Senin, 04 Januari 2016

Usai Eksekusi Mati Ulama Syiah, Negara Teluk Dukung Saudi


Usai Eksekusi Mati Ulama Syiah, Negara Teluk Dukung Saudi 
 Puncak protes terjadi pada Minggu (3/2), ketika Kedutaan Besar Saudi di Teheren dan Kantor Konsulat Saudi di Mashhad diserang oleh pengunjuk rasa Iran. (Reuters/Raheb Homavandi/TIMA)
 
Jakarta, CB -- Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan Liga Arab menyatakan dukungan terhadap Arab Saudi dalam upaya memerangi terorisme.

Sekretaris GCC, Abdullatif al-Zayani, mengatakan bahwa semua anggota, termasuk Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar berdampingan dengan Saudi, menuding Iran sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Seperti dilansir Al Arabiya, pernyataan ini dilontarkan setelah Iran melancarkan protes besar-besaran atas eksekusi mati seorang ulama Syiah, Nimr al-Nimr. Nimr dieksekusi bersama 46 terpidana kasus terorisme lainnya.

Puncak protes terjadi pada Minggu (3/2), ketika Kedutaan Besar Saudi di Teheran dan Kantor Konsulat Saudi di Mashhad diserang oleh pengunjuk rasa Iran.

Arab Saudi pun memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran.

Sekretaris Jenderal GCC, Nabil al-Arabi, mengecam serangan tersebut. Menurutnya, insiden tersebut merupakan pelanggaran hebat terhadap prinsip internasional. Seorang menteri dari Yordania juga mengungkapkan hal serupa.

Mereka juga mengkritik interfensi Iran di kawasan. Lebih spesifik, Bahrain bahkan protes atas campur tangan Iran dalam urusan dalam negeri mereka.

Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, mengingatkan Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, bahwa ketegangan antara Teheran dan Riyadh dapat menghambat upaya pencarian solusi politik untuk mengatasi krisis di Suriah.

Menurut peneliti senior dari Universitas Oxford, Toby Matthiesen, ketegangan ini memang dapat menambah runyam skala besar isu di kawasan, dari krisis Suriah hingga Yaman.

Iran dan Arab Saudi mendukung kelompok yang bertentangan di Suriah. Sementara itu, Irak juga mendukung kelompok lawan di dalam konflik Yaman, yaitu Houthi.

Pada Maret tahun lalu, Saudi melancarkan operasi militer di Yaman untuk menggempur Houthi, minoritas Syiah yang berhasil mengambil alih istana kepresidenan. Saudi dan beberapa negara Sunni lain menuding bahwa Houthi dipersenjatai dan dibiayai oleh Iran. Namun, Iran membantah tuduhan tersebut.

Gencatan senjata di Yaman berakhir

Di hari eksekusi Nimr, Arab Saudi mengumumkan berakhirnya gencatan senjata yang sudah dilaksanakan sejak 15 Desember lalu. Saudi mengklaim bahwa pasukan Houthi dan sekutunya telah menembakkan rudal balistik ke perbatasan selama masa gencatan senjata.

Dean bahkan yakin bahwa dampak regional akan semakin suram. Pasalnya, Raja Salman dan anaknya, Mohammed, selaku Menteri Pertahanan, bersama Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Mohammed bin Nayef, memasang target untuk membalikkan keadaan setelah berpuluh tahun Iran memegang kuasa di kawasan.

Januari tahun lalu, saat Salman dinobatkan menjadi Raja, Dean memprediksi bahwa Saudi akan mengambil langkah lebih tegas dan posisi perlawanan kuat terhadap Iran dan sekutunya di kawasan.

Kini, analis akan lebih menyorot bagaimana reaksi Syiah di Provinsi Timur. Sejauh ini, mereka lebih menahan diri sendiri ketimbang protes, termasuk saudara Nimr.

"Masih ada 20 pemuda Syiah yang ada dalam daftar hukuman mati di Saudi. Saya pikir, pemimpin Syiah akan lebih memilih mereka dibebaskan daripada memulai kampanye protes besar lainnya saat ini," ucap Matthiesen.

Dean juga mengamini pernyataan Matthiesen. Menurut seorang sumber Syiah di dalam Kerajaan Saudi, kebanyakan komunitas takut melakukan protes. Mereka khawatir pihak otoritas akan bereaksi cepat dengan pasukan bersenjata dan pertumpahan darah tak terhindarkan.

Kendati demikian menurut Matthiesen, para militan muda pendukung Nimr tidak akan tinggal diam. "Secara keseluruhan, saya terkejut dan saya pikir ini akan sangat buruk bagi hubungan sektarian di Saudi," katanya.
Credit  CNN Indonesia

Dosen ITS kembangkan bahan alam untuk diabetes


Surabaya (CB) - Dosen Jurusan Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sri Fatmawati SSi MSc PhD, meraih penghargaan internasional Early Chemist Award, karena mengembangkan penggunaan ekstrak bahan alam dari berbagai tumbuhan untuk bahan obat diabetes.

"Gelar yang diserahkan dalam ajang The International Chemical Congress of Pacific Basin Societies 2015, di Honolulu, Hawaii, 20 Desember 2015, itu merupakan apresiasi untuk kami," kata peneliti bidang kimia organik bahan alam itu, di Surabaya, Senin.

Early Chemist Award merupakan penghargaan bagi peneliti muda di bidang kimia dan ilmu spektroskopi. Penghargaan itu diberikan kepada 40 peneliti yang memiliki rekam jejak dan publikasi terbanyak yang diserahkan dalam kongres kimia.

Dalam kongres lima tahunan itu terdapat sekitar 8.000 makalah dari 71 negara se-Asia Pasifik yang terdaftar dalam kongres Kimia Pasifik Basin 2015. Selain Fatma, terdapat lima peneliti Indonesia lainnya yang meraih penghargaan serupa.

Di hadapan peserta kongres tersebut, Fatma yang juga menyandang gelar Perempuan Paling Menginspirasi dalam Penghargaan Kartini 2015 itu menyampaikan makalah mengenai penggunaan ekstrak bahan alam dari berbagai tumbuhan sebagai bahan obat diabetes.

"Kami mengisolasi senyawa aktif dari tanaman, kemudian ekstrak tersebut diteliti proses penghambatannya terhadap enzim yang menyebabkan kadar gula darah naik atau pemicu komplikasi penderita diabetes," katanya.

Sebagai langkah awal, perempuan asal Madura yang pernah meraih penghargaan L'Oreal Women in Science 2013 itu menyeleksi berbagai tanaman yang berpotensi sebagai obat diabetes di Indonesia.

"Kita ini negara kaya, hidup dengan potensi alam yang luar biasa. Saya mencoba memanfaatkan apa yang digunakan masyarakat sebagai obat dan ingin membuktikannya secara ilmiah," katanya.

Namun, penelitian yang dilakukan masih merupakan riset dasar, sehingga hasilnya masih perlu diteliti lebih lanjut sebelum dijadikan obat dan diproduksi secara massal.

"Riset kami belum sampai pada tahap klinis. Masih banyak tahapan lain yang harus dilalui sampai suatu senyawa disebut sebagai obat," kata peraih gelar PhD dari Universitas Kyushu, Jepang itu.

Ia mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kongres kimia terbesar itu. Selain karena biaya akomodasi yang sudah disediakan, Fatma bisa berjumpa dengan para penerbit jurnal seperti Elsevier, para editor jurnal kimia papan atas, hingga peraih nobel kimia.

"Di situlah letak kebahagiaannya, saya bertemu dengan peneliti kelas dunia sehingga dapat memacu diri untuk lebih baik lagi, dan bisa memotivasi mahasiswa saya agar lebih baik dari saya," kata ibu dua anak itu.

Credit  ANTARA News

Amnesti untuk kelompok Din Minimi?


Amnesti untuk kelompok Din Minimi?
Warga mengunjungi pimpinan kelompok sipil bersenjata Nurdin alias Din Minimi (kiri) di Desa Ladang Baro, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Aceh, Selasa, 29 Desember 2015. (ANTARA/Syifa Yulinnas)
Kasus Din Minimi menjadi pintu masuk yang bagus."
Jakarta (CB) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang mempertimbangkan memberikan amnesti untuk Nurdin Ismail alias Din Minimi dan kelompok bersenjatanya di Aceh Timur, yang 28 Desember 2015 menyerahkan diri setelah berdialog dengan Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI (Purn) Sutiyoso.

Sesuai Undang-Undang Dasar 1945, Presiden selaku Kepala Negara berhak memberikan amnesti dan pemberian amnesti itu harus memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1954 tentang Amnesti dan Abolisi menyebutkan Presiden, atas kepentingan Negara, dapat memberi amnesti kepada orang-orang yang telah melakukan sesuatu tindakan pidana. Presiden memberi amnesti setelah mendapat nasihat tertulis dari Mahkamah Agung yang menyampaikan nasihat itu atas permintaan Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan HAM).

