Jumat, 08 Mei 2015

'Lubang Misterius' Mengisap Air Danau di Oregon AS



CB, Oregon - Pada musim gugur dan dingin, Lost Lake di Oregon, Amerika Serikat adalah danau dangkal yang dikelilingi pohon pinus, yang berada dekat jalan raya.

Namun, di musim panas, pengemudi yang melintas tak akan menjumpai perairan tersebut. Bagian danau seluas 0,34 kilometer menghilang dan berubah menjadi padang rumput.

Sebuah video merekam momentum aneh, ketika air Lost Lake di Amerika Serikat terhisap deras habis ke dalam lubang misterius berdiameter 2 meter. Seperti bak air yang sumbatnya dilepas. Sebagian dasar danau pun terlihat mengering.

Warga lokal di Oregon mengatakan, fenomena tersebut telah terjadi sejak lama.

Para ilmuwan meyakini, penampakan spektakuler tersebut disebabkan oleh lava tube (tabung lava), terowongan di permukaan Bumi yang tercipta untuk mengeringkan lava selama peristiwa erupsi gunung berapi.

"Pada Lost Lake, lava tube kolaps dan menjadi lubang penghisap di danau tersebut," kata McHugh Williamette National Forest kepada ABC News, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Kamis (7/5/2014).

Di akhir musim gugur, jumlah air di danau melebihi kemambuan lava tube tersebut untuk mengalirkan banyu. Pun saat musim dingin akibat hujan dan guyuran salju.

Kala musim hujan berakhir, danau sedalam 2,7 meter itu kehilangan sumber airnya. Dan air kemudian menghilang, masuk ke tabung lava. Lenyap. Siklus itu terjadi tiap tahun.

Warga di masa lalu telah mencoba untuk menutup lubang tersebut. Namun, niat itu surut saat diberi tahu, hal itu bisa menyebabkan pemukiman dan pusat bisnis setempat kebanjiran.

Lalu, ke mana air yang tersedot mengalir?

Diyakini, air terhisap ke Bumi, sebelum merembes kembali melalui mata air di daerah setempat. "Akhirnya air yang sama muncul dan itu ada di kopi pagi saya sekarang," kata McHugh.

Tabung Lava

Keberadaan lava tube sering ditemukan di Oregon -- yang memiliki banyak jeram, pegunungan, gunung aktif yang membentang dari selatan British Columbia ke California Utara.

Saat aliran lava mengalir turun dari gunung, bagian luarnya akan mendingin dan saat kontak dengan udara. Lava panas terus mengalir di bawah kerak yang mengeras. "Mirip terowongan bawah tanah," kata McHugh.

Setelah lava panas mengalir, yang tersisa adalah tabung hampa. Sejumlah tabung menjadi ekosistem unik bagi hewan dan menjadi atraksi wisata.

Lost Lake berada di batuan vulkanik yang terbentuk 12.000 tahun lalu. Saat batuan muda itu terbentuk, ia terisi oleh gelembung gas -- yang meninggalkan pori-pori saat gas tersebut menguap ke udara.

Namun, orang tidak selalu menghargai tabung lava. "Pada Lost Lake, beberapa orang iseng menutup lubang drainase dan juga melempar sampah ke danau selama bertahun-tahun," kata McHugh.

"Kami tidak ingin mengganggu proses alami, dan kami mencegah upaya menutup lubang," kata McHugh. "Terlebih lagi, lubang danau cenderung meluap dan membanjiri jalan raya di dekatnya," katanya.



Credit  Liputan6.com

AS Mulai Latih Pemberontak Suriah Lawan ISIS

Pemberontak Suriah (Foto: Reuters)
Pemberontak Suriah (Foto: Reuters)
WASHINGTON  (CB) – Prajurit Amerika Serikat (AS) beserta beberapa staf Pentagon dilaporkan telah mendarat di Turki dan Yordania. Mereka sedang mempersiapkan program pelatihan pemberontak Suriah dalam melawan kelompok militan ISIS.

Juru Bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan sebanyak 1.200 pemberontak Suriah telah diidentifikasi untuk masuk program pelatihan. Program pelatihan itu akan dimulai pada awal pekan depan.
“Kurang lebih sebanyak 1.200 pejuang yang telah teridentifikasi berpotensi untuk masuk program pelatihan ini. Mereka akan dilatih oleh prajurit AS di Turki dan Yordania, karena dua negara tersebut telah menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah program pelatihan,” ujar Kirby, seperti dikutip Sputnik, Kamis (7/5/2015).

