Senin, 20 November 2017

Menlu Saudi: Tak Ada Ibu Kota Arab yang Aman dari Rudal Iran


Menlu Saudi: Tak Ada Ibu Kota Arab yang Aman dari Rudal Iran
Para Menteri Luar Negeri Liga Arab menggelar pertemuan darurat di Kairo, Mesir, Minggu (19/11/2017). Pertemuan ini untuk menyikapi ancaman dari Iran. Foto/REUTERS/Amr Abdallah Dalsh


KAIRO - Arab Saudi mendesak negara-negara Liga Arab untuk menemukan solusi ”non-kompromi” untuk menghadapi apa yang mereka sebut sebagai “agresi Iran”. Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Adel al-Jubeir memperingatkan bahwa tak ada ibu kota negara Arab yang aman dari rudal Teheran.

Peringatan itu disampaikan dalam pertemuan darurat para menteri luar negeri Arab di Kairo, Mesir, hari Minggu. ”Kami tidak akan berdiri diam dalam menghadapi agresi Iran,” kata al-Jubeir.

Pejabat Saudi ini menuduh Teheran campur tangan urusan internal di berbagai negara Timur Tengah, terutama yang berfokus pada faksi Houthi di Yaman, dan Hizbullah di Libanon.

”Iran menciptakan agen di wilayah tersebut, seperti milisi Houthi dan Hizbullah, yang sama sekali mengabaikan semua prinsip internasional,” kata al-Jubeir.

Diplomat top Riyadh yang menjabat sebagai Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat dua tahun lalu itu mengatakan bahwa 80 rudal buatan Iran telah diluncurkan dari Yaman sejak konflik pecah bulan Maret 2015.

“Melihat kelonggaran terhadap Iran tidak akan membiarkan Ibu Kota Arab aman dari rudal balistik tersebut,” katanya, mengacu pada serangan rudal balistik dari Houthi Yaman terhadap Riyadh yang  digagalkan awal bulan ini. Saudi meyakini, serangan rudal itu diperintahkan oleh Teheran.

Kepala Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit, seperti dilansir dari Al Arabiya, Senin (20/11/2017), juga membuat tuduhan serupa terhadap Iran yang mengembangkan tekonologi rudal. Liga Arab terdiri dari 22 negara yang didominasi negara Muslim Sunni di Timur Tengah dan Afrika Utara.

”Kami mengatakan dengan jelas bahwa ancaman Iran telah melampaui semua batas dan mendorong wilayah tersebut menuju jurang maut,” kata Aboul-Gheit.

Dalam sebuah resolusi, Liga Arab mengatakan bahwa pihaknya tidak bermaksud untuk mengumumkan perang melawan Iran untuk saat ini. Namun, kelompok negara Arab itu memperingatkan bahwa Arab Saudi memiliki hak untuk mempertahankan wilayahnya. 



Credit  sindonews.com






Turki Pertanyakan Kredibilitas NATO


Turki Pertanyakan Kredibilitas NATO
Presiden Turki Tayyip Erdogan mempertanyakan kredibilitas NATO. Foto/Reuters


ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan mempertanyakan kredibilitas NATO. Dia menuturkan, NATO telah menarik sistem pertahanan rudalnya dari Turki tanpa mempedulikan ancaman yang ditimbulkan oleh negara lain.

Erdogan lalu mempertanyakan sikap NATO yang memprotes keras Turki karena membeli sistem pertahanan udara buatan Rusia S-400. Menurutnya, apa yang dilakukan NATO benar-benar mengundang banyak pernyataan.

"Kredilitas NATO telah dipertanyakan oleh semua negara anggotanya, saat mereka menarik sistem pertahanan rudal dari Turki, di saat ancaman dari Suriah meningkat," ungkap Erdogan dalam sebuah pernyataan.

"Dan sekarang, ketika kita mencoba untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia, reaksi dari beberapa negara aliansi (NATO) membuktikan keburukan ini," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (19/11).

Hubungan Turki dan NATO sendiri memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Puncaknya, saat Erdogan dimasukkan dalam daftar musuh di sebuah poster dalam latihan gabungan yang dilakukan NATO.

NATO sendiri sejatinya telah meminta maaf mengenai hal ini. Namun, Erdogan menolak permintaan maaf dari NATO itu, dengan menyebut perilaku yang tidak sopan tak bisa dimaafkan dengan mudah. 





Credit  sindonews.com



Kapal Perang AS dan Kapal Komersil Jepang Bersenggolan



Kapal Perang AS dan Kapal Komersil Jepang Bersenggolan
Kapal perusak Angkatan Pertahanan Maritim Jepang JS Ashigara (DDG 178), (depan), kapal perusak rudal kelas Arleigh Burke USS Wayne E. Meyer (DDG 108) (tengah), dan rudal kelas menengah Ticonderoga USS Lake Champlain (CG 57) transit di Laut Filipina sata mengawal kapal induk kelas Nimitz USS Carl Vinson (CVN 70) ke semenanjung Korea, 28 April 2017. AP Photo

CB, Jakarta - Kapal perang Amerika Serikat bertabrakan dengan sebuah kapal penarik komersial Jepang di Teluk Sagami pada Sabtu, 18 Nopember 2017. Ini merupakan kelima kalinya kapal perang dari Armada Pasifik Angkatan Laut ke 7 AS terlibat insiden pada tahun ini.
"Kapal penarik Jepang kehilangan baling-balingnya dan bergerak ke arah kapal USS Benfold dalam sebuah latihan," begitu dilansir ABC News, Sabtu, 18 Nopember 2017.

 
Kapal penghancur dengan sistem persenjataan rudal berbasis satelit ini mengalami kerusakan minimal. Tidak ada kru yang cedera pada kejadian ini.
Kapal perang USS Benfol, yang masih akan menjalani pengecekan kerusakan, tetap berada di laut. Tim dari Armada ke 7 akan menginvestigasi insiden ini.

 
::: Berikut ini daftar insiden yang melibatkan kapal perang AS pada 2017, termasuk dua tabrakan fatal yang melibatkan 17 pelaut meninggal:
31 Januari
Kapal perang USS Antietam menabrak daratan di lepas pantai Jepang sehingga merusak baling-balingnya dan menumpahkan minyak ke laut.
Kapal penghancur dengan sistem rudal berbasis satelit ini terdampar dekat pangkalan angkatan laut AS di Yokosuka, Jepang, setelah terkena hempasan angin di laut.
9 Mei
Kapal perang USS Lake Champlain, yang juga dilengkapi sistem rudal berbasis satelit, bertabrakan dengan sebuah kapal ikan Korea Selatan di Laut Jepang. Kapal perang ini sedang mengikuti latihan ketika insiden ini terjadi.
17 Juni
Sebanyak 7 pelaut AS tewas ketika USS Fitzgerald bertabrakan dengan kapal ACX Crystal berbendera Filipina di tengah laut pada malam hari di lepas pantai Yokosuuka, Jepang. Sebagian kapal tergenang akibat insiden ini. Tujuh pelaut tewas pada kejadian ini karena tenggelam di bagian kapal yang tergenang.
21 Agustus
Kapal perang USS John S. McCain bertabrakan dengan kapal komersial Alnic MC di perairan Selat Malaka. Ini mengakibatkan sepuluh pelaut tewas. Kapal dengan sistem senjata rudal berbasis satelit ini sedang dalam kunjungan rutin ke Singapura. Dan insiden dengan kapal komersial Jepang menjadi insiden terbaru. 



Credit  TEMPO.CO






Hun Sen Persilakan Amerika Pangkas Semua Dana untuk Kamboja



Hun Sen Persilakan Amerika Pangkas Semua Dana untuk Kamboja
Hun Sen Klaim Partainya Menang

CB, Jakarta - Hun Sen, Perdana Menteri Kamboja dari tahun 1998 hingga sekarang menantang Amerika Serikat untuk memangkas semua bantuannya menjelang pemilu tahun depan.
"Samdech Techo Hun Sen mengatakan pemangkasan bantuan Amerika Serikat tidak akan menewaskan pemerintah, melainkan hanya akan membunuh sekelompok orang yang menjalankan kebijakan-kebijakan Amerika," ujar Fresh News, media pendukung pemerintah Kamboja seperti dikutip dari Reuters, 19 November 2017.


Fresh News tidak melaporkan nama kelompok yang menjalankan kebijakan Amerika di Kamboja seperti tudingan Hun Sen.

Menurut Fars News, Hun Sen dalam pidatonya di hadapan para buruh garmen mengatakan dirinya menyambut keputusan Amerika memangkas bantuannya. Hun Sen kemudian mendesak Amerika untuk memangkas semua bantuannya.
Pernyataan Hun Sen itu dipicu pengumuman Amerika pada Jumat lalu tentang pemangkasan bantuan dana untuk membantu pemilihan umum Kamboja.


Amerika juga meminta Kamboja membebaskan pemimpin CNRP, Kem Sokha dan memulihkan kembali aktivitas CNRP.
Pengumuman Amerika ini dikeluarkan setelah Pengadilan Mahkamah membubarkan partai oposisi terbesar Partai Penyelamat Nasional Kamboja atau CRP atas permintaan pemerintah. Pengadilan Mahkamah juga melarang 118 anggota partai CNRP terlibat dalam kegiatan politik selama 5 tahun.
April lalu, Kedutaan Amerika mengumumkan akan meyediakan bantuan US$ 1,8 juta untuk membantu pemilu lokal tahun ini dan pemilihan umum tahun depan.


Di situs resmi Kementerian Luar Negeri Amerika dilaporkan, bantuan untuk program keshatan, pendidikan, pemerintah, pertumbuhan ekonomi, dan pembersihan senjata yang tidak meledak senilai lebih dari US477,6 juta tahun 2014.
Sebelumnya, Hun Sen telah memastikan diri untuk maju dalam pemilu tahun depan. Ia bahkan membenarkan akan menjadi kepala pemerintahan terlama di Asia Tenggara.




Credit  TEMPO.CO








Cekcok Kantor PLO, Palestina Ancam Putus Hubungan dengan AS


Cekcok Kantor PLO, Palestina Ancam Putus Hubungan dengan AS
Sempat menunjukkan hubungan baik, pemerintahan Mahmoud Abbas (kiri) dan Donald Trump (kanan) kini berselisih paham. (Reuters/Jonathan Ernst)



Jakarta, CB -- Palestina mengancam akan membekukan hubungan dengan Amerika Serikat jika merealisasikan niat untuk menutup kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington.

