CARACAS - Presiden VenezuelaNicolas Maduro
mengecam sekelompok tentara yang memilih untuk desersi dari militer. Ia
menyebut mereka bertujuan untuk menabur perpecahan di antara tentara
negara itu.
Dalam kunjungan ke Benteng Tiuna, garnisun militer
utama negara itu di barat daya Caracas, Maduro mengatakan para desertir
berkonspirasi dengan Kolombia untuk membagi Angkatan Bersenjata Bolivarian Nasional (FANB).
"Para
desertir itu sekarang tentara bayaran dari oligarki Kolombia yang ingin
merusak kesetiaan angkatan bersenjata kepada pemerintah," kecam Maduro
seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (1/2/2019).
Berbicara
kepada sekitar 2.000 tentara, Maduro bertanya apakah mereka mau
menyerah pada tekanan "imperialis", dan dijawab "Tidak."
Maduro lantas menyerukan kepemimpinan militer untuk perdamaian, untuk membela Konstitusi.
Venezuela
menghadapi krisis politik, setelah pemimpin oposisi Juan Guaido
menyatakan dirinya sebagai presiden sementara dan diakui oleh Amerika
Serikat (AS) dan beberapa negara lain.
Pemerintah Venezuela mencela campur tangan AS dalam urusan internalnya.
NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menanggapi surat yang dikirim oleh pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido untuk bantuan dan mengatakan PBB siap meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Venezuela. Hal itu diungkapkan juru Bicara PBB Stephane Dujarric.
"Sekretaris
Jenderal menanggapi surat yang dikirim melalui Twitter oleh Presiden
Majelis Nasional Juan Guaido yang dia kirim awal pekan ini," kata
Dujarric kepada wartawan.
"Sekretaris Jenderal prihatin dengan
krisis di negara itu dan dampaknya terhadap rakyat Venezuela. Dia
mengatakan PBB siap untuk meningkatkan kegiatannya di Venezuela di
bidang bantuan kemanusiaan dan pembangunan," imbuhnya seperti dikutip
dari Sputnik, Jumat (1/2/2019).
Dikatakan
Dujarric, dalam suratnya, Guterres menjelaskan bahwa PBB membutuhkan
persetujuan dan kerja sama dari pemerintah Venezuela untuk membantu
negara itu.
Juru bicara itu juga mengatakan PBB menyadari
inisiatif oleh Meksiko dan Uruguay dan didukung oleh Bolivia untuk
mengadakan konferensi internasional tentang penyelesaian damai dari
krisis politik saat ini di Venezuela.
"PBB sedang menunggu rincian lebih lanjut tentang konferensi yang diusulkan," kata Dujarric.
Stephane
Dujarric juga memperhatikan bahwa Badan Anak-anak PBB (UNICEF) dan
Organisasi Kesehatan Pan Amerika telah meningkatkan bantuan kemanusiaan
mereka ke Venezuela.
“Kami telah meningkatkan dalam hal
kesehatan, nutrisi, perlindungan, dan kami terus meningkatkannya
sebanyak mungkin,” kata Dujarric.
Pada hari Sabtu, Presiden
Majelis Nasional Juan Guaido mengunggah di Twitter salinan surat yang ia
kirimkan kepada Sekretaris Jenderal Antonio Guterres meminta PBB
melakukan tindakan kemanusiaan darurat di Venezuela untuk memasok
makanan yang sangat dibutuhkan dan mengatasi apa yang ia sebut kekerasan
tingkat tinggi di negara itu.
Venezuela saat ini sedang
mengalami krisis politik, dengan Guaido, kepala Majelis Nasional
Venezuela yang dikuasai oposisi, telah menyatakan dirinya sebagai
presiden sementara negara itu pada 23 Januari lalu. Amerika Serikat (AS)
dan beberapa sekutunya secara langsung telah mengakui Guaido.
Beberapa
negara Uni Eropa (UE), termasuk Inggris, Jerman, Prancis, dan Spanyol
pada hari Sabtu menyatakan niat mereka untuk mengakui Juan Guaido
sebagai presiden sementara Venezuela jika Caracas tidak mengumumkan
pemilihan presiden dalam waktu delapan hari.
Presiden Venezuela
Nicolas Maduro mendesak negara-negara Eropa untuk menarik permintaan
mereka, menuduh Washington mengatur kudeta di negara itu. Secara khusus,
Maduro menyebut Venezuela "korban konspirasi AS", merujuk pernyataan
Wakil Presiden AS Mike Pence yang menjanjikan Guaido dukungan penuh
Amerika sehari sebelum dia mendeklarasikan dirinya sebagai kepala negara
baru Venezuela.
Rusia, China, Meksiko, Uruguay, Iran dan Turki
berada di antara negara-negara lain, telah menyuarakan dukungan untuk
Maduro sebagai satu-satunya presiden Venezuela yang sah.
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike
Pence (ka) dan Carlos Alfredo Vecchio, charges d'Affaires yang ditunjuk
oleh Juan Gaido, yang memproklamasikan diri sendiri sebagai presiden
sementara Venezuela, meninggalkan Gedung Putih setelah pertemuan mereka
di Washington, Amerika Serikat, Selasa (29/1/2019). (REUTERS/Jim Young)
Washington (CB) - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike
Pence berencana pergi ke Miami pada Jumat untuk mendukung oposisi
Venezuela menjelang unjuk rasa menentang Presiden Nicolas Maduro, kata
pejabat Gedung Putih.
Miami merupakan wilayah tempat tinggal komunitas terbesar Venezuela yang hidup dalam pengasingan di AS.
Pence sebelumnya membantu memimpin upaya Gedung Putih untuk mengakui
Juan Guaido, yang mendeklarasikan diri sebagai presiden, sebagai
pemimpin sah Venezuela.
Dalam aksi dukungan itu, Pence akan bergabung bersama rekan sesama kader
Partai Republik seperti senator Florida Marco Rubio dan Rick Scott,
legislator Mario Diaz-Balart serta Gubernur Ron DeSantis.
Gedung Putih mengatakan bahwa Maduro telah kehilangan legitimasi setelah
pemilu tahun lalu dianggap AS dan sejumlah negara lain di penjuru dunia
diwarnai kecurangan. Unjuk rasa besar direncanakan digelar di Venezuela
pada akhir pekan untuk terus menekan Maduro.
Guaido, ketua Majelis Nasional Venezuela, pekan lalu menyatakan diri
sebagai presiden sementara setelah berbicara dengan Pence dua kali
melalui sambungan telepon. Gedung Putih kemudian menerapkan sanksi ketat
untuk membatasi pengaruh Maduro pada pendapatan minyak Venezuela.
Pence akan bertemu dengan para warga Venezuela yang meninggalkan negara
mereka akibat persekusi politik, kata pejabat Gedung Putih. Pence juga
akan memberikan pernyataan formal di acara itu.
"Dia akan menggalang aksi dukungan bagi rakyat Venezuela dan menegaskan
kembali keteguhan dukungan Amerika Serikat dalam perjuangan mereka
(rakyat Venezuela) untuk meraih kebebasan," kata pejabat itu.
Lebih dari tiga juta orang telah meninggalkan negara kaya minyak
Venezuela dalam beberapa tahun terakhir saat perekonomian negara itu
terpuruk dan dilanda kelangkaan pangan dan obat-obatan. Maduro
mengatakan dia adalah korban dari "perang ekonomi" pimpinan AS yang
bertujuan untuk menggulingkannya.
Wakil Guaido di AS Carlos Vecchio juga diperkirakan hadir dalam
penggalangan dukungan itu, kata Gedung Putih. Vecchio sebelumnya bertemu
dengan para pejabat Gedung Putih untuk membahas pengambilalihan aset
Venezuela dari pemerintahan Maduro.
BRUSSELS - Parlemen Eropa akhirnya mengakui tokoh oposisi sekaligus ketua Majelis Nasional Venezuela, Juan Guaido, presiden sementara negara itu. Pengakuan ini memperkuat tekanan internasional terhadap presiden Nicolas Maduro.
Keputusan itu didukung oleh 429 anggota berbanding 104 yang menolak dan 88 abstein dalam sesi khusus di Brussels.
Dalam
sebuah pernyataan, parlemen Eropa mendesak 28 pemerintah negara anggota
untuk mengikuti keputusan tersebut dan menganggap Guaido sebagai
satu-satunya presiden sementara yang sah sampai ada pemilihan presiden
baru yang bebas, transparan dan kredibel seperti dilansir dari Reuters,
Kamis (31/1/2019).