Pada Januari 2015, Pentagon telah mempersiapkan lebih dari 400 prajurit AS untuk membantu melatih pemberontak Suriah dalam melawan kelompok militan ISIS.
Para pejabat AS berharap program itu dapat melatih lebih dari 5.000 pemberontak Suriah dalam tiga tahun, atau setidaknya 3.000 pemberontak dapat dilatih pada akhir 2015. Pemerintah AS berharap, para pemberontak Suriah yang telah dilatih dapat kembali mempertahankan kampung halamannya dari serangan ISIS.

Credit  Okezone

ISIS Ancam Umumkan Perang pada Hamas

Para pejuang dari Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas. (Foto : Reuters)
Para pejuang dari Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas. (Foto : Reuters)
GAZA  (CB) – Ketegangan antara kelompok militan ISIS dan Hamas di Gaza semakin meningkat beberapa hari terakhir ini. Kelompok yang terkait dengan ISIS di Palestina bahkan telah memberikan ultimatum dan mengancam akan mengumumkan perang terhadp Hamas.

Ketegangan semakin meningkat setelah Hamas menghancurkan sebuah masjid yang digunakan oleh anggota organisasi Salafi (fundamentalis) yang bernama Islamic State Supporters in Beit Al Maqdis (Pendukung Negara Islam di Baitul Maqdis) dan menangkap sekira 40 orang anggota kelompok tersebut.

Laporan dari Israel National News, Kamis (7/5/2015), menyebutkan pihak Hamas telah melakukan penangkapan terhadap puluhan penganut Salafi dan beberapa pengkhotbah ISIS di Gaza setelah ISIS merebut kamp pengungsi Yarmouk dan memenggal beberapa warga Palestina termasuk beberapa anggota Hamas. Atas aksi kelompok militan ISIS tersebut, Dinas Intelijen Palestina bersumpah untuk melakukan pembalasan.

Namun, tindakan Hamas itu juga mengundang reaksi dari kelompok yang terkait dengan ISIS di wilayah pesisir yang dikuasai Hamas. Mereka menyebut Hamas bahkan lebih buruk dari Yahudi dan Amerika Serikat (AS), serta memberi ultimatum pada Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan.

Jika tuntutan itu tidak dipenuhi mereka mengancam akan membunuh semua anggota Hamas satu per satu. Mereka juga mengklaim memiliki informasi mengenai nama dan alamat orang-orang yang bekerja untuk Dinas Intelijen Palestina. Kelompok pro-ISIS itu juga menuduh Hamas bekerja untuk Israel.

Meski ada ancaman tersebut, pihak Hamas meyakinkan warga Gaza bahwa situasi keamanan di sana aman. “Warga dapat berjalan-jalan di Gaza tanpa perlu membawa senjata dari Rafah sampai Beit Hanoun,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Iyad al Bazam dalam laman Facebook-nya.



Credit  Okezone

Pemerintah China: AS Sebaiknya Urus Masalahnya Sendiri


BEIJING  (CB) - China kembali meminta Amerika Serikat (AS) untuk mengurus urusannya sendiri dan tidak campur tangan dalam masalah dalam negeri China. Hal ini berkaitan dengan pernyataan Departemen Luar Negeri AS yang mengkritik Hak Asasi Manusia (HAM) di China karena menahan seorang pengacara yang juga pengkritik keras pemerintah.

“Saya tidak tahu apakah semuanya berpikiran sama dengan saya saat mendengar hal ini. Beberapa orang di AS memiliki hati terlalu besar dan tangan terlalu panjang, mereka selalu ingin menjadi polisi dan hakim dunia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.

Hua mengingatkan AS bahwa mereka sebenarnya juga punya masalah dalam negeri yang lebih baik mereka selesaikan sebelum mengurusi orang lain.
“Seperti yang semua orang lihat, masalah dalam negeri AS tidaklah kecil. Jadi saya harap mereka lebih dulu berkonsentrasi menyelesaikan masalah dalam negeri mereka sendiri,” tambahnya, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/5/2015).