Tanggapan itu dilontarkan pada akhir pekan kemarin, menyusul langkah mengejutkan Amerika Serikat dan upaya Presiden AS Donald Trump untuk mencari modal perundingan dalam negosiasi perdamaian Israel-Palestina.

Trump sebenarnya mempunyai waktu 90 hari untuk membatalkan penutupan kantor PLO jika dia memandang ada perkembangan berarti.


Namun, Sekretaris Jenderal PLO Saeb Erekat mengatakan organisasinya telah secara resmi menyampaikan kepada Washington bahwa "kami akan menangguhkan semua komunikasi dengan pemerintah Amerika saat ini" jika kantor itu jadi ditutup.

Meski dipandang sebagai perwakilan seluruh warga Palestina oleh masyarakat internasional, PLO mesti memperbarui izin beroperasinya di ibu kota AS setiap enam bulan sekali.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Malki mengatakan ini adalah kali pertamanya pemerintahan AS menolak untuk memperbarui izin itu sejak era 1980-an.

Kepada AFP, Malki mengatakan sejumlah pejabat Palestina telah menerima surat dari Washington dua hari lalu yang "menyatakan Menteri Luar Negeri AS tidak punya cukup alasan untuk membiarkan kantor itu tetap buka."

"Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dan kami telah meminta klarifikasi dari Kementerian Luar Negeri AS dan Gedung Putih," ujarnya.

"Mereka mengatakan kepada kami bahwa akan ada rapat antara pakar hukum senior Senin ini. Lalu mereka akan memberikan jawaban yang jelas," kata Malki yang juga mengatakan para pemimpin Palestina akan turut menggelar rapat untuk membahas respons terhadap langkah AS.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS menggarisbawahi "pernyataan tertentu yang diungkapkan para pemimpin Palestina" soal Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sebagai alasan penolakan pembaruan izin.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pidato terakhirnya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, sempat menyiratkan akan membawa isu permukiman Israel ke ICC.



Credit  cnnindonesia.com




AS Bekukan Operasional Kantor PLO di Washington


Mahmoud Abbas - Presiden Palestina. Senin(7/3).
Mahmoud Abbas - Presiden Palestina. Senin(7/3).


CB, WASHINGTON -- Otoritas Amerika akan membekukan operasional Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang berpusat di Negeri Paman Sam. Ini menyusul desakan otoritas Palestina untuk menginvestigasi Israel melalui Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
PLO merupakan lembaga politik resmi Palestina yang telah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Lembaga yang terdiri atas sejumlah organisasi perlawanan, organisasi ahli hukum, mahasiswa, buruh, hingga guru ini membuka kantor perwakilan di Washington DC pada 1994.
Seperti diwartakan BBC, Ahad (19/11) otoritas Amerika menilai desakan yang dilakukan melalui ICC melanggar regulasi di AS dan membuat PLO tak bisa beroperasi. Hukum AS menetapkan otoritas Palestina tidak boleh mendesak ICC menginvestigasi Israel.
Hal tersebut membuat Departemen Luar Negeri AS menolak menerbitkan ulang lisensi operasional PLO. Deplu AS mengatakan, Presiden Donald Trump memiliki waktu sekitar 90 hari untuk membuat keputusan terkait kelanjutan lisensi operasional PLO di AS.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengaku terkejut dengan kebijakan tersebut. Dia mengatakan, langkah itu akan berdampak buruk pada stabilitas hubungan Amerika dan Arab.
Sekretaris Jendral PLO, Saeb Erekat menilai kebijakan tersebut sangat tidak bisa diterima. Dia percaya pemerintah Israel menekan Amerika di saat Palestina mencoba untuk bekerja sama untuk mencapai kesepakatan akhir. Namun lewat AP, pihak Israel menyangkalnya. Israel menyebut ini urusan dalam negeri AS.
Pada September lalu, Mahmoud Abbas mengatakan kepada PBB bahwa Palestina meminta ICC untuk menginvestigasi dan mengambil langkah hukum terhadap otoritas Israel terkait kegiatan permukiman dan agresi terhadap rakyat Palestina.






Credit  REPUBLIKA.CO.ID







Menteri Israel: Kami Punya Hubungan Rahasia dengan Banyak Negara Arab


Menteri Israel: Kami Punya Hubungan Rahasia dengan Banyak Negara Arab
Yuval Steinitz (Foto: AFP)


Tel Aviv - Seorang menteri Israel membeberkan bahwa pemerintah Israel telah menjalin hubungan rahasia dengan banyak negara Arab dan muslim. Menteri tersebut mengatakan, Israel punya kewajiban untuk tidak menyebutkan negara-negara itu atas permintaan negara-negara bersangkutan.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Energi Israel Yuval Steinitz dalam wawancara dengan radio militer Israel pada Minggu (19/11) waktu setempat.

"Kami punya hubungan, beberapa di antaranya rahasia, dengan banyak negara Arab dan mulism," kata Steinitz seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (20/11/2017).

Ketika ditanyai mengenai hubungan dengan Arab Saudi, menteri Israel tersebut menyatakan, Saudi menginginkan agar hubungan dengan Israel dirahasiakan dan Tel Aviv tak keberatan dengan itu.

"Biasanya yang menginginkan hubungan tersebut dirahasiakan adalah pihak lain," tuturnya.

"Tapi kami menghormati keinginan pihak lain, ketika hubungan sedang berkembang, apakah itu dengan Arab Saudi atau dengan negara-negara Arab atau negara-negara muslim lainnya, dan masih banyak lainnya ... namun kami merahasiakannya," imbuh Steinitz.

Meski Saudi dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, namun keduanya memiliki musuh yang sama, yakni Iran. Kedua negara tersebut sama-sama menginginkan untuk membatasi pengaruh Iran yang kini meluas di Timur Tengah.

Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga telah berulang kali membangga-banggakan kedekatan Israel dengan "negara-negara Arab moderat" tanpa menyebutkan nama-nama negara tersebut, namun diasumsikan mengacu ke Saudi dan negara-negara Teluk lainnya.




Credit  detik.com


Menteri Israel Ungkap Kontak Rahasia dengan Arab Saudi


Menteri Israel Ungkap Kontak Rahasia dengan Arab Saudi
Menteri Energi Israel Yuval Steinitz, sosok menteri yang ungkap kontak rahasia Israel dan Arab Saudi. Foto/REUTERS/Ronen Zvulun


TEL AVIV - Menteri Energi Israel Yuval Steinitz mengungkap adanya kontak rahasia antara negaranya dengan Arab Saudi. Kontak ini terjalin di saat kedua negara memiliki kekhawatiran yang sama terhadap Iran.

Pengungkapan terang-terangan ini baru pertama kali disampaikan seorang pejabat Israel secara resmi.

Pemerintah Saudi tidak segera menanggapi pengakuan Menteri Steinitz. Pihak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Baik Arab Saudi maupun Israel memandang Iran sebagai ancaman utama bagi Timur Tengah. Meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Riyadh telah memicu spekulasi bahwa kepentingan bersama dapat mendorong Arab Saudi dan Israel untuk bekerja sama.

Namun, Saudi telah menegaskan bahwa hubungan dengan Israel tidak akan terjalin selama negara Yahudi itu belum menarik diri dari wilayah Arab yang dikuasai dalam perang Timur Tengah 1967.

Dalam sebuah wawancara di Army Radio, Steinitz yang menjadi anggota kabinet keamanan Netanyahu, tidak merinci detail kontak kedua negara tersebut.

“Kami memiliki ikatan yang memang sebagian rahasia dengan banyak negara Muslim dan Arab, dan biasanya partai (kita) tidak malu,” katanya.

”Ini adalah sisi lain yang tertarik untuk menjaga hubungan tetap tenang. Bersama kami, biasanya, tidak ada masalah, tapi kami menghormati keinginan pihak lain, saat hubungan berkembang, entah dengan Arab Saudi atau dengan negara-negara Arab lainnya atau negra Muslim lainnya, dan masih banyak lagi,  (tapi) kami merahasiakannya,” ujarnya, seperti dilansir Reuters, Senin (20/11/2017).

Hussein Ibish, ilmuwan senior Arab Gulf States Institute, di  Washington, mengatakan bahwa ucapan Steinitz tidak akan mengejutkan siapa pun yang telah memperhatikan “pacaran” antara Israel dan Arab Saudi. “Yang secara khusus didorong oleh pihak Israel,” katanya.

Pekan lalu, Kepala Militer Israel, Letnan Jenderal Gadi Eizenkot, mengatakan bahwa Israel siap untuk berbagi informasi intelijen dengan Arab Saudi. Menurutnya, kedua negara memiliki kepentingan bersama dalam menghadapi Iran.






Credit  sindonews.com







Arab Saudi Panggil Duta Besarnya untuk Jerman


Arab Saudi Panggil Duta Besarnya untuk Jerman
Mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Al-Hariri, mundur dari jabatannya ketika berada di Riyadh. (Reuters/Hasan Shaaban)


Jakarta, CB -- Arab Saudi memanggil duta besarnya untuk Jerman terkait dengan komen yang diduga dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel ketika bertemu dengan Menteri Luar Negeri Libanon.

Kementerian Luar Negeri Saudi pada Sabtu (18/11) mengatakan bahwa Saudi akan melayangkan nota protes kepada duta besar Jerman di Riyadh terkait komen "tak berdasar" yang dibuat Gabriel.


"Pernyataan semacam itu menimbulkan kekagetan dan ketidaksejujuan dari Arab Saudi karena menganggap tak jelas tujuannya dan berdasar pada informasi yang salah yang tidak akan membantu stabilitas di kawasan," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi seperti diberitakan oleh kantor berita pemerintah SPA.

Kontroversi bermula pada pengunduran diri mantan Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri dari jabatannya ketika ia berada di Riyadh pada 4 November lalu. Ia menuding kelompok Hizbullah yang didukung oleh Iran menyebabkan kekacauan di Libanon.


Pengunduran diri Hariri yang tiba-tiba kemudian keputusannya untuk tetap tinggal di Saudi menyebabkan banyak pihak mengkhawatirkan stabilitas di Libanon.


Pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi tidak menyebut detil pernyataan Gabriel yang dimaksud.

Namun, situs Kementerian Luar Negeri Jerman mengutip perkataan Gabriel kepada Menteri Luar Negeri Libanon Gebran Bassil bahwa "Jerman secara tegas berada di sisi Libanon," dan memperingatkan soal tensi yang meninggi di Timur Tengah.