Amnesti merupakan suatu pernyataan terhadap orang banyak yang terlibat dalam suatu tindak pidana untuk meniadakan suatu akibat hukum pidana yang timbul dari tindak pidana tersebut.

Amnesti ini diberikan kepada orang-orang yang sudah ataupun yang belum dijatuhi hukuman, yang sudah ataupun yang belum diadakan pengusutan atau pemeriksaan terhadap tindak pidana tersebut.

Presiden Jokowi menyatakan pemerintah akan memberikan amnesti untuk kelompok Din Minimi setelah melalui proses yang ditentukan.

"Nanti akan kita berikan tapi ada prosesnya," kata Presiden Jokowi dalam lawatan akhir tahun 2015, ketika meninjau Pasar Lokal Keyabi di Kabupaten Nduga, Papua, Kamis, 31 Desember 2015.

Presiden Jokowi menyebutkan, permintaan amnesti dari kelompok di Aceh itu sudah lama berjalan.

"Memang sudah agak lama, kita bertemu, bicara, meyakinkan, kita mengajak mereka untuk ikut berperan dalam pembangunan. Konsentrasi kita ada di situ. Masak kita bertahun-tahun bertarung terus," kata Presiden.

Presiden menyebutkan, sudah ada beberapa kali pembicaraan terkait pengajuan amnesti itu sehingga kelompok itu bersedia menyerahkan diri.

Ketika ditanya apakah akan ada proses hukum atau langsung pemberian amnesti, Presiden mengatakan, akan dilihat dulu.

Mengenai kemungkinan adanya kelompok lain yang meminta amnesti, Presiden mengatakan ada kalkulasinya.

"Semua akan kita proses dengan pendekatan lunak. Kalau sulit, akan ditindak tegas. Semua harus matang dulu baru diputuskan," katanya.

Pendekatan dialogis

Pada 28 Desember 2015, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mendatangi lokasi persembunyian Din Minimi dan anggotanya di pedalaman Aceh Timur. Proses penjemputan Din Minimi beserta anggotanya itu, mengejutkan banyak pihak. Proses yang berlangsung sunyi senyap itu, hanya diketahui secara terbatas.

Keesokan harinya, Gubernur DKI Jakarta 1997-2007 itu menggelar jumpa pers di Hotel Lido Graha, Lhokseumawe, Aceh.

Banyak fakta dan data yang terungkap seputar kisah perjalanan pejabat negara tersebut dalam menjemput kelompok Din Minimi di pedalaman Aceh Timur hingga penyerahan senjata api yang mereka pegang selama ini.

Kepala BIN juga mengungkapkan keinginan Din Minimi ,antara lain memohon amnesti dari Presiden Jokowi untuk seluruh kelompoknya, sebanyak 120 orang yang ada di lapangan dan 30 orang yang sudah dipenjara.

Selain itu, mereka meminta program reintegrasi yang sesuai dengan nota kesepahaman (MoU) Helsinki untuk dilanjutkan, meminta anak-anak yatim dan janda akibat konflik di Provinsi Aceh untuk diperhatikan secara baik, jangan sampai kehidupannya menjadi terkatung-katung dan diabaikan.

Mereka juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun ke Aceh karena mereka menilai ada kejanggalan dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan nilainya pun sangat tinggi.

"Bahkan, dalam Pilkada tahun 2017 nanti, mereka meminta harus ada peninjau independen. Mengapa hal itu harus ada, karena tidak mau ada pihak-pihak tertentu yang melakukan intervensi," tutur Sutiyoso.

Pada penghujung tahun 2014, kelompok Din Minimi mulai santer dibicarakan media karena menampilkan diri bersama kelompoknya dengan bersenjata. Polisi menjadikan kelompok Din Minimi sebagai target operasi karena dianggap telah melakukan serangkaian aksi kriminal di Aceh. Namun, Din Minimi membantah melakukannya.

Tujuannya mengangkat senjata semata-mata untuk menuntut keadilan dari Pemerintah Aceh yang dianggap telah melupakan sisa-sisa kepedihan akibat masa konflik. Tetap saja, kelompok ini diburu oleh pihak kepolisian.

Bahkan, sempat terjadi beberapa kali rentetan letusan senjata di berbagai tempat antara aparat penegak hukum dengan kelompok Din Minimi. Korban pun berjatuhan, beberapa anggota Din Minimi pun tewas ditembak oleh polisi.

Namun, selama perburuan tersebut, tetap saja pimpinan kelompok Din Minimi tidak berhasil ditemukan oleh aparat polisi. Bahkan, aparat kepolisian semakin mengintesifkan pencarian terhadap pimpinan kelompok tersebut.

Kelompok Din Minimi juga kerap berpindah-pindah tempat di pedalaman Aceh Timur dan Aceh Utara, sehingga menyulitkan pihak kepolisian dalam mengejar kelompok tersebut, hingga akhirnya menyerahkan diri.

Drama penjemputan Din Minimi, menyisakan kisah menarik, karena keterlibatan langsung Kepala BIN yang turun tangan untuk menjemput Din Minimi bersama dengan kelompok dipersembunyiannya.

Bahkan, Sutiyoso membawanya ke rumah orang tua Din Minimi di Desa Ladang Baro, Kecamatan Julok, Aceh Timur.

Kepala BIN itu menjelaskan proses penjemputan Din Minimi bersama kelompoknya itu berlangsung secara sangat mulus dan aman, serta sangat preventif. Bahkan, suasananya berlangsung dengan penuh kekeluargaan.

Sutiyoso mengakui, sebelum melakukan pertemuan dengan Din Minimi, dirinya sudah menjalin komunikasi lebih kurang dua bulan lalu. Saat penjemputan Din Minimi bersama kelompoknya tersebut, dirinya mengaku semalaman berbicara dengan Din Minimi, termasuk mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Di mata saya, kelompok bersenjata Din Minimi tidak menuntut untuk pemisahan diri dari NKRI, tapi mereka kecewa atas sikap pemerintahan di Aceh yang ada sekarang," ujar Sutiyoso.

Kelompok tersebut sangat tidak puas atas kinerja mantan elit-elit Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang sekarang mendapatkan kesempatan di pemerintahan dan mereka merasa telah diterlantarkan sehingga terjadilah pergolakan.

Anggota Komisi I DPR yang membidangi Luar Negeri dan Hankam, Ahmad Zainuddin, memuji langkah persuasif dari Sutiyoso sehingga Din Minimi dan kelompoknya menyerahkan diri. Ia juga menilai wajar permintaan Din Minimi tersebut.

Tidak ada yang bersifat disintegratif atau bertentangan dengan prinsip NKRI.

"Jadi, sudah selayaknya pemerintah dan DPR menindaklanjuti permintaan ini. Tidak ada yang berat karena Din Minimi warga negara Indonesia juga, perlu diperhatikan," kata politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Pengamat keamanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramowardhani menyatakan, pendekatan dialogis yang dilakukan Kepala BIN Sutiyoso mampu menyadarkan kelompok pemberontak bersenjata di Aceh pimpinan Din Minimi.

"Saya rasa pendekatan represif untuk penyelesaian persoalan yang terjadi selama ini tidak selalu terbukti dengan menurunnya kekerasan," katanya.

Pendekatan dialogis yang dilakukan Sutiyoso itu menjadi antitesis dari pendekatan represif yang dilakukan aparat keamanan terhadap kelompok-kelompok pengacau keamanan di Tanah Air.

Mantan Staf Khusus di Sekretariat Kabinet itu mengatakan, pendekatan dialogis sejalan dengan imbauan Presiden Jokowi untuk selalu mengedepankan proses dialog dalam menghadapi berbagai persoalan. Penanganan kasus Din Minimi adalah salah satu contoh kelebihan dan keberhasilan dari pendekatan dialogis.

Metode dialogis perlu ditularkan ke daerah konflik lainnya meskipun proses hukum yang adil juga menjadi bagian dari semangat dialog itu jika ada unsur pidananya. Dengan demikian, bangsa Indonesia akan terampil dalam mendialogkan problem-problem yang sulit untuk didamaikan selama ini.

"Kasus Din Minimi menjadi pintu masuk yang bagus," katanya.

Tentu saja "pintu masuk" yang bagus pula dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang melibatkan kelompok bersenjata yang ada di daerah lain, seperti di Poso, Sulawesi Tengah, dan Papua.
Credit  ANTARA News

Eksekusi Mati Ulama Syiah di Arab Saudi Picu Kemarahan Luas


 
Reuters Sheikh Nimr al-Nimr diyakini sebagai tokoh populer di kalangan muda Syiah di Arab Saudi. 
 
