Jumat, 25 Januari 2019

Ada Dua Presiden Venezuela, Menhan Dukung Maduro


Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, dan Menteri Pertahanan, Vladimir Padrino Lopez. Reuters
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, dan Menteri Pertahanan, Vladimir Padrino Lopez. Reuters

CBCaracas – Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino Lopez mengatakan angkatan bersenjata menolak orang yang mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai Presiden atau didukung oleh “kepentingan gelap”.


“Rasa putus asa dan sikap intoleran mengancam perdamaian bangsa. Tentara pembela Tanah Air tidak menerima seorang Presiden yang dipaksakan oleh bayangan kepentingan tidak jelas atau yang menyatakan dirinya sendiri di luar hukum. Angkatan Bersenjata Venezuela membela konstitusi kita dan merupakan penjamin kedaulatan nasional,” kata Padrino Lopez lewat akun Twitter @VladimirPadrino pada Kamis, 24 Januari 2019.

Pernyataan Padrino ini keluar beberapa jam setelah pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai Presiden interim Venezuela dan mengambil semua kekuasaan kepresidenan dari Presiden Nicolas Maduro.


Guaido mengatakan ini dihadapan ratusan ribu pendukung yang berunjuk rasa di Caracas, Venezuela, pada Rabu, 23 Januari 2019.
Padrino Lopez juga mencuit ulang cuitan dari akun Maduro yaitu @NicolasMaduro, yang berisi pesan kepada masyarakat untuk bersiaga dan memobilisasi untuk menjaga stabilitas Tanah Air. “Menolak kudeta dan intervensi. Venezuela menginginkan perdamaian,” cuit Maduro.


Akun Padrino Lopez juga mencuit ulang pernyataan dukungan kesetiaan dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara kepada Presiden Maduro.

Maduro juga menyerukan agar militer bersatu mendukungnya. “Mencoba memaksakan pemerintahan lewat jalur ekstra konstitusional, kami tidak bisa menerimanya,” kata Maduro yang baru saja dilantik pada 10 Januari 2019 untuk masa kepresidenan kedua selama enam tahun. "Kita akan mampu mengatasi ini. Kita akan menang."
Dalam orasinya di hadapan pendukung di Caracas, Guaido mengatakan Venezuela sekarang berada di dalam kekuasaan diktator. Dia mengucapkan terima kasih atas dukungan berbagai negara kepadanya.

Saat ini, Venezuela mengalami krisis ekonomi dengan sekitar 2.3 juta orang melarikan diri ke negara lain sejak 2015 menurut data PBB. IMF melansir inflasi bakal mencapai 10 juta persen pada 2019.





Credit  tempo.co