BEIJING
- Di tengah kisruh sengketa Laut China Selatan yang terus memanas,
Beijing telah menginstal sistem rudal canggih untuk kapal perang perusak
Luhai-class (Type 051B) Shenzhen. Kapal perang Shenzhen ini akan jadi
unggulan armada Beijing di Laut China Selatan sebagai ancaman untuk
mempertahankan wilayah yang diklaim.
Situs analis pertahanan Barat, IHS Jane, melaporkan perkembangan instal peralatan tempur kapal perang jenis perusak Shenzhen.
“China
telah menyelesaikan senjata utama yang di-upgrade untuk (kapal) perusak
Shenzen mereka, yang akan kembali ke beroperasi dengan armada Angkatan
Laut Tentara Pembebasan Rakyat di Laut China Selatan di tengah
ketegangan atas wilayah yang disengketakan,” tulis IHS Jane, yang dikutip Kamis (11/8/2016).
Rudal
andalan dari kapal perusak Shenzen adalah rudal udara jarak menengah
HHQ-16 (SAM). Dengan di-upgrade, rudal itu bisa ditembakkan dengan
kecepatan maksimum 2.148 mph dan bisa melesat sejauh 19 mil laut.
Setelah diinstal, lanjut IHS Jane, sistem rudal pada kapal perang Shenzhen akan sebanding dengan Gollum/Shtil-2, sebuah sistem rudal kuat Rusia.
Kapal
perusak China seberat 6 ribu ton ini pertama kali ditugaskan pada tahun
1999. Kapal ini dianggap unik di antara kelas perusak modern, karena
menggunakan sistem propulsi uap dan berfungsi sebagai hanggar
helikopter, dengan ruang yang memungkinkan bagi pendaratan dan lepas
landas hingga dua helikopter.
Pemerintah maupun militer China
belum berkomentar atas laporan analis pertahanan itu. China dalam
beberapa pekan terakhir gencar menyuarakan ketegasannya atas klaim
wilayah Laut China Selatan, terlebih China baru saja mengalami kekalahan
atas gugatan Filipina di Pengadilan Tetap Arbitrase soal sengketa Laut
China Selatan yang digela di Den Haag.
Beijng telah menolak
putusan pengadilan arbitrase yang mereka anggap tidak sah. Pemerintah
China bahkan marah ketika didesak Amerika Serikat (AS), Jepang dan
Australia untuk mematuhi putusan Pengadilan Tetap Arbitrase.
Credit Sindonews
Kamis, 11 Agustus 2016
Rabu, 10 Agustus 2016
AS-Jepang Awasi Pergerakan China di Pulau Senkaku
TOKYO – Pemerintah Amerika Serikat (AS)
menyampaikan bahwa pihaknya bersama Jepang terus mengawasi aktivitas
China di Pulau Senkaku. Pasalnya, kapal pemerintah Negeri Tirai Bambu
diklaim beberapa kali memasuki perairan teritori Jepang.
Sebagaimana dikutip dari NHK, Rabu (10/8/2016), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Elizabeth Trudeu pada Selasa 9 Agustus menegaskan pemerintahnya tidak memihak kepada siapa pun terkait kedaulatan Pulau Senkaku. Namun, ia menuturkan Negeri Paman Sam sadar pulau tersebut berada dalam pengaturan Pemerintah Jepang sehingga menjadi bagian dari kesepakatan keamanan mereka dengan AS.
Bila secara sejarah politik, selama ini Pulau Senkaku memang berada dalam kontrol Jepang. Namun, China serta Taiwan juga ikut mengklaim pulau tersebut sebagai bagian dari kedaulatan mereka.
Terkait isu dengan China, Trudeu sempat ditanya oleh para reporter terkait laporan China yang tengah membangun hanggar pesawat di Pulau Spratly yang berada di Laut China Selatan (LCS). Ia menyatakan pembangunan tersebut bisa menjadi bukti China telah memiliterisasi pos mereka yang berada di wilayah sengketa itu.
Sebagaimana dikutip dari NHK, Rabu (10/8/2016), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Elizabeth Trudeu pada Selasa 9 Agustus menegaskan pemerintahnya tidak memihak kepada siapa pun terkait kedaulatan Pulau Senkaku. Namun, ia menuturkan Negeri Paman Sam sadar pulau tersebut berada dalam pengaturan Pemerintah Jepang sehingga menjadi bagian dari kesepakatan keamanan mereka dengan AS.
Bila secara sejarah politik, selama ini Pulau Senkaku memang berada dalam kontrol Jepang. Namun, China serta Taiwan juga ikut mengklaim pulau tersebut sebagai bagian dari kedaulatan mereka.
Terkait isu dengan China, Trudeu sempat ditanya oleh para reporter terkait laporan China yang tengah membangun hanggar pesawat di Pulau Spratly yang berada di Laut China Selatan (LCS). Ia menyatakan pembangunan tersebut bisa menjadi bukti China telah memiliterisasi pos mereka yang berada di wilayah sengketa itu.
Credit Okezone
NATO Tidak Takut Rusia-Turki Rujuk
BERLIN – Jerman dilaporkan tidak khawatir
dengan hubungan Rusia dan Turki yang membaik. Pasalnya, Jerman
menegaskan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) tidak akan melemah
dengan rujuknya kedua negara tersebut.
Dilaporkan, hubungan Turki memang memburuk dengan beberapa negara aliansinya yang berada di NATO pascaupaya kudeta militer. Sebab, para pimpinan di negara Eropa sudah memperingati Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk tidak menggunakan alasan kudeta untuk menghabisi para musuh politiknya.
Turki yang semakin dijauhi oleh para aliansinya tampaknya semakin mendekati Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk mendapatkan dukungan. Selain karena Erdogan sudah meminta maaf atas insiden Sukhoi Su-24 yang ditembak jatuh pada 2015, secara keadaan tensi, Rusia memang saat ini sedang bersitegang dengan pihak NATO.
Sehingga momentum ini sangat tepat digunakan sang Presiden Turki untuk mencari ‘kawan lama’. Sebagaimana dikutip dari Newsweek, Selasa (10/8/2016) Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier mengatakan kepada tabloid Bild, ia tidak takut pendekatan kembali Turki ke Rusia akan berakhir dengan Turki meninggalkan NATO.
Steinmeier juga menuturkan, Turki merupakan sekutu penting di NATO dan harus tetap terjaga seperti ini. Namun, dia juga menegaskan Rusia bisa saja menawarkan kerjasama keamanan alternatif kepada Turki yang serupa dengan apa yang diberikan oleh aliansi di NATO.
Dilaporkan, hubungan Turki memang memburuk dengan beberapa negara aliansinya yang berada di NATO pascaupaya kudeta militer. Sebab, para pimpinan di negara Eropa sudah memperingati Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk tidak menggunakan alasan kudeta untuk menghabisi para musuh politiknya.
Turki yang semakin dijauhi oleh para aliansinya tampaknya semakin mendekati Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk mendapatkan dukungan. Selain karena Erdogan sudah meminta maaf atas insiden Sukhoi Su-24 yang ditembak jatuh pada 2015, secara keadaan tensi, Rusia memang saat ini sedang bersitegang dengan pihak NATO.
Sehingga momentum ini sangat tepat digunakan sang Presiden Turki untuk mencari ‘kawan lama’. Sebagaimana dikutip dari Newsweek, Selasa (10/8/2016) Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier mengatakan kepada tabloid Bild, ia tidak takut pendekatan kembali Turki ke Rusia akan berakhir dengan Turki meninggalkan NATO.
Steinmeier juga menuturkan, Turki merupakan sekutu penting di NATO dan harus tetap terjaga seperti ini. Namun, dia juga menegaskan Rusia bisa saja menawarkan kerjasama keamanan alternatif kepada Turki yang serupa dengan apa yang diberikan oleh aliansi di NATO.
Credit Okezone
Tak Cuma Jual Minyak, Iran Lirik Proyek Kilang Bontang
Foto: Grandyos Zafna
Tapi BUMN perminyakan Iran itu tidak ingin hanya jualan minyak saja ke Indonesia. NIOC juga melirik proyek-proyek kilang di Indonesia. Sampai 2025, ada 4 proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan 2 proyek Grass Root Refinery (GRR) di Indonesia.
Kepada Pertamina, NIOC menyampaikan minatnya untuk menjadi strategic partner proyek GRR Bontang. Proyek ini diperkirakan membutuhkan biaya investasi US$ 14 miliar, kapasitasnya 300.000 barel per hari (bph), dan ditargetkan selesai di 2023.
"Iran sangat antusias tidak hanya jual crude (minyak mentah) ke sini, tapi juga bangun infrastruktur. Artinya apa, ini salah satu klarifikasi mereka potensial jadi strategic partner yang perlu mendapat klarifikasi lebih detail," ujar Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi, saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Secara terpisah, Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, juga mengaku telah mendengar keinginan NIOC untuk membangun kilang di Indonesia. "Dari berbagai pihak, termasuk dari Iran ada usulan membangun kilang di Indonesia. Termasuk ada yg dari Iran, masukan-masukan kita terima," ucapnya.
Namun, pihaknya belum dapat memastikan apakah Iran akan digandeng untuk proyek kilang di Indonesia. Bila diberi kesempatan membangun kilang, Iran ingin pasokan minyak mentah untuk kilang juga dari mereka.
"Kita kumpulkan dulu, nanti kita bahas yang terbaik. Dari Iran mereka usul mau bangun kilang baru, crude dari mereka," tutupnya
Credit detikfinance
Ini Kenapa Google Hapus Palestina di Googlemaps
Penjelasan Google disampaikan kepada Menkominfo.
Googlemaps tanpa Palestina (Motherboard)
CB –
Google diberitakan menghapus nama Palestina dan menggantikannya dengan
Israel dalam Googlemaps. Menanggapi hal ini, Menteri Komunikasi dan
Informatika Rudiantara mengatakan akan berkonsultasi dengan Kementerian
Luar Negeri.
"Ini masalah politik internasional, saya harus konsul sama Menlu (Menteri Luar Negeri)," kata Rudiantara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 10 Agustus 2016.
Rudiantara mengatakan, ia sudah menanyakan masalah ini kepada pihak Google. Alasannya, Google hanya mengacu kepada pengakuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Diketahui bahwa status Palestina di PBB masih sebagai peninjau dan belum diterima sebagai negara anggota tidak tetap.
"Google mengacu pada PBB. Di PBB, Palestina statusnya observer, belum menjadi anggota," ujar dia.
Namun demikian Rudiantara menegaskan, pemerintah Indonesia akan turut mendorong dunia agar segera mengakui keberadaan Palestina. Hal itu kata dia sudah dideklarasikan pada forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang lalu.
"Posisi pemerintah Indonesia jelas kita mendukung (Palestina sebagai negara diakui)," katanya.
"Ini masalah politik internasional, saya harus konsul sama Menlu (Menteri Luar Negeri)," kata Rudiantara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 10 Agustus 2016.
Rudiantara mengatakan, ia sudah menanyakan masalah ini kepada pihak Google. Alasannya, Google hanya mengacu kepada pengakuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Diketahui bahwa status Palestina di PBB masih sebagai peninjau dan belum diterima sebagai negara anggota tidak tetap.
"Google mengacu pada PBB. Di PBB, Palestina statusnya observer, belum menjadi anggota," ujar dia.
Namun demikian Rudiantara menegaskan, pemerintah Indonesia akan turut mendorong dunia agar segera mengakui keberadaan Palestina. Hal itu kata dia sudah dideklarasikan pada forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang lalu.
"Posisi pemerintah Indonesia jelas kita mendukung (Palestina sebagai negara diakui)," katanya.
Credit VIVA.co.id
Terungkap, Ramalan Cuaca Setop Dunia dari Perang Nuklir
Badai Matahari pada 1967 sempat dianggap sebagai serangan nuklir.
Ilustrasi bom nuklir
CB - Prakiraan cuaca pada era modern ini berguna untuk menentukan keamanan lalu lintas di laut, udara dan aktivitas di darat.
