Senin, 30 Oktober 2017

Rusia Uji Coba Rudal Nuklir, Warga Mengira Invasi Alien


Rusia Uji Coba Rudal Nuklir, Warga Mengira Invasi Alien
Rudal balistik antar benua topol milik Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan empat rudal tersebut selama latihan. Foto/Istimewa


MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menembakkan rudal balistik antar benua dalam sebuah latihan militer. Namun, beberapa orang Rusia menduga itu adalah sebuah invasi alien.

Juru bicara kepresidenan Rusia mengatakan Putin meluncurkan empat rudal balistik sebagai bagian dari latihan militer. Rusia tengah menguji koordinasi trias nuklinya; rudal berbasis darat, kapal selam dan penerbangan strategis.


Sebuah video yang dirilis oleh kementerian pertahanan Rusia menunjukkan sebuah peluncur mobile menembaki sebuah rudal Topol dari kosmodrom Plesetsk di barat laut Rusia pada Kamis malam. Rudal tersebut melintasi hampir seluruh negara untuk mencapai sasarannya di tempat uji coba di Kamchatka di timur jauh.

Sebuah kapal selam nuklir melepaskan sebuah rudal dari Laut Barents dekat Norwegia yang berdampak sama dalam latihan itu. Sementara itu, kapal selam lain di Laut Okhotsk di utara Jepang menbembakkan dua rudal ke wilayah lain di Rusia, mencapai target di wilayah Arkhangelsk.

Pesawat strategis termasuk pembom supersonik Tu-160 juga meluncurkan rudal jelajah ke sasaran di Rusia dan Kazakhstan.

"Ini pistol saya, Anda bisa menerimanya tapi hanya dari tangan saya yang dingin dan mati, itulah pesan yang ingin dikirim Putin ke Barat," kata analis pertahanan Ruslan Pukhov, yang mengutip kutipan Charlton Heston yang terkenal seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu (28/10/2017).

Namun latihan militer tersebut malah memunculkan rumor yang bermacam-macam di masyarakat. Penduduk wilayah utara Rusia yang mengabadikan cahaya raksasa di langit lewat foto dan video pada Kamis malam mengatakan bahwa itu adalah ilusi optik, akhir dunia, atau invasi alien. Media dan pejabat lokal menghubungkan fenomena tersebut dengan peluncuran rudal, mungkin dalam interaksi dengan Cahaya Utara atau Aurora.

Unjuk kekuatan nuklir tersebut terjadi seminggu setelah Putin menyangkal bahwa Rusia telah melanggar sebuah perjanjian senjata nuklir 1987 dengan Amerika Serikat. Putin mengatakan bahwa pihaknya telah "menyingkirkan situasi" dengan pesaing Perang Dinginnya dengan mengembangkan rudal berbasis udara dan laut.

Rusia telah memodernisasi kekuatan nuklirnya saat AS menyebarkan perisai pertahanan rudal di Polandia dan Rumania. Pekan ini, surat kabar Kommersant melaporkan bahwa kementerian pertahanan merencanakan sebelum akhir tahun untuk menguji coba sebuah rudal balistik berbahan bakar cair yang dijuluki "Setan 2" oleh NATO. Rudal tersebut diduga akan mampu membawa 16 hulu ledak nuklir, cukup untuk menghancurkan sebuah negara Eropa, atau senjata hipersonik.

Rusia melepaskan rudal balistik lain dari kosmodrom Plesetsk saat latihan perang Zapad bersama dengan Belarus bulan lalu. Sebuah "tas kerja nuklir" dengan sistem peluncuran menyertai Putin kemanapun dia pergi. 




Credit  sindonews.com







Pengadilan AS Proses Dakwaan Pertama Terkait Intervensi Rusia


Pengadilan AS Proses Dakwaan Pertama Terkait Intervensi Rusia
Juri federal AS menyetujui dakwaan pertama terkait ikut campur Rusia dalam pemilu AS yang dimenangkan Presiden Donald Trump. (REUTERS/Jonathan Ernst)


Jakarta, CB -- Juri federal menyetujui dakwaan pertama dalam penyidikan dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan umum Amerika Serikat 2016.

Dakwaan itu masih disegel atas perintah seorang hakim federal sehingga belum diketahui pasal apa yang digunakan maupun siapa terdakwa yang diincar dalam kasus ini, kata seorang sumber kepada Reuters, Sabtu (28/10). Hal itu baru bisa diungkap paling cepat Senin ini.

Persetujuan dakwaan oleh juri di Washington pertama kali dilaporkan oleh CNN, yang menyatakan bahwa terdakwanya sudah bisa ditahan pada Senin yang akan datang.


Sejumlah badan intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu untuk membantu Presiden Donald Trump mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, melalui peretasan dan pengungkapan surat elektronik yang memalukan, serta penyebaran propaganda via media sosial untuk merugikan kampanyenya.

Konsul Khusus Robert Mueller, mantan Direktur Biro Investigasi Federal atau FBI, sedang menyelidiki apakah para pejabat kampanye Trump berkolusi dengan Rusia.

"Jika Konsul Khusus menyimpulkan penting dan pantas, Konsul Khusus diizinkan untuk mendakwa kejahatan federal yang muncul dari investigasi terkait masalah-masalah ini," kata Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein dalam surat penunjukkan Mueller, 17 Mei lalu.


Sejumlah sumber yang mengetahui investigasi ini menyatakan ia telah menggunakan otoritas luasnya untuk menginvestigasi hubungan antara para anak buah Trump dengan pemerintah-pemerintah asing, juga kemungkinan pencucian uang, pengabaian pajak dan kejahatan finansial lainnya.

Peter Carr, juru bicara Mueller, menolak untuk mengomentari perkembangan terbaru ini.

Trump, politikus Partai Republik yang terpilih sebagai presiden pada November lalu, telah menampik serangkaian dugaan kolusi tim kampanyenya dengan Rusia dan mengecam investigasi ini sebagai "pembunuhan karakter."

Kremlin pun, di sisi lain, telah menampik tudingan tersebut.


Tim konsul khusus telah melakukan sejumlah wawancara dengan mantan kepala staf Gedung Putih Reince Priebus, mantan juru bicara Sean Spicer dan pejabat serta mantan pejabat Gedung Putih lainnya.

Pada Juli, agen FBI menggeledah sebuah rumah di Virginia yang dimiliki mantan manajer kampanye Trump, Paul Manafort. Tim Mueller sementara itu menyelidiki transaksi finansial dan properti serta pekerjaan lama Manafort di sebuah partai politik pro-Rusia di Ukraina.

Mueller ditunjuk untuk memimpin investigasi ini sepekan setelah Trump memecat Direktur FBI James Comey yang tengah menyelidiki sejumlah kasus federal terkait kemungkinan kolusi dengan Rusia.




Credit  cnnindonesia.com






Menhan AS: Aksi Nuklir Korea Utara Tak Dapat Diterima


Menhan AS: Aksi Nuklir Korea Utara Tak Dapat Diterima
Menhan AS menilai perlu ada kerja sama militer baru dengan Korea Selatan terkait ancaman senjata nuklir dan rudal yang makin meningkat dari Korea Utara. (Reuters/Jonathan Ernst)


Jakarta, CB -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis mengungkapkan ancaman nuklir Korea Utara yang semakin meningkat menghasilkan kebutuhan baru terkait kolaborasi militer dan diplomatik antara Negara Paman Sam dengan Korea Selatan.

