh apa yang telah kami lihat terbuka di depan mata kami selama berbulan-bulan," kata Blinken.

Ketegangan Rusia-Ukraina terus meningkat beberapa waktu terakhir. Negara-negara Eropa, NATO, dan sekutu pun ikut mendesak agar Rusia segera mundur dan menempuh jalur diplomasi. Namun, hingga saat ini Rusia belum melakukannya.



Kamis, 17 Februari 2022

Blue Spear 5G SSM,Rudal Canggih Buatan Israel dan Singapura


Blue Spear 5G SSM



CUPUMA - SINGAPURA - Untuk pertama kalinya rudal canggih generasi kelima buatan perusahaan pertahanan Israel dan Singapura diperlihatkan di Singapore Airshow. Senjata ini bernama Blue Spear 5G SSM. 

Video yang dirilis oleh Proteus Advanced Systems—terdiri dari Israel Aerospace Industries (IAI) dan ST Engineering Land Systems —menyatakan bahwa profil penerbangan dan eksekusi misi Blue Spear dapat diprogram oleh operatornya tetapi juga bisa sangat otomatis, tergantung pada persyaratan misi. IAI mengatakan rudal surface-to-surface [permukaan-ke-permukaan] generasi kelima ini dirancang untuk menang dalam situasi yang diperebutkan, padat dan kompleks, bahkan ketika diadu melawan tindakan pencegahan yang semakin canggih. 

Berbicara kepada Defense News di Singapore Airshow, Ron Tryfus, manajer umum Proteus Advanced Systems, mengatakan tautan data canggih Blue Spear 5G SSM dapat digunakan dalam mode fire-and-update [tembak-dan-perbarui] selainmode fire-and-forget [tembak-dan-lupakan].

Tautan data onboard juga memungkinkan rudal dilacak dalam penerbangan oleh operator. Namun, Tryfus menolak untuk menjawab secara langsung apakah rudal tersebut dapat diprogram ulang untuk menyerang target yang berbeda ketika sudah dalam penerbangan. 

Sebagai gantinya, dia mengatakan kepada Defense News bahwa pelanggan akan dapat menentukan jenis pembaruan di tengah jalan yang mampu dilakukan rudal saat digunakan dalam mode fire-and-update. 

Dia juga menyinggung hubungan antara rudal Blue Spear dan Sea Serpent; yang terakhir adalah varian khusus yang ditawarkan oleh IAI dan Thales untuk rudal anti-kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris. 

Tryfus mengatakan IAI mengambil bagian dalam kompetisi Inggris atas nama Proteus. Brosur produk mengonfirmasi bahwa rudal Blue Spear lebih dari sekadar senjata anti-kapal dan dapat digunakan melawan target darat di lingkungan pesisir, laut terbuka, dan darat. 

Estonia memilih Blue Spear untuk pertahanan pesisir dan akan memasang sistem tersebut pada truk yang membawa kotak peluncuran rudal dalam kontainer 20 kaki. 

Tryfus mencatat tidak ada rencana untuk varian yang diluncurkan di udara. Dalam rilis beritanya, IAI mengatakan bahwa sistem rudal tersebut memberikan kemampuan anti-kapal dan serangan darat gabungan yang lincah, sangat penetratif, dengan jangkauan 290 kilometer (180 mil) pada kecepatan subsonik, meskipun tinggi.

Rudal itu menyebarkan pencari pelacak radar aktif dan sistem kontrol senjata canggih untuk memberikan deteksi dan keterlibatan target yang tepat. Itu juga dapat beroperasi siang atau malam dalam semua kondisi cuaca. 

Defense News dalam laporannya yang dilansir Kamis (17/2/2022) mengatakan bahwa divisi sistem darat ST Engineering bertanggung jawab atas desain, pengembangan, dan produksi subsistem utama seperti motor booster dan hulu ledak amunisi tidak sensitif, yang memiliki bobot 150 kilogram (330 pon). 

Ini yang Terjadi jika Rusia Mengebom Nuklir Ukraina


Ilustrasi


CUPUMA - KIEV - Perang antara Rusia dan Ukraina semakin mungkin terjadi karena Ukraina tetap ingin menjadi anggota NATO meskipun Rusia menarikan sebagian dari 130.000 tentaranya di perbatasan kedua negara.

Dalam konflik, segala hal yang mengerikan bisa terjadi termasuk menggunakan bom nuklir. 

Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey telah memicu alarm ketika dia memperingatkan bahwa bom bisa dijatuhkan di Ukraina dalam beberapa menit setelah Presiden Putin memberikan perintah. 
"Ketakutan saya adalah [invasi] sangat dekat, itu tidak berarti itu pasti akan terjadi," katanya kepada Sky News.
 "Ini adalah peringatan karena beberapa menit setelah Putin memberikan perintah, rudal dan bom bisa mendarat di kota-kota Ukraina." 
Peringatannya datang setelah dia mengatakan kepada warga Inggris untuk segera meninggalkan Ukraina pada 11 Februari. 


Rusia memiliki berbagai senjata nuklir mematikan yang tersedia. Sebuah simulasi yang mengkhawatirkan oleh Nukemap menunjukkan dampak mengerikan yang dapat terjadi jika Presiden Putin memutuskan untuk mengebom nuklir Ukraina. 
Kemampuan pasti dari persenjataan nuklir Rusia masih belum jelas. 
Namun, jika meluncurkan senjata nuklir dengan kemampuan yang sama seperti "Tsar Bomba", bom nuklir terbesar yang dirancang di bawah Uni Soviet, maka dampaknya akan menjadi bencana besar. 
Tsar Bomba memiliki kekuatan 100 megaton. Jika itu diluncurkan di ibu kota Ukraina, maka konsekuensinya akan menghancurkan. 
Jari-jari bola api bom akan menelan seluruh kota. 
Menurut Nukemap, itu akan mencakup 117km persegi. 
"Apa pun di dalam bola api secara efektif menguap," tulis Nukemap dalam analisis simulasi, seperti dikutip express.co.uk, Selasa (15/2/2022).

 Tetapi efek senjata semacam itu akan terasa jauh di luar kota, karena radius radiasi termal akan mencakup area sekitar 17,080km persegi. 

Ini akan membentang hampir sejauh Bila Tserkva di utara ibu kota Ukraina. Nukemap menyatakan radiasi termal akan menyebabkan luka bakar tingkat tiga meluas ke seluruh lapisan kulit, dan seringkali tidak menimbulkan rasa sakit karena merusak saraf.
 "Mereka dapat menyebabkan jaringan parut atau kecacatan yang parah dan dapat memerlukan amputasi. Probabilitas 100 persen untuk luka bakar tingkat tiga pada hasil ini adalah 13,9 cal/cm2," lanjut analisis Nukemap.

 Efek ledakan bisa meregang hingga Chernobyl dan perbatasan Belarusia. Menurut Nukemap, radius kerusakan ledakan ringan akan mencakup area 26,450km persegi. 

Mereka yang berada di area ini akan berekspektasi melihat jendela mereka pecah, yang akan menyebabkan banyak orang terluka di sekitar penduduk yang datang ke jendela setelah melihat kilatan ledakan nuklir. 

Selama konferensi pers bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Putin mengatakan mengizinkan Ukraina bergabung dengan NATO akan meningkatkan kemungkinan konflik Rusia-NATO. 

Dia menambahkan peristiwa seperti itu bisa berubah menjadi perang nuklir. 

Dia menegaskan bahwa perang dengan Eropa dan Rusia kemungkinan akan terjadi jika Ukraina bergabung dengan NATO dan kemudian berusaha untuk merebut kembali Crimea yang sekarang menjadi bagian dari Rusia. 

