Senin, 11 September 2017
Astaga... Dampak Amukan Badai Irma, Pulau di Karibia Jadi Wilayah Tanpa Hukum
Foto: AFP
SAINT MARTIN – Menyusul kerusakan yang disebabkan oleh amukan Badai Irma, pria bersenjata dilaporkan melakukan penjarahan di Saint Martin, Karibia. Saksi mata melaporkan, para penjarah menggunakan golok dan pistol melakukan perampokan di pulau tujuan wisata itu.
Michael Auger, seorang wisatawan di Saint Martin mengatakan, orang-orang mempersenjatai diri mereka dengan golok dan senjata api menyerbu masuk ke hotel dan menganiaya wisatawan. Dia juga mengatakan telah mendengar seorang perempuan yang ditodong di kamar yang terletak di atas kamar hotelnya.
"Ada seorang perempuan yang sedang ditodong berteriak di kamar hotel di atas kami. Kami tidak tahu harus berbuat apa," kata Michael sebagaimana dikutip dari ITV, Senin (11/9/2017).
Michael yang dievakuasi ke Puerto Riko oleh personil militer AS setelah berhasil bertahan dari Badai Irma, mengatakan bahwa orang-orang segera bersatu sesaat setelah badai tersebut lewat. Namun, sehari kemudian kekacauan karena absennya penegak hukum mulai menjadi masalah di wilayah Karibia tersebut.
Badai Irma telah menyebabkan hancurnya keamanan di sejumlah wilayah di Karibia, termasuk Saint Martin dan teritori Belanda di pulau yang sama, Sint Maarten. Selain perampokan terhadap turis-turis di hotel, ada laporan yang menyebutkan militer Belanda tengah mencari sejumlah pelaku dari perampokan bank yang terjadi sesaat setelah badai berlalu.
Lebih dari 1.100 polisi, pejabat militer dan lainnya dikirim ke Saint Martin dan pulau terdekatnya, St Barts, yang hancur akibat terjangan Badai Irma. Sementara di Sint Maarten, korban tewas akibat badai dilaporkan telah bertambah menjadi empat orang pada Minggu.
Credit okezone.com
Peduli Rohingya, Krisis di Myanmar Menjadi Bahasan dalam KTT OKI
Presiden Turki sekaligus Ketua OKI Recep Tayyip Erdogan menegaskan perlunya adanya dorongan untuk penyelesaian konflik di Myanmar. (Foto: Reuters)
ASTANA - Sejumlah kepala negara dalam sambutannya pada Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja sama Islam (KTT OKI) tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Astana, Kazakhstan, menyinggung tentang krisis kemanusiaan di Myanmar.
"Kita peduli pada Myanmar, kami juga akan membuka dialog untuk membahas masalah ini di forum PBB," kata Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev saat membuka KTT OKI tentang Iptek di The Palace of Independence di Astana, Minggu, 10 September.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai Ketua OKI dalam sambutannya juga menyatakan perlu didorong penyelesaian masalah di Myanmar secara bersama-sama antara Pemerintah Myanmar dan Bangladesh.
"Kita berharap otoritas Bangladesh bersedia mencari jalan keluar untuk menolong saudara-saudara muslim kita di Myanmar. Organisasi internasional juga harus melakukan langkah-langkah untuk membantu muslim di sana," ujar Erdogan.
Sebelumnya Pemerintah Indonesia akan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh yang hingga saat ini jumlahnya terus bertambah.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sebelumnya juga sudah bertemu dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan pihak Bangladesh.
Dalam pembicaraan dengan Pemerintah Bangladesh, Menlu Retno menyampaikan bahwa dirinya diutus secara khusus oleh Presiden RI untuk membahas masalah pengungsi itu.
Menlu mengatakan, Bangladesh mengapresiasi dukungan Indonesia untuk penanganan masalah pengungsi.
Dia menilai, hubungan bilateral yang baik antara Myanmar dan Bangladesh merupakan keharusan, karena tanpa itu maka isu terkait pengungsi, pengelolaan perbatasan dan sebagainya tidak akan dapat dilakukan dengan baik.
Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya juga menyatakan Pemerintah Indonesia sudah sejak lama ikut membantu masalah kemanusiaan terkait konflik di Rakhine, Myanmar.
Credit okezone.com
Siapkah kita menghadapi dampak perang nuklir?
Jeff J Mitchel/Getty Images
Pada abad ke-20
ini, kita mendapatkan informasi kampanye, tempat penampungan, sirene dan
kesadaran akan ancaman nuklir secara luas. Apakah hari ini kita
membutuhkan sebuah kebangkitan 'pertahanan sipil'?
Jika terjadi
perang nuklir, pemerintah Inggris setidaknya telah memiliki satu bunker
yang tersembunyi di jantung kota London. Disebut Pindar. Namanya
diambil dari seorang penyair Yunani kuno - tapi rujukannya mengerikan.Dikatakan bahwa pada 335 tahun Sebelum Masehi, Alexander yang Agung menghancurkan kota Thebes dan menyisakan rumah penyair Pindar- yang disisakan terutama berkat sejumlah puisinya, yang memuja leluhur raja Yunani itu.
Implikasinya, tentu saja, bahkan andaikata pun London menjadi rata akibat sebuah perang nuklir, Pindar akan bertahan. Apakah bangunan secara spesifik telah dirancang untuk itu, tidak diketahui.
Hanya beberapa foto saja dari kompleks itu yang pernah dipublikasikan- bahwa foto-foto itu memag diambil di Pindar, dikukuhkan oleh Kementerian Pertahanan berdasarkan yang mengacu pada UU Kebebasan Memperoleh Informasi.
Selain markas besar militer yang sangat aman, Pindar juga menawarkan "keberlanjutan pemerintahan"- sebagai bagian dari rencana negara untuk memastikan bahwa pihak berwenang dapat berkuasa bahkan selama dan setelah bencana ekstrem.
Hak atas foto AFP/Getty Images
Namun kapasitas untuk pemimpin militer dan politisi penting untuk selamat dari bencana merupakan satu hal. Bagaimana dengan publik yang seharusnya mereka lindungi dan wakili? Apakah kita juga siap mengahadapi keadaan bencana nuklir?
Pertanyaan itu yang menyita perhatian Alex Wellerstein pada Institut Teknologi di New Jersey. Dalam hal keberlangsungan pemerintah dia mengatakan,"Saya tidak tertarik pada hal itu… itu merupakan masalah mereka."
Wellerstein baru-baru ini mengumumkan bahwa dia dan rekannya mengambil bagian pada sebuah proyek untuk menghidupkan lagi pertahanan sipil. Yakni metode dan kampanye informasi yang dirancang untuk membantu publik untuk melindungi diri mereka sendiri dalam sebuah peristiwa serangan militer atau bencana alam.
Hak atas foto Alex Wellerstein
Pertahanan sipil lebih banyak didiskusikan selama masa Perang Dingin - ketika momok serangan nuklir membentuk budaya populer dan jadi topik dalam politik. Sekarang ini kita tidak lagi banyak berbicara mengenai jatuhnya bom atau kejadian setelahnya, tetapi hal itu harus diubah, kata Wellerstein.
Lagi pula, masih ada sekitar 15.000 senjata nuklir di dunia pada saat ini, sebagian besar dimiliki oleh Rusia dan Amerika Serikat. Para pemimpin kedua negara baru-baru ini sepakat satu sama lain bahwa hubungan antar kedua negara mereka berada pada titik terendah dan sangat membahayakan.
Meskipun Wellerstein mengakui bahwa perang nuklir atau sebuah ledakan nuklir berskala kecil oleh negara yang nyeleneh atau kelompok teroris sangat tidak mungkin, dia yakin bahwa sangat penting bagi kita untuk berjaga-jaga.
Salah satu dari proyek Wellerstein adalah Nukemap: sebuah versi modifikasi. Google Maps yang menyampaikan efek dasar dari ledakan kepada pengguna - dari senjata nuklir pilihan mereka - di seluruh lokasi manapun di bumi, termasuk kota-kota besar.
Idenya adalah untuk mendorong orang untuk memperlakukan ancaman nuklir dalam istilah yang sudah dikenal, untuk membuatnya tampak lebih nyata. Ini karena banyak yang mencemooh dan menganggap ide pertahanan sipil itu tak ada gunanya - "mereka senang sekali menertawakan hal ini," jelas dia. Dan saat ini Wellerstein merencanakan alat yang lebih canggih.
"Bayangkan Anda dapat menggunakan sebuah headset (realitas virtual)," kata dia. "Anda menatap langit Manhattan dan trlihat sebuah senjata nuklir melesat. Bayangkan Anda melihat awan jamur membumbung di depan Anda."
"Apakah itu membuatnya lebih terasa nyata?"
Hak atas foto Chung Sung-Jun/Getty Images
Proyek terbarunya akan mempertimbangkan segala jenis bahan untuk kegunaan yang sama, kata dia. Sebagai contoh, dia yakin tentang ide novel grafis yang diarahkan untuk menyampaikan pengetahuan mengenai apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan peluang untuk menyintas setelah serangan nuklir.
Sarannya sesederhana seperti bertahan di dalam rumah dan bukan berupaya menuju lokasi yang terdampak. Hal ini karena jalanan dalam situasi krisis seringkali macet - ini sering terjadi menyusul peringatan terjadinya badai, misalnya. Dan ketika sebuah bom nuklir meledak, itu akan menyedot banyak debu dan puing-puing dan mengontaminasinya sebelum "berhamburan" di atas lahan sekitarnya.
"Di dalam sebuah bangunan, daya lindung meningkat secara dramatis," jelas Wellerstein. "Anda dapat bertahan di sana selama beberapa jam dan risiko terkena radiasi turun secara dramatis."
Seiring berlanjutnya demonstrasi oleh Korea Utara dalam meningkatkan kemampuannya untuk meluncurkan rudal nuklir yang dapat menjangkau AS dan ketegangan yang meningkat antara pemimpin kedua negara, sejumlah komunitas dalam jangkauan rudal itu mulai melakukan persiapan lebih serius. Di Jepang, sebuah desa memulai latihan serangan nuklir.
Hawaii memperbaharui pedoman untuk warganya mengenai apa yang harus dilakukan dalam sebuah peristiwa ledakan nuklir, seperti juga dilakukan sejumlah otoritas lokal di wilayah pesisir barat AS. Salah satu dari wilayah AS yang diancam oleh Korea Utara, Guam, juga baru saja menerbitkan instruksi mengenai bagaimana melindungi dari radiasi (Baca "Pedoman Armageddon"). Sementara itu, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS juga baru mendesain ulang situsnya yang disebut Ready.gov, yang antara lain membahas tentang ledakan nuklir
Di negara lain, pentingnya pertahanan sipil tidak menjadi agenda dalam beberapa tahun terakhir. Pada 1980, di Inggris telah dikembangkan serangkaian kebijakan persiapan pertahanan sipil, di antaranya - pengendali regional yang berada di seluruh pelosok- yang bisa membantu memastikan keberlanjutan pemerintah. Lainnya, seperti sirene serangan udara dan kampanye informasi, ditujukan khusus bagi masyarakat umum.
Sirene, misalnya, dipasang di ribuan lokasi, bisa digunakan untuk memperingatkan tentang akan datangnya suatu serangan rudal atau untuk mengabarkan bahwa situasi aman ketika tingkat radiasi sudah dinetralkan.
Apakah infrastruktur Perang Dingin benar-benar berguna jika perang nuklir habis-habisan terjadi? Syukurlah, itu tak pernah harus diuji dalam skenario yang nyata.
"Masalah dengan isu ini adalah suatu tingkat darurat bisa sangat berbeda dengan tipe darurat lainnya," kata Patricia Lewis, direktur departemen keamanan internasional pada institut kebijakan Chatham House. "Sangat berbeda-beda."
Di masa lalu, pertahanan sipil di Inggris tidak mendpat dana yang cukup, terbatas jangkauannya dan terlambat dalam mengenali ancaman yang sangat nyata, kata sejarawan dari Universitas Essex Matthew Grant. Ia menuliskan topik ini dalam bukunya, After the Bomb: Civil Defence and Nuclear War in Britain, 1945-68.
Dan seperti dijelaskan Jennifer Cole pada Royal United Services Institute (RUSI), perang nuklir tidak lagi ada tercantum dalam "Daftar Risiko Nasional" - meskipun kemungkinan sebuah bom nuklir diledakkan oleh sebuah kelompok teroris memang "rendah tetapi tidak boleh diabaikan".
"Sebuah serangan nuklir sudah bukan lagi sebuah skenario terburuk yang bisa terjadi," kata dia.
Hak atas foto AFP/Nikolay Doychinov
Koleganya di RUSI, Tom Plant, juga menyebut bahwa kapal selam Inggris - dilengkapi dengan hulu ledak nuklir - saat ini dalam keadaan siaga untuk menerima "pemberitahuan untuk menembak" dlam beberapa hari. Pada puncak Perang Dingin, rudal dapat diluncurkan dalam tempo 15 menit.
"Kita tidak berada dalam situasi seperti Perang Dingin saat kita mengandaikan adanya ancaman dalam tingkat yang tinggi," kata dia.
Tanpa ancaman yang berlebihan, sebagian besar perencanaan dan kesiapsiagaan yang disusun oleh pemerintah-pemerintah abad 20 telah mereda atau dicantumkan sebagai bagian dari rencana manajemen krisis lainnya. Skema untuk menghadapi banjir yang parah, serangan teroris atau peristiwa lain yang mungkin menyebabkan banyak orang mengungsi tampaknya merujuk pada perencanaan yang disusun terkait Perang Dingin di masa lalu, kata Cole.