Dalam kunjungannya di Seoul, Korsel, pada Sabtu (28/10), Mattis melabeli ulah Korut yang menjalankan serangkaian uji coba nuklir di kawasan tersebut sebagai "perilaku pelanggar hukum.”

"Ancaman dari Korut sudah meningkat jauh dibanding terakhir kali saya ke sini tahun lalu. Korut telah meningkatkan ancaman pada tetangganya sendiri (Korsel) dan dunia melalui program rudal dan nuklirnya yang tidak sah dan perlu dilakukan," kata Mattis, dikutip dari CNN.




“Korea Utara telah mempercepat ancaman yang ia timbulkan kepada negara-negara tetangganya, juga dunia, melalui program rudal dan sejata nuklir yang tidak perlu,” kata Mattis. “AS tidak dapat menerima aksi nuklir Korea Utara,”

Sebelumnya, Kepala Pentagon ini mengunjungi zona demiliterisasi antara Korea Utara dan Selatan. Setelah itu, dia bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Istana Kepresidenan.

Pyongyang diketahui telah melakukan sejumlah uji coba senjata nuklir dan rudal mereka dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa uji coba yang dilakukan Korut adalah menembakkan rudal balistik ke Jepang serta melakukan tes nuklir ke-6 kalinya pada bulan lalu.



Aksi itu mendorong Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberlakukan sanksi baru kepada Pyongyang. Namun, kerja sama dari China dianggap lebih dapat membantu tekanan ekonomi terhadap Korea Utara.

Terkait ancaman nuklir Korut, AS memilih mencoba menyelesaikan dengan cara diplomasi. Namun Presiden Donald Trump telah menegaskan komitmen AS membela sekutunya dan menyebut menegakkan pencegahan ‘amatlah sulit’.

"Jangan salah, serangan terhadap Amerika Serikat atau sekutunya akan dibalas. Setiap penggunaan senjata nuklir oleh Korea Utara akan disambut dengan respon militer yang besar, efektif dan luar biasa," kata Mattis.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo menyebut aksi Korea Utara sebagai ‘provokasi sembrono.’



Untuk itu, Song dan Mattis membahas berbagai topik dalam pertemuan mereka, termasuk pencarian kemampuan militer baru dan kendali operasional pasukan militer Korea Selatan jika terjadi perang di kawasan itu.

Namun, Song dan Mattis mengaku tidak membahas peluang Amerika Serikat menggunakan kembali senjata nuklir taktis ke Korea Utara, sejak terakhir kali digunakan pada akhir Perang Dingin.

"Mengingat pertimbangan kepentingan nasional yang dipertaruhkan, kami percaya bahwa nuklir taktis tidak layak diterapkan ke Semenanjung Korea," kata Song ketika ditanya tentang masalah tersebut.

Di sisi lain, Mattis menekankan bahwa tujuan masyarakat internasional saat ini adalah menghapus seluruh senjata nuklir dari Semenanjung Korea.

Kunjungan Mattis dilakukan sebelum Trump datang ke kawasan tersebut pada pekan depan. Trump dijadwalkan akan mengunjungi Seoul dan sejumlah kota lain di Asia pada November.



Credit  cnnindonesia.com







Presiden Taiwan Mendarat di Hawaii, Meski Diprotes Masuk AS


Presiden Taiwan Mendarat di Hawaii, Meski Diprotes Masuk AS
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dicurigai tengah menggalang pengakuan resmi kemerdekaan Taiwan dari China melalui kunjungannya ke AS. (REUTERS/Tyrone Siu).


Jakarta, CB -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mendarat di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, dalam perjalanan dari negara-negara sekutu diplomatiknya di Pasifik.

Dalam kunjungan singkat pemberhentian transit, yang diiringi gelombang penolakan dari Cina, Tsai disebut akan menyambangi tugu peringatan Pearl Harbor.

Sebelumnya, China terus menerus telah memperingati AS mengenai sensitifnya kunjungan pemerintah Taiwan. Beijing bahkan menyebut Taiwan sebagai provinsi pembangkang yang tidak memenuhi syarat untuk melakukan hubungan antar negara.



Mengutip Reuters, Minggu (29/10), Tsai berangkat dalam perjalanan selama sepekan ke negara-negara sekutu pulau Pasifik, yaitu Tuvalu, Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall, melalui Honolulu dan Guam.

Awal pekan ini, Kementerian Luar Negeri AS mengungkap bahwa transit Tsai lewat wilayah AS bersifat pribadi dan bukan kunjungan kenegaraan. AS juga mengklaim keharmonisan AS dan Taiwan dan kunjungan pribadi semacam ini sudah berlangsung lama dan konsisten dilakukan.


Sementara itu, China mencurigai Tsai ingin mendorong pengakuan resmi kemerdekaan Taiwan. Apalagi, Tsai sempat mengatakan bahwa ia ingin mempertahankan perdamaian dengan China, sekaligus demokrasi dan keamanan bagi Taiwan.

Perjalanan Tsai ke AS merupakan kedua kalinya, setelah Januari lalu menginjakkan kaki di Houston dan San Fransisco dalam perjalanan dari Amerika Latin, mengunjungi markas Twitter yang diblokir oleh China.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menegaskan, pemerintahnya telah memberikan penegasan kepada AS mengenai kebijakan Satu China dan mendesak AS untuk mentaati hal itu.


Credit  cnnindonesia.com



Presiden Taiwan singgah di Honolulu meski China keberatan


Presiden Taiwan singgah di Honolulu meski China keberatan
Arsip Foto. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (tengah) tiba di hotel saat singgah dalam perjalanan menuju Amerika Tengah di Houston, Texas, Sabtu (7/1/2017). (REUTERS/James Nielsen)


Honolulu (CB) - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mendarat di Honolulu pada Sabtu dalam perjalanan menuju ke sekutu-sekutu diplomatik pulau itu di antara negara-negara Pasifik dan dijadwalkan berkunjung ke monumen peringatan Pearl Harbor meski China menyampaikan sangat keberatan terhadap lawatan tersebut.

China memandang Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai wilayah berdaulat dan berkali-kali menyebutnya isu yang paling sensitif dan penting antara negara itu dan Amerika Serikat. Beijing mengeluhkan persinggahan presiden Taiwan ke Washington.

China tidak menampik kemungkinan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.

Tsai, yang diyakini China mengupayakan kemerdekaan formal bagi Taiwan, bertolak pada Sabtu untuk lawatan sepekan ke tiga sekutunya di Pasifik yakni Tuvalu, Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshal -- melalui Honolulu dan Guam, wilayah Amerika Serikat.

Pada bagiannya, Tsai mengatakan dia ingin memelihara perdamaian dengan China tetapi akan mempertahankan keamanan dan demokrasi Taiwan.

Awal pekan ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mentatakan persinggahan Tsai di wilayah Amerika Serikat akan bersifat pribadi dan tidak resmi dan berdasarkan praktik yang telah lama Amerika Serikat lakukan secara konsisten dalam "hubungan tak resmi kami dengan Taiwan".

Washington menyatakan "tidak ada perubahan dalam kebijakan satu China" Amerika Serikat, yang mengakui bahwa Beijing berpandangan bahwa hanya ada satu China, dan Taiwan merupakan bagiannya.

Tsai, yang disertai rombongannya dan wartawan, pada Sabtu petang pergi menggunakan sebuah perahu ke USS Arizona Memorial, tempat kapal induk itu tenggelam di Pearl Harbour dalam Perang Dunia Kedua.

