Selasa, 05 Mei 2015

Rusia Segera Terima Simulator Senjata Mutakhir


Senjata pertahanan udara Pantsir S-1 (Foto: Sputnik)
Senjata pertahanan udara Pantsir S-1 (Foto: Sputnik)
MOSKOW  (CB) – Pemerintah Rusia dikabarkan akan menerima sebuah simulator senjata mutakhir pada akhir tahun ini. Hal itu diungkapkan melalui keterangan pers Kementerian Pertahanan Rusia.
Seperti dilansir Sputnik, Senin (4/5/2015), menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pasukan pertahanan udara akan sangat berkembang keahliannya jika simulator senjata mutakhir ‘The Pantsir S-1’ telah diterima oleh Pemerintah Rusia.
Saat ini, simulator senjata mutakhir Pantsir S-1 masih dirancang oleh perusahaan produsennya, yakni Biro Desain Intrumen KBP. Perusahaan tersebut terkenal sebagai pengembang dan pembuat senjata presisi tinggi asal Rusia. Proses produksi simulator senjata Pantsir S-1 diprediksi selesai pada akhir 2015.
Senjata Pantsir S-1 merupakan sistem pertahanan udara yang hampir serupa dengan S-300 atau S-400 (pengembangan S-300). Namun, Pantsir S-1 diketahui memiliki spesifikasi sensor radar, dan meriam udara jarak dekat hingga menengah.
Pembuatan senjata Pantsir S-1 awalnya sudah terlaksana pada 1994-1995. Namun, ketika Rusia dilanda krisis ekonomi, proses produksi Pantsir S-1 akhirnya terhenti. Dengan dirancangnya kembali sebuah simulator senjata Pantsir S-1 untuk melatih keahlian penggunaan senjata pasukan pertahanan Rusia, nantinya diharapkan senjata pertahanan udara itu akan kembali diproduksi.


Credit  Okezone

Prancis Jual 24 Pesawat Tempur ke Qatar

Pesawat tempur Rafale. (Foto: Reuters)
Pesawat tempur Rafale. (Foto: Reuters)
PARIS  (CB) – Hari ini, Presiden Prancis François Hollande akan menjual sebanyak 24 pesawat tempur jenis Rafale ke Pemerintah Qatar. Prancis akan mendapat dana sebesar 6,3 juta euro dari hasil penjualan pesawat tempur itu.
Setelah 15 tahun tak ada yang memesan, pesawat tempur mulik Prancis tiba-tiba menjadi best seller. Ini bisa membantu menjadikan Prancis pemasok persenjataan terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS) pada tahun ini.
Selain Qatar, Pemerintah Mesir juga memesan sebanyak 24 pesawat tempur. Sedangkan India memesan 36 pesawat ke Prancis.
Pemerintah Prancis kemungkinan mendapat keuntungan sebesar 21 miliar euro dari hasil penjualan pesawat Rafale sepanjang 2015. Tentu, penjualan ini menambah pertumbuhan ekonomi Prancis.
Belakangan ini, Pemerintah Prancis memang kalah dengan AS dan Inggris dalam bisnis penjualan pesawat tempur. Namun, para pejabat Pemerintah Prancis memperlihatkan kemajuan yang luar biasa dalam bidang penjualan pesawat tempur dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagaimana diberitakan The Independent, Senin (4/5/2015), Pemerintah Prancis berhasil menjual pesawat ke negara-negara di Timur Tengah seperti Afghanistan, Libya, dan Irak. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara Timur Tengah itu tidak mau terlalu bergantung terhadap Pemerintah AS.
"Secara bersama-sama, opsi untuk tambahan pesawat tempur termasuk hampir 100 pesawat jenis Rafale dapat dijual ke luar negeri dalam beberapa tahun ke depan. Ini merupakan rezeki nomplok bagi daerah (pesawat itu dibuat) dan konfirmasi bahwa ekonomi Prancis pulih,” kata Presiden Hollande.



Credit  Okezone

Pemerintah Selidiki Kondisi Perbudakan di Sejumlah Perkebunan Australia


Jakarta   (CB) - Pemerintah akan menyelidiki laporan adanya kondisi perbudakan yang dialami para pekerja asing di sejumlah perkebunan di Australia. Komisi Senat akan memeriksa semua pihak yang terlibat termasuk dalam penyalahgunaan jenis visa 417 yang dikenal sebagai working holiday visa.


Program Four Corners yang ditayangkan ABC mengungkap adanya praktek yang menyerupai perbudakan, yang dialami para pekerja asing di sejumlah perkebunan dan pabrik pengolahan ayam dan telur.


Di negara bagian Victoria, Menteri Hubungan Industrial Natalie Hutchins menyatakan pihaknya akan menyelidiki praktek tidak bertanggung jawab yang dijalankan sejumlah perusahaan jasa penyedia tenaga kerja.

"Kami sedang memproses pembentukan komite untuk melakukan investigasi. Semoha hasilnya bisa cepat diketahui," kata Hutchins kepada ABC.