Apa yang masih ada hari ini? Di Inggris, peraturan kuncinya adalah Regulasi (Kesiapan Darurat dan Informasi Publik) akan radiasi - atau 'Reppir.'
Ambil contoh, Portsmouth dan Southampton. Kedua kota di Inggris itu merupakan tempat di mana kapal selam bertenaga nuklir dapat berlabuh. Dengan demikian, dewan kota telah memiliki rencana darurat yang terinci berdasarkan Reppir sebagai pedoman jika terjadi kecelakaan yang menyebabkan radioaktivitas tersebar di kawasan itu. Pedoman itu mencantumkan beberapa kali, bahwa reaktor itu sendiri tidak dapat menyebabkan terjadinya ledakan nuklir.
Hak atas foto Chung Sung-Jun/Getty Images
Pangkalan Angkatan Laut di Portsmouth bahkan memiliki sirene udara tua yang rutin diuji coba, jika dibutuhkan andai terjadi kecelakaan. Di tempat lain di Inggris juga ada sistem sirene untuk memperingatkan bahaya kimia dari pabrik, misalnya.
Pertanyaan tentang berapa jauh yang bisa dilakukan untuk mengurangi aibat suatu bom nuklir masih terlontar.
Tentu saja, ada banyak tempat di dunia yang masih memiliki tempat pengungsian untuk bencana nuklir, misalnya di New York. Tetapi di sana sejumlah tempat telah berubah fungsi menjadi fasilitas lain yang membuatnya kurang cocok sebagai lokasi perlindungan jika ada senjata nuklir meledak sekitar mereka.
Komite Internasional Palang Merah ICRC secara teratur membahas langkah yang dapat dilakukan terhadap sejumlah negara untuk menghadapi berbagai jenis bencana- termasuk ledakan senjata nuklir.
"Jika kita membahas lokasi yang terdampak dalam beberapa menit setelahnya," jelas Johnny Nehme, kepala unit kontaminasi senjata,"hampir tak ada yang dapat dilakukan."
"Satu-satunya bantuan kemanusiaan yang dapat saya bayangkan adalah beberapa pekan kemudian."
Hak atas foto AFP/Getty Images
Dia juga menekankan bahwa dalam situasi perang, sangat memungkinkan bahwa perbatasan akan ditutup dan penerbangan ditiadakan, benar-benar membatasi kemampuan organisasi kemanusiaan untuk membantu para penyintas.
Kehancuran akibat ledakan nuklir di sebuah kota modern- dan terbatasnya kemampuan lembaga kemanusiaan, layanan darurat dan pemerintah untuk membantu - membuat skenario terburuk ini membangkitkan keputus-asaan. Tetapi bagi Alex Wellerstein, dan pendukung pertahanan sipil lainnya, sebenarnya ada setitik harapan: sebuah kemungkinan bagi penduduk untuk meningkatkan peluang untuk selamat jika mereka benar-benar lebih memiliki ksiapan dan mendapat informasi yang lengkap.
Hal itu bukan yang sesuatu yang benar-benar ingin dipikirkan oleh setiap orang. Tetapi jika yang sesuatu yang tak terbayangkan terjadi, mungkin memikirkannya - bahkan kendati hanya selewatan saja - akan memberikan pada kita peluang terbaik.
Credit bbc.com
Bom monster yang begitu raksasa hingga tak bisa digunakan
Pada tahun 1961, Uni Soviet melakukan uji ledak bom nuklir yang sedemikianbesar sehingga akan terlalu dahsyat untuk benar-benar digunakan andai terjadi perang.
Pada pagi hari, tanggal 30 Oktober 1961, sebuah pesawat pembom Soviet Tu-95 lepas landas dari pangkalan udara Olenya di Semenanjung Kola di ujung utara Rusia.
Tu-95 adalah versi modifikasi khusus dari jenis pesawat yang mulai dioperasikan beberapa tahun sebelumnya. Pesawat itu merupakan sebuah monster raksasa bermesin empat yang dirancang membawa bom nuklir Rusia.
Pada dasawarsa terakhir itu Uni Soviet mengambil langkah besar dalam penelitian nuklir. Perang Dunia Kedua menempatkan AS dan Uni Soviet di kubu yang sama, namun periode pasca perang hubungan kedua negara adidaya tersebut dingin dan kemudian membeku.
Soviet, yang dihadapkan pada persaingan melawan negara adidaya nuklir satu-satunya di dunia, hanya punya satu pilihan: mengejar ketinggalan persenjataan. Dengan cepat.
Pada tanggal 29 Agustus 1949, berdasarkan hasil penyusupan inteljen, Soviet menguji perangkat nuklir pertama mereka - yang di Barat dikenal sebagai 'Joe-1'- di sebuah stepa terpencil yang sekarang merupakan bagian dari Kazakhstan.
Tahun-tahun berikutnya, program uji ledak mereka melonjak besar-besaran. Soviet melakukan lebih dari 80 uji coba ledakan. Pada tahun 1958 saja, Soviet sudah menguji-ledak 36 bom nuklir.
Tapi seluruh uji ledak itu tak ada yang bisa dibandingkan dengan yang satu ini.
Pesawat Tupolev Tu-95 ini membawa sebuah bom yang begitu besarnya, sehingga terlalu besar untuk dimuat di dalam pesawat, sehingga pesawat pengangkutnya TU-95 yang sudah berukuran raksasa itu pun harus dimodifikasi lagi.
Bom itu berukuran panjang 8 meter, diameter hampir 2,6 meter, serta berat lebih dari 27 ton. Bentuk fisiknya sangat mirip dengan bom 'Little Boy' dan 'Fat Man' yang telah menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Bom raksasa ini dikenal oleh serangkaian istilah teknisnya, Proyek 27000, Kode Produk 202, RDS-220, dan Kuzinka Mat (Ibu Kuzka).
Sekarang bom itu lebih dikenal sebagai Tsar Bomba - bom 'Tsar.'
Sovfoto/UIG via Getty Images
Tsar Bomba bukanlah bom nuklir biasa. Ini hasil usaha gila-gilaan para ilmuwan Uni Soviet untuk menciptakan senjata nuklir paling kuat, yang didorong oleh tekad Perdana Menteri Nikita Khruschchev untuk membuat dunia gemetar oleh kekuatan teknologi Soviet.
Bom ini lebih dari sekedar benda logam raksasa yang terlalu besar untuk muat bahkan di dalam pesawat terbesar. Bom ini adalah penghancur kota, senjata yang digunakan sebagai pilihan terakhir alias senjata pamungkas.
Tupolev, yang dicat putih terang untuk mengurangi efek kilatan cahaya bom, tiba di titik sasarannya,Novya Zemlya, sebuah kepulauan yang penduduknya jarang di Laut Barents, wilayah tepi utara Uni Soviet yang membeku.
Pilot Tupolev, Mayor Andrei Durnovtsev, menerbangkan pesawat tersebut ke Teluk Mityushikha, sebuah tempat uji coba Soviet, dengan ketinggian sekitar 10km. Pembom Tu-16 yang lebih kecil dan dimodifikasi khusus, terbang di sampingnya, siap untuk memfilmkan ledakan yang terjadi dan memantau sampel udara saat terbang menjauh dari zona ledakan.
Agar dua pesawat tersebut bisa selamat dari dampak ledakan -dan ini pun menurut hitung-hitungan, peluang selamatnya tidak lebih dari 50% - Tsar Bomba dijatuhkan dengan parasut raksasa yang beratnya hampir satu ton. Bom itu akan perlahan melayang hingga ketinggian yang telah ditentukan - 3.940 m - baru kemudian meledak. Pada saat itu, kedua pembom sudah akan berada hampir 50km jauhnya. Ini diandaikan cukup jauh bagi mereka untuk selamat tak terkena dampak ledakan.
Tsar Bomba diledakkan pada pukul 11:32 waktu Moskow. Dalam sekejap, bom tersebut menciptakan bola api setinggi 8km. Bola api bergulung ke atas akibat kekuatan gelombang kejutnya sendiri. Kilatan cahaya bisa terlihat dari jarak 1.000km.
Awan jamur bom itu melambung hingga ketinggian 64km, dengan ujung atasnya melebar terentang sampai hampir 100km dari ujung ke ujung. Pastilah itu -dari jarak yang sangat jauh, barangkali- pemandangan yang menakjubkan.
Dampaknya terhadap Novaya Zemlya, sangat dahsyat. Di desa Severny, sekitar 55km dari Ground Zero, semua rumah hancur total (ibaratnya seperti Kemayoran di Jakarta yang hancur akibat bom yang jatuh di Kebun Raya Bogor).
Di berbagai wilayah Soviet yang jauhnya ratusan kilometer dari zona ledakan, dilaporkan terjadinya kerusakan berbagai jenis: rumah ambruk, atap jatuh, kerusakan pintu, jendela pecah. Komunikasi radio terganggu lebih dari satu jam.
Getty Images
Tupolev yang dipiloti Durovtsev sangat beruntung bisa selamat. Gelombang ledakan dari Tsar Bomba sempat menyebabkan pembom raksasa itu jatuh anjlok lebih dari 1.000m ke bawah sebelum pilot bisa mengendalikannya lagi.
Seorang juru kamera Soviet yang menyaksikan peledakan tersebut berkisah:
"Awan di bawah pesawat dan di kejauhan tampak sinar terang akibat pijar cahaya begitu dahsyat. Lautan cahaya menyebar di bawah dan awan yang rata mulai bersinar dan menjadi transparan. Pada saat itu, pesawat kami menerabas dari antara dua lapisan awan dan di bawah sana, sebuah bola raksasa oranye terang menyeruak. Bola itu kuat dan arogan bak Jupiter."
"Perlahan dan dalam sunyi ia merambat ke atas ... Setelah menembus lapisan awan tebal, bola terang itu terus berkembang. Seakan mengisap seluruh bumi ke dalamnya. Tontonan itu sungguh fantastis, susah dipercaya, ajaib."
Tsar Bomba membuncahkan energi yang hampir tidak dapat dipercaya - sekarang diyakini secara luas besarnya 57 megaton, atau 57 juta ton TNT. Itu lebih dari 1.500 kali bom Hiroshima dan Nagasaki digabungkan, dan 10 kali lebih kuat daripada semua amunisi yang dikerahkan selama Perang Dunia Kedua. Sensor mencatat gelombang ledakan bom itu mengorbit Bumi tidak sekali saja , tidak dua kali, tapi tiga kali.
STRINGER/AFP/Getty Images
Ledakan sedahsyat itu tidak mungkin bisa dirahasiakan. AS memiliki pesat mata-mata yang berjarak hanya beberapa puluh kilometer saja dari ledakan tersebut. Pesawat itu membawa perangkat optik khusus yang disebut bhangmeter yang berguna untuk mengukur jangkauan ledakan nuklir dari jauh. Data dari pesawat dengan kode Speedlight itu digunakan oleh Panel Evaluasi Persenjataan Asing untuk menghitung hasil uji misterius ini.
Kecaman internasional segera menyusul, tidak hanya dari AS dan Inggris, tapi dari beberapa negara di Skandinavia seperti Swedia. Satu-satunya hal yang bisa disukuri dari awan jamur ini adalah, karena bola api itu tidak sampai bersentuhan dengan Bumi, maka radiasi yang diakibatkannya, secara mengejutkan, sangat rendah.
Padahal uji ledak itu bisa saja menghasilkan dampak sangat berbeda. Terkait perubahan dalam desainnya untuk mengendalikan sebagian daya yang bisa dilepaskannya, ledakan Tsar Bomba seharusnya dua kali lebih kuat.
Salah satu arsitek perangkat tangguh ini adalah seorang fisikawan Soviet bernama Andrei Sakharov - pria yang kemudian terkenal di dunia karena usahanya untuk membuat dunia terbebas dari senjata yang dia ikut ciptakan. Dia adalah veteran program bom atom Soviet sejak awal, dan bagian dari tim yang telah membangun sejumlah bom atom paling awal di Uni Soviet.
Sakharov mulai mengerjakan perangkat fisi-fusi-fisi berlapis, suatu bom yang akan menciptakan energi lanjutan dari proses nuklir di intinya. Proses ini melibatkan pengemasan deuterium - isotop hidrogen yang stabil - dengan lapisan uranium yang tidak diperkaya.
Uranium akan menangkap neutron dari deuterium yang menyala dan akan bereaksi dengan sendirinya. Sakharov menyebutnya sloika, atau kue lapis. Terobosan ini memungkinkan Uni Soviet untuk membangun bom hidrogen pertamanya, persenjataan yang jauh lebih kuat daripada bom atom yang baru diproduksi beberapa tahun sebelumnya.
Sarembo/ullstein via Getty Images
Sakharov mendapat perintah dari Khrushchev untuk menciptakan sebuah bom yang lebih kuat dari yang pernah diuji saat itu.
Uni Soviet perlu menunjukkan bahwa mereka bisa unggul di depan AS dalam lombasenjata nuklir, kata Philip Coyle, mantan kepala pengujian senjata nuklir AS di bawah Presiden Bill Clinton, yang menghabiskan 30 tahun membantu merancang dan menguji senjata atom.
"AS saat itu sangat jauh di depan karena program yang telah dilakukan sebelumnya untuk mempersiapkan bom untuk Hiroshima dan Nagasaki. Dan melakukan sejumlah besar tes di atmosfer sebelum orang-orang Rusia melakukan uji coba pertamanya.