  CB - Pelaksanaan hukuman mati terhadap ulama Syiah terkenal Arab Saudi, Sheikh Nimr al-Nimr, memicu kemarahan dan protes oleh komunitas Syiah di Timur Tengah dan kawasan lain.

Negara yang paling keras mengecam eksekusi Sheikh Nimr al-Nimr bersama 46 terpidana lain di Arab Saudi pada Sabtu (02/01) adalah Iran.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan kerajaan Arab Saudi yang mayoritas penduduknya Sunni akan membayar mahal atas tindakannya. Kementerian Luar Negeri juga sudah memanggil Kuasa Usaha Arab Saudi di Teheran sebagai protes.

Korps Garda Revolusi Iran mengatakan "balas dendam keras" akan dilancarkan atas eksekusi ulama Syiah, lapor kantor berita Iran.

Sebaliknya Arab Saudi, menurut Kementerian Luar Negeri, memanggil utusan Iran "dan menyerahkan nota protes dengan kata-kata keras atas pernyataan agresif Iran".

Pemimpin Agung Iran Ayatollah Khamenei mengunggah foto yang mengisyaratkan bahwa eksekusi itu dapat disamakan dengan dengan tindakan kelompok yang menyebut diri Negara Islam (ISIS).

Sebagai kekuatan Syiah di Timur Tengah, Iran memberikan perhatian besar terhadap nasib minoritas Syiah di kawasan, lapor wartawan BBC tentang masalah Timur Tengah Alan Johnston, sehingga tak dapat dielakkan lagi kedua negara bentrok terkait dengan perlakuan yang dialami Sheikh Nimr.

Ditambahkannya, salah satu kekhawatiran utama Arab Saudi adalah peningkatan pengaruh Iran di sejumlah negara, antara lain di Suriah, Irak dan tempat-tempat lain.

Di Arab Saudi sendiri juga pecah protes di Provinsi Timur yang didiami oleh komunitas Syiah.

Adapun Dewan Syiah Lebanon menyebut eksekusi Sheikh Nimr al-Nimr sebagai "kesalahan besar, sementara kelompok Hisbullah Libanon menyebutnya sebagai "pembunuhan".

Di Bahrain, tempat mayoritas Syiah mengaku mengalami marginalisasi di bawah keluarga Sunni yang berkuasa, terjadi bentrokan antara pemrotes dan polisi.

Unjuk rasa juga digelar di Yaman, Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasa India.

Sheikh Nimr tercatat sebagai ulama terkemuka dan vokal yang menyuarakan perasaan minoritas Syiah di Arab Saudi yang merasa dipinggirkan dan didiskriminasi. Ia termasuk salah satu dari 47 orang yang dieksekusi di 12 lokasi di Arab Saudi setelah dinyatakan bersalah dalam kasus terorisme.

Dari 47 terpidana mati itu terdapat dua warga negara asing, yaitu Kanada dan Mesir, sedangkan sisanya warga negara Arab Saudi.

Credit  KOMPAS.com

Perancis, Jerman, dan Inggris Kecam Eksekusi Massal di Arab Saudi


 
BBC Rakyat Iran menggelar protes di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran

PARIS, CB - Perancis, Jerman, dan Inggris mengecam tindakan Arab Saudi yang mengeksekusi mati 47 tahanan, termasuk seorang ulama Syiah, Sheikh al-Nimr, pada Sabtu pekan lalu.

Kementerian Luar Negeri Perancis menyatakan penyesalan mendalam atas eksekusi massal tersebut. Perancis menyerukan agar pemimpin negara di kawasan Timur Tengah melakukan segala sesuatu untuk menghindari memburuknya ketegangan sektarian dan agama di kawasan tersebut.

Perancis juga menentang hukuman mati di mana pun dan dalam kondisi apa pun.

Sementara itu, Jerman juga menentang pelaksanaan hukuman mati karena dianggap tidak manusiawi.

"Eksekusi terhadap Nimr Baqr al-Nimr menambah keprihatinan kami saat ini tentang ketegangan yang meningkat ... di kawasan tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman kepada AFP, Minggu (3/1/2016).

Inggris juga menyampaikan penolakan terhadap hukuman mati. Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Inggris, disebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Philip Hammond secara teratur mengangkat isu-isu hak asasi manusia di negara-negara yang menjadi perhatiannya, termasuk Arab Saudi.

"Inggris menentang hukuman mati dalam segala situasi dan di setiap negara," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris.

Dalam pernyataan itu, Inggris tidak secara langsung menyinggung soal eksekusi Nimr.

Menteri Luar Negeri Inggris untuk Timur Tengah Tobias Ellwood menyatakan bahwa pemerintah Inggris telah menyampaikan kekecewaan mereka atas eksekusi massal tersebut kepada pejabat di Arab Saudi. Ia juga merasa terganggu oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dalam 24 jam terakhir.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Ia sangat kecewa atas hukuman mati terhadap 47 tahanan di Arab Saudi.
Akibat eksekusi itu, demonstran menyerbu kedutaan Saudi di Teheran, Iran. Pemerintah Arab Saudi merespons aksi tersebut dengan memutus hubungan diplomatik dengan Iran.
Sheikh al-Nimr adalah ulama panutan dan rujukan masyarakat Syiah di wilayah Al-Qatif, Arab Saudi timur. Ia belajar agama di kota Qom, Iran, selama 10 tahun, kemudian pernah tinggal di Suriah selama dua tahun sebelum kembali ke Arab Saudi.
Sheikh al-Nimr didakwa berada di balik aksi kekerasan di wilayah Al-Awamiyah, Arab Saudi timur, antara tahun 2011 dan 2012.


Credit  KOMPAS.com

Iran: Pemutusan Hubungan Tak Akan Mengalihkan Perhatian dari Kesalahan Saudi


 
Reuters Sheikh Nimr al-Nimr diyakini sebagai tokoh populer di kalangan muda Syiah di Arab Saudi.

TEHERAN, CB — Keputusan Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran menyusul serangan terhadap misi diplomatik Saudi di Iran tidak akan mengalihkan perhatian Republik Islam itu dari "kesalahan besar" Riyadh mengeksekusi seorang ulama Syiah. Demikian kata seorang pejabat senior Iran, Senin (4/1/2016).

"Dengan memutuskan untuk memutus hubungan (diplomatik), Arab Saudi tidak dapat membuat (dunia) lupa kesalahan besarnya, yaitu mengeksekusi seorang ulama," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, sebagaimana dikutip kantor berita IRNA.

Dia menambahkan, Arab Saudi telah melakukan "kesalahan strategis dalam mengadopsi keputusan gegabah dan tergesa-gesa yang telah menimbulkan ketidakstabilan dan memicu perkembangan terorisme di kawasan".

Eksekusi yang dilakukan Riyadh terhadap Nimr al-Nimr memicu protes luas di negara-negara berpenduduk mayoritas Syiah di Timur Tengah. Massa telah menyerang Kedutaan Saudi di Teheran dan konsulat negara itu di Masyhad, kota kedua terbesar di Iran beberapa jam setelah pengumuman eksekusi itu dilakukan.

Serangan terhadap misi diplomatik itu memicu Saudi untuk memutuskan hubungan dengan Iran, yang sudah lama menjadi saingan Saudi di kawasan itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara telah berada di pihak yang berseberangan dalam perang di Suriah. Iran mendukung rezim, sementara Saudi mendukung para pemberontak. Dalam konflik di Yaman, koalisi yang dipimpin Saudi sedang berjuang melawan pemberontak Syiah yang didukung Iran.

Credit  KOMPAS.com

Konflik Arab Saudi-Iran Bisa Makin Serius

Ini adalah perang pengaruh yang bisa mengarah pada perang militer.

Konflik Arab Saudi-Iran Bisa Makin Serius
Sejumlah demonstran membakar bendera Saudi di Teheran, Minggu, 3 Januari 2016. (REUTERS/Raheb Homavandi)
 
  CB - Keputusan Arab Saudi yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran membuat situasi di Timur Tengah makin meruncing.  Situasi di wilayah tersebut dikhawatirkan makin memburuk.

"Pecahnya hubungan diplomatik antara Saudi dan Iran bisa meluas dan tak terkontrol," komentar Fawaz Gerges, ketua Studi Timur Tengah Kontemporer di London School of Economic, Inggris. Menurut Gerges, konflik keduanya sudah lama hidup dan terjadi sebelum Saudi memutuskan hubungan diplomatik. "Konflik mereka terus menguasai Arab selama beberapa waktu," kata Gerges, seperti dikutip dari CNN, Senin, 4 Januari 2016.

