Presiden AS Donald Trump sesumbar pemerintah
AS akan merilis dokumen rahasia mengenai kematian presiden AS ke-35,
John F Kennedy. (Foto: Reuters)
Jakarta, CB -- Lebih dari 50 tahun
setelah Presiden AS John F Kenney terbunuh, masyarakat Amerika pada
Kamis (26/10) akhirnya mendapatkan titik terang untuk mengetahui
penyebab pasti kematiannya resmi dari pemerintah AS.
Itu jika Presien Donald Trump memberi ijin, atau tak menghambatnya.
Gedung
Putih, seperti dilaporkan CNN, belum memberi sinyal apakah Trump akan
memberi izin perilisan dokumen rahasia pemerintah AS itu atau memilih
tetap merahasiakannya.
Mengingat tenggat waktu, pemerintah AS tak menangggapi banyaknya
permintaan yang ingin tahu apa tindakan yang diambil Trump. Apakah ia
akan menggunakan hak istimewanya dan menjaga dokumen itu tetap menjadi
rahasia, sebagaimana permintaan masyarakat intelijen AS? Keputusan akan
penundaan ini bahkan juga tak pelak menimbulkan teori konspirasi lain.
Sementara,
Trump, sekali lagi memberi 'tanda' bocoran perilisan dokumen itu pada
Rabu, tapi tidak jelas apakah ia akan mengumumkannya secara utuh atau
penuh. Lewat akun Twitternya pada Sabtu lalu, Trump mengatakan ia akan
mengizinkan perilisan dokumen tersebut.
Trump dapat saja menghambat perilisan sejumlah dokumen jika ia
menemukan 'adanya risiko terhadap pertahanan militer, operasi inteligen,
penegakan hukum atau hubungan internasional,' merujuk pada aturan
President John F Kennedy Assassination Records Collection Act 1992.
Tenggat
waktu 25 tahun setelah penetapan, yang mana memberi mandat perilisan
semua dokumen pemerintah yang berhubungan dengan kematian Kennedy
sebagai upaya menekan berbagai teori konspirasi yang selama ini beredar
seputar kematian Kennedy.
Sejumlah sejarawan yang mempelajari
penyebab kematian Kennedy telah menyampaikan bahwa mereka tidak berharap
dokumen itu mengungkap kejutan atau kontradiksi dari fakta bahwa Lee
Harvey Oswald-lah yang bertanggungjawab atas pembunuhan Kennedy. Namun,
dokumen itu akan memberi pemahan lengkap bagi warga Amerika bagaimana
presiden AS ke-35 itu terbunuh.
Gerald Posner, pengarang buku
"Case Closed: Lee Harvey Oswald and the Assassination of JFK" memberi
tanggapan akan hal ini, seperti dilaporkan CNN.
"Siapapun yang berpikir kasus ini tak sepakat dengan itu dan tiba tiba
menunjukkan bahwa ada tiga atau empat penembak di Dealey Plaza, maka
bukan itu kasus yang terjadi," ujarnya.
"Oswald melakukannya
sendirian," lanjut Posner, "Namun, pentingnya dokumen itu dirilis akan
mengisi kekosongan informasi sejarah kasus tersebut dan menunjukkan pada
publik betapa FBI dan CIA telah menyembunyikan hal ini."
Dokumen
CIA dan FBI juga dapat memberi titik terang akan trip misterius Oswald
ke Mexico City beberapa pekan sebelum pembunuhan. Dokumen juga akan
mengungkap detil tentang keterlibatan pemerintah AS dalam upaya
pembunuhan Presiden Kuba, Fidel Castro.
Sementara, Chuck Grassley, politisi dari Partai Republik memberi
dukungan pada Trump untuk membuka perilisan dokumen pembunuhan JFK.
Lewat akun Twitternya ia menuturkan tak ada lagi yang harus
ditutup-tutupi.
Penasehat presiden Trump, Roger Stone, juga secara pribadi menodrong Trump untuk memberi ijin perilisan dokumen tersebut.
Credit
cnnindonesia.com