"Kami sudah berada di depan dan Soviet mencoba melakukan sesuatu untuk mengatakan kepada bahwa mereka harus diperhitungkan. Tsar Bomba terutama dirancang untuk menyebabkan dunia duduk dan memperhatikan Uni Soviet sebagai negara dalam posisi setara dengan AS," kata Coyle.
Desain aslinya - sebuah bom tiga lapis, dengan lapisan uranium yang memisahkan setiap tingkat -bisa menghasilkan 100 megaton energi- 3.000 kali ukuran bom Hiroshima dan Nagasaki. Soviet telah menguji perangkat besar mereka di atmosfer, setara dengan beberapa megaton, tapi yang ini jelas jauh lebih besar. Beberapa ilmuwan mulai cemas, bahwa bom itu terlalu besar.
Dengan kekuatan yang begitu besar, tidak akan ada jaminan bahwa bom raksasa itu tidak menyapu bagian utara Uni Soviet dengan awan radioaktif raksasa.
ITAR-TASS / Roman Yarovitsin via Gettys Images
Itulah kecemasan khusus Sakharov, kata Frank von Hippel, seorang fisikawan di Universitas Princeton.
"Dia benar-benar khawatir dengan jumlah radioaktivitas yang akan diciptakan bom itu," katanya, "dan efek genetik yang mungkin terjadi pada generasi mendatang.
"Itu adalah awal perjalanannya dari seorang perancang bom untuk menjadi pembangkang."
Sebelum bom itu siap untuk diuji, lapisan uranium yang akan mendorong bom mencapai hasil raksasanya digantikan dengan lapisan timbal, yang mengurangi intensitas reaksi nuklir.
Soviet telah membangun senjata yang begitu kuat sehingga mereka tidak mau mengujinya dalam kapasitas penuh. Dan itu hanyalah satu dari berbagai masalah terkait perangkat yang menghancur-leburkan ini.
AFP/Getty Images
Pesawat pembom Tu-95 yang dibuat untuk membawa senjata nuklir Uni Soviet dirancang untuk membawa senjata yang jauh lebih ringan. Tsar Bomba ternyata begitu besar sehingga tidak bisa diletakkan pada suatu rudal, dan begitu berat sehingga pesawat yang dirancang untuk membawanya aan kehabisan bahan bakar sebelum sampai ke sasaran. Dan, jika bom itu kekuatannya seperti yang diniakan, pesawat pasti memang hanya akan melakukan misi sekali jalan.
Bahkan terkait senjata nuklir itu sendiri, bisa jadi ada sesuatu yang disebut terlalu hebat, kata Coyle, yang sekarang menjadi anggota Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi, sebuah kelompok pemikir yang berbasis di Washington DC. "Sulit untuk menemukan manfaat dari sesuatu yang diarahkan untuk meluluh-lantakan kota-kota yang sangat besar," katanya. "(Bom semacam itu) akan terlalu besar saja untuk digunakan."
Von Hippel setuju. Menurutnya bom nuklir raksasa yang dijatuhkan bebas sudah tak cocok juga. (Teknologi) bergerak dalam arah yang berbeda - yakni meningkatkan akurasi rudal dan penggunaan multi hulu ledak."
Tsar Bomba membawa dampak lain. Itulah yang dikhawatirkan selama pengujian - yang hanya 20% dari ukuran gabungan setiap uji atmosfir sebelumnya kata von Hippel - bahwa hal itu mempercepat akhir pengujian atmosfer pada tahun 1963.
Von Hippel mengatakan bahwa Sakharov sangat khawatir dengan jumlah karbon radioaktif 14 yang dipancarkan ke atmosfer - isotop dengan yang masa paruh hidupnya sangat lama. "Ini antara lain diredam oleh semua karbon bahan bakar fosil di atmosfer yang melemahkannya," katanya.
Sakharov khawatir bahwa bom yang lebih besar dari yang diuji tidak akan dipentalkan oleh gelombang ledakannya sendiri - seperti terjadi pada Tsar Bomba - dan akan menyebabkan dampak global, menyebarkan debu beracun di seluruh planet ini.
Alexander Tjagny -Rjadno via Getty Images
Sakharov menjadi pendukung kuat Larangan Uji-ledak Tertentu pada 1963, dan seorang yang lantang mengecam proliferasi nuklir dan, pada akhir 1960-an, mengecam sistem pertahanan anti-rudal yang dia cemaskan akan memacu perlombaan senjata nuklir lain lagi. Dia menjadi semakin dikucilkan oleh negaranya.
Menjadi seorang pembangkang melawan penindasan negara yang pada tahun 1975 dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian, dan dijukuki sebagai "nurani umat manusia," kata Von Hippel.
Tampaknya dalam hal ini Tsar Bomba, memberikan dampak yang sangat berbeda.
Credit bbc.com
Mengerikan, Ditemukan Lagi 'Lubang Hitam' di Bima Sakti
Photo : Durham University
CB – Para ilmuwan menemukan lubang hitam (black hole) berukuran sedang, atau 100 ribu kali lebih besar daripada Matahari, yang bersembunyi di Galaksi Bima Sakti.
Para astronom di Jepang mengumpulkan data yang mendukung keberadaan lubang hitam tersebut.
Mereka menjelajahi awan gas molekuler yang terletak di dekat pusat Bima Sakti, di mana gas tersebut bergerak dengan kecepatan yang sangat berbeda.
Menurut laman Time, Jumat 8 September 2017, saat mempelajari awan tersebut, mereka melihat segumpal gas yang tampaknya bergerak menuju pusat awan.
Akan tetapi, gumpalan tersebut hanya membentuk kumparan di sekitar pusat awan karena adanya kekuatan gravitasi masif.
Dalam sebuah laporan di Nature Astronomy yang diterbitkan pada Senin lalu, para ilmuwan mengatakan lubang hitam tidak memancarkan cahaya sendiri.
Dengan demikian, untuk menemukannya mereka kerap mencari bukti bahwa ada gangguan gravitasi di dekatnya.
Selain itu, dekat kumpulan gas tersebut ada sumber gelombang radio yang menyerupai Sagitarius A, lubang hitam raksasa di pusat Bima Sakti. Kesamaan ini mengindikasikan adanya lubang hitam berukuran sedang.
Meski para ilmuwan memiliki data yang mendukung keberadaan lubang hitam supermasif dan kecil, tapi mereka tidak memiliki bukti mengenai lubang hitam berukuran sedang.
Seperti diketahui, lubang hitam bisa terbentuk setelah bekas inti dari galaksi lain diserap oleh Bima Sakti. Jika penemuan ini terkonfirmasi kebenarannya, maka bisa dikatakan galaksi di Tata Surya tumbuh dengan 'saling memakan' mereka sendiri.
Credit viva.co.id
Mengenal Kekuatan dan Teknologi Rudal Korea Utara
Photo : KCNA/via REUTERS
CB – Korea Utara telah mengembangkan rudal selama beberapa dekade terakhir. Rudal ini kebanyakan berasal dari roket artileri rancangan Perang Dunia II. Rencananya, senjata berbahaya tersebut digunakan untuk menguji serangan jarak jauh ke Negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
Dikutip dari BBC, Jumat 8 September 2017, upaya terbaru Korea Utara difokuskan untuk membangun rudal jarak jauh yang berpotensi mencapai daratan AS. Pada 4 Juli 2017, Pyongyang mengatakan telah sukses menguji coba pertama dari sebuah rudal balistik antar benua Intercontinental Ballistic Missile atau ICBM, Hwangsong-14. Korea Utara menyampaikan, rudal ini bisa menghantam bagian manapun di dunia.
Namun, militer AS menggambarkannya hanya sebagai rudal jarak menengah dan sejumlah pakar pun mengatakan, rudal itu hanya dapat mencapai wilayah Alaska saja.
Korea Utara tak berhenti. Pada 28 Juli 2017, negeri yang dipimpin Kom Jong-il itu melakukan uji ICBM kedua dan terakhir, dengan rudal yang bisa mencapai ketinggian sekitar 3.000 kilometer dan mendarat di laut lepas Jepang. Pyongyang juga menampilkan dua jenis ICBM, yang dikenal sebagai KN-08 dan KN-14, pada parade militer sejak 2012. Dibawa dan diluncurkan dari belakang truk yang dimodifikasi, KN-08 tiga tingkat (three-stage) diyakini memiliki jangkauan sekitar 11.500 kilometer.
Sedangkan KN-14 nampaknya merupakan rudal dua tahap (two-stage), dengan jarak tempuh sekitar 10.000 kilometer. Akan tetapi sejauh ini rudal ini belum ada yang diuji dan hubungannya dengan rudal Hwasong-14 tidak jelas.
Mengapa ICBM?
Rudal balistik antar benua dipandang sebagai 'kata terakhir' yang menggambarkan kekuatan super dari sebuah negara. Seluruh tipe ICBM dirancang sama, yaitu roket multi-tingkatan (multi-stage) yang didukung oleh bahan bakar padat atau cair, dan membawa muatan senjata mereka keluar dari atmosfer Bumi ke luar angkasa.
Muatan senjata itu, yang biasanya terdiri dari bom termonuklir, kemudian masuk kembali ke atmosfer dan langsung meledak. Entah itu di langit atau langsung di atas sasarannya. Beberapa ICBM memiliki Multiple Independently Reentry Vehicle yang ditargetkan (MIRV).
Ini adalah muatan rudal balistik berisi beberapa hulu ledak, masing-masing mampu menghantamkan diri ke salah satu dari kelompok target. Mirv memiliki banyak hulu ledak dan perangkap yang memungkinkannya menyerang beberapa target dan membingungkan sistem pertahanan rudal.
Program rudal Korut
Program rudal Korea Utara dimulai dengan Scud, serangkaian rudal balistik taktis yang dikembangkan oleh Uni Soviet selama Perang Dingin. Pengembangan pertama rudal Korut diduga pertamanya dilaporkan datang melalui Mesir pada 1976. Lalu, pada 1984, Korea Utara mulai membangun rudal versinya sendiri yang disebut Hwasong. Rudal ini diperkirakan memiliki jangkauan maksimum sekitar 1.000 kilometer dan membawa hulu ledak konvensional, kimia dan mungkin biologis.
Setelah Hwasong, kemudian lahirlah Nodong yang merupakan perpaduan dari Hwasong dan Scud. Jarak tempuhnya pun mencapai 1.300 kilometer. Dalam analisis pada April 2016, lembaga riset berbasis di Inggris, International Institute for Strategic Studies mengatakan, rudal tersebut adalah sistem yang terbukti dapat menyerang seluruh Korea Selatan dan sebagian besar Jepang.
Setelah Nodong, hadir lagi rudal yang lebih mumpuni bernama Musudan, yang baru-baru ini diuji pada 2016. Beberapa pihak memperkirakan jarak tempuh rudal ini. Intelijen Israel memprediksi Musudan bisa terbang sejauh 2.500 kilometer, Sedangkan Badan Pertahanan Rudal AS menyatakan Musudan bisa mencapai sekitar 3.200 kilometer, dan sumber lain menyebut mencapai 4.000 kilometer.
Perkembangan lain terjadi pada Agustus 2016, ketika Korea Utara mengumumkan mereka telah menguji rudal balistik berbasis darat ke darat, sebuah rudal balistik jarak menegah ke jarak jauh yang disebut Pukguksong. Rudal ini memiliki jarak tempuh sejauh 1.000 kilometer.
Credit viva.co.id
Pemulihan Konektivitas Satelit Telkom 1 Selesai 100 Persen
ilustrasi: Upaya pemulihan layananan
konektivitas pelanggan satelit Telkom 1 akhirnya tuntas 100 persen. Hal
ini dikonfirmasi oleh PT Telkom Indonesia Tbk (persero).
(WikiImages/Pixabay)
Jakarta, CB --
Upaya pemulihan layanan konektivitas pelanggan satelit Telkom 1
akhirnya tuntas 100 persen. Hal ini dikonfirmasi oleh PT Telkom
Indonesia Tbk (persero).
Dikutip dari Antara, Mereka juga mengungkapkan bahwa pemulihan ini sesuai dengan target pada Minggu (10/9).
"Kami yakin, sampai nanti pukul 00.00 WIB bisa selesai 100 persen," ujar Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dalam konferensi pers di Crisis Center Telkom, Minggu (10/9).
Alex mengungkapkan bahwa sistem pemulihan satelit ini berhasil selesai sesuai target karena bantuan berbagai pihak. PIhak yang dimaksud Alex antara lain Kementerian BUMN, Kemkominfo, Bank Indonesia, OJK, YLKI, TNI, dan semua warga Indonesia.
"Secara khusus kami menyampaikan apresiasi kepada 2.195 petugas Telkom yang selalu siaga dan bekerja keras selama 7x24 jam," katanya.
Untuk layanan ATM sendiri Alex mengungkapkan 1.151 ATM sudah normal hari ini. Dia juga menyatakan bahwa ATM BTN sudah pulih sepenuhnya.
Dari total 15.019 sites layanan pelanggan, terdapat sebanyak 11.574 sites layanan ATM dan 3.445 layanan Non ATM.
Untuk mempercepat recovery sejumlah sites yang mengalami kendala saat proses repointing antena, Telkom menggunakan jaringan fiber optik sebanyak 5 persen dan menggunakan jaringan selule (machine to machine/M2M) sebanyak 14 persen.
"Repointing bukan masalah menggeser arah VSAT sesuai transponder yang digunakan tetapi lebih pada faktor non teknisi seperti kondisi cuaca dan wilayah yang sulit dijangkau," ucap Alex.