"Titik masalah baru adalah hal terakhir yang diperlukan masyarakat di Timur Tengah saat ini," kata Gabriel.




Credit  cnnindonesia.com







China dan Rusia Akan Latihan Militer Anti-rudal Gabungan


China dan Rusia Akan Latihan Militer Anti-rudal Gabungan
Ilustrasi rudal Korut. (KCNA/via Reuters)



Jakarta, CB -- China dan Rusia akan menggelar latihan militer anti-rudal bersama pada bulan depan, di tengah kekhawatiran kedua negara atas pengerahan sistem pertahanan misil Amerika Serikat di Korea Selatan untuk mengantisipasi ancaman Korea Utara.

Kementerian Pertahanan China pada Jumat (17/11) menyatakan bahwa latihan gabungan itu akan dilakukan tanggal 11-16 Desember mendatang di Beijing.

Dalam pernyataan tersebut, Kemenhan China menyatakan bahwa tujuan dari latihan ini adalah melatih kemampuan bersama untuk menghadapi rudal dan mengatasi "serangan mendadak dan provokatif di kedua negara dengan rudal balistik atau rudal kapal."


Namun, Kemenhan China menegaskan bahwa latihan ini tidak menyasar satu negara tertentu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.


Sebagaimana dilansir Reuters, hubungan militer China dan Rusia sangat dekat. Kedua negara juga memiliki pandangan yang sama atas pengerahan sistem rudal AS, yaitu Terminal High Altitude Area Defence (THAAD), di Korsel.

Para pejabat dari kedua negara berulang kali mendesak AS dan Korsel untuk membatalkan pengerahan tersebut karena hanya akan menyulut emosi Korut yang akhirnya dapat membahayakan kawasan.


Selain itu, China juga khawatir sistem radar THAAD dapat menjangkau negaranya sehingga dapat membahayakan keamanan Beijing.

Rusia dan China pun selalu menekankan bahwa solusi dari isu nuklir Korut ini adalah negosiasi secara damai.

Kisruh rudal dan nuklir Pyongyang ini terus membayangi kawasan sejak awal tahun, ketika pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, menyatakan bakal terus mengembangkan program senjatanya hingga dapat menjangkau wilayah AS.



Setelah sejumlah uji coba misil, Korut mendeklarasikan rencana serangan rudal ke Guam, wilayah AS di Pasifik, lengkap dengan pemetaan jalur yang melewati langit Jepang.

Kekhawatiran kian tinggi setelah Korut meluncurkan rudal jarak menengahnya melintasi Jepang sebelum jatuh di Samudera Pasifik.

AS tak tinggal diam. Presiden Donald Trump bahkan mengatakan di hadapan sidang Majelis Umum PBB bahwa ia akan "benar-benar menghancurkan Korut" jika Pyongyang terus mengancam.





Credit  cnnindonesia.com







Kapal Selam Militer Argentina dan 44 Awak Hilang Misterius


Kapal Selam Militer Argentina dan 44 Awak Hilang Misterius
Kapal selam ARA San Juan milik militer Argentina dilaporkan hilang bersama 44 awak setelah mengalami masalah komunikasi. Foto/REUTERS/Armada Argentina


BUENOS AIRES - Sebuah kapal selam militer Argentina dengan 44 awak dinyatakan hilang misterius di laut pada hari Jumat. Pihak angkatan laut meluncurkan pencarian besar-besaran.

Kapal selam ARA San Juan hilang kontak setelah diduga mengalami masalah komunikasi. Kapal itu berada di Laut Argentina selatan saat mengonfirmasi lokasi terakhirnya dua hari yang lalu.

”Kami sedang menyelidiki alasan kurangnya komunikasi,” kata juru bicara angkatan laut Argentina Enrique Balbi kepada wartawan, yang dilansir Reuters, Sabtu (18/11/2017). ”Jika ada masalah komunikasi, kapal harus muncul ke permukaan.”

Balbi mengatakan, kapal selam tersebut meninggalkan Kota Ushuaia selatan menuju Mar del Plata. Meski belum ditemukan, kapal tersebut memiliki pasokan makanan untuk beberapa hari ke depan.

Media lokal dalam laporannya menduga kepala selam itu mengalami kebakaran. Namun, Balbi menolak untuk mengomentari laporan tersebut.

”Cerita tentang kebakaran bukanlah informasi resmi, mungkin ada kesalahan teknis. Kami masih belum memiliki kontak yang pasti,” ujarnya.

Skuadron dari penjaga pantai, sebuah pesawat tempur dan helikopter berpartisipasi dalam operasi pencarian. Data keluarga semua awak terus diperbarui secara teratur.

”Tidak ada indikasi ada yang buruk terjadi pada kapal selam itu, namun baru terhenti komunikasinya,” ujar Balbi.

”Semua pusat komunikasi di sepanjang pantai Argentina telah diperintahkan untuk mendengarkan semua frekuensi transmisi yang kemungkinan akan digunakan kapal selam,” imbuh dia. 



Credit  sindonews.com

Argentina: Kapal Selam yang Hilang Coba Hubungi Pangkalan 7 Kali


Argentina: Kapal Selam yang Hilang Coba Hubungi Pangkalan 7 Kali
Kapal selam milik AL Argentina, ARA San Juan, sempat mencoba menghubungi pangkalan sebanyak tujuh kali. Foto/Istimewa


BUENOS AIRES - Awak kapal selam militer Argentina yang hilang mencoba untuk menghubungi pangkalan angkatan laut sebanyak tujuh kali. Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Argentina.

"Panggilan itu dilakukan pada hari Sabtu ke basis yang berbeda antara pukul 10:52 pagi dan 3:42 siang dan berkisar antara empat sampai 36 detik," kata kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan. Meski begitu tidak ada koneksi komunikasi yang terjalinseperti dikutip dari CNN, Minggu (19/11/2017).

Angkatan laut mengatakan militer bekerja dengan perusahaan berbasis di Amerika Serikat (AS) yang mengkhususkan diri dalam komunikasi satelit untuk menentukan lokasi kapal selam. Kapal selam tersebut telah hilang selama lebih dari tiga hari.

Kapal selam ARA San Juan dan 44 awak kapal melakukan perjalanan melalui Samudra Atlantik dari sebuah pangkalan di kepulauan Tierra del Fuego, jauh selatan Argentina, ke pelabuhan asalnya di Mar del Plata. Kapal tersebut dijadwalkan tiba di tempat tujuan pada hari Minggu.

Kapal selam itu terakhir terlihat pada Rabu di Teluk San Jorge, beberapa ratus kilometer di lepas pantai wilayah Patagonia selatan Argentina dan hampir berada di tengah-tengah pangkalan.

Berita tentang pencarian tersebut terdengat hingga ke Vatikan. Paus Francis, seorang penduduk asli Argentina dan mantan uskup agung Buenos Aires, melayangkan doa untuk ke-44 perwira di atas kapal ARA San Juan dalam sebuah pesan yang dikeluarkan atas namanya Sabtu oleh Kardinal Pietro Parolin, sekretaris negara Vatikan.

"Paus Francis mendorong usaha untuk menemukan kapal tersebut dan meminta agar kedekatannya disampaikan kepada keluarga mereka dan otoritas militer serta sipil negara ini pada saat-saat sulit ini," bunyi pesan tersebut. 



Credit  sindonews.com



Pencarian Kapal Selam Argentina Terhambat Cuaca Buruk


Sebuah gambar bertuliskan
Sebuah gambar bertuliskan


CB, BUENOS AIRES -- Pencarian kapal selam Angkatan Laut Argentina yang hilang bersama 44 kru di dalamnya terhambat cuaca buruk. Tim dari beberapa negara mengintensifkan pencarian mereka di Laut Atlantik Selatan untuk menemukan kapal selam ARA San Juan yang hilang Rabu lalu.
Angkatan Laut AS telah mengirim kapal kedua yang dilengkapi peralatan pencari jejak khusus dan modul pencarian laut dalam untuk bergabung dalam pencarian. Kapal selam tersebut hilang sekitar 430 kilometer dari tepi pantai Argentina.

Sabtu lalu, sejumlah sinyal satelit yang diduga berasal dari kapal selam tersebut terdeteksi di dekat semenanjung Valdez. Pesawat riset NASA juga digunakan untuk mencari jejak lokasi, namun gagal.

Tim penyelamat diadang angin kencang dan gelombang tinggi. "Cuaca di daerah operasi sulit," ujar Laksamana Gabriel Gonzalez, dikutip dari BBC, Ahad (19/11).

Dia mengatakan ombak setinggi enam hingga delapan meter dengan kecepatan angin 40 knot. Menurutnya, kondisi ini akan berlangsung selama 48 jam ke depan.

Gonzalez menambahkan pencarian kapal selam diperburuk dengan sedikitnya jarak pandang. Angkatan Laut Argentina mengatakan kapal selam diesel-elektrik itu memiliki oksigen, persediaan makanan dan air selama sedikitnya dua pekan.

Saat hilang, ARA San Juan dalam perjalanan kembali dari misi rutin di Ushuaia ke pangkalan di Mar del Plata di selatan Buenos Aires. Kontak terakhir dengan komando AL pada Rabu pagi.

Kapal perusak Argentina dan dua korvet melakukan pencarian di sekitar wilayah posisi terakhir kapal selam yang diketahui di tenggara semenanjung Valdez.

Tapi sejauh ini tidak ada petunjuk tentang keberadaannya. Diperkirakan kapal selam mungkin mengalami kesulitan komunikasi yang disebabkan pemadaman listrik. Protokol Angkatan Laut memerintahkan kapal harus muncul ke permukaan jika komunikasi terputus.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Kapal Selam Coba Hubungi Kemenhan, Ada Harapan Kru Ditemukan


Kapal Selam Coba Hubungi Kemenhan, Ada Harapan Kru Ditemukan
Kapal Selam Coba Hubungi Kemenhan, Ada Harapan Kru Ditemukan. (Reuters).


BUENOS AIRES - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Argentina menyatakan kapal selam yang hilang tampaknya berupaya berkomunikasi melalui satelit. Perkembangan terbaru itu meningkatkan harapan bahwa 44 kru di kapal selam Argentina itu dapat ditemukan dalam kondisi hidup. Saat ini misi pencarian internasional sedang berlangsung di Atlantik Selatan yang sedang diterjang badai.

