Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa sejauh yang dia ketahui, Iran dapat melakukan apa yang mereka inginkan di Suriah.
Trump membuat komentar tersebut selama percakapan dengan wartawan di akhir pertemuan kabinet di Gedung Putih pada hari Rabu waktu Washington. "Iran menarik orang keluar dari Suriah, tetapi mereka terus terang dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan di sana," kata Trump.
Trump juga menolak untuk secara langsung menjawab pertanyaan tentang timeline penarikan pasukan AS dari Suriah. Dia hanya mengatakan penarikan pasukan AS akan terjadi selama periode waktu.
"Saya tidak tahu, seseorang mengatakan empat bulan tetapi saya juga tidak mengatakannya," ujarnya, seperti dikutip Haaretz, Kamis (3/1/2019).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan dalam beberapa hari terakhir bahwa dia meminta Trump untuk memperpanjang proses penarikan pasukan Amerika dari nagara Republik Arab Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad.
Seorang pejabat administrasi Trump mengatakan kepada New York Timespada hari Senin bahwa Trump telah setuju untuk penarikan pasukan AS secara bertahap. Sikap Trump itu muncul setelah ada tekanan dari para pejabat militer dan politisi Amerika.
Para pejabat itu menambahkan bahwa Trump telah memberi kesempatan kepada militer AS selama empat bulan untuk menarik 2.000 tentara yang saat ini berada di Suriah.
"Kami ingin melindungi orang Kurdi, tetapi saya tidak ingin berada di Suriah selamanya. Itu pasir dan itu kematian," imbuh Trump.
Trump melanjutkan dengan mengatakan bahwa pemerintahannya tidak tertarik menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh Suriah.
"Kami tidak ingin Suriah. Obama menyerahkan Suriah tahun lalu ketika dia tidak melanggar garis merah. Saya lakukan ketika saya menembak 59 rudal, tetapi itu sudah lama sekali," ujarnya.
"Dan ketika Presiden Obama memutuskan untuk tidak melanggar pernyataannya yang tidak pernah melewati garis merah dan kemudian mereka (Suriah) melakukannya dan dia tidak melakukan apa-apa tentang hal itu," papar Trump.
Presiden AS itu juga membahas ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok Islamic State atau ISIS, yang dia klaim telah dikalahkan ketika dia mengumumkan keputusannya untuk menarik pasukan AS dari Suriah.
"Ketika kita membunuh ISIS, jika kita tidak—maka semua orang mengatakan mereka akan datang ke negara kita, ya itu mungkin benar dalam persentase yang sangat kecil tetapi Anda tahu ke mana mereka pergi? Ke Iran, yang membenci ISIS lebih dari kita. Mereka pergi ke Rusia, yang membenci ISIS lebih dari kita. Jadi kita membunuh dan kemudian saya membaca ketika kita menarik (pasukan), Rusia senang. Rusia tidak bahagia. Anda tahu mengapa mereka tidak bahagia? Karena mereka suka ketika kita membunuh ISIS karena kita membunuh mereka (ISIS) untuk mereka (Rusia). Dan kita membunuh mereka untuk Assad. Dan kita membunuh ISIS juga untuk Iran."
Sementara itu, politisi Republik, Ted Deutch, mengatakan bahwa Trump tidak memiliki pemahaman dasar tentang kebijakan luar negeri yang strategis. Menurutnya, hal itu sangat mengejutkan. "Iran melakukan 'apa yang mereka inginkan' di Suriah adalah ancaman bagi kepentingan AS dalam seluruh wilayah," katanya, mengacu pada komentar Trump.
Keputusan Trump untuk menarik pasukan AS dari Suriah telah dikritik habis-habisan oleh penasihat keamanan nasionalnya serta para anggota parlemen dari Partai Demokrat dan Republik. Beberapa di antaranya memintanya untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.
Keputusan Trump itu juga memicu Menteri Pertahanan James Norman Mattis mengundurkan diri. Selain itu, utusan AS untuk koalisi yang memerangi militan ISIS juga mengundurkan diri sebagai protes.
Credit Sindonews.com
https://international.sindonews.com/read/1367621/42/trump-iran-dapat-lakukan-apa-yang-mereka-inginkan-di-suriah-1546504892