Ia menggambarkan, repointing sebenarnya bisa dilakukan paling lama 2-3 jam, hanya saja banyak daerah yang sulit dijangkau dan mencapai 2-3 hari, salah satunya adalah di Masalembo, Pulau Pani dan Pulau Beras.
Meski pemulihan sudah selesai 100 persen, namun Alex memastikan akan melanjutkan fungsi Crisis Center Nasional yaitu untuk memonitor layanan untuk memastikan kestabilan dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Selain itu, dia juga akan mengembalikan solusi sementara ke solusi permanen, selambatnya dalam waktu dua bulan dan memproses pengaman slot orbit 108 derajat BT ke International Telecommunication Union (ITU) bersama Kemkominfo.
Dikutip dari Antara, Mereka juga mengungkapkan bahwa pemulihan ini sesuai dengan target pada Minggu (10/9).
"Kami yakin, sampai nanti pukul 00.00 WIB bisa selesai 100 persen," ujar Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dalam konferensi pers di Crisis Center Telkom, Minggu (10/9).
Alex mengungkapkan bahwa sistem pemulihan satelit ini berhasil selesai sesuai target karena bantuan berbagai pihak. PIhak yang dimaksud Alex antara lain Kementerian BUMN, Kemkominfo, Bank Indonesia, OJK, YLKI, TNI, dan semua warga Indonesia.
"Secara khusus kami menyampaikan apresiasi kepada 2.195 petugas Telkom yang selalu siaga dan bekerja keras selama 7x24 jam," katanya.
Untuk layanan ATM sendiri Alex mengungkapkan 1.151 ATM sudah normal hari ini. Dia juga menyatakan bahwa ATM BTN sudah pulih sepenuhnya.
Dari total 15.019 sites layanan pelanggan, terdapat sebanyak 11.574 sites layanan ATM dan 3.445 layanan Non ATM.
Untuk mempercepat recovery sejumlah sites yang mengalami kendala saat proses repointing antena, Telkom menggunakan jaringan fiber optik sebanyak 5 persen dan menggunakan jaringan selule (machine to machine/M2M) sebanyak 14 persen.
"Repointing bukan masalah menggeser arah VSAT sesuai transponder yang digunakan tetapi lebih pada faktor non teknisi seperti kondisi cuaca dan wilayah yang sulit dijangkau," ucap Alex.
Ia menggambarkan, repointing sebenarnya bisa dilakukan paling lama 2-3 jam, hanya saja banyak daerah yang sulit dijangkau dan mencapai 2-3 hari, salah satunya adalah di Masalembo, Pulau Pani dan Pulau Beras.
Meski pemulihan sudah selesai 100 persen, namun Alex memastikan akan melanjutkan fungsi Crisis Center Nasional yaitu untuk memonitor layanan untuk memastikan kestabilan dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Selain itu, dia juga akan mengembalikan solusi sementara ke solusi permanen, selambatnya dalam waktu dua bulan dan memproses pengaman slot orbit 108 derajat BT ke International Telecommunication Union (ITU) bersama Kemkominfo.
Credit cnnindonesia.com
SpaceX Luncurkan Drone Antariksa Rahasia Pentagon X-37B
CB, Florida - Pada hari Kamis pagi, 7 September 2017, SpaceX berhasil meluncurkan drone antariksa rahasia X-37B dari Cape Canaveral di Florida, sebagaimana dilaporkan LA Times.
Misi ini dijadwalkan berlangsung 270 hari, namun Angkatan Udara menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa durasi sebenarnya bergantung pada tujuan pengujian, kinerja drone di orbit dan kondisi pada fasilitas pendaratan.
Dengan kata lain, tidak ada yang tahu berapa lama drone itu akan melakukan tugasnya. Juga tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan pesawat ruang angkasa ini.
Di darat, X-37B terlihat mungil, tidak jauh lebih tinggi dari pada orang. Lebar sayapnya berukuran kurang dari 15 kaki (4,5 meter), dan beratnya hanya 11.000 pound (5 ton). Tapi selama enam penerbangan, pesawat ini terbukti menjadi pesawat ruang angkasa kecil yang kokoh, menghabiskan hampir enam tahun menyelidik lingkungan yang keras di antariksa.
Pada sebuah catatan, Angkatan Udara AS mengatakan bahwa tujuan utama X-37B ada dua: "teknologi pesawat antariksa yang dapat digunakan kembali untuk masa depan Amerika di antariksa dan menjalankan eksperimen yang dapat dibawa kembali dan diuji di Bumi."
Pada penerbangan kali ini, Angkatan Udara hanya mengatakan bahwa misinya adalah untuk membawa satelit kecil. "Menunjukkan peluang lebih besar untuk akses antariksa cepat dan pengujian orbit terhadap teknologi antariksa yang sedang berlangsung," ujar Angkatan Udara Amerika. Lembaga ini juga mengatakan akan menguji elektronika eksperimental di lingkungan tanpa bobot.
Tetapi pada saat antariksa menjadi lingkungan yang diperebutkan, memiliki pesawat antariksa yang mengorbit dengan potensi untuk tetap waspada terhadap cuaca, musuh atau satelit, sambil menguji teknologi baru, bisa sangat bermanfaat.
Misi drone antariksa ini juga penting karena menandai SpaceX untuk pertama kali dipilih melakukan peluncuran untuk Angkatan Udara.
Credit TEMPO.CO
Rusia Berang Monumen Tentara Merah Dibongkar Polandia
WARSAWA
- Rusia menyatakan kemarahannya setelah Polandia meratakan monumen
Tentara Merah yang berjuang membebaskan negara itu dari Nazi Jerman.
Rusia mengatakan tindakan tersebut merupakan tindakan vandalisme yang
melanggar kesepakatan bilateral kedua negara.
Butuh waktu kurang dari 20 menit bagi pihak berwenang Polandia untuk meruntuhkan monumen tersebut, yang dibangun oleh Tentara Merah pada tahun 1945 di kota Trzcianka di Polandia. Monumen itu dibangun untuk mengenang 56 tentara Soviet yang menyerahkan hidup mereka di medan perang.
"Kami menganggap insiden yang memalukan ini sebagai ilustrasi dan konsekuensi langsung dari kebijakan anti-Rusia pemerintah Polandia antara lain di bidang peringatan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (10/9/2017).
"Kurangnya penghormatan terhadap kenanang akan perang dan para pahlawannya yang ditampilkan oleh Polandia mirip dengan kebiadaban," sambung penyataan itu.
Garis anti-Rusia yang diambil oleh pemerintah incumbent dari partai Hukum dan Peradilan, Jaroslaw Kaczynski, baru-baru ini mengakibatkan pembatasan Rusia untuk mengambil bagian dalam proyek multi-nasional untuk membuat sebuah monumen peringatan baru di lokasi kamp kematian Nazi Sobibor yang terkenal. Padahal Moskow telah menjanjikan kontribusi keuangan yang signifikan.
"Tujuan untuk tidak membiarkan Rusia bergabung dengan para peserta proyek adalah bagian dari Russophobia Warsawa, yang telah ditunjukkan secara terbuka baru-baru ini. Polandia juga bertujuan untuk memaksakan versi sejarah mereka sendiri dengan meremehkan peran Uni Soviet dan Red Army sebagai pembebas dalam Perang Dunia II," kata Menteri Luar Negeri Rusia.
Kepala misi peringatan militer Kementerian Pertahanan Rusia di Polandia, Aleksey Fomichev, mengatakan Polandia telah dua kali mengajukan permohonan ke kedutaan besar Rusia mengenai masalah itu. Namun, Warsawa tidak bisa memberikan bukti bahwa tidak ada sisa-sisa tentara Rusia di kuburan massal tersebut.
"Berdasarkan semua dokumen tetap ada (di dalam kuburan massal); Tidak ada makalah tentang penggalian atau penguburan kembali," tegas Fomichev.
Fomichev mengungkapkan bahwa delegasi Rusia dan otoritas lokal Polandia telah membahas kemungkinan termasuk memorial dalam daftar monumen bersejarah yang dijaga oleh undang-undang tentang warisan budaya tiga minggu sebelum pembongkaran, dimana kedutaan Rusia diberitahukan begitu hal itu sedang dilakukan.
Kementerian Pertahanan Rusia juga ikut mengecam kebijakan Polandia. Kementerian Pertahanan Rusia mengaku "sangat marah" dengan menginjak ingatan akan orang-orang yang membebaskan dunia dari wabah fasisme.
Butuh waktu kurang dari 20 menit bagi pihak berwenang Polandia untuk meruntuhkan monumen tersebut, yang dibangun oleh Tentara Merah pada tahun 1945 di kota Trzcianka di Polandia. Monumen itu dibangun untuk mengenang 56 tentara Soviet yang menyerahkan hidup mereka di medan perang.
"Kami menganggap insiden yang memalukan ini sebagai ilustrasi dan konsekuensi langsung dari kebijakan anti-Rusia pemerintah Polandia antara lain di bidang peringatan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (10/9/2017).
"Kurangnya penghormatan terhadap kenanang akan perang dan para pahlawannya yang ditampilkan oleh Polandia mirip dengan kebiadaban," sambung penyataan itu.
Garis anti-Rusia yang diambil oleh pemerintah incumbent dari partai Hukum dan Peradilan, Jaroslaw Kaczynski, baru-baru ini mengakibatkan pembatasan Rusia untuk mengambil bagian dalam proyek multi-nasional untuk membuat sebuah monumen peringatan baru di lokasi kamp kematian Nazi Sobibor yang terkenal. Padahal Moskow telah menjanjikan kontribusi keuangan yang signifikan.
"Tujuan untuk tidak membiarkan Rusia bergabung dengan para peserta proyek adalah bagian dari Russophobia Warsawa, yang telah ditunjukkan secara terbuka baru-baru ini. Polandia juga bertujuan untuk memaksakan versi sejarah mereka sendiri dengan meremehkan peran Uni Soviet dan Red Army sebagai pembebas dalam Perang Dunia II," kata Menteri Luar Negeri Rusia.
Kepala misi peringatan militer Kementerian Pertahanan Rusia di Polandia, Aleksey Fomichev, mengatakan Polandia telah dua kali mengajukan permohonan ke kedutaan besar Rusia mengenai masalah itu. Namun, Warsawa tidak bisa memberikan bukti bahwa tidak ada sisa-sisa tentara Rusia di kuburan massal tersebut.
"Berdasarkan semua dokumen tetap ada (di dalam kuburan massal); Tidak ada makalah tentang penggalian atau penguburan kembali," tegas Fomichev.
Fomichev mengungkapkan bahwa delegasi Rusia dan otoritas lokal Polandia telah membahas kemungkinan termasuk memorial dalam daftar monumen bersejarah yang dijaga oleh undang-undang tentang warisan budaya tiga minggu sebelum pembongkaran, dimana kedutaan Rusia diberitahukan begitu hal itu sedang dilakukan.
Kementerian Pertahanan Rusia juga ikut mengecam kebijakan Polandia. Kementerian Pertahanan Rusia mengaku "sangat marah" dengan menginjak ingatan akan orang-orang yang membebaskan dunia dari wabah fasisme.
Credit sindonews.com
Duterte Ancam Terapkan Darurat Militer di Seluruh Filipina
MANILA
- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan memberlakukan sebuah
undang-undang darurat militer di seluruh Filipina. Darurat militer ini
akan diterapkan jika pemberontak komunis melakukan kekerasan di jalanan.
Duterte menegaskan, ancaman ini bukanlah omong kosong belaka. Dia menyatakan, jika ada anggota pemberontak komunis melakukan aksinya, maka dia tidak akan segan-segan menerapkan darurat militer dan operasi besar-besaran untuk memberangus pemberontak komunis.
"Saya tidak berusaha menakutimu. Jangan melakukan kesalahan dengan melakukan pemberontakan, di mana ada pertempuran di jalanan. Saya tidak akan ragu untuk memberlakukan darurat militer di seantero negeri dan memerintahkan penangkapan semua orang," ucap Duterte, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (10/9).
Beberapa waktu lalu Duterte sempat menekankan, bahwa perundingan damai dengan Partai Komunis Filipina (CPP), yang ditangguhkan pada bulan Juli menyusul serangkaian serangan pemberontak hanya akan dilanjutkan jika CPP mengumumkan gencatan senjata.
Sebagai tanggapan pernyataan Duterte tersebut, pendiri CPP yang diasingkan Jose Maria Sison, pada hari Sabtu mengumumkan penghentian negosiasi dengan pemerintah Duterte.
"Jalur tersebut telah ditarik untuk memisahkan, melawan dan menggulingkan rezim Duterte. Duterte akan kesulitan untuk meyakinkan kami lagi," kata Sison yang saat ini tinggal di Belanda.
Sison kemudian menyebut Duterte sebagai pembohong, tidak dapat dipercaya, dan mengatakan bahwa pemimpin Filipina itu benar-benar gila.
Duterte menegaskan, ancaman ini bukanlah omong kosong belaka. Dia menyatakan, jika ada anggota pemberontak komunis melakukan aksinya, maka dia tidak akan segan-segan menerapkan darurat militer dan operasi besar-besaran untuk memberangus pemberontak komunis.
"Saya tidak berusaha menakutimu. Jangan melakukan kesalahan dengan melakukan pemberontakan, di mana ada pertempuran di jalanan. Saya tidak akan ragu untuk memberlakukan darurat militer di seantero negeri dan memerintahkan penangkapan semua orang," ucap Duterte, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (10/9).
