CB, Jakarta - Presiden
Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan, dan Presiden
Iran Hassan Rouhani bersumpah menyingkirkan perbedaan kepentingan mereka
dan fokus pada penyelesaian perang dengan cara damai di Suriah.
Ketiga pemimpin ini bukan sekutu dan punya kepentingan berbeda di Suriah, namun ketiganya bertekad mengakhiri perang di Suriah dan menghapus pengaruh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Suriah.
Sumpah
itu disuarakan mereka dalam pertemuan khusus kedua mereka untuk
membahas penyelesaian perang di Suriah di kantor kepresidenan Turki di
Ankara, Rabu, 4 April 2018.
Putin, Erdogan dan Rouhani juga bersumpah bekerja sama untuk
membangun rumah sakit bagi warga sipil yang terluka di Ghouta Timur dan
membantu ribuan pengungsi kembali ke rumah mereka.
"Kami bertekad mengangkat Suriah keluar dari lumpur. Tidak akan ada perdamaian di Turki hingga perdamaian hadir di Suriah," kata Erdogan kepada wartawan setelah pertemuan, seperti dikutip dari Daily News, Rabu, 4 April 2018.
Presiden Russia Vladimir Putin berpelukan dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad jelang menggelar pertemuan di Black Sea resort of Sochi, Russia, 20 November 2017. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS
"Tidak ada opsi militer untuk penyelesaian krisis di Suriah dan kami perlu bekerja sama untuk mengakhiri perang di negara ini. Kmai harus mengikuti cara-cara damai, kami perlu menolong warga Suriah kembali pulang ke rumahnya secepat mungkin," kata Rouhani.
"Rekan kami Turki meminta pertemuan ini. Kami akan memperluas proses ini," ujar Putin.
Sekitar 350 ribu orang telah tewas sejak perang pecah di Suriah pada Maret 2011. Dan jutaan orang telah dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka demi menyelamatkan diri.
Turki membuka pintunya untuk sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah dan sebagian besar mereka tinggal di sejumlah kota di negara itu.
Setelah pertemuan ini, Putin, Erdogan, dan Rouhani sepakat untuk mengadakan pertemuan ketiga untuk membahas perdamaian Suriah dalam waktu dekat di Teheran. Pertemuan pertama diadakan satu resor wisata di Sochi, Rusia pada November 2017.
Ketiga pemimpin ini bukan sekutu dan punya kepentingan berbeda di Suriah, namun ketiganya bertekad mengakhiri perang di Suriah dan menghapus pengaruh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Suriah.
"Kami bertekad mengangkat Suriah keluar dari lumpur. Tidak akan ada perdamaian di Turki hingga perdamaian hadir di Suriah," kata Erdogan kepada wartawan setelah pertemuan, seperti dikutip dari Daily News, Rabu, 4 April 2018.
Presiden Russia Vladimir Putin berpelukan dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad jelang menggelar pertemuan di Black Sea resort of Sochi, Russia, 20 November 2017. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS
"Tidak ada opsi militer untuk penyelesaian krisis di Suriah dan kami perlu bekerja sama untuk mengakhiri perang di negara ini. Kmai harus mengikuti cara-cara damai, kami perlu menolong warga Suriah kembali pulang ke rumahnya secepat mungkin," kata Rouhani.
"Rekan kami Turki meminta pertemuan ini. Kami akan memperluas proses ini," ujar Putin.
Sekitar 350 ribu orang telah tewas sejak perang pecah di Suriah pada Maret 2011. Dan jutaan orang telah dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka demi menyelamatkan diri.
Turki membuka pintunya untuk sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah dan sebagian besar mereka tinggal di sejumlah kota di negara itu.
Setelah pertemuan ini, Putin, Erdogan, dan Rouhani sepakat untuk mengadakan pertemuan ketiga untuk membahas perdamaian Suriah dalam waktu dekat di Teheran. Pertemuan pertama diadakan satu resor wisata di Sochi, Rusia pada November 2017.
Credit tempo.co