“Tujuh panggilan satelit yang diyakini dari kapal selam ARA San Juan terdeteksi yang menunjukkan kru berupaya menjalin kontak,” demikian pernyataan Kemhan Argentina, dikutip kantor berita Reuters.

Sinyal pada pagi dini hari dan siang itu berlangsung antara 4 dan 36 detik. Argentina sedang berupaya melacak lokasi kapal selam itu bersama perusahaan Amerika Serikat (AS) yang memiliki spesialisasi dalam komunikasi satelit.

“Komunikasi satelit itu diduga gagal karena cuaca buruk,” ungkap sumber dari Kemhan Argentina.

Belum jelas apakah jenis panggilan atau sinyal dari kapal selam itu. Kapal selam yang mengalami kerusakan di bawah laut dapat mengapungkan peralatan suar lokasi yang disebut EPIRB ke permukaan laut sehingga dapat mengirim sinyal darurat melalui satelit.

Angin kencang dan gelombang setinggi lebih dari 20 kaki di Atlantik Selatan menghalangi proses pencarian internasional terhadap kapal selam itu. Lokasi terakhir kapal selam buatan Jerman itu adalah 432 km dari pantai Argentina, pada Rabu (15/11/2017).

Angkatan Laut AS telah mengerahkan satu misi rescue laut dalam ke Argentina dari California untuk mendukung upaya pencarian tersebut.

AS memiliki kendaraan yang dapat dioperasikan dari jarak jauh dan dua kapal yang mampu menyelamatkan orang dari kapal selam yang kandas di bawah laut. Misi penyelamatan itu akan tiba ke lokasi pencarian dalam beberapa hari mendatang. Sejumlah negara, dari Cile hingga Afrika Selatan, menawarkan bantuan dalam proses pencarian tersebut.

Sejumlah kapal dan pesawat Argentina juga dikerahkan ke laut bagian selatan untuk mendukung upaya pencarian. Meski begitu, badai menghalangi jarak pandang dan pergerakan tim penyelamat dilokasi pencarian. Tidak hanya itu, warna dan desain kapal selam dibuat untuk tujuan kamuflase agar kapal selam itu sulit terlihat saat berada dipermukaan.




Credit  sindonews.com













Panglima AS akan Tolak Perintah Gunakan Nuklir Serang Korut



Tiga kapal induk Amerika Serikat tiba di pantai timur Korea Selatan pada Ahad (12/11) untuk ikut dalam latihan militer bersama di semenanjung Korea.
Tiga kapal induk Amerika Serikat tiba di pantai timur Korea Selatan pada Ahad (12/11) untuk ikut dalam latihan militer bersama di semenanjung Korea.


CB, WASHINGTON -- Panglima tertinggi pasukan nuklir Amerika Serikat (AS) mengatakan, akan menolak perintah Presiden Donald Trump untuk meluncurkan nuklir secara ilegal untuk menyerang Korea Utara (Korut). Dikutip dari Reuters, Jenderal Angkatan Udara, John Hyten menegaskan akan memberikan banyak pertimbangan ketika mendapatkan perintah tersebut.

"Kami bukan orang bodoh. Kami berpikir tentang dampak lain yang banyak," jelas dia, Ahad (19/11).

Hyten mengatakan, sebagai kepala angkatan udara AS, dia mengingatkan kepada Trump untuk mempertimbangkan apa yang diperintahkannya kembali. "Dan jika itu ilegal, Saya akan mengatakan, Pak Presiden, itu ilegal," tegas dia.

Oleh karena itu, lanjut Hyten, dirinya tidak akan mengerjakan perintah yang tidak memiliki dasar hukum. Pasalnya, jika dirinya mengerjakan perintah yang ilegal, atau melanggar hukum, berarti sama saja memasukan dirinya ke dalam penjara.

Para senator yang mendukung Trump tidak serta merta langsung berkomentar terhadap pernyataan Hyten. Menurut beberapa senator yang termasuk dalam Partai Demokrat sebagai pendukung Trump menyatakan dukungan terhadap keputusan trump untuk menggunakan senjata nuklir dalam ancaman Korut yang terus memancing permusuhan kepada AS. Oleh karena itu, beberapa senator meinta undang-undang otoritas nuklir dirubah untuk memberikan dukungan kebijakan Trump menggunakan senjata nuklir.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID



Jenderal nuklir AS akan tolak perintah serangan tidak sah Trump


Jenderal nuklir AS akan tolak perintah serangan tidak sah Trump 
Presiden AS Donald Trump (REUTERS/Carlos Barria)



Washington (CB) - Panglima tertinggi nuklir Amerika Serikat pada Sabtu mengatakan akan menolak permintaan Presiden Donald Trump jika perintah peluncuran senjata nuklir itu tidak sah.

Jenderal Angkatan Udara John Hyten, komandan Komando Strategis AS (Stratcom), mengatakan kepada peserta Forum Keamanan Dunia Halifax di Nova Scotia, Kanada, bahwa ia banyak memikirkan yang akan dikatakannya jika menerima perintah semacam itu.

"Saya pikir beberapa orang mengira kami bodoh. Kami bukan orang bodoh, kami banyak memikirkan hal ini, kapan Anda memikul tanggung jawab itu. Bagaimana Anda tidak memikirkannya?" kata Hyten, yang bertanggung jawab mengawasi senjata nuklir AS seperti dikutip Reuters.

Sebagai kepala Stratcom, Hyten memberikan saran kepada Trump bahwa ia akan memberi tahu yang harus dilakukan, katanya menambahkan.

"Jika perintahnya tidak sah, tebak apa yang akan terjadi? Saya akan mengatakan, `Tuan Presiden, itu tidak sah`, dan tebak apa yang akan dia lakukan? Dia akan berkata, `Apa yang mengesahkannya?` dan kami akan menemukan pilihan, gabungan kemampuan untuk menanggapi keadaan apa pun, dan begitulah cara kerjanya, tidak terlalu rumit," kata Hyten.

Hyten mengatakan, melalui skenario bagaimana bereaksi jika terjadi perintah ilegal adalah praktik standar.

"Jika Anda melakukan perintah yang melanggar hukum, Anda akan dipenjara. Anda bisa dipenjara seumur hidup Anda," kata Hyten mencontohkan.

Pentagon tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari ucapan Hyten.

Pernyataan itu datang setelah pertanyaan oleh senator AS, termasuk rekan-rekan Partai Demokrat dan Trump, tentang otoritas Trump untuk berperang, menggunakan senjata nuklir dan masuk ke dalam atau mengakhiri kesepakatan internasional, di tengah kekhawatiran bahwa ketegangan atas program nuklir dan rudal Korea Utara dapat menyebabkan permusuhan.

Trump telah saling berbalas ancaman dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan mengancam dalam pidato persatuannya untuk menghancurkan negara tersebut jika masih mengancam Amerika Serikat.

Beberapa senator menginginkan undang-undang untuk mengubah kewenangan nuklir Presiden AS dan komite Senat pada Selasa mengadakan sidang untuk pertama kali dalam lebih dari empat dasawarsa, yang membahas wewenang presiden melancarkan serangan nuklir, demikian dikutip dari Reuters.





Credit  antaranews.com




Cerita horor mengenai buas dan kejamnya Myanmar terhadap Rohingya



Cerita horor mengenai buas dan kejamnya Myanmar terhadap Rohingya
Pengungsi Rohingya berjalan menuju sebuah kamp pengungsi setelah menyebrangi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, Jumat (3/11/2017). (REUTERS/Hannach McKay)
Kami ingin keadilan. Kami ingin masyarakat internasional membantu kami menegakkan keadilan

Cox's Bazar, Bangladesh (CB) - Dua bocah Rohingya bersaudara --Mohamed Heron yang masih berusia enam tahun dan Akhter yang berusia empat tahun-- memperlihatkan luka bakar pada

tangan dan perut mereka yang disebut paman mereka akibat roket yang ditembakkan tentara Myanmar ke desa mereka.

Menurut sang paman bernama Mohamed Inus, dua bersaudara itu kehilangan dua saudaranya yang juga masih kecil, masing-masing bocah berumur tujuh tahun dan bayi berusia 10 bulan.

Ayah mereka ditangkap tentara Myanmar dan sampai kini tidak tahu nasibnya.

"Dua anak ini selamat saat desa kami ditembaki dengan roket," kata Inus kepada Reuters di Kamp Kutupalong, Cox’s Bazar, Bangladesh.

Kedua anak adalah di antara beberapa pengungsi Rohingya yang memperlihatkan luka yang mereka derita kepada fotografer Reuters yang mengunjungi Kamp Kutupalong, Balukhali, Leda dan Nayapara.

Berikut kisah-kisah horor lainnya di berbagai kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh, yang diceritakan kepada kantor berita Reuters.

Anwara Begum

Pagi itu, begitu bangun dari tidur, Anwara Begum (36) mendapati rumahnya di Kota Maungdaw di bagian paling utara negara bagian Rakhine, sudah dilalap api. Sebelum bisa meloloskan diri dari kepungan api, langit-langit rumah yang sudah terbakar jatuh menimpanya. Pakaian berbahan nilon yang dikenakannya terbakar untuk melelehi kedua tangannya.
Suaminya dengan sabar membawanya selama delapan hari perjalanan ke Kamp Kutupalong di Bangladesh.
"Saya sudah mengira bakal segera mati. Saya bertahan hidup demi anak-anak saya," kata dia.
Anwara kini masih menunggu kapan ada perawatan untuk luka bakar yang dideritanya.

Imam HossainTangan kanan terbungkus kain tebal putih hingga di atas sikut, Imam Hossain (42) terbaring kelelahan di pinggir jalan dekat Kamp Kutupalong.
Beberapa hari sebelum itu, dia hendak pulang ke rumah setelah mengajar di sebuah madrasah di desanya, ketika tiga pria sambil menghunus golok berusaha menyerangnya.
Sehari kemudian, dia memutuskan mengajak istri dan kedua anaknya untuk meninggalkan rumah dan desanya bersama dengan tetangga-tetangga lain untuk mengungsi ke Bangladesh.
Dia kemudian tiba di Cox’s Bazar, Bangladesh.
Hinggi kini dia tak putus mencari anggota keluarganya yang hilang.
"Saya mau tanya kepada pemerintah Myanmar mengapa mereka mencelakakan Rohingya," kata dia. "Mengapa warga Budha membenci kami? Mengapa kalian menyiksa kami? Apa salah kami?"