Beberapa waktu lalu Duterte sempat menekankan, bahwa perundingan damai dengan Partai Komunis Filipina (CPP), yang ditangguhkan pada bulan Juli menyusul serangkaian serangan pemberontak hanya akan dilanjutkan jika CPP mengumumkan gencatan senjata.
Sebagai tanggapan pernyataan Duterte tersebut, pendiri CPP yang diasingkan Jose Maria Sison, pada hari Sabtu mengumumkan penghentian negosiasi dengan pemerintah Duterte.
"Jalur tersebut telah ditarik untuk memisahkan, melawan dan menggulingkan rezim Duterte. Duterte akan kesulitan untuk meyakinkan kami lagi," kata Sison yang saat ini tinggal di Belanda.
Sison kemudian menyebut Duterte sebagai pembohong, tidak dapat dipercaya, dan mengatakan bahwa pemimpin Filipina itu benar-benar gila.
Credit sindonews.com
Dinilai Diam Soal Rohingya, Duterte Kritik Aktivis HAM
MANILA
- Presiden Filipina Rodrigo Duterte melemparkan kecaman kepada para
aktivis HAM, khususnya kepada Dewan HAM PBB terkait dengan krisis
Rohingya. Duterte menilai, para aktivis HAM tersebut lebih banyak diam
soal krisis yang terjadi di Myanmar.
Duterte menyatakan, para aktivis HAM tersebut sangat keras dalam menentang operasi anti-narkoba di Filipina, namun mereka tidak terlalu banyak bicara mengenai krisis yang menimpa Rohingnya.
"Meskipun berada di pusat berita internasional, kelompok HAM tidak mengkritik Aung San Suu Kyi atas kegagalannya menyelesaikan krisis di Myanmar, dimana Muslim Rohingya dibantai di sana," kata Duterte, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (10/9).
Namun, bertentangan dengan pernyataan Duterte, Human Rights Watch (HRW) telah menyatakan kecaman atas krisis Rohingya, dan mendesak PBB untuk mengadakan pertemuan darurat untu membahas hal ini.
Ini juga meminta PBB untuk memperingatkan pemerintah Myanmar bahwa mereka akan menghadapi sanksi berat kecuali jika mereka mengakhiri kampanye brutal terhadap komunitas Rohingya.
Duterte menyatakan, para aktivis HAM tersebut sangat keras dalam menentang operasi anti-narkoba di Filipina, namun mereka tidak terlalu banyak bicara mengenai krisis yang menimpa Rohingnya.
"Meskipun berada di pusat berita internasional, kelompok HAM tidak mengkritik Aung San Suu Kyi atas kegagalannya menyelesaikan krisis di Myanmar, dimana Muslim Rohingya dibantai di sana," kata Duterte, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (10/9).
Namun, bertentangan dengan pernyataan Duterte, Human Rights Watch (HRW) telah menyatakan kecaman atas krisis Rohingya, dan mendesak PBB untuk mengadakan pertemuan darurat untu membahas hal ini.
Ini juga meminta PBB untuk memperingatkan pemerintah Myanmar bahwa mereka akan menghadapi sanksi berat kecuali jika mereka mengakhiri kampanye brutal terhadap komunitas Rohingya.
Credit sindonews.com
Militer Myanmar Tolak Gencatan Senjata yang Diumumkan ARSA
YANGON
- Myanmar menyatakan menolak sebuah gencatan senjata yang diumumkan
oleh Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA). ARSA mengusulkan gencatan
senjata untuk memungkinkan penyampaian bantuan kepada ribuan orang
terlantar di negara bagian Rakhine. Militer Myanmar menuturkan, mereka
tidak melakukan negosiasi dengan teroris.
"Kami tidak memiliki kebijakan untuk bernegosiasi dengan teroris," kata militer Myanmar dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (10/9).
Seperti diketahui, kemarin ARSAN mengumumkan gencatan senjata unilateral selama sebulan dalam perang melawan tentara Myanmar. Tujuannya, untuk memberikan kesempatan kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan menolong warga Rohingya di Rakhine.
”ARSA sangat menganjurkan semua aktor kemanusiaan yang peduli untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan mereka kepada semua korban krisis kemanusiaan, terlepas dari latar belakang etnis atau agama selama periode gencatan senjata,” kata kelompok itu. Dalam pernyataan, ARSA juga meminta militer Myanmar untuk sementara waktu meletakkan senjatanya.
Hampir 300.000 orang Rohingya telah melarikan diri dari Rakhine ke Bangladesh. Sedangkan sekitar 30.000 warga sipil non-Muslim di Rakhine telah dipindahkan ke wilayah Myanmar yang lebih aman, setelah militer melancarkan serangan balik menyusul serangan ARSA terhadap 30 pos polisi dan sebuah pangkalan militer pada 25 Agustus lalu yang menewaskan 12 petugas.
Para saksi mata mengatakan, beberapa desa Rohingya telah terbakar habis sejak operasi pasukan keamanan Myanmar diluncurkan.
"Kami tidak memiliki kebijakan untuk bernegosiasi dengan teroris," kata militer Myanmar dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (10/9).
Seperti diketahui, kemarin ARSAN mengumumkan gencatan senjata unilateral selama sebulan dalam perang melawan tentara Myanmar. Tujuannya, untuk memberikan kesempatan kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan menolong warga Rohingya di Rakhine.
”ARSA sangat menganjurkan semua aktor kemanusiaan yang peduli untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan mereka kepada semua korban krisis kemanusiaan, terlepas dari latar belakang etnis atau agama selama periode gencatan senjata,” kata kelompok itu. Dalam pernyataan, ARSA juga meminta militer Myanmar untuk sementara waktu meletakkan senjatanya.
Hampir 300.000 orang Rohingya telah melarikan diri dari Rakhine ke Bangladesh. Sedangkan sekitar 30.000 warga sipil non-Muslim di Rakhine telah dipindahkan ke wilayah Myanmar yang lebih aman, setelah militer melancarkan serangan balik menyusul serangan ARSA terhadap 30 pos polisi dan sebuah pangkalan militer pada 25 Agustus lalu yang menewaskan 12 petugas.
Para saksi mata mengatakan, beberapa desa Rohingya telah terbakar habis sejak operasi pasukan keamanan Myanmar diluncurkan.
Credit sindonews.com
Kelompok Bersenjata Rohingya Umumkan Gencatan Senjata
Lebih dari 300 ribu warga Rohingya
telah mengungsi ke Bangladesh dan sebanyak 30 ribu warga non-Muslim
telah direlokasi ke Myanmar. (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Jakarta, CB --
Kelompok bersenjata Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA)
menyatakan gencatan senjata selama satu bulan, yang terhitung mulai hari
Minggu (10/9) waktu setempat, untuk memberikan kesempatan bagi kelompok
kemanusiaan memberikan bantuan di wilayah barat Myanmar.
Dilansir dari Reuters, lebih dari 300 ribu warga Rohingya telah mengungsi ke Bangladesh dan sebanyak 30 ribu warga non-Muslim telah direlokasi ke Myanmar, setelah kelompok militer pemerintah melakukan perlawanan atas serangan yang dilakukan oleh ARSA.
Serangan yang terjadi pada 25 Agustus lalu merusak 30 pos polisi dan pangkalan militer.
“ARSA meminta seluruh kelompok kemanusiaan untuk kembali membantu seluruh korban, terlepas dari latar belakang etnis dan agama, selama periode gencatan senjata,” kata ARSA melalui keterangan resminya.
Tragedi Rohingya di Myanmar membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan bantuannya. PBB dan mitranya membuat rencana untuk menyediakan bantuan bagi ratusan ribu pengungsi Rohingya.
Bantuan yang akan diberikan adalah makanan, tenda, air bersih, layanan kesehatan, dan bantuan lainnya.
Menurut kantor berita MENA dikutip dari Antara, bantuan ini akan diberikan sampai akhir tahun 2017. Dana untuk menyediakan bantuan senilai US$7 juta ini dikeluarkan dari dana darurat PBB.
Badan penyedia bantuan PBB tersebut sudah memiliki tim di COx's Bazar, tempat warga Rohingya bermukim sementara.
Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun mendesar pemerintah Myanmar untuk segera mengakhiri masalah kejam dengan Rohingya. Ia juga meminta pemerintah Myanmar untuk menarik kebijakan lamanya serta memberikan status warga negara kepada warga Rohingya.
Dilansir dari Reuters, lebih dari 300 ribu warga Rohingya telah mengungsi ke Bangladesh dan sebanyak 30 ribu warga non-Muslim telah direlokasi ke Myanmar, setelah kelompok militer pemerintah melakukan perlawanan atas serangan yang dilakukan oleh ARSA.
Serangan yang terjadi pada 25 Agustus lalu merusak 30 pos polisi dan pangkalan militer.
“ARSA meminta seluruh kelompok kemanusiaan untuk kembali membantu seluruh korban, terlepas dari latar belakang etnis dan agama, selama periode gencatan senjata,” kata ARSA melalui keterangan resminya.
Tragedi Rohingya di Myanmar membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan bantuannya. PBB dan mitranya membuat rencana untuk menyediakan bantuan bagi ratusan ribu pengungsi Rohingya.
Bantuan yang akan diberikan adalah makanan, tenda, air bersih, layanan kesehatan, dan bantuan lainnya.
Menurut kantor berita MENA dikutip dari Antara, bantuan ini akan diberikan sampai akhir tahun 2017. Dana untuk menyediakan bantuan senilai US$7 juta ini dikeluarkan dari dana darurat PBB.
Badan penyedia bantuan PBB tersebut sudah memiliki tim di COx's Bazar, tempat warga Rohingya bermukim sementara.
Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun mendesar pemerintah Myanmar untuk segera mengakhiri masalah kejam dengan Rohingya. Ia juga meminta pemerintah Myanmar untuk menarik kebijakan lamanya serta memberikan status warga negara kepada warga Rohingya.
Credit cnnindonesia.com
Kedutaan Saudi di AS Dituduh Danai Serangan Teroris 9/11
NEW YORK
- Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington, Amerika Serikat (AS) dituduh
mendanai serangan teroris 11 September 2001 atau 9/11 terhadap World
Trade Center (WTC), Pentagon dan area di Pennsylvania.
Surat kabar New York Post melaporkan, sebuah bukti baru sedang digunakan publik AS korban serangan untuk mengajukan gugatan class action terhadap pemerintah Saudi.
Laporan yang mengutip bukti berupa dokumen itu menyebut bahwa kedutaan tersebut membayar dua warga negara Saudi untuk terbang dari Phoenix ke Washington dua tahun sebelum pesawat yang dibajak para teroris menabrak menara kembar WTC, Pentagon, dan menyerang lapangan di Pennsylvania sebagai bagian dari ”operasi kering” untuk serangan tersebut.
Arab Saudi selalu membantah terlibat dalam serangan 9/11 yang menewaskan hampir 3.000 orang.
Pengacara korban menyatakan bahwa bukti tersebut menunjukkan pola dukungan finansial dan operasional untuk konspirasi serangan 9/11 dari sumber resmi Saudi.
Bukti tersebut selanjutnya dapat memperkuat klaim bahwa karyawan dan agen Arab Saudi mengarahkan dan mendukung pembajak pesawat yang melakukan serangan teror.
”Bukti, beserta sebagian besar dari apa yang telah diajukan, adalah sindiran mendalam,” kata Waleed Nassar, seorang pengacara sengketa internasional yang mewakili dua badan amal Saudi. Dua badan amal itu ikut digugat selain pemerintah Riyadh.
”Beban penggugat adalah untuk menunjukkan sesuatu yang lebih langsung dan itulah satu-satunya harapan mereka untuk memiliki Arab Saudi tetap dalam proses pengadilan,” kata Nassar.
Bukti dokumen itu sebenarnya mengutip dokumen resmi FBI yang berisi tuduhan bahwa mahasiswa Saudi, Mohammed al-Qudhaeein dan Hamdan al-Shalawi, sebenarnya adalah anggota jaringan agen Kerajaan Saudi di AS, dan berpartisipasi dalam persekongkolan tersebut.
Selama penerbangan pada bulan November 1999, orang-orang Saudi tersebut dilaporkan telah mencoba masuk ke kokpit pesawat untuk menguji keamanan. Pilot melakukan pendaratan darurat karena insiden tersebut dan keduanya telah diinterogasi oleh FBI, tapi pada akhirnya dibiarkan pergi.
FBI mengonfirmasi tiket pesawat pria tersebut dibayar oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington.
Surat kabar New York Post melaporkan, sebuah bukti baru sedang digunakan publik AS korban serangan untuk mengajukan gugatan class action terhadap pemerintah Saudi.
Laporan yang mengutip bukti berupa dokumen itu menyebut bahwa kedutaan tersebut membayar dua warga negara Saudi untuk terbang dari Phoenix ke Washington dua tahun sebelum pesawat yang dibajak para teroris menabrak menara kembar WTC, Pentagon, dan menyerang lapangan di Pennsylvania sebagai bagian dari ”operasi kering” untuk serangan tersebut.
Arab Saudi selalu membantah terlibat dalam serangan 9/11 yang menewaskan hampir 3.000 orang.
Pengacara korban menyatakan bahwa bukti tersebut menunjukkan pola dukungan finansial dan operasional untuk konspirasi serangan 9/11 dari sumber resmi Saudi.
Bukti tersebut selanjutnya dapat memperkuat klaim bahwa karyawan dan agen Arab Saudi mengarahkan dan mendukung pembajak pesawat yang melakukan serangan teror.
