Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Berlabuhnya kapal CMA-CGM Otello di dermaga Jakarta
International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok
kemarin, menjadi pertanda layanan jasa angkut peti kemas dari Tanjung
Priok, Indonesia menuju West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat
telah dimulai.
Pelayanan yang diberi nama Java South East Asia
Express Services/ Java SEA Express Services atau disingkat JAX Services
terasa lebih spesial, sebab kapal-kapal yang digunakan memiliki
kapasitas sangat luas sehingga para media menjulukinya kapal raksasa.
CMA-CGM Otello sendiri memiliki kapasitas hingga 8.238 TEUs dengan.
Kapal
tersebut merupakan kapal milik perusahaan pelayaran asal Perancis,
Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime
(CMA-CGM). Khusus untuk pelayaran ini CMA-CGM mengerahkan 17 kapal yang
rata-rata memiliki kapasitas di atas 8.000 TEUs.
Seluruh kapal
raksasa tersebut akan lalu lalang Indonesia-AS dengan rute Jakarta-Laem
Chabang (Thailand)-Cai Mep (Vietnam)-Los Angeles-Oakland. Dengan adanya
17 kapal yang dikerahkan maka diterapkan sistem
weekly call atau sandar mingguan secara rutin.
Pengecekan Kapal Raksasa di Tanjung Priok Foto: Dok. Kemenhub
|
Pemerintah
dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II sebagai operator pelabuhan
tentu merasa bangga adanya perusahaan pelayaran cargo kelas dunia yang
mau membuka jalur di Indonesia. Namun minat dari para perusahaan
logistik di Indonesia terhadap pelayaran tersebut sepertinya masih belum
maksimal
CMA-CGM
Otello yang datang kemarin telah melakukan pembongkaran sebesar 844
TEUs dan memuat 1.967 TEUs. Dengan begitu total bongkar muat dari kapal
tersebut mencapai 2.811 TEUs. Padahal kapal tersebut memiliki kapasitas
penuh hingga 8.238 TEUs.
Meski begitu upaya Pelindo II untuk
membuat Pelabuhan Tanjung Priok naik kelas patut diacungi jempol. Sebab
untuk menggaet kapal raksasa lainnya untuk melayani pengiriman peti
kemas, BUMN pelabuhan tersebut harus melakukan pengerukan kedalaman
dermaga JICT agar bisa disandari oleh kapal-kapal raksasa.
Pengecekan Kapal Raksasa di Tanjung Priok Foto: Dok. Kemenhub
|
Pelindo
II telah melakukan pengerjaan pengerukan dermaga. Sebelumnya kedalaman
dermaga JICT sekitar minus 12-13 meter, sementara saat ini kedalamannya
sudah mencapai minus 13-14 meter. Sementara ditargetkan kedalaman
dermaga JICT akan mencapai minus 16 meter pada Agustus nanti.
Kedalaman
yang ada saat ini memang bisa disandari oleh kapal CMA-CGM yang
rata-rata memiliki kapasitas hingga 8500 TEUs. Namun hal itu karena
tingkat keterisiannya saat ini masih mencapai rata-rata 2300 TEUs. Jika
kapal tersebut terisi penuh maka dibutuhkan kedalaman dermaga JICT
mencapai minus 15,5 meter.
Untuk melakukan pengerukan tersebut Pelindo II menyiapkan
capital dredging sebesar
Rp 2,5 triliun. Selain digunakan untuk pengerukan, dana tersebut juga
digunakan untuk memperlebar pelabuhan dan terusan sungai.
Kapal Raksasa Foto: Danang Sugianto
|
Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi pun menyanjung upaya tersebut. Sebab
Presiden Joko Widodo telah memberikan target agar menjadikan Pelabuhan
Tanjung Priok sebagai pelabuhan hub yang mampu bersaing dengan negara
tetangga.
Dengan adanya pelayaran langsung ke AS Budi yakin akan
memberikan dampak positif bagi dunia usaha. Dia memperkirakan dengan
adanya rute pelayanan peti kemas tersebut maka akan ada penghematan
biaya pengiriman barang ke AS hingga 30%. Sebab sebelum adanya kapal
milik CMA-CGM itu pengiriman barang dari RI ke AS harus melalui
pelabuhan di Singapura.
