Washington - Lewat
uji coba nuklir keenamnya, Kim Jong-un 'menyampaikan pesan' tidak akan
menghentikan program kegiatan nuklirnya walaupun dikecam dunia
internasional. (EPA)
Amerika Serikat bergabung dengan Korea Utara,
Jepang, Cina, dan Rusia untuk mengecam uji coba senjata nuklir yang
canggih oleh Korea Utara.
Pemerintah Pyongyang mengatakan sudah berhasil melakukan uji coba bom hidrogen yang bisa dipasangkan ke rudal jarak jauh.
Menanggapinya, Presiden Donald Trump bahwa 'kata dan tindakan' Korea Utara itu 'amat bermusuhan dan berbahaya'.
Uji
coba yang diakui sebagai bom hidrogen ini tak sampai seminggu setelah
Korut meluncurkan rudal yang melewati wilayah angkasa Jepang sebelum
jatuh di lepas pantai Pulau Hokkaido.
Rangkaian uji coba rudal
Korea Utara dalam beberapa waktu belakangan memicu kecaman dari dunia
internasional, namun apakah uji coba bom hidrogen yang diumumkan ini
akan memicu kecaman yang sama dengan sebelumnya atau memiliki
konsekuensi yang lebih serius.
Berita TV Korea Utara tentang uji coba nuklir bom hidrogen disiarkan di Tokyo, Jepang. (Reuters)
Bagaimana reaksi sejauh ini?
Dengan
mengecam uji coba bom terbaru sebagai 'bermusuhan' dan 'berbahaya',
Presiden Trump menyebut Korea Utara adalah 'bangsa nakal' yang menjadi
'ancaman besar dan memalukan' bagi Cina, yang merupakan sekutu utama
Korea Utara.
Dia menambahkan 'pembicaraan yang menenangkan' dari
Korea Selatan tidak bekerja karena negara komunis yang tertutup tersebut
'hanya mengerti satu hal'.
Gedung Putih belakangan menjelaskan
Presiden Amerika Serikat akan menggelar pertemuan keamanan nasional
sementara Menteri Keuangan, Steven Mnuchin. mengatakan akan mengajukan
sanksi baru untuk mencegah negara apapun yang melakukan perdangan dengan
Korea Utara untuk menjalin bisnis dengan AS.
Apa yang bisa dilakukan?
Jonathan Marcus - wartawan urusan pertahanan dan diplomatik BBC
Lewat
uji coba nuklir-nya yang keeman, yang kemungkinan merupakan terbesar
sejauh ini, Korea Utara juga mengirim pesan politik yang jelas.
Terlepas
dari 'gertakan dan ancaman' yang disampaikan pemerintahan Donald Trump
di Washington dan kecaman yang meluas dari dunia internasional,
Pyongyang tidak akan menghentikan atau mengendalikan kegiatan nuklirnya.
Tank
Korea Selatan saat latihan militer di Paju, Minggu (03/09), di tengah
meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea. (Getty Images)
Yang
mengkawatirkan adalah bahwa program tersebut berkembang di semua sektor
dengan laju yang lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang.
Sejauh
ini semua upaya untuk menekan Korea Utara -baik itu sanksi, pengucilan,
dan ancaman militer- gagal untuk menggerakkan Pyongyang.
Jadi bisakah ditempuh langkah lebih lanjut?
Jelas
namun sanksi ekonomi yang lebih keras akan berpotensi melumpuhkan rezim
dan mendorong ke arah bencana, yang tidak ingin dilakukan Cina.
Pengendalian
dan pencegahan kini akan mengedepan karena dunia menyesuaikan
kebijakannya dari upaya untuk menghentikan program nuklir Pyongyang
menjadi hidup bersama Korea Utara yang memiliki senjata nuklir.
Sementara
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, menyerukan tanggapan 'yang paling
kuat yang memungkinkan', termasuk sanksi PBB untuk mengasingkan total
pemerintah Pyongyang.
"Saya tidak bisa tidak kecewa dan marah,"
tegas Moon dan menambahkan program senjata Korea Utara merupakan
'ancaman atas perdamaian dunia' dan hanya akan 'mengucilkan negara itu
lebih lanjut'.
Cina juga mengungkapkan 'kecaman keras' karena
negara itu telah mengabaikan penentangan yang meluas atas program
senjatanya oleh komunitas internasional.
Sedangkan Rusia mendesak
semua pihak untuk melakukan perundingan dengan mengatakannya sebagai
satu-satunya jalan untuk memecahkan masalah Semenanjung Korea.
Apa arti uji coba terbaru ini?
Korea
Selatan mengatakan uji coba terbaru berlangsung di kawasan Kilju,
tempat lokasi uji coba nuklir Punggye-ri. 'Gempa buatan' mencapai 9,8
kali lebih kuat dari gempa saat uji coba kelima Korea Utara pada
September 2016, menurut badan meteorologi negara itu.
Walapun para
ahli menyarankan untuk tidak menerima pernyataan Korea Utara begitu
saja, uji coba terbaru ini merupakan yang terbesar dan yang paling
berhasil sejauh ini dan pesannya jelas: Korea Utara ingin memperlihatkan
mereka tahu membuat hulu ledak nuklir.
Apakah Cina akan melarang?
Robin Brant - BBC News di Shanghai, Cina
Uji
coba nuklir Korea Utara yang keenam ini merupakan penolakan
terang-terangan atas semua yang diminta oleh satu-satunya sekutunya.
Tanggapan
Beijing bisa diduga: kecaman dan desakan untuk menghentikan provokasi
serta berdialog, namun juga mendesak Korea Utara untuk menerima
'keinginan keras' dari komunitas internasional atas denuklirisasi
Semenanjung Korea.
Uji
coba nuklir terbaru Korut juga menjadi pertanda bahda Kim Jong-un
mengabaikan seruan Cina, yang merupakan sekutu utamanya. (Getty Images)
Bagaimanapun
tidak ada tanda bahwa Cina bersedia jika 'keinginan keras' tersebut
melampaui sanksi PBB, yang baru-baru ini melarang ekspor makanan laut
dan bijih besi, sebagai tambahan atas larangan sebelumnya atas batu bara
dan mineral.
Perlu pula dicatat bahwa uji coba yang disebut bom
hidrogen ini berlangsung pada saat Presiden Cina, Xi Jinping, akan
menyambut beberapa pemimpin dunia dalam pertemuan puncak negara-negara
perekonomian baru, Brics, di Xiamen, Cina timur.
Bahkan media
pemerintah tidak bisa mengabaikan begitu saja bahwa pemimpin mereka
diperlakukan dengan kasar -dan juga dipermalukan- oleh sekutu yang juga
tetangganya yang dikucilkan oleh dunia internasional.
Seorang
ahli senjata nuklir, Catherine Dill, mengatakan kepada BBC masih belum
jelas persisnya senjata nuklir yang diuji coba oleh Korea Utara
tersebut.
"Namun berdasarkan seismik-nya (berkenaan dengan gempa
bumi), hasil uji coba ini jelas dalam urutan kekuatannya lebih tinggi
dari hasil uji coba sebelumnya."
Dia menambahkan informasi yang tersedia saat ini tidak memastikan bahwa senjata
thermonuclear sudah diuji-coba namun tampaknya ada kemungkinan itu.
Bom
hidrogen jauh lebih kuat dari bom atom, dengan menggunakan fusi,
penyatuan atom-atom, untuk melepaskan sejumlah besar energi sedangkan
bom atom menggunakan fisi nuklir atau pemisahan atom.
Credit
detik.com