Sementara Senator asal Australia Barat, Sue Lines, ketua komite senat yang sekaligus menangani urusan visa, menyebut Departemen Tenaga Kerja Australia sebenarnya mengetahui meningkatnya jumlah laporan kondisi buruk yang dialami para pekerja.

Senator Lines menyatakan sekitar 40 persen laporan masuk di bulan Februari namun Depnaker tidak menindaklanjutinya.

"Saya dilapori oleh Depnaker di bulan Februari mengenai banyaknya laporan dari para pekerja asing pemegang visa 417," katanya.

Senator Lines mengatakan bukti-bukti yang diungkapkan dalam laporan Four Corners akan menjadi bahan dalam pemeriksaan komite Senat mendatang.

"Menyebut adanya perbudakan di negara ini merupakan pernyataan yang sangat keras," kata Senator Lines.

"Saya inginn Senat memeriksa bukti-bukti yang ada dan menghentikan praktek tersebut," tambahnya.


Sementara itu Allan Mahoney, ketua asosiasi petani Bundaberg Fruit and Vegetable Growers di Queensland mendukung perlunya menerjunkan petugas yang menyamar ke perkebunan dan pabrik-pabrik.

Ia mengungkapkan para pengawas sebenarnya sudah terjun ke lapangan dua kali.

Kelompok lobby Growcom direncanakan bertemu dengan para petani pemilik perkebunan yang diduga mempekerjakan orang asing dengan kondisi perbudakan.

Growcom menyatakan para petani tersebut perlu diingatkan mengenai tanggung jawab mereka.

Sementara anggota parlemen Australia Keith Pitt mendesak dibentuknya satgas nasional untuk menyelidiki para penyalur tenaga kerja ini.

Dalam perkembangan terpisah, pabrik pemrosesan daging ayam dan telur Baiada diduga menggunakan perusahaan penyalur tenaga kerja yang memperlakukan pekerjanya dengan buruk.

Dalam investigasi ABC itu terungkap sejumlah pekerja Baiada bekerja selama 18 jam perhari, 7 hari seminggu. Ini melanggar ketentuan ketenagakerjaan di Australia.

Dua orang pekerja yang tadinya direkrut langsung oleh Baiada mengaku menerima tingkat gaji 25 dolar perjam. Namun kemudian keduanya dialihkan tanggung jawabnya kepada agen penyalur tenaga dan tinggal menerima 18 dolar perjam.

Dilaporkan bahwa ada pekerja yang hanya menerima 13 dolar perjam, jauh di bawah ketentuan UMR.

Sumber ABC menyebutkan pekerja wanita di Baiada ditekan untuk memproses daging ayam dengan cepat, di antaranya mencapai 47 ekor ayam permenit.

Produk Baiada dijual oleh jaringan supermaket Coles dan Woolworths serta menyuplai pasokan daging ayam untuk jaringan resgtoran cepat saji Red Rooster dan KFC.

Baiada merupakan perusahaan daging ayam terbesar di Australia dengan nilai mencapai 1,3 miliar dolar pertahun.

Anggota parlemen Australia Keith Pitt mendesak pemerintah untuk menerjunkan petugas yang menyamar menjadi pekerja asing untuk membongkar kondisi perbudakan tersebut.

Sejauh ini pihak Baiada tidak bersedia memberikan komentar.

Menurut catatan ABC sepanjang tahun 2014 lebih dari 180 ribu orang mendapatkan visa jenis 417, yaitu visa berlibur sekaligu bekerja di Australia selama enam bulan di satu lokasi.



Credit   Australia Plus ABC - detikNews

Teroris Ini Dihabisi saat Nonton Duel Pacquiao-Mayweather


Teroris Ini Dihabisi saat Nonton Duel Pacquiao Mayweather
Teroris Filipina, Abdul Basit Usman ditembak mati saat nonton duel tinju Pacquiao dengan Mayweather. | (The Star)
 
 
MANILA  (CB) - Teroris Filipina, Abdul Basit Usman, ditembak mati oleh salah satu pengawalnya demi mendapatkan hadiah US$1 juta. Media Malaysia, melaporkan Usman dibunuh pengawalnya sendiri saat ia sedang menonton duel petinju Manny Pacquiao dengan Floyd Mayweather, di sebuah gubuk.

Usman tercatat sebagai tersangka teroris Filipina yang lolos saat operasi militer pada 25 Januari 2015 lalu di Mamasapano, Maguindanao. Dalam operasi militer itu, teroris Malaysia Zulkilfli Hir alias Marwan tewas.
Pihak Militer dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengkonfirmasi bahwa Usman telah tewas. Tapi, mereka belum mengkonfirmasi pembunuh Usman.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, Jenderal Gregorio Pio Catapang Jr, mengatakan kepada wartawan bahwa, Usman dan lima pengawalnya tewas dalam baku tembak dengan sesama anggota Front Pembebasan Bangsamoro Islam (BIFF) di Sitio, Guindulungan, Provinsi Maguindanao, sekitar pukul 10.00 waktu setempat pada hari Minggu.