Meskipun sering menuduh Maduro melumpuhkan demokrasi, Uni Eropa
gelisah dengan preseden dari deklarasi diri, sehingga enggan mengikuti
Amerika Serikat dan sebagian besar negara Amerika Latin dengan pengakuan
langsung terhadap Guaido.
Inggris, Prancis, Jerman dan Spanyol
mengatakan pada hari Sabtu, bahwa mereka akan mengakui Guaido kecuali
Maduro menggelar pemilu dalam waktu delapan hari. Namun Uni Eropa secara
keseluruhan belum menetapkan batas waktu dalam seruannya untuk
pemilihan presiden baru.
Maduro menampik tuntutan itu sebagai
ultimatum yang tidak dapat diterima dari golongan elit yang korup
berasal dari kekuatan kolonial.
"Para pemimpin Eropa adalah penjilat, berlutut di belakang kebijakan Donald Trump," katanya pada akhir pekan lalu.
Parlemen Eropa sendiri tidak memiliki kekuatan kebijakan luar negeri tetapi memandang dirinya sebagai pejuang hak asasi manusia.
"Mereka
yang berdemonstrasi hari ini di jalan-jalan Venezuela bukan orang
Eropa, tetapi mereka memperjuangkan nilai-nilai yang sama yang kami
perjuangkan," kata anggota parlemen Uni Eropa tengah kanan asal Spanyol
Esteban Gonzalez Pons dalam sebuah pernyataan.
Ketika Venezuela
telah tenggelam dalam krisis ekonomi dan politik yang telah membawa
emigrasi massal dan hiperinflasi, Uni Eropa memberlakukan embargo
senjata dan sanksi pada para pejabatnya untuk mencela apa yang dipandang
sebagai pelanggaran hak dan hancurnya demokrasi.
Sementara
itu, Federasi Wartawan Internasional yang bermarkas di Brussels
mengatakan tujuh jurnalis asing ditahan di Venezuela, termasuk wartawan
asal Prancis dan Spanyol.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa
Federica Mogherini pun menyerukan pembebasan mereka. Para menteri luar
negeri dijadwalkan membahas krisis di Venezuela pada pertemuan dua hari
di Bucharest mulai Kamis ini.
Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy
Hunt, yang berbicara kepada Guaido melalui sambungan telepon pada hari
Rabu, mengatakan Uni Eropa harus mempertimbangkan lebih banyak pembekuan
aset dan larangan bepergian pada pejabat Venezuela.
"Sanksi yang
ditargetkan terhadap para kleptokrat yang telah memperkaya diri mereka
sendiri di belakang populasi yang sangat miskin, itu adalah sesuatu yang
saya pikir bisa efektif," kata Hunt dalam pernyataan Kantor Luar Negeri
dan Persemakmuran.
CB, Washington - Krisis politik di Venezuela
masih berlangsung sejak pekan lalu dan menciptakan dua kubu dan
menyulitkan posisi pemerintah pimpinan Presiden Nicolas Maduro. Kubu
penantang dipimpin pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, yang
merupakan Presiden Majelis Nasional dan telah mendeklarasikan diri
sebagai Presiden interim untuk menggantikan Presiden Venezuela, Nicolas
Maduro.
Guaido didukung Amerika Serikat, Uni Eropa, Brasil, Argentina dan sejumlah negara Amerika Latin lainnya.
Sedangkan kubu inkumben dikomandoi Presiden Venezuela, Nicolas
Maduro, yang baru saja dilantik sebagai Presiden pada 10 Januari 2019.
Dia mulai menjalani periode kedua sebagai Presiden untuk enam tahun.
Maduro mendapat dukungan dari sejumlah negara seperti Rusia, Cina,
Turki, Meksiko dan Kuba.
“Sekarang ini saatnya bagi semua negara
untuk membuat pilihan,” kata Mike Pompeo, menteri luar negeri AS, dalam
sidang Dewan Keamanan PBB pada Sabtu pekan lalu, 26 Januari 2019 seperti
dilansir Reuters.
Berikut ini alasan tiga negara mendukung Maduro, 56 tahun, seperti dilansir CNN:
Cina
Negara
ini merupakan kreditur penting bagi Venezuela menurut Victor M.
Mijares, ilmuwan politik dari Universidad de los Colombia. Perbankan
Cina telah memberikan 17 pinjaman sejak 2007 – 2016.
Jumlah total
pinjaman ini mencapai sekitar US$62.2 miliar atau sekitar Rp869 triliun,
menurut catatan dari lembaga pemikir Inter-American Dialogue. Jumlah
pinjaman ini jauh melampaui pinjaman kepada negara Amerika Latin
lainnya.
Sejak 2005 – 2015, perusahaan Cina telah berinvestasi
dengan nilai US$19.15 miliar untuk berbagai proyek seperti dilansir
lembaga American Enterprise Institute, yang berbasis di Washington.
Belakangan,
Cina mengurangi drastis investasi di Venezuela menjadi hanya US$1.84
miliar atau sekitar Rp25.7 triliun. Cina sepertinya merasa khawatir
mengenai kemampuan Venezuela untuk mengembalikan pinjaman itu.
“Hubungan
kedua negara semakin bersifat politik karena Cina berkepentingan untuk
mendukung Maduro dengan pertimbangan ekonomi dan geopolitik terkait
ketegangan Cina dengan AS,” kata Mijares.
Russia
Hubungan
Rusia dan Venezuela dimulai sejak Presiden Hugo Chavez. Saat itu,
Venezuela menjadi satu dari sedikit negara yang mendukung Rusia terkait
pemisahan Provinsi Abkhazia dan South Ossetia dari Georgia sebagai
wilayah independen.
Menurut Mijares, Venezuela juga mendukung
posisi Rusia di Suriah dan Ukraina. Cina dan Rusia menjadi penting bagi
Venezuela karena keduanya merupakan negara pemegang hak veto di Dewan
Keamanan PBB.
“Sekarang
Rusia telah menjadi mitra bisnis Venezuela paling penting di sabuk
Orinoco,” kata Mijares mengenai ladang minyak di utara Venezuela.
Perusahaan
pelat merah minyak Rusia, Rosneft, memiliki kepentingan dengan
pemerintahan Maduro. Rosneft mengambil nyaris 50 persen saham di Citgo,
yang merupakan anak perusahaan minyak Venezuela yaitu PDVSA, sebagai
jaminan US$ 1.5 miliar atau Rp21 triliun pinjaman ke pemerintah Maduro.
Pada
2017, Rusia dan Venezuela menyepakatai restrukturisasi utang negara
Amerika Latin itu senilai US$3.15 miliar atau sekitar Rp44 triliun.
“Putin mencoba memberi pesan kepada AS bawa dia dapat bermain di halaman
belakang kita,” kata Derek Chollet, bekas asisten menhan AS.
Turki
Pemerintah
Turki berhasil menggagalkan kudeta sejak 2016 dan ini membuat hubungan
kedua negara semakin dekat. Pemerintahan Maduro mengklaim mengalami
berbagai upaya kudeta dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara juga
menyebut krisis di Caracas sebagai bentuk upaya kudeta.
“Pemimpin
Turki khususnya Erdogan melihat Maduro sebagai orang yang menjadi target
tidak adil dari Barat,” kata Asli Aydintasbas, peneliti di Dewan Eropa
untuk Hubungan Luar Negeri.
Venezuela mengirim emas ke Turki sebagai pembayaran untuk bahan makanan dan bantuan kemanusiaan untuk Caracas.
“Hubungan
Venezuela dengan Argentina dan Brasil hilang, yang awalnya sekutu,
sehingga hubungan dengan Turki merupakan penyeimbang,” kata Helen Yaffe,
peneliti di London School of Economics di Pusat Studi Karibia dan
Amerika Latin.
Turki menjadi penting bagi Venezuela karena Ankara
merupakan koneksi ke Eropa dan juga anggota NATO. Pada saat yang sama,
Turki ingin menjadi pemain geopolitik yang lebih besar.
“Turki
melihat dirinya sebagai salah satu pemain ekonomi global, mencoba
menggunakan kekuatannya dan salah satu caranya adalah membangun aliansi
dan memberikan bantuan kemanusiaan ke pemerintahan Maduro,” kata Mehmet Ozkan, yang merupakan peneliti di Center for Global Policy di Washington DC.
Jakarta, CB -- Aparat Venezuela menahan lima wartawan asing yang tengah meliput krisis
politik di negara itu. Mereka terdiri dari dua wartawan dari Perancis,
dua lainnya dari Kolombia, dan satu orang berasal dari Spanyol.