"Situasi ini secara ekstrem menarik jarak antara dua kekuatan besar di Teluk. Suni yang didominasi Saudi Arabia, dan Syiah yang didominasi Iran. Mereka tak hanya perang pernyataan, namun juga perang kuasa. Ini sangat mungkin membuat situasi menjadi sangat buruk dan berbahaya dalam beberapa pekan ke depan, juga beberapa bulan ke depan," kata Gerges.

Seorang analis militer CNN, Mark Hetling juga menyampaikan kekhawatirannya. "Sangat mungkin pecah konflik militer antara Saudi Arabia dan Iran," kata pensiunan Jenderal tersebut. "Itulah isu kuncinya. Ini akan sangat meluas dengan cepat," katanya.

"Iran dan Saudi Arabia bukan sekutu alami, juga bukan musuh alami. Namun secara natural mereka saling berkompetisi, sebagai produsen minyak terbesar, dan masing-masing memproklamirkan diri sebagai pendukung Suni dan Syiah," komentar Profesor Mohsen M.Milani dari University of South Florida.

Kedua negara sama-sama mengaku sebagai korban dari meningkatnya eskalasi politik antara mereka, kata Gerges menambahkan.

"Apa yang tampak saat ini bukanlah perang pernyataan, namun ini adalah dasar untuk membagi perang besar. Perang jabatan, Perang Dingin telah berpindah, kini antara Iran dan Saudi Arabia. Ini adalah perang tentang geopolitik. Ini tentang kekuasaan. Ini tentang pengaruh," katanya menambahkan.

Gerges juga menegaskan untuk melupakan konflik yang saat ini terjadi di Suriah dan Yaman. "Lupakan Yaman dan Suriah. Saat ini, kita sedang melihat dua negara Islam yang memiliki kekuatan seimbang dan berada tepat di pusat Timur Tengah, dan kini mulai mengarah pada konfrontasi langsung, bukan lagi perang pengaruh. Jadi, kita harus berhati-hati untuk menjaga eskalasi ini agar tak terus mengarah pada konfrontasi," kata Gerges.


Credit VIVA.co.id

Rabu, 30 Desember 2015

Cerita Kepala BIN Bujuk Pemimpin Kelompok Bersenjata di Aceh



Kepala BIN, Sutiyoso (Liputan6.com/Johan Tallo)
Kepala BIN, Sutiyoso (Liputan6.com/Johan Tallo)


CB, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso‎ ‎menjemput langsung pemimpin kelompok bersenjata Aceh, Nurdin bin Ismail alias Din Minimi, dari persembunyiannya di hutan pedalaman Aceh Timur. Tidak hanya Din Minimi, 120 anggotanya juga menyerahkan diri.‎

Dalam keterangan Pers yang disampaikan Sutiyoso di Lanud Halim Perdanakusuma usai mendarat dari Aceh, Bang Yos, sapaan Sutiyoso mengatakan, butuh waktu kurang lebih sebulan untuk membuat Din Minimi dan anak buahnya menyerahkan diri.

"Dalam satu bulan itu, saya intens komunikasi dengan Din Minimi. Melalui komunikasi dengan dia, saya gunakan pihak lain yang punya akses. Kami intens berkomunikasi," ucap Bang Yos, Selasa (29/12/2015).

Dalam pembicaraan tersebut, akhirnya Bang Yos dan Din Minimi sepakat untuk bertemu di sebuah desa di wilayah pedalaman yang menjadi basis Din Minimi dan anggotanya. Bang Yos menggambarkan, desa tersebut berada di wilayah pegunungan dan cukup jauh dari wilayah perkotaan.


"Untuk menuju ke sana, ‎saya terbang ke Lhokseumawe. Dari kota, saya butuh waktu 3 sampai 4 jam untuk sampai ke sana. Setelah jalan raya saya belok ke kanan, sulit sekali aksesnya. Lewat kebun-kebun, perkampungan kecil, dan jalannya rusak," ucap Bang Yos.

Dalam pertemuan tersebut, Bang Yos hanya didampingi 2 orang, yakni ajudan dan staf. Bang Yos mengaku tidak membawa rombongan lebih banyak dalam pertemuan tersebut karena permintaan pihak Din Minimi.
"Itu permintaan dari mereka. Oke, saya turuti permintaan mereka, akhirnya saya hanya didampingi oleh 2 orang. Saya ikuti saja apa mau mereka," kata Bang Yos.

Dalam perjalanan selama melintas di desa yang tempatnya dirahasiakan itu, Bang Yos merasa dirinya selalu diawasi oleh pihak Din Minimi.
Namun kala itu, Bang Yos meyakini pihak Din Minimi tidak akan melanggar perjanjian yang telah dibuat. Sampai akhirnya mereka tiba di sebuah tempat dan langsung disambut oleh Din Minimi dan puluhan anggotanya.

"‎Dalam perjalanan, saya hanya bertiga dan dikawal, semua bawa senjata jenis AK. Saya bolak-balik diberhentikan, saya ikuti saja. Ujungnya saya ketemu Din Minimi. Dalam diskusi dan dia menawarkan, 'apakah bapak berkenan ke rumah saya?', oke saya ikuti, dan seluruh anggota (Din Minimi) ikut. Kita konvoi ke sana, bicara sambil makan, sampai tengah malam," ujar dia.

Menurut Bang Yos, banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut, termasuk meyakinkan Din Minimi bahwa apa yang diperjuangkan selama ini dengan melawan pemerintah melalui senjata merupakan hal yang salah. ‎

"Saya membaca psikologi dia, saya yakinkan dia ini perjuangan harus ada titik akhir. Tuntutan kamu sudah saya akomodasi, tapi kalau pun senjata masih kalian bawa kalian akan dicari polisi," kata Sutiyoso.

Setelah berbicara panjang lebar hingga larut malam, akhirnya Bang Yos berhasil meyakinkan Din Minimi untuk menyerahkan diri dan senjata yang dimilikinya kepada pemerintah. Total ada 15 senjata api dari berbagai jenis yang diserahkan Din Minimi kepada BIN. ‎

"Akhirnya sepakat, Din ini yang sudah saya tahu wibawa dia dan kepatuhannya luar biasa, saya kalau bawa dia, anak buahnya pasti ikut. Itu terjadi tadi pagi, setelah diapelkan tadi pagi, pakai bahasa Aceh dan saya menyampaikan juga kepada mereka dengan diterjemahkan ke bahasa Aceh, akhirnya mereka menyerahkan diri," ucap Sutiyoso.

Din Minimi menyampaikan beberapa tuntutan kepada Sutiyoso. Di antaranya pemberian amnesti kepada anggotanya serta pemberian santunan kepada yatim piatu dan janda korban konflik.

Minimi, menurut Bang Yos juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun ke daerah-daerah tingkat dua di Aceh, dan meminta pengerahan tim pengawas independen dalam pemilihan kepala daerah.
"Kita rasa tuntutannya itu sangat jelas dan ini merupakan sebuah sikap kritis yang ditunjukkan oleh Din Minimi," kata Sutiyoso.

"Jadi kelompok ini bukan ingin memisahkan dari Negara Kesatuan RI, serta bukan pula kelompok perampok," ujar Bang Yos. (*)


Credit  Liputan6.com

NASA Dituduh Sembunyikan Informasi UFO

Ini kesaksian dari mantan pekerjanya.

NASA Dituduh Sembunyikan Informasi UFO
Mantan karyawan NASA, Dona Hare, membongkar konspirasi NASA sembunyikan informasi UFO (www.dailymail.co.uk)
 
CB - Mantan karyawan Badan Antariksa AS (NASA), Dona Hare, mengaku bisa membongkar bagaimana konspirasi NASA menyembunyikan informasi tentang objek terbang misterius (UFO). Dalam sebuah video kesaksian, Hare mengatakan NASA telah menutup-nutupi serangkaian informasi penampakan UFO melalui kode bernama "Santa Claus."

Dikutip dari Daily Mail, Selasa 29 Desember 2015, Hare mengatakan telah mengetahui penampakan tiga UFO yang mendarat di permukaan bulan tak lama setelah kendaraan NASA mendarat di satelit bumi tersebut. Tiga UFO berbentuk piring terbang itu nyatanya malah disembunyikan oleh NASA.

Hare mengaku selama bekerja dengan NASA, ia bertugas sebagai ilustrator dan teknisi foto slide. Dia mengaku terkejut dengan protokol di NASA dalam menyingkirkan foto atau gambar UFO.

"Saya berjalan ke area terbatas dari laboratorium foto, yang mana NASA mengembangkan film dari bulan dan gambar satelit lainnya," kata Hare dalam kesaksiannya.