"Tentu saja, potensi persatuan NATO dan Rusia tidak ada bandingannya," ujar Putin. 

“[Rusia] adalah salah satu kekuatan nuklir terkemuka di dunia dan lebih unggul dari banyak negara itu dalam hal jumlah komponen kekuatan nuklir modern," imbuh Putin. 



Rabu, 16 Februari 2022

Rusia Bisa Lenyapkan AU Ukraina dalam 3 Hari

Ilustrasi

CUPUMA - BERLIN - Pakar keamanan Eropa mengatakan Ukraina bukan lawan sebanding Rusia dalam hal jumlah pasukan dan persenjataan.

 Moskow yang lebih superior dapat melenyapkan Angkatan Udara (AU) Kiev dalam dua hingga tiga hari.
 "Jika terjadi serangan, Rusia dapat mencapai superioritas udara dalam dua hingga tiga hari dengan sepenuhnya melenyapkan Angkatan Udara Ukraina dan merobohkan pertahanan udaranya,” kata Gustav Gressel, pakar kebijakan keamanan di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri di Berlin, seperti dikutip dari DW.com, Rabu (16/2/2022).

 Menurut Gressel, Rusia tidak hanya memiliki lebih banyak jet tempur daripada Ukraina, tetapi militernya juga mampu memantau radio dan radar pesawat dan pertahanan udara Kiev karena teknologinya buatan Soviet.

Selain itu, kata Gressel, pilot Ukraina memiliki jam terbang yang lebih sedikit daripada pilot Rusia karena pesawat-pesawat tempur Kiev ditahan di darat karena kekurangan suku cadang. “Semua ini membuat Angkatan Udara Rusia lebih unggul,” kata Gressel. "Dan begitu Rusia memiliki superioritas udara, ia memiliki kebebasan bermain untuk menyerang pasukan darat," ujarnya. "Kemudian Rusia juga dapat menggunakan drone di wilayah udara Ukraina untuk menemukan formasi Ukraina, dan memerintahkan serangan artileri ke mereka. Begitulah cara Anda dapat menjatuhkan musuh bahkan sebelum Anda benar-benar masuk ke pertempuran darat dengan mereka." 

Sekadar perbandingan, Ukraina memiliki tentara aktif 200.000 personel, pasukan paramiliter 50.000 orang, anggaran pertahanan USD11,8 miliar, dan jet tempur 69 unit. 

Sedangkan Rusia memiliki tentara aktif 850.000 orang, pasukan paramiliter 250.000 orang, anggaran pertahanan USD154 miliar, dan jet tempur 772 unit. 

Keunggulan lainnya adalah menjadi salah satu kekuatan nuklir utama dunia. Sebelumnya, sumber-sumber intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan dimulai pada Rabu (16/2/2022) pukul 03.00 dini hari waktu Moskow.

 Anehnya, saat informasi itu keluar, Moskow menarik sebagian pasukannya dari perbatasan kedua negara. Sumber intelijen AS mengatakan pasukan Moskow dapat menargetkan pusat komando dan kendali militer dan pemerintah Kiev dengan rentetan serangan rudal dari udara sebelum tank meluncur melewati perbatasan. 

Pada saat yang sama, kapal perang amfibi Rusia dapat menyerbu garis pantai selatan Ukraina. Informasi ini muncul ketika Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss memperingatkan invasi Rusia tidak akan berhenti di Ukraina. 

Sumber-sumber intelijen senior AS mengatakan serangan Moskow akan hampir pasti dari berbagai titik di sisi selatan, timur dan utara Ukraina. Salah satu sumber tersebut mengatakan kepada The Mirror bahwa timnya berada di pihak Kiev dengan pesan satu baris sederhana yang berbunyi: "3am Wednesday [Rabu 3 pagi]." 

Rusia memiliki lebih dari 126.000 tentara yang berkumpul di dekat perbatasan timur Ukraina. Ia juga memiliki 80.000 tentara loyalis Moskow di Belarusia utara dan ribuan marinir di kapal perang di Laut Hitam, yang mengancam pantai selatan Ukraina.

 Para pemimpin politik Rusia menyangkal tuduhan Barat bahwa pihaknya berencana untuk menyerang, tetapi mengatakan pihaknya dapat mengambil tindakan "teknis militer" yang tidak ditentukan kecuali serangkaian tuntutannya dipenuhi, termasuk melarang Kiev bergabung dengan aliansi NATO. 

Sejauh ini prediksi dari intelijen AS tersebut belum terbukti. Sebaliknya, Rusia menyatakan diri untuk membuka dialog. 

Rusia Rilis Roket ke ISS di Tengah Ancaman Invasi Ukraina

Ilustrasi

Jakarta, CUPUMA --Rusia meluncurkan roket yang membawa kargo menuju ke ruang angkasa Senin (14/2) waktu setempat. Misi Progress MS-19 ini membawa persediaan logistik dan peralatan, dan akan mendarat di Stasiun Internasional Luar Angkasa (ISS).

Progress MS-19 yang juga dikenal sebagai Progress 80P, diluncurkan dengan roket Soyuz 2.1a dari Site 31/6 di Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan, Senin malam pukul 11:25 waktu setempat.

Soyuz akan menempuh perjalanan yang relatif lambat yaitu selama tiga hari ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, sebelum nantinya berlabuh pada Kamis (17/2).

Lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan misi ini akan membawa tiga ton makanan, bahan bakar dan pasokan peralatan ke ISS.

Roscosmos mengumumkan beberapa hari lalu pihaknya berencana untuk mempersingkat pengiriman ke orbit tunggal, yaitu mempersingkat menjadi dua jam ke lab yang mengorbit.

Jika pengujian awal berjalan sesuai rencana, implementasi diharapkan berlangsung pada 2023, menurut laporan Space.

Dikutip NASA Space Flight, Progress merupakan pesawat luar angkasa yang tidak menggunakan tenaga surya tetapi mengandalkan tenaga baterai.

Mulai tahun 2018, banyak peluncuran Progress yang dapat mencapai stasiun hanya dalam dua orbit atau tiga jam. Tetapi waktu peluncuran dan kedatangan ke ISS bergantung pada banyak faktor, di antaranya seperti aktivitas pesawat luar angkasa lain yang merapat ke stasiun luar angkasa.

Sebagai informasi, Progress adalah pesawat ruang angkasa utama yang digunakan Rusia untuk mengirimkan pasokan logistik ke kosmonautnya di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Roket itu mengikuti pekerjaan varian Progress sebelumnya yang memasok ke stasiun ruang angkasa sebelumnya seperti Salyut 6 dan Mir. Progress pertama kali dikembangkan pada 1970-an di bawah Uni Soviet yang sekarang sudah tidak berfungsi.


OKI Kecam Larangan Pakai Hijab di Sekolah, India Tanggapi Sinis

Ilustrasi

Jakarta, CUPUMA --Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI) mengecam keras larangan hijab yang diterapkan sejumlah sekolah dan pemerintah negara bagian di India.

Sekretaris Jenderal OKI Hissein Ibrahim Taha mendesak India menjamin keamanan dan kesejahteraan komunitas Muslim, serta meminta komunitas internasional terutama PBB menindak kasus ini.


"Sekretariat Jenderal OKI sangat prihatin soal seruan Hindutva di Haridwar, Uttarkhand, terkait genosida terhadap umat Muslim dan insiden kekerasan yang menargetkan perempuan Muslim di sosial media, termasuk larangan siswi menggunakan hijab di Karnataka," kata Taha melalui pernyataan OKI di Twitter pada awal pekan ini.

OKI juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia di India yang berkaitan dengan umat Muslim.

