Politikus Malaysia Anwar Ibrahim enggan
disebut sebagai bapak reformasi, meski selama ini dia dianggap sebagai
tokoh pejuang perubahan di Negeri Jiran. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CB -- Politikus Malaysia Anwar
Ibrahim enggan disebut sebagai bapak reformasi, meski selama ini dia
dianggap sebagai tokoh pejuang perubahan di Negeri Jiran.
"Ada
yang memang menganggap saya begitu, tapi yang terpenting adalah
reformasi itu sendiri yang dilaksanakan," ucap Anwar kepada CNN Indonesia TV, Minggu (20/5) di Jakarta.
Anwar
menganggap reformasi bukan titel yang bisa dibuat-buat seenaknya, tapi
julukan yang datang dengan sendirinya seiring dengan perjuangan
seseorang membawa perubahan bagi rakyat dan negara.
"Jadi saya tidak boleh pegang dan memonopoli titel tersebut. Itu datang dengan sendirinya," kata Anwar.
Anwar
merupakan Ketua Umum Pakatan Harapan, koalisi partai oposisi yang
akhirnya memimpin bangsa setelah menang pemilihan umum 9 Mei lalu,
menumbangkan rezim Barisan Nasional yang memimpin sejak Malaysia merdeka
enam dekade lalu.
Dalam wawancara tersebut, Ketua Umum Partai
keadilan Rakyat (PKR) itu juga mengungkapkan kekaguman terhadap proses
reformasi di Indonesia pada 20 tahun silam.
"Reformasi Indonesia
menakjubkan dan istimewa meski masih ada kesenjangan, kemiskinan, hingga
permasalahan korupsi yang agak serius," papar pria 70 tahun itu.
"Rakyat
Indonesia mengharapkan suatu perubahan agar terus belaku. Yang membuat
saya kagum adalah ada perubahan jelas dalam sistem pemerintahan antara
masa orde baru dan pasca-reformasi," lanjutnya.
Merasa DifitnahPada
1998, Anwar sendiri mengalami transformasi besar dalam hidupnya. Dari
orang yang digadang bakal menjadi perdana menteri, ia dipecat karena
menyuarakan perubahan sistem pemerintahan.
Ia bahkan dipenjara
atas tuduhan sodomi, kasus yang dianggap bermotif politik. Tak hanya di
masa pemerintahan Mahathir, Anwar juga dijebloskan ke penjara atas
tuduhan yang sama pada era Najib Razak, 2015 lalu.
Anwar
menyebut pengampunan penuh Yang Dipertuankan Agung Raja Malaysia
terhadapnya dikabulkan karena raja yakin dia telah difitnah.
"Yang Dipertuankan Agung pada kenyatannya sempat mengatakan bahwa kasus ini tak mempengaruhinya," ucap Anwar.
"Saya
diampunkan dan dibersihkan karena dia yakin ada pelanggaran hukum dan
kezaliman terhadap Anwar yang cukup kuat. Sebab Raja mengikuti setiap
proses hukum dan pengadilan kasus ini," lanjutnya.
Anwar
menyebut pengampunan penuh Yang Dipertuankan Agung Raja Malaysia
terhadapnya dikabulkan karena raja yakin dia telah difitnah.
(Reuters/Lai Seng Sin)
|
Meski
mengaku telah memafkan para oknum-oknum yang telah memfitnah dan
memenjarakannya, Anwar menyebut dia ingin memastikan namanya bersih.
Dia ingin jaksa dan hakim yang menangani kasusnya membeberkan seluruh fakta jika dirinya benar-benar melanggar hukum.
"Tapi
langkah ini bukan dimaksud untuk menghukum ketua hakim atau siapa-siapa
yang terlibat dan tunduk kepada bapak Najib Razak yang mengarahkan
seluruh drama ini. Saya tidak bermaksud begitu," kata dia.
"Saya hanya ingin tunjukan fakta dan undang-undang yang buktikan tanpa ragu bahwa saya telah dikhianati dan difitnah," katanya.
Yakin Najib KorupsiSetelah
mengalahkan Barisan Nasional dalam pemilu, agenda Pakatan Harapan
selanjutnya adalah membersihkan pemerintahan baru dari elemen-elemen
rezim terdahulu.
Selain itu, pemerintahan baru Malaysia juga
tengah gencar-gencarnya menyelidiki kasus dugaan korupsi 1Malaysia
Development Berhad (1MDB) yang menjerat eks PM Najib Razak sejak pertama
kali mencuat 2015 lalu.
Anwar merasa yakin bahwa pemerintahan
yang dipimpin Najib melakukan korupsi, bahkan tak hanya kasus 1MDB tapi
juga di beberapa kasus lainnya.
"Soal korupsi ini sudah lama,
bukan saja soal 1MDB, saya tahu bahwa ada korupsi pembelian kapal
frigate, dan banyak jauh sebelum 1MDB," ucapnya.
Anwar
mengatakan dia merupakan salah satu politikus yang mengungkap kasus
1MDB pertama kali di parlemen pada 2010 lalu. Namun, kata dia, parlemen
saat itu membantah dan malah melindungi pemerintah.
Anwar
menyebut dirinya bahkan sempat diskors selama 6 bulan dari jabatannya
sebagai anggota parlemen karena mengungkap kasus itu saat berpidato di
depan badan legislatif.
"Saya yang pertama kali menyuarakan kasus
1MDB pada 2010 lalu di parlemen. Saat itu, pidato saya cukup keras
karena menegaskan bahwa ada pelanggaran hukum dan kekayaan aneh yang
tidak mungkin dimiliki individu," kata Anwar.
"Tapi, seperti
biasa pada saat itu parlemen digunakan untuk menangkis tuduhan. Saya
sempat dihantung Najib selama 6 bulan meski pada akhirnya kasus ini
terungkap juga."
Untuk
pertama kalinya, Komisi anti-korupsi Malaysia (MACC) melayangkan
panggilan kepada Najib untuk memberikan kesaksian terkait skandal 1MDB
besok, Selasa (22/5).
Anwar sebelumnya memperkirakan bahwa Najib
pada akhirnya akan dipenjara. Dia juga meyakini bahwa jaksa bisa
menemukan bukti cukup untuk menuntut orang yang pernah menjebloskannya
ke penjara itu.
Credit
cnnindonesia.com