Salah seorang pria, kata dia, menunjukkan kepadanya sebuah objek yang ia yakini sebagai penampakan UFO. Namun objek tersebut dirahasiakan dari akses publik. NASA, kata dia, berusaha untuk menyembunyikan informasi UFO dari publik. NASA memang selama ini juga telah banyak dituding mengaburkan ribuan foto UFO yang pernah ditemukan.

Soal konspirasi NASA ini, Hare mengatakan, selama ini NASA menghapus anomali pada gambar UFO sebelum dirilis ke publik.

Soal menyembunyikan informasi UFO berkode 'Santa Claus' itu, mantan kontraktor itu mengatakan NASA harus mengkarantina astronot yang merekam penampakan tiga UFO tersebut. Mereka mendapatkan pembekalan bagaimana seharusnya menyembunyikan informasi soal UFO tersebut.

Untuk menutup rapat informasi yang sebenarnya tentang UFO, Hare bahkan mengatakan NASA mengancam para saksi yang berani membeberkan tentang UFO atau gambar penempakan yang telah diubah NASA.

Bahkan protokol ketat menyembunyikan informasi juga dibuktikan dengan pengakuan dari penjaga keamanan di NASA kepada Hare. Dia menyebutkan sang penjaga tersebut telah menatap satu gambar penting NASA, dan tak lama kemudian dia didatangi tentara yang membakar gambar tersebut. Sang penjaga mengaku sejak itu ia mengalami ketakutan dalam hidupnya.

"Tak lama setelah melihat itu, dia (penjaga keamanan) dipukul di kepala dengan gagang pistol," kata Hare.

Hare tercatat bukan satu-satunya yang mengklaim telah melihat foto-foto UFO saat bekerja di NASA. Sebelumnya Sersan Karl Wolfe, yang bekerja untuk Director of Intelligence yang bermarkas di Tactical Air Command mengklaim ia melihat foto yang telah diubah untuk menghilangkan anomali di permukaan bulan.

Wolfe mengatakan ada petugas NASA yang menyebutkan ada basis misi di bulan yang dibuat oleh alien pada bagian sisi gelap bulan. Petugas itu mengatakan ia diperintahkan untuk menghapus gambar tersebut.

Terkait pengakuan Hare, sejauh ini NASA belum memberikan tanggapannya.


Credit  VIVA.co.id

Frigate FREMM, Kapal Perang Canggih Andalan Italia

Frigate FREMM, Kapal Perang Canggih Andalan Italia
Tiga kapal frigate FREMM (Frigate European Multi-Mission) Angkatan Laut Italia. Italia telah meluncurkan kapal perang FREMM keenam, Luigi Rizzo di Galangan Kapal Riva Trigoso, dekat Genoa, Italia, pada 17 Desember 2015. Dijadwalkan Luigi Rizzo akan diserahkan ke Angkatan Laut Italia, pada awal 2017, setelah uji coba laut. FREMM merupakan proyek kerjasama antara Prancis dan Italia. meretmarine.com

Frigate FREMM, Kapal Perang Canggih Andalan Italia
Pembangunan kapal FREMM GP Luigi Rizzo (F595) di Genoa. Angkatan Laut Italia memesan 10 kapal perang FREMM, yang dibangun oleh Orizzonte Sistemi Navali. Italia memesan enam kapal FREMM varian GP (General Purpose) dan empat varian ASW (Anti-Submarine Warfare). FREMM GP digunakan untuk peperangan umum sementara ASW digunakan untuk menghadapi kapal selam. navaltoday.com

Frigate FREMM, Kapal Perang Canggih Andalan Italia
Angkatan Laut Italia telah menerima empat kapal perang FREMM, Carlo Bergamini (F590), Virginio Fasan (F591), Carlo Margottini (F592), Carabiniere (F593). FREMM kelima, Alpino (F594) dijadawalkan akan bergabung dengan Angkatan Laut Italia, pada Februari 2016. Kapal pertama merupakan varian GP, sementara kapal kedua hingga kelima merupakan varian ASW. deagel.com

Frigate FREMM, Kapal Perang Canggih Andalan Italia
Kapal frigate FREMM dipersenjatai dengan rudal permukaan ke udara Aster 15, rudal permukaan ke permukaan dan darat Teseo Mk-2, Dua Meriam OTO Melara 76/62 mm sebagai CIWS (varian ASW), satu meriam Otobreda 127/64 Vulcano dan satu OTO Melara 76/62 mm sebagai CIWS (varian GP), FREMM juga dilengkapi dengan peluncur torpedo WASS B-515 untuk torpedo MU 90 (varian GP). Varian ASW ditambah dengan 4 rudal Milas untuk menghadapi kapal selam. sdelanounas.ru

Frigate FREMM, Kapal Perang Canggih Andalan Italia
Frigate FREMM Italia memiliki panjang 144,6 m, lebar 19,7 m, draft 8,7 m, dan bobot 6,700 ton. Frigate ini mampu melaju hingga kecepatan 27 knot atau 50 km/jam dan mempunyai jangkauan jelajah 6.700 mil laut atau 12.300 km pada kecepatan 15 knot. FREMM varian GP diawaki oleh 131 kru, sementara varian ASW diawaki oleh 133 kru. Tenaga penggerak menggunakan CODLAG, satu gas turbine General Electric/Avio LM2500+G4 32 MW, 2 electric motors Jeaumont Electric 2,5 MW, dan 4 diesel generator. eilmensile.it

Frigate FREMM, Kapal Perang Canggih Andalan Italia
Kapal frigate FREMM akan menggantikan kapal frigate kelas Maestrale dan Lupo yang sudah berusia cukup tua. Angkatan Laut Italia akan diperkuat oleh delapan frigate FREMM pada 2019. Pada April 2015, telah disepakati pembangunan frigate kesembilan dan kesepuluh. Kedua kapal terakhir ini akan selesai pada 2021 dan 2022. tsushima.su





Credit  Tempo.co

Bomber Maut B-1B Ikut Mengusir ISIS dari Kota Ramadi, Irak

Bomber Maut B-1B Ikut Mengusir ISIS dari Kota Ramadi, Irak
Angkatan Udara Amerika Serikat mengerahkan bomber B-1B, bukan A-10, untuk memberi dukungan serangan udara jarak dekat kepada tentara Irak, pada saat mengambil alih kota Ramadi dari ISIS. Hal ini ditegaskan oleh Kolonel Steve Warren, jurubicara Operation Inherent Resolve, kepada CNN, pada Kamis, 24 Desember 2015. SSgt Bennie J. Davis III/US Air Force

Bomber Maut B-1B Ikut Mengusir ISIS dari Kota Ramadi, Irak
Steve Warren mengatakan bahwa bomber B-1B dipilih karena mampu membawa 84 bom 500lb dan terbang selama 10 jam tanpa mengisi ulang bahan bakar. Menurut Warren, pesawat pembom B-1B Lancer terbukti dapat menjadi pesawat pendukung serangan darat jarak dekat yang sangat efektif. B-1B dapat menggantikan tugas pesawat A-10 Thunderbolt II yang selama ini menjadi andalan Amerika Serikat. military.ir


Bomber Maut B-1B Ikut Mengusir ISIS dari Kota Ramadi, Irak
B-1B Lancer pertama kali diproduksi oleh Rockwell, sekarang menjadi bagian Boeing, pada 18 Oktober 1984. Bomber ini merupakan pengembangan dari B-1A, prototipe pesawat pembom strategis, yang dibuat pada 1970. Program bomber B-1A hanya sampai pada pembuatan empat prototipe dan terhenti hingga 10 tahun kemudian dikembangkan menjadi B-1B Lancer yang memiliki teknologi siluman. Zachary T. C. Hada/USAF

Bomber Maut B-1B Ikut Mengusir ISIS dari Kota Ramadi, Irak
Bomber B-1B menggunakan empat mesin turbofan General Electric F101-GE-102 sehingga dapat melesat hingga kecepatan 1,25 mach atau 1.324 km/jam dengan daya jelajah hingga 12.000 km. Pesawat ini memilik panjang 44, 81 m, panjang sayap ayun 23,84 m, sayap saat direntangkan 41,67 m, dan tinggi 10,36 m. Berat kosong bomber ini adalah 87 ton, dan berat maksimum pada saat lepas landas 216,3 ton. boeing.com

Bomber Maut B-1B Ikut Mengusir ISIS dari Kota Ramadi, Irak
Awalnya, bomber B-1B Lancer dirancang untuk membawa bom nuklir, namun setelah Uni Soviet pecah, pesawat ini juga digunakan untuk membawa bom konvesional. Debut pertempuran pertama bomber ini saat diterjunkan dalam Operasi Desert Fox, pada 1998. B-1B juga dilibatkan dalam operasi NATO di Kosovo beberapa tahun kemudian. Amerika juga menggunakan B-1B dalam operasi bersama NATO di Irak dan Afghanistan. Bomber jarak jauh ini diperkirakan akan terus digunakan hingga 2030, dengan beberapa program modernisasi. boeing.com

Bomber Maut B-1B Ikut Mengusir ISIS dari Kota Ramadi, Irak
Boeing melakukan program modernisasi pesawat pembom B-1B Lancer, yang meliputi modernisasi radar, perangkat lunak avionik, sistem navigasi, layar display warna di kokpit, data links, kemampuan sensor, kemampuan perang elektronika, dan persenjataan yang dibawa. Modernisasi 62 bomber B-1B diharapkan selesai pada 2019. academic.ru




Credit Tempo.co

RSI, Bukti Kedekatan Indonesia-Palestina


RSI Bukti Kedekatan Indonesia Palestina
Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. (lpkn.or.id)

JAKARTA - Presdir Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dr. Sarbini menuturkan, pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza adalah bukti kedekatan antara Indonesia dan Palestina. RSI resmi beroperasi pada tanggal 24 Desember lalu.