Dua
wartawan Kolombia dan seorang dari Spanyol bekerja untuk kantor berita
Efe asal Negeri Matador. Kepala biro Efe di Kolombia, Nelida Fernandez,
mengatakan ketiganya sengaja dikirim ke Venezuela untuk meliput krisis
politik dan ekonomi yang semakin pelik.
Sementara itu, dua
wartawan Perancis bekerja untuk program televisi Quotidien dan ditahan
sejak Selasa (29/1) lalu. Selain kelima jurnalis tersebut, dua wartawan
televisi asal Chili telah lebih dulu ditahan dan dideportasi.
Menteri Luar Negeri Chili, Roberto Ampuero mengatakan dua warganya itu
ditangkap pada Selasa malam di dekat istana presiden. Dia menuturkan
otoritas Venezuela beralasan penangkapan dilakukan karena kedua wartawan
itu meliput di "zona keamanan".
Ampuero menuturkan mereka ditahan selama 14 jam sebelum diusir dari Venezuela.
"Inilah yang dilakukan kediktatoran. Menginjak kebebasan pers," ucap Ampuero melalui Twitternya, seperti dikutip AFP pada Kamis (31/1).
Dalam
beberapa tahun terakhir, sejumlah wartawan asing ditahan dan diusir
dari Venezuela. Rezim pemerintah setempat beralasan pengusiran dilakukan
karena para jurnalis itu tak memiliki izin pers.
Tanpa menyinggung penangkapan terbaru, Menlu Venezuela Jorge Arreaza
mengatakan para wartawan asing telah memasuki negaranya tanpa izin kerja
yang semestinya.
Krisis politik Venezuela semakin pelik terutama
setelah Presiden Majelis Nasional, Juan Guaido, mendeklarasikan diri
sebagai pemimpin interim negara di Amerika Selatan itu dan menantang
rezim Maduro.
Guaido juga telah meminta militer membelot dari rezim pesaingnya dengan imbalan amnesti.
Langkah Guaido didukung sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Uni
Eropa, Jerman, Kanada, hingga Brasil, dan Kolombia. Hal itu juga membuka
kemungkinan bagi pihak ketiga menjadi penengah bagi kedua belah pihak
yang tengah bertikai.
Kemelut semakin rumit saat sejumlah pihak,
termasuk Amerika Serikat mengakui kepemimpinan politikus berusia 35
tahun itu. Di sisi lain, Rusia yang menjadi sekutu rezim terus mendukung
Maduro.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)
Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkesan frustrasi atas perlawanan kongres pada ambisinya mendirikan tembok perbatasan AS dan Meksiko. Dalam rangkaian cuitannya di Twitter, Trump mengatakan, "Tembok sudah dimulai pembangunannya, dan saya tidak berharap banyak bantuan".
Kongres
AS sempat menolak anggaran sebesar US$5,7 miliar (sekitar Rp72,8
triliun) yang diajukan Trump untuk pembangunan tembok perbatasan.
Perundingan antara dua kubu itu sempat menemui jalan buntu dan akhirnya
pemerintahan AS resmi ditutup pada 22 Desember 2018.
Trump
akhirnya setuju membuka pemerintahan pada 26 Januari tanpa mendapatkan
dana pembangunan tembok perbatasan. Namun pembukaan itu dikatakan hanya
terbatas sampai 15 Februari.
"Dengan pembunuhan meningkat 33
persen di Meksiko, sebuah rekor, mengapa tidak ada orang waras yang mau
membangun tembok. Konstruksi telah dimulai dan tidak akan berhenti
sampai selesai," ucap Trump.
Saat ini Kongres AS dikuasai oleh Partai Demokrat yang merupakan oposisi
Trump sebagai bagian kubu Partai Republik. Kongres hanya setuju
mengeluarkan anggaran tembok perbatasan sebesar US$1,3 miliar (sekitar
Rp18,9 triliun).
Disiarkan AFP, pada awalnya Trump
menggunakan kata "wall" buat kampanye tembok perbatasan yang kemudian
menimbulkan aksi politik "build the wall".
Namun sejak ada upaya penolakan dari Demokrat yang
menganggap Trump menjelekkan imigran Amerika Tengah dan mempromosikan
teknologi "dinding abad pertengahan" kata "wall" diganti menjadi
"barrier" (pembatas).
Lantas pada Desember lalu, Trump
menjelaskan dia sebenarnya meminta bilah baja buat pembatas perbatasan
alih-alih struktur tembok yang solid.
Terlepas dari permainan kata, Demokrat tetap teguh menolak dukungan pada proyek Trump itu.
"Mari kita menyebutnya 'Wall' dari sekarang dan berhenti bermain politik. 'Wall' adalah sebuah 'Wall'," ucap Trump.
Trump
mengatakan bila anggaran tembok perbatasan tidak didapat pada 15
Februari, maka dia akan memberlakukan penutupan pemerintahan lagi atau
mencari cara melewati kongres dengan menggunakan dana darurat.
CB, Jenewa – Otoritas nuklir Iran
telah mengirim paket besar hasil penambangan uranium berbentuk adonan
kuning atau “yellow cake” untuk diproses. Bahan ini bakal dikirim ke
fasilitas pengayaan uranium.
Adonan
kuning atau uranium ore dapat diproses lebih lanjut untuk menjadi
uranium yang diperkaya. Ini sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar
untuk instalasi nuklir. Bahan ini bisa diolah lebih lanjut menjadi bom
nuklir.
“30 ton adonan kuning dari sebuah instalasi produksi di
kota Ardakan di Iran bagian tengah telah dikirim ke fasilitas konversi
uranium di Isfahan pada Rabu,” begitu dilansir kantor berita IRNA dan dikutip Reuters pada Rabu, 30 Januari 2019 waktu setempat.
Ini
merupakan pengiriman paket kedua adonan kuning ini setelah fasilitas
nuklir di Isfahan kembali di buka pada Juni 2018 setelah tidak
beroperasi selama sembilan tahun.
Media Mehr News
melansir adonan kuning ini merupakan hasil penambangan di tambang
uranium Saghand Uranium Mine di Provinsi Yazd. Presiden Iran, Hassan
Rouhani, memerintahkan pengolahan adonan kuning ini pada April 2018.
Aktivitas
pengayaan uranium ini diizinkan dalam perjanjian nuklir Iran 2016, yang
memungkinkan negeri mullah ini memperkaya uranium hingg 3.67 persen.
Kadar ini jauh dibawah kadar uranium untuk senjata yaitu 90 persen
lebih. Perjanjian nuklir juga mengizinkan Iran menyimpan stok uranium
yang diperkaya tadi dalam bentuk hexafluoride sebanyak 300 kilogram.
Menurut mekanisme yang berlaku, adonan kuning ini akan diproses menjadi gas bernama uranium hexafluoride (UF6)
sebelum pengayaan dilakukan. Adonan kuning ini akan dikirim ke
fasilitas nuklir Natanz untuk pengayaan seperti dilansir IRNA.
Organisasi
Energi Atom dari Iran mengatakan instalasi untuk pengayaan uranium
telah beroperasi di Isfahan. Dan satu barel adonan kuning telah dikirim
ke fasilitas ini sebelumnya.
Saat ini, hubungan Iran
dan AS menegang pasca sanksi ekonomi yang dikenakan Presiden Donald
Trump. Ini terjadi setelah Trump menarik AS keluar dari perjanjian
nuklir Iran yang masih didukung lima negara besar seperti Jerman,
Inggris, Prancis, Rusia dan Cina.
Pengadilan AS mempertimbangkan upaya menghentikan pengapalan satu metrikton plutonium
CB,
WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara sembunyi-sembunyi
telah mengapalkan plutonium yang mematikan dalam jumlah banyak.
Plutonium tersebut dikapalkan dari South Carolina ke Nevada, demikian
diungkapkan oleh pemerintahan Trump pada Rabu (30/1).
Pembangkit di South Caroline itu merupakan tempat produksi logam radioaktif untuk bahan pembuatan bom pada masa Perang Dingin.
Departemen
Kehakiman atas nama Pelaksana Keamanan Nuklir Nasional (NNSA)
Departemen Energi mengatakan dalam pemberitahuan kepada suatu pengadilan
di Nevada bahwa pihaknya bisa mengungkapkan telah melakukan pengiriman
setengah metrik ton karena waktunya sudah lewat untuk perlindungan
keamanan nasional. Pengiriman terjadi sebelum November 2018.
Pengadilan
AS di Nevada sedang mempertimbangkan upaya dari pemerintah Negara
Bagian Nevada untuk menghentikan rencana pengapalan satu metrik ton
plutonium dari South Carolina, yang diumumkan oleh Departemen Energi
pada Agustus.
