Perundingan Afghanistan dan AS seharusnya hanya berlangsung selama dua hari
CB,
DOHA -- Pembicaraan antara perwakilan Taliban dan utusan khusus
perdamaian Amerika Serikat (AS) Zalmay Khalilzad yang berlangsung di
Doha, Qatar, memasuki hari keempat pada Kamis (24/1). Kedua belah pihak
membahas tentang mekanisme gencatan senjata di Afghanistan.
"Mekanisme untuk gencatan senjata dan cara-cara untuk memasuki dialog
intra-Afghanistan adalah dua topik besar lainnya yang seharusnya
dibahas pada hari kamis," kata seorang pemimpin Taliban.
Perundingan
antara perwakilan Afghanistan dan AS seharusnya hanya berlangsung
selama dua hari, yakni hingga Selasa (22/1). Menurut dua pemimpin senior
Taliban, diperpanjangnya waktu perundingan karena pembicaraan
membuahkan hasil positif.
Anggota Dewan Perdamaian Tinggi
Afghanistan (AHPC) sebuah badan yang tak mewakili pemerintah namun
memantau upaya perdamaian berharap perundingan di Doha menghasilkan
kemajuan positif. "Ketika pembicaraan memakan waktu lama, itu berarti
diskusi dalam tahap sensitif dan penting, dan para peserta semakin dekat
dengan hasil positif," ujar juru bicara AHPC Sayed Ehsan Taheri.
Dia
juga berharap perundingan di Doha dapat mewujudkan perundingan damai
intra-Afghanistan. "Saya berharap pertemuan itu membuka jalan bagi
dialog intra-Afghanistan," ujar Taheri.
Taliban diketahui
masih enggan menjalin negosiasi dengan Pemerintah Afghanistan. Sebab
mereka menganggap pemerintah saat ini hanya boneka. AS telah dianggap
merupakan lawan mereka sebenarnya. Namun usaha untuk menyertakan
Pemerintah Afghanistan dalam perundingan damai terus dilakukan.
Konflik
antara Pemerintah Afghanistan dengan Taliban telah berlangsung selama
lebih dari 16 tahun. Peperangan telah menyebabkan ribuan warga sipil
tewas. Tahun lalu konflik telah membunuh atau melukai lebih dari 10 ribu
warga sipil.