India lantas menanggapi sinis pernyataan OKI tersebut. Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi menilai OKI terus "dibajak" dengan kepentingan golongan.

"Pola pikir komunal dari Sekretariat OKI tidak memberikan respons yang sesuai dengan realitas yang ada. OKI terus dibajak oleh kepentingan pribadi mereka untuk melakukan propaganda jahat terhadap India," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri India.

"Hasilnya, itu hanya menghancurkan reputasi mereka," lanjut pernyataan tersebut dikutip dari Indian Express.

Beberapa waktu lalu, sejumlah siswi di India melakukan protes dengan belajar di luar sekolah setelah tak diizinkan masuk gedung karena mereka memakai hijab. Protes ini dilakukan di depan gerbang salah satu sekolah di distrik Udupi, negara bagian Karnataka.

Sementara itu, staf sekolah hanya memperhatikan para siswi dari jauh. Menurut staf sekolah, para siswi ini tak bisa masuk karena melanggar aturan. Meski demikian, insiden ini menarik perhatian warganet dan menimbulkan keresahan bagi umat Muslim di India.


"Kami mengalami bentuk apartheid keagamaan. Aturan itu sangat diskriminatif dan merugikan perempuan Muslim," kata seorang siswi peserta aksi protes, A. H. Almas, kepada Associated Press.

Salah satu aktivis, Afreen Fatima, juga menilai perilaku ini bakal membuat Muslim di India menjadi kelompok yang terisolasi dan termarjinalkan.

"Yang kita lihat sekarang adalah upaya untuk membuat perempuan Muslim tak terlihat dan menyingkirkan mereka dari ruang-ruang publik," ucap Fatima.





Rusia Tarik Mundur Sebagian Pasukan, Biden: Invasi Masih Bisa Terjadi

iludtrasi


CUPUMA - Rusia telah mengumumkan penarikan sejumlah tentaranya dari dekat perbatasan Ukraina. Namun, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyatakan pihaknya belum bisa memverifikasi klaim Rusia itu dan menegaskan invasi terhadap Ukraina masih sangat mungkin terjadi.

Dalam pidato terbarunya di Gedung Putih, seperti dilansir Associated Press dan Reuters, Rabu (16/2/2022), Biden menyatakan AS menyambut baik laporan soal penarikan tentara Rusia dari dekat perbatasan Ukraina itu. Namun juga menegaskan bahwa klaim-klaim Rusia itu belum bisa diverifikasi kebenarannya.

"Itu akan baik, tapi kita belum memverifikasi itu," ujar Biden dalam pernyataannya pada Selasa (15/2) waktu setempat.

Lebih lanjut, Biden menyatakan AS masih menilai posisi tentara Rusia mengancam hingga kini. Dia bahkan mengatakan bahwa AS memperkirakan 150.000 tentara Rusia kini telah mengepung Ukraina -- jumlah yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sekitar 100.000 tentara.

"Memang, analisis kita mengindikasikan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang sangat mengancam," cetusnya.

"Lebih dari 150.000 tentara mengepung Ukraina dan Belarus dan sepanjang perbatasan Ukraina," sebut Biden.

"Invasi tetap mungkin terjadi," tegasnya.

Simak video 'Sederet Ancaman Biden ke Rusia Jika Invasi Ukraina':



Pada Selasa (15/2) waktu setempat, pemerintah Rusia mengklaim telah menarik mundur sejumlah pasukan militernya di dekat perbatasan Ukraina untuk kembali ke pangkalan mereka.

Kepala juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, menyatakan kepada kantor-kantor berita Rusia bahwa sejumlah pasukan yang dikerahkan ke dekat Ukraina telah menyelesaikan latihan mereka dan bersiap untuk pergi meninggalkan lokasi tersebut.

Tidak disebutkan dengan jelas oleh Konashenkov soal jumlah tentara yang kembali ke pangkalan dan apa dampak penarikan itu terhadap keseluruhan pasukan militer yang mengepung Ukraina.

Namun demikian, diketahui bahwa ini menjadi pengumuman pertama soal penarikan tentara Rusia dalam beberapa pekan terakhir.

China Kembangkan Pesawat Bomber Rahasia JH-XX



Bomber Siluman JH-XX


CUPUMA - China dari waktu ke waktu terus mengembangkan teknologi persejataannya.

Hingga saat ini, China masih terus mengembangkan pesawat pengebom atau bomber siluman Xian H-20.

Namun di saat yang sama, ada laporan tentang pengebom misterius lainnya, yang sementara diberi nama JH-XX, yang telah membuat para analis militer bingung.

Padahal laporan tentang pesawat pembom H-20 masih menarik banyak perhatian, termasuk kemampuan yang dimilikinya dengan rudal konvensional atau nuklir.

Ada spekulasi bahwa H-20 bisa mengangkut muatan lebih dari 45 ton dan berat lepas landas maksimum setidaknya 200 ton.

Selain itu, diduga bahwa pembom ini dapat terbang dengan kecepatan subsonik dan juga dapat dilengkapi dengan hingga empat rudal jelajah siluman hipersonik, melansir The EurAsian Times, Senin (14/2/2022).

Empat gambar dan video H-20 yang dihasilkan komputer yang diterbitkan oleh majalah bulanan 'Modern Weaponry' pada tahun 2021 menunjukkan bahwa pesawat itu memiliki ruang senjata, dua sayap ekor yang dapat disesuaikan, radar udara di bagian depan, dan dua saluran masuk udara siluman di kedua sisi.

Ini semua ditampilkan sepenuhnya tertutup bahan penyerap radar abu-abu gelap.

Berdasarkan informasi terbatas tentang H-20, tampaknya kemampuan siluman dan jangkauan lebih penting daripada kecepatan, mungkin untuk memungkinkan pesawat melakukan misi serangan jarak jauh.

Pesawat ini, yang sebagian besar masih diselimuti misteri, akan mampu menjangkau pangkalan AS di Guam, Jepang, dan Filipina.



Seolah ancaman H-20 belum cukup, muncul ancaman lain yakni pembom rahasia lain yang sedang dikembangkan, JH-XX. Konsep untuk pembom siluman JH-XX pertama kali bocor secara online sekitar tahun 2013.

Kemudian, sebuah majalah kedirgantaraan China menerbitkan gambar konsep pesawat tersebut yang menunjukkan desain sayap tersapu (swept-wing) konvensional.

Sayap seperti itu dioptimalkan untuk kecepatan yang lebih tinggi.

Namun, ini berarti bahwa JH-XX kemungkinan memiliki jangkauan yang lebih rendah daripada H-20.




Tampaknya JH-XX memiliki misi yang mirip dengan pengebom tempur konseptual FB-22 yang dikerahkan ke Angkatan Udara AS (USAF) oleh Lockheed Martin.

FB-22 adalah pesawat pembom siluman yang diusulkan dipasarkan ke USAF dan desainnya berasal dari F-22 Raptor.

Beberapa gambar dari JH-XX mengisyaratkan bahwa pesawat itu memiliki kemiripan yang lebih besar dengan konsep FB-23 Northrop Grumman.

Laporan lama menyebutkan bahwa model JH-XX memiliki ruang senjata utama di bagian perut bersama dengan bagian samping yang dipasang terpisah, tampaknya untuk membawa rudal udara-ke-udara.


Pesawat, yang merupakan generasi kelima, diharapkan dapat bermanuver tinggi dan supersonik, dengan kemampuan untuk mengebom target regional yang penting secara strategis di Timur dan Laut China Selatan.