Manfaat prakiraan cuaca juga dapat dirasakan di masa lalu. Malah, di masa lalu, prakiraan cuaca telah menyelamatkan kemungkinan dunia terjadi perang nuklir.
Hal itu terungkap dari dokumen yang dipublikasikan pensiunan pejabat Angkatan Udara Amerika Serikat dalam Space Weather, jurnal American Geophysical Union.
Dikutip dari The Register, Rabu, 10 Agustus 2016, sejak 1960-an, Angkatan Udara AS telah menjalankan Operation Chrome Dome, sebuah misi untuk pengeboman dengan perangkat nuklir. AS memang bersiap-siap dengan senjata nuklirnya untuk menyerang Uni Soviet.
Tapi sebuah insiden besar terjadi pada 23 Mei 1967, yang merusak beberapa perangkat telekomunikasi dan radar AS. Insiden ini nyaris dianggap sebagai serangan 'senyap' nuklir dari Uni Soviet.
Pada tanggal tersebut, komando nuklir militer Amerika Serikat panik saat sinyal dari semua Sistem Peringatan Dini Rudal Balistik (BMEWS) di tiga tempat di belahan bumi utara tiba-tiba mati secara bersamaan.
Komando militer AS saat itu berpikir, matinya tiga sistem BMEWS itu karena Uni Soviet mengerahkan teknologi jamming yang membuat AS tidak bisa mendeteksi serangan rudal balistik antarbenua Uni Soviet.
Menyadari BWEWS mati, AS menyiagakan bom sekunder dan mengirimkan peringatan ke fasilitas nuklir lainnya. Namun kemudian AS menyadari tidak mungkin Uni Soviet menjadi biang dari matinya tiga sistem BMEWS. Padahal belakangan dalam analisa mendalam, insiden yang dikenal The Great Storm itu adalah badai Matahari.
Untungnya pengamatan Badan Cuaca Udara Angkatan Udara AS (AWS) yang dilakukan pada 18 Mei 1967 bisa membantah spekulasi panik tersebut.
Saat itu, AWS melihat ada sekelompok bintik raksasa di Matahari dengan intensitas medan magnet pada satu area di Sang Surya itu. Tak lama kemudian, area tersebut meletus dan menyebabkan salah satu badai Matahari terbesar yang pernah meluncur menuju ke Bumi.
"Saya secara khusus mengingat tanggapan yang menggembirakan. Ya, setengah Matahari telah terpapar dan kemudian terkait dengan kejadian itu (matinya sistem BWEWS)," ujar Kolonel Arnold Snyder, prakirawan cuaca Matahari dari North American Aerospace Defense Command (NORAD). Saat insiden itu, Snyder sedang bertugas.
Memang dampak dari badai Matahari itu membuat radar dan komunikasi radio menjadi macet. Jika saja Angkatan Udara AS tidak memonitor aktivitas Matahari sebelumnya, maka bisa saja Negeri Paman Sam itu akan mengaktifkan nuklir untuk membombardir Uni Soviet.
Dikutip dari Eurek Alert, pada akhir 1960-an, Angkatan Udara AS mulai memonitor aktivitas Matahari dan cuaca antariksa. Pada era tersebut, AWS memantau secara rutin 'lidah api' di atmosfer Matahari.
Saat itu, pengamatan di New Mexico dan Colorado, AS melihat penampakan nyala badai Matahari. Sementara pengataman radio Matahari di Massachusetts, AS melaporkan Sang Surya telah memancarkan tingkat gelombang radio yang tak diduga.
"Kalau bukan fakta kami telah menginvestasikan sangat awal pengamatan badai Matahari dan prakiraan gemagnetik, dampak badai itu mungkin akan jauh lebih besar. Ini pelajaran betapa penting sebuah langkah persiapan," ujar Delores Knipp, ilmuwan fisika antariksa Universitas Colorado, AS yang memaparkan laporan riset tersebut dalam sebuah paper.
Credit VIVA.co.id
S&P nyatakan beberapa negara bagian AS tidak siap hadapi resesi
Ketidakseimbangan fiskal, pertumbuhan penerimaan pajak negara bagian yang lebih lambat dan meningkatnya pengeluaran pada layanan sosial telah memberikan kontribusi terhadap lanskap ekonomi yang menantang ketika PDB riil hanya meningkat 2,1 persen per tahun sejak 2009, S&P mengatakan dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada Selasa.
Pertumbuhan PDB riil AS 2,43 persen pada 2014 dan 2015 dibandingkan dengan tingkat pra-resesi 3,79 persen pada 2004 dan 3,35 persen pada 2005, menurut data dari Bank Dunia.
Untuk menentukan kapasitas fiskal negara bagian menahan hipotetis resesi tahun pertama, S&P mengambil sampel 10 negara bagian, kata laporan itu.
Studi ini menemukan bahwa kekurangan pendapatan kolektif akan mengurangi cadangan anggaran gabungan negara-negara bagian AS sebesar 5,4 miliar dolar AS.
Dari 10 negara bagian yang diteliti, beberapa memiliki cadangan anggaran setara kurang daripada separuh "potensi kekurangan pendapatan" pada tahun pertama dari resesi intensitas sedang. Ini termasuk Illinois, Pennsylvania, New Jersey dan Connecticut.
Washington, Florida dan New York lebih baik, dengan saldo cadangan melebihi potensi kekurangan. Negara-negara bagian sampel lainnya, California, Massachusetts dan Wisconsin, jatuh di antara kedua kelompok tersebut.
"Keselarasan fiskal" merupakan indikator penting dari kemampuan suatu negara untuk rekapitalisasi cadangan anggaran, kata laporan itu.
"Bukan sebuah kebetulan, dalam pandangan kami, bahwa empat negara bagian dalam evaluasi kami menemukan fiskal paling rentan terhadap resesi juga memiliki kesulitan dengan ketidakseimbangan anggaran struktural yang kronis," katanya.
Negara bagian juga telah meningkatkan pengeluaran untuk kesejahteraan masyarakat, seperti bantuan medis dan manfaat pensiun.
Pengeluaran atas hak tersebut meningkat menjadi 40 persen pada 2013 dari 34 persen pada 1995 dari total belanja negara bagian, kata laporan itu.
Ini telah mengurangi kemampuan negara bagian untuk membiayai infrastruktur dan pendidikan tinggi - usaha-usaha pro-pertumbuhan, katanya.
Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada Juni dan pelambatan tingkat pertumbuhan pekerjaan di Amerika Serikat telah meningkatkan kekhawatiran ekonomi.
Namun, dikatakan hanya masih ada peluang 20 sampai 25 persen resesi akan terjadi dalam 12 bulan ke depan.
Credit ANTARA News
Prancis akan pasok 30 helikopter militer ke Kuwait
Kesepakatan pembelian helikopter Airbus Caracal itu merupakan bagian dari paket kesepakatan senilai 2,5 miliar euro (sekitar Rp36,5 triliun) yang disepakati oleh kedua negara pada Oktober 2015.
Prancis telah memberikan dukungan militer kepada Kuwait sejak invasi pasukan Irak di bawah rezim Saddam Hussein ke negara tersebut pada 1990. Kedua negara juga bertempur bersama koalisi internasional untuk memerangi kelompok ISIS.
"Dengan kesepakatan ini, Kuwait lebih lanjut memperkuat kemitraan strategis yang sudah mengikat kedua negara selama beberapa dekade, sementara kami saat ini terlibat bersama-sama memerangi Daesh di Irak dan Suriah," kata Le Drian dalam satu pernyataan menggunakan istilah Arab untuk ISIS.
Angkatan Darat Kuwait akan menggunakan 24 helikopter untuk operasi pencarian dan penyelamatan serta untuk keperluan transportasi, namun helikopter-helikopter tersebut juga dilengkapi dengan senapan mesin yang memungkinkannya menjadi pendukung pasukan darat di udara.
Garda Nasional Kuwait akan mengoperasikan enam unit helikopter lainnya, demikian menurut warta kantor berita AFP.
Credit ANTARA News
Israel tangkap staf PBB karena dituduh bantu Hamas
Ahli teknik Waheed Borsh, yang bekerja untuk Program Pembangunan PBB (United Nation Development Programme/UNDP) sejak 2003, ditangkap pada 16 Juli dan didakwa di pengadilan sipil Israel pada Selasa (9/8) menurut pernyataan pemerintah Israel.
Borsh adalah pekerja kemanusiaan kedua yang didakwa Israel membantu Hamas dalam sepekan terakhir.
Pemerintah Israel mengklaim Borsh (38), yang berasal dari Jabaliya di Gaza utara, direkrut oleh "anggota senior organisasi teroris Hamas untuk mengalihkan arah pekerjaannya di UNDP demi kepentingan militer Hamas".
Israel mengklaim "Borsh telah mengakui beberapa tuduhan, termasuk membantu membangun dermaga militer di bagian utara Jalur Gaza dengan dana UNDP yang kemudian digunakan oleh pasukan Hamas."
Pengumuman itu muncul setelah pada Kamis pemerintah Israel menuntut kepala organisasi non-pemerintah yang berbasis di Amerika Serikat World Vision di Gaza mengalihkan jutaan dolar dana bantuan internasional ke Hamas.
Sejak 2008, Israel bertempur dalam tiga perang di Gaza dengan Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat dan Uni Eropa, demikian menurut warta kantor berita AFP.
Credit ANTARA News
Serangan Udara Saudi di Yaman Berlanjut, Bandara Ditutup
Ilustrasi pertempuran di Yaman (Reuters/Khaled Abdullah)
Koalisi ini juga menerapkan penghentian seluruh penerbangan ke Bandara Internasional Sanaa selama 72 jam terhitung mulai Senin lalu, menurut pejabat bandara dan sumber badan bantuan yang tak ingin namanya dipublikasikan kepada Reuters. Juru bicara koalisi pimpinan Saudi hingga kini belum memberikan pernyataan resmi soal penutupan bandara.
Menurut keterangan penduduk setempat, serangan udara menghantam kompleks kepresidenan dan pangkalan militer di Sanaa, serta markas Garda Republik di daerah Arhab dekat bandara. Pasukan pro-pemerintah berusaha bergerak maju menuju kota dari arah utara dan timur.
Pada Minggu (7/8) malam, koalisi pimpinan Saudi menewaskan sembilan warga sipil dalam serangan udara di luar Sanaa.
Saudi dan sebagian besar sukutu negara Teluk Arab meluncurkan intervensi militer dalam konflik di Yaman sejak Maret 2015 lalu, setelah pasukan bersenjata Houthi mengambil alih Sanaa dan memaksa presiden Hadi tinggal dalam pengasingan untuk sementara waktu di Riyadh, Saudi, sebelum kembali ke negaranya dan membentuk basis di kota pelabuhan Aden.
Koalisi militer pimpinan Saudi telah meluncurkan ribuan serangan udara dengan target markas Houthi dan sekutu mereka, yakni tentara Yaman loyalis presiden sebelumnya, Ali Abdullah Saleh.
Koalisi ini kemudian menghentikan sementara serangan mereka pada Maret tahun ini, setelah mencapai kesepakatan informal dengan Houthi untuk meredakan pertempuran di perbatasan Yaman-Saudi.
Menerapkan blokade pengiriman senjata dari Iran kepada pemberontak Houthi, koalisi Saudi memperbolehkan bandara Sanaa untuk mengoperasikan ke bantuan sipil dan kemanusiaan sejak Maret lalu.
Credit CNN Indonesia
Pentagon Akui Senjata AS Direbut di Afghanistan
Ilustrasi (Getty Images/Scott Olson)
Sebelumnya, Pentagon sudah memberi indikasi bahwa foto yang dipamerkan oleh ISIS, menunjukkan peluncur roket portabel, radio, granat dan sejumlah peralatan militer lainnya yang tidak umum digunakan oleh pasukan pemerintah Afghanistan, sepertinya merupakan properti milik AS.
