"Yang bersangkutan meninggalkan tempat tugas itu sudah Februari yang lalu," ujar Badrodin di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (1/7/2015).
Badrodin melanjutkan, usai menyatakan keluar dari Polri, Brigadir Syahputra berpamitan kepada istrinya di Medan dan orang tuanya di Binjai dengan alasan hendak pergi ke Malaysia.
Brigadir Syahputra pun menceraikan istrinya dan menulis surat wasiat yang berisi pesan agar hartanya diberikan kepada sang anak.
"Kita masih beranggapan yang bersangkutan di Malaysia. Tapi ternyata info terakhir memang bergabung dengan ISIS di Suriah," ucap Badrodin.
Badrodin mengaku mendapatkan kabar terakhir tentang mantan anggotanya itu. Brigadir Syahputra telah tewas karena perang jihad.
"Tapi itu kan baru informasi, tentu kita akan cek kepastiannya," tutup Badrodin.
Media online Azzammedia melansir kabar bahwa Brigadir Syahputra terbang ke Suriah untuk bergabung dengan tentara ISIS pada Maret 2015 lalu. Dia pun mengganti namanya menjadi Abu Azzayn Al Indunisiy.
"Abu Azzayn al Indunisiy -taqobbalahullah-, nama hijrah dari seorang lelaki asal Medan, Syahputra, mantan Brigadir Kepolisian Indonesia di Polres Batanghari, Jambi," demikian tulis situs tersebut.
Dia dikabarkan tewas di Suriah saat bertempur melawan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Ia tewas di wilayah Tal Tamr, wilayah al Barakah.
Kantong ISIS
Fatwa jihad di bulan Ramadhan yang disuarakan juru bicara Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Abu Muhammad Al-Adnani disikapi Polri dengan upaya antisipasi.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun sudah menempatkan personelnya di daerah-daerah yang diduga menjadi kantong simpatisan kelompok radikal tersebut. Daerah itu seperti Pulau Jawa, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.
"Hampir seluruhnya wilayah itu rawan," ujar Badrodin.
Dia menyebut kelompok ISIS menyerang semua orang yang dianggap bukan kelompoknya. ISIS menilai semua orang di luar kelompoknya adalah kafir, termasuk umat muslim sendiri.
"ISIS ini takfiri. Itu orang yang bukan di kelompoknya adalah kafir menurut pandangan mereka. Kafir ini dapat diperangi termasuk sesama muslim sendiri," terang Badrodin.
Selain itu, Badrodin juga mengungkapkan kemungkinan bahwa aparat negara juga dianggap musuh oleh kelompok militan ini. "Karena itu semua yang rawan, maka kita antisipasi," tukas Badrodin.
Credit Liputan6.com