Foto: Pool
Jakarta - PT PAL Indonesia (Persero) tengah merampungkan pesanan
kedua kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) pesanan militer
Filipina. Kapal kedua ini rencananya akan dikirim April 2017 mendatang,
menyusul kapal pertama yang sudah dikirim Mei 2016 lalu.
Direktur
Utama PT PAL Indonesia (Persero), Firmansyah Arifin, mengungkapkan dua
kapal pesanan Filipina dihargai sebesar US$ 90 juta atau sekitar Rp 1,1
triliun. Harga tersebut merupakan dua unit kapal perang SSV yang masuk
ke dalam satu tender.
"US$ 90 juta 2 unit. Harganya segitu tender internasional sudah ada. Dibungkus jadi satu," jelas Firmansyah saat dihubungi
detikFinance, Jakarta, Minggu (26/3/2017).
"Pasti
ada harga unitnya ada, tapi waktu itu mereka butuhnya dua. Biasa kan
beli dua ada diskon tapi enggak banyak," tambah Firmansyah.
Pada
pertengahan April 2017 mendatang, PAL Indonesia akan mengirimkan kapal
perang SSV kedua pesanan Filipina. Pengiriman kapal perang melibatkan
pelaut asal Indonesia dan juga tentara Filipina.
Foto: Pool
|
"Kita
ada ikatan pelaut Indonesia, lainnya mereka langsung didampingi oleh
tentara mereka sendiri. Mereka ikut berlayar ke sana sambil berlatih,"
tutur Firmansyah.
Kapal perang SSV buatan Surabaya ini memiliki
panjang 123 meter dengan lebar 21,8 meter. Kapal perang SSV ini mampu
melesat hingga 16 knot dengan jarak maksimal 9.360 nm.
Kapal ini
juga dilengkapi dengan ruangan mewah sekelas president room. Selain itu,
untuk tujuan bantuan kemanusiaan, kapal perang SSV ini juga ada kamar
operasi.
"Jadi mereka minta dibuatkan ruangan untuk presiden,
president room. Kamar operasi, dia bisa lakukan operasi rumah sakit itu
loh. Lainnya ruangan untuk tentara pasukan," tutup Firmansyah.
Credit
finance.detik.com
Kapal Perang Buatan BUMN Ini Mampu Angkut 500 Pasukan dan 20 Tank
Foto: Pool
Jakarta - PT PAL Indonesia (Persero) tengah merampungkan
pembuatan kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) pesanan
militer Filipina. Kapal kedua ini akan dikirim April 2017 mendatang.
Kapal
perang ini mampu mengangkut penumpang hingga 500 pasukan militer dan
121 penumpang. Selain itu juga bisa mengangkut angkutan tempur lainnya,
seperti tank hingga helikopter.
"Dia punya kapasitas yang
Filipina punya 500 pasukan dia bisa angkut, 20 tank tempur dia bisa
angkut, 2 helikopter. Sehingga kalau dalam keadaan tidak perang bisa
angkut orang truk dan sebagainya," jelas Direktur Utama PT PAL Indonesia
(Persero), Firmansyah Arifin, saat dihubungi
detikFinance, Jakarta, Minggu (26/3/2017).
Selain
itu, kapal perang ini juga akan dilengkapi senjata di beberapa sisinya.
Sehingga nantinya pihak militer Filipina bisa memasang senjatanya di
atas kapal.
"Kemampuannya ini tentunya dia beli tanpa senjata. Dia bisa pasang senjata sendiri," tutur Firmansyah.
Selain
untuk digunakan sebagai angkutan perang di laut, kapal perang SSV ini
juga bisa digunakan sebagai angkutan untuk bantuan kemanusiaan.
"Ini
sifatnya untuk bisa digunakan untuk operasi militer maupun operasi
kemanusiaan, misalkan kaya di Indonesia digunakan untuk Aceh waktu
kejadian di Aceh, kemudian Air Asia jatuh itu kapal komandonya di situ,"
tambah Firmansyah.
Credit
finance.detik.com
Ekspor Kapal Perang ke Filipina, BUMN RI Kalahkan Korsel
Jakarta - PT PAL Indonesia (Persero) dipercaya menjadi produsen
kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) pesanan militer
Filipina. Ada dua kapal perang SSV yang dipesan Filipina ke BUMN
galangan kapal ini. Satu kapal sudah dikirim pada Mei 2016 lalu, dan
satu lagi akan dikirim April 2017 mendatang.
Dipercayanya PAL
Indonesia memproduksi dua kapal perang SSV pesanan Filipina bukan tanpa
perjuangan. PT PAL Indonesia sebagai BUMN galangan kapal mengikuti
proses tender internasional yang melibatkan 8 negara.
Sebanyak 8
negara yang ikut dalam tender proyek kapal perang SSV, adalah negara
yang sudah terkenal memproduksi kapal perang, salah satunya Korea
Selatan.
"Jadi waktu dapatkan proyek ini dulu kami tender. Jadi
bukan ditunjuk bukan apa, tender internasional yang mereka adakan kami
ikut itu 8 negara 2014 awal tendernya," jelas Direktur Utama PT PAL
Indonesia (Persero), Firmansyah Arifin, saat dihubungi
detikFinance, Jakarta, Minggu (26/3/2017).
"Itu 8 negara salah satunya Korea ada dari Australia pokoknya saingannya negara yang biasa main di situ," tambah Firmansyah.
Firmansyah
pun menjelaskan perjuangan BUMN galangan kapal asal Surabaya tersebut
bisa memenangkan tender kapal perang tersebut. Menangnya PAL Indonesia
dalam tender tidak terlepas dari dukungan TNI Angkatan Laut dan
Kementerian Pertahanan.
PAL Indonesia yang sebelumnya sudah
memproduksi kapal perang SSV untuk TNI pun membawa kapal SSV tersebut
berlayar ke Filipina untuk dipamerkan.
"Satu jadi dukungan dari
TNI AL pemerintah khususnya Kemhan luar biasa. Dukungan begini kapal
kiat sudah punya jadi itu dilayarkan sampai ke Filipina sana supaya bisa
lihat," tutur Firmansyah.
Sehingga Filipina pun tertarik dengan
kecanggihan dan ketangguhan kapal perang SSV buatan PAL Indonesia.
Kemudian pada akhirnya Filipina mempercayakan produksi kapal perang SSV
untuk dibuat di Surabaya.
"Kan mereka mau beli yang kayak begini,
tapi di negaramu dipakai enggak. Ini kan untuk militer, dia kan enggak
mau sebagai ajang uji coba," tutup Firmansyah.
Credit
finance.detik.com