Tapi Ghazali Jaafar, wakil ketua untuk urusan politik MILF, mengatakan Usman tewas dalam baku tembak dengan anggota Basis Komando 118 MILF yang dipimpin oleh Komandan Barok. ”Kami dapat mengkonfirmasi bahwa Usman tewas dan tubuhnya dimakamkan sesuai dengan tradisi Muslim," kata Jaafar, seperti dilansir The Star, Selasa (5/5/2015). Dia juga menolak siapa yang membunuh Usman sebenarnya.

Jaafar mengatakan ada dua versi laporan tentang kematian Usman dan MILF sedang menyelidiki kedua laporan itu untuk mengetahui mana yang benar.

”Versi pertama mengatakan bahwa Usman tewas dalam pertemuan dengan Panglima Barok, sedangkan versi kedua mengatakan bahwa Usman ditangkap oleh anggota MILF untuk diserahkan kepada Komite Sentral tetapi ia mencoba melarikan diri dan melawan, karena itulah mengapa ia ditembak. Tapi ini belum konklusif dan kami akan menunggu laporan akhir,” ujar Jaafar.





Credit  SINDOnews



NATO Latihan Perang Besar-besaran di Eropa



NATO Latihan Perang Besar besaran di Eropa
NATO mulai latihan perang besar-besaran di Eropa. | (Reuters)
 
 
TALLINN  (CB) - NATO telah memulai latihan perang besar-besaran di Eropa dengan mengerahkan ribuan tentara. Setidaknya, 13 ribu tentara, termasuk 7 ribu tentara cadangan terlibat dalam latihan perang besar-besaran dengan anggota relawan Liga Pertahanan Estonia.

Latihan perang itu  dijadwalkan berlangsung hingga 15 Mei 2015. Negara-negara NATO yang terlibat dalam latihan perang itu antara lain, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Latvia, Lithuania, Belgia, Polandia dan Belanda.

Tentara Amerika, yang tinggal di Estonia membawa empat tak tempur Abrams untuk latihan. Sedangkan Inggris, Belgia dan Jerman mengandalkan unit pertahanan udara, termasuk membawa beberapa pesawat tempur.

Menurut Kepala Militer Lithuania, Jenderal Jonas Vytautas Zukas, negaranya mengerahkan beberapa ribu tentara dalam latihan perang yang dia sebut untuk menghadapi “ancaman hibrida”.

“Latihan akan mensimulasikan situasi ketika pasukan Kementerian Dalam Negeri dan aparat lainnya menetralisir berbagai situasi yang ekstrem, yang berhubungan dengan serangan musuh imajiner dan tentara harus terlibat,” katanya, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Itar-Tass, semalam (4/5/2015).

Selain di Lithuania, latihan perang besar-besaran NATO juga digelar di Norwegia. Di mana, NATO dan sekutunya telah berkumpul untuk latihan anti-serangan kapal selam tahunan. Sekitar 5.000 prajurit dari 10 negara NATO dan Swedia mengambil bagian dalam manuver itu. Latihan ini menggunakan nama kode “Dinamyc Mongoose”.

Dalam latihan ini, mereka melakukan simulasi memburu kapal selam. Peralatan canggih yang mereka gunakan antara lain, kapal permukaan, pesawat dan berbagai radar dan sonar teknologi. AS, Jerman dan Swedia ikut menyediakan kapal selam dalam manuver itu.


Credit   SINDOnews

Ini Pengakuan Tentara Israel Soal Serangan ke Gaza


Ini Pengakuan Tentara Israel Soal Serangan ke Gaza
Pasukan khusus Israel atau IDF, diminta untuk menembak secara membabi buta. (Reuters)
 
 
 
YARUSALEM - Sebuah laporan yang dibuat oleh kelompok HAM di Israel, Breaking the Silence, mengungkap apa yang sebenarnya dilakukan pasukan Israel saat menyerang Gaza tahun lalu. Dalam laporannya disebutkan bahwa pasukan khusus Israel atau IDF, diminta untuk menembak secara membabi buta.

Laporan setebal 237 halaman yang dirlis Breaking the Silence itu merupakan hasil wawacara dengan ratusan anggota IDF. Menurut kesaksian salah seorang tentara, mereka tetap diminta untuk melakukan tembakan ke sebuah wilayah di Gaza, walaupun mereka tidak yakin personel Hamas ada di wilayah tersebut.

"Kami menembak tanpa tujuan sepanjang hari. Kami tidak melihat pergerakan pasukan Hamas," kata seorang prajurit dalam laporan itu, seperti dilansir Reuters pada Senin (4/5/2015).

Sementara itu, pengakuan lebih mengerikan diutarakan oleh seorang Sersan IDF. Dirinya menyatakan, IDF diminta untuk menembak siapapun yang muncul, tanpa memperdulikan apakah dia warga sipil atau bukan.

"Idenya adalah, jika Anda melihat sesuatu, tembak. Jika Anda menembak seseorang di Gaza, itu adalah sesuatu yang keren, dan bukanlah sebuah masalah besar," kata sersan tersebut.

Pihak Breaking the Silence mengaku ngeri mendengar semua cerita dan pengakuan yang diuatarakan oleh pasukan Israel. "Kami benar-benar mempertanyakan etika yang dimiliki oleh IDF," kata pihak Breaking the Silence.