Pesawat itu juga akan cukup cepat untuk mencegat pesawat musuh. Ada kemungkinan JH-XX juga dapat mengancam aset di timur laut China di Laut Kuning dan Laut Jepang.


Sebuah laporan tahun 2019 oleh Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA) membuat referensi yang sangat spesifik tentang kemampuan pesawat ini untuk menggunakan rudal udara-ke-udara jarak jauh dan amunisi berpemandu presisi.

Untuk persenjataan, belum diketahui apakah pesawat tersebut bisa membawa senjata nuklir atau tidak.

Secara fisik dan teknologi, pembom stealth H-20 memiliki kemiripan dengan B-2 Spirit. Badannya berbentuk seperti sayap terbang (flying wing). 

Seperti yang disebutkan sebelumnya, JH-XX kemungkinan memiliki radius tempur yang lebih pendek daripada H-20, sehingga cocok untuk set target dan misi regional yang lebih terlokalisasi.

Namun, kisaran ini masih cukup untuk tidak hanya menargetkan pangkalan AS di rantai pulau kedua, tetapi juga fasilitas militer di India, Laut China Selatan, dan sekitarnya.

Dengan fokus pada kecepatan dan siluman, pembom tempur kecil juga akan memiliki keuntungan tambahan terkait dengan tingkat serangan mendadak, dan dalam hal penetrasi yang berhasil melalui jaringan pertahanan udara terintegrasi musuh.

Penekanan pada karakteristik siluman pesawat akan memungkinkan pembom tempur untuk terbang di wilayah udara yang diperebutkan dan juga menghindari sistem pertahanan udara yang terletak di sana.

JH-XX akan cocok untuk operasi multi-peran, termasuk mendukung misi udara-ke-udara jarak jauh.

Jika dikembangkan sepenuhnya, pesawat ini dapat melindungi berbagai batu dan karang yang dimiliter Beijing di Laut China Timur dan Selatan.



Itu juga bisa melakukan pemboman persiapan Taiwan sebelum invasi yang sebenarnya.


Pembom canggih yang bisa membawa nuklir dan memiliki kecepatan hipersonik ini digarap sejak tahun 2008.

Proyek H-20 dirancang langsung oleh lembaga pengembangan dan penelitian pesawat tempur China, Shanghai Aircraft Design and Research Institute.

Lembaga itu bertanggung jawab atas pengembangan teknologi stealth yang lebih maju dari pesawat sebelumnya, Xian H-8.

Program dan pengembangan H-20 dilakukan secara “licik” oleh China. Sebab, konsepnya berdasar data curian dari seorang bernama Noshir Gowadia, ahli perancang pesawat mesin  tempur berteknologi stealth yang pernah bekerja di Northop Grumman, AS.

Gowadia yang merupakan warga AS keturunan India juga dikenal sebagai salah satu perancang pesawat pembom siluman B-2 Spirit. Ia berhasil dibujuk oleh China sebagai agen mata-matanya.

Atas tindakan menjual informasi teknologi mutakhir yang memiliki kerahasian tinggi itu, pengadilan AS menjatuhkan hukuman 32 tahun bagi Gowadia pada tahun 2011.

Berkat informasi yang ia berikan, program penggarapan yang dilaksanakan oleh industri pesawat China Xian Aircraft Industrila Corporation, proyek H-20 langsung mengalami kemajuan pesat.

Secara fisik dan teknologi, pembom stealth H-20 memiliki kemiripan dengan B-2 Spirit. Badannya berbentuk seperti sayap terbang (flying wing).

Sebagai bomber yang dijagokan untuk berkiprah di atas LCS, H-20 bisa terbang sejauh 8.000 km tanpa mengisi ulang bahan bakar sambil membawa persenjataan seberat 10 ton.

Dengan kemampuan itu, H-20 bisa dengan leluasa terbang ke arah utara menuju Jepang, Bonin, dan Kepulauan Mariana. Sedangkan jika terbang ke arah selatan, H-20 bisa terbang di atas Carolina dan Indonesia.


Amerika Kebobolan

Ketergantungan AS pada sistem rudal Standard Missile-6 (SM-6) untuk pertahanan udara membuatnya rentan terhadap senjata hipersonik China dan Rusia.

Ketika negara-negara dengan militer yang kuat berlomba untuk menguji rudal hipersonik.

Perlombaan baru sedang berlangsung untuk mengembangkan pertahanan yang efektif terhadap senjata yang mengubah permainan.

Bagi Amerika Serikat, rudal SM-6 tetap menjadi landasan sistem pertahanan, menunjukkan kelemahan yang jelas dalam respons sistem terhadap senjata yang sangat kompleks dan bergerak cepat.

Pertama kali dioperasikan pada tahun 2013, SM-6 adalah generasi pertama dalam keluarga rudal "Standar."

Mencakup kemampuan pertahanan udara, darat dan laut 3-in-1 yang memungkinkannya untuk mengenai rudal jelajah dan balistik pencegat.

SM-6 memiliki tiga versi, termasuk SM-6 Blok I yang dipasang pada kapal yang membawa sistem Aegis Angkatan Laut AS.

Blok IA yang menangani masalah teknis yang terkait dengan versi pertama, dan versi SM-6 Dual dapat menjatuhkan target rudal jelajah dan balistik.

Beberapa laporan menyatakan bahwa SM-6 memiliki kemampuan "belum matang" terhadap target hipersonik.

Meskipun SM-6 dapat menghancurkan rudal balistik yang terbang dengan kecepatan hipersonik, efektivitasnya terhadap manuver target hipersonik dipertanyakan.

Tahun lalu, sepasang rudal SM-6 Dual yang diluncurkan dari kapal perang AS Aegis gagal mencegat target rudal balistik jarak menengah.

Namun, SM-6 Dual berhasil diuji pada 2017 dan 2016, menunjukkan bahwa efektivitas sistem terhadap rudal balistik tradisional masih goyah.


Saat rudal balistik terbang dengan kecepatan supersonik selama fase masuk kembali, mereka bergerak dalam lintasan yang dapat diprediksi, dari mana momen intersepsi di fase tengah dapat dihitung.

Namun, mencapai target manuver hipersonik akan jauh lebih sulit.

Saat ini, kemampuan pertahanan rudal AS menghadapi banyak kendala politik, teknis dan biaya yang membatasi efektivitasnya dalam menghadapi ancaman hipersonik.

Sensitivitas politik dari penggelaran sistem rudal di sekutu AS dapat meninggalkan titik buta yang menempatkan negara-negara itu dalam risiko.

Negara-negara tersebut takut bahwa mereka sendiri akan menjadi sasaran serangan.

Hal ini tercermin dari protes di Korea Selatan terhadap penerapan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) sejak tahun 2017.

Keterbatasan geografis radar pertahanan rudal menunjukkan bahwa tidak semua area kritis dilindungi.

Itu tercermin dari fakta bahwa perisai rudal NATO yang terletak di Polandia tidak dapat melindungi Bulgaria, Yunani, Rumania, dan Turki dari ancaman rudal dari Iran.

Sistem Dual SM-6 berharga masing-masing hingga 5 juta dollar AS, jadi mengamankan senjata yang cukup untuk mengalahkan serangan saturasi rudal hipersonik akan sangat mahal.

Mengingat keterbatasan tersebut, masuk akal untuk mengembangkan cara alternatif untuk menangani senjata hipersonik.

Salah satu opsi sederhana adalah menggunakan pencegat hipersonik.

Badan Pertahanan Rudal AS (MDA) telah memberikan Lockheed Martin, Northrop Grumman dan Raytheon kontrak untuk mengembangkan pencegat glider.