Monumen tempat Tsai akan meletakkan karangan bunga itu sekarang menjadi pusat World War Two Valor di Pacific National Monument, yang dikelola oleh National Park Service.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan mengunjungi China dalam kurang dari dua pekan. Dia membuat marah Beijing pada Desember tahun lalu dengan mengangkat telepon dari Tsai tak lama setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden.

Perjalanan Tsai ke Amerika Serikat merupakan yang kedua tahun ini. Pada Januari dia singgah di Houston dan San Francisco dalam perjalanan menuju dan dari Amerika Latin untuk mengunjungi markas Twitter, yang diblokir di China.

China mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak 1949, ketika pasukan Komunis Mao Zedong memenanangi perang sipil China dan Nasionalis Chiang Kai-shek lari ke pulau itu, demikian menurut siaran kantor berita Reuters.


Credit  antaranews.com



Presiden Sekaligus Parancang Referendum Kurdi Mundur, Massa Ngamuk


Presiden Sekaligus Parancang Referendum Kurdi Mundur, Massa Ngamuk
Presiden sekaligus perancang referendum Kurdi Irak, Masoud Barzani, tiba-tiba mengundurkan diri, melalui surat yang dibacakan di gedung parlemen di Erbil, Minggu (29/10/2017). Foto/REUTERS


ERBIL - Para demonstran mengamuk dengan menyerbu gedung parlemen Kurdi Irak di Erbil pada hari Minggu. Amuk massa ini dipicu keputusan presiden sekaligus perancang referendum kemerdekaan Kurdi, Masoud Barzani, mengundurkan diri secara tiba-tiba.

Suara beberapa tembakan terdengar saat para pemrotes—yang mengklaim bahwa mereka adalah pejuang Peshmerga Kurdi—memaksa masuk ke dalam gedung parlemen.

Barzani, presiden daerah otonomi Kurdi di Irak, mengatakan pada sebuah sidang tertutup parlemen hari Minggu bahwa dia mengundurkan diri di tengah runtuhnya referendum kemerdekaan yang kontroversial.

”Setelah 1 November, saya tidak lagi menjalankan tugas saya, dan saya menolak perpanjangan mandat saya,” kata politikus top Kurdi berusia 71 tahun itu dalam sebuah surat yang dibacakan kepada parlemen di Erbil.

”Mengubah undang-undang tentang kepresidenan Kurdistan atau memperpanjang masa jabatan presiden tidak dapat diterima,” ujar perancang referendum kemerdekaan yang digelar pada tanggal 25 September lalu itu.

Pasukan Kurdi telah kalah dari pasukan Baghdad dalam perebutan sejumlah wilayah. ”Saya meminta parlemen untuk bertemu guna mengisi kekosongan kekuasaan, untuk memenuhi misi tersebut dan untuk mengambil alih kekuasaan presiden Kurdistan,” lanjut surat Barzani.

Barzani juga mengatakan bahwa dia akan terus tetap menjadi pejuang Peshmerga bersama orang-orang Kurdistan. ”Dan saya akan terus mempertahankan prestasi rakyat Kurdistan,” tulis dia.

Sidang parlemen pada hari Minggu diselenggarakan secara tertutup karena isu yang dibahas sensitif.

Seorang pejabat dari Partai Demokratik Kurdistan (PPK) pendukung Barzani mengonfirmasi kepada wartawan menjelang sesi parlemen bahwa Presiden Kurdi Irak memang telah mengundurkan diri.

Sumber di parlemen Kurdi, seperti dikutip Reuters, Senin (30/10/2017), mengatakan bahwa parlemen akan dapat menyelesaikan beberapa jam yang akan datang dengan banyak perbedaan dan ancaman nyata terhadap wilayah dan kepresidenan Kurdi Irak.

Sementara itu, Kepala Staf Militer Irak, Letnan Jenderal Osman al-Ghanmi, mengatakan bahwa kemajuan telah dicapai dalam pertemuan delegasi Baghdad dan Erbil yang disaksikan orang Amerika Serikat. 



Credit  sindonews.com






Pemimpin Kurdi Masoud Barzani Mundur dari Jabatannya


Pemimpin Kurdi Masoud Barzani Mundur dari Jabatannya
Tentara Kurdi: (REUTERS/Ako Rasheed)


Jakarta, CB -- Pemimpin Kurdi Masoud Barzani memberikan sebuah pidato menyedihkan sembari mengumumkan pengunduran dirinya, Minggu (29/10). 

Barzani mengeluarkan pernyataan bahwa pemimpin Kurdi tak akan melanjutkan kabatannya saat ini yang akan berakhir pada Rabu (1/11). 

“Saya menolak untuk meneruskan posisi sebagai Preside Kurdistan setelah 1 November,” tulis Barzani dalam suratnya. 


“Saya akan menjadi Peshmerga (pasukan Kurdi) bersama orang Kurdi yang berani dan patriot. Saya akan melanjutkan pekerjaan untuk memperjuangkan hak negara dan melindungi pencapaian kami.”

Dalam pidato tersebut dia mengatakan bahwa tak ada seorang pun di luar wilayah Kurdi mendukung mereka untuk bisa menentukan nasibnya sendiri. 

Barzani menyampaikan pidatonya di televisi setelah parlemen Kurdistan Irak menyetujui permintaannya untuk tak memperpanjang masa jabatannya.


Hal ini terjadi setelah referendum kemerdekaan yang diperjuangkannya menjadi bumerang dan hustru memicu pembalasan militer dan ekonomi terhadap Kurdi. 

“Tiga juta suara untuk memilih Kurdistan untuk merdeka dan menciptakan sejarah dan tak bisa dihapuskan,” katanya sambil mengingat referendum yang digelar 25 September 2017 lalu. 

“Tak ada yang berdiri bersama kami selain pegunungan kami,” katanya dikutip dari Reuters.

Dia mengkritik Amerika karena mengizinkan tank dipasok ke pasukan Irak yang harusnya digunakan untuk memerangi ISIS digunakan melawan orang Kurdi. 


“Tanpa bantuan Peshmerga (pasukan Kurdi), pasukan Irak tak bisa membebaskan Mosul dari ISIS,” ucapnya. 

Barzani sendiri mengungkapkan bahwa sebenarnya referendum kemerdekaan Kurdistan bertujuan untuk mendapatkan solusi damai untuk semua masalah pemerintahan Irak




Credit  cnnindonesia.com






Kondisi kemanusiaan di Yaman "mencengangkan"


Kondisi kemanusiaan di Yaman
Ilustrasi - Seorang bocah lelaki membawa senapan dalam parade diadakan oleh prajurit Houthi yang baru direkrut di Sanaa, Yaman, Minggu (1/1/2017). (REUTERS/Khaled Abdullah)



Sanaa (CB) - Kepala bantuan PBB Mark Lowcock, Sabtu (28/10), menyuarakan kekhawatiran atas kondisi kemanusiaan yang sangat "mencengangkan" di Yaman dan meminta pihak yang terkait dengan perang agar menghormati hukum internasional.

Dalam menyelesaikan misinya selama lima hari, kunjungan pertamanya ke Yaman, kepala urusan kemanusiaan PBB dan badan darurat mengatakan bahwa  perang di negara miskin itu harus diselesaikan melalui proses politik.