"Apa yang mereka lakukan menimbulkan bahaya besar dan belum pernah terjadi sebelumnya yang menimpa warga sipil Palestina pada tahun 2014 lalu, dengan melakukan tembakan secara sembarang," sambungnya.




Credit  SINDOnews

Polisi Australia: Kami Tahu Chan dan Sukumaran Akan Dieksekusi


Polisi Australia Kami Tahu Chan dan Sukumaran Akan Dieksekusi
AFP tahu benar informasi yang mereka berikan soal Myuran Sukumaran dan Andrew Chan kepada polisi Indonesia akan membawa kedua orang itu ke hadapan regu tembak. (Sindonews)
 
 
CANBERA  (CB)  - Pihak Polisi Federal Australia (AFP) tahu benar informasi yang mereka berikan soal Myuran Sukumaran dan Andrew Chan akan membawa kedua orang itu ke hadapan regu tembak. Penangkapan Chan dan Myuran pada tahun 2005 lalu oleh polisi Indonesia memang tidak lepas dari informasi yang diberikan oleh AFP.

Wakil komisaris AFP, Mike Phelan mengaku cukup menderita atas keputusan yang dia ambil untuk memberikan informasi seputar Chan dan Myuran kepada polisi Indonesia. Namun, menurutnya ada yang lebih penting, yakni nyawa puluhan ribu anak-anak muda yang bisa saja melayang akibat narkoba.

"Jika ada yang berpikir bahwa selama 10 tahun terakhir saya belum menderita atas keputusan ini, maka mereka tidak tahu saya," ucap Phelan kala melakukan jumpa wartawan di Canbera, seperti dilansir Skynews pada Senin (4/5/2015).

"Ya, saya tahu benar dengan menyerahkan informasi dan meminta pengawasan, jika mereka (polisi Indonesia) menemukan keduanya dalam kondisi sedang mengedarkan narkoba, maka mereka akan beraksi dan mengekspos keduanya untuk terkena hukuman mati. Saya tahu itu," sambungnya.

Phelan mengaku sampai saat ini masih terus memikirkan ulang keputusan yang dia buat sepuluh tahun lalu. "Dan setiap kali saya melihat kembali, saya masih berpikir itu adalah keputusan yang sulit." katanya.

AFP sendiri memang menjadi bulan-bulanan di Australia paska eksekusi mati Chan dan Myuran. AFP disalahkan karena tidak menangkap duo Bali Nine ketika masih berada di Australia dan akhirnya ditangkap polisi Indonesia.



Credit  SINDOnews



Polisi Australia: Langkah Tepat Beri Info pada Indonesia


Polisi Australia Langkah Tepat Beri Info pada Indonesia
Komisaris AFP, Andrew Colvin menyatakan keputusan untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia soal penangkapan Chan dan Sukumaran tahun 2005 lalu adalah sebuah langkah tepat. (ABC/APP0
 
 
CANBERA  (CB) - Komisaris Polisi Federal Australia (AFP), Andrew Colvin menyatakan keputusan untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia soal penangkapan Andrew Chan dan Myuran Sukuamran tahun 2005 lalu adalah sebuah langkah tepat. Itu disampaikan Colvin saat menggelar konfrensi pers di Canbera, Senin (4/5/2015) siang.

"Secara operasinal hal itu sudah tepat bagi kami untuk bekerja sama dan mencari bantuan dari pemerintah Indonesia," ucap Colvin dalam pernyataannya, seperti dilansir kantor berita Australia, ABC.

Dirinya juga membeberkan alasan mengapa tahun 2005 lalu pihaknya tidak melakukan penangkapan terhadap Chan dan Sukumaran ketika keduanya masih berada di Australia. Colvin menyebut, saat itu pihaknya tidak memiliki bukti yang cukup kuat untuk menangkap keduanya, dan mereka juga belum mengetahui seberapa besar organisasi narkoba Chan dan Myuran.

"Pada saat itu kami bekerja dengan gambaran yang sangat tidak lengkap. Kami tidak tahu semua orang yang terlibat, kita tidak tahu semua rencana yang mereka miliki, atau bahkan kami juga belum mengetahui jenis yang mereka perdagangkan," sambungnya.

Sebelumnya, seperti diberitakan Sindonews, Colvin juga enggan meminta maaf kepada warga Australia atas kebijakan yang mereka ambil tahun 2005 lalu. AFP menjadi bulan-bulanan paska eksekusi mati Chan dan Myuran, warga Australia menyalahkan AFP atas penangkapan yang berujung eksekusi mati Chan dan Myuran.



Credit  SINDOnews


Australia Ingin Setop Bantuan, RI: Tak Masalah


Australia Ingin Setop Bantuan RI Tak Masalah
Foto: istimewa
 
 
JAKARTA  (CB) - Pemerintah Australia dikabarkan akan memutus semua jalur bantuan yang mereka berikan kepada Indonesia. Pemutusan bantuan ini merupakan bentuk protes atas eksekusi mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran oleh pemerintah Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanantha Nassir, melalui pesan singkat kepada Sindonews pada Senin (4/5/2015), menyatakan, Indonesia adalah negara yang mandiri, dimana anggaran pembangunan tidak tergantung pada negara lain.

