Jumat, 06 April 2018

Defisit Dagang Rp 7000 Triliun, Trump: Kita Tidak Bisa Kalah


Presiden AS, Donald Trump berbincang dengan Presiden China, Xi Jinping saat menyambut kadatangannya di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, 6 April 2017. REUTERS/Carlos Barria
Presiden AS, Donald Trump berbincang dengan Presiden China, Xi Jinping saat menyambut kadatangannya di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, 6 April 2017. REUTERS/Carlos Barria

CB, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menaggapi berita soal perang dagang dengan Cina, yang sedang ramai di berbagai media massa global.
Lewat cuitannya di akun @realdonaldtrump, Trump mengatakan AS sedang tidak terlibat perang dagang karena telah kalah bertahun-tahun lalu.

Ads by Kiosked
“Kita tidak sedang perang dagang dengan Cina. Di perang itu, kita telah kalah bertahun-tahun lalu akibat orang-orang bodoh atau tidak mampu, yang mewakili AS,” kata Trump, Rabu, 4 April 2018.

Menurut media Politico, cuitan Trump itu merespon aksi balasan pemerintah Cina pada Rabu, 4 April 2018, yang mengenakan tarif 25 persen untuk 106 produk unggulan AS seperti kedelai, mobil, pesawat terbang dan produk kimia.
“Trump menambahkan ketegangan dengan melontarkan cuitan pada Rabu pagi,” begitu dilansir Politico, 4 April 2018.
Dalam cuitan itu, Trump menjelaskan soal kalkulasi defisit perdagangan AS, yang menurutnya mencapai US$500 miliar setahun atau sekitar Rp6,900 triliun.
“Kita sekarang mengalami defisit 500 miliar dolar setahun, dengan pencurian kekayaan intelektual senilai US$300 miliar (sekitar Rp4,100 triliun). Kita tidak bisa biarkan ini berlanjut.”
Trump lalu mencuit tambahan,”Ketika Anda sudah rugi US$500 miliar, Anda tidak bisa kalah.”
Perang dagang antara AS dan Cina, seperti dilansir Reuters, diwarnai pengenaan tarif 25 persen oleh Trump untuk berbagai produk impor asal Cina seperti baja dan produk teknologi.
Cina membalas dengan besaran tarif serupa untuk produk seperti daging babi, kedelai, mobil, dan pesawat terbang.
Kedua negara masih belum melaksanakan pengenaan tarif ini karena masih menunggu proses internal masing-masing. Pemerintahan Trump masih harus melakukan sosialisasi kepada kalangan industri dan meminta masukan mereka.





Credit  TEMPO.CO