Plutonium tersebut dikirim dari K-Reactor di
Savannah River Site, yaitu reaktor tertua di fasilitas tersebut, menuju
ke Fasilitas Perakitan Peralatan di Situs Keamanan Nuklir Nevada, yang
berjarak 112,6 km di utara Las Vegas.
Pemberitahuan
tersebut membuat marah para politisi asal Nevada, negara bagian yang
jarang penduduknya dan sudah lama diincar oleh pemerintah federal untuk
menjadi tempat pembuangan limbah nuklir.
Senator AS Jack
Rosen dari Partai Demokrat mengatakan bahwa NNSA menyesatkan pengadilan
federal melalui langkah "culas, tidak tahu aturan, membahayakan
kesehatan dan keselamatan ribuan penduduk Nevada dan warga Amerika yang
tinggal di dekat jalur-jalur yang dilalui pengiriman tersebut".
Wakil
rakyat lainnya dari Partai Demokrat Nevada, Dina Titus, mengatakan
bahwa pengapalan tersebut akan meningkatkan penentangan atas penyimpanan
bahan bakar yang dipakai dari pembangkit tenaga nuklir di Gunung Yucca,
Nevada. Proyek itu telah menghabiskan miliaran dolar dan sudah ditutup
oleh mantan presiden Barack Obama.
NNSA mengatakan bahwa,
sehubungan dengan alasan keamanan, tidak ada pengumuman yang disampaikan
menjelang pengapalan dan jalur jalan raya yang dipakai juga tidak
disebutkan. Departemen itu juga tidak mengungkapkan waktu pengiriman
tersebut, kecuali menyebutnya terjadi sebelum November 2018, yaitu
sebelum Nevada menggugat untuk penghentian rencana pengiriman.
AS
membangun Savannah River Site pada 1950-an untuk menghasilkan
bahan-bahan pembuatan senjata nuklir, kebanyakan berupa tritium dan
plutonium-239. Pada Oktober, pemerintahan Trump membatalkan rencana
untuk mengubah 34 ton plutonium di tempat itu menjadi campuran oksida
atau bahan bakar MOX bagi pembangkit nuklir khusus, yang tidak pernah
dibangun di AS.
Seperti juga pemerintahan Obama sebelumnya,
pemerintahan Trump berniat mencairkan atau mengubur plutonium tersebut,
kemungkinan di New Mexico.
Ilustrasi logo perusahaan pakaian olahraga asal Amerika Serikat, Nike. (REUTERS/Lucy Nicholson)
Jakarta, CB -- Perusahaan sepatu olahraga, Nike,
didesak menarik salah satu model sepatu Air Max-nya dari pasaran,
lantaran memiliki desain mirip dengan tulisan "Allah" dalam huruf Arab
yang terpampang pada bagian telapaknya (sol).
Desakan itu muncul
dalam petisi yang dibuat Saiqa Noreen, salah satu konsumen sepatu asal
Amerika Serikat tersebut yang juga merupakan seorang Muslim.
"Kami
mendesak Nike untuk menarik semua sepatu dengan desain menyerupai kata
Allah yang sangat menghina dan menghujat ini dari seluruh dunia sesegera
mungkin. Kami juga meminta pengawasan produk yang lebih ketat dari Nike
sebelum memasarkan produk," tulis Noreen dalam petisi itu, seperti
dilansir The Independent, pada Kamis (31/1).
Petisi dibuat Noreen dalam situs change.org pada awal Januari lalu dan berisikan desekan bagi Nike untuk menarik sepatu Air Max 270 dari seluruh toko.
Dia beralasan sepatu Air Max itu menggunakan logo yang menyerupai huruf arab "Allah."
Perempuan
itu juga menambahkan logo menyerupai tulisan Allah tersebut tidak
pantas dipampang pada sepatu lantaran "pasti akan diinjak-injak,
ditendang, dan menjadi kotor akibat tanah hingga kotoran."
"Adalah sesuatu yang keterlaluan dan mengerikan jika Nike membiarkan lafaz Tuhan dipasang di sepatu," kata Noreen.
"Hal
tersebut merupakan tindakan yang tidak sopan dan sangat-sangat menghina
umat Muslim bahkan agama Islam. Islam mengajarkan belas kasih,
kebaikan, dan keadilan kepada semua orang," ujar Noreen.
Noreen juga menyerukan "seluruh umat Muslim dan orang-orang
yang menghormati kebebasan beragama" untuk menandatangani dan mendukung
petisi itu.
Pekan lalu, Footwear News melaporkan petisi itu telah
diteken 5.400 orang. Hari ini, dukungan itu bertambah menjadi 12 ribu
tanda tangan.
Desakan itu tak hanya muncul dari petisi. Warganet
di media sosial juga turut mendesak Nike untuk menarik sepatu tersebut.
Beberapa konsumen bahkan mengunggah cerita mereka mengembalikan sepatu
Air Max tersebut setelah melihat kemiripan logo dengan lafaz "Allah."
"Mengapa
Nike menjual sepatu yang jelas memiliki logo bertuliskan 'Allah' dalam
bahasa Arab. Tarik seluruh sepatu dari pasaran. Menjijikan dan
mengerikan," ucap salah satu konsumen Nike di Twitter.
Merespons petisi tersebut, Nike beralasan kemiripan logo itu hanya kebetulan.
"Nike menghormati seluruh agama dan kami memperhatikan hal ini dengan sangat serius," tutur perusahaan tersebut.
"Logo
Air Max dirancang untuk menjadi representasi bergaya dari model sepatu
ini. Logo dimaksudkan untuk mencerminkan merek Air Max saja. Kesamaan
makna atau representasi lainnya terbentuk tidak disengaja."
Ini
bukan pertama kalinya Nike diduga menistakan agama. Pada 1997,
perusahaan itu dipaksa menarik sekitar 38 ribu pasang sepatu dari
seluruh dunia dari Inggris karena logo serupa.
Selain menarik sepatu-sepatu itu dari pasaran, Nike menyumbangkan US450
ribu ke sebuah sekolah dasar Islam di AS untuk digunakan membangun taman
bermain anak-anak.
DEN HAAG
- Seorang hakim senior dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den
Haag mengundurkan diri setelah Amerika Serikat (AS) mengancam para hakim
yang menyelidiki dugaan kejahatan perang Amerika di Afghanistan.
Ancaman kematian terhadap para hakim dilontarkan Penasihat Keamanan
Nasional Gedung Putih John Bolton September lalu.
Hakim Christoph
Flugge telah bekerja dengan ICC dan Pengadilan Pidana Internasional
untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) sejak 2008. Baru-baru ini, ia terlibat
dengan penyelidikan awal terhadap klaim bahwa anggota layanan militer AS
dan para petugas CIA menyiksa para tahanan di Afghanistan.
Flugge mengatakan kepada surat kabar Jerman, Zeit,
bahwa ia menyerahkan pengunduran dirinya setelah ada ancaman terbuka
dari pejabat AS, termasuk pidato Bolton September lalu. Dalam pidatonya,
Bolton berharap para hakim yang terlibat penyelidikan dugaan kejahatan
perang itu tewas di pengadilan.
"Jika
para hakim ini pernah mencampuri urusan rumah tangga AS atau
menyelidiki seorang warga negara Amerika, ia (Bolton) mengatakan
pemerintah Amerika akan melakukan semua yang dapat dilakukan untuk
memastikan bahwa para hakim ini tidak lagi diizinkan untuk bepergian ke
Amerika Serikat, dan bahwa mereka akan bahkan mungkin diadili secara
pidana," kata Flugge kepada Zeit, dalam sebuah wawancara yang diterjemahkan oleh The Guardian, Kamis (31/1/2019).
"Penasihat
keamanan Amerika menyampaikan pidatonya pada saat Den Haag merencanakan
penyelidikan awal terhadap tentara Amerika yang dituduh menyiksa orang
di Afghanistan," ujar Flugge. "Ancaman Amerika terhadap hakim
internasional jelas menunjukkan iklim politik baru. Ini mengejutkan.
Saya belum pernah mendengar ancaman seperti ini."
Pidato Bolton
saat itu disampaikan kepada Masyarakat Federalis yang konservatif di
Washington, DC. Pidatonya disampaikan setahun setelah ICC mulai
menyelidiki klaim bahwa setidaknya 61 orang yang ditahan di Afghanistan
telah disiksa oleh pasukan Amerika dan 27 lainnya oleh CIA di penjara
rahasia di Afghanistan dan di luar negeri. Awal penyelidikan itu
diungkap jaksa penuntut ICC Fatou Bensouda.