Serangan itu membuat para tentara meninggalkan posisi mereka, hingga berbagai peralatan perang direbut dan dipamerkan oleh ISIS melalui internet.
Tentara AS, termasuk Pasukan Operasi Khusus, sedang memerangi militan ISIS di basis mereka di Provinsi Nagarhar, Afghanistan, selama beberapa hari ketika insiden itu terjadi.
“Untuk alasan yang bisa dimengerti, nyawa tentara tidak akan dibuat dalam risiko demi peralatan,” ujar Cleveland.
Pertempuran dengan ISIS di Nangahar telah mencederai beberapa tentara AS.
Kelompok yang sama yang menyebarkan foto senjata itu, juga menunjukkan kartu identitas seorang personel militer Angkatan Darat AS, Ryan Jay Larson, mengklaim mereka telah menangkapnya. Namun pejabat militer AS mengatakan Ryan kehilangan kartu identitasnya selama baku tembak pada 25 Juli dan masih bersama dengan unitnya.
Credit CNN Indonesia
Simpatisan ISIS Klaim Rebut Senjata Tentara AS di Afghanistan
Ilustrasi tentara AS (Scott Olson/Getty Images)
Sejumlah foto yang dirilis pada Sabtu (6/8) itu menunjukkan peluncur roket portabel, radio, granat dan sejumlah peralatan militer lainnya yang tidak umum digunakan oleh pasukan pemerintah Afghanistan dan diklaim milik tentara AS. Kelompok itu juga merilis foto kartu identitas seorang Prajurit Kader Angkatan Darat AS, Ryan Larson.
Pasukan operasi khusus AS ditugaskan di Afghanistan untuk membantu pasukan lokal dalam operasi terbaru melawan kelompok militan yang telah berbaiat dengan ISIS di Provinsi Nangarhar, yang berbatasan dengan Pakistan.
"Prajurit Kader Larson melekat pada unit pasukan yang bermitra dengan Pasukan Afghanistan," bunyi pernyataan dari juru bicara militer AS, Komandan Ron Flesvig, yang dirilis Minggu (7/8), dikutip dari Reuters.
"Kartu Identitas sang prajurit dan beberapa peralatannya tertinggal setelah (operasi tersebut). Hilangnya kartu identitas sangat disayangkan," bunyi pernyataan itu.
Pada Juli lalu, komandan AS menyatakan sedikitnya lima pasukan khusus terluka dalam pertempuran di provinsi ini.
Situs yang menerbitkan foto tersebut menyatakan bahwa berbagai senjata dan peralatan tempur tersebut ditinggalkan selama operasi tersebut. Namun, Flesvig menyatakan pihaknya masih mencari tahu bagaimana dan kapan tepatnya senjata dan peralatan itu hilang.
Pasukan AS kini berada di Afghanistan sebagai penasihat pertempuran untuk memerangi sejumlah kelompok militan di negara itu. Selain itu, sejumlah jet tempur AS mengerahkan setidaknya 545 senjata dalam enam bulan pertama 2016 di Afghanistan.
Credit CNN Indonesia
Diburu Usai Kudeta, Pejabat Militer Turki Minta Suaka ke AS
Seorang pejabat militer Turki di
markas NATO mengajukan permohonan suaka di Amerika Serikat setelah
mendapatkan panggilan untuk pulang, menyusul kudeta militer.
(Reuters/Kenan Gurbuz)
Hal ini disampaikan oleh dua pejabat AS kepada Reuters, Selasa (9/8), yang mengatakan bahwa pejabat itu bekerja di markas Komando Sekutu Transformasi NATO di Norfolk, Virginia. Sumber Reuters yang enggan disebut namanya menolak menyebut identitas pejabat militer Turki tersebut.
Ugurlu tidak melapor setelah Turki mengeluarkan perintah penangkapan terhadap dirinya bulan lalu.
"Pada 22 Juli, hari saat dia meninggalkan lencana dan kartu identitas di pangkalan dan setelah itu tidak ada yang pernah melihat dia lagi," kata diplomat Turki, yang juga enggan disebut namanya.
Dia juga mengatakan, ada dua tentara lainnya di markas itu yang juga dipanggil pulang oleh Turki. "Namun mereka tidak ditahan. Salah satunya telah kembali, dan seorang lagi akan kembali dalam waktu dekat," lanjut dia.
Tidak ada komentar dari pemerintah AS terkait permohonan suaka tersebut.
Militer Turki memang tengah menjadi incaran "pembersihan" oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan menyusul kudeta militer 15 Juli lalu yang gagal di Istanbul dan Ankara.
Pembersihan di kemiliteran Turki, yang merupakan angkatan bersenjata terbesar kedua NATO dan calon anggota Uni Eropa, menyebabkan ribuan tentara dipecat, termasuk 40 persen jenderal.
Total ada 16 ribu orang yang resmi ditahan karena terlibat kudeta. Lebih dari 26 ribu lainnya sempat ditangkap dan diinterogasi, yang tidak terbukti terlibat dibebaskan.
Permohonan suaka dari tentara Turki di markas NATO diperkirakan akan semakin membuat hubungan dengan AS tegang. Sebelumnya Turki mendesak AS mendeportasi Fethullah Gulen, tokoh agama yang diduga dalang kudeta militer.
Credit CNN Indonesia
Bom Udara Generasi Baru Rusia Diproduksi Massal
MOSKOW - Bom udara generasi baru Rusia telah memasuki tahap produksi massal. Rahasia bom udara generasi baru Rusia ini terletak pada sekring elektronik.
Pengembangnya, Techmash (bagian integral dari Rostech), telah berhasil menguji coba sekring nonkontak baru untuk bom udara ini.
”Lembaga kami sedang mempersiapkan produksi massal peralatan. Kami percaya bom udara generasi baru akan memasuki layanan (militer) dalam waktu terdekat,” kata CEO Techmash, Sergey Rusakov, kepada wartawan.
Techmash mengklaim amunisi baru ini akan lebih efektif secara siginifikan daripada amunisi udara yang ada saat ini.
”Bila menggunakan sekring kontak, sebagian besar energi ledakan yang terbuang berdampak pada tanah, membentuk kawah, sehingga mengurangi radius kerusakan dan mengurangi efektivitas amunisi,” bunyi pernyataan Techmash, seperti dikutip Russia Today, semalam (9/8/2016).
Sekring baru membuat bom meledak dengan waktu yang tepat untuk mendapatkan efek maksimum dari kekuatan dan serangan elemen peledak.
Techmash yang dibentuk pada tahun 2011 adalah produsen amunisi terbesar Rusia. Perusahaan ini memproduksi artileri berpresisi tinggi dan proyektil tank, sistem roket, rudal udara terarah, dan amunisi udara lainnya serta bahan peledak untuk industri.
Credit Sindonews
Turki Ditingalkan Barat, Erdogan Puji Rusia
ST PETERSBURG - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan kepada media Prancis, Le Monde,
bahwa dia merasa Turki ditinggalkan sekutu Barat-nya, Amerika Serikat
(AS) dan Uni Eropa yang tak peka pada situasi politik di Ankara setelah
upaya kudeta. Sebaliknya, Erdogan memuji Rusia yang justru simpatik pada
Turki.
Komentar Erdogan itu muncul sehari sebelum dia bertemua Presiden Putin di Saint Petersburg, Rusia hari Selasa.
”Seluruh dunia bereaksi terhadap serangan terhadap Charlie Hebdo. Perdana Menteri kami bergabung berunjuk rasa di jalan-jalan Paris,” kata Erdogan, mencontohkan simpati Turki atas serangan teror di Prancis pada Januari 2015.
”Saya akan berharap bahwa para pemimpin dunia Barat akan bereaksi (terkait upaya kudeta) dengan cara yang sama dan tidak puas diri dengan beberapa klise,” sindir Erdogan.
Presiden Turki ini kesal pada sekutu Barat-nya yang terus mengecam “pembersihan” di Turki terhadap semua pihak yang terlibat upaya kudeta pada 15 Juli 2016 lalu.
Erdogan lantas memuji Presiden Rusia Vladimir yang meneleponnya untuk menyampaikan belasungkawa. Dia senang bahwa Putin tidak seperti Barat yang mengkritiknya atas “pembersihan” baik di korps militer maupun sipil yang terkait upaya kudeta.
”Padahal semua orang Eropa bertanya; mengapa begitu banyak tentara ditahan, mengapa begitu banyak PNS dipecat?,” kata Erdogan.
”Dunia Barat mencoba untuk mengecualikan Rusia; kami tidak. Kami memiliki insiden pesawat Rusia (pesawat Rusia ditembak jatuh oleh dua pesawat Turki di perbatasan Turki-Suriah pada 24 November 2015), tapi kunjungan 9 Agustus ini telah direncanakan jauh sebelum upaya kudeta. Pertemuan ini akan menandai langkah baru dalam hubungan antara kedua negara,” kata Erdogan, seperti dikutip dari EurActiv, Rabu (10/8/2016).
Credit Sindonews
Komentar Erdogan itu muncul sehari sebelum dia bertemua Presiden Putin di Saint Petersburg, Rusia hari Selasa.
”Seluruh dunia bereaksi terhadap serangan terhadap Charlie Hebdo. Perdana Menteri kami bergabung berunjuk rasa di jalan-jalan Paris,” kata Erdogan, mencontohkan simpati Turki atas serangan teror di Prancis pada Januari 2015.
”Saya akan berharap bahwa para pemimpin dunia Barat akan bereaksi (terkait upaya kudeta) dengan cara yang sama dan tidak puas diri dengan beberapa klise,” sindir Erdogan.
Presiden Turki ini kesal pada sekutu Barat-nya yang terus mengecam “pembersihan” di Turki terhadap semua pihak yang terlibat upaya kudeta pada 15 Juli 2016 lalu.
Erdogan lantas memuji Presiden Rusia Vladimir yang meneleponnya untuk menyampaikan belasungkawa. Dia senang bahwa Putin tidak seperti Barat yang mengkritiknya atas “pembersihan” baik di korps militer maupun sipil yang terkait upaya kudeta.
”Padahal semua orang Eropa bertanya; mengapa begitu banyak tentara ditahan, mengapa begitu banyak PNS dipecat?,” kata Erdogan.
”Dunia Barat mencoba untuk mengecualikan Rusia; kami tidak. Kami memiliki insiden pesawat Rusia (pesawat Rusia ditembak jatuh oleh dua pesawat Turki di perbatasan Turki-Suriah pada 24 November 2015), tapi kunjungan 9 Agustus ini telah direncanakan jauh sebelum upaya kudeta. Pertemuan ini akan menandai langkah baru dalam hubungan antara kedua negara,” kata Erdogan, seperti dikutip dari EurActiv, Rabu (10/8/2016).
Credit Sindonews
Vietnam Dilaporkan Telah Pasang Peluncur Rudal di Laut China Selatan
BBC/UNCLOS/GOOGLE MAP Peta wilayah sengketa di Laut China Selatan.
HONGKONG, CB –
Vietnam dilaporkan telah mengambil tindakan diam-diam, yakni memasang
sejumlah peluncur rudal atau peluru kendali di wilayah sengketa Laut
China Selatan (LCS).
Hal itu disampaikan oleh sumber dari negara Barat, seperti dilaporkan oleh kantor berita Reuters pada Rabu (10/8/2016).
Para diplomat dan pejabat militer mengaku memiliki informasi intelejen, yang menunjukkan bahwa Hanoi menempatkan beberapa peluncur rudal ke lima pangkalan di sekitar kepulauan Spratly dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut sumber, seperti dilaporkan Reuters, peluncur itu tidak terlihat dari pemantauan udara dan belum dipersenjatai.
Hanya saja butuh waktu sekitar dua hingga tiga hari untuk membuat peluncur rudal tersebut bisa menembakkan peluru kendali.
Beberapa pengamat militer menduga peluncur rudal baru milik Vietnam adalah bagian dari sistem artileri canggih bernama EXTRA yang baru-baru ini dibeli dari Israel.