Ini bukan pertama kalinya China mengeluarkan respons serupa kepada AS. Sebelumnya, Pemerintah China juga meminta AS tidak ikut campur masalah penahanan aktivis perempuan China. Media China pun ikut mengkritik Negeri Paman Sam itu karena gatal mencampuri urusan China dalam sengketa Laut China Selatan.

Masalah Hak Asasi Manusia (HAM) di China memang menjadi sorotan bagi AS, PBB dan negara-negara Barat. Sedangkan Pemerintah China tidak pernah diam saja mendapat kritik dari pihak-pihak tersebut. Setiap tahun Pemerintah China mengeluarkan laporan mereka sendiri mengenai kondisi HAM di AS.
Kerusuhan di Baltimore akibat terbunuhnya pria berkulit hitam dipandang China sebagai bukti salahnya klaim AS mengenai masyarakat yang berkeadilan dan setara.

“Kami berharap, AS dapat meninggalkan standar gandanya, berhati-hati dalam berbicara dan bertindak serta berhenti mencampuri kedaulatan hukum dan kemerdekaan China dalam berbagai bentuk,” tegas Hua.
Washington telah berulang kali mendesak Pemerintah China untuk membebaskan Pu Zhiqiang, seorang pengacara yang juga pengkritik keras kebijakan pemerintah. Pemerintah China mengatakan bahwa kasus Pu akan ditangani sesuai dengan hukum yang berlaku di China.


Credit  Okezone


Jika Terus Diancam, Militer Iran Siap Perangi AS


Brigadir Jenderal Hossein Salami (Foto: Fars News)
Brigadir Jenderal Hossein Salami (Foto: Fars News)
TEHERAN  (CB) – Pemerintah Iran dikabarkan tidak takut dengan ancaman perang, atau apa pun dari Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan pejabat militer Iran, Brigadir Jenderal Hossein Salami.
“Jika kami terus-menerus diancam, kami siap perang dengan AS. Karena kami percaya bahwa itu akan menjadi skenario untuk kesuksesan kami dalam menampilkan potensi nyata kekuatan Iran,” ujar Jenderal Hossein Salami saat diwawancarai televisi Pemerintah Iran, seperti dikutip Newsmax, Jumat (8/5/2015).
Pria yang juga menjabat sebagai Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran itu menyampaikan pernyataan kontroversialnya setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry, dan Menlu Iran Javad Zarif berlangsung pekan lalu.
Ketika itu, Menlu Kerry dan Zarif bertemu di New York untuk kembali membahas program nuklir yang masih belum tuntas. Salami menambahkan, jika kesepakatan program nuklir antara Iran dengan negara anggota P5+1 tak kunjung tercapai, seluruh warga Iran harus bersatu untuk bersiap menghadapi ancaman AS.
Negara anggota P5+1 adalah AS, Jerman, Rusia, Prancis, Inggris, dan China. Berdasarkan kesepakatan sementara yang tercapai, Iran sepakat untuk memangkas operasi pengayaan uranium. Sebagai gantinya, negara-negara Barat harus menghapus sanksi ke Iran.
Proses negosiasi kesepakatan akhir akan dilanjutkan di Kota Wina, Austria. Kesepakatan akhir program nuklir diprediksi akan tercapai pada akhir Juni 2015.


Credit  SINDOnews


Manuskrip Tertua 10 Perintah Tuhan Dipamerkan di Israel


Manuskrip Tertua 10 Perintah Tuhan Dipamerkan di Israel  
Salinan tertua dari Sepuluh Perintah Tuhan yang berumur 2.000 tahun akan dipamerkan di sebuah museum di Israel selama dua minggu. (Ilustrasi/Thinkstock/Carly Hennigan)
 
 
Jakarta, CB -- Salinan tertua dari Sepuluh Perintah Tuhan dipamerkan di sebuah museum di Israel.

Phina Shor dari Otoritas Purbakala Israel mengatakan manuskrip kitab suci berusia 2.000 tahun yang ditemukan di dekat Laut Mati sebelah timur Yerusalem itu belum pernah dipertontonkan untuk publik Israel, dan sebelumnya hanya pernah diperlihatkan sekali dalam sebuah pameran singkat di di luar negeri.