Mohamed Jabair
Dengan sekujur tubuh terbakar, Mohamed Jabair (21) sempat khawatir bakal buta akibat ledakan yang menghancurleburkan kampung halamannya.
Nyaris tidak sadar dan terbakar parah, Jabair dibawa saudara dan tetangganya menempuh empat hari perjalanan guna mencapai Cox’s Bazar.
"Selama berminggu-minggu saya buta dan dirawat di sebuah rumah sakit pemerintah di Cox’s Bazar selama 23 hari. Saya sempat takut akan buta selamanya," kata dia.
Jabair mengungkapkan kiriman uang dari saudaranya di Malaysia semakin menipis sehingga sudah tidak cukup lagi menanggung biaya perawatannya.

Nur Kamal
Membungkuk untuk menunjukkan bekas luka menganga yang melintang di kulit kepalanya, pemuda berusia 17 tahun itu menceritakan bagaimana serdadu-serdadu Myanmar menyiksa dia begitu si penjaga toko muda usia ini ketahuan bersembunyi di rumahnya di Desa Kan Hpu, Maungdaw.
"Mereka menghajar saya dengan popor senapan, langsung ke muka saya, dan kemudian dengan bayonet," kata Kamal.
Pamannya mendapati dia terbujur bermandikan darah. Perlu waktu dua pekan bagi mereka untuk sampai di Bangladesh.
"Kami ingin keadilan. Kami ingin masyarakat internasional membantu kami menegakkan keadilan," jerit Kamal.

KalabarowSuami, anak perempuan dan anak lelaki dari perempuan ini tewas ketika serdadu-serdadu Myanmar membakar desanya di Maungdaw. Perempuan berusia 50 tahun itu ditembak tentara pada kaki kanannya.  Selama beberapa jam, dia terbaring di tempat dia jatuh, berpura-pura mati, sebelum cucunya menemukan dia dalam keadaan masih hidup.
Selama sebelas hari perjalanan menuju Bangladesh, seorang dokter di sebuah desa, terpaksa mengamputasi kakinya yang sudah sangat terinfeksi itu. Empat laki-laki memanggulnya dengan tandu terbuat dari bambu yang dialasi seprai.
"Saat kami berjalan melewati hutan, kami menyaksikan desa-desa yang terbakar dan mayat-mayat bergelimpangan. Saya sempat mengira kami tidak akan selamat," kata dia.

Abdur RahamanAbdur Rahaman, pedagang berusia 73 tahun asal Maungdaw, disergap di sebuah gunung bersama dengan pengungsi-pengungsi lain.
Sebuah golok dilayangkan ke kakinya hingga menghilangkan tiga jari kakinya ketika dia berusaha lari menyelamatkan diri dari para penyerangnya.
Dengan darah mengucur dari kaki yang dibalut kain sarung, Rahaman terus berjalan menjauhi calon pembunuhnya selama dua jam lebih, sebelum keponakan-keponakan dan sahabat-sahabatnya membawa dia menyeberangi perbatasan Myanmar-Bangladesh.
"Masa depan kami buruk. Allah pasti menolong kami. Masyarakat internasional mesti berbuat sesuatu."

Ansar AllahBocah berusia 11 tahun bernama Ansar Allah menunjukkan codetan besar nan hitam di paha kanannya, akibat dari tembakan senapan.
"Mereka memberondongkan peluru ke arah kami ketika rumah kami dilalap api," kata ibunya, Samara.
"Pelurunya sebesar jari telunjuk saya," kata dia. "Saya tak henti bertanya, mengapa Tuhan menempatkan kami pada situasi yang berbahaya ini?"

Setara BegumSetara Begum (12) sedang bersama sembilan saudaranya yang lain di dalam rumah mereka di Maungdaw ketika tiba-tiba roket menghajar rumah mereka.
"Saya berhasil menyelamatkan delapan dari sembilan anak saya dari rumah yang terbakar, tetapi Setara terjebak di dalam rumah," kata sang ibu, Arafa.
"Saya melihat dia menangis di tengah jilatan api. Sulit menyelamatkan dia. Begitu kami bisa meraihnya, dia sudah terbakar parah sekali," kata Arafa.
Ayah Setara membawa si anak menempuh perjalanan dua hari ke Bangladesh.
Gadis ini tak kunjung dirawat. Luka pada kakinya memang sudah sembuh, tetapi dia harus hidup tanpa jari kaki.
Trauma yang amat dalam telah menyerang si gadis kecil.
"Dia membisu sejak hari itu, tak mau berbicara kepada siapa pun. Dia cuma bisa menangis diam-diam," kata ibunya.

Momtaz Begum
Dengan wajah diperban tebal, Momtaz Begum mengisahkan bagaimana tentara Myanmar datang ke desanya, meminta semua barang berharga milik warga desa diserahkan kepada mereka.
"Saya bilang pada mereka, saya orang miskin dan tak punya apa-apa. Seorang dari mereka lalu memukuli saya, kemudian berkata, 'Jika kamu tak punya uang, kami akan bunuh saja kamu."
Puas memukuli dia, tentara-tentara ini menguncinya dari luar rumah, lalu membakar atap rumah.
Momtaz beruntung selamat, namun mendapati tiga anak lelakinya sudah menjadi mayat, sedangkan anak perempuannya berdarah-darah karena terus dipukuli tentara.
Momtaz mengungsi ke Bangladesh di mana selama 20 hari dia dirawat di klinik MSF untuk mendapatkan perawatan atas luka bakar pada wajah dan tubuhnya.
"Apa yang bisa saya katakan tentang masa depan karena sekarang kami tak punya makanan, tak punya rumah, tak punya keluarga. Kami tak bisa lagi berpikir soal masa depan. Semua sudah hilang." 





Credit  antaranews.com


Rakyat Zimbabwe rayakan kejatuhan Mugabe




Rakyat Zimbabwe rayakan kejatuhan Mugabe 
Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe. Dia pernah hadir dalam peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika, di Jakarta dan Bandung, pada 2015.
... Terima kasih! Terima kasih!...

Harare, Zimbabwe (CB) - Puluhan ribu orang Zimbabwe membanjiri jalanan Harare, Sabtu. Mereka bernyanyi, menari dan memeluk tentara meluapkan kegembiraan atas kejatuhan Presiden Robert Mugabe, pemimpin mereka selama 37 tahun belakangan.

Dalam suasana mengingatkan akan kejatuhan diktator Romania, Nicolae Ceausescu, pada 1989, saat kaum pria, wanita dan anak-anak berlari-lari di sisi kendaraan lapis baja dan tentara, yang pada pekan ini menggulingkan satu-satunya penguasa, yang dikenal di Zimbabwe sejak kemerdekaan pada 1980.

Mugabe, yang berusia 93 tahun, berada dalam tahanan rumah di perumahan mewahnya, "Atap Biru", di Harare, tempat ia menyaksikan dukungan partainya, Zanu-PF, lembaga keamanan dan rakyat menguap dalam kurang dari tiga hari.

Dengan suasana penuh emosi di jalan-jalan ibu kota tersebut, rakyat Zimbabwe membicarakan pembebasan kedua bagi bekas jajahan Inggris itu, bersama mimpi mereka akan perubahan politik dan ekonomi setelah dua dasawarsa negaranya dilanda represi dan kehidupan sukar.

Kejatuhan Mugabe sepertinya mengirim gelombang mengagetkan di seantero Afrika, tempat sejumlah orang kuat mulai dari Yoweri Museveni dari Uganda hingga Joseph Kabila dari Republik Demokratik Kongo, menghadapi tekanan yang terus menguat agar turun dari kekuasaan.

"Kami meneteskan airmata kegembiraan," kata Frank Mutsindikwa, 34, sambil memegang bendera Zimbabwe, "Saya sudah lama menantikan sepanjang hidup saya suasana seperti hari ini. Akhirnya bebas. Kami bebas akhirnya."

Sejumlah orang membawa plakat berbunyi "Tidak bagi wangsa Mugabe" dan mengacungkan tinju ke udara sebagai tanda kebebasan, gema isyarat yang dibuat Nelson mandela dari Afrika Selatan ketika ia berjalan keluar tahanan apartehid tahun 1990.

Banyak warga memeluk tentara, yang mengambil alih kekuasaan, meneriakkan "Terima kasih! Terima kasih!" dalam suasana tidak disangka bahkan dalam sepekan lalu.



Credit  antaranews.com




Ribuan warga Zimbabwe turun ke jalan tuntut Mugabe mundur




Harare (CB) - Ribuan warga Zimbabwe membanjiri jalan-jalan di Harare pada Sabtu, melambaikan bendera nasional dan menyanyi serta menari untuk mencurahkan kegembiraan atas kemungkinan lengsernya Presiden Robert Mugabe.

"Ini air mata kebahagiaan," kata Frank Mutsindikwa (34) kepada Reuters, mengacungkan bendera Zimbabwean ke atas.

"Saya sudah menunggu sepanjang hidup saya untuk hari ini. Bebas akhirnya. Kami akhirnya bebas."

Para veteran pejuang kemerdekaan, aktivis dan pemimpin partai berkuasa secara terbuka meminta Presiden Robert Mugabe, yang berkuasa sejak tahun 1980, untuk mundur.

Otokrat 93 tahun itu tidak menyampaikan pengunduran diri dalam pembicaraan dengan kepala angkatan darat pada Kamis dan sejumlah sumber menduga pemimpin veteran itu "mengulur waktu" untuk merundingkan akhir kekuasaan 37 tahunnya menurut siaran kantor berita AFP.

Mugabe muncul di hadapan publik untuk pertama kalinya untuk upacara wisuda di Harare pada Jumat, memicu pertanyaan tentang status diskusinya dengan Jenderal Constantino Chiwenga, yang memimpin pengambilan kekuasaan.

Pada hari itu juga, delapan dari 10 cabang regional partai Mugabe tampil di televisi pemerintah untuk menyeru dia mundur.

Cornelius Mupereri, seorang juru bicara ZANU-PF di daerah Midlands, termasuk di antara pemimpin partai yang muncul dalam siaran berita malam ZBC untuk membacakan pernyataan yang intinya menyeru Mugabe untuk mundur.


"Ini sudah berakhir"
Chris Mutsvangwa, pemimpin asosiasi veteran perang kemerdekaan, mengatakan "permainan sudah berakhir" bagi Mugabe dan mengumumkan aksi protes di jalan untuk menentang sang presiden.

