Jumat, 08 Februari 2019

Utusan AS ke Korut Persiapkan Pertemuan Trump-Kim Jong-un


Utusan AS ke Korut Persiapkan Pertemuan Trump-Kim Jong-un
Ilustrasi. (Reuters/Jonathan Ernst)



Jakarta, CB -- Utusan Amerika Serikat untuk Korea Utara, Stephen Biegun, dikabarkan tengah berada di Pyongyang untuk menyelesaikan sejumlah detail krusial menjelang pertemuan kedua antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un akhir bulan ini di Vietnam.

Beigun dikabarkan tiba di Pyongyang sejak Selasa (5/2), tak lama setelah Trump mengumumkan dirinya akan bertemu Kim pada 27-28 Februari mendatang, dalam pidato kenegaraannya.

Perjalanan Beigun tidak dipublikasikan sebelumnya. Di Pyongyang, dia dikabarkan bertemu Kim Hyok Chol, utusan Korut untuk AS.



Saat berpidato di Stanford University pekan lalu, Beigun menjelaskan kunjungannya ke Pyongyang dilakukan guna mengejar "rencana konkret untuk memajukan semua elemen" yang disepakati Kim dan Trump dalam KTT perdana di Singapura pada Juni tahun lalu.


Dia mengatakan pertemuannya di Pyongyang akan berfokus menemukan konsesi yang dapat diterima masing-masing pihak, serta "peta jalan menuju negosiasi dan deklarasi berdasarkan pemahaman bersama" demi hasil yang benar-benar diinginkan.

Beigun mengatakan Trump saat ini menginginkan kemajuan signifikan dan dapat diverifikasi terkait progres denuklirisasi.



"Tetapi, badan-badan intelijen AS baru-baru ini memperingatkan bahwa Korea Utara tidak mungkin sepenuhnya menyerahkan senjata nuklir dan produksinya," ucap Beigun.

Salah satu ganjalan dalam proses denuklirisasi selama ini adalah perbedaan pemahaman antara AS dan Korut soal definisi perlucutan senjata nuklir.

AS ingin terus menekan Korut dengan sanksi sampai negara terisolasi itu mau sepenuhnya melucuti senjata nuklir.

Sementara itu, Korut ingin AS mencabut sanksi-sanksi itu ketika mereka melucuti senjata nuklir secara bertahap.

Beigun mengatakan dirinya akan mendiskusikan jalan keluar terkait kebuntuan tersebut selama berada di Pyongyang. Dia juga mengisyaratkan pemerintahan AS mulai lunak dengan memungkinkan kesepakatan dengan Korut soal denuklirisasi.

Beigun mengatakan "AS siap mengambil langkah secara simultan dan paralel" dengan Korut ketika proses denuklirisasi berlangsung.





Credit  cnnindonesia.com