Manuskrip itu sangat rapuh sehingga hanya akan dipamerkan selama dua minggu di Museum Israel di Yerusalem lalu akan dikembalikan ke fasilitas penyimpanan yang aman.

Manuskrip itu menjadi satu dari 14 benda kuno lain yang ditampilkan dalam “A Brief History of Humankind”, sebuah pameran benda-benda bersejarah yang berusia hingga ratusan ribu tahun.


"Ketika Anda berpikir tentang hukum universal, prinsip etika universal, ini adalah hukum pertama yang datang ke pikiran Anda," kata kurator pameran, Tania Coen-Uzzielli, dikutip dari Al Arabiya.

Pameran dilaporkan memamerkan alat yang digunakan untuk berburu gajah 1,5 juta tahun lalu, sisa api unggun komunal dari 800 ribu tahun lalu, tengkorak yang berasal dari pemakaman keluarga tertua, dan sabit tertua di dunia, yang mewakili transisi era pemburu dan pengumpul ke era menetap sekitar 9.000 tahun lalu.

Benda-benda ini diletakkan dalam bingkai yang bisa menyala di dalam ruang pameran yang gelap. Semua benda yang dipamerkan ditemukan di Tanah Suci Yerusalem, sebagai bukti peran sentral kawasan itu dalam sejarah peradaban manusia. Museum sendiri menyelenggarakan pameran sebagai peringatan ulang tahunnya yang ke-50.

“Hanya berusia 50 tahun, kami mungkin salah satu dari sedikit museum di seluruh dunia yang dapat memberi kisah seluas ini, dari kepemilikan sendiri," kata direktur museum James Snyder.

Sebuah tablet Mesopotamia berusia 5.000 tahun dipinjamkan ke museum itu, termasuk koin berumur 2.700 tahun yang kini menjadi milik Turki, yang juga ikut serta dalam pameran. Sebuah naskah tulisan tangan asli tentang teori relativitas dari Albert Einstein juga dipamerkan.

Pameran dibuka pada 1 Mei lalu dan akan berlangsung hingga awal Januari 2016.




Credit   CNN Indonesia


Atasi Ancaman Iran, AS Akan Bantu Arab Buat Tameng Anti Rudal


Atasi Ancaman Iran, AS Akan Bantu Arab Buat Tameng Anti Rudal 
 Presiden Amerika Serikat Barack Obama menghadapi tekanan untuk meyakinkan Timur Tengah bahwa kesepakatan nuklir Iran tidak akan membahayakan mereka. (Reuters/Kevin Lamarque)
 
Washington, CB -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan membantu negara-negara Arab di Teluk untuk menciptakan sistem pertahanan rudal untuk mengantisipasi ancaman Iran. Selama ini, Arab khawatir kesepakatan nuklir Barat dengan Iran akan mengancam keamanan negara mereka.

Sumber di pemerintahan Amerika Serikat pada Reuters, Rabu (6/5), mengatakan bantuan ini akan disampaikan dalam pertemuan Obama dengan enam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk, GCC, yang akan menyambangi Washington pekan depan. Hal ini juga tengah dibahas dalam pertemuan pendahuluan antara AS dengan para diplomat Arab.

Bantuan pengembangan sistem pertahanan ini juga akan diikuti dengan beberapa komitmen keamanan lainnya, seperti penjualan senjata dan latihan militer gabungan beberapa negara.


Menurut sumber Reuters, langkah ini diambil Obama untuk menjamin dukungan AS terhadap negara-negara Sunni di Timur Tengah yang resah atas perundingan nuklir Iran yang mencapai tenggat waktu pada 30 Juni mendatang.

Timur Tengah, terutama Arab Saudi, khawatir hasil perundingan itu malah justru memudahkan Iran membuat senjata nuklir, terutama karena dana mudah mengalir masuk setelah aset-aset dicairkan dan sanksi serta embargo dicabut.

Pejabat AS mengatakan bahwa Obama menghadapi tekanan untuk meyakinkan Timur Tengah bahwa kesepakatan nuklir Iran tidak akan membahayakan mereka. Pada pertemuan dengan GCC pada 13-14 Mei mendatang, AS akan menegaskan komitmennya untuk keamanan Timur Tengah.