"Anggaran pembangunan nasional utamanya dari APBN untuk tahun 2015 anggaran belanja Pemerintah mencapai Rp. 2.039,5 Trilliun.  Indonesia bukan merupakan negara yang anggaran pembangunanya bergantung dari bantuan negara lain atau organisasi internasional," kata Arrmanantha.

Sebelumnya, hal senada juga sempat diutarakan oleh Duta Besar Indonesia untuk Austrlia Nadjib Ripat Nadjib Riphat Kesoema. Dalam sebuah wawancara dengan media Australia, Nadjib mengatakan Indonesia tidak pernah mempermasalahkan jika Australia akhirnya memutus bantuan itu.

"Kami tidak pernah meminta uang Anda, sehingga Australia memberikan kepada kami. Kami mengucapkan terima kasih, karena artinya Anda telah membantu warga kami," ujar mantan Duta Besar untuk Belgia tersebut.


Credit  SINDOnews


Senin, 04 Mei 2015

Kawasan Industri Indonesia Timur Diharapkan Serap Investasi dan Tenaga Kerja


Menteri Perindustrian, Saleh Husin. (ist)
Jakarta, CB —Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini tengah merencanakan pembangunan 18 kawasan industri di kawasan Indonesia bagian timur. Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengatakan, dengan adanya industri tersebut diharapkan dapat menyerap investasi sebanyak-banyaknya.

"Ada tujuh kawasan industri baru serta 11 sentra industri kecil dan menengah nantinya akan berdampak positif pada penyerapan investasi sebesar Rp155 triliun dan tenaga kerja sebanyak 600 ribu," kata Saleh kepada wartawan, Minggu (3/5/2015).

Ia menambahkan, terkait penerapan investasi dan tenaga kerja pihaknya akan senantiasa memfasilitasi terciptanya semua itu mulai dari Masterplan Kawasan Industri, AMDAL, Rencana Strategis, dan Detail Engineering Design.

Nantinya, jelas Saleh, khusus di kawasan Industri di kelurahan Tanjung Merah Bitung, Sulawesi Utara nantinya akan mampu menyerap investasi sebesar Rp2 triliun dan tenaga kerja sebanyak 90.000 orang. "Kawasan ini memiliki basis industri kelapa, perikanan, dan logistik," ujarnya.

Saleh mengemukakan, pada tahun ini akan dilaksanakan pembangunan fisik KEK Bitung dengan dana APBN-P berupa pembangunan jalan poros, gerbang kawasan dan kantor administrator KEK, serta penyiapan lahan kawasan.

Kendati demikian, ucapnya, untuk memenuhi semua itu terwujud diharapkan adanya kerjasama dengan para pihak stakeholder. Menurut dia, semua itu tertuang dalam Pasal 10 dan 11 UU No. 3 Tahun 2014 tentang perencanaan pembangunan industri di kabupaten dan kota mengacu kepada rencana Induk Pembangunan Industri Nasional dan Kebijakan Industri Nasional.

"Dalam pengembangan industri khususnya di kawasan timur Indonesia tidaklah sepenuhnya dapat dilakukan oleh pemerintah pusat untuk melakukan pemerataan dan penyebaran industri tersebut dukungan dan peranan dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam pengembangan industri di daerah sangat penting," paparnya.

Saleh mengungkap, salah satu tantangan dalam pengembangan industri di kawasan Timur Indonesia adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri.

"Melalui konsep pengembangan Kawasan Industri Modern Generasi Ketiga, diharapkan para pengelola Kawasan industri dapat membangun lembaga riset dan pengembangan serta lembaga pendidikan yang mampu mencetak SDM yang siap bekerja di sektor Industri," pungkasnya.




Credit  HarianTerbit.com

Pesawat antariksa NASA tubruk permukaan Merkurius


Pesawat antariksa NASA tubruk permukaan Merkurius
Pesawat antariksa MESSENGER milik NASA sudah melakukan perjalanan selama lebih dari 6,5 tahun sebelum dimasukkan ke orbit sekitar Merkurius pada Maret 2011.(NASA/JHU APL/Carnegie Institution of Washington)
Hari ini kita menyampaikan perpisahan pada pesawat yang paling tangguh yang berhasil menjelajahi planet tetangga...
Jakarta (CB) - Misi eksplorasi planet Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berakhir sesuai rencana namun dramatis ketika pesawat antariksa MESSENGER menubruk permukaan Merkurius, demikian menurut pernyataan NASA, Jumat.

Pesawat antariksa MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry, and Ranging (MESSENGER) menubruk Merkurius dengan kecepatan sekitar 8.750 mil per jam atau 3,91 kilometer per detik dan membentuk kawah baru di permukaan planet itu.

Pengendali misi di Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory (APL) di Laurel, Maryland, mengonfirmasi pesawat antariksa itu menghantam permukaan Merkurius pukul 03:26 EDT.