"Saya datang ke Yaman agar bisa lebih memahami krisis kemanusiaan yang semakin memburuk, termasuk wabah kolera yang berkembang cepat dan baru pernah ada di dunia ini, kerawanan pangan terbesar di dunia dan perpindahan penduduk yang semakin luas," ujar Lowcock.

"Saya tercengang melihat dampak mengerikan akibat konflik buatan manusia ini," katanya sebelum meninggalkan Sanaa.

"PBB menyerukan kepada seluruh pihak... untuk menegakkan standar tertinggi hukum kemanusiaan internasional dan menghormati HAM dengan penuh hormat kepada semua orang, termasuk para tahanan dan jurnalis," tambahnya sebagaimana diwartakan AFP. 





Credit  antaranews.com







Pakistan: AS Harus Akui 'Kekalahan' di Afghanistan



Pakistan: AS Harus Akui Kekalahan di Afghanistan
Menteri Luar Negeri Pakistan Khawaja Asif menyatakan Amerika Serikat (AS) harus mengakui kekalahan, dan juga kegagalan di Afghanistan. Foto/Istimewa


ISLAMABAD - Menteri Luar Negeri Pakistan Khawaja Asif menyatakan Amerika Serikat (AS) harus mengakui kekalahan, dan juga kegagalan di Afghanistan. Ini merupakan respon atas pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson.

Tillerson dalam sejumlah kesempatan dalam satu pekan terakhir melemparkan kritikan kepada pemerintah Pakistan. Kritikan pertama dilontarkan Tillerson saat dia berbicara di badan PBB di Jenewa, di mana dia menyebut Pakistan telah dijadikan tempat berlindung bagi teroris, dan mendesak Pakistan untuk berbuat lebih banyak dalam mengatasi hal ini.

Lalu, saat berkunjung ke Islamabad, Tillerson kembali mengulangi desakannya. Dia kemudian mengatakan, jika memang Pakistan tidak sanggup, maka mungkin AS akan turut langsung dalam memberangus kelompok teroris tersebut.

Menanggapi hal ini, Asif menuturkan AS harus berkaca pada operasi yang mereka lakukan di Afghanistan, yang sudah berlangsung selama 16 tahun. Asif menyebut, tidak ada hasil signifikan yang dicapai AS dalam kurun waktu 16 tahun terakhir di Afghanistan.

"Kegagalan mereka selama 16 tahun terakhir di Afghanistan ada di depan mereka. Hanya akan ada ruang untuk perbaikan jika Washington menerima kekalahan mereka, kegagalan mereka di Afghanistan. belum siap menerima ini," ucap Asif, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (29/10).

"Kami tidak akan berkompromi dengan kedaulatan kami, martabat kami. Hubungan kami dengan AS harus didasarkan pada harga diri dan martabat," sambungnya.

Asif menambahkan berkembangnya kelompok teroris di Afghanistan, yang terus tumbuh hingga perbatasan Pakistan adalah tanda lain dari kegagalan AS di negara tersebut, dan AS harus mengakui hal itu, dan bukan menyalahkan pihak lain. 




Credit  sindonews.com





Klaim Tak Langgar Aturan, Iran Lanjutkan Produksi Rudal


Klaim Tak Langgar Aturan, Iran Lanjutkan Produksi Rudal
Presiden Hassan Rouhani menyebut Iran tetap memproduksi rudal dan mengklaim tidak melanggar peraturan karena untuk mempertahankan diri. (REUTERS/Faisal Mahmood)


Jakarta, CB -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Iran akan tetap memproduksi rudal dengan alasan pertahanan dan tidak menganggap keputusan tersebut sebagai pelanggaran kesepakatan internasional.

Hal itu diungkapkan Rouhani melalui pidato yang disiarkan televisi negara tersebut. Rouhani menyampaikan keputusan itu usai Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat memberikan suara untuk sanksi baru soal program rudal balistik Iran.

"Kami telah, sedang, dan akan tetap membangun rudal, dan ini tidak melanggar kesepakatan internasional," kata Rouhani dalam pernyataannya di depan parlemen.



"Kami akan menghasilkan senjata apa pun yang kami butuhkan dan menyimpannya, dan menggunakannya kapan pun untuk mempertahankan diri kami,” lanjutnya.


Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi sepihak kepada Iran. AS mengatakan pengujian rudal Iran telah melanggar resolusi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

AS juga meminta Teheran untuk tidak melakukan kegiatan terkait dengan rudal yang mampu membawa senjata nuklir tersebut.

Iran membantah mengembangkan senjata nuklir dan mengatakan tidak memiliki rencana membangun rudal berkemampuan nuklir.



Rouhani juga mengkritik AS atas penolakan Presiden Donald Trump pada awal Oktober ini untuk mengakui Teheran telah mematuhi kesepakatan program nuklir pada 2015. Di sisi lain, para inspektur internasional telah mengakui Teheran mematuhi kesepakatan tersebut.

"Anda mengabaikan negosiasi dan kesepakatan terakhir yang disetujui oleh Dewan Keamanan PBB dan mengharapkan yang lain akan bernegosiasi dengan Anda?" kata Rouhani.

"Karena sikap yang telah dilakukan ini, Amerika harus melupakan perundingan dan kesepakatan di masa depan dengan negara lainnya," kata Rouhani yang mengacu pada sebuah negara di Asia Timur.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan dalam lawatannya ke Korea Selatan, AS menyatakan tindakan nuklir Korea Utara tidak akan pernah dapat diterima.





Credit  cnnindonesia.com



Rouhani: Iran akan Terus Bangun Rudal


Presiden Iran Hassan Rouhani
Presiden Iran Hassan Rouhani

CB, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani berkomitmen terus memproduksi rudal untuk pertahanan negaranya. Menurutnya, hal ini bukan sebuah pelanggaran terhadap kesepakatan nuklir Iran yang disepakati pada 2015.

"Kami telah membangun, sedang membangun, dan akan terus membangun rudal. Dan ini tidak melanggar kesepakatan internasional," kata Rouhani saat berpidato di parlemen Iran, Ahad (29/10).

Pada Ahad, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional Yukiya Amano dijadwalkan menggelar pertemuan dengan Rouhani dan pejabat tinggi Iran lainnya. Adapun tujuan dari kunjungan tersebut adalah memastikan Iran mematuhi kesepakatan nuklirnya. Salah satu poin kesepakatan tersebut adalah mewajibkan Iran mengurangi program nuklirnya yang kontroversial.

Kunjungan Amano ini dilakukan dua pekan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam meninggalkan kesepakatan nuklir dengan Iran. Trump menuding Iran telah melanggar kesepakatan tersebut dengan memproduksi senjata nuklir berbahaya.

Pertengahan Oktober lalu, Trump telah mencabut dukungannya terhadap kesepakatan nuklir Iran. Sejak tercapainya kesepakatan nuklir Iran pada 2015, Kongres AS mewajibkan presiden mengesahkan kembali kesepakatan tersebut setiap 90 hari sebagai bukti Iran melaksanakan janjinya.
Sejak menjabat sebagai presiden AS, Trump telah dua kali mengesahkan kesepakatan nuklir tersebut. Namun ia menolak melakukan hal ini untuk yang ketiga kalinya.

Dengan keputusanTrump tersebut, Kongres AS memiliki waktu 60 hari untuk memutuskan apakah akan membatalkan kesepakatan nuklir dengan menjatuhkan sanksi baru kepada Iran.