”Bukti, beserta sebagian besar dari apa yang telah diajukan, adalah sindiran mendalam,” kata Waleed Nassar, seorang pengacara sengketa internasional yang mewakili dua badan amal Saudi. Dua badan amal itu ikut digugat selain pemerintah Riyadh.
”Beban penggugat adalah untuk menunjukkan sesuatu yang lebih langsung dan itulah satu-satunya harapan mereka untuk memiliki Arab Saudi tetap dalam proses pengadilan,” kata Nassar.
Bukti dokumen itu sebenarnya mengutip dokumen resmi FBI yang berisi tuduhan bahwa mahasiswa Saudi, Mohammed al-Qudhaeein dan Hamdan al-Shalawi, sebenarnya adalah anggota jaringan agen Kerajaan Saudi di AS, dan berpartisipasi dalam persekongkolan tersebut.
Selama penerbangan pada bulan November 1999, orang-orang Saudi tersebut dilaporkan telah mencoba masuk ke kokpit pesawat untuk menguji keamanan. Pilot melakukan pendaratan darurat karena insiden tersebut dan keduanya telah diinterogasi oleh FBI, tapi pada akhirnya dibiarkan pergi.
FBI mengonfirmasi tiket pesawat pria tersebut dibayar oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington.
Bill Law, seorang jurnalis yang mengkhususkan diri pada urusan Teluk, mengatakan kepada Al Jazeera, yang dilansir Senin (11/9/2017), bahwa klaim tersebut hanya sebuah tuduhan.
Dia ragu pemerintah Saudi terlibat langsung, namun ada kemungkinan orang-orang dekat atau mungkin keluarga penguasa Saudi telah memfasilitasi “operasi kering” dari apa yang kemudian menjadi serangan 9/11 yang mengerikan.
Credit sindonews.com
Sebut AS 'Binatang Haus Darah', Korut Umbar Ancaman Mengerikan
PYONGYANG
- Pemerintah Korea Utara (Korut) melontarkan ancaman mengerikan
terhadap Amerika Serikat (AS), termasuk menggunakan cara apa saja untuk
membuat Washington menderita sepanjang sejarah.
Pyongyang menyebut AS sebagai “binatang haus darah” yang bermimpi membalikkan pembangunan kekuatan nuklir Korut yang sudah sampai pada tahap penyelesaian.
Ancaman itu sebagai balasan terhadap pemerintah Donald Trump yang berjanji mendorong lebih banyak sanksi terhadap rezim Kim Jong-un. Ancaman balasan disampaikan Kementerian Luar Negeri Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK).
“AS harus sepenuhnya sadar bahwa selama hal itu bertahan dengan konfrontasi politik, ekonomi dan militer yang intens dengan DPRK, dengan peringatan kerasnya yang berulang, yang pertama tidak akan pernah bisa menghindari kepunahan permanennya,” kata kementerian itu.
Menurut kementerian tersebut, usaha Amerika untuk benar-benar menghapuskan kedaulatan Korea Utara dan hak atas eksistensinya telah mencapai fase yang sangat sembrono.
Pyongyang menuduh Washington mencoba membuat resolusi sanksi paling keras dengan memanipulasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terkait uji coba bom hidrogen terbaru yang memiliki keunggulan.
”Alih-alih membuat pilihan yang tepat berdasarkan analisis rasional terhadap situasi keseluruhan, AS mencoba menggunakan langkah-langkah defensif diri DPRK sebagai alasan untuk mencekik dan mencekik sepenuhnya,” lanjut kementerian tersebut, seperti dikutip kantor berita negara Korut, KCNA, Senin (11/9/2017).
“AS seperti binatang haus darah yang terobsesi dengan mimpi liar untuk membalikkan pembangunan kekuatan nuklir negara Korea yang telah mencapai tahap penyelesaian,” imbuh Kementerian Luar Negeri DPRK.
“Tidak mungkin Korea Utara menunggu dan membiarkan pesta AS di atasnya, dan Korea Utara akan memastikan benar bahwa AS membayar harga mahal. DPRK siap dan mau menggunakan cara apa saja,” sambung kementerian tersebut.
Ancaman balasan ini muncul di saat Kim Jong-un menggelar pesta besar-besaran dengan mengundang para ilmuwan nuklirnya untuk merayakan kesuksesan uji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen.
”Langkah-langkah yang akan diambil oleh DPRK akan menyebabkan rasa sakit dan penderitaan terbesar yang pernah dialami Amerika sepanjang sejarah,” kata Kementerian Luar Negeri DPRK.
”Dunia akan menyaksikan bagaimana DPRK menjinakkan gangster AS dengan melakukan serangkaian tindakan lebih keras daripada yang pernah mereka bayangkan.”
Pyongyang menyebut AS sebagai “binatang haus darah” yang bermimpi membalikkan pembangunan kekuatan nuklir Korut yang sudah sampai pada tahap penyelesaian.
Ancaman itu sebagai balasan terhadap pemerintah Donald Trump yang berjanji mendorong lebih banyak sanksi terhadap rezim Kim Jong-un. Ancaman balasan disampaikan Kementerian Luar Negeri Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK).
“AS harus sepenuhnya sadar bahwa selama hal itu bertahan dengan konfrontasi politik, ekonomi dan militer yang intens dengan DPRK, dengan peringatan kerasnya yang berulang, yang pertama tidak akan pernah bisa menghindari kepunahan permanennya,” kata kementerian itu.
Menurut kementerian tersebut, usaha Amerika untuk benar-benar menghapuskan kedaulatan Korea Utara dan hak atas eksistensinya telah mencapai fase yang sangat sembrono.
Pyongyang menuduh Washington mencoba membuat resolusi sanksi paling keras dengan memanipulasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terkait uji coba bom hidrogen terbaru yang memiliki keunggulan.
”Alih-alih membuat pilihan yang tepat berdasarkan analisis rasional terhadap situasi keseluruhan, AS mencoba menggunakan langkah-langkah defensif diri DPRK sebagai alasan untuk mencekik dan mencekik sepenuhnya,” lanjut kementerian tersebut, seperti dikutip kantor berita negara Korut, KCNA, Senin (11/9/2017).
“AS seperti binatang haus darah yang terobsesi dengan mimpi liar untuk membalikkan pembangunan kekuatan nuklir negara Korea yang telah mencapai tahap penyelesaian,” imbuh Kementerian Luar Negeri DPRK.
“Tidak mungkin Korea Utara menunggu dan membiarkan pesta AS di atasnya, dan Korea Utara akan memastikan benar bahwa AS membayar harga mahal. DPRK siap dan mau menggunakan cara apa saja,” sambung kementerian tersebut.
Ancaman balasan ini muncul di saat Kim Jong-un menggelar pesta besar-besaran dengan mengundang para ilmuwan nuklirnya untuk merayakan kesuksesan uji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen.
”Langkah-langkah yang akan diambil oleh DPRK akan menyebabkan rasa sakit dan penderitaan terbesar yang pernah dialami Amerika sepanjang sejarah,” kata Kementerian Luar Negeri DPRK.
”Dunia akan menyaksikan bagaimana DPRK menjinakkan gangster AS dengan melakukan serangkaian tindakan lebih keras daripada yang pernah mereka bayangkan.”
Sebelumnya, Senator top AS John McCain mengatakan bahwa Washington perlu meningkatkan tindakan melawan Korea Utara dan mengirim pesan kepada pemimpin “negara nakal” tersebut.
Ketua Angkatan Bersenjata Senat AS tersebut mengatakannya kepada CNN dalam program “State of the Union”. “Jika dia (rezim Kim Jong-un) bertindak secara agresif, ganjarannya akan punah,” katanya.
Komentarnya muncul setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa tindakan militer masih menjadi pilihan, namun China, Jepang, Rusia dan negara-negara lain akan mendorong ke solusi politik.
Credit sindonews.com
Sekjen PBB: Ini Krisis Korut Terburuk
PARIS
- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa
pertikaian mengenai program nuklir dan rudal Korea Utara (Korut) adalah
krisis terburuk di dunia selama bertahun-tahun. Guterres pun mengaku
khawatir karenanya.
"Sampai saat ini, kami telah memiliki perang yang telah dimulai setelah keputusan yang matang," ujar Guterres dalam sebuah wawancara dengan majalah Prancis.
"Tapi kita juga tahu bahwa konflik lain telah dimulai melalui eskalasi yang disebabkan tidur berjalan. Kita harus berharap bahwa keseriusan ancaman ini membuat kita berada di jalur penalaran sebelum terlambat," sambungnya.
"Ini adalah krisis paling serius yang harus kita hadapi bertahun-tahun," katanya, mengakui bahwa dia sangat khawatir seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (10/9/2017).
Guterres mengatakan bahwa pertanyaan utamanya adalah membuat Korut menghentikan program rudal nuklir dan balistik serta menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Tapi kita juga harus menjaga kesatuan Dewan Keamanan dengan segala cara, karena ini satu-satunya alat yang bisa melakukan inisiatif diplomatik dengan peluang sukses," jelasnya.
Amerika Serikat (AS) telah meminta Dewan Keamanan untuk memberikan suara pada hari Senin untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Pyongyang, meskipun ada perlawanan dari China dan Rusia.
Sebuah rancangan resolusi yang disodorkan AS menyerukan embargo minyak ke Korut, membekukan aset Kim Jong-un, larangan tekstil dan larangan pekerja asal Korut.
Sumber diplomatik mengatakan Rusia dan China menentang tindakan tersebut secara keseluruhan, kecuali larangan tekstil, dalam sebuah pertemuan para ahli pada hari Jumat.
"Sampai saat ini, kami telah memiliki perang yang telah dimulai setelah keputusan yang matang," ujar Guterres dalam sebuah wawancara dengan majalah Prancis.
"Tapi kita juga tahu bahwa konflik lain telah dimulai melalui eskalasi yang disebabkan tidur berjalan. Kita harus berharap bahwa keseriusan ancaman ini membuat kita berada di jalur penalaran sebelum terlambat," sambungnya.
"Ini adalah krisis paling serius yang harus kita hadapi bertahun-tahun," katanya, mengakui bahwa dia sangat khawatir seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (10/9/2017).
Guterres mengatakan bahwa pertanyaan utamanya adalah membuat Korut menghentikan program rudal nuklir dan balistik serta menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Tapi kita juga harus menjaga kesatuan Dewan Keamanan dengan segala cara, karena ini satu-satunya alat yang bisa melakukan inisiatif diplomatik dengan peluang sukses," jelasnya.
Amerika Serikat (AS) telah meminta Dewan Keamanan untuk memberikan suara pada hari Senin untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Pyongyang, meskipun ada perlawanan dari China dan Rusia.
Sebuah rancangan resolusi yang disodorkan AS menyerukan embargo minyak ke Korut, membekukan aset Kim Jong-un, larangan tekstil dan larangan pekerja asal Korut.
Sumber diplomatik mengatakan Rusia dan China menentang tindakan tersebut secara keseluruhan, kecuali larangan tekstil, dalam sebuah pertemuan para ahli pada hari Jumat.
Credit sindonews.com
NATO: Korut Berbahaya, Kami Akan Turut Bertindak
BRUSSELS
- Seketaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyatakan Korea Utara
(Korut) adalah ancaman bagi dunia internasional dan membutuhkan respon
secara global. NATO, lanjut Stoltenberg, akan turut merespon ancaman
tersebut.
"Perilaku sembrono Korut adalah ancaman global dan memerlukan respon global dan tentu saja juga termasuk NATO," kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara dengan BBC, seperti dilansir Reuters pada Minggu (10/9).
Namun, dalam wawancara tersebut Stoltenberg menolak untuk mengatakan apakah wilayah Guam di Amerika Serikat (AS), yang terancam oleh Korut, turut masuk dalam Pasal 5 NATO, yang mengatakan bahwa serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semua anggota NATO.
"Kami sekarang benar-benar fokus pada bagaimana kita bisa berkontribusi pada penyelesaian konflik yang damai," sambungnya dalam wawancara tersebut.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa pertikaian mengenai program nuklir dan rudal Korut adalah krisis terburuk di dunia selama bertahun-tahun. Guterres pun mengaku khawatir karenanya.
"Sampai saat ini, kami telah memiliki perang yang telah dimulai setelah keputusan yang matang. Tapi, kita juga tahu bahwa konflik lain telah dimulai melalui eskalasi yang timbul. Kita harus berharap bahwa keseriusan ancaman ini membuat kita berada di jalur penalaran sebelum terlambat. Ini adalah krisis paling serius yang harus kita hadapi bertahun-tahun," ucap Gutteres.
"Perilaku sembrono Korut adalah ancaman global dan memerlukan respon global dan tentu saja juga termasuk NATO," kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara dengan BBC, seperti dilansir Reuters pada Minggu (10/9).
Namun, dalam wawancara tersebut Stoltenberg menolak untuk mengatakan apakah wilayah Guam di Amerika Serikat (AS), yang terancam oleh Korut, turut masuk dalam Pasal 5 NATO, yang mengatakan bahwa serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semua anggota NATO.
"Kami sekarang benar-benar fokus pada bagaimana kita bisa berkontribusi pada penyelesaian konflik yang damai," sambungnya dalam wawancara tersebut.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa pertikaian mengenai program nuklir dan rudal Korut adalah krisis terburuk di dunia selama bertahun-tahun. Guterres pun mengaku khawatir karenanya.