"RSI adalah simbol dari kedekatan antara Indonesia dan Palestina, simbol dari persatuan antara masyarakat Indonesia dan Palestina," kata Sarbini saat menggelar konfrensi pers di kantor Mer-C di Jakarta pada Selasa (29/12).

Dirinya juga menuturkan, dengan kehadiran RSI di tengah-tengah warga Palestina ini, harkat dan martabat masyarakat Indonesia di Palestina jadi terangkat. Masyarkat Palestina di Gaza, hingga kelompok milisi Gaza sangat menghormati warga Indonesia, karena RSI.

Sementara itu, Sarbini turut menjelaskan, lokasi dari RSI ini sejatinya sangat dekat dengan perbatasan Israel. "RSI berlokasi hanya tiga kilometer dari perbatasan Israel," ucapnya.

Ide mengenai pembangunan RSI sendiri sejatinya sudah muncul sejak tahun 2009 lalu, tapi baru pada tahun 2011 rumah sakit dua lantai ini baru dibangun. RSI selesai dibangun pada pertengahan 2015, dan mulai beroperasi pekan ini. Rencananya, RSI akan secara resmi diserhkan kepada pemerintah Palestina pada awal Januari mendatang.


Credit  Sindonews

AS Temukan Dokumen Struktur Organisasi ISIS


AS Temukan Dokumen Struktur Organisasi ISIS
AS menemukan sebuah dokumen yang membedah struktur organisasi ISIS | (Istimewa)

WASHINGTON - Sejumlah dokumen berisi struktur organisasi milik ISIS berhasil ditemukan oleh pasukan khusus Amerika Serikat (AS). Menurut pada pejabat AS, keberadaan dokumen itu membantu mereka memperdalam pemahaman terhadap kelompok militan tersebut.

"Dokumen tersebut benar-benar menunjukkan organisasi ISIS. Mulai dari tingkat birokratisasi, organisasi, Diwan, dan komite," kata utusan khusus Presiden AS untuk koalisi anti ISIS, Brett McGurk, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (29/12/2015).

McGurk kemudian memberikan contoh soal Diwan, sebuah dewan negara Muslim yang kira-kira setara dengan kementerian. ISIS ternyata mempunyai Diwan yang menangani sumber data alam, termasuk eksploitasi barang antik dari kerajaan kuno hingga "rampasan perang", termasuk budak.

"ISIS diinvestasikan dalam kenegaraan dan khilafah. Hal ini memberikan gambaran, jika organisasi kelompok ini lebih dan berbeda dari pada sebuah organisasi jihad lainnya," katanya.

"Jadi, ISIS adalah organisasi formal, selain bersifat praktis ketika mereka mengontrol begitu banyak wilayah yang berdekatan dan kota-kota besar, juga memperkuat citranya sebagai negara," sambungnya.

Dengan ditemukannya dokumen ini, para pejabat AS mengatakan, telah membantu koalisi anti ISIS untuk menemukan kelemahan ISIS. AS dan sekutunya sendiri telah menggunakan serangan udara untuk menghancurkan sejumlah infrastruktur minyak mentah milik ISIS dan menargetkan sejumlah pejabat kelompok tersebut.

Credit  Sindonews


Menengok Bystry, Sang Penghancur Kebanggaan Rusia


Menengok Bystry Sang Penghancur Kebanggaan Rusia
Kapal perang Bystry. (Victor Maulana/Sindonews)

JAKARTA - Rusia adalah salah satu negara yang dikenal memiliki peralatan perang nomor wahid di jagat raya. Mulai dari jet tempur kebanggaan mereka, Sukhoi, hingga kapal perang. Untuk kapal perang, Rusia memiliki berbagai jenis, mulai dari jenis pengintai hingga penghancur.

Salah satu kapal penghancur, atau destroyer Rusia adalah Bystry, yang saat ini tengah bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kapal dengan panjang 157 meter itu sudah berada di Tanjung Priok sejak 25 Desember lalu, dan akan mengakhiri lawatan di tanah air pada hari ini, Selasa (29/12).

Sindonews berkesempatan untuk menengok salah satu kapal penghancur kebanggan Rusia tersebut. Walaupun tidak bisa melongok sampai ke jeroan kapal, namun dari sisi luar sudah terlihat betapa gagah dan kuatnya kapal dengan bobor 4.500 Kg tersebut.

"Kapal ini memiliki teknologi untuk mencegat rudal yang datang. Selain itu, kapal ini juga memiliki persenjataan yang mampu untuk menghancurkan kapal selam," kata Wakil Komandan Armada Pasifik Rusia, Glotilla, Rear Admiral Alexander Yuldashev saat menggelar konfrensi pers di atas Bystry.

Berdasarkan pantauan Sindonews, kapal yang masuk ke dalam kelas Sovremenny itu memiliki dua buah meriam raksasa yang terletak di bagian belakang dan depan kapal. Menurut keterangan awak kapal, senapan tersebut memuntahkan peluru dengan kaliber 130 mm, terbesar diantara kapal-kapal lainnya.

Selain itu, tampak di kedua sisi kapal terdapat delapan buah tabung, empat di sisi kiri dan lima di sisi kanan, yang merupakan pelontar roket. Sayang, ketika mencoba dikorek lebih jauh, awak kapal Bystry enggan memberikan rincian lebih jauh mengenai roket jenis apa yang ditembakan, dan berapa banyak roket yang bisa ditembakan dalam sekali tembak.

Di bagian paling atas terdapat sebuah helipad, atau tempat mendarat helikoper dan sebuah ruang kontrol. Sebuah pemancar raksasa, yang merupakan radar kapal andalan Rusia tampak juga terus berputar, yang menunjukan bahwa kapal ini memang masih beroperasi penuh.

Selain Bystry, sejatinya ada 4 jenis kapal perusak kelas Sovremenny lainnya yang beroperasi di dunia, yaitu Gremyashchiy (Armada Utara), Bespokoyny (Armada Baltik), Nastoychivy (Armada Baltik), dan Admiral Ushakov (Armada Utara). Namun, Bystry adalah kapal yang menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan Rusia, dan mungkin dunia.

Sementara itu, Sebelum mengakhiri lawatannya di Indonesia, Bystry dilaporkan akan melakukan sejumlah latihan perang gabungan dengan Angkatan Laut Indonesia. Menurut keterangan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhael Y. Galuzin, latihan gabungan ini akan berfokus pada komunikasi dan strategi perang.


Credit  Sindonews

Warga Filipina Demo di Pulau Sengketa Laut China Selatan, China Meradang




Pulau Pagasa, yang terletak di wilayah Laut China selatan, dipersengketakan oleh Filipina, China dan sejumlah negara lainnya.
Jakarta - China menunjukkan kemarahannya setelah sejumlah warga Filipina menggelar unjuk rasa di pulau terpencil yang dikendalikan Filipina di Laut China selatan, yang menjadi sengketa sejumlah negara.

"Kami sekali lagi mendesak Filipina untuk menarik... dari pulau-pulau yang ilegal untuk dikuasai," kata juru bicara Kementerian luar negeri China, Lu Kang, Senin (28/12).

Pernyataan ini muncul setelah sekitar 50 orang pengunjuk rasa dari Filipina, yang sebagian besar adalah mahasiswa, mendarat di pulau Pagasa di kepulauan Spratly, Sabtu (26/12) lalu.

Para mahasiwa Filipina mengatakan aksi itu dilakukan sebagai protes terhadap upaya China untuk terus melakukan pelanggaran perbatasan.

China mengklaim hampir semua perairan Laut China Selatan, diyakini kaya akan sumber daya, serta menolak klaim negara-negara di sekitarnya.