"Sudah selesai, berakhir... Para jenderal sudah melakukan pekerjaan yang fantastis," katanya dalam konferensi pers di Harare.

"Kami ingin memulihkan kebanggaan dan (Sabtu) adalah harinya... kita bisa menyelesaikan pekerjaan yang dimulai para tentara."

Asosiasi veteran mendukung wakil presiden Emmerson Mnangagwa -- yang pelengserannya memicu intervensi angkatan darat pada Selasa.

Mereka mengorganisir pertemuan di lapangan olahraga besar di daerah pekerja di pinggiran Harare, tempat pidato pertama Mugabe setelah kembali dari pengasingan di Mozambique tahun 1979. Para demonstran sudah mulai berdatangan sejak tengah malam waktu setempat.




Credit  antaranews.com








Bebaskan Sandera di Papua, 5 Perwira TNI Tolak Kenaikan Pangkat


Bebaskan Sandera di Papua, 5 Perwira TNI Tolak Kenaikan Pangkat
Para prajurit TNI yang terlibat pembebasan sandera KKB di Tembagapura (Foto: dok. Kodam III Siliwangi)

Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan lima perwira TNI yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera di Tembagapura, Timika, Papua, menolak kenaikan pangkat. Alasan penolakan itu karena merasa membebaskan sandera adalah tanggung jawab mereka.

"Lima perwira diwakili komandan upacara menyampaikan keberhasilan adalah milik anak buah, kegagalan adalah tanggung jawab para perwira sehingga secara halus mereka menolak kenaikan pangkat," kata Gatot dalam rekaman video yang diunggah akun Twitter Kodam III SIliwangi, Minggu (19/11/2017).

Kenaikan pangkat itu diberikan kepada 62 prajurit dari satuan gabungan yang membebaskan sandera. Karena menolak kenaikan pangkat, kelima perwira itu kemudian diberi latihan khusus mendahului rekan setingkatnya.

"Saya ulangi para perwira meminta menjelaskan keberhasilan adalah milik anak buahnya. Apabila kegagalan adalah tanggung jawab para perwira, maka sepantasnya yang mendapatkan kenaikan pangkat hanya anak buahnya maka 5 perwira tidak menerima kenaikan pangkat tapi diberikan latihan khusus mendahului rekan-rekannya," ujar Gatot.

Gatot menyatakan kebanggaannya dengan sikap kelima perwira tersebut. Dia mengapresiasi sikap para prajurit yang dengan sigap menyelamatkan para sandera.

"Ini adalah contoh dan teladan prajurit yang tidak mengutamakan kepetingan pribadi tapi hanya untuk kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1300 lebih tersandera tapi dengan senyap, cepat bisa memisahkan dan mengisolasi sehingga 347 sandera bisa selamat semuanya tanpa luka sedikit pun. Kemudian pangdam datang ke tempat sasaran dan semuanya bisa didamikan dengan selamat," paparnya.

Sebelumnya diberitakan sekitar 500-an warga lokal dan pendatang, yang sebelumnya menolak, kini bersedia dievakuasi. Rencananya, mereka akan dievakuasi menggunakan bus antipeluru pada Senin (20/11) mendatang.



Credit  detik.com

Perwira Pembebas Sandera Tolak Kenaikan Pangkat, TNI AD: Luar Biasa




Perwira Pembebas Sandera Tolak Kenaikan Pangkat, TNI AD: Luar Biasa

Para prajurit TNI yang terlibat membebaskan sandera KKB. Foto: dok. Kodam III Siliwangi


Jakarta - Lima perwira TNI AD yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera di Tembagapura, Timika, Papua, menolak kenaikan pangkat luar biasa. TNI AD angkat topi terhadap kelima prajuritnya itu.

"TNI AD mengapresiasi sikap dan keputusan lima perwira itu. Mereka pasti sulit untuk mengambil keputusan menolak kenaikan pangkat itu," ujar Kadispen TNI AD Brigjen Alfret Denny Tuejeh dalam perbincangan, Senin (20/11/2017).

Menurutnya, kenaikan pangkat luar biasa merupakan prestasi bagi prajurit. Bagi setiap personel TNI, kata Denny, kenaikan pangkat luar biasa itu merupakan sebuah kebanggaan.


Perwira Pembebas Sandera Tolak Kenaikan Pangkat, TNI AD: Luar Biasa
Foto: dok. Kodam III Siliwangi
"Tapi sikap mereka menjadi contoh untuk prajurit yang lain, bahkan mungkin bagi masyarakat Indonesia, bahwa mereka melaksanakan tugas dengan sangat baik, tanpa pamrih," ucapnya.

Lima perwira itu menolak kenaikan pangkat karena merasa apa yang dilakukannya sudah merupakan tugas mereka sebagai prajurit. Ada 62 orang dari satuan gabungan yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa atas upayanya membebaskan warga yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

"Mereka menunjukkan sikap keperwiraan yang luar biasa. Secara pribadi saya pun menaruh hormat dengan mereka. Sebetulnya tidak berlebihan kalau mereka mendapatkan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa itu," sebut Denny.


"Karena keberhasilan mengendalikan anak buah sehingga berhasil membebaskan sandera dalam jumlah sebesar itu dan itu tidaklah mudah," imbuhnya.

Kelima perwira yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera tersebut dinilai Denny sudah melakukan kerjanya dengan sangat baik. Apalagi selama proses pembebasan sandera, tak ada satu pun korban dari sisi warga atau pun pasukan.

"Mereka melakukan dengan baik tanpa adanya korban di pihak pasukannya dan warga yang disandera. Akhirnya mereka memilih sekolah, artinya kenaikan pangkat bukan hal utama bagi mereka, tapi lebih mengutamakan peningkatan kualitas diri," urai Denny.


"Mereka mengutamakan peningkatan profesionalisme, dan sesungguhnya mereka sudah menunjukkan sikap yang profesional. TNI AD bangga dengan mereka. Semoga mereka akan menjadi pemimpin yang hebat di masa depan," sambung dia.

Pemberian kenaikan pangkat luar biasa kepada pasukan yang terlibat dalam operasi pembebasan sandera dilakukan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Papua, Minggu (19/11). Gatot mengungkap alasan kelima perwira itu menolak kenaikan pangkat.

"Para perwira meminta menjelaskan keberhasilan adalah milik anak buahnya. Apabila kegagalan adalah tanggung jawab para perwira, maka sepantasnya yang mendapatkan kenaikan pangkat hanya anak buahnya maka 5 perwira tidak menerima kenaikan pangkat tapi diberikan latihan khusus mendahului rekan-rekannya," papar jenderal Gatot.

Lima perwira TNI AD yang menolak kenaikan pangkat itu adalah:

1. Kapten Inf SSP (Taipur)
2. Lettu Inf AZ (Taipur)
3. Lettu Inf AD (Kopassus)
4. Lettu Inf SPA (Kopassus)
5. Lettu Inf SAF (Yonif RK 751/VJS)





Credit  detik.com







Detik-detik Menegangkan Operasi Senyap Kopassus dan Kostrad Bebaskan Sandera di Papua



Warga yang diisolasi oleh kelompok kriminal bersenjata dievakuasi dari Kampung Kimberly, Kampung Banti, menuju Tembagapura, dengan pengawalan ketat personel TNI dan Polri pada Jumat (17/11/2017) sekitar pukul 11.00 WIT.
Warga yang diisolasi oleh kelompok kriminal bersenjata dievakuasi dari Kampung Kimberly, Kampung Banti, menuju Tembagapura, dengan pengawalan ketat personel TNI dan Polri pada Jumat (17/11/2017) sekitar pukul 11.00 WIT. (Humas Polda Papua)



TIMIKA, CB - Proses pembebasan sandera di Banti, Kimbeli dan area longsoran Distrik Tembagapura, Papua pada Jumat (17/11/2017), didahului sebuah operasi senyap yang dilakukan Kopassus dan Tim Intai Kostrad.
Sebanyak 13 personel Kopassus dan 10 personel Kostrad ini sudah mengintai lokasi penyekapan sejak lima hari lalu. Mereka mengendap dan memantau pergerakan kelompok kriminal bersenjata yang membaur dengan warga sipil.
Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi di Timika, Sabtu (18/11/2017), mengakui upaya pembebasan 344 warga sipil terisolasi itu penuh risiko lantaran KKB terus menghujani aparat dan warga dengan tembakan dari jarak jauh.
Aidi mengisahkan detil proses pembebasan 344 warga itu.  Dia menyebutkan, pasukan TNI sudah bergerak ke lokasi sasaran sejak lima hari sebelumnya. Mereka terdiri dari Kopassus 13 personel, 20 personel dari Batalyon 751/Rider, dengan tugas khusus merebut Kampung Kimbeli dari KKB.

Selain itu, Peleton Intai Tempur Kostrad bersama Batalyon Infanteri 754/Eme Neme Kangasi dengan personel masing-masing 10 orang. Tugasnya adalah merebut Kampung Banti.
"Mereka bergerak dengan sangat senyap, sangat rahasia pada malam hari. Lalu pada siang hari mereka mengendap, membeku. Sambil mempelajari situasi secara perlahan sekali mereka sampai di titik sasaran," ujar Aidi seperti dikutip dari Antaranews.com.
Aidi menuturkan, satu hari sebelum jam yang disepakati untuk menyerbu, pasukan sebenarnya sudah berada di lokasi masing-masing dan siap untuk menyerbut. "Selama satu hari itu mereka tidak makan," ucap Aidi.
Rencana menyerbu KKB yang berada di Banti dan Kimbeli pada Kamis (16/11/2017) urung dilakukan mengingat saat itu kelompok separatis sudah membaur dengan masyarakat.