Pada tahun 2020, MDA melaporkan masalah dengan anggaran program dan memutuskan untuk menghentikan pengembangan pencegat senjata hipersonik, dan mengatakan akan mempelajari lebih banyak kemungkinan solusi jangka pendek.

Railgun adalah pilihan lain untuk menangani senjata hipersonik.

Alih-alih menggunakan bahan peledak, senjata elektron menggunakan energi elektromagnetik untuk menembakkan rudal yang bergerak dengan kecepatan supersonik.

Ini sangat mengurangi biaya intersepsi.

Namun, senjata elektromagnetik membutuhkan sumber energi tinggi di setiap tembakan dan masalahnya adalah menemukan elektroda yang dapat menahan suhu tinggi yang dihasilkan oleh banyak percikan api.

Ini tetap menjadi tantangan teknis yang signifikan.

Pilihan lainnya adalah mengembangkan senjata laser.

Namun, senjata laser juga membutuhkan energi dalam jumlah besar, yang akan melemah dalam jarak jauh dan dapat dipengaruhi oleh cuaca.


Ukraina Siap Batal Bergabung dengan NATO Demi Hindari Invasi Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy



CUPUMA, Jakarta - Ukraina dapat membatalkan permohonannya bergabung dengan NATO untuk menghindari perang dengan Rusia, kata Duta Besar Ukraina di London, Vadym Prystaiko, kepada BBC, Senin, 14 Februari 2022.

Keanggotaan Ukraina di NATO menjadi salah satu syarat utama yang diajukan Moskow untuk meredakan krisis antara Rusia dan Barat.

Menurut Prystaiko, Ukraina bersedia "fleksibel" soal bergabung dengan aliansi militer Atlantik, sebuah langkah yang dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin akan menjadi pemicu perang.

"Kami mungkin - terutama diancam seperti itu, diperas oleh itu, dan didorong ke sana," kata Prystaiko ketika ditanya apakah Kyiv dapat mengubah posisinya dalam keanggotaan NATO.

Ukraina bukan anggota NATO tetapi sejak 2008 dijanjikan akan diberikan kesempatan untuk bergabung, sebuah langkah yang akan membawa aliansi pimpinan AS ke perbatasan Rusia.

Putin mengatakan hubungan Ukraina yang berkembang dengan aliansi itu dapat menjadikannya landasan peluncuran rudal NATO yang ditargetkan ke Rusia. Dia mengatakan Rusia perlu menetapkan "garis merah" untuk mencegahnya.

Rusia menempatkan lebih dari 100.000 tentara dan senjata berat ke dalam jarak serangan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, sehinbgga mendorong Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya untuk memperingatkan bahwa invasi akan segera terjadi.


Moskow membantah merencanakan serangan, dan menyebutnya sebagai latihan manuver militer. Tetapi Rusia telah mengeluarkan tuntutan tertulis agar NATO menghentikan ekspansi lebih lanjut ke timur termasuk Ukraina. Anggota NATO menolak permintaan tersebut.

Presiden AS Joe Biden berbicara dengan timpalannya dari Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Minggu dan setuju untuk melanjutkan upaya diplomatik guna mencoba menyelesaikan krisis, kata Gedung Putih.




Tank-Tank Tua di Garis Depan, Rusia Kerahkan T-72 dan Ukraina Andalkan T-64

Ilustrasi

CUPUMA - ROSTOV - Mesin-mesin tank milik Rusia dan Ukraina tampak sudah mulai dipanaskan dan digerakkan ke garis depan. Uniknya Rusia dan Ukraina masih mengandalkan deretan tank-tank tua yang dimiliki untuk menjaga garis depan. 
Rusia dalam latihan tempur di wilayah Rostov, dekat perbatasan Ukraina, mengerahkan tank andalannya T-72 yang sudah diupgrade dan dikenal dengan versi B3. 
Meskipun sudah diremajakan, Tank T-72 sudah uzur karena diproduksi massal pada 1968.
Rusia memiliki 2.000 Tank T-72 aktif dan setidaknya 7.000 lainnya sebagai cadangan. 
Modernisasi menjadi versi T-72B3 dimulai pada 2010. 
Tank T-72 yang sudah 54 tahun terakhir selalu terlibat operasi militer Rusia dan akan dikerahkan kembali ke garis depan. 
Versi upgrade dari T-72B3 telah meningkatkan daya tembak secara signifikan berkat sistem pengendalian tembakan baru dan modern yang terintegrasi. 
Setiap tank yang ditingkatkan menerima mesin baru yang lebih bertenaga, yang menjamin minimal 1.130 tenaga kuda. 
Mesinnya adalah V-92S2F dengan transmisi otomatis, tampilan digital, dan penggerak roda belakang. 
Namun, saat latihan perang di Rostov, lusinan Tank T-72B3 tak berkutik setelah terjebak di lumpur. 
Dikutip dari laman Bulgarian Military, dari rekaman kamera ponsel amatir tampak satu unit ekskavator dikerahkan untuk membantu Tank T-72B3 keluar dari kubangan lumpur.

Fakta ini menunjukkan bagaimana kemampuan Tank T-72 versi B3 di medan tempur yang basah dan berlumpur. 

Ukraina juga memutuskan menggunakan tank tempur utama T-64BV yang telah menerima pembaruan. 
Tank T-64BV merupakan upgrade dari Tank T-64, produksi bersama Rusia-Ukraina dari era Perang Dingin dan Uni Soviet tahun 1960-an. 
Ukraina punya sekitar 2.200 unit Tank T-64 yang jauh lebih tua dari Tank T-72 Rusia. 
Ukraina sudah meremajakan sekitar 100 unit menjadi versi T-64BV. Meskipun Ukraina punya tank yang lebih canggih yaitu T-84, tapi memutuskan mengupgrade tank T-64 karena biayanya lebih murah.
Modernisasi tank T-64 dimulai pada 2017 untuk menambah perlindungan NBC, pelindung jet pasif dan eksplosif, serta sistem pemadam kebakaran otomatis. 
Tank T-64BV juga menggunakan mesin baru dengan 850 tenaga kuda. Namun, mesin baru gagal menyelesaikan beberapa masalah tangki dan masih relatif lambat untuk bermanuver. Alasannya: mesin baru gagal mengimbangi peningkatan bobot bumper tambahan. 
Tentu ini menjadi masalah jika Rusia menggunakan sistem rudal portabel anti-tank yang lebih modern. 
Bahkan Tank T-64 BV bukan tandingan jika Rusia memutuskan mengerahkan tank terbarunya T-80 BVM dan T-90.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ukraina telah kehilangan sejumlah besar tank selama pertempuran melawan pemberontak yang didukung Rusia di Ukraina timur, Donbas, dan Luhansk.




Selasa, 15 Februari 2022

Presiden Ukraina Umumkan Perang, Minta Seluruh Warga Kibarkan Bendera dan Putar Lagu Kebangsaan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky 


CUPUMA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky umumkan perang besok, 16 Februari 2022.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengadakan konferensi pers bersama dengan kanselir Jerman di Kyiv pada 14 Februari 2022. Kanselir Jerman mendarat di Kyiv untuk pembicaraan krisis dengan Zelensky, menjelang kunjungan ke Moskow untuk mencegah apa yang dikatakan Berlin sebagai 'sangat kritis'. ' ancaman invasi Rusia ke Ukraina.


Volodymyr Zelensky mendeklarasikan perang ketika Amerika Serikat mengklaim Rusia mungkin akan menyerbu Ukraina.

Presiden Ukraina menandatangani Dekrit yang menetapkan 16 Februari sebagai hari persatuan nasional.

Dalam dekrit yang ditandatangani pada hari Senin kemarin ia memerintahkan pemutaran lagu kebangsaan dan pengibaran bendera dan pita bendera di seluruh negeri.