Selain Filipina, pemerintah Brunei, Malaysia, Taiwan dan Vietnam juga mengklaim perairan yang disengketakan tersebut.

Para demonstran, yang dipimpin mantan komandan Angkatan laut Filipina, mendarat di pulau tersebut pada Sabtu. Mereka mengatakan akan tinggal selama tiga hari.

Pengadilan arbitrase

Aksi mereka digambarkan sebagai perjalanan "patriotik" dan simbol pelawanan terhadap China.

Para mahasiwa Filipina mengatakan aksi itu dilakukan sebagai protes terhadap upaya China untuk terus melakukan pelanggaran perbatasan.
Pemerintah Filipina menyatakan bahwa mereka memahami niat rombongan tersebut, namun tidak menyetujui perjalanan mereka dengan alasan keselamatan dan keamanan.

Ketegangan di Laut China Selatan semakin menguat selama satu tahun belakangan ini, didorong oleh langkah agresif China, yang membangun pulau buatan dan melakukan patroli laut.

Wilayah itu juga telah dilintasi pesawat Amerika Serikat dan Australia, yang menjalankan kebebasan navigasi.

Pemerintah Filipina menantang Beijing sebelum adanya pengadilan arbitrase di Den Haag, Belanda.

Mereka mengatakan, garis batas yang digunakan China untuk meliputi klaim teritorialnya adalah pelanggaran hukum di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), yang telah ditandatangani kedua negara.

Namun China memboikot proses hukum tersebut. Mereka bersikeras bahwa penyelenggara tidak punya otoritas untuk memberikan putusan dalam kasus ini.



Credit  Detiknews

Ini Impian Jokowi untuk Indonesia 70 Tahun Mendatang


Ini Impian Jokowi untuk Indonesia 70 Tahun Mendatang
Foto: Jokowi di Merauke (Jabbar/detikcom)

Merauke - Presiden Joko Widodo menuliskan impiannya untuk Indonesia. Impian itu dimasukkan dalam kapsul waktu yang perjalanannya berakhir di Merauke, setelah singgah di 43 kota dari 34 provinsi di Indonesia. Apa saja impian Presiden Jokowi?

Ada 7 impian yang dituliskan Presiden Jokowi untuk Indonesia 70 tahun mendatang. Impian itu dibacakan saat peresmian Monumen Kapsul Waktu: Mimpi Indonesia 2015-2085 di Lapangan Kantor Bupati Merauke, Papua, Rabu (30/12/2015).


Jokowi meminta dua orang anak SD untuk membacakan mimpi-mimpi yang akan dibuka pada tahun 2085 tersebut. Dua anak itu yakni Lois Ferdinand Kombombiran (11) dan Laher Fabiola Ogilin (11). Keduanya merupakan pelajar Kelas VI SD Hati Kudus Merauke.
 
Foto: Jokowi disambut warga di Merauke (Jordan/detikcom)

Berikut 7 mimpi Presiden Jokowi untuk Indonesia 70 tahun mendatang.

1. Sumber Daya Manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.
2. Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung nilai-nilai etika.
3. Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia.
4. Masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi.
5. Terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia.
6. Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik.
7. Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia.

Usai pembacaan, Jokowi bersama dua anak SD Merauke itu kemudian menggulung kertas mimpi itu lalu memasukkannya ke dalam kapsul waktu. Kapsul itu disimpan di dalam sebuah tabung dan nanti kapsul itu akan dibuka pada tahun 2085.

 
Foto: Jokowi di Merauke (Jabbar/detikcom)






Credit  Detiknews

PT PAL segera luncurkan kapal perang pesanan Filipina


PT PAL segera luncurkan kapal perang pesanan Filipina
Dokumentasi anggota TNI AL menambatkan tali kapal saat KRI Surabaya 591 sandar di Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Gapura Surya Nusantara, Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/7). KRI Surabaya-591 ada di kelas landing platform dock yang bisa diubah menjadi kapal perang gugus tugas amfibi dengan helikopter laiknya USS Bonhomme Richard-LHD 6 pada skala kecil. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
 
Surabaya (CB) - PT PAL Indonesia berencana pada 18 Januari 2016 segera meluncurkan satu unit kapal perang pesanan Filipina tipe Strategic Sealift Vessel (SSV), yang kini proses pengerjaannya sudah mencapai 90 persen.

Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Edy Widarto, Selasa mengatakan peluncuran tersebut direncanakan dihadiri Presiden Joko Widodo, sebab menjadi catatan sejarah Indonesia yang kali pertama mengekspor kapal perang.

"Kami masih menunggu konfirmasi, sebab peluncuran ini sekaligus menjadi bagian dari uji coba pertama bagi kapal perang buatan anak bangsa," kata Widarto, dikonfirmasi dari Surabaya.


Dia mengatakan dalam peluncuran nanti, kapal perang canggih itu akan diujicoba mengapung dan berlayar jarak pendek di laut, serta kekuatan daya tahan kapal terhadap musuh, ditambah fungsi sejumlah peralatan canggih yang ada di dalam manifest kapal.

"Setelah peluncuran, kemudian kita sempurnakan dengan melakukan pengecatan sesuai pemesan, dan menyambung lagi beberapa komponen peralatan listrik," ucapnya.

Kemudian, kata dia, kapal itu akan secara resmi diserahkan kepada pemerintah Filipina pada Mei 2016.

Dalam peluncuran itu, dia mengatakan juga akan dilakukan beberapa agenda besar, seperti peluncuran kapal jenis perusak kawal rudal pesanan TNI AL, serta peletakan blok kapal perang kedua pesanan Filipina.

"Filipina memesan dua unit kapal perang landing platform deck (LPD) tipe SSV kepada Indonesia. Dan pada saat peluncuran kapal pertama kita lakukan peletakan blok untuk pesanan tahap kedua," katanya.


Sebelumnya, kapal pesanan Filipina itu didesain dengan panjang 123 meter, lebar 21,8 meter dan mampu mengangkut 500 pasukan serta bobot hingga 10.300 ton, serta mempunyai kecepatan atau dapat melaju selama 30 hari dengan jarak 9.360 mill laut dengan kecepatan maksimal 16 knot.

Selain itu, kapal perang buatan anak negeri tersebut juga mampu membawa dua helikopter, dan mengangkut kapal landing craft utility (LCU) serta sejumlah tank perang hingga truk militer.

Credit  ANTARA News

Rusia Demonstrasikan Perang Efektif di Suriah


Rusia hanya perlu tiga bulan intervensi militer di Suriah untuk sukses mencapai targetnya. Yakni menstabilkan pemerintahan Assad. Putin juga sukses dengan ongkos perang rendah dan korban sedikit.
Russland Syrien Militärhilfe
Keberhasilan strategi presiden Rusia, Vladimir Putin dalam intervensi militer di Suriah ini diakui dalam assessment yang dibuat pemerintah di Washington. “Tidak perlu diragukan lagi, posisi presiden Suriah, Bashar al Assad kini lebih aman dibanding sebelumnya”, ujar seorang petinggi di Pentagon kepada KB Reuters. Juga posisi tawar menawar Rusia di meja perundingan internasional terkait konflik Suriah langsung melambung. Kini tidak mungkin ada solusi damai tanpa keterlibatan Moskow.
Presiden Putin sebelummnya menegaskan, intervensi militer Rusia di Suriah memang bertujuan mengokohkan pemerintahan Assad dan membantunya memerangi Islamic State-ISIS. Sementara negara barat menuding serangan udara Rusia terutama ditujukan ke posisi pemberontak moderat. Salah satu grup yang diklaim moderat adalah Front Al-Nusra yang sempalan Al Qaida.