Kesepakatan nuklir Iran adalah sebuah kesepakatan antara lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni AS, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, ditambah Jerman dan Uni Eropa dengan Iran. Kesepakatan ini ditandatangani pada Oktober 2015 dan dilaksanakan pada awal 2016.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID








Wali Kota Ankara Mengundurkan Diri Atas Perintah Erdogan


Wali Kota Ankara Mengundurkan Diri Atas Perintah Erdogan
Erdogan melakukan revitalisasi pemerintahan untuk mendulang suara di Pemilu 2019. (AFP PHOTO / ADEM ALTAN)


Jakarta, CB -- Melih Gokcek Wali Kota Ankara mengundurkan diri pada Sabtu (28/10) dari posisinya atas perintah Presiden Recep Tayyip Erdogan yang berusaha untuk merevitalisasi partai berkuasa jelang Pemilu 2019.

Gokcek yang juga seorang pengikut setia Erdogan sudah memimpin ibukota Turki selama 23 tahun. Dia mengatakan tindakan itu diambilnya untuk berdasarkan kepentingan negara. 

“Saya meninggalkan jabatan wali kota atas perintah pemimpin kami, Recep Tayyip Erdogan,” kata Gokcek yang juga seorang anggota partai AKP (Justice and Development Party) dalam sebuah piado di televisi dikutip dari AFP.



“Saya tunduk pada permintaan Recep Tayyip Erdogan, bukan karena saya pikir saya gagal, bukan karena saya lelah, tapi karena saya pikir (Erdogan) bisa membuat negara ini jadi pemimpin.”

Menyusul pengunduran dirinya, sampai saat ini pengganti Gokcek belum disebutkan namanya. 

Erdogan yang juga pemimpin partai AKP menekankan akan melakukan perubahan jelang Pemilu 2019. Hal ini dilakukannya setelah melihat melemahnya suara partai. 


Pada Agustus lalu, Erdogan mengungkapkan bahwa ‘rekan kerja yang berhasil’ termasuk anggota parlemen, walikota, dan pejabat regional akan bertahan di posisinya. Sebaliknya, mereka yang menunjukkan tanda ‘kelelahan dan keletihan berkerja’ akan digantikan.

Selain Gokcek, beberapa wali kota lain juga sudah mengundurkan diri. Termasuk di antaranya adalah wali kota Istanbul Kadir Topbas yang sudah 13 tahun menjabat.





Credit  cnnindonesia.com




Turki tangkap puluhan terduga anggota ISIS jelang libur nasional


Turki tangkap puluhan terduga anggota ISIS jelang libur nasional
Dokumen foto polisi di Turki. (twitter.com/@anadoluajansi)



Ankara (CB) - Turki, Sabtu (28/10), menangkap lebih dari 50 orang yang diduga menjadi anggota kelompok ISIS, yang beberapa di antaranya disangka merencanakan serangan di hari libur nasional Turki pada Minggu, lapor kantor berita pemerintah, Anadolu.

Sebagian besar penangkapan itu dilakukan di ibu kota Ankara, tempat 49 tersangka ditangkap sehari sebelum perayaan yang digelar di seluruh negara itu untuk memperingati 94 tahun Hari Republik Turki.

Empat orang lainnya ditangkap di di distrik komersial Istanbul, karena diduga menyiapkan serangan atas nama ISIS, lapor kantor berita Anadolu seperti dikutip AFP.

Bom rakitan ditemukan di dalam mobil mereka, menurut kantor berita Dogan, yang melaporkan bahwa salah satu tersangka menderita cedera selama penangkapan.

Anadolu melaporkan bahwa otoritas Turki mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi 55 terduga anggota ISIS asing, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Turki didera serangkaian serangan berdarah dengan tertuduh pelaku militan ISIS selama dua tahun terakhir, termasuk serangan Tahun Baru pada tahun ini di klub malam Istanbul oleh pria bersenjata ISIS, yang menewaskan 39 orang.




Credit  antaranews.com




Mesir Lakukan Reshuffle Pejabat Keamanan Tinggi


Mesir Lakukan Reshuffle Pejabat Keamanan Tinggi
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menunjuk kepala staf angkatan bersenjata yang baru, sedangkan kementerian dalam negeri melakukan reorganisasi. (REUTERS/The Egyptian Presidency/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menunjuk kepala staf angkatan bersenjata yang baru pada Sabtu (28/10). Selaln itu kementerian dalam negeri juga memecat beberapa pejabat tinggi dalam sebuah reorganisasi di negara tersebut. 

Namun tak ada alasan jelas yang diberikan untuk perombakan tersebut. Hanya saja, keputusan kementerian dalam negeri soal perombakan atau reshuffle ini datang seminggu setelah serangan mematikan di gurun barat Provinsi Giza. 

Serangan mematikan tersebut menewaskan 16 orang polisi karena baku tembak. 



Mengutip Reuters, sebuah pernyataan dari kepresidenan mengungkapkan bahwa Jenderal Mohamed Farid Hegazy akan menggantikan Jenderal Mahmoud Hegazy yang kini menjadi penasihat presiden untuk perencanaan strategis dan management krisis. 

Selaln itu dalam pernyataan terpisah, kementerian dalam negeri mengumumkan bahwa mereka juga sudah mengganti beberapa pejabat tinggi.

Termasuk di dalamnya kepala keamanan dalam negeri, asisten menteri keamanan untuk Provinsi Giza, direktur keamanan, dan direktur keamanan pusat untuk Giza. 

Namun sampai saat ini, dia juga tak memberikan rincian lebih lanjut terkait hal tersebut.



Credit  cnnindonesia.com



300 Ribu Orang Demo Menentang Kemerdekaan Catalonia


300 Ribu Orang Demo Menentang Kemerdekaan Catalonia  
ilustrasi: Ratusan ribu orang berkumpul di ibukota Catalan, Barcelona pada Minggu (29/10) untuk menentang adanya kemerdekaan Catalonia dari Spanyol.(REUTERS/Albert Gea)


Jakarta, CB -- Ratusan ribu orang berkumpul di ibukota Catalan, Barcelona pada Minggu (29/10). Polisi kota mengatakan bahwa kerumunan orang berjumlah sekitar 300 ribu orang.

Mereka berkumpul untuk menunjukkan kemarahan mereka atas langkah pemimpin Catalan yang ingin memisahkan diri dari Spanyol. 

Orang-orang tersebut melambai-lambaikan bendera Catalan, Spanyol, dan Uni Eropa sambal berteriak, ‘Jangat tertipu, Catalonia adalah Spanyol!’ 


Kerumunan orang yang terdiri dari orang tua dan anak kecil, pensiunan, serta pemuda berjalan di sepanjang jalan Paseig de Gracia di bawah pengawasan patroli helikopter polisi. 

Carmen Gutierrez (60), salah seorang pekerja asuransi yang ikut pawai tersebut melambaikan bendera Spanyol sembari menari dan menyanyi. Dia mengungkapkan bahwa dia sedang bekerja saat mendengar parlemen daerah Catalonia memutuskan untuk merdeka, Jumat lalu. 

“Ini tidak akan berjalan lama,” katanya pada diri sendiri, dikutip dari AFP

“Saya merasa sedih terhadap orang yang percaya itu.”

“Jalan-jalan tidak hanya milik kelompok separatis,” kata Alex Ramos, seorang dokter dan wakil president Societas Civil Catalana, kelompok penentang kemerdekaan dan penyelenggara demonstrasi itu. 

Mereka membawa spanduk bertuliskan ‘bersama,’ ‘Catalonia adalah tanah saya, Spanyol adalah negara saya.’ 


