Jumat, 18 Januari 2019

Amerika Jajaki Teknologi Laser Luar Angkasa Hadapi Rudal



Ilustrasi senjata laser luar angkasa. Youtube.com
Ilustrasi senjata laser luar angkasa. Youtube.com

CBWashington – Kajian Pentagon dalam dokumen Missile Defense Review Amerika Serikat menyoroti perlunya pengembangan kemampuan teknologi laser untuk pertahanan berbasis luar angkasa.

 
Teknologi pertahanan luar angkasa ini diperlukan untuk mengatasi serangan rudal balistik, yang dimiliki negara-negara seperti Korea Utara, Iran, Rusia dan Cina.
Menurut seorang pejabat senior pemerintahan, kajian ini mengenai teknologi sensor berbasis luar angkasa untuk mendeteksi serangan rudal jarak jauh sebelum diluncurkan musuh.
“Juga permintaan agar studi mengenai penggunaan senjata laser untuk melawan rudal balistik yang diluncurkan negara musuh,” begitu dilansir seorang pejabat senior AS seperti dilansir ABC News pada Kamis, 17 Januari 2019.

 
Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan kajian Missile Defense Review ini di Pentagon. Dalam pernyataannya, Trump mengatakan,”Tujuan kita sederhana: memastikan kita dapat mendeteksi dan menghancurkan setiap serangan rudal terhadap AS, dari manapun, dan kapanpun.”
Menurut pejabat senior AS tadi, kajian ini menyajikan informasi lengkap mengenai kemampuan pertahanan rudal, program dan postur,” kata pejabat ini. “Kajian ini menyajikan apa yang kita punya hari ini, apa perbaikan yang akan dilakukan, dan apa program generasi berikutnya untuk mendului ancaman.”

 
Salah satu poin kunci dalam pertahanan rudal AS adalah senjata berbasis luar angkasa. “Luar angkasa merupakan kunci untuk pertahanan rudal berikutnya,” kata dia.
Reuters melansir kajian Missile Defense Review merekomendasikan studi mengenai teknologi berbasis laser yang bisa digunakan untuk menembak jatuh rudal musuh.
Ini mengingatkan pada rencana pertahanan luar angkasa era Presiden Ronald Reagan pada 1980 yang dikenal sebagai “Star Wars Initiative”.

 
“AS sekarang menyesuaikan postur pertahanannya untuk menghadapi serangan rudal termasuk rudal jelajah dan hipersonik,” kata Trump.
Pengembangan sistem pertahanan ini melibatkan sejumlah perusahaan teknologi senjata yaitu Raytheon, Lockheed Martin, dan Boeing.
“Pemerintah berkomitmen untuk membuat program pertahanan rudal yang dapat menangkal serangan rudal terhadap setiap kota di AS. Kita tidak akan pernah menegosiasikan hak kita untuk melakukan ini,” kata Trump.
Seorang anggota DPR senior Rusia, Viktor Bondarev, seperti dilansir Interfax, mengatakan pengumuman Trump soal sistem pertahanan rudal baru ini meningkatkan ketegangan global.
AS bakal menambah jumlah rudal pencegat di Alaska dari 44 buah menjadi 64 buah.

 
Trump juga menyebut Iran sebagai negara di Timur Tengah dengan kemampuan rudal balistik terbesar di Timur Tengah.
“Keinginannya untuk memiliki rudal penangkis strategis terhadap AS bisa membawanya mengembangkan ICBM,” begitu bunyi kajian Missile Defense Review mengenai Iran. ICBM merupakan singkatan dari Intercontinental Ballistic Missile.





Credit  tempo.co