"Dikatakan bahwa 16 Februari akan menjadi hari penyerangan. Kami akan menjadikannya hari persatuan," Ujar Volodymyr Zelensky pada Senin malam dalam sebuah pidato di Ukraina seperti diberitakan Rusia Today.

"Pada hari ini, kami akan mengibarkan bendera nasional kami, mengenakan pita biru-kuning, dan menunjukkan persatuan kami kepada seluruh dunia," lanjutnya.

Komentar Volodymyr Zelensky tentang tanggal perang, atau invasi Rusia ini dikutip oleh beberapa outlet Amerika.

Pengumuman Volodymyr Zelensky ini dilaporkan juga memicu aksi jual di pasar saham AS dan serbuan emas dan minyak mentah.


Pada saat pidato, Volodymyr Zelensky telah menandatangani dekrit presiden 53/2022 tentang langkah-langkah mendesak untuk mengkonsolidasikan masyarakat Ukraina dan memperkuat ketahanannya dalam menghadapi ancaman hibrida yang berkembang.

Dalam dekrit tersebut, ia menyatakan 16 Februari 2022 sebagai Hari Persatuan Ukraina, memerintahkan semua rumah dan bangunan untuk mengibarkan bendera Ukraina dan menyanyikan lagu kebangsaan pada pukul 10 pagi.



Volodymyr Zelensky mengimbau warga untuk memakai pita dengan warna bendera juga.

Zelensky bersumpah bahwa Kiev akan mengembalikan Krimea dan Donbass ke Ukraina pada akhirnya, tetapi secara eksklusif melalui diplomasi dan negosiasi.

Krimea memilih untuk kembali ke Rusia pada 2014, menyusul kudeta yang didukung AS di Kiev yang menggulingkan pemerintah terpilih Ukraina.

Wilayah Donetsk dan Lugansk di timur negara itu juga mendeklarasikan kemerdekaan dan mengalahkan upaya Ukraina untuk merebut kembali mereka dengan paksa.


Selain tampilan simbolis persatuan nasional, dekrit Zelensky juga mengumumkan pembentukan platform informasi negara, UArazom (Ukraina Bersama), untuk memastikan publik mendapat informasi setiap hari tentang keadaan sebenarnya dari situasi keamanan,

langkah-langkah yang diambil untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara, serta organisasi pekerjaan penjangkauan yang tepat pada keselamatan publik.

Presiden juga mengatakan pada hari Senin bahwa anggota militer akan mendapatkan kenaikan gaji 30% pada bulan Maret, dengan kenaikan 20% untuk layanan perbatasan dan Garda Nasional.

Spesifikasi Kapal Selam Scorpene Yang Akan Dimiliki Indonesia

Ilustrasi 


CUPUMA - Kapal selam Scorpene dilengkapi dengan empat generator diesel yang menyediakan daya 2.500 kW, ini dibekali dengan permanent magnet synchronous motor.

Kapal selam Scorpone buatan perusahaan DCNS dikembangkan berdasarkan kapal selam tenaga nuklir kelas Amethyste milik Angkatan Laut (AL) Prancis.

Dilansir dari Military Today, kapal selam Scorpene mampu membawa 30 ranjau laut dan melaju 20 knots (37 kilometer/jam) di dalam air dan 12 knots (22 kilometer/jam) di permukaan.

Kapal selam asal Prancis ini disebut dibangun secara khusus engan berbekal sistem tempur Submarine Tantical Integrated Combat System (SUBTICS) yang juga diterapkan pada kapal selam nuklir AL Prancis.

Scorpene terdiri dari empat varian yakni CM-2000 (61,7 meter) AM-2000 (70 meter), CA-2000, dan S-BR (75 meter).

Varian CM-2000 merupakan kapal selam diesel listrik konvensional. Sementara AM-2000 sudah dibekali teknologi Air Independent Propulsion (AIP) yang membuatnya lebih tahan lama ketika menyelam.

Sedangkan varian CA-2000 yang berukuran lebih kecil difungsikan khusus untuk menjaga pantai. Varian ini menggunakan uap bahan bakar untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Dengan begitu, kapal selam dapat menyelam dalam waktu hingga tiga minggu.

Kapal selam punya senjata termasuk torpedo anti-kapal dan anti-kapal selam, serta rudal jarak jauh untuk melumat musuh-musuhnya. Kapal selam ini bisa menyelam hingga kedalaman 300 meter.

Lebih lanjut, Scorpene bisa membawa 32 kru. Kapal selam ini disebut memiliki teknologi senyap mutakhir yang membuat kapal selam ini sulit dideteksi lawan. Selain itu, Scorpene diklaim memiliki teknologi tinggi yang mampu mendeteksi musuh dalam jarak yang jauh.

Dilansir dari Navy Recognition, pada bagian senjata, Scorpene dibekali enam tabung peluncur torpedo 533 mm yang bisa meluncurkan torpedo kelas berat Black Shark atau rudal anti kapal Exocet SM.39.

India Pertimbangkan Beli JAS 39 Gripen

JAS 39 Gripen

CUPUMA - Asal diketahui, Saab pernah bersaing dengan Dassault Aviation Rafale untuk memasarkan JAS 39 Gripen ke Indonesia.

Hasilnya Saab kalah dimana JAS 39 Gripen ditolak dan Indonesia memilih membeli Rafale.

Saab kemudian pergi dari Indonesia yang sudah memilih Rafale dengan menawarkan JAS 39 Gripen ke negara lain.

Kepala Saab Indonesia, Peter Carlqvist pada 2016 lalu sebenarnya sudah melemparkan tawaran ke Indonesia.

"Kami telah mengajukan proposal resmi kepada Kementerian Indonesia pada Februari lalu. Di dalam proposal resmi itu juga tercantum berbagai pola kerja sama industri pertahanan dan transfer teknologi yang baik," katanya dikutip dari Antara, 27 Juni 2016.

Peter menjelaskan bahwa Indonesia akan memiliki 85 persen teknologi dari Saab dalam pembuatan JAS 39 Gripen.

"Saya bisa katakan, 85 persen dari jumlah itu akan berupa alih teknologi dan kerja sama industri pertahanan yang produknya bisa dipergunakan untuk kepentingan lain, sesuai keperluan Indonesia," jelas Carlqvist.



Agar Indonesia paham dalam pembuatan jet tempur, Saab juga akan merakit enam unit JAS 39 Gripen di Jakarta.



Nantinya jika Indonesia sudah menguasai teknologi JAS 39 Gripen, maka Saab membebaskan negeri ini mau dipakai apa teknologi tersebut.

"Yang menarik, enam di antara jumlah yang dibeli Indonesia itu nanti akan dirakit di Indonesia. Ini proses penting untuk penguasaan teknologinya," katanya.

Namun Indonesia punya karakteristik sendiri mengenai jet tempur idamannya.

Dan JAS 39 Gripen tak masuk dalam daftar kriteria tersebut.

Setidaknya kriteria jet tempur incaran Indonesia ialah sebagai berikut :

- Pesawat harus jenis Multi Role minimal generasi 4.5

- Mampu menjangkau sasaran strategis dengan radius of action jauh baik sasaran permukaan dan bawah permukaan.

- Mampu melaksanakan misi pertempuran siang dan malam hari pada segala cuaca.

- Memiliki radar modern dengan jangkauan jauh.

- Mampu melaksanakan Network Centric Warfare.

- Perawatan mudah, alat avionic, navigasi dan komunikasi modern yang tersandi.

- Peralatan perang elektronika pasif dan aktif serta memiliki kemampuan meluncurkan senjata konvensional.