“Tidak mungkin ada republik Catalan,” kata Oscar Torres, seorang pensiunan. 

Tak dimungkiri, adanya permintaan merdeka telah memicu krisis politik terbesar Spanyol dalam beberapa dasawarsa. Catalan terbagi karena kemerdekaan. 

Torres mengungkapkan meskipun ada dua juta orang yang memilih dalam referendum kemerdekaan terlarang pada 1 Oktober lalu, namun masih ada 7,5 juta orang Catalan (yang belum memilih).

“Kita harus mencari solusi yang bisa memuaskan ego orang separatis dan juga ego penguasa Spanyol.”

Dia menambahkan bahwa kaum separatis memang punya jumlah yang banyak. Namun dia yakin bahwa orang yang ingin Catalonia tetap jadi bagian dari Spanyol jauh lebih banyak. 

Tak cuma itu, para demonstran juga meminta pemimpin Catalan Carles Puigdemont dipenjara. Pada Jumat, kantor jaksa penuntut umum Spanyol akan mengajukan tuntutan atas pemberontakan terhadap Puigdemont minggu ini. 




Credit  CNN Indonesia




Ribuan demonstran serukan pemenjaraan pemimpin separatis Catalonia


Ribuan demonstran serukan pemenjaraan pemimpin separatis Catalonia
Presiden Catalonia Carles Puigdemont saat memimpin rapat kabinet di kantor pusat pemerintah daerah, Generalitat, di Barcelona, Spanyol, Selasa (10/10/2017). (REUTERS/Ivan Alvarado)



Madrid (CB) - "Penjara untuk Puigdemont", demikian teriakan ribuan orang di Madrid tengah yang pada Sabtu (28/10) berdemonstrasi sambil mengibarkan bendera Spanyol raksasa dalam kemarahan terhadap deklarasi kemerdekaan sepihak Catalonia di bawah pimpinan separatis Carles Puigdemont.

Ketidaksenangan terhadap upaya pemisahan diri Catalonia juga membuat banyak orang menyalahkan Perdana Menteri Mariano Rajoy, yang mereka anggap terlalu lunak terhadap pemimpin separatis di wilayah itu.

"Yang terjadi di Catalonia adalah aib, dan yang terjadi setelahnya juga memalukan," kata Carlos Fernandez, seorang teknisi pertambangan berusia 41 tahun.

Pada Jumat, parlemen Catalonia menyatakan kemerdekaan sepihak.

Rajoy membalasnya dengan memecat Puigdemont dan eksekutifnya, membubarkan parlemen dan menyerukan pemilu regional cepat pada 21 Desember untuk membatalkan apa yang dia sebut sebagai "eskalasi pembangkangan".

"Tidak ada yang akan berubah dalam dua bulan," kata Fernandez tentang intervensi Rajoy, "Itu hanya akan memperpanjang masalah".

"Hari ini, kami semua berkumpul untuk menunjukkan kesatuan kami, untuk menyatakan bahwa kami akan mendapatkan kembali Catalonia," kata seorang pembawa acara di hadapan massa.

"Kami tidak akan berhenti sampai melihat mereka di dalam penjara," tambah dia tentang seruan pemenjaraan Puigdemont.

Jaksa Spanyol mengumumkan bahwa pekan depan mereka akan mengajukan tuduhan "pemberontakan" terhadap Puigdemont -- kejahatan yang bisa kena hukuman hingga 30 tahun penjara.

Di dekat lapangan, satu spanduk besar dengan tulisan yang artinya "Spanyol tidak menyerah" tergantung dari satu bangunan yang diduduki kelompok xenopobia kanan jauh, Hogar Social.

Orang-orang condong keluar cendera dan bersorak saat puluhan pengunjuk rasa memegang bendera Spanish Legion, satu unit angkatan darat, dan sekelompok kecil anggota partai kanan-jauh National Democracy yang berpawai diapik polisi.

Sementara di lapangan, insinyur 38 tahun Jorge Marin, mengatakan : "Pada akhirnya, ini tidak jadi apa-apa."

"Warga Catalan tidak serius, dan kami tidak serius, karena mereka tidak benar-benar mendapat kemerdekaan, dan kami tidak akan memasukkan mereka ke penjara atas apa yang mereka lakukan," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.


Credit  antaranews.com



Ratusan ribu penentang kemerdekaan Catalonia unjuk gigi di Barcelona


Ratusan ribu penentang kemerdekaan Catalonia unjuk gigi di Barcelona
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Spanyol dan berteriak di depan balai kota dalam sebuah demonstrasi mendukung persatuan Spanyol sehari sebelum referendum kemerdekaan 1 Oktober yang dilarang di Catalunya, di Madrid, Spanyol, Sabtu (30/9/2017). (REUTERS/Sergio Perez/cfo/17)



Barcelona (CB) - Ratusan ribu pendukung Spanyol bersatu memenuhi jalan-jalan Barcelona, kemarin, dalam salah satu unjuk kekuatan terbesar dari mayoritas diam yang selama ini harus menyaksikan para pemimpin daerah mereka memaksakan kemerdekaan Catalonia.

Berbagai jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan sekitar separuh elektorat di provinsi kaya raya yang sudah mendapatkan status otonomi itu menentang pemisahan diri Barcelona dari Spanyol. Namun gerakan prokemerdekaan yang kian agresif telah membawa ke tingkat krisis seperti sekarang terjadi.

Jumat pekan lalu pemerintah pusat Spanyol memecat Presiden Catalonia Carles Puigdemont, membekukan parlemen dan membubarkan pemerintahan. Langkah ini ditempuh setelah DPRD Catalonia memproklamasikan secara sepihak kemerdekaan daerah ini, kendati diboikot tiga partai nasional.

Pemerintah daerah merasa mendapatkan mandat untuk merdeka menyusul referendum kemerdekaan 1 Oktober yang disebut pemerintah Spanyol ilegal dan diboikot para pendukung kesatuan Spanyol.

Mengutip Reuters, dengan mengibarkan bendera Spanyol dan menyanyikan “"Viva Espana", para demonstran memenuhi jalan-jalan di kota Barcelona demi menunjukkan dukungan kepada Spanyol bersatu.

"Saya di sini untuk mempertahankan kesatuan dan hukum Spanyol," kata Alfonso Machado (55), salesman yang membawa putrinya dengan hiasan bendera Spanyol pada kepalanya.




Credit  antaranews.com









Indonesia tidak akui kemerdekaan Catalonia


Indonesia tidak akui kemerdekaan Catalonia
Peta Spanyol, dengan Catalonia digambarkan pada arena berwarna merah bata. Ibukota Catalonia adalah Barcelona dan penduduknya memakai bahasa Catalan. (google.com)



Jakarta (CB) - Pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Indonesia tidak mengakui kemerdekaan Catalonia dan tidak mendukung pemisahan Catalonia dari Spanyol.

"Indonesia tidak mengakui pernyataan sepihak kemerdekaan Catalonia," kata pernyataan dari Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi seperti dilansir pada laman resmi Twitter Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Sabtu.

Pemerintah Indonesia juga menganggap Catalonia sebagai bagian dari wilayah Spanyol. "Catalonia adalah bagian integral Spanyol. Indonesia tidak akan mengakui kemerdekaan Catalonia," demikian pernyataan Menlu Retno Marsudi pada laman resmi Twitter Kemlu RI.

