Rouhani juga meminta Trump tetap menjalankan kesepakatan penghentian program nuklir.
CB,
WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump menyatakan Iran akan menghadapi
masalah lebih besar bila berani memulai lagi program nuklirnya.
''Mereka akan menghadapi masalah lebih besar dari yang pernah mereka
hadapi,'' kata Trump di sela-sela pertemuan dengan Presiden Prancis
Emmanuel Macron di Gedung Putih, Selasa (24/4).
Trump
melihat, ketimbang melakukan rekonsiliasi seperti Eropa, AS lebih
memilih kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran. Bila direalisasikan,
hal itu akan mengganggu kesepakatan antara Iran dengan sejumlah negara
nampak kurang berhasil.
Di Washington, Presiden Prancis
Emmanuel Macron juga mencoba meyakinkan Trump tidak merusak perjanjian
yang ada. Seorang pejabat senior Iran menyatakan Iran mungkin tidak akan
melanjutkan kesepakatan penghentian program nuklirnya.
Hal
itu bila Trump terus merecoki kesepakatan Iran dengan lima sejumlah
adikuasa dunia antara lain Rusia, Cina, Jerman, Inggris, dan Prancis.
Kesepakatan itu menjanjikan dicabutnya sanksi bila Iran bersedia
menghentikan program nuklirnya.
Sekretaris Dewan Tinggi
Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani, mengatakan, Organisasi Energi
Atom Iran (AEO) sudah siap dengan aksi kejutan bila kesepakatan itu
diacak-acak. Ditanya soal kemungkinan Iran keluar dari Perjanjian Non
Proliferasi Nuklir (NPT), Shamkhani mengatakan itu adalah satu dari tiga
opsi yang Iran pertimbangkan.
Presiden Iran Hassan Rouhani
juga meminta Trump tetap menjalankan kesepakatan yang ada bila tak
ingin menghadapi akibat yang serius. ''Saya peringatkan Gedung Putih,
kalau mereka tidak memenuhi komitmennya, kami akan beraksi dan kami siap
dengan segala kemungkinan,'' kata Rouhani.