Peluru EXTRA dikenal akurat sampai jarat 150 km dengan hulu ledak seberat 150 kg. Peluru ini bisa menyasar kapal maupun target darat.
Instalasi militer dan ladasan udara sepanjang 3.000 m milik China di Suby, Fiery Cross, dan Mischief Reef masih berada dalam jarak sasar EXTRA.
Peluncur peluru kendali tersebut punya kemampuan menyerang sarana militer dan landasan pesawat, yang tengah dibangun China di kawasan sengketa yang sama.
Kementerian Luar Negeri Vietnam menyebut laporan ini tidak cermat, tanpa menjelaskan lebih jauh.
Wakil Menteri Pertahanan Vietnam Letnan Jenderal Nguyen Chi Vinh saat berada di Sungapura, Juni lalu, mengatakan, Hanoi tidak mempunyai peluncur maupun senjata lain di Kepulauan Spratly.
Vietnam tidak melakukan itu, kata Nguyen, meski negaranya mempunyai hak melakukannya.
"Adalah bagian dari hak pertahanan diri untuk menempatkan senjata kami di wilayah manapun yang merupakan milik kami," kata dia.
Langkah Vietnam itu ditujukan sebagai penyeimbang tindakan agresif China yang sudah sejak lama mereklamasi tujuh pulau di kepulauan Spratly sekaligus berbagai instalasi militer di atasnya.
Vietnam khawatir tidak mempunyai pertahanan yang cukup.
Sejumlah analis militer mengatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan pertahanan Vietnam yang paling besar terkait sengketa wilayah Laut China Selatan.
Hanoi ingin menempatkan peluncur tersebut di tengah naiknya
ketegangan menjelang pembacaan keputusan pengadilan arbitrase
internasional di Den Haag atas sengketa wilayah antara Filipina dengan
China.
Pada Juli lalu, Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) di Den Haag, Belanda, telah memutuskan bahwa China tidak mempunyai hak atas untuk mengklaim seluruh wilayah perairan Laut China Selatan.
Keputusan PCA itu ditolak mentah-mentah oleh Beijing, namun disambut oleh Filipina dan negara lain yang bersengketa di kawasan, termasuk Vietnam. Barat dan AS mendukung PCA.
Kementerian Pertahanan China mengatakan, militer terus memantau situasi di laut dan udara sekitar kepulauan Spratly.
“Kami berharap semua negara bergabung dengan China untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di Laut China Selatan," kata Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan tertulis untuk Reuters.
Amerika Serikat juga mengaku memantau keadaan. Washington terus mendesak agar semua pihak yang bersengketa di LCS untuk menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi.
“Kami mendesak mereka untuk mengintensifkan upaya perdamaian dan solusi diplomatik untuk persoalan ini," kata Kementrian Luar Negeri AS.
Carl Thayer, pakar militer Vietnam di Akademi Pertahanan Australia, mengatakan, penempatan peluncur peluru kendali itu menunjukkan keseriusan tekad Vietnam menghalangi China.
"Landasan pacu China dan instalasi militer di Spratly merupakan tantangan langsung ke Vietnam, khususnya di perairan selatan dan udara," katanya.
Apa yang dilakukan Vietnam itu, kata Thayer, menunjukkan kesiapan dan keseriusan mereka menanggapi China.
"China tidak mungkin untuk melihat ini sebagai murni defensif, dan itu bisa menandai tahap baru militerisasi Spratly," kata dia.
Hal itu disampaikan oleh sumber dari negara Barat, seperti dilaporkan oleh kantor berita Reuters pada Rabu (10/8/2016).
Para diplomat dan pejabat militer mengaku memiliki informasi intelejen, yang menunjukkan bahwa Hanoi menempatkan beberapa peluncur rudal ke lima pangkalan di sekitar kepulauan Spratly dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut sumber, seperti dilaporkan Reuters, peluncur itu tidak terlihat dari pemantauan udara dan belum dipersenjatai.
Hanya saja butuh waktu sekitar dua hingga tiga hari untuk membuat peluncur rudal tersebut bisa menembakkan peluru kendali.
Beberapa pengamat militer menduga peluncur rudal baru milik Vietnam adalah bagian dari sistem artileri canggih bernama EXTRA yang baru-baru ini dibeli dari Israel.
Peluru EXTRA dikenal akurat sampai jarat 150 km dengan hulu ledak seberat 150 kg. Peluru ini bisa menyasar kapal maupun target darat.
Instalasi militer dan ladasan udara sepanjang 3.000 m milik China di Suby, Fiery Cross, dan Mischief Reef masih berada dalam jarak sasar EXTRA.
Peluncur peluru kendali tersebut punya kemampuan menyerang sarana militer dan landasan pesawat, yang tengah dibangun China di kawasan sengketa yang sama.
Kementerian Luar Negeri Vietnam menyebut laporan ini tidak cermat, tanpa menjelaskan lebih jauh.
Wakil Menteri Pertahanan Vietnam Letnan Jenderal Nguyen Chi Vinh saat berada di Sungapura, Juni lalu, mengatakan, Hanoi tidak mempunyai peluncur maupun senjata lain di Kepulauan Spratly.
Vietnam tidak melakukan itu, kata Nguyen, meski negaranya mempunyai hak melakukannya.
"Adalah bagian dari hak pertahanan diri untuk menempatkan senjata kami di wilayah manapun yang merupakan milik kami," kata dia.
Langkah Vietnam itu ditujukan sebagai penyeimbang tindakan agresif China yang sudah sejak lama mereklamasi tujuh pulau di kepulauan Spratly sekaligus berbagai instalasi militer di atasnya.
Vietnam khawatir tidak mempunyai pertahanan yang cukup.
Sejumlah analis militer mengatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan pertahanan Vietnam yang paling besar terkait sengketa wilayah Laut China Selatan.
AP
Kapal patroli Vietnam (kiri) terlibat tembak menembak meriam air dengan
kapal China di perairan sengketa Laut China Selatan, Senin (12/5/2013).
Pada Juli lalu, Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) di Den Haag, Belanda, telah memutuskan bahwa China tidak mempunyai hak atas untuk mengklaim seluruh wilayah perairan Laut China Selatan.
Keputusan PCA itu ditolak mentah-mentah oleh Beijing, namun disambut oleh Filipina dan negara lain yang bersengketa di kawasan, termasuk Vietnam. Barat dan AS mendukung PCA.
Kementerian Pertahanan China mengatakan, militer terus memantau situasi di laut dan udara sekitar kepulauan Spratly.
“Kami berharap semua negara bergabung dengan China untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di Laut China Selatan," kata Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan tertulis untuk Reuters.
Amerika Serikat juga mengaku memantau keadaan. Washington terus mendesak agar semua pihak yang bersengketa di LCS untuk menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi.
“Kami mendesak mereka untuk mengintensifkan upaya perdamaian dan solusi diplomatik untuk persoalan ini," kata Kementrian Luar Negeri AS.
Carl Thayer, pakar militer Vietnam di Akademi Pertahanan Australia, mengatakan, penempatan peluncur peluru kendali itu menunjukkan keseriusan tekad Vietnam menghalangi China.
"Landasan pacu China dan instalasi militer di Spratly merupakan tantangan langsung ke Vietnam, khususnya di perairan selatan dan udara," katanya.
Apa yang dilakukan Vietnam itu, kata Thayer, menunjukkan kesiapan dan keseriusan mereka menanggapi China.
"China tidak mungkin untuk melihat ini sebagai murni defensif, dan itu bisa menandai tahap baru militerisasi Spratly," kata dia.
Credit KOMPAS.com
Pasukan Khusus Inggris Terekam Kamera Sedang Bertempur di Suriah
BBC/Independent
Dalam foto ini terlihat pasukan khusus dengan kendaraan patrolinya
berada di dekat kota Al-Tanf tak jauh dari perbatasan Suriah dengan Irak
dan Jordania.
DAMASKUS, CB - Serangkaian foto yang menampilkan aksi pasukan khusus Inggris memerangi ISIS di Suriah muncul di dunia maya.
Serangkaian foto yang diperoleh BBC itu memperlihatkan sekitar 12 orang personel pasukan komando Inggris mengendarai dua mobil patroli.
Mereka dipersenjatai senapan sniper, misil anti-tank dan persenjataan artileri.
Pasukan khusus Inggris ini terekam kamera saat berada di dekat Al-Tanf, lokasi pasukan Inggris membantu Tentara Suriah Baru (NSA).
Di tempat ini pasukan Inggris dan NSA mencoba memukul mundur pasukan ISIS dari sebuah lokasi strategis di dekat perbatasan dengan Irak dan Jordania.
Pasukan NSA dikabarkan telah berulang kali menyerang pasukan ISIS dengan menggunakan bom mobil dan menyergap mereka dalam pertempuran untuk mengendalikan sebuah pos perbatasan dan pangkalan udara Al-Hamdan.
Pasukan khusus Inggris ini terlihat bersama NSA pada Juni lalu, tak lama setelah serangan ISIS menewaskan sembilan anggota pasukan pemberontak Suriah.
Tak seperti pasukan reguler, izin parlemen tak dibutuhkan untuk mengerahkan pasukan khusus untuk menggelar operasi rahasia di Suriah.
Pemerintah Inggris sejauh ini tak pernah mengakui adanya operasi-operasi militer rahasia di Suriah.
NSA juga merupakan bagian dari pemberontak Suriah yang mendapatkan pelatihan dan persenjataan dari Pentagon, selain bantuan serangan udara dari koalisi pimpinan AS.
Pasukan NSA yang memerangi rezim Bashar al-Assad beranggotakan warga lokal Suriah dan diyakini beberapa anggotanya adalah mantan personel pasukan elite Suriah.
Selain membantu NSA, Inggris juga diketahui membantu pasukan Kurdi Suriah yang saat ini tengah berupaya mengusir ISIS dari kota Manbij.
Serangkaian foto yang diperoleh BBC itu memperlihatkan sekitar 12 orang personel pasukan komando Inggris mengendarai dua mobil patroli.
Mereka dipersenjatai senapan sniper, misil anti-tank dan persenjataan artileri.
Pasukan khusus Inggris ini terekam kamera saat berada di dekat Al-Tanf, lokasi pasukan Inggris membantu Tentara Suriah Baru (NSA).
Di tempat ini pasukan Inggris dan NSA mencoba memukul mundur pasukan ISIS dari sebuah lokasi strategis di dekat perbatasan dengan Irak dan Jordania.
Pasukan NSA dikabarkan telah berulang kali menyerang pasukan ISIS dengan menggunakan bom mobil dan menyergap mereka dalam pertempuran untuk mengendalikan sebuah pos perbatasan dan pangkalan udara Al-Hamdan.
Pasukan khusus Inggris ini terlihat bersama NSA pada Juni lalu, tak lama setelah serangan ISIS menewaskan sembilan anggota pasukan pemberontak Suriah.
Tak seperti pasukan reguler, izin parlemen tak dibutuhkan untuk mengerahkan pasukan khusus untuk menggelar operasi rahasia di Suriah.
Pemerintah Inggris sejauh ini tak pernah mengakui adanya operasi-operasi militer rahasia di Suriah.
NSA juga merupakan bagian dari pemberontak Suriah yang mendapatkan pelatihan dan persenjataan dari Pentagon, selain bantuan serangan udara dari koalisi pimpinan AS.
Pasukan NSA yang memerangi rezim Bashar al-Assad beranggotakan warga lokal Suriah dan diyakini beberapa anggotanya adalah mantan personel pasukan elite Suriah.
Selain membantu NSA, Inggris juga diketahui membantu pasukan Kurdi Suriah yang saat ini tengah berupaya mengusir ISIS dari kota Manbij.
Credit KOMPAS.com
Selasa, 09 Agustus 2016
Ini PT Barata, BUMN 'Mati Suri' yang Dilimpahkan ke Silmy Karim
Foto: Michael Agustinus
Barata merupakan BUMN yang memiliki lini bisnis di bidang foundry/pengecoran, manufaktur, dan Engineering Procurement and Construction (EPC) berbasis manufaktur.