"Sampai saat ini, kami telah memiliki perang yang telah dimulai setelah keputusan yang matang. Tapi, kita juga tahu bahwa konflik lain telah dimulai melalui eskalasi yang timbul. Kita harus berharap bahwa keseriusan ancaman ini membuat kita berada di jalur penalaran sebelum terlambat. Ini adalah krisis paling serius yang harus kita hadapi bertahun-tahun," ucap Gutteres.
Credit sindonews.com
Rusia Pertimbangkan Setujui Resolusi Baru DK PBB Soal Korut
MOSKOW
- Wakil kepala Komite Urusan Luar Negeri Rusia Negara Duma, Alexei
Chepa menyatakan, Rusia tengah mempertimbangkan untuk menyetujui
resolusi baru Dewan Keamanan (DK) PBB soal Korea Utara (Korut). Negara
Duman merupakan Parlemen rendah di Rusia.
Chepa menyatakan, Rusia mungkin saja menyetujui resolusi yang digagas oleh Amerika Serikat (AS) tersebut, jika resolusi itu fokus pada upaya untuk menghentikan uji coba nuklir Korut dan bukan pada sanksi tambahan yang lebih luas.
"Jika resolusi ini menyangkut menghentikan uji coba nuklir, maka saya pikir kami akan mendukungnya. Jika resolusi ini menyangkut semacam sanksi satu sisi, yang tidak membawa hasil apapun, dan kami akan melihatnya, maka kami dapat menahan diri dari mendukung resolusi seperti itu. Semuanya bergantung pada resolusi, pada teks yang akan dipresentasikan," ucap Chepa, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (10/9).
Dia kemudian mengatakan, Rusia tidak pernah memegang posisi sepihak dalam masalah internasional manapun, dengan menekankan bahwa Moskow selalu mempertimbangkan semua faktor yang relevan sebelum mengambil keputusan dengan baik.
Seperti diketahui, AS telah mengajukan sebuah resolusi baru di DK PBB mengenai Korut. Resolusi itu lebih cenderang pada pemberian sanksi baru kepada Korut, di mana ada tiga poin dalam resolusi yang diajukan oleh AS tersebut.
Pertada adalah pembekuan aset pemimpin Korut Kim Jong-un di luar negeri dan melarangnya meninggalkan negaranya. Lau resolusi sanksi dari Washington berisi embargo minyak ke Pyongyang serta larangan negara komunis tersebut mengekspor tekstil. Selain itu, AS meminta semua negara tidak mempekerjakan pekerja Korut di luar negeri
Chepa menyatakan, Rusia mungkin saja menyetujui resolusi yang digagas oleh Amerika Serikat (AS) tersebut, jika resolusi itu fokus pada upaya untuk menghentikan uji coba nuklir Korut dan bukan pada sanksi tambahan yang lebih luas.
"Jika resolusi ini menyangkut menghentikan uji coba nuklir, maka saya pikir kami akan mendukungnya. Jika resolusi ini menyangkut semacam sanksi satu sisi, yang tidak membawa hasil apapun, dan kami akan melihatnya, maka kami dapat menahan diri dari mendukung resolusi seperti itu. Semuanya bergantung pada resolusi, pada teks yang akan dipresentasikan," ucap Chepa, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (10/9).
Dia kemudian mengatakan, Rusia tidak pernah memegang posisi sepihak dalam masalah internasional manapun, dengan menekankan bahwa Moskow selalu mempertimbangkan semua faktor yang relevan sebelum mengambil keputusan dengan baik.
Seperti diketahui, AS telah mengajukan sebuah resolusi baru di DK PBB mengenai Korut. Resolusi itu lebih cenderang pada pemberian sanksi baru kepada Korut, di mana ada tiga poin dalam resolusi yang diajukan oleh AS tersebut.
Pertada adalah pembekuan aset pemimpin Korut Kim Jong-un di luar negeri dan melarangnya meninggalkan negaranya. Lau resolusi sanksi dari Washington berisi embargo minyak ke Pyongyang serta larangan negara komunis tersebut mengekspor tekstil. Selain itu, AS meminta semua negara tidak mempekerjakan pekerja Korut di luar negeri
Credit sindonews.com
Jong-un Perintahkan Ilmuwan Korut untuk Perkuat Pasukan Nuklir
PYONGYANG
- Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, dilaporkan mendesak
ilmuwan negara tersebut untuk memperkuat usaha mereka untuk
mengembangkan kemampuan nuklir. Begitu laporan kantor berita Korut,
KCNA.
Menurut KCNA, Jong-un mengatakan para ilmuwan Korut harus memajukan penelitian ilmiah mereka untuk memperkuat kekuatan penangkal nuklir Pyongyang.
"Berkat ekonomi independen, konsorsium ilmuwan, tentara dan rakyat, kemenangan terakhir revolusi ideologi Juche telah ditentukan sebelumnya," kata Jong-un seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (10/9/2017).
Juche adalah ideologi resmi yang dianut di Korut. Juche mengandung prinsip bahwa "manusia menguasai segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu". Juche mengandung pengertian "self-reliance" atau "percaya pada kemapuan sendiri". Ideologi ini pertama kali dicetuskan oleh Kim Il-sung sekitar awal tahun 1955.
Pada awal bulan ini, Korut mengumumkan bahwa mereka berhasil menguji bom hidrogen yang dapat dimuat ke rudal balistik antar benua (ICBM) yang memicu kecaman di seluruh dunia. Beberapa hari sebelum uji coba, Pyongyang meluncurkan rudal di atas Jepang.
Korut mengatakan bahwa pihaknya perlu mengembangkan senjata untuk melindungi dirinya dari agresi Amerika Serikat (AS). Negara ini terus mengejar program nuklir dan misilnya untuk menentang kecaman internasional. Rezim Pyongyang pun telah mengancam melakukan aksi yang lebih banyak sebagai tanggapan atas sanksi PBB yang baru dan tekanan AS.
Menurut KCNA, Jong-un mengatakan para ilmuwan Korut harus memajukan penelitian ilmiah mereka untuk memperkuat kekuatan penangkal nuklir Pyongyang.
"Berkat ekonomi independen, konsorsium ilmuwan, tentara dan rakyat, kemenangan terakhir revolusi ideologi Juche telah ditentukan sebelumnya," kata Jong-un seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (10/9/2017).
Juche adalah ideologi resmi yang dianut di Korut. Juche mengandung prinsip bahwa "manusia menguasai segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu". Juche mengandung pengertian "self-reliance" atau "percaya pada kemapuan sendiri". Ideologi ini pertama kali dicetuskan oleh Kim Il-sung sekitar awal tahun 1955.
Pada awal bulan ini, Korut mengumumkan bahwa mereka berhasil menguji bom hidrogen yang dapat dimuat ke rudal balistik antar benua (ICBM) yang memicu kecaman di seluruh dunia. Beberapa hari sebelum uji coba, Pyongyang meluncurkan rudal di atas Jepang.
Korut mengatakan bahwa pihaknya perlu mengembangkan senjata untuk melindungi dirinya dari agresi Amerika Serikat (AS). Negara ini terus mengejar program nuklir dan misilnya untuk menentang kecaman internasional. Rezim Pyongyang pun telah mengancam melakukan aksi yang lebih banyak sebagai tanggapan atas sanksi PBB yang baru dan tekanan AS.
Credit sindonews.com
Korea Utara peringatkan AS soal resolusi sanksi uji nuklir
Seoul (CB) - Korea Utara pada Senin memperingatkan bahwa
Amerika Serikat akan membayar "harga yang pantas" karena mempelopori
resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna menentang
uji nuklir terkininya sementara Washington menekan pemungutan suara
mengenai draf resolusi untuk menerapkan lebih banyak sanksi terhadap
Pyongyang.
Amerika Serikat (AS) ingin Dewan Keamanan PBB menerapkan embargo minyak terhadap Korea Utara, menghentikan ekspor utama tekstil negara itu dan menjadikan pemimpinnya Kim Jong-un sebagai subjek pengekangan finansial dan pelarangan perjalanan menurut draf resolusi yang dilihat kantor berita Reuters.
Juru bicara Menteri Luar Negeri Korea Utara mengatakan AS "menjadi panik" untuk memanipulasi Dewan Keamanan berkenaan dengan uji nuklir Pyongyang yang menurut negara itu merupakan bagian dari "tindakan pertahanan diri sah."
"Kalau AS akhirnya mendorong 'resolusi' ilegal dan melanggar hukum mengenai sanksi yang lebih kuat, DPRK harus benar-benar memastikan bahwa AS membayar harga yang pantas," kata juru bicara dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA.
DPRK merupakan kependekan dari nama resmi Korea Utara, Democratic People’s Republic of Korea.
"Dunia akan menyaksikan bagaimana DPRK menjinakkan gangster AS dengan melakukan serangkaian tindakan yang lebih keras dari yang pernah mereka bayangkan," kata sang juru bicara, yang namanya tidak disebutkan.
"DPRK telah mengembangkan dan menyempurnakan senjata thermo-nuklir super kuat sebagai alat untuk menghalangi langkah-langkah permusuhan yang terus meningkat dan ancaman nuklir AS dan meredakan bahaya perang nuklir yang membayangi semenanjung Korea dan kawasan."
Tidak ada verifikasi mandiri mengenai klaim bahwa Korea Utara telah menguji bom hidrogen, namun beberapa ahli mengatakan bahwa ada bukti cukup kuat yang menunjukkan Pyongyang telah mengembangkan bom hidrogen atau mendekati pengembangan bom jenis itu menurut warta kantor berita Reuters.
KCNA mewartakan pada Minggu bahwa Kim menyelenggarakan perjamuan untuk mengapresiasi para ilmuwan dan petinggi militer serta para pejabat partai yang berkontribusi pada uji bom nuklir itu.
Amerika Serikat (AS) ingin Dewan Keamanan PBB menerapkan embargo minyak terhadap Korea Utara, menghentikan ekspor utama tekstil negara itu dan menjadikan pemimpinnya Kim Jong-un sebagai subjek pengekangan finansial dan pelarangan perjalanan menurut draf resolusi yang dilihat kantor berita Reuters.
Juru bicara Menteri Luar Negeri Korea Utara mengatakan AS "menjadi panik" untuk memanipulasi Dewan Keamanan berkenaan dengan uji nuklir Pyongyang yang menurut negara itu merupakan bagian dari "tindakan pertahanan diri sah."
"Kalau AS akhirnya mendorong 'resolusi' ilegal dan melanggar hukum mengenai sanksi yang lebih kuat, DPRK harus benar-benar memastikan bahwa AS membayar harga yang pantas," kata juru bicara dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA.
DPRK merupakan kependekan dari nama resmi Korea Utara, Democratic People’s Republic of Korea.
"Dunia akan menyaksikan bagaimana DPRK menjinakkan gangster AS dengan melakukan serangkaian tindakan yang lebih keras dari yang pernah mereka bayangkan," kata sang juru bicara, yang namanya tidak disebutkan.
"DPRK telah mengembangkan dan menyempurnakan senjata thermo-nuklir super kuat sebagai alat untuk menghalangi langkah-langkah permusuhan yang terus meningkat dan ancaman nuklir AS dan meredakan bahaya perang nuklir yang membayangi semenanjung Korea dan kawasan."
Tidak ada verifikasi mandiri mengenai klaim bahwa Korea Utara telah menguji bom hidrogen, namun beberapa ahli mengatakan bahwa ada bukti cukup kuat yang menunjukkan Pyongyang telah mengembangkan bom hidrogen atau mendekati pengembangan bom jenis itu menurut warta kantor berita Reuters.
KCNA mewartakan pada Minggu bahwa Kim menyelenggarakan perjamuan untuk mengapresiasi para ilmuwan dan petinggi militer serta para pejabat partai yang berkontribusi pada uji bom nuklir itu.
Credit antaranews.com
Badai Irma putus jaringan listrik 2 juta pelanggan di Florida
Frorida (CB) - Badai Irma telah memutuskan jaringan
listrik sekitar 2 juta rumah dan bisnis di Florida pada hari Minggu dan
mengancam jutaan orang lagi di pantai barat negara bagian, dan pemulihan
penuh layanan akan memakan waktu berminggu-minggu.
Sebagian besar wilayah Florida belum merasakan pukulan penuh badai saat Irma bergerak melintasi Florida Keys pada hari Minggu pagi dan menggulung pantai barat daya negara itu dengan angin berkecepatan maksimum 120 mil (195 kilometer) per jam atau termasuk badai kategori tiga.
Sejauh ini, dampak badai telah mempengaruhi pelanggan Florida Power & Light (FPL) di bagian selatan dan timur negara bagian tersebut, demikian dilaporkan Reuters.
FPL, perusahaan listrik terbesar di Florida, mengatakan jaringan menuju lebih dari 1,9 juta pelanggannya terputus sekitar pukul 3 sore. EDT (1900 GMT), kebanyakan di Miami-Dade, Broward dan Palm Beach. Lebih dari 200.000 listrik dipulihkan sebagian besar oleh perangkat otomatis.
"Kita harus membangun kembali sebagian sistem kita, terutama di bagian barat negara bagian.” Proses restorasi itu akan membutuhkan beberapa minggu, kata juru bicara FPL Rob Gould pada sebuah konferensi pers pada hari Minggu.
Utilitas besar yang melayani bagian lain negara itu, termasuk unit Duke Energy Corp (DUK.N), Southern Co (SO.N) dan Emera Inc (EMA.TO) telah mengalami pemadaman yang tersebar. FPL adalah unit perusahaan energi Florida NextEra Energy Inc (NEE.N).