Bolton
menyebut penyelidikan itu sama sekali tidak berdasar dan tidak dapat
dibenarkan. "(Saya) berjanji untuk melindungi warga negara kita dan
orang-orang dari sekutu kita dari penuntutan yang tidak adil oleh
pengadilan yang tidak sah ini," kata Bolton dalam pidatonya.
Pejabat
senior AS itu juga berjanji untuk membela warga Israel dari ICC. Sekutu
AS, Israel, pada saat itu dituduh melakukan kejahatan perang terhadap
warga sipil Palestina. Bolton memperingatkan bahwa AS akan mengabaikan
surat perintah penangkapan, melarang hakim dan jaksa memasuki Amerika,
dan bahkan mengadili mereka di pengadilan Amerika.
BEIJING - Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan penangguhan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah (INF) dengan Rusia dalam beberapa hari mendatang. Langkah itu dilakukan setelah pembicaraan bilateral kedua negara gagal mencapai kemajuan.
"Rusia
masih belum mengakui bahwa mereka melanggar perjanjian itu," kata Wakil
Menteri AS untuk Kontrol Senjata dan Keamanan Internasional, Andrea
Thompson, dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Kamis (31/1/2019).
Namun Thompson menambahkan bahwa diplomasi tidak pernah dilakukan dan dia mengantisipasi lebih banyak diskusi.
Ditandatangani
pada tahun 1987, Perjanjian INF melarang rudal berbasis darat dengan
jangkauan antara 500 km dan 5.500 km - banyak di antaranya telah
dikerahkan oleh kedua sisi saat Perang Dingin pada waktu itu.
Selama
beberapa tahun terakhir, AS menuding Rusia telah melanggar INF dengan
membangun rudal yang dilarang. Namun Moskow membantah tuduhan itu dan
pada gilirannya menuduh AS yang tidak patuh, dengan alasan bahwa mereka
dapat mengubah situs pertahanan rudal di Eropa Timur menjadi peluncur
jarak menengah yang ofensif.
Washington
menuntut agar Rusia menghancurkan rudal yang dianggap sebagai bentuk
pelanggaran terhadap perjanjian itu. Rudal yang dimaksud adalah rudal
jelajah 9M729 atau oleh NATO dinamai SSC-8. Namun tuntutan itu menurut Moskow tidak dapat diterima.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
mengajungkan jempolnya ke arah Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam
pertemuan bersejarah mereka di Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura
(12/6/2018). (Reuters)
Seseorang yang
oleh PBB disebut telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan telah
dideskripsikan sebagai orang yang cerdas, mencintai rakyatnya....
(CB) - Apa yang ada di benak Anda saat mendengar nama Kim
Jong-un? Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin tidak akan terlalu
terpengaruh dengan sosok pemimpin tertinggi Korea Utara itu.
Namun, bagi Kim Min-jae (21), mahasiswa tingkat akhir di suatu
universitas khusus laki-laki di Seoul, Korea Selatan, Kim Jong-un adalah
tokoh yang sudah dia kenal sejak masuk sekolah dasar.
Bagi Kim Min-Jae dan mayoritas generasi muda Korea Selatan lainnya,
Wangsa Kim di Utara merupakan sosok di balik bayang-bayang ancaman
perang dan rezim yang menyengsarakan rakyatnya demi ambisi pengembangan
senjata nuklir.
Akan tetapi, mahasiswa yang ditemui saat mengikuti tur universitasnya ke
Zona Demiliterisasi (DMZ) di perbatasan Korea Selatan-Korea Utara akhir
November 2018 itu mengatakan sosok Kim Jong-un berubah menjadi lebih
positif dalam setahun terakhir.
"Saya tahu bahwa Kim Jong-un memiliki iktikad baik untuk memperbaiki hubungan dengan kami (Korea Selatan)," kata dia.
Kim Min-jae menambahkan, progres yang ditunjukkan selama setahun
terakhir di 2018 oleh Presiden Moon Jae-in dan Kim Jong-un tampaknya
benar-benar akan menghasilkan suatu kesepakatan untuk perdamaian di
Semenanjung Korea.
Harapan tersebut disampaikan warga Seoul itu karena ia dan rakyat Korea
Selatan sudah lelah hidup di bawah kecemasan akan senjata nuklir dan
perang. Tercatat pada 2017, Korea Utara meluncurkan 23 rudal dalam 16
kali uji coba senjata nuklir.
Pandangan Kim Min-jae yang berubah itu juga didukung suatu survei
independen pada 2018 yang menunjukkan hampir 80 persen rakyat Korea
melihat Kim Jong-un sebagai sosok yang baik.
Kelompok pendukung Kim di Korea Selatan juga makin tumbuh sejak
pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin
Korea Utara Kim Jong-un di Singapura pada Juni 2018.
Peneliti senior Asan Institute yang berbasis di Seoul dan Washington DC,
Dr. James Kim, menyebutkan bahwa sebagian masyarakat Korea bahkan
menggambarkan pemimpin Korea Utara itu sebagai tokoh yang imut sekaligus
"macho".
"Jika Anda pergi ke Myeongdong, bukan tidak mungkin Anda akan menemukan
boneka figurin Kim," kata James Kim menyebut salah satu kawasan turis di
Seoul.
Presiden Trump pernah menyebut Kim Jong-un sebagai "rocket man"
saat ketegangan antara dua kedua meningkat setelah Kim meluncurkan
rudal jarak jauh Hwasong-15 pada November 2017 yang menjangkau hingga
Pulau Saipan, wilayah administrasi AS.
Namun, begitu pertemuan di Singapura terlaksana, sikap Trump berubah 180
derajat, dia memuji Kim sebagai sosok yang sangat terbuka dan pemimpin
yang luar biasa. Trump juga mengaku kagum pada pemimpin Korea Utara itu
atas cintanya kepada negerinya.
Padahal, di dalam negeri AS sendiri, negeri yang diancam akan
"dilumatkan" oleh Korea Utara, sosok Kim Jong-un masih seperti ayah (Kim
Jong-il) dan kakeknya (Kim Il-sung), yang dianggap sebagai diktator
yang melanggar HAM dengan penjara kerja paksa yang tidak manusiawi,
hukuman mati--bahkan pada anak-anak, hingga tuduhan bahwa ia sengaja
membiarkan rakyatnya mati kelaparan.
Namun, citra Kim yang negatif itu tanpa sadar dipoles oleh Trump menjadi lebih baik sejak pertemuan di Singapura Juni 2018 lalu.
Dr. James Kim dalam pertemuan dengan jurnalis Asia-Pasifik peserta
program Meridian International Center yang didanai Departemen Luar
Negeri AS, mengatakan bahwa sikap Trump yang kerap memuji Kim merupakan
taktik agar pemimpin Korea Utara itu mau duduk di meja perundingan.
Sementara itu, Kim mengambil kesempatan pada gaya kepemimpinan Trump
untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan pihaknya.
Di luar harapan yang tinggi terhadap kelanjutan pertemuan itu, kini AS
dan Korut seperti menemui jalan buntu karena hingga akhir 2018, tidak
ada pertemuan tingkat teknis untuk membahas perundingan denuklirisasi.
Peneliti Senior Kajian Asia Timur The Heritage Foundation Bruce Klingner
mengatakan bahwa "pencitraan" Kim Jong-un oleh Trump menjadi blunder
bagi Deklarasi Sentosa yang ditandatangani di Singapura.
Menurut mantan agen CIA di Korea itu, pujian Trump mungkin memang telah
menjaga jalannya pertemuan tetap pada jalurnya, namun juga membuat
masyarakat internasional melunakkan tekanan pada pelanggaran HAM yang
terjadi di Korea Utara, serta mendorong legitimasi Kim di kancah dunia.
"Seseorang yang oleh PBB disebut telah melakukan kejahatan terhadap
kemanusiaan telah dideskripsikan (oleh Trump) sebagai orang yang cerdas,
mencintai rakyatnya, telah saling jatuh cinta," kata dia.
"Bahkan, Neville Chamberlain tidak menggambarkan Hitler mencintai
rakyatnya, sosok yang pintar, dan bahwa Neville jatuh cinta pada Adolf,"
lanjut Klingner mengacu pada mantan perdana menteri Inggris dan
kanselir serta pemimpin Nazi Jerman di masa Perang Dunia II.
Citra Kim yang bergeser positif itu, menurut Peneliti Senior Foundation
for Defense of Democracies Kolonel David Maxwell, merupakan buah pikiran
saudarinya, Kim Yo-jong, yang juga menjabat deputi direktur Departemen
Propaganda dan Agitasi Korea Utara.
