Senin, 16 April 2018

Terjerat Skandal Kronisme, PM Jepang Disebut akan Mundur

Terjerat Skandal Kronisme, PM Jepang Disebut akan Mundur
PM Jepang Shinzo Abe disebut bakal mengundurkan diri dari jabatannya karena terjerat skandal. (Reuters/Toru Hanai)


Jakarta, CB -- Mantan Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi menyebut penerusnya, Shinzo Abe, akan mengundurkan diri dari jabatan karena terjerat skandal kronisme dan pemalsuan data penjualan lahan sekolah.

Kepada majalah mingguan Aera, Koizumi mengisyaratkan bahwa Abe akan mengundurkan diri saat masa reses parlemen 20 Juni mendatang, setelah popularitasnya anjlok dan terus menurun.

"Situasinya semakin berbahaya. Bukankah Abe akan mengundurkan diri ketika masa sidang parlemen berakhir?" kata Koizumi dalam wawancaranya dengan Aera, dikutip Reuters Senin (16/4).


Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah terus turun setelah Abe diduga memberi perlakukan istimewa terhadap lembaga pendidikan Kake Gakuen milik kerabat dekatnya, Kotaro Keke.

Abe juga dituding menjual tanah negara seharga 10 persen dari harga pasar kepada lembaga pendidikan Moritomo Gakuen. Moritomo Gakuen merupakan operator sekolah yang dijalankan oleh teman dekat istri Abe, Akie Abe.

Kasus ini pertama kali terungkap pada 2017. Sejak terendus media, nama Akie Abe langsung dihapus dari dokumen resmi jual-beli tanah tersebut. Menteri Keuangan Taro Aso bahkan mengaku sudah mengubah sejumlah dokumen terkait penjualan kontroversial itu.

Selain itu, skandal pelecehan seksual terhadap wartawan perempuan yang diduga dilakukan wakil Aso, Junichi Fukuda, juga disebut memperburuk citra pemerintahan Abe.

Jajak pendapat yang dilakukan Stasiun televisi Nippon TV pada akhir pekan lalu menunjukkan popularitas Abe hanya mencapai 26,7 persen, terendah sejak menjabat pada Desember 2012 lalu.

Sementara itu, survey yang dilakukan surat kabar Asahi menunjukkan popularitas Abe di angka 31 persen.

Sedikitnya 50 ribu warga disebut turun ke jalan dalam aksi demonstrasi mendesak Abe mundur, pekan lalu. Para warga berdemonstrasi membawa poster bertuliskan "Abe sudah Tamat" dan "Abe Keluar!"

Meski Abe sudah meminta maaf secara terbuka soal skandalnya, dua pertiga warga disebut tidak mempercayai penjelasan orang nomor satu di Jepang itu.

Popularitas Abe yang terus menurun membuat kemampuan pria 64 tahun dikhawatirkan tak bisa mengamankan periode ketiganya sebagai pemimpin partai berkuasa Liberal Democratic Party (LDP) pada pemilu partai September mendatang.

Abe harus bisa menang jika ingin bertahan sebagai perdana menteri.

Koizumi mengatakan jika Abe berkeras untuk tetap berada di pemerintahan, hal itu akan mempersulit bahkan merugikan kandidat LDP dalam pemilu parlemen pada musim panas mendatang.





Credit  cnnindonesia.com