Warga yang berhasil dievakuasi Satuan Tugas Terpadu Penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata tiba di Timika, Papua, Jumat (17/11/2017). Warga non Papua dan belasan warga Papua yang ada di kampung Kimbeli, Utikini dan Banti berhasil dievakuasi oleh Satgas Terpadu pada Jumat pagi dan langsung dievakuasi ke Timika menggunakan 10 unit bus milik Freeport dengan pengawalan ketat aparat kemanan TNI dan Polri.
Warga yang berhasil dievakuasi Satuan Tugas Terpadu Penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata tiba di Timika, Papua, Jumat (17/11/2017). Warga non Papua dan belasan warga Papua yang ada di kampung Kimbeli, Utikini dan Banti berhasil dievakuasi oleh Satgas Terpadu pada Jumat pagi dan langsung dievakuasi ke Timika menggunakan 10 unit bus milik Freeport dengan pengawalan ketat aparat kemanan TNI dan Polri.(ANTARA FOTO/JEREMIAS RAHADAT)


"Saat itu anggota sudah meminta izin kepada Pangdam untuk segera mengatasi KKB karena jarak mereka hanya sekitar 30-50 meter dan ada anggota KKB yang menenteng senjata api," kata Aidi.
Namun Pangdam Cenderawasih memberikan petunjuk bahwa jika KKB masih membaur dengan masyarakat sipil, maka tidak boleh ada tindakan karena operasi penumpasan KKB Tembagapura itu lebih mengutamakan keselamatan warga sipil.
Lalu, Jumat pagi kemarin, sejumlah pentolan KKB yang baru bangun bergerak ke pos-pos di wilayah ketinggian yang sudah mereka dirikan. Di pos-pos itu sejumlah bendera kelompok separatis Papua merdeka berkibar di sana.
Saat itulah, pasukan TNI serentak menyerbu Kampung Kimbeli dan Banti. Kelompok separatis bersenjata itu kocar-kacir menyelamatkan diri ke dalam hutan dan ke  area ketinggian sambil menyerang aparat dengan tembakan bertubi-tubi.

Saat penyerbuan itu dilakukan, jarak pandang di lokasi itu hanya sekitar tiga hingga lima meter karena masih berkabut tebal.
Setelah KKB lari kocar-kacir meninggalkan kedua kampung itu, aparat gabungan TNI dan Polri lain  bergegas menuju dua kampung itu untuk membebaskan ratusan warga yang disandera.
Aidi mengatakan saat proses evakuasi warga masih berlangsung, kontak tembak antara aparat TNI-Brimob dengan KKB masih terus berlangsung dalam kurun waktu kurang dari dua jam.

"Kami belum bisa memastikan apakah dari pihak mereka ada korban atau tidak," kata Aidi.





Credit  kompas.com


Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar, Asisten Operasional Kapolri Irjen Irawan, dan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI George Enaldus Supit memimpin langsung Operasi Terpadu yang mengevakuasi warga yang diisolasi oleh kelompok kriminal bersenjata di Papua.
Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar, Asisten Operasional Kapolri Irjen Irawan, dan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI George Enaldus Supit memimpin langsung Operasi Terpadu yang mengevakuasi warga yang diisolasi oleh kelompok kriminal bersenjata di Papua.(Kontributor Jayapura, Jhon Roy Purba)


IMIKA, CB — Pembebasan sandera di Banti, Kimbeli, dan area longsoran Distrik Tembagapura, Papua, Jumat (17/11/2017), menyisakan sebuah cerita menegangkan, terutama dalam detik-detik menjelang pembebasan sandera.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Boy Rafli Amar dan Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit diberitakan nyaris tertembak.
"Saat kegiatan evakuasi warga oleh tim gabungan TNI dan Polri, anggota kami masih diserang dengan tembakan oleh KKB (kelompok kriminal bersenjata) dari jarak jauh dan ketinggian. Bahkan, Bapak Kapolda dan Bapak Pangdam diberitakan hampir terkena," kata Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi di Timika, Sabtu (18/11/2017), seperti dikutip dari Antaranews.com.
Aidi mengakui upaya pembebasan 344 warga sipil terisolasi di tiga tempat itu penuh risiko lantaran KKB terus menghujani aparat dan warga dengan tembakan dari jarak jauh.

"Itulah risiko yang diambil aparat TNI dan Polri untuk menyelamatkan masyarakat demi kepentingan kemanusiaan. Terkadang keselamatan dirinya sendiri diabaikan demi menyelamatkan masyarakat," kata Aidi.
Aidi mengisahkan detail pembebasan 344 warga itu. Dia menyebutkan, pasukan TNI sudah bergerak ke lokasi sasaran sejak lima hari sebelumnya. Mereka terdiri dari Kopassus 13 personel dan 20 personel dari Batalyon 751/Rider, dengan tugas khusus merebut Kampung Kimbeli dari KKB.
Selain itu, Peleton Intai Tempur Kostrad bersama Batalyon Infanteri 754/Eme Neme Kangasi dengan personel masing-masing 10 orang bertugas merebut Kampung Banti.

"Mereka bergerak dengan sangat senyap, sangat rahasia pada malam hari. Lalu pada siang hari mereka mengendap, membeku. Sambil mempelajari situasi, secara perlahan sekali mereka sampai di titik sasaran," ujar Aidi.
Akhirnya pada Jumat siang, aparat gabungan berhasil menguasai kedua kampung. Mereka pun langsung mengevakuasi warga ke dua titik yang berbeda.
Sebelumnya diberitakan, setidaknya ada 1.300 orang dari dua desa, yakni Desa Kimbely dan Desa Banti, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, dilarang keluar dari kampung itu oleh kelompok bersenjata.

Polisi sebelumnya menduga motif penyanderaan lebih disebabkan faktor mencari keuntungan. Kelompok Kriminal Bersenjata memanfaatkan hasil kerja warga di sana yang rata-rata bekerja sebagai pendulang.





Credit  kompas.com








Jumat, 17 November 2017

Raja Salman Mundur Pekan Depan, Saudi Dipimpin Putra Mahkota



Raja Salman Mundur Pekan Depan, Saudi Dipimpin Putra Mahkota
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud berbincang dengan putranya, Pangeran Mohammed bin Salman. REUTERS

CB, Jakarta -Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud memutuskan mundur dan menyerahkan seluruh kekuasaannya kepada putra mahkota, Mohammed bin Salman atau MBS, sapaan untuk dirinya.
Dalam laporan eksklusif Daily Mail, 16 November 2017, sumber yang dekat dengan keluarga Kerajaan Saudi mengungkapkan, Raja Salman akan terlibat sebagai figur pemimpin acara-acara seremonila setelah mengundurkan diri.

"Raja Salman akan mengumumkan penunjukkan MBS sebagai Raja Arab Saudi pekan depan, kecuali ada kejadian dramatis. Raja Salman akan memainkan peran seperti ratu di Inggris. Dia hanya akan memegang jabatan sebagai "Penjaga Kota Suci," kata sumber itu.

Foto yang menunjukkan para pangeran Arab, menteri, dan pebisnis yang ditahan dengan tuduhan korupsi, tidur di kasur tipis yang digelar di atas karpet dengan tubuh mereka dibalut selimut di Hotel Ritz Carlton Riyadh. twitter.com/MBNSaudi
Penyerahan kekuasaan ini terjadi hanya sekitar sebulan setelah MBS melakukan reformasi besar-besaran dengan penangkapan dan penahanan lebih dari 40 pangeran dan sejumlah menteri dan mantan menteri atas tuduhan korupsi.

MBS memerintahkan mereka tetap tinggal dan tidur beralasan kasur tipis di dalam hotel Ritz Carlton di kota Riyadh yang beralih fungsi jadi rumah tahanan.
Menurut seorang sumber lainnya, putra mahkota akan menghadapi sejumlah masalah luar negeri yang tengah panas saat ini seperti persoalan Iran, musuh bebuyutan Saudi dalam perdagangan minyak di Timur Tengah. Iran dikhawatirkan akan melakukan aksi militer.
Begitu juga Saudi saat ini bersitegang dengan Lebanon terkait dengan pengunduran diri Perdana Menteri Saad Hariri dan mengumumkan pengunduran dirinya dari Riyadh.

"MBS berencana memulai serangan di Lebanon, dia mempertimbangkan dukungan militer Israel. Dia telah berjanji kepada Israel mengiriman miliaran dollar sebagai bantuan keuangan secara langsung jika mereka menyetujuinya. MBS tidak akan berhadapan dengan Hizbollah di Lebanon tanpa Israel. Rencana B adalah bertempur dengan Hizbollah di Suriah," ujar sumber ini.
Mencermati reformasi yang dijalankan putra Raja Salman yang kini berusia 32 tahun, Amerika Serikat mulai khawatir karena akan merusak kepentingan Washington di Timur Tengah.






Credit  TEMPO.CO




Situasi Timur Tengah Tak Menentu, China Tawarkan Dukungan ke Saudi


Situasi Timur Tengah Tak Menentu, China Tawarkan Dukungan ke Saudi
Presiden China Xi Jinping bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz. Foto/Istimewa


BEIJING - China mendukung upaya Arab Saudi untuk melindungi kedaulatan nasional dan mencapai pembangunan yang lebih besar. Hal itu dikatakan Presiden China Xi Jinping kepada Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz, di tengah ketegangan regional antara Arab Saudi, Iran, Lebanon dan Yaman.

Cina secara tradisional memainkan peran kecil dalam konflik Timur Tengah atau diplomasi, walaupun ia bergantung pada wilayah penghasil minyak itu. Tapi China telah berusaha untuk meningkatkan profilnya, dengan Salman mengunjungi China pada bulan Maret.

"Berbicara melalui telepon, Jinping mengatakan kepada Salman bahwa tekad China untuk memperdalam kerja sama strategis dengan Arab Saudi tidak akan goyah, tidak peduli bagaimana situasi internasional dan regional berubah," kata Kementerian Luar Negeri China seperti disitat dari Reuters, Jumat (17/11/2017).

Mengomentari pentingnya menjaga komunikasi yang erat antara kepala negara kedua negara, Xi mengatakan bahwa China dan Arab Saudi adalah mitra strategis yang saling mempercayai.

"China mendukung upaya Arab Saudi untuk melindungi kedaulatan nasional dan mewujudkan pembangunan yang lebih besar," kementerian tersebut mengutip Xi, tanpa menjelaskan lebih jauh.

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan secara spesifik isu-isu seperti pengunduran diri Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri saat berada di Arab Saudi, mengkritik musuh besar Riyadh Iran dan sekutu Libanonnya Hizbullah.

Pasukan yang dipimpin oleh Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman, juga telah menargetkan Houthi yang bersekutu dengan Iran dalam perang lebih dari dua tahun di sana.

China harus menginjak garis tipis antara Riyadh dan Teheran karena Beijing juga memiliki hubungan dekat dengan Iran.

Pernyataan kementerian tersebut mengatakan bahwa Xi dan Salman juga bertukar pandangan mengenai isu-isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama, namun tidak memberikan rincian. 