Pengendali misi mengonfirmasi akhir operasi pesawat itu beberapa menit kemudian, pukul 03:40, ketika stasiun Deep Space Network (DSN) NASA di Goldstone, California, tidak mendeteksi sinyal pesawat antariksa itu.

"Keluar dengan sebuah pukulan saat menumbuk permukaan Merkurius, kami menyambut MESSENGER sebagai misi yang lebih dari sukses," kata John Grunsfeld, pejabat Science Mission Directorate NASA di Washington.

"Misi MESSENGER akan memberi para ilmuwan ladang hasil baru saat kita mulai fase selanjutnya dari misi ini--menganalisis data-data yang sudah ada di arsip, dan mengungkap misteri Merkurius," katanya di laman resmi NASA, Jumat.

Sebelum tumbukan, tim perancang misi MESSENGER memperkirakan pesawat antariksa itu melewati beberapa mil cekungan berisi lava di Merkurius sebelum menabrak permukaan dan membuat kawah permukaan yang lebarnya diperkirakan 50 kaki (15,24 meter).

Kepergian MESSENGER di planet kering kecil yang paling dekat dengan matahari itu tidak teramati karena pesawat menabrak bagian planet yang menghadap jauh dari Bumi sehingga teleskop-teleskop di Bumi tidak bisa menangkap momen tabrakan itu.

Teleskop-teleskop yang berbasis di Bumi juga tidak bisa melihat dampaknya karena kedekatan Merkurius dengan matahari akan merusak optik.

Operasi hari terakhir MESSENGER bermula pukul 11:15 dengan inisiasi pengiriman terakhir data dan citra-citra dari Merkurius via antena 70 meter DSN di Madrid, Spanyol.

Setelah transisi terencana ke antena 34 meter DSN di California pukul 02:40, operator misi kemudian mengonfirmasi pengalihan ke komunikasi sinyal suar saja pukul 03:04.

"Kami memantau sinyal suar MESSENGER selama sekitar 20 menit lagi," kata manager operasi misi Andy Calloway dari APL.

"Selama waktu itu aneh memikirkan MESSENGER menabrak, kami tidak bisa segera mengonfirmasinya karena jarak yang sangat jauh antara Merkurius dan Bumi."

MESSENGER diluncurkan 3 Agustus 2004, dan mulai mengorbit di sekitar Merkurius pada 17 Maret 2011. Pada akhir misinya pesawat itu sudah menjelajah selama lebih dari empat tahun dan 4.105 mengorbit di sekitar Mercurius.

Meski sudah menyelesaikan tujuan ilmiah utamanya pada Maret 2012, misi pesawat itu diperpanjang dua kali, memungkinkannya menangkap citra-citra dan informasi tentang planet itu.

Pada Selasa tim berhasil mengeksekusi manuver orbit yang menjaga MESSENGER pada jarak yang memungkinkannya mengumpulkan informasi-informasi kritis tentang anomali magnetik kerak Merkurius dan kawah-kawah kutub berisi es pada permukaannya.

Setelah kehabisan bahan bakar dan tidak bisa lagi meningkatkan ketinggian, MESSENGER akhirnya tidak bisa menahan tarikan gravitasi matahari di orbitnya.

"Hari ini kita menyampaikan perpisahan pada pesawat yang paling tangguh yang berhasil menjelajahi planet tetangga," kata Sean Solomon, peneliti utama MESSENGER dan direktur Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University di Palisades, New York.

Di antara banyak pencapaiannya, misi MESSENGER antara lain berhasil menentukan komposisi permukaan Merkurius, mengungkap sejarah geologisnya, menemukan medan magnet internalnya, dan memverifikasi deposit kutubnya yang didominasi air es.


Credit   ANTARA News

Kerahkan 9 Kapal Perang, China & Rusia Siap Aksi di Mediterania


Kerahkan 9 Kapal Perang China Rusia Siap Aksi di Mediterania
Rusia dan China bersiap untuk latihan perang gabungan di Laut Mediterania. | (Reuters)
 
 
BEIJING  (CB) - Angkatan Laut Rusia dan China siap untuk menggelar latihan perang gabungan di Laut Mediterania pada pertengahan Mei 2015. Dalam latihan perang gabungan ini, sembilan kapal perang dikerahkan oleh kedua negara untuk bermanuver di Laut Mediternia.

”Tujuannya adalah untuk memperdalam kerjasama ramah dan praktis, dan meningkatkan kemampuan angkatan laut kedua negara untuk bersama-sama menghadapi ancaman keamanan maritim," kata juru bicara Kementerian Pertahanan China, Geng Yansheng, dalam jumpa pers, kemarin.

”Apa yang perlu dikatakan adalah bahwa latihan ini tidak ditujukan untuk pihak ketiga dan tidak ada hubungannya dengan situasi regional,” katanya lagi, seperti dilansir Russia Today, Jumat (1/5/2015).

Latihan perang di Laut Mediterania merupakan yang pertama kalinya dilakukan Rusia dan China. Sebelumnya kedua negara itu telah menggelar latihan perang gabungan di perairan Pasifik. Dalam misi latihan perang gabungan di Laut Mediterani ini, angkatan laut kedua negara akan menjalankan misi navigasi, misi pengawalan dan latihan tempur.