Lima pejabat tinggi pemerintah Amerika yang diwawancarai Reuters, secara senada juga mengakui sukses strategi Putin di Suriah. “Secara umum misi Rusia di Suriah sukses, dan ongkos perang relatif rendah”. Amerika Serikat dan aliansinya yang telah melakukan intervensi militer lebih dari tiga tahun, tidak berhasil mengubah perimbangan kekuatan di negara yang dicabik perang saudara sejak lebih dari empat tahun itu. Ironisnya, justru kekuatan dan kawasan yang bisa direbut Islamic State – ISIS di Suriah dan Irak makin kokoh dan meluas.
Sejak mulai melancarkan intervensi militer di Suriah, 30 September 2015, menurut laporan resmi hanya tiga orang tewas dalam misi tersebut. Juga ongkos operasi militer amat rendah, ditaksir hanya satu milyar US Dolar setahun, yang diambil dari anggaran militer rutin di Moskow, yang jumlahnya 54 milyar US Dolar setahun.
Tes senjata baru dan habiskan munisi lama
Intervensi militer Rusia di Suriah ibaratnya sekali tepuk dua sasaran kena. Pertama militer Rusia bisa mengujicoba persenjataan terbaru di medan perang yang sesungguhnya. Dan kedua, Moskow bisa "cuci gudang“ menghabiskan persediaan bom dan munisi konvensional lawan dari zaman Uni Sovyet.
Russischer Cruiser Moskva vor syrischer Küste Rusia juga kerahkan kapal perangnya untuk berjaga di perairan Suriah
Seorang petinggi militer di Moskow mengatakan, semua data dan informasi yang diperoleh dari medan pertempuran langsung diintegrasikan pada taktik dan strategi militer terbaru. Hal ini juga dibenarkan oleh petinggi dinas intelejen di Pentagon. “Rusia tidak membabi buta melancarkan operasi militer di Suriah. Mereka menarik keuntungan, dari ongkos perang yang amat rendah.”
Saat ini Rusia diperkirakan mengerahkan 5.000 personal di Suriah. Terdiri dari serdadu, pilot jet tempur, petugas intelejen, logistik serta perwira konsultan bagi angkatan bersenjata Suriah. Dengan ongkos operasi amat rendah, Rusia bisa mempertahankan misinya di Suriah dalam tempo amat lama.



Credit  DW

Masela untuk seluruh rakyat Indonesia


Masela untuk seluruh rakyat Indonesia
Masela Block. (www.energy-pedia.com)
 
Jakarta (CB) - Presiden Jokowi saat membuka rapat kabinet terbatas untuk membahas Blok Masela di Istana Negara, Selasa (29/12), menekankan bahwa kita harus betul-betul memperhatikan amanat konstitusi kita yang menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa bumi dan air serta kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Presiden Jokowi juga tidak ingin apabila pemanfaatan Blok Masela hanya menguntungkan segelintir orang saja. Blok di Maluku Selatan yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan Liquid Natural Gas (LNG) atau gas alam cair ini haruslah dinikmati seluruh rakyat Indonesia.

UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 yang berbunyi, “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” memberikan mandat kepada negara untuk menguasai dan mengelola migas bagi kemakmuran rakyat. Untuk membawa migas dari perut bumi hingga distributor untuk berbagai kebutuhan konsumsi masyarakat, pemerintah mengandalkan perusahaan asing seperti Chevron, Total, Inpex, ConocoPhillips, British Petroleum dan sebagainya; BUMN seperti Pertamina; dan perusahaan nasional seperti Medco.

Saat ini, manajemen migas Indonesia, dan di seluruh dunia, menghadapi tantangan sulit ditengah kondisi rendahnya harga minyak dunia yang menyentuh level terendah di bawah US$35. Bahkan baru-baru ini Goldman Sachs mengeluarkan prediksinya bahwa harga minyak dunia akan terus melemah hingga US$20 per barrel. Kondisi ini memaksa perusahaan-perusahaan migas, baik hulu maupun hilir, melakukan efisiensi demi menjaga kestabilan arus kas. Investor menjadi lebih berhati-hati untuk melakukan ekspansi investasi, meski di banyak level negara berusaha mencari solusi terbaik demi mengatasi krisis yang menurut Asosiasi Perminyakan Indonesia, IPA, dapat terjadi pada tahun 2019.

Produksi minyak di Indonesia terus menurun sejak tahun 2014 karena tidak adanya produksi minyak baru yang disusul oleh kondisi menuanya sumur minyak dan infrastruktur yang ada. Sementara di lain sisi, produksi gas Indonesia yang meski saat ini masih mencukupi kebutuhan domestik dan ekspor, diharapkan dapat naik dari 15% saat ini menjadi setidaknya 25% pada tahun 2025. Namun, kenyataan di lapangan banyak investor semakin mengkerut akibat berbelit-belitnya peraturan hukum negara, negosiasi pengambilan keputusan tanpa akhir, yang bermuara pada hilangnya rasa aman bagi para pengusaha untuk menempatkan modal besar investasi dalam negeri.

Contoh sederhana panjangnya perdebatan publik akan proses pengambilan keputusan pengelolaan blok gas Masela. Pengajuan rencana pengembangan (PoD) yang telah disepakati di tahun 2010, namun kemudian harus direvisi di 2015 mengikuti perkembangan ditemukannya cadangan gas lebih tinggi, dinilai terlalu lama karena banyaknya noise yang mengganggu fokus SKK Migas dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam menentukan arah kebijakan. Dalam kondisi idle seperti ini, ketidakpastian menjadi ongkos operasional yang sangat mahal bagi manajemen, karena sulitnya untuk memastikan pengambilan keputusan strategis.

Setelah mendapatkan rekomendasi dari konsultan yang ditunjuk oleh negara, Poten & Partners, bahwa konsep FLNG yang terbaik untuk pengelolaan blok Masela, pengambilan keputusan masih digodok lebih dalam lagi, salah satunya melalui rapat kabinet terbatas pagi ini. Poin penting yang ditekankan oleh Presiden Jokowi adalah bagaimana agar proyek ini bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada rakyat, terutama lokal. Dan yang kedua, bagaimana agar proyek ini mampu mengedepankan pembangunan maritim.

Menurut Mamit Setiawan, Direktur Eksekutif Energy Watch,konsep FLNG (Floating Liquid Natural Gas) juga memiliki dampak mulitiplier, tidak hanya di level lokal, namun juga mampu meningkatkan pembangunan kapasitas nasional dengan lebih cepat, termasuk di sektor maritim. Namun, pemerintah harus meminta kepastian dari Inpex dan Shell sebagai kontraktor agar mereka mau berkomitmen membangun galangan kapal serta berinvestasi di industri lain agar bisa menghasilkan multiplier effect ke masyarakat.

"Jika komitmen ini bisa mereka (kontraktor) kerjakan makanya pilihan FLNG adalah yang paling baik. Masyarakat akan merasakan dampaknya lebih lama lagi jika dibandingkan dengan onshore yang mana hanya bisa memperkerjakan banyak orang pada saat proyek itu berjalan," jelas Mamit melalui pesan singkatnya.

Prof Dr Ketut Buda Artana ST, Wakil Rektor IV Bidang Penelitian Inovasi dan Kerja Sama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menambahkan bahwa bahwa konsepsi pengembangan infrastruktur berbasis darat yang selama ini dianut oleh bangsa kita, sudah waktunya di re-allign mengingat kenyataan kita sebagai negara maritim berbasis kepulauan.

Sejalan dengan Ketut, Senior Manager Communication and Relation Inpex Corporation, Usman Slamet memastikan bahwa dengan dikembangakan FLNG (Floating Liquid Natural Gas) di Indonesia akan memberikan dampak multiplier yang besar, terutama dalam mendukung mimpi pemerintah untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim.“ kami memahami bahwa pemerintah sedang melakukan kajian yang mendalam terhadap usulan perubahan pod-1 pengembangan lapangan gas abadi. Dan kami berharap pemerintah dapat segera memberikan keputusan yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan.

"Komitmen kami adalah proyek pengembangan lapangan gas abadi akan memberikan manfaat sebesar besarnya bagi rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam undang undang dasar negara kita dan kami menghargai seluruh upaya yang telah dilakukan untuk memberikan keputusan terbaik," demikian pernyataan tertulis Usman Slamet yang diterima di Jakarta, Selasa.


Credit  ANTARA News

Presiden Jokowi tiba di Merauke, Papua


Presiden Jokowi tiba di Merauke, Papua
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf )
 
Merauke (CB) - Presiden Joko Widodo yang didampingi ibu negara Iriana, Selasa malam sekitar pukul 20.30 WIT tiba di Merauke, untuk memulai kunjungan kerjanya di Tanah Papua.

Setibanya di bandara Mopah Merauke, Jokowi disambut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Noermantyo yang sudah terlebih dahulu tiba di Merauke.

Nampak hadir Gubernur Papua Lukas Enembe, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan sejumlah pejabat sipil dan militer.

Dandrem 174 Merauke Brigjen TNI Supartodi kepada Antara, Selasa malam mengakui, selama berada di Merauke, Presiden Jokowi dijadwalkan melakukan penanaman kapsul impian 2085 yang akan dilaksanakan di lapangan pemda Merauke.

Penanaman kapsul impian itu akan dilaksanakan Rabu (30/12) dan seusai melaksanakan penanaman kapsul, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Wamena, jelas Brigjen TNI Supartodi.

Sementara itu data yang dihimpun Antara terungkap, selama berada di Wamena, Presiden Jokowi akan meresmikan sejumlah proyek termasuk bandara Wamena.

Seusai melakukan peresmian, Presiden dan rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Sorong, Papua Barat dan akan melakukan ke Raja Ampat, Papua Barat.


Credit  ANTARA News