- Senjata pintar dan senjata pertempuran udara jarak sedang atau beyond visual range.

Namun India yang sudah membeli Rafale, kini melirik Gripen.

Dikutip dari Eurasian Times, Juni 2021 lalu Menteri Pertahanan Swedia, Peter Hultqvist, melemparkan tawaran ke pemerintah India untuk membeli Gripen.

Bahkan India akan diberi Gripen generasi terbaru oleh Saab jika bersedia membeli produknya.

Saab berujar mereka akan mengganti mesin F404 Gripen yang letoy dengan GE F414.

"Saab membuat proposal pra-tender untuk pesanan India sebanyak 114 jet tempur," lapor Eurasian Times.



Gilanya Saab berani menjamin harga Gripen 50 persen lebih murah dari Rafale.


"Saab mengklaim bahwa jet tempur bermesin tunggal Gripen E ditawarkan dengan harga setengah dari Rafale yang dibeli India," lanjutnya.

Karena Saab melihat India agak kerepotan membiayai operasional Rafale mereka.

Maka Swedia melihat ini sebagai celah dimana pembelian Rafale India menelan anggaran 7,8 miliar Euro.

Bila tawaran Saab diterima maka India cukup membayar setengahnya dan New Delhi mendapatkan 114 unit Gripen E, penawaran gila dari Swedia.

Apalagi Gripen E juga bisa membawa rudal layaknya Rafale, makin tambah kesengsem saja India mendapati tawaran ini.

India mempunyai 36 unit jet tempur Rafale sedangkan Indonesia rencananya akan membeli 42 buah dengan total harga Rp 68 triliun lebih alias paket komplit.



"Akuisisi Rafale untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara mencakup solusi turnkey lengkap, dengan paket komprehensif yang mencakup pelatihan awak pesawat, dukungan logistik untuk beberapa pangkalan udara Indonesia, dan pusat pelatihan dengan dua simulator misi penuh," ujar dassault-aviation.com.

India nampaknya akan membeli JAS 39 Gripen, dengan mengabaikan penambahan Rafale yang juga hendak dibeli oleh Indonesia.






KRI Golok akan dipersenjatai dengan Rudal Naval Strike Missile


Naval Strike Missile

CUPUMA - KRI Golok rencananya akan dibekali dengan rudal Naval Strike Missile alias NSM buatan Kongsberg, Norwegia.

Informasi tentang rudal Naval Strike Missile bagi KRI Golok jelas mengejutkan sekaligus membawa senang.

Karena KRI Golok akan mendapat rudal kualitas premium dalam diri Naval Strike Missile.

Juga pemilihan NSM memperkaya inventori rudal anti kapal militer Indonesia.

Karena selama ini TNI AL menggunakan rudal Exocet, Yakhont dan C-802, C-705.

Maka setidaknya penggunaan NSM memperkaya pilihan dan menghindari embargo salah satu penyuplai rudal.

NSM tentu akan jadi aset berharga Indonesia karena kemampuannya memang tak main-main.

"TNI AL berencana akan memperkuat armada tempurnya dengan Rudal (Peluru Kendali) Naval Strike Missile yang sangat cocok untuk kapal-kapal perang milik TNI AL karena memiliki daya tembak sejauh 250 km," papar tnial.mil.id, Rabu 9 Februari 2022.


"Hal ini terungkap saat Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengadakan rapat paparan dengan PT. Lundin Industries Invest, Kongsberg Deffence & Aerospace AS dan PT. Datareka Integrasia di Wisma Elang Laut (WEL) Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Rabu 9 Februari 2022.

Nantinya KRI Golok akan mengujicoba rudal NSM di Laut China Selatan.

Hal ini penting supaya tahu seberapa kemampuan NSM.

"Untuk menguji kemampuannya, Kasal berkeinginan agar Naval Strike Missile bisa diujicobakan ke KRI Golok di Laut China Selatan dengan jarak sasaran 250 km sesuai spesifikasi misil tersebut.

TNI AL akan membantu fasilitas pengamanan dan target sasaran penembakan dalam rangka latihan, sementara dari pihak PT Kongsberg menyediakan misil yang akan dites dan sistem penembakannya," beber TNI AL.

Luar biasanya, US Navy juga sudah memakai NSM dalam diri Independence class dan fregat Constellation class.

"Naval Strike Missile ini sudah digunakan oleh Amerika Serikat di Laut Cina Selatan dan selalu efektif mengenai sasaran tanpa bisa dicounter," jelas TNI AL.

US Navy bahkan memodifikasi NSM menjadi rudal jelajah serang darat yang lebih buas melalap musuh.

Dikutip dari Naval Technology, modifikasi NSM oleh US Navy ini untuk memenuhi tuntunan tugas mereka sebaga AL agresor.

Apalagi NSM yang dipasang di fregat Constellation class, harus mampu menyaingi Tomahawk missile.

US Navy berencana membangun 20 unit fregat Constellation class.

Elemen pertahanan udara Constellation class memasang RIM-162 dan RIM-66 Standar yang jadi elemen rudal anti serangan udara terbaik saat ini.

Di masa depan Constellation class pasti akan dimuati rudal Tomahawk generasi terakhir.


Rudal ini merupakan senjata utama US Navy untuk menggebuk sasaran dari laut ke darat.

Kemudian di Independence class, kapal siluman trimaran US Navy inilah yang melambungkan nama NSM ke kancah internasional.

Ia sengaja memasang NSM sebagai senjata utamanya karena Tomahawk dirasa terlalu mahal apabila dipasangkan di sana.

Maka dari itu US Navy memilih solusi praktis memasang NSM di Independence class.

Hasilnya US Navy puas dengan performa NSM dan memilih melanjutkan pesanan.

Sesuai dengan kualitasnya, harga rudal NSM juga premium alias mahal.

Jika KRI Golok membutuhkan 2-4 unit rudal Naval Strike Missile, maka kalikan saja angka di atas.

Meski demikian harga premium rudal Naval Strike Missile KRI Golok sepadan dengan tuntunan tugasnya menjaga wilayah kedaulatan NKRI dari ancaman.*


Rusia Siap Serang Kapal Asing yang Masuk ke Laut Teritori Mereka

kapal perang rusia

Seorang pejabat militer Rusia mengatakan negaranya siap meluncurkan serangan ke kapal asing dan kapal selam yang memasuki laut teritori negara itu secara ilegal, Senin (14/2).

Pejabat ini mengatakan kepada kantor berita Interfax, keputusan serangan ini akan diambil saat keadaan mencapai level tertinggi, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, Amerika Serikat membantah pihaknya melakukan operasi militer di laut teritorial Rusia, Sabtu (12/2).

Sebelumnya, Rusia menuturkan kapal lautnya sempat mengejar kapal selam AS yang mengunjungi perairan Rusia di Pasifik.

Menurut laporan Kementerian Pertahanan Rusia, pengejaran ini terjadi kala militer Rusia tengah menggelar latihan. Kapal perang Marsekal Shaposhnikov mendeteksi keberadaan kapal selam Virginia milik Angkatan Laut AS.

"Saat kapal selam AS mengabaikan permintaan Rusia untuk keluar ke permukaan, awak fregat 'menggunakan cara yang tepat', dan kapal selam AS pergi dengan kecepatan tinggi," ujar Kemenhan Rusia, dikutip dari AFP.
Selain itu, Rusia mengaku telah menghubungi Kedutaan AS di negara itu atas insiden ini.

"Sehubungan dengan pelanggaran yang dilakukan kapal selam Angkatan Laut AS, atase pertahanan di Kedutaan AS di Moskow dipanggil ke Kementerian Pertahanan Rusia," tulis Kemenhan Rusia.