Catalonia menyampaikan deklarasi kemerdekaan sepihak setelah wilayah tersebut mengadakan referendum penentuan nasib sendiri pada 1 Oktober lalu.

Namun, referendum tersebut dinyatakan tidak sah oleh Mahkamah Konstitusi Spanyol, karena melanggar konstitusi Spanyol.

Selain Indonesia, beberapa negara lain pun menyatakan tidak mengakui kemerdekaan Catalonia untuk memisahkan diri dari Spanyol, salah satunya Jerman.

Pemerintah Jerman telah menyatakan dukungan kepada pemerintah Spanyol dalam sengketanya separatis di Catalonia. Jerman pun menyatakan tidak akan mengakui deklarasi kemerdekaan yang disampaikan parlemen Catalonia. 






Credit  antaranews.com





Spanyol resmi ambil kendali pemerintahan daerah Catalonia


Spanyol resmi ambil kendali pemerintahan daerah Catalonia
Ilustrasi - Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Spanyol dan berteriak di depan balai kota dalam sebuah demonstrasi mendukung persatuan Spanyol sehari sebelum referendum kemerdekaan 1 Oktober yang dilarang di Catalonia, di Madrid, Spanyol, Sabtu (30/9/2017). (REUTERS/Sergio Perez/cfo/17)



Madrid (CB) - Pemerintah Spanyol, Sabtu, secara resmi mengambil alih kendali pemerintahan daerah Catalonia, yang disebut dengan Generalitat.

Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy memegang kekuasaan atas fungsi-fungsi presiden Generalitat.

Rajoy telah mendelegasikan tugas-tugas tersebut kepada Wakil Perdana Menteri Soraya Saenz de Santamaria, yang juga ditugaskan menjadi wakil presiden Catalonia.

Sementara itu, menteri-menteri Spanyol mengambil alih berbagai departemen di bawah Generalitat.

Pemerintah Spanyol juga telah memecat Kepala Mossos dEsquadra (Kepolisian Catalonia), Josep Lluis Trapero, yang menerima keputusan tersebut.

Posisi Trapero sebagai Kepala Kepolisian Catalonia digantikan oleh Ferran Lopez.

Juga pada Sabtu, mantan presiden Generalitat, Carles Puigdemont, meminta warga Catalonia untuk bersabar, menghindari kekerasan serta menjalankan upaya "membangun negara yang bebas".

Sementara itu, ribuan orang berkumpul di Plaza Colon di ibu kota negara Spanyol, Madrid, untuk membela kesatuan negara dan undang-undang dasar Spanyol, demikian seperti dilaporkan Xinhua.



Credit  antaranews.com
















Jumat, 27 Oktober 2017

Pemimpin Senior Houthi Tewas dalam Serangan Udara Koalisi


Pemimpin Senior Houthi Tewas dalam Serangan Udara Koalisi
Pemimpin senior kelompok Houthi, Ibrahim Abdullah al-Moayed, tewas dalam serangan udara pasukan koalisi Arab. Foto/Istimewa


SANAA - Pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara ke provinsi Hajja di barat laut Yaman pada Kamis kemarin. Serangan tersebut menewaskan seorang pemimpin milisi Houthi dan sejumlah tentara lainnya.

Seorang sumber militer Yaman mengkonfirmasi bahwa pemimpin Houthi Ibrahim Abdullah al-Moayed, salah satu komandan lapangan paling menonjol di medan perang Saada, tewas dalam serangan tersebut seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (27/10/2017).

Sebuah pernyataan komando wilayah militer kelima yang dikeluarkan oleh media center mengatakan bahwa pesawat koalisi menargetkan al-Moayad dan tentaranya di daerah Mazraq, saat menuju ke front Alba setelah menghadiri pertemuan dengan para pemimpin milisi.

Al-Moayed adalah putra pemimpin klan Houthi Abdullah al-Moayed. Dia ditunjuk sebagai wakil menteri pelayanan sipil oleh pemerintah milisi. Dia adalah orang ketiga dari saudara laki-lakinya yang membunuh orang-orang Yaman dan pemerintah mereka yang sah.

Milisi Houthi mengkonfirmasi kematian al-Moayad di situs jejaring sosial tempat foto-foto dia bersama ayahnya, yang dijuluki 'guru' karena dia mewakili salah satu referensi religius yang paling penting bagi Houthi. 




Credit  sindonews.com






Hamas Bahas Perkembangan Palestina dengan Yordania


Hamas Bahas Perkembangan Palestina dengan Yordania
Ismail Haniyeh. Foto/Istimewa


AMMAN - Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh membahas perkembangan terakhir Palestina dengan Raja Jordania Abdullah II. Seperti diketahui, kelompok Hamas dan Fatah telah sepakat untuk melakukan rekonsiliasi setelah terlibat perseteruan panjang.

Dalam sebuah telpon, Haniyeh menggariskan situasi politik dan isu persatuan Palestina. Dia menekankan pada hubungan yang kuat antara orang-orang Palestina dan Yordania, mengingat kejadian sejarah di mana Yordania berdiri di samping Palestina.

"Citra Raja Yordania saat menyumbangkan darah selama serangan Israel di Gaza dan peran almarhum Raja Hussein dalam pembebasan pemimpin Hamas terakhir Ahmed Yassin dari penjara Israel terukir di benak orang Palestina," katanya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (27/10/2017).

Dia juga mengatakan bahwa Hamas menolak semua konspirasi dan usulan negara alternatif untuk orang-orang Palestina. "Palestina adalah Palestina dan Yordania adalah Yordania. Kita tidak akan menerima teori tentang negara lain," katanya.

Pemimpin tertinggi Hamas mengulangi dukungan gerakannya untuk stabilitas Yordania, mencatat bahwa keamanan nasional Yordania adalah keamanan nasional Palestina. Dia juga memuji kustodian Saudi di tempat-tempat suci di Yerusalem.

Sementara itu, Raja Yordania menekankan dukungan negaranya untuk kepentingan Palestina, terutama menjelang tantangan yang terus berlanjut.

Dia mengucapkan selamat kepada Haniyeh atas rekonsiliasi tersebut dan mengatakan bahwa kerajaannya akan berusaha mengembalikan penyebab Palestina ke prioritas utama negara-negara Arab. 



Credit  sindonews.com







PBB Masukan 130 Perusahaan Israel dalam Daftar Hitam


PBB Masukan 130 Perusahaan Israel dalam Daftar Hitam
PBB memasukkan ratusan perusahaan Israel dan puluhan perusahaan multinasional dalam daftar hitam karena beroperasi di daerah pendudukan. Foto/Ilustrasi/Istimewa


NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memasukkan sejumlah perusahaan Israel dan internasional yang beroperasi di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Dataran Tinggi Golan dalam daftar hitam. Mereka dianggap telah melanggar hukum internasional dan resolusi PBB.

Sebanyak 130 perusahaan Isrel dan 60 perusahaan internasional menerima surat peringatan dari Komisioner PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid bin Ra'ad al-Hussein, tentang inklusi mereka yang akan masuk dalam daftar hitam.

Daftar tersebut, yang kabarnya akan diterbitkan pada akhir Desember, termasuk di dalamnya Israel Aerospace Industries, raksasa telekomunikasi, firma teknologi internasional, bank, dan bahkan kafe.

Sementara perusahaan Amerika yang menerima surat tersebut adalah Coca-Cola, TripAdvisor, Airbnb, dan Caterpillar.

