Jumat, 25 Januari 2019

Turki: AS Terlalu Sering Campuri Urusan Dalam Negeri Venezuela


Turki: AS Terlalu Sering Campuri Urusan Dalam Negeri Venezuela
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan, Amerika Serikat (AS) telah berulang kali mengganggu politik dalam negeri Venezuela. Foto/Reuters

ANKARA - Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan, Amerika Serikat (AS) telah berulang kali mengganggu politik dalam negeri Venezuela. Turki, bersama dengan Rusia adalah negara-negara yang mendukung pemerintahan Nicolas Maduro.

"AS dan beberapa negara Amerika Latin telah berulang kali campur tangan dalam urusan internal Venezuela," kata Cavusoglu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Andolu Agency pada Kamis (24/1).

Cavusoglu kemudian mengatakan, "sangat aneh" bahwa pemimpin Majelis Nasional Venezuela, Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara, meskipun negara tersebut memiliki presiden terpilih.

Sementara itu, sebelumnya diwartakan Maduro mengatakan Venezuela memutuskan semua hubungan diplomatik dengan AS, mengusir para diplomat Washington dan memberi mereka waktu 72 jam bagi mereka untuk keluar dari Venezuela.

Langkah itu diambil Maduro setelah pemerintahan Presiden AS, Donald Trump mengakui Guaido sebagai presiden interim negara itu. Pengakuan Trump itu membuat ketegangan kedua negara memanas. Maduro mengatakan bahwa AS membuat "kesalahan besar" dengan mengakui Guaido sebagai presiden interim.


Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan Washington tidak percaya Nicolas Maduro memiliki wewenang hukum untuk memutuskan hubungan diplomatik antara Venezuela dengan AS.

"AS tidak mengakui rezim Maduro sebagai pemerintah Venezuela. Karenanya AS tidak menganggap mantan presiden Nicolas Maduro memiliki wewenang hukum untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan ASt atau untuk menyatakan diplomat kami persona non grata," kata Pompeo.





Credit  sindonews.com