Perusahaan yang berdiri tahun 1971 dan bermarkas di Gresik Jawa Timur ini memiliki kemampuan membuat komponen dan mesin di sektor migas, pabrik gula, perkeretaapian, alat berat, industri semen, konstruksi baja, kelapa sawit, pembangkit listrik sampai peralatan kebandarudaraan.
BUMN yang sempat 'mati suri' ini sebetulnya memiliki pengalaman mumpuni yakni terlibat dalam proyek pembangunan Terminal Transit Utama Tuban milik Pertamina, proyek Spherical Tank Balongan, pembangunan Pabrik Kelapa Sawit milik PT Mitra Ogan, pembangunan Pabrik Sagu di Sorong Selatan Papua, PLTMH Walessi Kapasitas 500 Kw, kemudian Rubber Tyred Gantry Crane Kapasitas 40 Ton x 3 Unit Pelindo II.
Dikutip dari laporan keuangan perseroan. Barata Indonesia pada tahun 2014 memiliki kinerja negatif yakni rugi Rp 96,5 miliar, kemudian membaik di 2015 menjadi Rp 12,5 miliar atau naik 212,99%.
Pada tahun 2014, perseroan memiliki aset Rp 860,2 miliar dan mencatatkan penjualan Rp 568,5 miliar. Aset Barata naik 52,85% menjadi Rp 1,31 triliun di 2015, sedangkan penjualan menjadi Rp 650,2 miliar.
Silmy mengaku memperoleh misi dari Kementerian BUMN untuk membangkitkan Barata Indonesia sebagai 'raksasa' di bidang industri manufaktur, apalagi Barata akan didorong terlibat dalam proses alih teknologi dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"(Tugas saya) Tentunya membuat lebih maju heavy industry di Indonesia. Barata ini kan lama tidur, 2 tahun terakhir mulai dibenahi, pemerintah berharap Barata bisa menjadi terdepan untuk industri berat," kata Silmy saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (8/8/2016).
Credit detikfinance
Ini Rencana Silmy Karim Hidupkan BUMN yang 'Mati Suri' Ini
Foto: Michael Agustinus
Silmy mengungkapkan, salah satu yang akan didorongnya adalah produksi mesin-mesin untuk mendukung sektor logistik nasional, misalnya crane, mengingat banyaknya pelabuhan-pelabuhan yang baru dibangun dan diperluas oleh pemerintahan Jokowi-JK.
"Sepintas saya sudah lihat apa yang mau kita dorong di samping bisnis yang eksisting. Ada engineering, tapi ke depan saya lihat Indonesia sedang memperkuat logistik, ada banyak pelabuhan, saya lihat di situ butuh crane untuk bongkar muat, itu kan kita masih impor," kata Silmy saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (8/8/2016).
Silmy juga ingin mendorong Barata untuk memproduksi alat-alat pertanian. Seperti diketahui, saat ini pemerintah juga sedang berupaya mencapai swasembada pangan.
"Kemudian alat-alat pertanian, saya lihat ada berbagai macam ide. Akan saya pelajari kemampuan dan kapasitas internal kalau memang mumpuni akan saya dorong di situ," tuturnya.
Selain itu, dirinya juga ingin Barata dapat mendukung pembangunan infrastruktur di dalam negeri.
"Ada untuk infrastruktur yang kita kolaborasi dengan BUMN-BUMN infrastruktur seperti jembatan konstruksi besi di mana Barata bisa berpartisipasi," ucap Silmy.
Adanya program 35.000 MW tentu meningkatkan kebutuhan akan komponen untuk pembangkit listrik. Barata diharapkan dapat memproduksinya.
"Saya tentunya akan mendukung program BUMN kaitannya dengan kelistrikan, di mana kita bisa mengoptimalkan peran Barata dalam membangun atau merawat pembangkit listrik," tukasnya.
Adapun bisnis eksisting PT Barata yang akan terus digenjot oleh Silmy adalah revitalisasi mesin-mesin pabrik gula di dalam negeri agar impor gula dapat ditekan.
"Yang sedang dikerjakan saat ini salah satunya revitalisasi mesin pabrik-pabrik gula di Indonesia. Salah satu peran Barata yang eksisting di situ," dia menjelaskan.
Silmy berjanji akan menjalankan tugas baru ini dengan sebaik-baiknya, harus ada capaian positif yang dapat disumbangkan baik untuk Barata maupun untuk negara.
"Yang pasti akan ada yang menarik untuk Indonesia, selalu memberikan nilai tambah dimana pun. Jadi di mana pun saya berada harus memberikan nilai tambah untuk perusahaan dan untuk negara," tutupnya.
Credit detikfinance
Terancam Diklaim China, Bagaimana Pengembangan Ladang Gas East Natuna?
Foto: Dok. Kemenko Maritim
Blok East Natuna masuk dalam 9 garis batas di Laut Cina Selatan yang diklaim China sebagai wilayahnya. Maka blok ini harus segera dikembangkan untuk menegaskan kedaulatan Indonesia di perairan Natuna.
Kepada Arcandra, kedua perusahaan tersebut melaporkan, mereka sedang melakukan studi bersama untuk menyusun skema terbaik pengembangan Blok East Natuna.
"Soal Natuna, kemarin waktu one on one dengan Pak Menteri, tim Pertamina dan Exxon laporan progress. Mereka sedang joint study," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, saat berdiskusi dengan media di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Konsorsium yang dipimpin Pertamina sebenarnya sudah punya skenario untuk membuat pengembangan gas di East Natuna menjadi ekonomis, sudah pernah diajukan ke pemerintah pada 2011. Namun, skenario tersebut perlu direvisi karena banyaknya perubahan situasi, misalnya harga minyak yang sekarang sedang rendah.
Pengembangan Blok East Natuna memiliki tingkat kesulitan tinggi karena letaknya di laut dalam dan gasnya punya kandungan karbondioksida (CO2) sampai 72%. Maka butuh biaya investasi yang tinggi sekali, perlu insentif supaya mencapai skala keekonomian.
Wiratmaja mengatakan, pemerintah siap membuat kebijakan-kebijakan untuk mempercepat pengembangan Blok East Natuna. Konsorsium yang dipimpin Pertamina diminta secepatnya menyelesaikan kajian.
"Studinya tadinya ditargetkan selesai pertengahan 2018, kita minta minta dipercepat jadi akhir 2017. Nanti baru akan kelihatan butuh tambahan insentif apa saja. Banyak yang harus diupdate lagi," papar Wiratmaja.
Pihaknya ingin kontrak bagi hasil (Profit Sharing Contract/PSC) untuk Blok East Natuna bisa segera dibuat. Rencananya produksi minyak akan didahulukan karena lebih mudah. "Kalau bisa PSC dipercepat. Yang diproduksi dulu di struktur AP, jumlah produksi minyaknya 7.000 sampai 15.000 barel per hari," cetusnya.
Bila memungkinkan, pengembangan Blok East Natuna akan dilakukan bersamaan dengan pengembangan Blok Tuna yang juga terletak di perairan Natuna bagian timur. Tujuannya supaya lebih efisien, fasilitas yang ada bisa dipakai bersama. "Kalau terintegrasi jadi lebih ekonomis," tutupnya.
Credit detikfinance
NU, Campa, Para Wali di Jawa, dan Manipulasi Sejarah Keruntuhan Majapahit
NU, Campa, Para Wali di Jawa, dan Manipulasi Sejarah Keruntuhan Majapahit
Oleh: Prodf DR Abdul Hadi WM (Guru Besar Universitas Paramadina)
Kesultanan Samudra Pasai (1270-1516 M) adalah kerajaan Islam besar pertama di Nusantara yang secara resmi memutuskan madzab Sunnah wal Jamaah sebagai madzab resmi kerajaan.
Kota mutakhir di Indonesia yang menyebut dirinya sebagai kota Ahlul Sunnah wal Jamaah adalah Sumenep di ujung timur pulau Madura. Alangkah jauh jarak antara Pasai dan Sumenep.
Orang-orang Aswaja di Jawa Timur, termasuk NU yang mengaku representasi dari Ahlul Sunnah wal Jamaah, banyak yang tak tahu hubungan Islam yang berkembang di Jawa Timur dan Islam yang telah pesat berkembang di Samudra Pasai pada abad ke-13 M. Mereka juga diajari agar tidak kenal bahwa legenda putri Campa (Cempo yang dikenal luas masyarakat Jawa Timur) ada hubungan dengan kisah kecantikan putri-putri Jeumpa Aceh (Pasai) yang pada abad ke-14 M banyak memikat bangsawan Majapahit termasuk raja-raja mereka.
Ahli sejarah di Jawa dan Belanda mengecoh kita dengan senantiasa menyebut bahwa Campa di Kamboja, bukan di Aceh. Mereka lupa bahwa sejarah kedatangan dan penyebaran Islam di Jawa dimulai di kota-kota pesisir seperti Surabaya, Gresik, Tuban, dan Sedayu. Kota-kota itu terletak berhadapan dengan Selat Madura.
Oleh: Prodf DR Abdul Hadi WM (Guru Besar Universitas Paramadina)
Kesultanan Samudra Pasai (1270-1516 M) adalah kerajaan Islam besar pertama di Nusantara yang secara resmi memutuskan madzab Sunnah wal Jamaah sebagai madzab resmi kerajaan.
Kota mutakhir di Indonesia yang menyebut dirinya sebagai kota Ahlul Sunnah wal Jamaah adalah Sumenep di ujung timur pulau Madura. Alangkah jauh jarak antara Pasai dan Sumenep.
Orang-orang Aswaja di Jawa Timur, termasuk NU yang mengaku representasi dari Ahlul Sunnah wal Jamaah, banyak yang tak tahu hubungan Islam yang berkembang di Jawa Timur dan Islam yang telah pesat berkembang di Samudra Pasai pada abad ke-13 M. Mereka juga diajari agar tidak kenal bahwa legenda putri Campa (Cempo yang dikenal luas masyarakat Jawa Timur) ada hubungan dengan kisah kecantikan putri-putri Jeumpa Aceh (Pasai) yang pada abad ke-14 M banyak memikat bangsawan Majapahit termasuk raja-raja mereka.
Ahli sejarah di Jawa dan Belanda mengecoh kita dengan senantiasa menyebut bahwa Campa di Kamboja, bukan di Aceh. Mereka lupa bahwa sejarah kedatangan dan penyebaran Islam di Jawa dimulai di kota-kota pesisir seperti Surabaya, Gresik, Tuban, dan Sedayu. Kota-kota itu terletak berhadapan dengan Selat Madura.
Kekerabatan Para Wali dengan Keluarga Istana Samudra Pasai
Dalam Hikayat Raja-raja Pasai dan Hikayat Banjar, dipaparkan bahwa sekitar tahun 1365 M, setelah pasukan Majapahit menaklukkan Sriwijaya di Palembang, kemudian menaklukkan kesultanan Samudra Pasai. Banyak tawanan perang dibawa oleh tentara Gajah Mada ke Jawa Timur.Mereka terdiri dari putra-putri keraton Pasai, bangsawan, ulama, pedagang, mantan jendral, tabib, dan lain sebagainya. Mereka diberi tempat di Ampel Denta, Surabaya.
Lambat atau cepat komunitas Muslim bertambah besar jumlahnya. Arus pelayaran dan perdagangan dari Aceh ke Jawa Timur dan sebaliknya semakin ramai. Islam berkembang dengan pesat. Puluhan wali penyebar Islam lahir di kota-kota pesisir Jawa Timur.
Bukan hanya di Gresik, Tuban, Surabaya dan Sedayu, tetapi juga di Lamongan, Demak, Pati, Rembang, Madura dan lain-lain. Bahkan sampai ke pedalaman seperti Kediri, Jombang dan Madiun.
Wali-wali awal di pulau Jawa seperti Maulana Malik Ibrahim malah berkerabat dengan Ratu Nahrisyah dari Pasai. Sunan Giri dan Sunan Ampel belajar agama di Samudra Pasai. Raja-raja Majapahit kawin dengan putri Pasai dan Islam pun merembes ke lingkungan istana Majapahit.