Duke telah memperingatkan 1,8 juta pelanggannya di Florida utara dan di tengah bisa lebih 1 juta pelanggan mengenai pemadamam itu. Utilitas Tampa Electric milik Emera mengatakan, badai tersebut dapat mempengaruhi hingga 500.000 dari 730.000 pelanggan rumah dan bisnis.
Perusahaan tersebut memiliki ribuan pekerja - beberapa dari mereka dari California - siap membantu memulihkan daya begitu angin kencang Irma melewati area servis mereka. Sekitar 17.000 orang membantu FPL, hampir 8.000 di Duke dan lebih dari 1.300 di Emera.
FPL mengatakan pada hari Jumat bahwa Irma dapat mempengaruhi sekitar 4,1 juta pelanggan, namun sebelum jalur badai bergeser dari sisi timur. Pelanggannya terkonsentrasi di Miami-Dade, Broward dan Palm Beach.
Bulan Oktober yang lalu, Badai Matthew telah memutus jaringan listrik 1,2 juta pelanggan FPL saat badai itu melwati pantai timur Florida tanpa ke daratan. Matthew tidak sampai di pantai dan merusak infrastruktur, dan butuh waktu sekitar dua hari untuk memulihkan jaringan listrik, demikian mengutip Reuters.
Sebagian besar wilayah Florida belum merasakan pukulan penuh badai saat Irma bergerak melintasi Florida Keys pada hari Minggu pagi dan menggulung pantai barat daya negara itu dengan angin berkecepatan maksimum 120 mil (195 kilometer) per jam atau termasuk badai kategori tiga.
Sejauh ini, dampak badai telah mempengaruhi pelanggan Florida Power & Light (FPL) di bagian selatan dan timur negara bagian tersebut, demikian dilaporkan Reuters.
FPL, perusahaan listrik terbesar di Florida, mengatakan jaringan menuju lebih dari 1,9 juta pelanggannya terputus sekitar pukul 3 sore. EDT (1900 GMT), kebanyakan di Miami-Dade, Broward dan Palm Beach. Lebih dari 200.000 listrik dipulihkan sebagian besar oleh perangkat otomatis.
"Kita harus membangun kembali sebagian sistem kita, terutama di bagian barat negara bagian.” Proses restorasi itu akan membutuhkan beberapa minggu, kata juru bicara FPL Rob Gould pada sebuah konferensi pers pada hari Minggu.
Utilitas besar yang melayani bagian lain negara itu, termasuk unit Duke Energy Corp (DUK.N), Southern Co (SO.N) dan Emera Inc (EMA.TO) telah mengalami pemadaman yang tersebar. FPL adalah unit perusahaan energi Florida NextEra Energy Inc (NEE.N).
Duke telah memperingatkan 1,8 juta pelanggannya di Florida utara dan di tengah bisa lebih 1 juta pelanggan mengenai pemadamam itu. Utilitas Tampa Electric milik Emera mengatakan, badai tersebut dapat mempengaruhi hingga 500.000 dari 730.000 pelanggan rumah dan bisnis.
Perusahaan tersebut memiliki ribuan pekerja - beberapa dari mereka dari California - siap membantu memulihkan daya begitu angin kencang Irma melewati area servis mereka. Sekitar 17.000 orang membantu FPL, hampir 8.000 di Duke dan lebih dari 1.300 di Emera.
FPL mengatakan pada hari Jumat bahwa Irma dapat mempengaruhi sekitar 4,1 juta pelanggan, namun sebelum jalur badai bergeser dari sisi timur. Pelanggannya terkonsentrasi di Miami-Dade, Broward dan Palm Beach.
Bulan Oktober yang lalu, Badai Matthew telah memutus jaringan listrik 1,2 juta pelanggan FPL saat badai itu melwati pantai timur Florida tanpa ke daratan. Matthew tidak sampai di pantai dan merusak infrastruktur, dan butuh waktu sekitar dua hari untuk memulihkan jaringan listrik, demikian mengutip Reuters.
Credit antaranews.com
Puluhan tewas akibat gempa dahsyat sekali di Meksiko
Juchitan, Meksiko (CB) - Paling sedikit 61 orang meninggal
dunia ketika gempa bumi paling dahsyat dalam kurun delapan dekade
mengguncang Meksiko untuk meruntuhkan gedung-gedung dan memaksa evakuasi
massal di negara bagian Oaxaca dan Chiapas.
Gempa bumi ini bahkan dirasakan sampai Asia Tenggara.
Gempa 8,1 magnitudo itu di lepas pantai selatan Kamis malam waktu setempat itu lebih kuat ketimbang gempa bumi yang terjadi pada 1985 yang saat itu meratakan bagian-bagian Mexico City dan menewaskan ribuan orang.
Gempa ini juga mengguncang Mexico City sampai Guatemala dan El Salvador, namun kota Juchitan di Oaxacan adalah yang paling parah terkena guncangan di mana gedung balai kota, sebuah hotel, sebuah gereja, sebuah bar dan beberapa gedung lainnya ambruk.
Dalia Vasquez, koki berusia 55 tahun, mengaku melihat tim penyelamat menarik jenazah tetangganya dan puteranya dari rumah yang ambruk.
Rumahnya sendiri hancur. Dia dan bersama puluhan lainnya berencana tidur di ruangan terbuka. "Kami sekarang tak punya apa-apa. Kami tak punya tabungan," kata dia.
Presiden Enrique Pena Nieto segera meninjau korban gempa di kota itu. Wali kota Gloria Sanchez menyebut peristiwa ini sebagai momen terburuk dalam sejarah Juchitan.
Melukiskan ratusan gedung yang ambruk diremukkan gempa, Jesus Mendoza (53) berkata, "Gempa ini brutal, brutal. Seperti monster, seperti kereta yang menabrak atap rumah kita."
Semua korban tewas berada di tiga negara bagian yang berada dekat dengan episentrum gempa 70 km dari lepas pantai.
Paling sedikit 45 orang tewas di Oaxaca yang kebanyakan warga kota Juchitan, sedangkan di Chiapas 12 orang tewas dan di Tabasco empat orang meninggal dunia. Di Chiapas, ribuan orang mengungsi menyusul ada peringatan tsunami, namun kenyataannya cuma ada gelombang dua meter akibat gempa itu, demikian Reuters.
Gempa bumi ini bahkan dirasakan sampai Asia Tenggara.
Gempa 8,1 magnitudo itu di lepas pantai selatan Kamis malam waktu setempat itu lebih kuat ketimbang gempa bumi yang terjadi pada 1985 yang saat itu meratakan bagian-bagian Mexico City dan menewaskan ribuan orang.
Gempa ini juga mengguncang Mexico City sampai Guatemala dan El Salvador, namun kota Juchitan di Oaxacan adalah yang paling parah terkena guncangan di mana gedung balai kota, sebuah hotel, sebuah gereja, sebuah bar dan beberapa gedung lainnya ambruk.
Dalia Vasquez, koki berusia 55 tahun, mengaku melihat tim penyelamat menarik jenazah tetangganya dan puteranya dari rumah yang ambruk.
Rumahnya sendiri hancur. Dia dan bersama puluhan lainnya berencana tidur di ruangan terbuka. "Kami sekarang tak punya apa-apa. Kami tak punya tabungan," kata dia.
Presiden Enrique Pena Nieto segera meninjau korban gempa di kota itu. Wali kota Gloria Sanchez menyebut peristiwa ini sebagai momen terburuk dalam sejarah Juchitan.
Melukiskan ratusan gedung yang ambruk diremukkan gempa, Jesus Mendoza (53) berkata, "Gempa ini brutal, brutal. Seperti monster, seperti kereta yang menabrak atap rumah kita."
Semua korban tewas berada di tiga negara bagian yang berada dekat dengan episentrum gempa 70 km dari lepas pantai.
Paling sedikit 45 orang tewas di Oaxaca yang kebanyakan warga kota Juchitan, sedangkan di Chiapas 12 orang tewas dan di Tabasco empat orang meninggal dunia. Di Chiapas, ribuan orang mengungsi menyusul ada peringatan tsunami, namun kenyataannya cuma ada gelombang dua meter akibat gempa itu, demikian Reuters.
Credit antaranews.com
Jumlah korban jiwa akibat gempa di Meksiko jadi 90
Mexico City (CB) - Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi
dengan kekuatan 8,2 pada Skala Richter di Meksiko pada Kamis (7/9) telah
naik menjadi 90, demikian konfirmasi pemerintah pada Minggu (10/9).
Selama pertemuan penilaian, Gubernur Negara Bagian Oaxaca Aljandro Murat mengkonfirmasi 71 orang meninggal di Negara Bagian Oaxaca, Meksiko Utara, tempat dampak paling buruk dirasakan.
Minggu siang, Murat mengunjungi Wilayah Ishtmus di Tehuantepec, yang menghubungkan Meksiko dengan Amerika Tengah dan yang mengalami kerusakan paling parah.
Ia mengatakan kepada wartawan, operasi pencarian dan pertolongan di negara bagian tersebut akan berlanjut sampai tak ada lagi laporan mengenai orang hilang.
Sebanyak 15 orang lagi tewas di Negara Bagian Chiapas, yang bertetangga, dan empat orang lagi meninggal di Tabasco, kata Kepala Pertahanan Sipil Meksiko Luis Felipe pada Sabtu.
Lebih dari 800.000 orang telah kehilangan tempat tinggal setelah sebagian atau seluruh rumah mereka hancur.
Sebanyak 324 gedung sekolah telah mengalami kerusakan bangunan, termasuk 42 gedung yang rusak total.
Kepala Unit Perlindungan Sipil Oaxaca Armando Bohorquez, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Senin pagi, mengatakan enam orang masih belum ditemukan, termasuk empat orang yang dilaporkan menginap di satu hotel yang ambruk di Kota Kecil Matias Romero.
Bohorquez meminta Pemerintah Federal mengumumkan 282 kota kecil sebagai daerah bencana alam untuk memfasilitasi upaya pertolongan.
Gempa kuat mengguncang pantai Meksiko Selatan pada Kamis larut malam, dengan pusat gempa 96 kilometer di sebelah barat-daya Kota Kecil Pijijiapan di Negara Bagian Chiapas, dengan kedalaman 33 kilometer.
Gelombang seismik menggoyang gedung sampai Mexico City, tempat peringatan gempa di seluruh kota keluarkan, sehingga membangunkan warga dan membuat mereka berlarian ke jalan beberapa menit sebelum tengah malam.
Gempa bumi itu berdampak pada sedikitnya 50 juta orang di 12 negara bagian. Kota yang paling parah diguncang gempa ialah Juchitan di Oaxaca, tempat tak kurang dari 36 mayat dikeluarkan dari reruntuhan. Oaxaca adalah satu dari tiga negara bagian di dekat pusat gempa di lepas pantai.
Menurut Pemerintah Meksiko, itu adalah gempa bumi paling kuat yang telah dialami negeri tersebut dalam 100 tahun terakhir.
Selama pertemuan penilaian, Gubernur Negara Bagian Oaxaca Aljandro Murat mengkonfirmasi 71 orang meninggal di Negara Bagian Oaxaca, Meksiko Utara, tempat dampak paling buruk dirasakan.
Minggu siang, Murat mengunjungi Wilayah Ishtmus di Tehuantepec, yang menghubungkan Meksiko dengan Amerika Tengah dan yang mengalami kerusakan paling parah.
Ia mengatakan kepada wartawan, operasi pencarian dan pertolongan di negara bagian tersebut akan berlanjut sampai tak ada lagi laporan mengenai orang hilang.
Sebanyak 15 orang lagi tewas di Negara Bagian Chiapas, yang bertetangga, dan empat orang lagi meninggal di Tabasco, kata Kepala Pertahanan Sipil Meksiko Luis Felipe pada Sabtu.
Lebih dari 800.000 orang telah kehilangan tempat tinggal setelah sebagian atau seluruh rumah mereka hancur.
Sebanyak 324 gedung sekolah telah mengalami kerusakan bangunan, termasuk 42 gedung yang rusak total.
Kepala Unit Perlindungan Sipil Oaxaca Armando Bohorquez, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Senin pagi, mengatakan enam orang masih belum ditemukan, termasuk empat orang yang dilaporkan menginap di satu hotel yang ambruk di Kota Kecil Matias Romero.
Bohorquez meminta Pemerintah Federal mengumumkan 282 kota kecil sebagai daerah bencana alam untuk memfasilitasi upaya pertolongan.
Gempa kuat mengguncang pantai Meksiko Selatan pada Kamis larut malam, dengan pusat gempa 96 kilometer di sebelah barat-daya Kota Kecil Pijijiapan di Negara Bagian Chiapas, dengan kedalaman 33 kilometer.
Gelombang seismik menggoyang gedung sampai Mexico City, tempat peringatan gempa di seluruh kota keluarkan, sehingga membangunkan warga dan membuat mereka berlarian ke jalan beberapa menit sebelum tengah malam.
Gempa bumi itu berdampak pada sedikitnya 50 juta orang di 12 negara bagian. Kota yang paling parah diguncang gempa ialah Juchitan di Oaxaca, tempat tak kurang dari 36 mayat dikeluarkan dari reruntuhan. Oaxaca adalah satu dari tiga negara bagian di dekat pusat gempa di lepas pantai.
Menurut Pemerintah Meksiko, itu adalah gempa bumi paling kuat yang telah dialami negeri tersebut dalam 100 tahun terakhir.
Credit antaranews.com
Langganan:
Postingan (Atom)