Namun, militer AS membantah laporan tersebut dan mengatakan pihaknya tak melakukan operasi apa pun di perairan Rusia.

"Kami berlayar dan beroperasi dengan aman di perairan internasional," ujar Juru Bicara Komando Indo-Pasifik AS, Kapten Kyle Raines, tanpa menyebut secara detail titik lokasi operasi kapal.

Konflik ini terjadi kala hubungan Rusia dan Ukraina yang semakin buruk.

AS sendiri telah memperingatkan invasi Rusia di Ukraina bisa dimulai kapan saja. Namun, klaim itu dinilai oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai provokasi semata.



Putin Kerahkan Helikopter Serang ke Dekat Ukraina,Tak Peduli Sanksi AS

Rusia kerahkan sejumlah helikopter serang ke dekat Ukraina


CUPUMA - MOSKOW - Rusia telah mengerahkan sejumlah helikopter serang ke wilayahnya yang berdekatan dengan Ukraina .
 Laporan itu muncul ketika Moskow menegaskan bahwa Presiden Vladimir Putin tak peduli dengan ancaman sanksi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Beberapa video yang dikutip sejumlah media menunjukkan kawanan helikopter serang Moskow berkumpul di wilayah Belgorod barat hanya 19 mil dari Ukraina. 
Aset tempur serupa terlihat di lokasi yang sama pada 2014 ketika Moskow melakukan intervensi di Donbas dan menganeksasi Crimea. Moskow selalu menolak narasi menganeksasi Crimea dan menegaskan wilayah itu memilih lepas dari Ukraina dan bergabung dengan Federasi Rusia melalui referendum. 
Salah satu video menunjukkan helikopter serang militer Ka-52 Alligator, Mi-8 dan Mi-24 bergerak di beberapa lokasi di Rusia barat. Mereka terlihat terlihat di Belgorod, wilayah Nizhny Novgorod, Tver, Ulyanovsk dan Yaroslavl di tengah kecurigaan mereka dipindahkan ke zona perang Ukraina.
 Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Swedia Viktor Tatarintsev mengatakan Presiden Putin tak peduli dengan ancaman sanksi AS dan sekutunya.
 "Semakin Barat mendorong Rusia, semakin kuat tanggapan Rusia," katanya, seperti dikutip The Sun, Senin (14/2/2022). Diplomat Kremlin ini mengatakan Rusia telah menjadi lebih mandiri dalam menanggapi ancaman sanksi.
 "Kami lebih mandiri dan mampu meningkatkan ekspor kami," kata Tatarintsev kepada surat kabar Aftonbladet. "Kami tidak memiliki keju Italia atau Swiss, tetapi kami telah belajar membuat keju Rusia yang sama baiknya menggunakan resep Italia dan Swiss.
" Dia mengatakan sanksi telah memungkinkan ekonomi negaranya dan sektor pertaniannya berkembang. 
Di Ukraina, para warga sipil telah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan invasi Rusia dengan belajar menembakkan senjata.
 Negara itu juga menghadapi pemutusan jalur udara di tengah laporan bahwa perusahaan asuransi Lloyds of London akan berhenti memberikan perlindungan kepada maskapai yang terbang ke sana. 
Itu terjadi setelah Presiden Joe Biden memperingatkan Vladimir Putin tentang respons "cepat dan berat" setelah mengeklaim bahwa Moskow berencana untuk menyerang tetangganya dalam beberapa hari ke depan. 
Menurut media Jerman, Der Spiegel, intelijen baru dari Barat sekarang menunjukkan Rusia akan menyerang Ukraina pada Rabu, 16 Februari 2022. 
Informasi yang diterima oleh Secret Service, CIA dan badan intelijen lainnya bahkan telah menguraikan rute yang akan diambil oleh unit-unit individu Rusia, bersama dengan peran yang akan mereka mainkan. 
"Presiden Biden jelas bahwa, jika Rusia melakukan invasi lebih lanjut ke Ukraina, Amerika Serikat bersama dengan sekutu dan mitra kami akan merespons dengan tegas dan mengenakan biaya cepat dan berat pada Rusia," kata Gedung Putih. 
"Presiden Biden menegaskan bahwa invasi Rusia lebih lanjut ke Ukraina akan menghasilkan penderitaan manusia yang meluas dan mengurangi posisi Rusia."
 AS menyatakan siap untuk terlibat dalam diplomasi, namun juga siap untuk skenario lain. Sebaliknya, Kremlin mengatakan akan berhenti sejenak untuk meninjau tanggapan AS dan NATO terhadap proposal jaminan keamanannya sebelum mengumumkan tindakan selanjutnya.
Presiden Putin telah membuat permintaan yang mustahil, termasuk agar Ukraina tidak pernah diizinkan untuk bergabung dengan aliansi NATO dan NATO menarik pasukannya dari Ukraina Timur.




Gelombang Pertama Pasukan Tambahan Jerman Tiba di Lithuania

Pasukan Jerman 

CUPUMA - LITHUANIA - Sebuah pesawat militer Jerman yang membawa bala bantuan pasukan mendarat di Lithuania pada Senin (14/2/2022). 
Ini adalah gelombang pertama dari beberapa rencana penempatan NATO di tengah kekhawatiran kawasan itu tentang kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina. 
Seperti dilaporkan Reuters, Pesawat A400M membawa sekitar 70 tentara Jerman, dari apa yang diperkirakan akan berkembang menjadi 360 pasukan Jerman. 
Pengerahan gelombang lainnya, termasuk pasukan pengintai dan artileri, serta petugas medis dari unit di seluruh Jerman, serta sekitar 100 meriam howitzer dan kendaraan lainnya, diperkirakan akan berlanjut sepanjang pekan ini. 
"Ini adalah sinyal kuat bahwa Jerman bersedia dan mampu memperkuat kelompok perang segera sesuai kebutuhan," kata Letnan Kolonel Daniel Andrae, komandan pasukan NATO Jerman di Lithuania, kepada wartawan. 
"Saya sangat senang memiliki orang-orang dengan saya, dan siap untuk segala sesuatu yang (bisa) muncul. Tentara yang ditambahkan akan tinggal selama mereka dibutuhkan,” lanjut Andrea. 
Tentara Jerman terdiri dari sekitar setengah dari 1.100 pasukan tempur yang sudah ada di Lithuania, yang mencakup pasukan dari Belgia, Republik Ceko, Luksemburg, Belanda, dan Norwegia.
 "Keputusan Jerman untuk mengirim lebih banyak pasukan ke Lithuania adalah keputusan penting dan tepat waktu, yang menunjukkan solidaritas, persatuan, dan komitmen NATO untuk pertahanan kolektif," kata Menteri Pertahanan Lithuania, Arvydas Anusauskas. 
Dengan total 5.000 tentara, kelompok pertempuran dipimpin oleh Jerman, Kanada, Inggris dan Amerika Serikat. Inggris juga bersiap untuk memperkuat kelompok tempur NATO yang dipimpin Inggris di Estonia, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pekan lalu.
Sejak 2017, NATO telah mengerahkan kelompok tempur di negara-negara Baltik, seperti Lithuania, Latvia dan Estonia serta Polandia, semua berbatasan dengan Rusia.
Langkah ini sebagai tanggapan atas pencaplokan semenanjung Krimea dari Ukraina pada tahun 2014. Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz dijadwalkan tiba di Kiev pada awal pekan ini untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam upaya untuk menunjukkan solidaritas dan membantu mencegah perang. Pada hari Selasa, Scholz akan terbang ke Moskow untuk menemui Presiden Rusia Vladimir Putin.