Manipulasi Sejarah Keruntuhan Majapahit
Abad ke-15 M Majapahit mengalami kemunduran di bidang ekonomi dan politik. Eksistensinya tertolong oleh kota-kota pesisir yang dipenuhi para pedagang dan pengusaha Muslim. Raja Majapahit terakhir Prabu Brawijaya diceritakan mempunyai banyak isteri. Di antaranya Putri Campa dan Putri Cina.Yang terakhir ini berasal dari Palembang dan dari hasil perkawinannya dengan putri Cina Muslim lahir anak yang kelak dikenal sebagai Raden Patah dan menjadi raja pertama kesultanan Demak. Adanya hubungan dengan Cina itu misalnya terlihat pada jejak hadiah dari Kaisar Ming untuk sultan Pasai awal abad ke-15 M yang dikenal dengan sebutan Lonceng Cakradonya.
Lonceng tersebut dibawa oleh Laksamana Cheng Ho dalam pelayaran ekspedisinya yang pertama ke Nusantara. Sekarang lonceng ini dipajang di depan kantor gubernur Aceh. Dan harap diketahui pula bahwa Daud Beureuh juga seorang keturunan Tionghoa Muslim. Kerajaan Pasai ini berdiri dua puluh tahun sebelum berdirinya kerajaan Hindu Majapahit dan bersamaan dengan kemunduran Sriwijaya.
Jadi, yang menyebabkan kerajaan Majapahit runtuh bukan Islam, tetapi pembrontakan di dalam lingkungan kerajaan itu sendiri. Sriwijaya juga tidak hancur disebabkan serangan kerajaan Islam. Kerajaan Buddhis itu jatuh justru oleh serangan kerajaan Hindu Majapahit.
Credit Republika.co.id
Di Balik Membaiknya Hubungan Turki dan Rusia
Seperti dilansir Hurriyetdaily News, sebelumnya, kedua negara mengalami hubungan yang tidak baik setelah Turki menembak jatuh jet tempur Rusia di perbatasan Turki-Suriah pada 2015 lalu. Namun hubungan keduanya mencair baru baru ini. Turki mengajukan permohonan maaf pada Rusia.
Pertemuan ini juga bertepatan dengan nilai ekspor Turki ke Rusia yang turun 59,9 persen dan jumlah wisatawan Rusia turun 87,3 persen dalam enam bulan pertama. Oleh karena itu, topik utama yang akan dibahas pada pertemuan hari ini adalah perdagangan, pariwisata dan energi.
Menurut Wakil Presiden Rusia Arkady Dvorkovish yang bertemu Wakil Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek baru-baru ini, proyek 'Turkish Stream' tentang mengangkut gas alam dari Rusia ke Turki akan segera dilanjutkan. Sudah rahasia umum bahwa Rusia ingin menggantikan Ukraina dalam mengekspor gas alam ke Eropa. Maka proyek ini pun mempersatukan ambisi kedua negara tersebut.
Proyek Turkish Stream merupakan pekerjaan yang sudah diinisiasi sejak 2014. Namun, proyek terhenti karena insiden penembakan jet tempur Rusia pada November 2015 lalu.
Analis yang mengepalai Asosiasi Ekonomi Energi Internasional (IAEE), Profesor Gurkan Kumbaroglu menyatakan pada kantor berita Rusia Sputnik, bahwa semua pihak, baik Turki, Rusia, serta Eropa akan mendapat keuntungan dari proyek ini.
"Proyek Turkish Stream sangat penting bagi Eropa. Meskipun beberapa negara di Uni Eropa sangat menentang proyek tersebut," katanya pada Sputnik, Senin (8/8). Ia juga menambahkan bahwa Komisi Eropa tidak akan mendukung proyek itu.
Tapi menurut Kumbaroglu hal itu bukanlah masalah, hubungan bilateral antara Turki dan Rusia tidak perlu disetujui oleh Uni Eropa karena Turki bukan anggota blok tersebut.
Di sisi lain, proyek kedua negara yang terhenti yakni Pembangkit Nuklir Mersin Akkuyu. Proyek ini ditangguhkan setelah pesawat Rusia ditembak jatuh. Dengan membaiknya hubungan kedua negara, proyek ini diharapkan akan kembali berjalan.
Dari sisi politik, membaiknya hubungan Turki dan Rusia terjadi di tengah berita kudeta. Kudeta gagal yang terjadi di Turki membuat hubungan Ankara dan negara Barat, terutama AS memburuk. Turki telah meminta AS mengekstradisi Fethullah Gulen, namun Paman Sam masih bergeming. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam, hubungan Turki dengan AS akan memburuk jika Gulen tak diesktradisi.
Credit REPUBLIKA.CO.ID
Cina Bangun Hanggar di Laut Cina Selatan
Gambar yang diambil pada akhir Juli lalu menunjukkan hanggar dibangun di Fiery Cross, Subi dan Mischief Reefs di Kepulauan Spartly. Hanggar memiliki ruang bagi setiap jet tempur Cina.
"Kecuali adanya kunjungan singkat dari pesawat transportasi militer ke Fiery Cross pada awal tahun ini, tak ada bukti Beijing telah mengerahkan pesawat militernya ke pos-pos tersebut. Tapi pembangunan cepat hanggar di ketiga fitur menunjukkan mungkin ada perubahan," kata CSIS dalam sebuah laporan.
Direktur CSIS Asia Maritime Transparency Initiative Gregory Poling mengatakan, hanggar menunjukkan tanda-tanda penguatan struktural. Menurut Poling hanggar-hanggar ini jauh lebih kuat dari pada yang dibangun untuk tujuan sipil. "Mereka diperkuat untuk melakukan serangan," ujarnya.
CSIS menambahkan Cina nampaknya menambah fasilitas lain termasuk menara dan struktur heksagonal juga telah dibangun di pulau dalam beberapa bulan terakhir.
Gambar satelit ini muncul sebulan setelah pengadilan internasional di Den Haag menolak klaim Cina atas sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan. Keputusan tersebut dengan tegas ditolak oleh Beijing.
AS telah mendesak Cina dan pengklaim lainnya untuk tak memiliteriasai kepemilikan mereka di Laut Cina Selatan. Namun CIna berulangkali menyangkal hal itu dan mengkritik patroli serta latihan AS memicu ketegangan.
Credit REPUBLIKA.CO.ID
Foto Dugaan Militerisasi Laut Cina Selatan Dirilis
CB, NEW YORK -- Sebuah citra satelit terbaru
memperkuat tuduhan Cina sedang memiliterisasi Kepulauan Spratly, Laut
Cina Selatan. New York Times pada Senin (8/8) melaporkan Cina membangun hanggar pesawat di kepulauan sengketa tersebut.
Tidak ada pesawat militer yang terlihat dalam foto yang bertanda diambil pada Juli tersebut. New York Times mengutip pernyataan analis yang mengatakan hanggar itu cukup untuk menyimpan jet tempur pasukan Angkatan Udara Cina.
Foto-foto terbaru ini dirilis lembaga riset yang berbasis di Washington, Center for Strategic and International Studies (CSIS). Tampak hanggar dibangun di Fiery Cross, Subi dan Mischief Reef. Karena diambil pada Juli, maka pembangunan ini dilakukan setelah pengadilan arbitrase mengeluarkan putusan melawan Cina.
CSIS juga menyebut semua hanggar tampak dibangun dengan struktur untuk memperkuat. "Mereka jauh lebih tebal dari hanggar yang biasanya dibuat untuk tujuan sipil," kata Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS, Gregory Poling pada Times.
Ia menambahkan hanggar itu diperkuat untuk membuat serangan. AS telah mendesak Cina dan negara klaiman lain tidak memiliterisasi kawasan Laut Cina Selatan. Cina terus menyangkal tuduhan tersebut dan menyebut pembangunan di sana untuk kepentingan pertahanan diri dan sipil.
Tidak ada pesawat militer yang terlihat dalam foto yang bertanda diambil pada Juli tersebut. New York Times mengutip pernyataan analis yang mengatakan hanggar itu cukup untuk menyimpan jet tempur pasukan Angkatan Udara Cina.
Foto-foto terbaru ini dirilis lembaga riset yang berbasis di Washington, Center for Strategic and International Studies (CSIS). Tampak hanggar dibangun di Fiery Cross, Subi dan Mischief Reef. Karena diambil pada Juli, maka pembangunan ini dilakukan setelah pengadilan arbitrase mengeluarkan putusan melawan Cina.
CSIS juga menyebut semua hanggar tampak dibangun dengan struktur untuk memperkuat. "Mereka jauh lebih tebal dari hanggar yang biasanya dibuat untuk tujuan sipil," kata Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS, Gregory Poling pada Times.
Ia menambahkan hanggar itu diperkuat untuk membuat serangan. AS telah mendesak Cina dan negara klaiman lain tidak memiliterisasi kawasan Laut Cina Selatan. Cina terus menyangkal tuduhan tersebut dan menyebut pembangunan di sana untuk kepentingan pertahanan diri dan sipil.
Credit REPUBLIKA.CO.ID
Inilah 5 Drone Siluman Masa Depan
Pesawat
tempur tanpa awak atau Unmanned Combat Air Vehicle (UCAV) merupakan
salah satu alat perang masa depan. UCAV medium-altitude long-endurance
(MALE) dirancang dengan teknologi siluman, sehingga dapat atau sulit
dideteksi radar dan dapat membawa bom atau rudal. Amerika Serikat,
Rusia, Inggris, dan Prancis, merupakan negara-negara yang telah
mengembangkan drone ini dan saat ini sedang melakukan uji coba. India,
Tiongkok, dan Israel, diberitalkan sedang merancang drone siluman,
menyusul ke empat negara itu. chinanews.com
Northrop
Grumman mengembangkan Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV) X-47B yang
berbasis di kapal induk. Drone siluman ini telah diuji coba lepas landas
dan mendarat di kapal induk, pada 2013, dan pengisian bahan bakar di
udara, pada 2015. Pesawat tempur tanpa awak ini terbang dengan kecepatan
subsonik, menjelajah hingga 3.889 km, dan mampu terbang pada ketinggian
12 km. X-47B dirancang untuk misi pengawasan, mata-mata, dan tempur.
Dijadwalkan X-47B akan memperkuat Angkatan Laut Amerika Serikat, pada
awal 2020. U.S. Navy/Erik Hildebrandt/wikipedia.org
nEURON,
merupakan pesawat tempur tanpa awak buatan Dassault Aviation. Prancis,
Yunani, Italia, Spanyol, Swedia, dan Swiss, bersama-sama mengembangkan
drone siluman ini. nEURON merupakan program masa depan enam negara
tersebut. Drone masa depan ini pertama kali terbang, pada 2011, dan
masih terus menjalani uji coba. Drone yang termasuk MALE
(medium-altitude long-endurance) mampu terbang hingga ketinggian 14 km
dengan kecepatan subsonik, 980 km/jam. youtube.com
Pesawat
tempur tanpa awak X-45 dikembangkan oleh Boeing. Perusahaan terkenal
dari Amerika Serikat ini membuat varian X-45A, X-45B/C, X-45N, dan
Phantom Ray. X-45A pertama kali terbang, pada 2002, terbang uji coba
ke-50 dilakukan, pada 2005. X-45B/C berukuran lebih besar, X-45N dibuat
untuk angkatan laut. Varian Phantom Ray berbasis X-45C, dirancang untuk
beroperasi di atas kapal induk, menjalankan misi pengintaian dan tempur.
Drone X-45 terbang dengan kecepatan subsonik 919 km/jam, kemampuan
jelajah 2.405 km, dan ketinggian terbang maksimum 13 km. wikipedia.org
Inggris
tidak bergabung dengan negara Eropa lain yang mengembangkan nEURON.