Tameng anti rudal

Dalam pertemuan itu, ujar sumber, AS akan memperbarui rencana kerja sama pembangunan sistem pertahanan berupa tameng anti rudal untuk menangkis ancaman rudal balistik Iran.

Sebelumnya negara-negara Teluk telah membeli sistem pertahanan rudal dari AS, seperti Patriot buatan perusahaan senjata Raytheon Co dan Terminal Pertahanan Wilayah Ketinggian Tinggi (THAAD) yang diproduksi Lockheed Martin Corp.

Sebelumnya rencana kerja sama pertahanan rudal disepakati pada 2013 namun tidak terealisasi akibat adanya beberapa negara Teluk yang tidak memercayai Amerika. Dalam program ini, Teluk juga akan membeli perangkat dari AS berupa radar, sensor dan jaringan peringatan dini serangan rudal.

Diperkirakan dalam pertemuan pekan depan akan dilakukan beberapa penjualan senjata dari AS, di antaranya adalah pasokan bom dan rudal yang akan digunakan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi dalam menyerang pemberontak Houthi di Yaman.

Kuwait sendiri telah mengajukan pembelian 28 jet tempur F/A-18 Super Hornet senilai lebih dari US$3 miliar.

Namun sumber Reuters mengatakan, AS tetap akan menahan penjualan jet F-35 pada negara-negara Teluk. Pasalnya, AS telah berjanji menjual jet tempur canggih buatan Lockheed Martin ini pada Israel.



Credit   CNN Indonesia


Isu Australia Hentikan Bantuan, Kemlu RI: Kita Tidak Butuh


Isu Australia Hentikan Bantuan, Kemlu RI: Kita Tidak Butuh  
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, mengatakan bahwa pemerintah berharap hubungan kerja sama Australia dan Indonesia cepat pulih. (ANTARA FOTO/ho/Suwandy)
 
Jakarta, CB  -- Pasca eksekusi mati dua warga negara Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, hubungan kedua negara kian panas. Salah satu media Australia, News.com.au, bahkan membahas kemungkinan penghentian bantuan bagi Indonesia sebagai tanda protes. Namun, pemerintah Indonesia tidak ambil pusing atas pemberitaan tersebut.

"Kita harus melihat bahwa saat ini Indonesia sebagai negara yang dana pembangunannya purely datang dari bujet internal," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, setelah menggelar jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (7/5).


Menurut penuturan Arrmanatha, dana pembangunan infrastruktur yang digelontorkan pemerintah dari APBN pada 2015 mencapai Rp2.093 triliun. "Itu purely dari biaya sendiri. Indonesia saat ini sudah tidak lagi merupakan negara yang membutuhkan bantuan untuk biaya pembangunan," kata Tata, demikian Arrmanatha akrab disapa.

Kendati demikian, Indonesia menghargai bantuan yang diberikan Australia sebagai upaya peningkatan kerja sama kedua negara. "Itu merupakan hak mereka untuk memberikan, tapi Indonesia tidak meminta dana bantuan untuk pembangunan," tutur Tata.

Media Australia melansir pada periode 2013-2014, Australia mengirim dana bantuan asing sebesar AUS$581 juta atau setara Rp6 triliun untuk Indonesia. Sementara, pada periode 2014/15, Australia mengucurkan dana bantuan diperkirakan sebesar AUS$605,3 juta atau senilai Rp6,2 triliun.

Sebelumnya, Australia telah menarik Duta Besar untuk Indonesia, Paul Grigson, sebagai tanda protes atas eksekusi mati Chan dan Sukumaran.

Namun menurut Tata, pasca pasang surut hubungan ini, Indonesia tak mau berlama-lama menoleh ke belakang dan ingin menatap ke depan.

"Kita tentunya ingin sekarang melihat ke depan. Bagaimana kita bisa kembali meningkatkan kerja sama. Hubungan antara Indonesia dan Australia itu merupakan partnership yang penting. Tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga kami yakin untuk Australia juga merupakan partnership yang penting," kata Tata.



Credit  CNN Indonesia



Warga Australia Terancam Hukuman Mati di Tiongkok


Warga Australia Terancam Hukuman Mati di Tiongkok  
Seorang warga Australia terancam hukuman mati di Tiongkok karena mencoba menyelundupkan hampir 30 kg narkoba jenis methamphetamine. (Ilustrasi/Thinkstock)
 
 
Jakarta, CB -- Seorang pria warga negara Australia menghadapi ancaman hukuman mati karena kedapatan mencoba menyelundupkan narkoba di Tiongkok.