Credit  sindonews.com





Penasehat Pangeran Miteb Kritik Putra Mahkota Arab Saudi




Penasehat Pangeran Miteb Kritik Putra Mahkota Arab Saudi
Presiden China, Xi Jinping berjabat tangan dengan Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud saat menghadiri G20 Summit di Hangzhou, China, 4 September 2016. (Lintao Zhang/Getty Images)

CB, Jakarta - Putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, disebut melancarkan perang antikorupsi setelah mengumpulkan bukti selama tiga tahun terakhir.
Ada 208 orang yang ditahan dengan sebagian telah dilepas dalam gebrakan antikorupsi terbesar dalam sejarah Kerajaan. Pemerintah Saudi memperkirakan minimal US$100 miliar uang negara atau sekitar Rp1300 triliun raib karena praktek korupsi marak. Bentuk korupsi ini seperti pemberian uang suap dan mark up proyek negara.

Gerakan antikorupsi ini dinilai populer dan mendapat dukungan publik. Tapi ada tujuan lain yang bisa dicapai yaitu putra mahkota bisa naik ke puncak kekuasaan sebagai raja menggantikan ayahnya, Raja Salman, dengan mulus.

"MBS menggunakan tongkat antikorupsi untuk memukul orang-orang itu," kata Jamal Khashoggi, yang pernah menjadi penasehat Pangeran Turki al-Faisal. Turki pernah menjadi kepala intelejen dari 1979 hingga 2001. MBS adalah sebutan dikalangan petinggi Saudi untuk Mohammed bin Salman, yang merupakan putra mahkota dan anak kandung Raja Salman.
"Ini untuk pertama kalinya para pangeran Saudi ditahan karena tersangkut kasus korupsi," kata Jamal. Namun, dia menduga putra mahkota selektif dalam proses penangkapan antikorupsi ini.
"Saya yakin MBS seorang yang nasionalis dan mencintai negaranya. Dia ingin negaranya menjadi negara yang kuat. Tapi masalahnya adalah dia ingin berkuasa sendirian," kata dia.
Seperti diberitakan sekitar dua pekan lalu, Raja Salman mengeluarkan keputusan untuk membentuk Komisi Antikorupi. Komisi ini diketuai Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.
Beberapa jam setelah keputusan raja diterbitkan, Komisi Antikorupsi melakukan penangkapan besar-besaran. Bandara pribadi milik para pangeran dan pengusaha kaya ditutup agar mereka tidak bisa melarikan diri.
"Sebagian orang-orang yang ditahan ini sebelumnya dipanggil untuk datang ke pertemuan untuk kemudian ditangkap," begitu dilansir NBC News.
Sebagian lainnya ditangkap di rumah mereka dan diterbangkan ke Riyadh atau dibawa dengan mobil ke Hotel Ritz-Carlton, yang menjadi tempat penahanan orang-orang kaya Arab Saudi ini. Gerakan antikorupsi Arab Saudi ini mengingatkan publik pada gerakan serupa di Cina, yang juga menyasar para petinggi pemerintah termasuk kepala intelejen, politikus senior dan wakil panglima.



Credit  TEMPO.CO


Gerakan Antikorupsi Arab Saudi Disebut untuk Tangkap Oposisi

Gerakan Antikorupsi Arab Saudi Disebut untuk Tangkap Oposisi
Pangeran Miteb bin Abdul Aziz saat berada di Janadriyah di pinggiran Riyadh, Arab Saudi, 15 Februari 2008. Putra Raja Abdullah bin Abdul Aziz tersebut ditangkap Komite Anti-Korupsi Arab Saudi atas dugaan korupsi pengadaan Walkie-Talkie. AFP PHOTO/HASSAN AMMAR

CB, Riyadh - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi hanya membolehkan setiap pejabat dan pangeran yang ditahan karena terkait kasus korupsi menelpon sekali. Sebagian dari mereka ditahan di hotel bintang lima Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi.
Mereka dibolehkan menelpon anggota keluarganya. "Mereka tidak boleh menerima telpon dan ditahan dengan penjagaan ketat. Tidak ada yang bisa masuk dan keluar," kata seorang sumber yang mengetahui soal ini kepada Reuters seperti dikutip NBC News. "Ini jelas ada persiapan yang banyak untuk melakukan penahanan ini."

 
Seperti diberitakan Kerajaan Saudi menggelar penangkapan besar-besaran terhadap sebelas pangeran, empat menteri aktif, dan sejumlah mantan pejabat. Ini terkait upaya Kerajaan untuk menyelamatkan uang negara, yang diduga raib dalam besar karena praktek korupsi.

 
Data awal kerajaan menunjukkan jumlah uang negara yang raib mencapai sekitar US$100 miliar atau sekitar Rp1300 triliun.
Sekitar dua pekan lalu, Raja Salman mengeluarkan keputusan untuk membentuk Komisi Antikorupi. Komisi ini diketuai Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.
Beberapa jam setelah keputuran raja diterbitkan, Komisi Antikorupsi melakukan penangkapan besar-besaran. Bandara pribadi milik para pangeran dan pengusaha kaya ditutup agar mereka tidak bisa melarikan diri.
"Sebagian orang-orang yang ditahan ini sebelumnya dipanggil untuk datang ke pertemuan untuk kemudian ditangkap," begitu dilansir NBC News.
Sebagian lainnya ditahan di rumah mereka dan diterbangkan ke Riyadh atau dibawa dengan mobil ke Hotel Ritz-Carlton, yang menjadi tempat penahanan orang-orang kaya ini.
Masih menurut NBC News, tindakan Putra Mahkota Mohammed ini merupakan bagian dari upayanya melakukan konsolidasi kekuasaan. Itu sebabnya, sebagian orang terduga korupsi yang ditangkap merupakan anggota kerajaan.
"Pesannya adalah orang-orang yang menolak mendukung harus berhati-hati," kata NBC News melansir Reuters. Masih menurut sumber anonim yang dikutip ini, semua upaya penanganan antikorupsi ini ditujukan terhadap keluarga kerajaan sendiri. "Penangkapan lainnya hanya pencitraan saja," kata dia.
Raja Salman dikabarkan mengatakan tindakan penangkapan besar-besaran ini dilakukan terhadap orang-orang berjiwa lemah, yang mengedepankan kepentingan pribadinya diatas kepentingan publik demi mengumpulkan uang ilegal. Menurut beberapa sumber,data-data praktek korupsi ini dikumpulkan oleh lembaga intelejen Saudi.
Para pendukung kebijakan antikorupsi Kerajaan Saudi menolak tudingan bahwa gerakan antikorupsi ini merupakan strategi untuk menghilangkan musuh politik. Reuters, seperti dikutip NBC News, belum bisa mendapatkan konfirmasi dari keluarga kerajaan soal ini.
Salah satu yang ditahan di hotel adalah Pangeran Miteb bin Abdullah, yang merupakan bekas kepala Garda Nasional dan merupakan sepupu langsung Pangeran Mohammed.
"Dia datang ke sebuah undangan dan tidak pernah balik lagi," kata sumber kedua secara anonim. Sumber ini memiliki hubungan dengan beberapa orang yang telah ditahan.
Dua tokoh publik lainnya yang juga ditahan adalah Pangeran Alwaleed bin Talal, yang mengepalai Kingdom Holding dan sepupu dari putra mahkota. Juga ada Pangeran Turki bin Abdullah, yang merupakan mantan gubernur Riyadh dan anak dari bekas raja sebelumnya yaitu Raja Abdullah.
Ketegangan memuncak pada pertemuan anggota keluarga Kerajaan pada musim panas lalu. Salah satu sumber ini mengatakan sejumlah tokoh kerajaan seperti Miteb menolak pengangkatan Mohammed sebagai putra mahkota.
Ini karena sikap MBS, julukan dari putra mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed, yang secara terbuka mengatakan akan mengusut tuntas kasus korupsi di Kerajaan. Mohammed mengatakan ini dalam berbagai interview di media massa lokal dan internasional.




Credit  TEMPO.CO









AS Inginkan Era Baru di Zimbabwe


AS Inginkan Era Baru di Zimbabwe
Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang mencari "era baru" bagi Zimbabwe. Hal itu dikatakan oleh pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS untuk Afrika. Pernyataan ini secara implisit menyerukan Presiden Robert Mugabe untuk menyingkir di tengah krisis politik yang meningkat.

Dalam sebuah wawancara, Asisten Sekretaris Urusan Negara untuk Afrika Donald Yamamoto tampaknya menolak gagasan Mugabe, untuk tetap berperan dalam pemerintahan transisi atau seremonial. Mugabe sendiri telah memerintah Zimbabwe selama 37 tahun.

"Ini adalah transisi menuju era baru bagi Zimbabwe, itulah yang kami harapkan," kata Yamamoto disitat dari Reuters, Jumat (17/11/2017).

Tentara Zimbabwe merebut kekuasaan minggu ini, dalam upaya nyata untuk mencegah Mugabe (93) menyerahkan kekuasaannya kepada istrinya. Dia belum mengundurkan diri atau dipecat secara resmi, bagaimanapun, dan pada hari Kamis kemarin ia digambarkan berjabat tangan dengan kepala militer, Constantino Chiwenga.

Yamamoto, yang berbicara di sela-sela pertemuan dengan pejabat Uni Afrika di Departemen Luar Negeri di Washington, menggambarkan situasi di Zimbabwe sebagai situasi yang sangat cair.

"AS akan membahas pengangkatan beberapa sanksi terhadap Zimbabwe jika ia mulai memberlakukan reformasi politik dan ekonomi," katanya.

Dalam sebuah pesan untuk para pemimpin politik Zimbabwe, dia mengatakan: "Posisi kami selalu bahwa jika mereka terlibat dalam reformasi konstitusional, reformasi ekonomi dan politik, dan bergerak maju untuk melindungi ruang politik dan hak asasi manusia, maka kita dapat memulai dialog mengenai mengangkat sanksi."

AS belum memberikan bantuan kepada pemerintah Zimbabwe selama bertahun-tahun, namun memberikan bantuan pembangunan kepada kelompok nonpemerintah, terutama untuk perawatan kesehatan.

"Sekarang apakah kita memberi kepada pemerintah, itu tergantung pada apa yang terjadi di Zimbabwe," kata Yamamoto.

Sekretaris Negara AS Rex Tillerson dijadwalkan bertemu dengan 37 menteri luar negeri Afrika pada Jumat pagi waktu setempat di Washington. 






Credit  sindonews.com