Menurut mantan personel militer Angkatan Darat AS itu, dua bersaudara
Kim telah sukses dalam membalikkan seluruh asumsi tentang pemimpin Korea
Utara di mata dunia.
Dalam pertemuan dengan Presiden Moon Jae-in di desa gencatan senjata
Panmunjom pada Mei 2018, Kim juga dinilai berhasil menampilkan sosok
pemimpin yang pintar, ramah dan rendah hati.
"Sungguh mengesankan! Saya mengapresiasi rakyat Korea Selatan yang
mengatakan 'ini berbeda,' bahwa mereka berharap (pada pertemuan itu).
Semua orang menginginkan perdamaian dan berharap dia (Kim Jong-un) akan
berubah," kata Maxwell.
"Mungkin dia akan berubah, tapi saya pikir tidak," lanjut dia.
Di wilayah perbatasan Korea Selatan dan Utara itu, Kim menampakkan
kehangatan pada Moon, bagai seorang saudara yang kembali bertemu dengan
kerabatnya yang lama berpisah.
Peneliti Senior bidang Korea dari Center for Strategic and Internasional
Studies (CSIS) yang berbasis di washington DC, Dr. Sue Mi Terry,
mengatakan citra Kim Jong-un terdongkrak oleh sikap Moon Jae-in yang
memposisikan Korea Selatan sebagai pengacara Korea Utara.
Berulang kali Presiden Moon berperan sebagai pembawa pesan Kim bagi
Trump dan sebaliknya, salah satunya yang disampaikan kepada media jelang
kunjungan ke Selandia Baru pada awal Desember 2018. Trump memintanya
menyampaikan pada Kim bahwa Trump memiliki pandangan yang bersahabat
dengan Kim dan menyukainya.
Dalam pesan via Moon itu, Trump juga berharap Kim dapat menaati semua
kesepakatan dari pertemuan Juni bersama-sama sehingga dia dapat membuat
Kim mendapatkan yang dia inginkan.
Strategi Korea Selatan adalah keluar dari retorika "fire and fury,"
istilah yang disebutkan Trump untuk menanggapi ketegangan yang
meningkat dengan Korea Utara pada 2017, yakni ancaman untuk membalas
dengan kekuatan yang besar yang berasal dari kemarahan.
"Karena itu saya memahami apa yang Presiden Moon coba lakukan, dia
membuat Korea Selatan percaya bahwa asalkan mereka memperbaiki hubungan
inter-Korea, maka situasi akan berubah. Kim akan melunak dan hadir dalam
berbagai pertemuan," kata dia.
Langkah Moon tersebut juga didukung Dewan Nasional Korea, lembaga
legislatif Korea Selatan, yang kini juga dikuasai partai yang kini duduk
di pemerintahan.
Ketua Dewan Nasional Korea Moon Hee-sang mengatakan Presiden Moon tengah
membuat kemajuan dalam memperbaiki hubungan dengan Korea Utara, dan
saat Kim Jong-un berkunjung ke Seoul untuk pertama kali, dia akan
disambut dengan hangat. Kim diharapkan hadir di Seoul pada akhir 2018
lalu, namun gagal memenuhinya dan hingga kini belum ada kepastian kapan
dia akan melaksanakan kunjungan itu.
Lebih lanjut, Terry memperingatkan jika tidak ada strategi yang jelas
untuk meraih hasil yang terukur, terutama dari pemerintah AS,
pertemuan-pertemuan itu hanya akan menjadi ajang pencitraan bagi Kim
yang tanpa sadar turut dipoles oleh Trump dan Kim.
"Dia (Kim) ingin diperlakukan seperti pemimpin yang normal dari sebuah
negara yang normal, dan Korea Selatan memberikan itu agar dia mau
melunak dan maju ke perundingan, meskipun saat ini saya tidak melihat
ada kesungguhan dari Korea Utara untuk menuju ke sana," kata dia.
Tampaknya, kesungguhan Kim untuk berubah menjadi negosiator, alih-alih
sekadar pencitraan, diuji pada awal tahun 2019 ini, saat pertemuan kedua
dengan Trump benar-benar terlaksana. Pertemuan yang diharapkan dapat
menghasilkan suatu perjanjian yang jelas serta terukur untuk
denuklirisasi dan peningkatan HAM di Korea Utara.
Menlu AS, Mike Pompeo, mengatakan pertemuan
kedua antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korut Kim
Jong-un akan digelar di salah satu negara Asia. (Reuters/Jonathan Ernst)
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, mengatakan pertemuan tinggi yang kedua antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, akan digelar di salah satu negara Asia.
"Kami akan melakukannya di suatu tempat di daerah Asia," kata Pompeo dalam sebuah wawancara dengan Fox News Channel, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (30/1).
Pompeo mengaku telah membentuk dan mengirim tim untuk mempersiapkan
pertemuan tersebut. Dia juga mengatakan Korut sepakat menggelar
pertemuan itu akhir Februari mendatang.
"Mereka menuju ke sana
sekarang untuk meletakkan fondasi yang saya harapkan bisa menjadi
langkah tambahan yang substansial menuju arah tak hanya denuklirisasi di
Semenanjung Korea, tetapi juga masa depan yang lebih cerah bagi rakyat
Korut," katanya.
Meski begitu, Pompeo tidak menyebutkan
tempat pertemuan tersebut. Vietnam, yang selama ini digadang-gadang
menjadi lokasi pertemuan, juga mengaku belum diberi tahu terkait
persiapan KTT tersebut.
Meski begitu, Hanoi merasa yakin negaranya mampu menjadi tuan rumah dari pertemuan tinggi yang paling dinanti itu.
Kepada Reuters, sejumlah pejabat dan diplomat memaparkan bahwa Vietnam memang menyatakan diri ingin menjadi tuan rumah KTT AS-Korut.
Dua sumber juga membeberkan bahwa Hanoi tengah berbenah untuk menyambut Kim Jong-un dalam sebuah kunjungan kenegaraan.
Selain
Vietnam, Singapura dan Hawaii dikabarkan masuk ke dalam daftar tempat
yang dipertimbangkan menjadi lokasi pertemuan kedua Trump dan Kim
Jong-un.
Singapura
telah menjadi pertemuan pertama KTT AS-Korut pada Juni 2018 lalu.
Negara itu kembali dipertimbangkan karena jaraknya yang tak begitu jauh
dari Ibu Kota Korea Utara, Pyongyang.
Pertimbangan lainnya adalah
soal transportasi. Jet pribadi Ilyushin-62M milik Jong-un mampu
menempuh jarak perjalanan 10 ribu kilometer. Dengan burung besi itu, dia
bisa mencapai Singapura, Hanoi dan Hawaii.
Namun, pesawat kargo
Ilyushin-76 milik Korut tidak dapat terbang lebih dari 3.000 kilometer
tanpa mengisi bahan bakar jika membawa muatan penuh.
WASHINGTON
- Kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Gerlad R. Ford, dibangun dengan
biaya USD13 miliar atau lebih dari Rp182,9 triliun. Namun kapal raksasa
ini bermasalah, yakni mengalami 20 kegagalan dalam sistem peluncuran
dan pendaratan pesawat selama operasi di laut.
Data angka kegagalan itu diungkap kantor pengujian Pentagon, sebagaimana diberitakan Star and Stripes, Kamis (31/1/2019).
Kegagalan
yang sebelumnya tidak diungkapkan itu terjadi selama lebih dari 740 uji
coba di laut sejak kapal induk itu dikirim ke Angkatan Laut AS Mei
2017. Sistem ketapel elektromagnetik yang dibuat oleh General Atomics
mengalami masalah.
Meski
ada masalah, para pejabat Angkatan Laut memuji kemampuan tempur USS
Gerlad R. Ford yang semakin berkembang. Angkatan Laut harus membayar
untuk memperbaiki kekurangan semacam itu di bawah kontrak pengembangan "cost-plus".
Menurut
laporan tahunan tentang senjata utama dari uji operasional Kantor
Departemen Pertahanan AS, masalah keandalan baru menambah keraguan bahwa
kapal induk yang ditunjuk sebagai CVN-78 itu akan memenuhi tingkat
serangan yang direncanakan per 24 jam—metrik utama untuk setiap kapal
induk.
"Tidak ada gangguan yang dialami selama operasi
penerbangan (pesawat) pada CVN-78 yang menyebabkan cedera pada personel,
atau kerusakan pada pesawat atau kapal," kata Michael Land, juru bicara
Angkatan Laut, dalam sebuah email.
Menurutnya, ada dua
misi yang dibatalkan yang terkait dengan peluncuran dengan sistem
ketapel elektromagnetik. Dalam kedua kasus, operasi penerbangan
ditangguhkan sebentar dan koreksi diterapkan.
