CB, Washington –
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengutarakan niatnya beberapa
kali untuk menarik diri dari keanggotaan North Atlantic Treaty
Organization atau pakta pertahanan NATO.
Media CNBC melansir New York Times memberitakan Trump mengutarakan niatnya ini secara privat ke sejumlah penasehatnya pada 2018.
“Niat itu diutarakan pertama kali pada tahun lalu saat pemimpin AS ini mengatakan dia bisa meninggalkan blok pertahanan yang berisi 29 negara anggota tanpa persetujuan Kongres,” begitu dilansir CNBC pada Selasa, 15 Januari 2019.
Saat itu, Trump mendesak negara-negara anggota untuk meningkatkan anggaran untuk iuran keanggotaan NATO. Sejak itu, tokoh dari Partai Republik ini telah mundur dari rencananya keluar dari NATO.
Seusai pertemuan NATO yang berlangsung kacau pada Juli 2018, Trump mengklaim negara-negara anggota berkomitmen memenuhi permintaannya dan mengatakan penarikan diri AS dari pakta pertahanan itu tidak perlu dilakukan.
Mengenai rencana Trump itu, seorang pejabat Gedung Putih mengulangi pernyataan Presiden pada Juli 2018. Saat itu, Trump mengatakan komitmen Washington terhadap NATO sangat kuat dan aliansi itu sangat penting.
Ada analisis yang menyatakan pelemahan NATO justru menjadi tujuan geopolitik dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Sebelum membahas penarikan diri dari NATO, Trump telah diketahui kurang suka berpartisipasi di organisasi internasional. Ini misalnya, Trump menarik AS keluar dari kesepakatan Paris mengenai perubahan iklim. Trump juga menyatakan AS keluar dari perjanjian dagang Pasifik.
Menanggapi
rencana Trump ini, para politisi di Kongres AS bereaksi. Sekelompok
senator dari Partai Republik dan Demokrat merancang undang-undang untuk
mencegah Trump menarik AS keluar dari NATO tanpa persetujuan Senat. Media Axios melansir undang-undang serupa juga bakal dibuat di DPR AS.
Media CNBC melansir New York Times memberitakan Trump mengutarakan niatnya ini secara privat ke sejumlah penasehatnya pada 2018.
“Niat itu diutarakan pertama kali pada tahun lalu saat pemimpin AS ini mengatakan dia bisa meninggalkan blok pertahanan yang berisi 29 negara anggota tanpa persetujuan Kongres,” begitu dilansir CNBC pada Selasa, 15 Januari 2019.
Saat itu, Trump mendesak negara-negara anggota untuk meningkatkan anggaran untuk iuran keanggotaan NATO. Sejak itu, tokoh dari Partai Republik ini telah mundur dari rencananya keluar dari NATO.
Seusai pertemuan NATO yang berlangsung kacau pada Juli 2018, Trump mengklaim negara-negara anggota berkomitmen memenuhi permintaannya dan mengatakan penarikan diri AS dari pakta pertahanan itu tidak perlu dilakukan.
Mengenai rencana Trump itu, seorang pejabat Gedung Putih mengulangi pernyataan Presiden pada Juli 2018. Saat itu, Trump mengatakan komitmen Washington terhadap NATO sangat kuat dan aliansi itu sangat penting.
Ada analisis yang menyatakan pelemahan NATO justru menjadi tujuan geopolitik dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Sebelum membahas penarikan diri dari NATO, Trump telah diketahui kurang suka berpartisipasi di organisasi internasional. Ini misalnya, Trump menarik AS keluar dari kesepakatan Paris mengenai perubahan iklim. Trump juga menyatakan AS keluar dari perjanjian dagang Pasifik.
Credit tempo.co