Pihak berwenang Tiongkok menangkap Peter Gardner, 26, pria kelahiran Selandia Baru di bandara internasional di Guangzhou November silam, membawa hampir 30 kg narkoba jenis methamphetamine yang dikenal dengan sebutan “es”.

Pihak bea cukai Tiongkok memperkirakan narkoba itu bernilai beberapa juta dolar Amerika.

Pada Kamis (7/5), orang tua Gardner beserta pejabat Selandia Baru menghadiri persidangan Gardner di pengadilan menengah Guangzhou. Diborgol, Gardner mengaku tak bersalah.

“Tidak diragukan, ini adalah kesalahan terbesar dalam hidup saya,” kata Gardner kepada para hakim. Ia mengaku langsung merasa lemas ketika petugas mengeluarkan narkoba itu dari tas.

Gardner memiliki dua kewarganegaraan, Australia dan Selandia Baru, namun ketika ia masuk ke Tiongkok, ia menggunakan paspor Selandia Baru.

Ia mengaku perjalanannya ke Tiongkok diatur oleh seorang perantara di Sydney. Dua warga Tiongkok memberikan dua tas hitam yang disegel selama ia tinggal di Hotel Hilton, akunya di persidangan.

Petugas bea cukai bandara kemudian menemukan tas berisi berisi zat terlarang itu.

Gardner juga mengatakan bahwa perantara di Sydney adalah teman baiknya, dan ia hanya “mengikuti instruksi”.

Vonis hukuman akan dijatuhkan pada hari yang sama.

Sementara itu, saat berkunjung ke Tiongkok minggu lalu, Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully, menyatakan bahwa negaranya menentang hukuman mati namun tak akan berkomentar maupun ikut campur lebih jauh terhadap proses hukum di negara lain.

Pihak berwenang Tiongkok menyalahkan kenaikan angka kriminal terkait obat-obatan terlarang akibat penyelundupan dari negara-negara Asia Tenggara. Penggunaan narkoba sendiri meningkat di Tiongkok seiring tumbuhnya kelas menengah baru dengan pendapatan yang lebih tinggi.



Credit   CNN Indonesia

ISIS Klaim Punya Banyak Tentara di 15 Negara Bagian AS


 
Shutterstock Bendera Amerika Serikat.

WASHINGTON DC, CB — Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim memiliki para prajurit terlatih di 15 negara bagian di AS. Selain itu, ISIS, lewat internet, memperingatkan bahwa akan terjadi lebih banyak serangan di AS menyusul serangan di Garland, Texas, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, ISIS juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan di sebuah ajang lomba kartun di Garland, tetapi hingga kini tak memberi bukti yang bisa memperkuat klaim mereka.

Meski demikian, ISIS kembali mengklaim mereka telah "merekrut" 23 prajurit baru untuk melakukan serangan yang mirip dengan yang dilaksanakan pada Minggu (3/5/2015).

Peringatan di internet itu ditandatangani Abu Ibrahim al-Amriki, yang diyakini Pemerintah AS kerap tampil dalam video-video propaganda ISIS.

"Dari 73 prajurit terlatih, 23 orang di antaranya telah menandatangani untuk melakukan misi seperti pada hari Minggu lalu. Jumlah kami terus bertambah," ujar Al-Amriki.

"Dari 15 negara, tempat kami melatih para prajurit kami di AS antara lain Virginia, Maryland, Illinois, California, dan Michigan," kata Al-Ariki.

Direktur FBI, Jemas Comey, pada Februari lalu mengatakan, pihaknya kini melakukan penyidikan di seluruh negara bagian.

"Orang-orang itu ada di semua negara bagian. Saya menempatkan investigasi. Hingga pekan lalu, kami sudah memeriksa 49 negara bagian, kecuali Alaska," kata James Comey.

Namun, kata Comey, kini pihaknya juga menyelidiki Alaska untuk mencari tahun level radikalisasi terhadap warga di 50 negara bagian.




Credit  KOMPAS.com



Kegiatan NSA Dinyatakan Melanggar Hukum


 
BBC Indonesia Pengadilan sebelumnya memutuskan tindakan NSA ini bisa dipertimbangkan sebagai langkah keamanan yang diperluas.