Ada juga masalah
dari kurangnya 11 elevator yang berfungsi untuk mengangkat amunisi dari
bawah geladak. Masalah ini menarik perhatian dari Ketua Komite Layanan
Angkatan Bersenjata Senat, James Inhofe.
"Ford mungkin tidak akan
mencapai persyaratan laju serangan karena asumsi tidak realistis yang
mengabaikan efek cuaca, keadaan darurat pesawat, manuver kapal, dan
komposisi sayap udara saat ini pada operasi penerbangan," kata Robert
Behler, direktur operasional kantor pengujian Pentagon dalam
penilaiannya terhadap operator yang diperoleh oleh Bloomberg.
Dalam
memo kepada pelaksana tugas Menteri Pertahanan Patrick Shanahan, Behler
menyoroti masalah Ford dengan mengatakan bahwa meskipun perbaikan telah
terjadi, keandalan yang buruk dan tidak diketahui terus mengganggu
kapal dan sistem utamanya.
Presiden Donald Trump telah menyatakan
keraguannya tentang sistem ketapel elektromagnetik pada kapal induk
sebagai pengganti versi yang lebih tua, yang digerakkan oleh sistem uap.
Meghan
Ehlke, juru bicara General Atomics, menolak berkomentar soal masalah
pada kapal induk tersebut."Sesuai dengan syarat dan ketentuan kontrak
kami," katanya dalam sebuah email.
CB, Jakarta - Kerajaan Arab Saudi
membebaskan 10 pengusaha yang ditahan di hotel Ritz-Carlton, Riyadh.
Ke-10 pengusaha itu ditangkap dalam sebuah kampanye anti-korupsi 15
bulan lalu.
“Otoritas Arab Saudi telah membebaskan 10 tahanan di
hotel Ritz-Carlton dalam tempo dua hari,” tulis kelompok HAM Prisoners
of Conscience, seperti dikutip dari middleeastmonitor.com, Rabu, 30 Januari 2019.
Riyadh membebaskan miliarder berdarah Arab Saudi – Ethiopia, Mohammed al-Amoudi. Sumber: Al Jazeera
Dalam keterangannya, Prisoners of Conscience menyebut diantara mereka
yang dibebaskan adalah miliarder kelahiran Ethiopia Mohammed Hussein
Al-Amoudi. Amoudi di tahan di hotel itu sejak November 2017. Riyadh
enggan menanggapi laporan kelompok HAM itu.
Otoritas
Arab Saudi menahan puluhan mantan pejabat, pengusaha dan pangeran serta
pejabat tinggi negara di Hotel Ritz-Carlton, Riyadh pada awal November
2017. Mereka yang tak suka dengan Kerajaan Arab Saudi menyebut kampanye
ini sebuah trik untuk mengangkat pengaruh Putra Mahkota Mohammed bin
Salman. Beberapa bulan setelah penahanan massal itu, otoritas
Arab Saudi membebaskan sejumlah pengusaha yang ditahan setelah mereka
membuat kesepakatan penyelesaian keuangan dengan Kerajaan Arab Saudi. Total uang penyelesaian kesepakatan mencapai 400 miliar riyal atau sekitar Rp 1.500 triliun.
Ilustrasi wisata di wilayah pendudukan Israel. (REUTERS/ Amir Cohen)
Jakarta, CB -- Organisasi pemantau hak
asasi manusia, Amnesty International menyatakan sejumlah perusahaan
pariwisata daring, seperti Airbnb hingga TripAdvisor, mendapat keuntungan dari bisnis di wilayah Palestina yang dicaplok Israel. Hal itu tercantum dalam laporan penyelidikan mereka setebal 94 halaman.
Seperti dilansir CNNIndonesia.com,
Rabu (30/1), dari hasil laporan yang diunggah di situs Amnesty
International menyatakan perusahaan penyedia layanan perjalanan dan
wisata yang ikut berbisnis di kawasan pendudukan ilegal Israel adalah
Airbnb, Booking.com, Expedia dan TripAdvisor. Mereka diangga mendukung
terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap warga Palestina.
Dalam
laporan berjudul "Destination: Occupation", Amnesty menyatakan
perusahaan-perusahaanitu ikut menawarkan ratusan kamar dan kegiatan
wisata di wilayah Palestina yang dicaplok Israel, termasuk di Yerusalem.
Amnesty
International menyatakan kebijakan perusahaan pariwisata daring
menawarkan paket wisata ke wilayah yang diduduki Israel secara tidak sah
turut mendorong perluasan wilayah Negeri Zionis.
Selama ini
dunia tidak mengakui sejumlah wilayah Palestina yang digusur dan
kemudian diduduki oleh Israel karena merupakan pelanggaran hukum dan
HAM. Namun, hasil temuan Amnesty menyatakan keempat perusahaan wisata
itu terus beroperasi di wilayah Palestina yang diduduki Israel (OPT).
Salah
satu kawasan pemukiman ilegal dan pusat pariwisata Israel yang tengah
berkembang, Kfar Adumim, menjadi salah satu sorotan Amnesty. Wilayah itu
terletak kurang dari dua kilometer dari desa Bedouin di wilayah Khan
al-Ahmar, Palestina.
Amnesty menyatakan aparat Israel bahkan
sudah siap meratakan desa Bedouin, karena tinggal mendapat persetujuan
dari Mahkamah Agung setempat. Perluasan pendudukan Israel hingga Kfar
Adumim dan permukiman sekitarnya merupakan salah satu penyumbang utama
pelanggaran HAM terhadap warga Palestina di desa Bedouin.
"Perampasan
ilegal atas tanah Palestina oleh Israel dan perluasan permukiman di
wilayah pendudukan telah menimbulkan penderitaan yang sangat besar,
memaksa warga Palestina keluar dari rumah mereka sendiri, menghancurkan
mata pencaharian mereka dan merampas hak-hak mereka atas kebutuhan
dasar, seperti air minum," kata Direktur Isu Global Tematik Amnesty
International, Seema Joshi.
Menurut Joshi, perusahaan wisata
Airbnb, Booking.com, Expedia dan TripAdvisor memilih metode berbagi dan
saling percaya di model bisnis mereka. Namun, pada saat yang sama
berkontribusi terhadap pelanggaran HAM dengan melakukan bisnis di
wilayah pendudukan Israel.
"Pemerintah Israel menggunakan
industri pariwisata yang berkembang di wilayah pendudukan sebagai cara
untuk melegitimasi keberadaan dan ekspansi mereka, dan perusahaan
pemesanan online perjalanan berkontribusi memuluskan agenda tersebut,"
ujar Joshi.
"Sudah waktunya bagi perusahaan-perusahaan tersebut
berpihak pada HAM dengan menarik semua iklan permukiman dan pariwisata
di wilayah pendudukan. Kejahatan perang sama sekali bukanlah tujuan
wisata," lanjut Joshi.
Keempat perusahaan yang disebut dalam
dalam laporan Amnesty International memiliki daftar akomodasi di OPT,
termasuk di Yerusalem Timur.
Misalnya, perusahaan Airbnb yang
berbasis di Amerika Serikat saat ini memiliki lebih dari 300 properti di
wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Contoh lainnya,
perusahaan TripAdvisor mendaftarkan lebih dari 70 objek wisata, tur,
restoran, kafe, hotel, dan apartemen sewaan di wilayah Palestina yang
diduduki Israel. Selain itu, perusahaan Booking.com, yang berkantor
pusat di Belanda, mencantumkan 45 hotel dan penyewaan di wilayah
tersebut.
Sebelum mempublikasikan laporannya, Amnesty
International telah mengirim surat kepada keempat perusahaan tersebut
dan memberikan masing-masing perusahaan kesempatan untuk menanggapi
temuan laporan. Booking.com dan Expedia telah memberikan tanggapan.
Booking.com
menyatakan mereka akan tetap beroperasi sesuai dengan aturan. Mereka
berjanji tidak akan menyediakan layanan apapun di wilayah pendudukan
ilegal Israel, sesuai dengan Laporan Tim Pencari Fakta PBB. Mereka juga
menyatakan tidak bisa melarang orang-orang memesan atau tidak layanan di
wilayah yang ditandai sebagai pemukiman ilegal Israel.
Sedangkan
Expedia Group menyatakan mereka juga tidak bisa mengabaikan kontroversi
itu. Mereka sudah menandai kawasan-kawasan layanan yang diduduki Israel
secara ilegal, dan juga seluruh wilayah yang menjadi sengketa di dunia.
Hanya saja Airbnb dan TripAdvisor tidak memberikan tanggapan.