Moskow dan Beijing sedang mengintensifkan kerjasama pertahanan kedua negara untuk menentang Amerika Serikat (AS) yang mengkritik kebijkan militer kedua negara itu. China telah dituduh bertindak agresif di Laut China Selatan dan Laut China Timur yang dianggap sebagai ancaman bagi sekutu AS di Asia, yakni Korea Selatan dan Jepang.

Sedangkan Rusia telah dijatuhi sanksi ekonomi oleh AS dan negara-negara Barat atas kebijakannya terhadap krisis Ukraina. Menurut Washington militer Rusia juga mengancam sekutu NATO di Eropa Timur.



Credit  SINDOnews

Pemerintah Pilah Ulang Proyek Infrastruktur dengan Tiongkok


 
Arimbi Ramadhiani/KOMPAS.com Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago.


JAKARTA, CB - Pemerintah akan memilah kembali kerjasama pembangunan infrastruktur yang telah mereka lakukan dengan Tiongkok beberapa waktu lalu. Langkah ini dilakukan agar pengalaman buruk yang dialami oleh pemerintah Indonesia dengan kontraktor Tiongkok dalam program percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Bertenaga Batubara, Gas dan Energi Terbarukan (Fast Track Programme) Tahap I tidak terjadi lagi.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Adrinof Chaniago mengatakan, pemilahan kerjasama pembangunan infrastruktur tersebut akan dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor penilaian. Salah satunya, teknologi yang digunakan.

"Kemarin, sebagian pembangkit listrik yang dibangun ternyata banyak yang tertunda dari jadwal yang ditetapkan karena banyak masalah teknis, maka itu agar ini tidak terulang lagi, nanti akan dilihat lagi teknologinya," kata Adrinof pekan lalu.

Selain itu, Adrinof juga mengatakan bahwa pemerintah akan melihat juga nilai investasi yang ditawarkan. Cacat yang dimiliki oleh kontraktor asal China dalam pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Bertenaga Batubara, Gas dan Energi Terbarukan (Fast Track Programme) Tahap I tidak membuat pemerintah kapok.

Walaupun kapasitas pembangkit listrik dalam program FTP Tahap 1 yang dikerjakan oleh China tidak sesuai harapan pemerintah, mereka tetap melanjutkan kerjasama pembangunan infrastruktur.

Kerjasama yang langsung dilakukan dalam pertemuan bilateral antara Presiden joko Widodo dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping di sela- sela KTT Asia Afrika ke- 60 Rabu (22/4) lalu tersebut dilakukan dalam pembangunan beberapa infrastruktur.

Pertama, pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt yang akan mereka kerjakan dalam waktu lima tahun ke depan.

Kedua, kerjasama juga  dilakukan dalam pembangunan 24 pelabuhan, 15 pelabuhan udara, pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer. Selain itu, kerjasama juga dilakukan dalam pembangunan jalan kereta sepanjang 8.700 kilometer. Kerjasama tersebut sempat menimbulkan kritik. Salah satu kritik diberikan terkait pengalaman proses pengadaan barang dan jasa yang melibatkan Tiongkok.


Credit  KOMPAS.com

Pesawat AS Pakai 'Teknologi' Darth Vader


Pesawat AS Pakai 'Teknologi' Darth Vader 
 Mesin pendorong Hall. (Dok. NASA/JPL-Caltech)
 
 
Jakarta, CB -- Angkatan Udara Amerika Serikat rupanya diam-diam sudah mengoperasikan pesawat ruang angkasa robotika, yang sudah beredar di orbit Bumi selama 1.367 hari. Apa yang dikerjakan pesawat itu di orbit masih dirahasiakan.

Yang jelas, kabar terbaru dari Laboratorium Riset Angkatan Udara AS menyatakan pesawat rahasia bernama X-37B itu sedang mengujicobakan sebuah mesin baru pada penerbangan keempatnya.

Mesin baru itu disebut lebih hemat bahan bakar dalam melakukan manuver di ruang angkasa. Menariknya, mesin itu disebut mirip dengan yang dipakai oleh Darth Vader, tokoh rekaan sutradara George Lucas dalam film Star Wars, di pesawat tempurnya: Twin Ion Engine (TIE).

X-37B akan memakai pendorong bernama Hall, yang sebetulnya sudah dikembangkan pertama kali oleh Uni Soviet pada 1960-an. Pendorong semacam ini dipakai oleh satelit untuk memperbaiki posisinya saat mengorbit.

Mesin itu ternyata begitu efektif, yang sebelumnya tak begitu diyakini oleh pihak Amerika Serikat sebelumnya. Kini pendorong Hall biasa dipakai di satelit dan pesawat ke ruang angkasa yang jauh.

Nah, mesin itu adalah semacam mesin ion, seperti yang dipakai di pesawat Darth Vader. Pendorong Hall mendapatkan namanya dari efek Hall, di mana medan listrik tercipta tegak lurus dengan medan magnet.