Tidak
hanya itu, dia juga yakin waktu untuk pengiriman petikemas menuju AS
akan terpangkas hingga 10 hari. "Berarti tingkat daya saing dari
Pelabuhan Tanjung Priok menuju AS mencapai suatu tingkat
competitiveness yang sama dengan negara-negara tetangga," kata Budi di Tanjung Priok, Jakarta akhir pekan lalu.
Budi
juga mengingatkan ke Pelindo II agar terus mengejar target yang
diberikan Presiden untuk meningkatkan kapasitas pelayanan di Tanjung
Priok menjadi 12 juta TEUs di 2019. Sementara saat ini baru mencapai 6
juta TEUs.
Sedangkan
dari sisi CMA-CGM sebagai entitas bisnis tentu merasa tentu merasa puas
karena mendapatkan pangsa pasar baru di Indonesia. Perusahaan itu
menargetkan bisa menguasai pangsa pasar pelayanan pengiriman peti kemas
di Indonesia hingga 20%. Saat ini CMA-CGM Gruop menguasai pangsa pasar
di Indonesia mencapai 13%.
CMA CGM Group hadir di Indonesia sejak
1995. Perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan penyumbang terbesar
lalu-lintas kontainer internasional ke pelabuhan-pelabuhan dalam naungan
Pelindo. Ada 5 rute pelayaran langsung yang sudah dibuka oleh CMA-CGM
di Indonesia.
Kapal Raksasa Foto: Danang Sugianto
|
Dari
catatan pengusaha logistik, ongkos pengiriman barang barus bisa akan
turun bila kapal tersebut bisa terisi minimal 50%. Meskipun kapal sudah
tak lagi lewat Singapura. Artinya, baik pemerintah maupun BUMN terkait
harus berupaya lebih keras.
Sekarang ongkos angkut barang ke AS sekitar US$ 100-200 per kontainer, dan biaya bongkar muat sekitar US$ 90-120 per kontainer.
"Bedanya
bisa lebih murah 10-15% dengan langsung (direct call). Tapi bisa
menjadi lebih mahal kalau kapal besar ini cuma terisi 25% dari kapasitas
sekarang," Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Ilham
Masita kepada
Credit
finance.detik.com
Ini Rute Pelayaran Kapal Raksasa yang Bersandar di Tanjung Priok
Jakarta - Kapal raksasa yang belakangan ramai diperbincangkan
akhirnya memulai secara resmi pelayanan jasa angkut peti kemas dari
Tanjung Priok, Indonesia menuju West Coast (LA & Oakland) Amerika
Serikat. Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime
(CMA-CGM) selaku perusahaan pemilik kapal sudah menyiapkan 17 kapal
untuk melayani dengan sistem
weekly call atau sandar minggu secara rutin.
Seluruh
kapal yang dikerahkan oleh CMA CGM itu memiliki kapasitas rata-rata
hingga 8.500 TEUs dengan servis yang diberi nama Java South East Asia
Express Services/ Java SEA Express Services atau disingkat JAX Services.
Meski
rutenya dari Indonesia menuju AS, namun kapal-kapal tersebut juga akan
transit di Laem Chabang Thailand dan Cai Mep Vietnam. Sehingga rutenya
menjadi Jakarta-Laem Chabang (Thailand)-Cai Mep (Vietnam)-Los
Angeles-Oakland.
"Saya apresiasi yang dilakukan PT Pelindo II
yang bekerjasama dengan CMA-CGM yang bisa lakukan JAX Service yang
melayani Tanjung Priok yang juga melakui Thailand dan Vietnam," kata
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Tanjung Priok, Jakarta, Minggu
(23/4/2017).
Foto: Rengga Sancaya
|
Dengan
rute tersebut, jasa pengangkutan ekspor impor di Indonesia akan lebih
efisien. Sebab sebelumnya untuk mengirim maupun mendatangkan barang dari
AS harus melalui Singapura terlebih dahulu.
"Dengan kapasitas
yang besar bagi kita ini suatu prestasi yang baik, dan akan memajukan
logistik Indonesia. Saya harapakan CMA-CGM menjadikan Indonesia sebagai
homebase," imbuhnya.
Foto: Dok. Pelindo II
|
Oleh karena itu pemerintah mendorong agar Tanjung Priok bisa menjadi pelabuhan
direct call jarak jauh. Sehingga pelabuhan ini mampu melayani kapal pengangkut kapal peti kemas berkapasitas besar lainnya.
Credit
finance.detik.com