Negara ini memutuskan membuat sendiri UCAV dan mempercayakan BAE Systems
Military Air & Information untuk membuat drone siluman, yang
kemudian dikenal sebagai Taranis. UCAV Taranis pertama kali terbang pada
2013. BAE terus melakukan uji coba Taranis, dan diharapkan masuk
pelayanan angkatan bersenjata Inggris, pada 2030. Taranis dirancang
untuk menjalani misi pengintaian dan tempur. Drone ini yang dapat
membawa bom dipandu pada ruang senjatanya dan terbang dengan kecepatan
subsonik. baesystems.com
Mikoyan,
Produsen alat pertahanan terkenal asal Rusia, mengembangkan kosep
pesawat tempur tanpa awak atau Unmanned Combat Air Vehicle (UCAV) MiG
Skat untuk Kementerian Pertahanan Rusia. Minkoyan sempat membuat 17
model pesawat tempur tanpa awak MiG Skat, sampat suatu saat direktur
jendral Mikoyan mengatakan bahwa proyek UCAV MiG Skat dihentikan.
Program pembuatan UCAV Rusia kemudian diserahkan kepada Sukhoi yang
bekerja sama dengan Mikoyan, yang telah berpengalaman dalam
mengembangkan MiG Skat. MiG Skat dapat membawa rudal udara ke permukaan
Kh-31 atau AS-17Krypton. Skat mampu mampu membawa persenjataan sampai
seberat dua ton. pikabu.ru
Credit Tempo.co
Mengenal Exocet, Rudal Pembunuh Kapal
Rudal
Exocet merupakan salah satu rudal anti kapal yang terkenal di dunia.
Exocet, yang berari Ikan Terbang, dikembangkan oleh Aerospatiale
(sekarang bagian dari MBDA), pada dasawarsa 1970-an, dan mulai
memperkuat angkatan laut Prancis, pada 1979. Exocet MM38 merupakan
varian pertama yang diproduksi dan varian terakhir adalah rudal
permukaan ke permukaan Exocet MM40 Blok 3. Aerospatiale juga membuat
Exocet yang diluncurkan dari kapal selam (varian SM39), dari pesawat
(AM39), dari helikopter (AM38), dan dari truk peluncur (MM40).
mbda-systems.com
Pesawat
tempur Argentina, Super Etendard dengan rudal Exocetnya telah membuka
mata dunia tentang dasyatnya rudal buatan Prancis itu. Exocet yang
diluncurkan dari pesawat buatan Prancis itu berhasil menenggelamkan
kapal perusak Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Sheffield, dalam
Perang Falkland, pada 4 mei 1982. Exocet juga menenggelamkan kapal
tanker bertonase besar, 14.950 ton, Atlantic Conveyor, pada 25 Mei 1982,
dan menyebabkan kerusakan berat, karena tidak meledak, pada kapal
perusak, HMS Glamorgan, pada 12 Juni 1982. Rudal Exocet yang dilepaskan
pesawat Mirage F1 Irak, saat perang Irak-Iran, membuat kerusakan berat
dan menewaskan 37 awak kapal perang Amerika Serikat USS Stark, 17 Mei
1987. airforceworld.com
Rudal
Exocet mampu menjangkau target sejauh 40-180 km dengan kecepatan 0,8
mach atau 988 km/jam. Exocet akan terbang rendah, 1 hingga 2 meter di
atas permukaan laut (sea skimming), pada jarak 6 km dari target,
sehingga sulit dicegah dengan rudal pertahanan udara. Rudal ini
panjangnya 4,7 m, diameter 0,35 m, rentang sayap 1-1,1 m, berat 670 kg,
dan membawa hulu ledak 165 kg. Exocet dapat ditembakkan dari pada kapal
perang ukuran kecil, seperti light frigate atau korvet. Tercatat 4.000
rudal Exocet telah diproduksi dan digunakan oleh banyak negara, karena
keampuhannya dan tidak mahal. Indonesia termasuk salah satu negara yang
menggunakan rudal Exocet. mbda-systems.com
Aerospatiale
juga memproduksi rudal Exocet yang diluncurkan dari kapal selam, yaitu
varian Exocet SM39. Saat diluncurkan dari kapal selam, Exocet berada
dalam kapsul kedap air. Kapsul akan jatuh pada saat rudal keluar dari
dalam laut, dan motor rudal akan bekerja. Kapal selam kelas Rubis,
Scorpene, Le Triomphant, Barracuda, Amethyste, dan Agosta, dapat
dipersenjatai dengan rudal Exocet SM39 yang ditembakkan melalui tabung
peluncur torpedo. meretmarine.com
Aerospatiale
terus mengembangkan rudal Exocet permukaan ke permukaan (seri MM).
Hingga saat ini, sudah dua varian yang dibuat, yaitu MM38 dan MM40.
Varian MM40 sudah dikembangkan menjadi tiga blok yang berbeda. Rudal
Exocet MM40 Blok3, varian tercanggih saat ini, diluncurkan dari peluncur
di kapal perang dan peluncur darat atau berbasis truk. MM40 Blok3
menggunakan mesin turbojet dan dapat menghancurkan target sejauh 180
km, di laut maupun di darat. Rudal ini mulai masuk dalam pelayanan
angkatan bersenjata Prancis, pada 2008. mbda-systems.com
Aerospatiale,
yang kini menjadi bagian MBDA, juga pernah membuat prototipe rudal
Exocet AM38 yang dapat diluncurkan dari helikopter.Exocet AM38 hanya
sampai tahap uji coba saja, tidak diproduksi. Perusahaan ini kemudian
mengembangkan Exocet AM39, yang dapat diluncurkan dari pesawat tempur,
pesawat patroli laut, dan helikopter. Exocet AM39 menggunakan teknologi
"tembak dan lupakan" dan menghantam target dengan presisi. Perang
Falkland dan perang Irak-Iran telah membuktikan kehebatan Exocet AM39.
Saat ini Exocet AM39 digunakan Angkatan Laut Prancis dan 11 negara
lainnya. mbda-systems.com
Credit Tempo.co
Jepang Siap Merespon Keberadaan Ratusan Kapal China di LCT
TOKYO
- Pasca keputusan pengadilan Arbitrase Internasional terkait sengketa
Laut China Selatan, ketegangan antara Jepang dan China terkait wilayah
sengketa lainnya di Laut China Timur (LCT) meningkat secara dramatis.
Baik China dan Jepang terlibat perseteruan terkait hak atas kepulauan
Senkaku atau Diaoyudao dan perairan sekitarnya.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menuding Beijing telah melakukan 14 pelanggaran selama satu pekan terakhir terhadap wilayah kedaulatan Tokyo di kepulauan Senkaku. Tokyo pun bersumpah akan bertindak tegas namun tetap tenang terhadap China.
Suga mengatakan bahwa penjaga pantai Jepang akan bekerjasama dengan lembaga nasional lainnya untuk menanggapi perkembangan di Laut China Timur. Menteri Pertahanan Jepang, Tomomi Inada, juga menambahkan bahwa serangan udara di atas kapal China akan dilakukan seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (9/8/2016).
Sebelumnya pada Minggu lalu badan Administrasi Laut Negara China (SOA) melaporkan dua kapal penjaga pantai Jepang melakukan razia di dekat kepulauan Diaoyudao, nama China untuk kepulauan Senkaku. Sehari sebelumnya, sekitar 230 kapal nelayan China terlihat di daerah yang sama dan menimbulkan respon yang tajam dari Tokyo.
Menurut pemerintah Jepang, 14 kapal China telah berlayar ke perairan dekat Senkaku sejak Jumat, dan 12 tetap berada di sana pada hari Senin. Selain itu, Jepang menemukan radar permukaan Cina pada platform pengeboran gas di perbatasan tenggara dari wilayah tersebut, yang dikatakan dirancang untuk mendeteksi kapal.
Insiden ini pun memincu ketegangan diplomatik kedua negara. Kementerian luar negeri (Kemlu) Jepang memanggil diplomat China pada hari Sabtu dan menyebut insiden yang menimbulkan ketegangan itu tidak bisa diterima. Pada hari yang sama, juru bicara Kemlu China Hua Chunying merespon dengan mengklaim Beijing memiliki kedaulatan atas pulau-pulau dan perairan di sekitarnya.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menuding Beijing telah melakukan 14 pelanggaran selama satu pekan terakhir terhadap wilayah kedaulatan Tokyo di kepulauan Senkaku. Tokyo pun bersumpah akan bertindak tegas namun tetap tenang terhadap China.
Suga mengatakan bahwa penjaga pantai Jepang akan bekerjasama dengan lembaga nasional lainnya untuk menanggapi perkembangan di Laut China Timur. Menteri Pertahanan Jepang, Tomomi Inada, juga menambahkan bahwa serangan udara di atas kapal China akan dilakukan seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (9/8/2016).
Sebelumnya pada Minggu lalu badan Administrasi Laut Negara China (SOA) melaporkan dua kapal penjaga pantai Jepang melakukan razia di dekat kepulauan Diaoyudao, nama China untuk kepulauan Senkaku. Sehari sebelumnya, sekitar 230 kapal nelayan China terlihat di daerah yang sama dan menimbulkan respon yang tajam dari Tokyo.
Menurut pemerintah Jepang, 14 kapal China telah berlayar ke perairan dekat Senkaku sejak Jumat, dan 12 tetap berada di sana pada hari Senin. Selain itu, Jepang menemukan radar permukaan Cina pada platform pengeboran gas di perbatasan tenggara dari wilayah tersebut, yang dikatakan dirancang untuk mendeteksi kapal.
Insiden ini pun memincu ketegangan diplomatik kedua negara. Kementerian luar negeri (Kemlu) Jepang memanggil diplomat China pada hari Sabtu dan menyebut insiden yang menimbulkan ketegangan itu tidak bisa diterima. Pada hari yang sama, juru bicara Kemlu China Hua Chunying merespon dengan mengklaim Beijing memiliki kedaulatan atas pulau-pulau dan perairan di sekitarnya.
Credit Sindonews
Jenderal NATO: Pemimpin Barat Lambat Ambil Keputusan Lawan Rusia
BRUSSELS
- Jenderal senior NATO, Denis Mercier, mengatakan bahwa para pemimpin
Barat terlalu lambat dalam membuat keputusan untuk melawan Rusia.
Mercier merupakan Kepala Komando Sekutu untuk Transformasi (ACT), salah
satu dari dua posisi militer di NATO.
Keluhan jenderal NATO ini muncul setelah Moskow ditawari untuk kembali ke meja perundingan sebagai upaya untuk meredakan ketegangan.
”Ini salah satu pelajaran dari Ukraina,” kata Jenderal Mercier kepada Financial Times. ”Tanggap cepat bergantung pada dua poin. Di sisi militer itu bergantung pada kemampuan untuk beroperasi dengan sangat cepat. Tetapi (di sisi lain) juga bergantung pada respon dalam keputusan politik,” lanjut dia, yang dikutip Senin (8/8/2016).
Dia mengeluh karena kepala negara-negara NATO gagal untuk bertindak secepat pasukan militer. ”Kita dapat memiliki kekuatan siap untuk disebarkan dalam 24 jam, tetapi mereka hanya akan melakukannya jika (Dewan Atlantik Utara) memberi mereka perintah,” ujarnya.
Dewan Atlantik Utara (NAC) adalah badan politik NATO yang bertugas membuat keputusan tentang pengerahan pasukan, dan setiap usulan harus diambil dengan suara bulat.
Hubungan antara Rusia dan NATO telah memanas reunifikasi Crimea dengan Rusia dan pecahnya krisis Ukraina pada tahun 2014. Meskipun Rusia berulang kali membantah terlibat dalam konflik di Ukraina Timur, NATO tetap menumpuk kekuatan militer besar-besaran di Eropa Timur.
Jenderal Mercier juga mengeluh pada kinerja pemimpin negara-negara NATO yang lambat merepons intelijen.
”Pada bulan Februari, menteri-menteri pertahanan NATO disajikan dengan skenario hipotetis insiden di Lithuania, termasuk serangan cyber pada infrastruktur kunci oleh Rusia dari pelabuhan Klaipeda, dan kerusuhan yang dipentaskan oleh agen-agen yang terkait dengan Moskow,” katanya.