Kalau diterapkan di mesin, medan listrik ini mengakselerasi ion-ion pada gas seperti xenon (Xe), yang mendorongnya ke luar dengan cepat sehingga bisa menghasilkan tenaga dorong pada kendaraan yang memakainya.

Pada siaran persnya, Laboratorium Riset AU Amerika Serikat mendeskripsikan tujuan dari tes mendatang adalah untuk mengumpulkan data yang akan dipakai untuk meningkatkan kemampuan mesin pendorong Hall.

Credit   CNN Indonesia

Panglima TNI nyatakan WNI di Nepal segera dipulangkan


Panglima TNI nyatakan WNI di Nepal segera dipulangkan
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Sangat sedikit yang belum terdeteksi sekitar 3-5 orang. Dari informasi yang kita terima ada tiga orang WNI yang menginap di sebuah hotel yang ditempati runtuh. Ini masih kita cari
Jakarta (CB) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, mengatakan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang terkena gempa bumi di Nepal berjalan baik, bahkan akan segera dipulangkan ke Indonesia pada Selasa (5/5).

"Tim evakuasi gabungan sudah mengumpulkan WNI yang selamat di sebuah tempat. Hampir semua WNI yang menjadi korban gempa bumi di Nepal sudah terdata dengan baik," kata Panglima TNI, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.

Menurut dia, jika tidak ada halangan WNI yang sudah dikumpulkan tersebut akan dipulangkan ke Indonesia pada Selasa (5/5) dengan menggunakan pesawat Hercules dan Boeing milik TNI Angkatan Udara.

Meski demikian, kata Moeldoko, masih ada sekitar 3-5 WNI yang belum terdeteksi keberadaannya, namum tim gabungan masih terus melakukan pencarian.

"Sangat sedikit yang belum terdeteksi sekitar 3-5 orang. Dari informasi yang kita terima ada tiga orang WNI yang menginap di sebuah hotel yang ditempati runtuh. Ini masih kita cari," ucapnya.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari Pusat Penerangan (Puspen) TNI, menyebutkan tim Gabungan Pencarian dan Evakuasi WNI) di Nepal, yang terdiri dari TNI, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Taruna Hiking Club (THC) mencari 3 (tiga) WNI yang hilang kontak di Nepal, pasca gempa bumi berkekuatan 7,9 skala richter melalui jalur udara pada Minggu (3/5).

Tim Gabungan pencarian WNI di Nepal dipimpin oleh Letkol Pnb Indan Gilang selaku Komandan Misi Evakuasi WNI bersama dengan Kapten Psk Ario Suseno, dan Kapten Sus Santoso serta Sabda Thian dari Kementerian Luar Negeri, dan Benjamin Setiabudi dari Taruna Hiking Club (THC).

 Pencarian mulai dilakukan pada Minggu pagi dengan menggunakan Helikopter jenis Choper dari Bandara Tribhuvan pada pukul 06.30 waktu setempat, dan terbang ke arah Timur Laut Kathmandu menuju wilayah Langtang yang berada pada ketinggian sekitar 3.000 meter diatas permukaan laut.

Menurut Letkol Pnb Indan Gilang yang didampingi oleh Duta Besar Indonesia Nepal dan Bangladesh Iwan Wiranata Atmadja dan Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Junjunan Tambunan, mengatakan pencarian WNI melalui jalur udara yang diperoleh berdasarkan analisa sejumlah informasi dan data lokasi terakhir ketiga WNI yang hilang, di fokuskan di tiga tempat yaitu wilayah Dhunce, Langtang dan Kyanjin Gompa.

Tempat tersebut merupakan bagian dari Taman Nasional Langtang di Nepal yang biasa digunakan oleh para pendaki gunung.

"Ada petunjuk baru dari ketiga WNI yang diduga hilang di daerah Langtang, setelah Nepal diguncang gempa. Petunjuk baru tersebut adalah Astrid Bach, seorang warga negara Swedia yang mengaku melihat wajah ketiga WNI sebelum dirinya bertolak ke negaranya," ujarnya.

Gilang menuturkan, sempat bertemu dengan ketiga WNI yang dinyatakan hilang kontak, yaitu Kadek Andana, Alma Parahita dan Jeroen Hehuwat.

Ketiga WNI itu rencananya akan menginap di Hotel Everest di Langtang, yang berada di ketinggian 3.352 meter di atas permukaan laut. Pada tanggal 24 April 2015, rencananya ketiga WNI tersebut masih akan menginap satu malam lagi di Langtang.

Saat Tim Gabungan Pencarian dan Evakuasi WNI melakukan pengamatan dari udara, kondisi Hotel Everest sudah rusak parah akibat tertimpa longsoran tanah bercampur batu dan salju.

Selanjutnya, Tim melakukan pendaratan di wilayah Langtang yang merupakan salah satu wilayah yang mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa.

Di area sekitar Hotel Everest yang berada di Langtang, Tim SAR setempat menemukan 40 jenazah, terdiri dari 37 warga lokal dan 3 turis asing.

Dari ke-40 jenazah tersebut, tidak ditemukan WNI yang dinyatakan hilang kontak saat terjadi gempa dan mengakibatkan longsor.


Credit   ANTARA News