CB, Jakarta - Presiden AS Donald Trump menyindir pejabat intelijennya sendiri setelah merilis laporan terkait Iran, Korea Utara, ISIS dan kebijakan luar negeri lain.
"Orang-orang
intelijen terlihat sangat pasif dan naif ketika muncul ancaman
berbahaya Iran. Mereka salah!" kata Trump di Twitter sambil membela
kebijakan luar negerinya sendiri, seperti dikutip dari USA Today, 31
Januari 2019.
Kicau
Trump terlontar setelah sehari setelah laporan baru hasil tinjauan
intelijen AS yang mengatakan Iran tidak membuat senjata nuklir,
sementara Korea Utara tidak menyerahkan senjata nuklirnya. Kedua laporan
ini bertentangan dengan pernyataan Trump sebelumnya.
Dalam pemaparan di hadapan Senat AS, pemimpin intelijen
berupaya menghindari kontradiksi dengan Trump namun satu dan lain hal
berbeda soal Iran dan Korut. Intelijen juga menilai ISIS masih mengancam
di Suriah, meski Trump menggemakan ISIS telah kalah.
Donald Trump membela keputusannya untuk keluar dari perjanjian nuklir dengan sekutunya atas Iran.
"Kita
tidak percaya Iran mengambil langkah yang kita khawatirkan untuk
membuat perangkat nuklir," kata Direktur Intelijen Nasional, Dan Coats,
di hadapan Senat.
Namun
Trump, melalui Twitternya, mengklaim sikap Iran berubah dan ekonominya
menderita karena penarikan diri AS dari kesepakatan nuklir AS. Trump
juga menyebut Iran masih menjadi "sumber ancaman potensial AS karena
meluncurkan roket (minggu lalu) dan lainnya".
"Waspada Iran. Mungkin intelijen harus kembali ke sekolah," cibir Trump.
Sementara
terkait Korea Utara, Trump yang akan bertemu dengan Kim Jong Un yakin
bahwa Korea Utara berkomitmen menyerahkan senjata nuklirnya.
Namun
selama pemaparan, Ketua CIA Gina Haspel mengatakan bukti menunjukkan
Korea Utara berkomitmen mengembangkan rudal nuklir jarak jauh yang bisa
mengancam AS. Coats menambahkan Korea Utara tetap meningkatkan senjata
nuklirnya di tengah komitmen denuklirisasi.
Di Twitter, Trump
mengatakan hubungan AS dengan Korut kini menjadi hubungan terbaik yang
pernah terjadi dan mengatakan Korea Utara berkomitmen untuk peluang
denuklirisasi."Saya akan bertemu dengan Kim Jong Un dalam waktu dekat," kicau Trump membantah laporan pemimpin intelijennya.
MOSKOW - Pemerintah Rusia mengecam langkah Amerika Serikat (AS) yang sudah mulai memproduksi bom nuklir baru
yang diklaim daya ledaknya sepertiga dari bom yang dijatuhkan di
Hiroshima. Moskow menyebut langkah Washington telah meningkatkan risiko
perang nuklir.
Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) AS
telah mengumumkan bahwa produksi hulu ledak nuklir telah dimulai di
pabrik Pantex di Texas pada 28 Januari. Produksi bom nuklir mini yang
dinamai W76-2 itu sesuai amanat Nuclear Posture Review (NPR) atau Tinjuan Postur Nuklir yang diumumkan Presiden Donald Trump pada 2018.
Kecaman
Moskow disampaikan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov. "Itu menurunkan
ambang batas penggunaan senjata nuklir dan, tentu saja, meningkatkan
risiko konflik nuklir," katanya,
Bantuan lama ini Presiden Vladimir Putin mengatakan; "Senjata tidak akan berkontribusi pada keamanan global."
NNSA,
dalam pengumumannya, mengatakan produk perdana dari hulu ledak baru
telah keluar dari jalur produksi. Sesuai jadwal, batch pertama hulu
ledak nuklir baru itu akan dikirim ke Angkatan Laut Amerika Serikat sebelum akhir September 2019.
W76-2 adalah modifikasi dari hulu ledak Trident yang telah ada.
Stephen
Young, perwakilan senior Washington dari Union of Concerned Scientists,
mengatakan hasil produksi senjata itu kemungkinan besar telah dipotong
dengan mengambil satu tahap dari dua tahap asli pembuatan perangkat
termonuklir W76.
"Seperti yang dapat kami katakan, satu-satunya persyaratan adalah mengganti tahap sekunder, atau tahap kedua, dengan versi dummy, yang merupakan apa yang mereka lakukan setiap kali mereka menguji terbang rudal," kata Young.
Dia
menambahkan bahwa jumlah tritium dan isotop hidrogen, juga dapat
disesuaikan. Hasilnya adalah mengurangi daya ledaknya dari 100 kiloton
TNT, menjadi sekitar lima kiloton. Daya ledak tersebut sekitar sepertiga
dari kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima saat Perang Dunia II.
Pemerintahan
Trump berargumen bahwa pengembangan senjata dengan hasil rendah akan
membuat perang nuklir lebih kecil kemungkinannya, dengan memberikan AS
pencegah yang lebih fleksibel.
Argumen itu dinilai akan melawan
persepsi musuh Washington, terutama Rusia. Menurut pemerintah Trump, AS
akan menolak menggunakan persenjataan yang menakutkan dalam menanggapi
serangan nuklir terbatas terlebih daya ledak rudal-rudalnya saat ini
berada dalam kisaran ratusan kiloton yang bisa memakan korban sipil tak
terhitung.
"Senjata dengan hasil rendah membantu memastikan bahwa
musuh potensial menganggap tidak ada keuntungan yang mungkin terjadi
dalam eskalasi nuklir terbatas, membuat kemungkinan kerja nuklir lebih
kecil," bunyi dokumen NPR 2018.
Beberapa politisi Demokrat di
Kongres AS khawatir bahwa memasang hulu ledak nuklir berkekuatan rendah
maupun tinggi pada rudal yang sama akan menciptakan situasi berbahaya di
mana musuh tidak dapat mengetahui sistem mana yang digunakan. Oleh
karena itu, musuh AS akan bereaksi seolah-olah hulu ledak yang lebih
besar dan lebih mematikan telah diluncurkan.
Pakar
lain sudah membunyikan alarm tentang bahaya AS membangun senjata nuklir
berdaya ledak lebih rendah. "Saya pikir sudah waktunya untuk pertemuan
baru negara-negara besar yang memiliki senjata nuklir untuk
mengembangkan perjanjian baru atau perjanjian baru yang membatasi apa
yang dapat dikembangkan dan apa yang tidak dapat dikembangkan," kata
Jenderal Paul Vallely yang sebelumnya adalah komandan kedua di Komando
Pasifik AS kepada Russia Today, Kamis (31/1/2019).
"Keyakinan
bahwa mungkin ada keuntungan taktis menggunakan senjata nuklir—yang
saya belum pernah dengar secara terbuka dibahas di Amerika Serikat atau
di Rusia selama bertahun-tahun—sekarang terjadi di negara-negara yang
saya pikir sangat menyedihkan," imbuh mantan menteri pertahanan AS dan
seorang pengacara kontrol senjata William Perry seperti dikutip Guardian.
DAMASKUS - Sebuah pesawat Poseidon P-8A Amerika Serikat (AS) terdeteksi terbang di sepanjang pantai Suriah.
Pesawat yang digunakan untuk mendeteksi kapal dan kapal selam itu
terdeteksi oleh beberapa penggemar penerbangan yang mengawasi radar
penerbangan pada Rabu kemarin.
Pesawat itu terdeteksi melakukan
beberapa melintasi perbatasan laut Suriah dengan terbang di ketinggian
4,7 km dan kemudian kembali ke markas mereka di Sisilia, Italia seperti
dikutip dari Sputnik, Kamis (31/1/2019).
Ini bukan
pertama kalinya pesawat mata-mata AS melakukan penerbangan survei di
sepanjang perbatasan laut Suriah, dekat pangkalan udara Hmeymim Rusia
dan pangkalan angkatan laut Tartus. Pangkalan udara Hmeymim dan
pangkalan angkatan laut Rusia di Tartus terletak di pantai Suriah, dan
sering dipantau oleh pesawat pengintai AS.
Pesawat
mata-mata Poseidon P-8A yang serupa juga sempat terlihat di dekat
pantai Suriah pada 15 Desember 2018 dan bahkan pada 8 Desember 2018.
Pesawat-pesawat semacam itu juga terbang di sepanjang perbatasan Rusia
di wilayah Kaliningrad dan beredar di sekitar Krimea.