Bashar Al-Assad
Foto: myfirstclasslife.com
Komentar Assad dilontarkan menyusul rencana penyerangan AS dan sekutunya ke Suriah
CB,
SANAA -- Presiden Bashar al-Assad menegaskan, aktifitas apapun yang
dilakukan negara-negara barat di Suriah akan memperburuk stabilitas di
kawasan. Assad mengatakan, langkah apapun yang diambil negara-negara
barat akan merubah peristiwa yang saat ini terjadi di kawasan.
"Kebijakan dan aksi yang mungkin diambil tidak akan membawa apapun
selain meningkatnya ketidakstabilan di kawasan, mengancam perdamaian dan
keamanan internasional," kata Bashar al Assad melalui salah satu siaran
televisi, Kamis (12/4).
Komentar Assad dilontarkan
menyusul rencana penyerangan Amerika Serikat (AS) bersama sekutu mereka
ke Suriah. Hal itu dilakukan sebagai respons atas dugaan serangan
senjata kimia yang diperbuat Pemerintah Suriah dan Rusia di Douma,
Ghouta Timur beberapa waktu lalu.
Pemerintah
Suriah dan Rusia membantah tuduhan yang dilontarkan AS terkait
penggunaan gas beracun. Mereka mengatakan, hal itu merupakan laporan
palsu yang dibuat oposisi pemerintah dan relawan di Douma.
Presiden
AS Donald Trump memperingatkan Rusia akan segera melakukan aksi militer
di Suriah. Dia juga mencerca Moskow yang berdiri di pihak Presiden
Suriah Bashar al-Assad.
Trump juga mengecam Rusia terkait
dugaan penggunaan gas beracun di Suriah. Trump mengatakan peluru kendali
AS 'akan berjatuhan' di Suriah.
Trump telah melakukan
komunikasi terkait serangan tersebut dengan Presiden Prancis Emmanuel
Macron dan Perdana Menteri Inggris Theresa May. Kepala pemerintahan
Inggris itu lantas menelepon menteri-menteri pemerintahnya untuk
melakukan pertemuan kabinet.
Menurut laporan media,
ini menandai ada kemungkinan Inggris bergabung dalam tanggapan militer
terhadap dugaan serangan kimia di Suriah.
Seorang juru
bicara untuk May mengatakan jika pertemuan yang sebelumnya tidak
terjadwal itu akan fokus pada isu Suriah. May siap memberi lampu hijau
bagi Inggris ambil bagian dalam tindakan yang dipimpin AS dengan
melangkah tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dari parlemen.
Credit
republika.co.id