CB - Pengadilan banding Amerika Serikat memutuskan, pengumpulan tumpukan catatan percakapan telepon yang dilakukan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) melanggar hukum.
Namun hakim yang membalikkan keputusan tahun 2013 lalu tidak menghentikan program tersebut selain mendesak Kongres untuk bertindak.
Kegiatan mata-mata NSA itu dibocorkan oleh Edward Snowden, yang pernah bekerja sebagai kontraktor NSA.
Dia kini mengungsi ke Rusia dan terpilih sebagai salah seorang pemenang Right Livelihood Award 2014, yang sering disebut sebagai Nobel alternatif.
Kasus pengadilan ini diajukan oleh Persatuan Kebebasan Sipil menyusul terungkapnya kegiatan mata-mata itu oleh Snowden.
Pengadilan sebelumnya memutuskan tindakan NSA bisa dipertimbangkan sebagai langkah keamanan yang diperluas yang dibutuhkan setelah serangan teroris 11 September.
NSA mengumpulkan data tentang nomor telepon yang digunakan dan jamnya namun bukan isi percakapan. Badan itu juga memata-matai perusahaan-perusahaan Eropa.
Adapun individu yagng dijadikan sasaran antara lain, Kanselir Jerman, Angela Markel.


Credit  KOMPAS.com


Survei: Sebagian Besar Warga Australia Sesalkan Penarikan Dubes dari Indonesia


 
AP PHOTO / Firdia Lisnawati Dua warga Australia, terpidana mati kasus narkotika kelompok Bali Nine, Andrew Chan (kiri) dan Myuran Sukumaran, saat perayaan HUT Kemerdekaan RI di Lapas, Denpasar, Kerobokan Bali, 17 Agustus 2011.


CANBERRA, CB — Eksekusi hukuman mati terhadap duo "Bali Nine", Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, berujung penarikan Duta Besar Australia di Jakarta. Namun, dalam sebuah jajak pendapat terbaru, ternyata sebagian besar warna Negeri Kanguru itu menolak langkah Pemerintah Australia tersebut.

Jajak pendapat yang digelar Lowy Institute for International Policy yang melibatkan 1.200 orang itu menunjukkan, sebagian besar warga Australia menginginkan respons terbatas terkait eksekusi itu dan prihatin atas rusaknya hubungan Australia dengan tetangga terdekatnya tersebut.

"Meski warga Australia menentang hukuman mati untuk terpidana kasus narkotika, sebagian besar mengkhawatirkan langkah keras terhadap Indonesia terkait eksekusi hukuman mati," demikian kata Direktur Lowy Institute, Michael Fullilove.

Dalam jajak pendapat yang digelar pada 1 Mei-3 Mei lalu, hanya 42 persen responden yang setuju dengan langkah penarikan duta besar negeri itu di Indonesia.

Selain itu, hanya 28 persen responden yang mendukung penundaan proyek-proyek bantuan Australia di Indonesia dan 27 persen responden setuju dengan penundaan kerja sama militer dan penegakan hukum dengan Indonesia.

Lalu, hanya 24 persen responden yang setuju jika Pemerintah Australia menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap Indonesia. Langkah yang mendapatkan banyak dukungan adalah protes diplomatik terbatas yang didukung 59 persen responden.

Saat para responden dihadapkan dengan pilihan durasi perpanjangan penundaan hubungan diplomatik normal dengan Indonesia, 51 persen responden memilih waktu antara 1 bulan-4 bulan dan 34 persen memilih waktu yang lebih panjang.

Jajak pendapat ini juga menunjukkan bahwa eksekusi duo "Bali Nine" nyaris tak berdampak terhadap rencana perjalanan warga Australia ke Indonesia atau membeli produk Indonesia.

Sebanyak 71 persen responden dengan tegas mengatakan bahwa eksekusi duo "Bali Nine" tak akan membuat mereka memboikot perjalanan wisata ke Indonesia atau membeli berbagai produk Indonesia.

Meski demikian sebagian besar responden, yaitu 71 persen, masih menyatakan bahwa sebaiknya para terpidana kasus narkotika tidak dihukum mati.  Sedangkan 51 persen responden mengatakan Australia harus berperan aktif untuk mendorong seluruh negara di dunia menghapuskan hukuman mati.