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley mengecam daftar hitam sebagai yang terbaru dalam serangkaian tindakan memalukan yang panjang yang diambil oleh Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC). Pada bulan Juni Haley memperingatkan AS bisa menarik diri dari 47 anggota badan tersebut.

"Ini dapat menyebabkan perusahaan investasi besar atau dana pensiun membawa saham dari berbagai perusahaan Israel untuk melakukan divestasi di dalamnya karena mereka kemudian beroperasi di permukiman," kata seorang pejabat senior Israel seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (26/10/2017).

Ia menambahkan bahwa hal tersebut dapat menyebabkan efek bola salju yang akan sangat merugikan ekonomi Israel pada akhirnya.

Sementara pihak perusahaan mengatakan penciptaan daftar itu bermotif politik dan inklusi mereka dapat menyebabkan kerugian finansial dan merusak merek mereka. Mereka dilaporkan tengah menimbang untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap Komisaris dan UNHRC.

Pada bulan September, Komisaris PBB telah memperingatkan lebih dari 150 perusahaan bahwa aktivitas mereka di wilayah Palestina yang diduduki dapat membuat mereka masuk ke dalam daftar hitam. Pasalnya operasional mereka bertentang dengan hukum internasional dan bertentangan dengan resolusi PBB.

Komisi Hak Asasi Manusia PBB melakukan pemungutan suara untuk resolusi yang akan merumuskan basis data perusahaan Israel dan internasional secara langsung atau tidak langsung melakukan bisnis di Tepi Barat, Yerusalem Timur atau Dataran Tinggi Golan. Resolusi yang didorong oleh otoritas Palestina dan negara-negara Arab ini diterima meski mendapat tekanan dan kritik dari AS. 



Credit  sindonews.com






Sikap Acuh Suu Kyi Bikin Kecewa Penyidik HAM PBB


Sikap Acuh Suu Kyi Bikin Kecewa Penyidik HAM PBB
Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian


NEW YORK - Penyidik PBB atas pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar mengungkapkan kekecewaannya terhadap tanggapan pemimpin negara itu, Aung San Suu Kyi, terkait krisis Rohingya. Ia menilai Suu Kyi bersikap tidak acuh atas kekerasan yang berkecamuk terhadap minoritas Muslim Rohingya.

Komentar oleh penyidik, Yanghee Lee dari Korea Selatan (Korsel), menggarisbawahi frustrasi sunia internasional mengenai perilaku Aung San Suu Kyi mengenai penganiayaan terhadap Rohingya. Lee adalah seorang ahli hak anak terkemuka yang ditunjuk untuk jabatan penyidik hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2014

Lee mengatakan ada begitu banyak kebencian dan permusuhan terhadap Rohingya di Myanmar yang sedikit sekali yang berani menentangnya. Laporan pembunuhan, pemerkosaan, desa-desa yang terbakar dan pemindahan paksa tidak mendapat liputan di media berita Myanmar.

"Ini benar-benar membuat bingung semua orang, dan telah benar-benar membuatku bingung, tentang posisi tak beralasan Daw Aung dalam masalah ini," kata Lee seperti dikutip dari New York Times, Jumat (27/10/2017).

"Dia tidak pernah menyadari bahwa ada orang seperti itu yang disebut Rohingya - itu adalah titik awal. Aku sangat kecewa," sambung Lee.

"Jika pemimpin Myanmar menjangkau orang-orang dan berkata, 'Hei, mari kita tunjukkan beberapa kemanusiaan,' Saya pikir orang akan mengikutinya. Dia dipuja oleh publik," lanjut Lee.

Lee berbicara sehari setelah dia menyampaikan sebuah kritik tajam mengenai situasi hak asasi manusia Myanmar ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Lee mengatakan bahwa dia sangat terkejut dengan suasana anti-Rohingya di negara ini.

"Sayangnya, tampaknya ada sedikit simpati, apalagi empati, untuk orang Rohingya di Myanmar," katanya.

"Selama beberapa dekade, ini telah dibudidayakan di benak rakyat Myanmar bahwa orang Rohingya tidak menjadi penduduk asli negara tersebut dan oleh karena itu tidak memiliki hak apa pun yang dapat mereka klaim," ungkapnya.

Tidak ada tanggapan segera atas komentar Lee dari misi diplomatik Myanmar di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pejabat Myanmar sebelumnya membantah tuduhan pembersihan etnis dan telah menegaskan bahwa penggambaran luar krisis tersebut terdistorsi atau dibuat oleh simpatisan pro-Rohingya. Mereka juga secara tajam membatasi akses ke Negara Bagian Rakhine. 




Credit  sindonews.com









Kecam UE, Duterte: Pergilah Anda ke Neraka



Kecam UE, Duterte: Pergilah Anda ke Neraka
Kecaman Duterte ini muncul tidak lama setelah UE merilis laporan tebaru, yang berisi kritikan keras terhadap kebijakan anti-narkoba Filipina. Foto/Reuters



MANILA - Presiden Rodrigo Duterte melemparken kecaman keras kepada Uni Eropa (UE). Kecaman Duterte ini muncul tidak lama setelah UE merilis laporan tebaru, yang berisi kritikan keras terhadap kebijakan anti-narkoba Filipina.

Berbicara di Malacañang, Duterte mengatakan bahwa UE lebih baik pergi ke neraka, jika mereka tidak mendengarkan penjelasan utusan khusus Filipina untuk organisasi di Eropa tersebut, Edgardo Angara.

Duterte mengungkapkan bahwa dia telah memberi tahu Angara bagaimana menangani orang-orang Eropa mengenai isu kampanye anti-narkoba yang diterapkan Filipina saat ini.

"Senator Angara, saya menunjuknya sebagai utusan ke UE. Saya telah mencoba untuk menjelaskan kepada dia, saya berkata kepadanya, jika mereka (UE) mendengarkan Anda, Tuan, baiklah, jika tidak, mereka semua bisa masuk neraka," kata Duterte seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (26/10).

Duterte kemudian mengatakan Filipina seharusnya tidak menerima lagi bantuan dari UE, jika bantuan itu disertai dengan sejumlah syarat.

"Untuk semua Serikat Eropa, katakan tidak pada mereka, katakan tidak, kita tidak membutuhkannya, kita bisa bertahan sebagai sebuah negara. Mereka yang kritis terhadap perang obat bius tidak bertanya mengapa tersangka narkoba terbunuh. Tapi mereka hanya melihat berapa banyak orang yang dituduh dibunuh dengan proses di luar hukum. Mereka bahkan tidak repot-repot melihat mengapa mereka dibunuh," ungkapnya.

Sebelumnya diwartakan, dalam sebuah laporan yang dirilis pekan lalu, UE menyatakan pelanggaran HAM seperti pembunuhan di luar hukum, dan iklim impunitas telah ada selama pemerintahan sebelumnya. Pembunuhan dalam perang obat-obatan, serta kemungkinan pengenalan hukuman mati menjadi fokus utama UE dalam laporan itu.

UE kemudian menyatakan bahwa pernyataan, dan tindakan Duterte tampaknya mendorong polisi untuk mengambil pendekatan agresif dalam menangani pengguna narkoba, dan para pengedar narkoba.

Laporan tersebut juga mengulangi sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh delegasi legislator UE yang mengunjungi Filipina pada bulan Juli lalu, yang menyatakan keprihatinannya atas undang-undang yang tertunda di Kongres Filipina, salah satunya adalah mengenai hukuman mati. 




Credit  sindonews.com