Dengan data itu, pengambil keputusan politik negara-negara NATO tidak bertindak, sehingga militer NATO tidak bisa berbuat banyak untuk melawan Rusia.
Credit Sindonews
Keluhan jenderal NATO ini muncul setelah Moskow ditawari untuk kembali ke meja perundingan sebagai upaya untuk meredakan ketegangan.
”Ini salah satu pelajaran dari Ukraina,” kata Jenderal Mercier kepada Financial Times. ”Tanggap cepat bergantung pada dua poin. Di sisi militer itu bergantung pada kemampuan untuk beroperasi dengan sangat cepat. Tetapi (di sisi lain) juga bergantung pada respon dalam keputusan politik,” lanjut dia, yang dikutip Senin (8/8/2016).
Dia mengeluh karena kepala negara-negara NATO gagal untuk bertindak secepat pasukan militer. ”Kita dapat memiliki kekuatan siap untuk disebarkan dalam 24 jam, tetapi mereka hanya akan melakukannya jika (Dewan Atlantik Utara) memberi mereka perintah,” ujarnya.
Dewan Atlantik Utara (NAC) adalah badan politik NATO yang bertugas membuat keputusan tentang pengerahan pasukan, dan setiap usulan harus diambil dengan suara bulat.
Hubungan antara Rusia dan NATO telah memanas reunifikasi Crimea dengan Rusia dan pecahnya krisis Ukraina pada tahun 2014. Meskipun Rusia berulang kali membantah terlibat dalam konflik di Ukraina Timur, NATO tetap menumpuk kekuatan militer besar-besaran di Eropa Timur.
Jenderal Mercier juga mengeluh pada kinerja pemimpin negara-negara NATO yang lambat merepons intelijen.
”Pada bulan Februari, menteri-menteri pertahanan NATO disajikan dengan skenario hipotetis insiden di Lithuania, termasuk serangan cyber pada infrastruktur kunci oleh Rusia dari pelabuhan Klaipeda, dan kerusuhan yang dipentaskan oleh agen-agen yang terkait dengan Moskow,” katanya.
Dengan data itu, pengambil keputusan politik negara-negara NATO tidak bertindak, sehingga militer NATO tidak bisa berbuat banyak untuk melawan Rusia.
Credit Sindonews
Rudal THAAD Bakal Disebar, China Punya Alasan Musuhi AS
AUSTIN
- Rencana penyebaran sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense
(THAAD) oleh Washington di Korea Selatan (Korsel) membuat China memiliki
alasan untuk menjadikan AS sebagai musuh. Hal itu disampaikan pakar
pertahanan AS di kelompok think-tank Cato Istitute, Ted Carpenter, Senin (8/8/2016).
Carpenter mengatakan, langkah AS menyebar sistem rudal THAAD memiliki konsekuensi luas terhadap keamanan Asia. Tindakan AS, kata dia, bukan langkah konstruktif bagi perdamaian di Asia.
”Korsel dan AS harus menyadari bahwa keputusan ini dapat memiliki dampak yang tidak menguntungkan keamanan dan perdamaian secara keseluruhan di Asia Timur,” ujar Carpenter dalam sebuah wawancara dengan Xinhua.
Pada bulan Juli lalu, Seoul dan Washington mengumumkan perjanjian untuk menginstal satu baterai THAAD di Korsel pada akhir tahun depan. Penempatan sistem rudal THAAD itu diklaim untuk mencegah rudal balistik Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) atau Korea Utara.
China dan Rusia telah menyatakan perlawanan yang kuat atas rencana penyebaran THAAD AS di Semenanjung Korea, karena sistem rudal itu jauh melebihi kebutuhan pertahanan yang sebenarnya untuk Korsel. Sistem rudal itu, dianggap China dan Rusia sebagai ancaman strategis bagi mereka.
Carpenter mengatakan, meskipun penyebaran sistem THAAD terutama ditujukan untuk menghalangi DPRK dan perilakunya yang tidak bertanggung jawab, namun strategi AS ini tetap memiliki efek yang bisa membuat China jera.
”China memiliki setiap alasan untuk menganggapnya sebagai tindakan bermusuhan. Ini bukan sesuatu yang akan meningkatkan hubungan bilateral antara AS dan China,” ujarnya.
Ahli pertahanan AS melanjutkan bahwa China jauh hari sudah curiga bahwa sistem rudal THAAD bukan hanya untuk membuat jera Korut tapi juga diarahkan pada China.
”AS dapat menawarkan jaminan bahwa itu tidak (diarahkan pada China). Tapi sekali lagi, jaminan hanya diketahui ketika ada fakta di lapangan,” katanya.
Credit Sindonews
Credit Sindonews
Carpenter mengatakan, langkah AS menyebar sistem rudal THAAD memiliki konsekuensi luas terhadap keamanan Asia. Tindakan AS, kata dia, bukan langkah konstruktif bagi perdamaian di Asia.
”Korsel dan AS harus menyadari bahwa keputusan ini dapat memiliki dampak yang tidak menguntungkan keamanan dan perdamaian secara keseluruhan di Asia Timur,” ujar Carpenter dalam sebuah wawancara dengan Xinhua.
Pada bulan Juli lalu, Seoul dan Washington mengumumkan perjanjian untuk menginstal satu baterai THAAD di Korsel pada akhir tahun depan. Penempatan sistem rudal THAAD itu diklaim untuk mencegah rudal balistik Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) atau Korea Utara.
China dan Rusia telah menyatakan perlawanan yang kuat atas rencana penyebaran THAAD AS di Semenanjung Korea, karena sistem rudal itu jauh melebihi kebutuhan pertahanan yang sebenarnya untuk Korsel. Sistem rudal itu, dianggap China dan Rusia sebagai ancaman strategis bagi mereka.
Carpenter mengatakan, meskipun penyebaran sistem THAAD terutama ditujukan untuk menghalangi DPRK dan perilakunya yang tidak bertanggung jawab, namun strategi AS ini tetap memiliki efek yang bisa membuat China jera.
”China memiliki setiap alasan untuk menganggapnya sebagai tindakan bermusuhan. Ini bukan sesuatu yang akan meningkatkan hubungan bilateral antara AS dan China,” ujarnya.
Ahli pertahanan AS melanjutkan bahwa China jauh hari sudah curiga bahwa sistem rudal THAAD bukan hanya untuk membuat jera Korut tapi juga diarahkan pada China.
”AS dapat menawarkan jaminan bahwa itu tidak (diarahkan pada China). Tapi sekali lagi, jaminan hanya diketahui ketika ada fakta di lapangan,” katanya.
Credit Sindonews
Sebar THAAD di Korsel, China-Rusia Bakal Bikin AS Menyesal
MOSKOW
- Media China, Daily People menyatakan, keputusan Amerika Serikat (AS)
menyebarkan sistem anti rudal balistik THAAD di Korea Selatan (Korsel)
telah membuat maraha China dan Rusia. AS sengaja merusak stabilitas di
Asia Timur Laut dan di seluruh dunia.
Dalam editorialnya, media milik Patai Komunis China ini memperingatkan bahwa China dan Rusia akan dipaksa untuk mengambil tindakan tak terduga namun dibenarkan yang tidak bisa ditanggulangi oleh AS dan Korsel. "Tindakan ini ditujukan untuk melindungi kepentingan keamanan China dan Rusia dan menjaga keseimbangan strategis global dalam hubungan internasional," tulis media itu seperti dikutip dari Sputnik, Senin (8/8/2016).
Menurut media itu, Beijing menganggap stabilitas Semenanjung Korea benar-benar penting untuk keamanan Asia Timur Laut. Beijing telah melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk mencegah memburuknya situasi keamanan, termasuk melalui inisiatif untuk denuklirisasi dan membantu normalisasi hubungan antara pihak yang bertikai.
"Namun, AS dan sekutunya masih terobsesi dengan mentalitas usang untuk mendapatkan keunggulan fisik dan psikologis untuk meningkatkan kehadiran militer mereka dengan menyebarkan THAAD menjadikannya sebagai tindakan berisiko lain yang dihasilkan oleh mentalitas seperti itu," tulis Daily People. Washington, sambung Daily People, menjadi sangat egois melalui gerakan mengejar keamanan mutlak yang berdampak bagi negara lain.
China dan Rusia, kata harian itu, tidak ingin melihat Asia Timur Laut terjebak dalam Perang Dingin lain atau perlombaan senjata. Namun hubungan internasional membutuhkan upaya semua pihak yang bersangkutan. "Oleh karena itu, jika AS dan Korsel bersikap kaku dalam rencana penyebaran THAAD meskipun telah mendapatkan peringatan dari China dan Rusia, mereka harus membayar harga yang disebabkan oleh perbuatan lancang mereka," demikian tulis Daily People.
Dalam editorialnya, media milik Patai Komunis China ini memperingatkan bahwa China dan Rusia akan dipaksa untuk mengambil tindakan tak terduga namun dibenarkan yang tidak bisa ditanggulangi oleh AS dan Korsel. "Tindakan ini ditujukan untuk melindungi kepentingan keamanan China dan Rusia dan menjaga keseimbangan strategis global dalam hubungan internasional," tulis media itu seperti dikutip dari Sputnik, Senin (8/8/2016).
Menurut media itu, Beijing menganggap stabilitas Semenanjung Korea benar-benar penting untuk keamanan Asia Timur Laut. Beijing telah melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk mencegah memburuknya situasi keamanan, termasuk melalui inisiatif untuk denuklirisasi dan membantu normalisasi hubungan antara pihak yang bertikai.
"Namun, AS dan sekutunya masih terobsesi dengan mentalitas usang untuk mendapatkan keunggulan fisik dan psikologis untuk meningkatkan kehadiran militer mereka dengan menyebarkan THAAD menjadikannya sebagai tindakan berisiko lain yang dihasilkan oleh mentalitas seperti itu," tulis Daily People. Washington, sambung Daily People, menjadi sangat egois melalui gerakan mengejar keamanan mutlak yang berdampak bagi negara lain.
China dan Rusia, kata harian itu, tidak ingin melihat Asia Timur Laut terjebak dalam Perang Dingin lain atau perlombaan senjata. Namun hubungan internasional membutuhkan upaya semua pihak yang bersangkutan. "Oleh karena itu, jika AS dan Korsel bersikap kaku dalam rencana penyebaran THAAD meskipun telah mendapatkan peringatan dari China dan Rusia, mereka harus membayar harga yang disebabkan oleh perbuatan lancang mereka," demikian tulis Daily People.
Credit Sindonews
Perang Suriah sudah tewaskan 290.000 orang lebih
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa 292.817 orang tewas sejak konflik mulai meletus pada Maret 2011 hingga akhir Juli tahun ini dan di antaranya ada 84.472 warga sipil, termasuk 14.711 anak-anak dan 9.520 perempuan.
Jumlah korban jiwa tersebut menunjukkan peningkatan 10.000 orang lebih sejak Observatorium menyampaikan perhitungan terakhirnya pada 26 Mei.
Observatorium juga mencatat kematian 50.548 pemberontak nonekstremis dan milisi Kurdi serta 49.547 militan ekstremis, termasuk warga non-Suriah, selama perang.
Total 104.656 pejuang prorezim tewas, di antara mereka ada 57.909 tentara dan 1.306 militan dari gerakan Syiah Lebanon Hizbullah, yang bertempur atas nama Damaskus.
Observatorium mengatakan bahwa 3.594 dari korban tewas tidak diketahui identitasnya.
Observatorium yang berbasis di Inggris itu bergantung pada jaringan sumber di Suriah untuk menghimpun informasi mengenai konflik tersebut.
Mereka juga memperkirakan bahwa ada ribuan lebih orang yang hilang atau menghilang dari pusat-pusat penahanan yang dijalankan oleh beragam kelompok bersenjata, demikian menurut warta kantor berita AFP.
Credit ANTARA News
Langganan:
Postingan (Atom)