Credit   KOMPAS.com



Harta Karun Batangan Perak Ditemukan di Madagaskar



 
BBC Indonesia Batangan perak diyakini berasal dari kapal kapten Kidd, Adventure Galley.

CB - Tim arkeolog laut di Madagaskar mengatakan telah menemukan batangan perak seberat 50kg di perairan dangkal di lepas pantai Pulau Sainte Marie di bagian timur.
Temuan itu dianggap penting sebab batangan perak diyakini sebagai harta karun yang dirampas oleh kapten perompak Skotlandia, William Kidd, pada Abad ke-17.
Batangan perak dibawa ke darat hari Kamis (07/05) dan kemudian diserahkan kepada presiden Madagaskar dalam sebuah upacara khusus.
Salah satu anggota tim, Barry Clifford, mengatakan mungkin masih ada banyak batangan seperti itu di dalam puing-puing kapal.
Dikatakan oleh Clifford batangan perak ditandai dengan huruf S dan T dan berasal dari Bolivia pada Abad ke-17.
Kapal yang mengangkut harta karun, Adventure Galley, diyakini tenggelam pada tahun 1698 dan lokasinya sudah lama diketahui tetapi batangan perak baru ditemukan sekarang.
Menurut Clifford, pelacak metal yang ia bawa ketika menyelam di reruntuhan kapal, mendeteksi sinyal tetapi airnya terlalu keruh sehingga ia tidak dapat melihat benda yang mengirim sinyal itu.
Kapten Kidd diadili dan kemudian dihukum mati di London dalam kasus pembajakan laut pada 1701 setelah sebelumnya menyasar kapal-kapal di Laut Karibia dan Laut India selama puluhan tahun.



Credit  KOMPAS.com

Hubungi Menlu Brunei, Menteri Retno Minta Dibukakan Akses Perlindungan WNI


 
KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, saat ditemui di Gedung Kemenlu, Jakarta, Kamis (7/5/2015).

JAKARTA,CB - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan diplomasi tingkat tinggi dengan Pemerintah Brunei. Retno meminta agar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brunei, diberikan akses kekonsuleran bagi seorang warga negara Indonesia, Rustawi Tomo Kabul, yang telah lima hari ditahan pihak keamanan Brunei.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan, diplomasi dilakukan dengan menghubungi langsung Menteri Luar Negeri Kedua Brunei, Yang Mulia Pehin Dato Lim Jock Seng.

"Menlu Retno menyampaikan harapannya agar dibukakan akses kekonsuleran seluas-luasnya bagi KBRI Bandar Seri Begawan (BSB) untuk memberikan perlindungan kepada WNI di Brunei," ujar Iqbal, di Jakarta, Jumat (8/5/2015).

Menurut Iqbal, hal tersebut dilakukan karena sejak ditahan pada 2 Mei 2015 lalu, Rustawi, WNI asal Malang, Jawa Timur, belum mendapat akses perlindungan oleh pihak KBRI di Brunei.

Sebab, kasus yang menimpa Rustawi termasuk dalam kategori keamanan tingkat tinggi di Brunei.

Atas upaya diplomasi tersebut, otoritas Brunei tidak hanya memberikan akses kekonsuleran bagi KBRI, bahkan keluarga Rustawi diberikan akses untuk bertemu langsung dengan Rustawi di tahanan Criminal Investigation Department (CID) kapan pun diinginkan.

Rustawi ditangkap bersama dua WNI lainnya pada tanggal 2 Mei 2015 karena ditemukan peluru dan sejumlah benda berbahaya di dalam koper mereka.

Ketiganya ditangkap dalam perjalanan umrah ke Arab Saudi dari Surabaya menggunakan penerbangan Royal Brunei.

Belakangan, dua WNI telah dilepaskan dan melanjutkan perjalanan mereka ke Arab Saudi. Sementara Rustawi tetap ditahan dan akan disidangkan pada 11 Mei 2015.

Jika terbukti bersalah maka Rustawi terancam hukuman 5-15 tahun penjara. KBRI di Brunei memastikan bahwa dalam persidangan nanti, Rustawi akan didampingi pengacara.




Credit  KOMPAS.com